Secara garis besar uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sbb :
Pabrik tower akan mengajukan design dan gambar tower Twin Zebra. Design yang diajukan
mengacu pada ketentuan yang tertuang pada spesifikasi teknik. Pengajuan design, gambar, test
uji tarik material tower dan pengujian lain yang dirasa perlu, membutuhkan waktu 14 hari
( 2 minggu ).
Berdasarkan referensi gambar pondasi tower yang diberikan, Kami mendesign kembali pondasi
tower secara typikal dan dibagi atas beberapa kelas pondasi. Jenis pondasi yang akan diajukan
adalah bor pile dan pondasi tapak ( SF ). Tanah yang daya dukungnya cukup baik, akan
menggunakan pondasi tapak ( SF ), khusus pada tanah lunak akan diusulkan pondasi bor pile.
Data hasil investigasi tanah akan menentukan jenis dan kelas pondasi pada setiap tapak tower.
Pada kesempatan ini Kami akan mengusulkan jenis dan kelas pondasi setiap tower ( schedule
pondasi ) untuk dapat disapprove/disetujui.
Waktu yang dibutuhkan untuk design dan approve pondasi tower adalah 14 hari ( 2 minggu ).
Material yang akan diadakan terdiri dari 87 set Tower beserta stub tower, Kabel optik ( OPGW 60
mm2 ), Fitting dan Accessories serta warning neon dan bola marka. Keseluruhan material
tersebut akan Kami ajukan spesifikasinya terlebih dahulu kepada PT PLN ( Persero ) UIP SBU
untuk mendapat persetujuan / approval. Selanjutnya akan dilakukan tahap produksi atau
pembelian untuk material yang sudah tersedia di pasaran.
C.1. Tower
Berpedoman pada gambar dan spesifikasi teknis yang telah disetujui oleh PT PLN (persero) UIP
SBU, pabrikan melakukan pemesanan material / bahan baku, kemudian pabrikasikasi tower pada
pabrikan, dan kemudian proses galvanis dan paking. Sebelum tower dikirim, terlebih dahulu
dilakukan pengujian ( loading test, uji ketebalan lapisan galvanis dan trial erection jika
diperlukan ). Keseluruhan tahapan proses produksi tersebut membutuhkan waktu 12 minggu.
Pengangkutan / delivery tower dari pabrik ke site dilakukan / menggunakan transportasi darat
dan dilakukan secara parsial. Proses pengangkutan tower termasuk sortir sebanyak 87 set
tersebut membutuhkan waktu 30 hari = 4 minggu.
C.2. OPGW
Untuk material OPGW akan diajukan spesifikasi teknis dan gambarnya untuk disetujui PLN,
selanjutnya dilakukan pengujian sampel di Puslitbang PLN di Jakarta.
Jika sudah mendapat approval, maka dilakukan import dari China ke Jakarta. Proses approval,
pengujian dan import tersebut membutuhkan waktu selama 8 minggu.
Delivery dari Jakarta ke gudang Site dilakukan dengan transportasi darat dan membutuhkan
waktu 4 minggu ( termasuk pengurusan di pelabuhan ).
Material Fitting & Accessories ini diproduksi di Jakarta. Proses approval dan produksi
membutuhkan waktu 8 minggu. Delivery dari pabrik di Jakarta ke gudang di
site menggunakan transportasi darat selama 4 minggu.
D. PEKERJAAN PONDASI
Pekerjaan ini meliputi pembuatan jalan kerja masuk ke lokasi tower yang gunanya untuk
mempermudahan mobilisasi dan langsir material, dengan terlebih dahulu minta izin kepada
pemilik tanah/lahan yang akan dilalui. Adakalanya jalan masuk akan melewati dan membutuhkan
jembatan masuk sementara selama konstruksi atau memperbaiki jembatan yang sudah ada.
D.2. Pekerjaan Pembersihan Lokasi Tower
Sebelum memulai pekerjaan pembersihan terlebih dahulu disiapkan beberapa peralatan seperti
chainsaw (mesin potong), parang/kampak, cangkul/sekop dan lain-lain.
