Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fina Nur Aini

NIM : 041993796

Tugas 1 Komunikasi Internasional

1. Bagaimana praktik the communications is in tune konsep homofili dan


heterofili dalam komunikasi internasional perspektif propaganda? Sertakan
contoh kasusnya!
Jawab :
Istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sama
antara pihak-pihak pelaku komunikasi ini adalah homofili. Jelasnya homofili
adalah derajat persamaan dalam beberapa hal tertentu seperti keyakinan,
nilai, pendidikan, status sosial dan lain-lain, antara pasangan-pasangan
individu yang berinteraksi. (Rogers dan Kincaid, 1981 : 127). Perasaan-
perasaan ini memungkinkan untuk tercapainya persepsi dan makna yang sama
pula terhadap sesuatu objek atau peristiwa. Tetapi bagaimana halnya dengan
komunikasi antar budaya yang justru bertolak dengan asumsi akan adanya
perbedaan-perbedaan kebudayaan?. Dilihat dari segi prinsip dasar komunikasi
tadi, maka perbedaan-perbedaan ini tentu cenderung untuk mengurangi atau
menghambat terjadinya komunikasi yang efektif. Karena jika pesan-pesan
yang disampaikan melampau batas-batas kebudayaan, yang dapat terjadi
adalah apa yang dimaksud oleh pengirim dalam suatu konteks tertentu akan
diartikan dalam konteks yang lain lagi oleh penerima. Dalam situasi antar
budaya demikian, dapat dikatakan hanya sedikit saja atau tidak sama sekali
orientasi yang merupakan persyaratan bagi komunikasi umumnyaâ. Dengan
ko-orientasi yang dimaksud ialah bahwa antara dua pihak yang
berkomunikasi seharusnya terdapat persamaan dalam orientasi terhadap
topik dari komunikasi mereka (Sarel, 1979 :395). Atau dapat juga dikatakan
bahwa berdasarkan prinsip homofili, orang cenderung untuk berinteraksi
dengan individu-individu lain yang serupa dalam hal karekteristik-karekteristik
sosial dengannya. Dodd ( 1982 : 168-170) membuat klasifikasi tentang
dimensi-dimensi homofili ke dalam :
- Homofili dalam penampilan.
- Homofili dalam latar belakang.
- Homofili dalam sikap.
- Homofili dalam nilai.
- Homofili dalam kepribadian.

Heterofili adalah derajat perbedaan dalam beberapa hal tertentu antara


pasangan-pasangan individu yang berinteraksi (Rogers dan Kincaid, 1981 :
128). Sejalan dengan pemikiran tersebut, dapat juga dikemukakan suatu
konsep tentang equifinality dalam “teori sistemâ yang menyatakan bahwa
dalam suatu sistem tertentu manapun akan dapat dicapai tujuan yang sama,
walaupun telah dipergunakan titik tolak dan proses-proses yang berbeda.
Demikian pula dalam hubungan antar manusia, suatu gagasan yang tidak jauh
berbeda menyebutkan ï›™2002 digitized by USU digital library bahwa dua
orang akan bertindak sama, meskipun mereka telah menerima atau mengalami
stimuli yang sangat berbeda (Bennet, 1979 : 417). Mungkin dapat
ditambahkan juga dalam kaitan ini pendapat dari Dood (1982 : 176-177)
bahwa macam dalam komunikasi atau hakekat suatu sistem sosial dapat
mempengaruhi prinsip homofili dalam pencarian informasi. Terutama dalam
masyarakat “modern― (istilah dari Dodd), orang mencari individu-
individu yang secara teknis lebih ahli yang dapat menunjukkan derajat inovatif
yang meningkat. Dengan catatan bahwa situasi heterofili demikian dapat
terjadi jikalau masih dalam cakupan perbedaan yang tidak terlalu besar atau
disebut olehnya “Optimal heterophili―. Toleransi terhadap perbedaan
ini dimungkinkan, karena dalam hubungan dua orang yang secara sempurna
homofilik, pengetahuan keduanya tentang inovasi akan sama sajaa Sehingga
keadaan ideal dalam perolehan informasi ialah : heterofili dalam hal
pengetahuan tetapi cukup homofili dalam karakteristik- karakteristik atau
variabel-variabel lain (misalnya status sosial ekonomi ). Maka bila perbedaan-
perbedaan disadari atau diakui potensi pengaruhnya terhadap komunikasi,
masalahnya kemudian mungkin terletak pada cara-cara, strategi
atau teknik komunikasi yang dipakai. Dalam KAB, perbedaan-perbedaan
individual dapat diperbesar oleh perbedaan-perbedaan kebudayaan. Persepsi
tentang kebudayaan-kebudayaan ini adalah titik tolak dari asumsi yang paling
dasar KAB, yaitu kebutuhaan untuk menyadari dan mengakui perbedaan-
perbedaan untuk menjembataninya melalui komunikasi.

