1. Bagaimana praktik the communications is in tune konsep homofili dan
heterofili dalam komunikasi internasional perspektif propaganda? Sertakan contoh kasusnya! Jawab : Istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sama antara pihak-pihak pelaku komunikasi ini adalah homofili. Jelasnya homofili adalah derajat persamaan dalam beberapa hal tertentu seperti keyakinan, nilai, pendidikan, status sosial dan lain-lain, antara pasangan-pasangan individu yang berinteraksi. (Rogers dan Kincaid, 1981 : 127). Perasaan- perasaan ini memungkinkan untuk tercapainya persepsi dan makna yang sama pula terhadap sesuatu objek atau peristiwa. Tetapi bagaimana halnya dengan komunikasi antar budaya yang justru bertolak dengan asumsi akan adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan?. Dilihat dari segi prinsip dasar komunikasi tadi, maka perbedaan-perbedaan ini tentu cenderung untuk mengurangi atau menghambat terjadinya komunikasi yang efektif. Karena jika pesan-pesan yang disampaikan melampau batas-batas kebudayaan, yang dapat terjadi adalah apa yang dimaksud oleh pengirim dalam suatu konteks tertentu akan diartikan dalam konteks yang lain lagi oleh penerima. Dalam situasi antar budaya demikian, dapat dikatakan hanya sedikit saja atau tidak sama sekali orientasi yang merupakan persyaratan bagi komunikasi umumnyaâ. Dengan ko-orientasi yang dimaksud ialah bahwa antara dua pihak yang berkomunikasi seharusnya terdapat persamaan dalam orientasi terhadap topik dari komunikasi mereka (Sarel, 1979 :395). Atau dapat juga dikatakan bahwa berdasarkan prinsip homofili, orang cenderung untuk berinteraksi dengan individu-individu lain yang serupa dalam hal karekteristik-karekteristik sosial dengannya. Dodd ( 1982 : 168-170) membuat klasifikasi tentang dimensi-dimensi homofili ke dalam : - Homofili dalam penampilan. - Homofili dalam latar belakang. - Homofili dalam sikap. - Homofili dalam nilai. - Homofili dalam kepribadian.
Heterofili adalah derajat perbedaan dalam beberapa hal tertentu antara
pasangan-pasangan individu yang berinteraksi (Rogers dan Kincaid, 1981 : 128). Sejalan dengan pemikiran tersebut, dapat juga dikemukakan suatu konsep tentang equifinality dalam “teori sistemâ yang menyatakan bahwa dalam suatu sistem tertentu manapun akan dapat dicapai tujuan yang sama, walaupun telah dipergunakan titik tolak dan proses-proses yang berbeda. Demikian pula dalam hubungan antar manusia, suatu gagasan yang tidak jauh berbeda menyebutkan ï›™2002 digitized by USU digital library bahwa dua orang akan bertindak sama, meskipun mereka telah menerima atau mengalami stimuli yang sangat berbeda (Bennet, 1979 : 417). Mungkin dapat ditambahkan juga dalam kaitan ini pendapat dari Dood (1982 : 176-177) bahwa macam dalam komunikasi atau hakekat suatu sistem sosial dapat mempengaruhi prinsip homofili dalam pencarian informasi. Terutama dalam masyarakat “modern― (istilah dari Dodd), orang mencari individu- individu yang secara teknis lebih ahli yang dapat menunjukkan derajat inovatif yang meningkat. Dengan catatan bahwa situasi heterofili demikian dapat terjadi jikalau masih dalam cakupan perbedaan yang tidak terlalu besar atau disebut olehnya “Optimal heterophili―. Toleransi terhadap perbedaan ini dimungkinkan, karena dalam hubungan dua orang yang secara sempurna homofilik, pengetahuan keduanya tentang inovasi akan sama sajaa Sehingga keadaan ideal dalam perolehan informasi ialah : heterofili dalam hal pengetahuan tetapi cukup homofili dalam karakteristik- karakteristik atau variabel-variabel lain (misalnya status sosial ekonomi ). Maka bila perbedaan- perbedaan disadari atau diakui potensi pengaruhnya terhadap komunikasi, masalahnya kemudian mungkin terletak pada cara-cara, strategi atau teknik komunikasi yang dipakai. Dalam KAB, perbedaan-perbedaan individual dapat diperbesar oleh perbedaan-perbedaan kebudayaan. Persepsi tentang kebudayaan-kebudayaan ini adalah titik tolak dari asumsi yang paling dasar KAB, yaitu kebutuhaan untuk menyadari dan mengakui perbedaan- perbedaan untuk menjembataninya melalui komunikasi.