Setelah semua peralatan tersedia maka dimulailah pekerjaan pembersihan, adapun hal-hal yang
dilakukan antara lain :
a. Memotong tanaman keras yang ada di areal tapak tower dengan memakai alat chainsaw
(mesin potong) dan membersihkan tanaman-tanaman lunak dengan menggunakan
parang/kampak dan membersihkan areal/lokasi pekerjaan dari rumput/semak belukar dengan
cangkul/sekop.
b. Hasil dari penebangan disingkirkan dari areal tapak tower
c. Meratakan Tanah yang ada di areal tapak tower untuk tempat penimbunan material/bahan
dan peralatan yang dipergunakan seperti pasir, kerikil, kayu, besi, rig bore. molen, drum air
dan lain-lainnya.
d. Jumlah pondasi tower = 87 buah,
Untuk pekerjaan langsiran tahap awal adalah peninjauan lokasi quarry, dan mengangkut
material yang telah mendapatkan persetujuan oleh Direksi pekerjaan,
dengan menggunakan truck ke lokasi yang terdekat dengan tapak tower, apabila truk material
tersebut tidak dapat menjangkau sampai ke titik tapak tower, maka dilakukan langsiran dengan
menggunakan pick up. Lokasi sulit yang tidak mampu dicapai dengan pick up, dipakai tenaga
manusia untuk melansir material tersebut dengan menggunakan karung atau kereta sorong
yang diisi material/bahan.
Pengeboran dilakukan dengan cara memutar mata bor dengan mesin sampai kedalam sirip
mata bor.
Kemudian mata bor diangkat untuk mengeluarkan tanah yang berada pada sirip mata bor
dengan manual.
Pekerjaan tersebut dilakukan berulang-ulang hingga mencapai kedalaman yang direncanakan.
Untuk menjaga/menghindari kelongsoran pada dinding tanah, maka diberi cassing yang terbuat
dari drum yang sesuai dengan kebutuhan. Selesai pengeboran tiap pile, langsung dilakukan
pengecoran beton ( concrete pile ).
Diameter pile yang direncanakan adalah 40 cm, kedalaman bor pile sesuai yang tercantum
pada BQ, rata-rata 10 meter. Jumlah pile tiap leg / kaki tower untuk pondasi Type Aa = 2 buah,
Type Bb = 3 buah, Type Cc = 4 buah, Type Dd dan DrD = 5 buah.
Digunakan 3 grup pekerja Concrete Pile, maka waktu yang dibutuhkan adalah;
161 hari / 3 grup = 54 hari ~ 8 minggu.
Alat yang digunakan : 3 Set mesin bor tanah, 3 unit molen, 3 unit concrete vibrator, pompa
air, sekop, cangkul, drum air.
Pekerja yang digunakan : 3 grup X 8 orang = 24 orang.
Pekerjaan Concrete cap & chimney dilaksanakan oleh grup pekerja tersendiri. Setelah
Concrete pile selesai dikerjakan di setiap tower, pekerjaan concrete cap langsung menyusul
berurutan waktu.
Galian, pembongkaran beton pile yg kotor dan pembersihan lokasi dapat diselesaikan : 2 hari
per pondasi untuk type Aa dan Bb,
4 hari per pondasi untuk type Cc, Dd dan Drd.
Pemasangan mal / cetakan dan pembesian untuk setiap pondasi dpt dikerjakan :
2 hari per pondasi untuk Type Aa
2 hari per pondasi untuk Type Bb
3 hari per pondasi untuk Type Cc
3 hari per pondasi untuk Type Dd dan DrD
Volume beton ( cap dan chimney ) tiap pondasi adalah;
Type Aa = 8,03 M3
Type Bb = 14,26 M3
Type Cc = 26,00 M3
Type Dd / DrD = 26,36 M3
Produktivitas pengecoran concrete cap menggunakan molen kapasitas 0,35 M3 adalah 7,5 M3
per hari. Pengecoran concrete cap dapat diselesaikan :
Kesimpulan :
Besi beton yang dipergunakan adalah mutu U-24 dengan tegangan karakteristik 2400 kg/cm2,
jenis diameter disesuaikan dengan design gambar rencana.
Pekerjaan pembesian dilaksanakan/pabrikasi di lokasi kerja sesuai dengan type pondasi tower
dengan pedoman gambar rencana/design.
Besi yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang concrete pile dengan bantuan katrol,
diturunkan secara perlahan sampai kedalaman bor. Menghindari karat besi tulangan, rangkaian
besi dinaikan sekitar 10 cm, sehingga ujung bawahnya tidak menyentuh dasar tanah.
D.4.4. Pengecoran
Mendapatkan komposisi campuran beton sesuai rencana, yaitu K175 dan K250, terlebih dahulu
dilakukan pembuatan job mix design di laboratorium beton independent.
Sampel material pasir, kerikil, semen dan air untuk diuji, diambil dari lokasi pekerjaan.
