Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

SYARAT-SYARAT YANG DIPERLUKAN UNTUK


MENCIPTAKAN KELUARGA YANG SAKINAH,
MAWADDAH, DAN WARAHMAH

Nama Mahasiswa : Putri Masriyana


NIM : 5212550002
Kelas :C
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Drs. Ramli, M.A.

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MEI 2022
Syarat-Syarat Yang Diperlukan Untuk Menciptakan Keluarga Yang Sakinah,
Mawaddah, dan Warahmah

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mewujudkan keluarga sakinah,


mawaddah, dan warahmah ini berlaku bagi seluruh anggota keluarga, adapun syarat-
syaratnya adalah sebagai berikut :

1. Didasari oleh keimanan yang kuat


Iman merupakan modal pokok yang harus dimiliki oleh setiap anggota
keluarga dalam mewujudkan sebuah keluarga sakinah, mawaddah
dan rahmah. Ibarat sebatang pohon, keimanan adalah akarnya, tanpa dasar
keimanan maka bangunan rumah tangga itu akan roboh.

Keimanan bukan hanya berhubungan dengan mengimani rukun iman


yang enam, namun lebih jauh lagi manifestasi dari keimanan itu benar
teraktualisasi dalam kehidupan berumah tangga. Keimanan yang tertanam
dalam diri setiap anggota keluarga akan melahirkan perilaku yang hati-hati,
tidak sembrono, sebab semua perkataan, perbuatan, sikap adalah
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Amal sholeh dibalas dengan
pahala, dan perbuatan jahat dan keji akan dibalas dengan dosa. Lebih jauh lagi di
akhirat akan masuk ke surga atau ke neraka. Motivasi ini harus selalu tertanam
dalam diri setiap anggota keluarga. Allah SWT berfirman dalam surah At-Tahrim
ayat 6, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari


api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim: 6).

Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa memelihara diri dan keluarga


adalah merupakan hal yang prinsip dalam kehidupan keluarga, suatu hal yang
sangat mustahil bila ingin mendambakan sebuah keluarga yang sakinah,
mawaddah dan rahmah, akan tetapi kehidupan keluarga itu jauh dari keimanan
kepada Allah SWT.

2. Memiliki Rasa Tanggung Jawab


Rasa tanggung jawab bukan hanya dibebankan kepada orang tua saja, tapi
berlaku bagi seluruh anggota keluarga, termasuk anak. Ini bukan berarti untuk
memberatkan, akan tetapi untuk melatih agar anak terhindar dari sikap lepas
tangan atau tidak bersikap sportif.
Memiliki sikap tanggung jawab akan membuat seseorang berhati-hati
dalam berbuat, karena semua perbuatan tersebut tentunya akan memiliki
konsekuensinya. Bila perbuatan itu benar maka tidak perlu takut untuk
dikerjakan, namun bila perbuatan tersebut salah, maka harus dihindari, agar
tidak membawa resiko bagi diri sendiri dan orang lain. Allah SWT berfirman
dalam surah Al-Zalzalah 7-8, yang artinya:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya


Dia akan melihat (balasan)nya”.

“Dan Barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,


niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”. (Q.S. Al-Zalzalah: 7-8).

3. Memiliki Sikap Saling Pengertian


Dapat dikatakan hampir tidak mungkin sebuah rumah tangga terus
berjalan harmonis dan rukun, terkadang dalam perjalanannya terdapat
perbedaan pandangan, tradisi, budaya, kebiasaan-kebiasaan, pendapat, dan
keinginan. Ketika perbedaan ini saling ditonjolkan akan muncul ketidakcocokan
dan berakhir kepada percekcokan serta pertengkaran. Hal ini bisa terjadi kepada
seluruh anggota keluarga, disinilah dituntut agar setiap anggota keluarga
memiliki sikap saling pengertian.

4. Memiliki Sikap Kedewasaan


Seperti sikap pengertian, sikap kedewasaan sangat dibutuhkan dalam
membangun sebuah keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Kedewasaan
bukan hanya dari segi usia atau jasmaniah saja, namun kedewasaan itu juga
berhubungan dengan rohaniah, mental dan emosional.

Bisa melihat suatu kejadian dengan arif serta tidak cepat mengklaim atau
menyalahkan tanpa membuktikan kebenaran data yang ada. Buruk sangka yang
ditonjolkan tanpa mengecek apakah benar atau tidak adalah tindakan yang harus
dihindari oleh setiap anggota keluarga. Allah SWT berfirman dalam surah Al-
Hujuraat ayat 12, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang”. (Q.S. Al-Hujuraat: 12).
5. Memiliki sikap Menerima dengan Ikhlas
Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, setiap keluarga tentunya
mengharapkan kehidupan yang baik, layak sejahtera dan bahagia. Salah satu
faktor yang terpenting adalah kebahagiaan tersebut adalah terpenuhinya
sandang, pangan dan papan yang layak dan baik. Namun tidak semua keluarga
dapat memenuhi hal tersebut dengan baik disebabkan faktor pendidikan,
keterampilan, modal dan lain sebagainya.

Ketika hal ini muncul, maka setiap anggota keluarga dituntut untuk tidak
saling tuding dan saling menyalahkan, akan tetapi berupayalah untuk tetap
bersabar, menerima dengan lapang dada, ikhlas serta tidak putus asa untuk
selalu berusaha terus mengubah kehidupan menjadi lebih baik.

Sikap optimis ini hendaklah selalu tertanam dalam sebuah keluarga yang
menghendaki terwujudnya keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Senantiasa
berusaha, dan bekerja untuk penghidupan yang lebih baik. Allah SWT telah
menganugerahkan kepada manusia daratan dan lautan yang merupakan sumber
rezeki bagi manusia itu sendiri, dengan ketentuan manusia itu harus berusaha.
Allah SWT berfirman dalam surah al-Isra’ ayat 70, yang artinya:

“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut


mereka di daratan dan di lauta, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Q.S. Al-Isra: 70).

6. Memiliki Sikap Memaafkan dan Lapang Dada


Meminta maaf itu lebih mudah dibandingkan memaafkan, begitulah
ungkapan yang sering kita dengar dari ahli bijak. Karena manusia memiliki sifat
lupa dan salah, maka pada saat berbuat salah akan lebih mudah mengakui dan
meminta maaf dibandingkan dengan orang yang dirugikan kemudian dengan
lapang dada memaafkan kesalahan orang tersebut.

Dalam rumah tangga, sikap saling memaafkan dan lapang dada sangat
dibutuhkan, karena dengan dua sikap ini akan hilang perasaan marah, sakit hati,
kebencian dan lain sebagainya. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat
134, yang artinya:

“…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan


(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Q.S.
Ali Imran: 134).
Sedangkan Ciri-Ciri Keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah itu
adalah :
 Terwujudnya rasa sakinah, mawaddah dan rahmah.
 Diberkati keturunan anak dan cucu yang sholehsholehah.
 Dilimpahi rezeki yang berkecukupan.
 Suami berperan sebagai pemimpin yang dihormati.

Anda mungkin juga menyukai