Sumber : Modul
2. Bagaimana keterkaitan agenda setting media yang diperkuat framing
dalam perspektif jurnalistik dengan konsep pesan dan tujuan pesan dalam komunikasi internasional? Sertakan contoh kasusnya! Jawab : Agenda Setting adalah menciptakan public awareness (kesadaran masyarakat) dengan menekankan sebuah isu yang dianggap paling penting untuk dilihat, didengar, dibaca, dan dipercaya di media massa. Sebagai contoh misalnya tim redaksi Mata Najwa. Dalam menentukan topik apa yang akan diangkat tiap minggu, biasanya mereka akan mengumpulkan isu-isu yang potensial dan memiliki banyak nilai berita yang bisa menarik perhatian publik. Misalnya isu tentang banjir Jakarta, Sunda Empire, atau virus corona. Dari sekian banyak isu ini, mereka akan memilih dan menekankan satu isu yang dianggap paling penting, misalnya tentang virus corona. Apabila satu media memberitakan tentang isu virus corona, biasanya semua media akan ikut memberitakannya, dan itu semua adalah bagian dari Agenda Setting media. Sedangkan Framing bagaimana media menempatkan sebuah berita dan memberikannya makna tertentu. Sebagai contoh misalnya berita tentang virus corona tadi. Media online detikhealth mungkin akan fokus dengan topik-topik kesehatan seperti bagaimana caranya menghindari virus corona. Koran Kompas mungkin akan fokus ke dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia. Atau Metro TV akan fokus kepada bagaimana virus corona dipolitisasi oleh beberapa pejabat yang memiliki kepentingan. Topiknya bisa jadi sama, tapi cara mem-framingnya berbeda-beda. Jadi intinya kalau Agenda Setting tadi fokus pada apa isu yang diberitakan, Framing fokus pada bagaimana isu itu diberitakan. Kemudian apa peran Public Relations dalam konteks pekerjaan Media Relations di sini? Sebagai seorang PR, kita dapat berperan sebagai narasumber yang memberikan informasi kepada media. Sehingga kita juga dapat ikut berperan untuk menentukan headline dan isi berita yang ada di media setiap harinya. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui tentang teori Agenda Setting dan Framing. Melalui Agenda Setting, kita tahu bagaimana media memilih sebuah isu yang dianggap penting. Sedangkan Framing membuat kita aware bahwa media memiliki kemampuan untuk membingkai sebuah isu sesuai dengan kepentingannya sendiri. Sehingga kita juga perlu hati-hati ketika memberikan informasi kepada media, sebelum diangkat menjadi berita yang disampaikan ke publik. Sumber : https://binus.ac.id/malang/2020/04/teori-agenda-setting-dan- framing-dalam-media-relations/
3. Bagaimana efektivitas komunikasi homofili dan heterofili dalam komunikasi
internasional? Sertakan contoh kasusnya! Jawab : Komunikasi merupakan salah satu cara yang digunakan manusia dalam melakukan kontak dengan manusia lainnya. Jenis komunikasi yang dilakukan memiliki banyak cara, bisa dilakukan dengan cara lisan, tulisan, prilaku maupun dalam bentuk gambar. Komunikasi yang memiliki persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa disebut dengan Homophily. Komunikasi dalam kondisi Homophily sering terbukti lebih efektif dibanding dengan komunikasi antar individu yang berada dalam kondisi Heterophily, karena manusia selalu mempunyai kecenderungan menyukai interaksi dengan seseorang yang memiliki kesamaan dalam status sosial, pendidikan, kepercayaan dan sebagainya. Contoh Homophily • India memiliki Homophily dengan level yang sangat tinggi pada penduduk desa yang memiliki sistem sosial di masyarakat yang berdasarkan pada kasta, pendidikan dan ukuran kebun yang dimiliki. Namun di daerah calcuta yang tidak mementingkan kasta dan lebih mementingkan upah atau gaji. Dari sini bisa disimpulkan Homophily memiliki variasi baik dalam ciri maupun dalam sistem yang berlaku di masyarakat. ( hasil penelitian dari Santi Prya Bose, 1967 ). • Desa-desa tradisonal di Columbia yang memiliki tingkat Homophily dalam penyebaran antara pribadi ( Interpersonal Difussion ) yang bertaraf tinggi ( hasil penelitian dari Rogers dan Svenning ). • Sistem sosial yang ada pada masyarakat Bali yang dipengaruhi kepercayaan agama Hindu dan berdasarkan sistem kasta memiliki tingkat derajat Homophily dengan toleransi dan empathy yang tinggi, masyarakat yang memiliki keyakinan dan berasal dari latar belakang yang berbeda dapat hidup berdampingan dengan damai. Komunikasi secara Heterophily seringkali membuat komunikasi menjadi kurang efektif dan mentah di tengah jalan pada saat proses sedang berlangsung. Contoh Heterophily • Presentasi proyek tender kepada pimpinan perusahaan nasional dari solo yang memiliki darah biru dan masih mementingkan tatakrama serta memegang filsafat jawa dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris dan isi materi yang penuh dengan istilah asing membuat pimpinan perusahaan tersebut tidak tertarik dengan proyek yang ditawarkan. • Seorang Change Agent menemui kendala dalam komunikasi dengan petani di negara berkembang yang memiliki status sosial dan kepercayaan yang berbeda. • Seseorang dari Jakarta yang datang berkunjung ke daerah pelosok jawa yang bahasa sehari-harinya menggunakan bahasa jawa menemui kendala dari segi bahasa karena tidak bisa berbahasa jawa. Penjelasan: Hasil Penelitian Para Ahli Tentang Homophily dan Heterophily Menurut hasil penelitian Everett M.Rogers dan Dilip k. Bhowmik, mereka mengemukakan bahwa sistem yang lebih tradisional ditandai oleh derajat Homophily yang lebih tinggi dalam komunikasi antar pribadi dan kalau norma- norma desa yang lebih modern menjadi lebih bersifat Heterophily. Pengertian Change Agent Change agent adalah seseorang atau sebuah tim yang bekerja sama untuk mempengaruhi masyarakat atau klien baik secara internal maupun eksternal untuk melakukan suatu perubahan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: • Komunikasi merupakan kunci dari sebuah diplomasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. • Komunikasi secara Homophily lebih efektif dibanding dengan cara heterophily yang sering berakhir dengan kegagalan. • Homophily dapat menjadi hambatan buat pembaharuan yang cepat karena ide atau gagasan yang hanya bisa masuk melalui anggota masyarakat yang memiliki status yang lebih tinggi dan berdaya (memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang lain). • Derajat emphaty yang tinggi dan menkonsentrasikan usaha lewat pemuka pendapat (Opinion Leader) diperlukan untuk menjembatani kondisi heterophily.