Komposisi campuran material beton dibuat dalam satuan volume. Selanjutnya, pelaksanaan
pencampuran beton akan menggunakan formula hasil mix design tersebut.
Pencampuran beton K.175 dan K.250, dipakai concrete mixer (molen ) dengan komposisi sesuai
mix design yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Pengisian beton ke dalam lubang concrete
pile, dilakukan dengan mengunakan Tryme yang terbuat dari pipa PVC diameter 8 inchi. Tryme
dimasukan ke dalam lubang bor hingga dasar, saat pengisian beton, tryme diangkat secara
berangsur hingga beton memenuhi lubang pile. Pengecoran dan pencampuran beton
dilaksanakan secara teliti sesuai spesifikasi teknis dan PBI.
1 2 2
B D
3 4
Penggalian dapat dilaksanakan setelah selesai pekerjaan pengukuran dan bouwplank. Ukuran
lubang galian mengacu pada gambar pelaksanaan, baik lebar maupun kedalamannya.
Jika kondisi tanah labil maka perlu dibuatkan turap untuk menahan longsoran.
Pada kondisi letak tapak pondasi di lereng atau punggung bukit, maka terlebih dahulu dilakukan
cutting, sehingga didapat permukaan tanah yang datar. Hasil galian dibuang kepinggir atau sisi
galian dengan memperhitungkan posisi patok span skur pengunci stub dan jalan masuk molen
(concrete mixer).
D.5.2. Pekerjaan Dewatering
Peralatan untuk dewatering terdiri dari pompa air atau submersible pump (pompa celup).
Posisi selang penghisap mesin air ditempatkan di sisi samping dari galian dan dibuatkan galian
yg sedikit lebih dalam dari dasar pondasi. Air buangan diusahakan sejauh mungkin untuk
menghindari masuknya kembali air kedalam galian.
Kebutuhan pompa air disesuaikan dengan kondisi lapangan dan curah hujan.
Mandor = 1 orang
Pekerja memotong besi beton = 2 orang
Pekerja membengkokan besi beton = 4 orang
Pekerja mengikat besi beton = 4 orang
Menyusun / angkut = 4 orang
Total ………………… =15 orang
Tenaga kerja 1 grup pembesian dapat melayani 6 grup pondasi SF. Jika digunakan 12 grup
pondasi, maka tenaga pembesian = 2 grup.
Pekerjaan stub setting dilaksanakan oleh surveyor beserta ass. Surveyor dan pekerja dengan
urutan pelaksanaan sebagai berikut :
Besi Siku Galvanis ditanam ke tanah disamping pad atau berjarak 0,5 meter dari stub (sketsa)
BC kabel dihubungkan dari besi siku galvanis ke stub dikunci dengan baut.
Untuk BC kabel dipress dengan cable skun.
Hasil pengukuran pentahanan / grounding harus sesuai persyaratan, yaitu maximum
10 ohm. Jika hasilnya melebihi, maka dipasang counterpoice grounding system dari
galvanized iron wire 7/3.35 mm dengan panjang standar 30 cm dan disesuaikan
kebutuhan lapangan. Pelaksanaan pemasangan sistem pentanahan/grounding untuk
ke empat kaki ( leg ).
Pengukuran dilakukan bersama antara kontraktor dan direksi pekerjaan dan hasil
pengukuran dibuatkan berita acara /BAP hasil pengukuran yang ditandatangani
bersama.
Mendapatkan komposisi campuran beton sesuai rencana, yaitu K175 dan K250, terlebih dahulu
dilakukan mix design di laboratorium beton independent.
Sampel material pasir, kerikil, semen dan air untuk diuji, diambil dari lokasi pekerjaan. Komposisi
campuran material beton dibuat dalam satuan volume. Selanjutnya, pelaksanaan pencampuran
beton akan menggunakan formula hasil mix design tersebut.
Pengecoran dilakukan dengan mempergunakan beton mixer kapasitas 0,35 m3. Urutan
material/bahan yang dimasukan terdiri dari :
a. Air
b. Kerikil
c. Semen
d. Pasir
Lama pengadukan minimal 2 menit.
Kekentalan adukan diukur slumpnya dengan pengambilan sampel beton yang dimasukkan ke
tabung kerucut, lalu ditusuk-tusuk dengan besi yang berdiameter 1” sebanyak = 20 kali. Setelah
kerucut ditarik ke atas, diukurlah tinggi tumpukan campuran yang tidak runtuh. Selisih tinggi
kerucut dan tinggi tumpukan adukan, adalah tinggi slump test.
