Anda di halaman 1dari 9

MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH

Oleh: Hindri Asmoko1

Tulisan ini merupakan bagian keempat dari tulisan membedah kompetensi


in-depth problem solving and analysis. Bahasan yang akan diuraikan masih
berhubungan dengan alat untuk memvisualisasikan suatu masalah atau persoalan.
Alat tersebut adalah Problem Tree Analysis (Analisis Pohon Masalah). Banyak
istilah yang digunakan oleh para penulis untuk alat analisis ini. Scarvada, dkk
(2004) mengistilahkan dengan nama issues tree. Silverman dan Silverman (1994)
menggunakan istilah systematic diagram atau tree diagram, sedangkan Duffy,
dkk. (2012) menggunakan istilah tree diagrams.
Pembahasan analisis pohon masalah dalam tulisan ini terdiri dari tiga
bagian. Ketiga bagian tersebut adalah pertama, Pengertian Analisis Pohon
Masalah. Kedua, Manfaat Analisis Pohon Masalah. Ketiga, langkah-langkah
dalam penyusunan Pohon Masalah.

Pengertian Analisis Pohon Masalah


Banyak istilah yang digunakan untuk pengertian analisis pohon masalah.
Miller (2004) dalam Scarvada (2004) menggunakan istilah issues trees. Lebih
lanjut, Miller menyatakan issues trees merupakan pendekatan yang membantu
merinci suatu masalah ke dalam komponen-komponen penyebab utama dalam
rangka menciptakan rencana kerja proyek. Silverman dan Silverman (1994)
menggunakan istilah tree diagram dan menyatakan diagram sistematik atau
diagram pohon dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat. Modul Pola
Kerja Terpadu (2008) menggunakan istilah pohon masalah yang merupakan
bagian dari analisis pohon. Analisis pohon adalah suatu langkah pemecahan
masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat. Lebih lanjut, Modul Pola kerja
Terpadu menguraikan pohon masalah sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi

1
Penulis adalah Widyaiswara Muda pada Balai Diklat Kepemimpinan, Pusdiklat Pengembangan
SDM, BPPK, Magelang

1
semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini
sebagai rangkaian hubungan sebab akibat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, terdapat beberapa poin penting
mengenai pengertian analisis pohon masalah:
1. Analisis pohon masalah merupakan suatu alat atau teknik atau pendekatan
untuk mengidentifikasi dan menganalis masalah.
2. Analisis pohon masalah menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat
dari beberapa faktor yang saling terkait.
3. Alat atau teknik analisis pohon masalah umumnya digunakan pada tahap
perencanaan.

Manfaat Analisis Pohon Masalah


Sebagai suatu alat atau teknik dalam mengidentifikasi dan menganalisis
masalah, analisis pohon masalah mempunyai banyak kegunaan. Alat analisis ini
membantu untuk mengilustrasikan korelasi antara masalah, penyebab masalah,
dan akibat dari masalah dalam suatu hirarki faktor-faktor yang berhubungan.
Analisis ini digunakan untuk menghubungkan berbagai isu atau faktor yang
berkontribusi pada masalah organisasi dan membantu untuk mengidentifikasi akar
penyebab dari masalah organisasi tersebut.
Duffy, dkk. (2012) menyatakan tree diagram merupakan suatu alat generik
yang dapat diadaptasikan untuk berbagai maksud yang luas diantaranya:
 Mengembangkan langkah-langkah logis untuk mencapai hasil yang
spesifik.
 Melakukan analisis five whys dalam mengeksplorasi penyebab.
 Mengkomunikasikan untuk mendorong keterlibatan dalam pengembangan
hasil yang didukung bersama.
 Menggali pada level yang lebih rinci suatu alur proses.
 Menggambarkan secara grafik suatu perkembangan hirarkis, seperti
silsilah atau skema klasifikasi.

Berdasarkan uraian di atas, beberapa manfaat dari penggunaan analisis pohon


masalah adalah:
1. Membantu kelompok/tim kerja organisasi untuk merumuskan persoalan utama
atau masalah prioritas organisasi.

2
2. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis secara rinci dalam
mengeksplorasi penyebab munculnya persoalan dengan menggunakan metode
five whys. Metode five whys adalah suatu metode menggali penyebab
persoalan dengan cara bertanya “mengapa” sampai lima level atau tingkat.
3. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis pengaruh persoalan
utama terhadap kinerja/hasil/dampak bagi organisasi atau stakeholder lainnya.
4. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mengilustrasikan hubungan antara
masalah utama, penyebab masalah, dan dampak dari masalah utama dalam
suatu gambar atau grafik.
5. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mencari solusi atas persoalan utama
yang ada.

Langkah-langkah dalam Penyusunan Pohon Masalah


Terdapat dua model dalam membuat pohon masalah. Model pertama,
pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada sebelah kiri
dari gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan
pada sebelah kanannya (arah alur proses dari kiri ke kanan). Format penyusunan
pohon masalah Model Pertama ini dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut ini:

Penyebab
Penyebab level level kedua
pertama

Penyebab
level kedua

Penyebab level
Masalah Penyebab
pertama
Utama level kedua

Penyebab level
Penyebab
pertama
level kedua

Gambar 1. Pohon Masalah Model Pertama

3
Model kedua, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah
utama pada titik sentral atau di tengah gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya
persoalan tersebut ditempatkan di bagian bawahnya (alur ke bawah) dan akibat
dari masalah utama ditempatkan di bagian atasnya (alur ke atas). Format
penyusunan pohon masalah Model Kedua ini dapat digambarkan pada Gambar 2
berikut ini:

Akibat Akibat Akibat


pertama kedua ketiga

Akibat
Masalah
Utama Sebab

Penyebab Penyebab Penyebab


level level level
pertama pertama pertama

Penyebab Penyebab Penyebab Penyebab


level kedua level kedua level kedua level kedua

Gambar 2. Pohon Masalah Model Kedua

Uraian selanjutnya dalam tulisan ini akan menggunakan Model Kedua.