Sumber : Modul

2. Bagaimana keterkaitan agenda setting media yang diperkuat framing


dalam perspektif jurnalistik dengan konsep pesan dan tujuan pesan dalam
komunikasi internasional? Sertakan contoh kasusnya!
Jawab :
Agenda Setting adalah menciptakan public awareness (kesadaran
masyarakat) dengan menekankan sebuah isu yang dianggap paling penting
untuk dilihat, didengar, dibaca, dan dipercaya di media massa. Sebagai contoh
misalnya tim redaksi Mata Najwa. Dalam menentukan topik apa yang akan
diangkat tiap minggu, biasanya mereka akan mengumpulkan isu-isu yang
potensial dan memiliki banyak nilai berita yang bisa menarik perhatian publik.
Misalnya isu tentang banjir Jakarta, Sunda Empire, atau virus corona. Dari
sekian banyak isu ini, mereka akan memilih dan menekankan satu isu yang
dianggap paling penting, misalnya tentang virus corona. Apabila satu media
memberitakan tentang isu virus corona, biasanya semua media akan ikut
memberitakannya, dan itu semua adalah bagian dari Agenda Setting media.
Sedangkan Framing bagaimana media menempatkan sebuah berita dan
memberikannya makna tertentu. Sebagai contoh misalnya berita tentang virus
corona tadi. Media online detikhealth mungkin akan fokus dengan topik-topik
kesehatan seperti bagaimana caranya menghindari virus corona. Koran
Kompas mungkin akan fokus ke dampak virus corona terhadap perekonomian
Indonesia. Atau Metro TV akan fokus kepada bagaimana virus corona
dipolitisasi oleh beberapa pejabat yang memiliki kepentingan. Topiknya bisa
jadi sama, tapi cara mem-framingnya berbeda-beda. Jadi intinya kalau Agenda
Setting tadi fokus pada apa isu yang diberitakan, Framing fokus pada
bagaimana isu itu diberitakan. Kemudian apa peran Public Relations dalam
konteks pekerjaan Media Relations di sini? Sebagai seorang PR, kita dapat
berperan sebagai narasumber yang memberikan informasi kepada media.
Sehingga kita juga dapat ikut berperan untuk menentukan headline dan isi
berita yang ada di media setiap harinya. Oleh karena itu penting bagi kita untuk
mengetahui tentang teori Agenda Setting dan Framing. Melalui Agenda
Setting, kita tahu bagaimana media memilih sebuah isu yang dianggap
penting. Sedangkan Framing membuat kita aware bahwa media memiliki
kemampuan untuk membingkai sebuah isu sesuai dengan kepentingannya
sendiri. Sehingga kita juga perlu hati-hati ketika memberikan informasi kepada
media, sebelum diangkat menjadi berita yang disampaikan ke publik.
Sumber : https://binus.ac.id/malang/2020/04/teori-agenda-setting-dan-
framing-dalam-media-relations/