Pengambilan benda uji dilaksanakan pada saat pengecoran sebanyak 2 set setiap kali
pengecoran. Setiap set, berisi 3 buah benda uji untuk pengetesan pada umur beton 7, 14, dan 28
hari. Benda uji ditest dilaboratorium.
Jika beton molen ditempatkan di sisi galian maka pengangkutan tidak perlu, langsung dituang ke
talang yang diarahkan ke tempat pengecoran.
Pengangkutan adukan dengan kereta sorong/lori jika tidak memungkinkan mengunakan talang.
Pemadatan beton dilaksanakan dengan vibrator, agar tidak terjadi rongga.
Persiapan pengecoran :
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pengecoran antara lain :
- Persiapan untuk mengatasi hujan pada saat pengecoran, sebelumnya dipersiapkan tenda-
tenda plastik.
- Pemeriksaan persiapan pengecoran beton, meliputi pemeriksaan pembesian, pada
pemeriksaan pembesian besi beton harus bersih dari kotoran, jarak besi jumlah batang yang
dipakai dan pengikat pembesian.
- Pemeriksaan pada bekisting dilakukan pada sambungan-sambungan dan pada kedudukan
tidak ada yang bocor dan berada posisinya (sesuai data stub setting).
- Program quality control untuk masing-masing material seperti bahan pasir yang dipakai di
site sesuai dengan material yang digunakan pada waktu mix design, begitu juga untuk bahan
pasir, kerikil dan semen.
- Menganalisa hasil test kubus beton.
- Pada waktu pelaksanaan pengecoran pondasi tower, diambil sample beton dari molen
untuk diisi pada cetakan dari plat besi berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm. Sampel ini diuji di
laboratorium beton pada umur 7, 14 dan 28 hari sebagai qualiti kontrol. Sample kubus beton
tersebut terlebih dahulu direndam dalam bak air sampai umur pengetesan.
Setelah seluruh tahapan pekerjaan dimulai dari pekerjaan persiapan hingga Pekerjaan Pondasi
maka pekerjaan berikutnya adalah Final Check yang dilaksanakan secara bersama antara
Kontraktor dan Direksi Pekerjaan.
Pengurugan kembali tidak berpengaruh pada waktu pelaksanaan pekerjaan lain, sehingga
tidak dihitung ke dalam total waktu.
Waktu pelaksanaan tiap pondasi pad & chimney ( galian, lantai kerja, mal, pembesian, setting
stub tower, pengecoran pad, pengecoran chimney ).
Digunakan 5 Grup pondasi SF, waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan pondasi
SF adalah 381 hari : 5 grup = 76 hari ~11 minggu
Total Pekerja = 5 x 15 orang = 75 orang.
Slope proteksi dilakukan untuk melindungi pondasi dari tergerusnya tanah oleh air. Posisi
pondasi tower di punggung atau lereng bukit dengan luasan kecil, umumnya dibutuhkan
proteksi. Konstruksi proteksi dibuat dari pasangan batu kali yang diperkuat dengan kolom dan
balok beton bertulang. Design slope proteksi akan diusulkan terlebih dahulu pada direksi
pekerjaan untuk selanjutkan dikerjakan jika memang dibutuhkan. Pekerjaan slope proteksi
merupakan pekerjaan yang dicadangkan apabila diperlukan.
1. Pengukuran ulang pondasi ( final chek ) bersama direksi pekerjaan yang meliputi jarak back
to back, diagonal dan kemiringan / sloof tower serta elevasi atas/top stub di keempat leg
pondasi. Apabila pengukuran tersebut dinyatakan benar dan masuk toleransi, maka
pekerjaan pemasangan / erection tower dapat dilaksanakan.
2. Material tower disortir di gudang dan di susun menurut type tower, yang meliputi member,
plat dan baut sesuai material list tower yang akan di pasang.
3. Transportasi material tower dari gudang ke lapangan digunakan truck dan dilansir dengan
tenaga manusia, apabila truck tidak dapat mencapai ke titik lokasi tower. Proses
transportasi / lansir material tower dan peralatan erection memakan waktu 2 hari untuk
type AA dan BB, serta 3 hari untuk type CC, DD dan DrD ( jarak lansir 300 m sampai 500 m ).
Tenaga lansir dan bongkar muat yang dibutuhkan adalah 8 orang tiap tower per hari.