Langkah-langkah dalam penyusunan Pohon Masalah Model Kedua berikut
contohnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama dalam menyusun pohon masalah adalah mengidentifikasi
dan merumuskan masalah utama organisasi berdasarkan hasil analisis atas
informasi yang tersedia. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
merumuskan masalah utama, misalnya dengan cara diskusi, curah pendapat,

4
dan lain-lain. Contoh perumusan masalah utama pada suatu lembaga
pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah rendahnya mutu lulusan diklat.
Masalah utama ini kita tempatkan pada bagian tengah dari gambar.

Akibat
Rendahnya mutu
lulusan diklat
Sebab

2. Langkah kedua adalah menganalisis akibat atau pengaruh adanya masalah


utama yang telah dirumuskan pada poin 1 di atas. Misalnya akibat dari
rendahnya mutu lulusan diklat adalah instansi pengguna tidak puas dengan
lulusan diklat yang dihasilkan dan kinerja lulusan diklat di tempat kerja tidak
meningkat. Hubungan antara masalah dengan akibat ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

Instansi Pengguna Kinerja lulusan tidak


tidak puas meningkat

Akibat
Rendahnya mutu
lulusan diklat

3. Langkah ketiga adalah menganalisis penyebab munculnya masalah utama.


Penyebab pada tahap ini kita namakan penyebab level pertama. Misalnya
penyebab rendahnya mutu lulusan diklat adalah kompetensi pengajar kurang,
kurang baiknya kualitas kurikulum diklat, dan banyaknya sarana diklat
(laboratorium, komputer, peralatan kelas) yang rusak. Hubungan antara

5
masalah utama dengan penyebab level pertama dapat digambarkan sebagai
berikut:

Rendahnya mutu
lulusan diklat
Sebab

Kurangnya kompetensi Kurangnya kualitas Banyaknya sarana


pengajar kurikulum rusak

4. Langkah keempat adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari penyebab


level pertama. Penyebab dari munculnya penyebab level pertama ini kita
namakan penyebab level kedua. Contoh analisis penyebab level kedua adalah
sebagai berikut:
a. Penyebab kurangnya kompetensi pengajar adalah pengajar tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikannya dan kurangnya pengalaman pengajar.
Hubungan antara kurangnya kompetensi pengajar dengan penyebab level
kedua dapat kita gambarkan sebagai berikut:

Kurangnya kompetensi
pengajar

Latar belakang Kurangnya


pendidikan tidak sesuai pengalaman

b. Penyebab kurangnya kualitas kurikulum diklat adalah tidak dilakukannya


training needs analysis (TNA) atas diklat dimaksud. Hubungan antara
kurangnya kualitas kurikulum dan penyebab level kedua dapat
digambarkan sebagai berikut:

6
Kurangnya kualitas
kurikulum diklat

Tidak dilakukannya
TNA

c. Penyebab banyaknya sarana diklat yang rusak adalah kurang baiknya


pemeliharaan sarana diklat dan tidak adanya dana penggantian sarana
diklat yang baru. Hubungan antara banyaknya sarana diklat yang rusak dan
penyebab level keduanya dapat digambarkan sebagai berikut:

Banyaknya sarana
diklat yang rusak

Kurangnya Tidak adanya dana


pemeliharaan penggantian sarana

5. Langkah kelima adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari munculnya


penyebab level kedua. Demikian seterusnya, analisis dapat dilakukan sampai
dengan level kelima. Contoh dalam tulisan ini, penulis batasi hanya sampai
dengan penyebab level kedua.
6. Langkah keenam adalah menyusun pohon masalah secara keseluruhan.
Berdasarkan langkah pertama sampai dengan kelima, pohon masalah secara
keseluruhan dapat digambarkan pada Gambar 3 berikut:

7
Instansi Pengguna Kinerja lulusan tidak
tidak puas meningkat

Akibat
Rendahnya mutu
lulusan diklat
Sebab

Kurangnya kompetensi Kurangnya kualitas Banyaknya sarana


pengajar kurikulum rusak

Latar belakang Tidak Tidak adanya dana


pendidikan tidak sesuai dilakukannya TNA penggantian sarana

Kurangnya Kurangnya
pengalaman pemeliharaan

Gambar 3. Contoh Pohon Masalah

Daftar Rujukan
Duffy, Gace L., Scott A. Laman, Pradip Mehta, Goving Ramu, Natalia Scriabina,
dan Keith Wagoner. 2012. Beyond The Basics: Seven New Quality Tools
Help Innovate, Communicate, and Plan. Http:/www. Asq-
qm.org/resourcesmodule/download_resource/id/881/.
Scarvada, A.J., Tatiana Bouzdine-Chameeva, Susan Meyer Goldstein, Julie M.
Hays, Arthur V. Hill. 2004. A Review of the Causal Mapping Practice and
Research Literature. Second World Conference on POM and 15th Annual
POM Conference, Cancun, Mexico, April 30 – May 3, 2004.
Silverman, Steven N. dan Lori L. Silverman.1994. Using Total Quality Tools for
Marketing Research: A Qualitative Approach for Collecting, Organizing,
and Analyzing Verbal Response Data.

8
http:/www.epiheirimatikotika.gr/elibrary/marketresearch/using tools for
marketing research.pdf.
____, 2008. Modul Pola Kerja Terpadu. Lembaga Administrasi Negara.

Anda mungkin juga menyukai