3. Bagaimana efektivitas komunikasi homofili dan heterofili dalam komunikasi


internasional? Sertakan contoh kasusnya!
Jawab :
Komunikasi merupakan salah satu cara yang digunakan manusia dalam
melakukan kontak dengan manusia lainnya. Jenis komunikasi yang dilakukan
memiliki banyak cara, bisa dilakukan dengan cara lisan, tulisan, prilaku
maupun dalam bentuk gambar.
Komunikasi yang memiliki persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa
disebut dengan Homophily. Komunikasi dalam kondisi Homophily sering
terbukti lebih efektif dibanding dengan komunikasi antar individu yang berada
dalam kondisi Heterophily, karena manusia selalu mempunyai
kecenderungan menyukai interaksi dengan seseorang yang memiliki
kesamaan dalam status sosial, pendidikan, kepercayaan dan sebagainya.
Contoh Homophily
• India memiliki Homophily dengan level yang sangat tinggi pada penduduk
desa yang memiliki sistem sosial di masyarakat yang berdasarkan pada kasta,
pendidikan dan ukuran kebun yang dimiliki. Namun di daerah calcuta yang
tidak mementingkan kasta dan lebih mementingkan upah atau gaji. Dari sini
bisa disimpulkan Homophily memiliki variasi baik dalam ciri maupun dalam
sistem yang berlaku di masyarakat. ( hasil penelitian dari Santi Prya Bose,
1967 ).
• Desa-desa tradisonal di Columbia yang memiliki tingkat Homophily dalam
penyebaran antara pribadi ( Interpersonal Difussion ) yang bertaraf tinggi (
hasil penelitian dari Rogers dan Svenning ).
• Sistem sosial yang ada pada masyarakat Bali yang dipengaruhi kepercayaan
agama Hindu dan berdasarkan sistem kasta memiliki tingkat derajat
Homophily dengan toleransi dan empathy yang tinggi, masyarakat yang
memiliki keyakinan dan berasal dari latar belakang yang berbeda dapat hidup
berdampingan dengan damai.
Komunikasi secara Heterophily seringkali membuat komunikasi menjadi
kurang efektif dan mentah di tengah jalan pada saat proses sedang
berlangsung.
Contoh Heterophily
• Presentasi proyek tender kepada pimpinan perusahaan nasional dari solo yang
memiliki darah biru dan masih mementingkan tatakrama serta memegang
filsafat jawa dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris dan isi materi
yang penuh dengan istilah asing membuat pimpinan perusahaan tersebut
tidak tertarik dengan proyek yang ditawarkan.
• Seorang Change Agent menemui kendala dalam komunikasi dengan petani di
negara berkembang yang memiliki status sosial dan kepercayaan yang
berbeda.
• Seseorang dari Jakarta yang datang berkunjung ke daerah pelosok jawa yang
bahasa sehari-harinya menggunakan bahasa jawa menemui kendala dari segi
bahasa karena tidak bisa berbahasa jawa.
Penjelasan:
Hasil Penelitian Para Ahli Tentang Homophily dan Heterophily
Menurut hasil penelitian Everett M.Rogers dan Dilip k. Bhowmik, mereka
mengemukakan bahwa sistem yang lebih tradisional ditandai oleh derajat
Homophily yang lebih tinggi dalam komunikasi antar pribadi dan kalau norma-
norma desa yang lebih modern menjadi lebih bersifat Heterophily.
Pengertian Change Agent
Change agent adalah seseorang atau sebuah tim yang bekerja sama untuk
mempengaruhi masyarakat atau klien baik secara internal maupun eksternal
untuk melakukan suatu perubahan sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
• Komunikasi merupakan kunci dari sebuah diplomasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
• Komunikasi secara Homophily lebih efektif dibanding dengan cara heterophily
yang sering berakhir dengan kegagalan.
• Homophily dapat menjadi hambatan buat pembaharuan yang cepat karena ide
atau gagasan yang hanya bisa masuk melalui anggota masyarakat yang
memiliki status yang lebih tinggi dan berdaya (memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi orang lain).
• Derajat emphaty yang tinggi dan menkonsentrasikan usaha lewat pemuka
pendapat (Opinion Leader) diperlukan untuk menjembatani kondisi
heterophily.

Anda mungkin juga menyukai