4. Pemasangan Tower :
Peralatan yang digunakan per grup untuk pemasangan / erection tower adalah :
a. Box Erection 12 meter kapasitas 2,5 ton ( 1 set ).
b. Hand wine kapasitas 2.5 ton ( 1 set )
c. Tali baja / sling Diameter 12 mm, panjang 150 meter.
d. Roll / katrol ( 3 bh )
e. Schakle / segel ( 5 bh )
f. Tali / tambang polyrope PP diameter 18 mm ( 5 rol @ 220 meter ).
g. Kunci ring pass 19 mm, 24 mm dan 30 mm ( @ 12 bh )
h. Drip / Lanji ( 3 bh )
i. Safety belt ( 4 bh )
j. Helm ( 10 bh )
k. Gergaji besi ( 1 set )
l. Palu 5 Kg dan 3 Kg ( @ 1 bh )
m. Patok angkur (12 bh )
n. Jumlah tenaga kerja setiap grup kerja adalah 10 orang ( 1 mandor/kepala regu ),
Material pelengkap tower terdiri dari , Danger plate dan Number and phase plate. Pekerjaan
ini dilakukan menyusul pekerjaan pemasangan / erection tower, yaitu setelah tower di final
chek dan dinyatakan komplit. Anti climbing dipasang bersamaan dengan tower. Pelaksanaan
nya dibutuhkan waktu 5 tower per hari.
Volume pekerjaan 87 tower, dapat diselesaikan selama 18 hari = 3 minggu
Setiap baut pada basic dan body tower akan dilas hingga ketinggian 20 meter. Pengelasan
baut dimaksudkan untuk menghindari dari pencurian material tower.
Pengelasan dan mobilisasi peralatan las, dapat dikerjakan 1 tower per 1 hari.
Waktu pengelasan = 87 tower x 1 hari per twr = 87 hari
= 4 minggu
Tenaga kerja per grup : 1 Tukang las dan 2 pekerja.
1. ROW / jalur tanaman di bawah kawat sudah ditebang bersih ( bush clearing )
2. Tower sudah di test tahanan pentanahan ( test grounding )
3. Kondisi tower telah di final chek dengan direksi pekerjaan dan di nyatakan siap untuk
stringing
4. Tempat engine dan tensioner di usahakan dekat dengan akses jalan, terutama posisi
penempatan tensioner.
5. Semua crossing jalan raya, bangunan, T/L 20 kV dipasang palung / stegger dari bambu
yang di rakit sebagai pengaman.
6. Tower awal dan akhir pada tiap section penarikan diberi skor. Kawat sling baja diikatkan
pada ujung crossarm dan angkur batang kelapa di tanam sedalam 1,5 meter.
Peralatan dalam pekerjaan penarikan kawat ( stringging ) adalah :
Jumlah tenaga kerja dalam 1 team penarikan / stringging adalah 30 orang ( 1 orang
mandor/kepala regu, 6 orang tenaga ahli, 23 pekerja )
Proses penarikan kawat / stringging untuk 87 tower ( Double Conductor ) dibagi 4 section,
tiap section sekitar 21 sampai 22 span. Awal dan ujung tiap section berada pada tower
tension.
Tahapan penarikan dilakukan sbb :
Pekerjaan persiapan, pembersihan jalur, pembuatan stagger, pembuatan back stay dan sagging
schedule, pemasangan insulator dan rol per section penarikan (21 tower) adalah 7 hari. Pekerjaan
untuk 4 section dibutuhkan waktu 28 hari.
Eret – eret, penarikan kabel pancingan, Penarikan ACSR, OPGW dan GSW , sagging dan
clamping per tahap, dikerjakan selama : 24 hari = 4 minggu.
Jumlah = 30 orang
I. KOMISSIONING TEST
Komissioning test dikerjakan dalam waktu 28 hari, yang terdiri dari pekerjaan cek jalur & finishing
13 hari, test merger 5 hari, pembebanan 20 kV 5 hari, dan pembebanan 150 kV 5 hari.
Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini disampaikan, sebagai kelangkapan syarat untuk
mengikuti kegiatan Tender Pekerjaan Asahan No. 3 Hydroelectric Power Plant Construction
Project : LOT IV – T/L 150 kV P/S Asahan 3 – GI Simangkuk Dokumen Tender No.
001.DP/DAN.01.02/REN.DAN/2022, TANGGAl : 18 Februari 2022 pada PT. PLN (Persero) UIP
SUMBAGUT, Jln. Dr. Cipto No. 12 Medan.