Anda di halaman 1dari 7

2) 

                 Komoditas hasil laut


Ciri – ciri alam di Indonesia yang berhubungan dengan pertanian.
a.      Iklim
Negara Indonesia memiliki tiga ciri iklim yang berbeda – beda pengaruhnya, yakni :
1)      Iklim Tropis
Suhu udara rata – rata tinggi sepanjang tahun, dan tidak terdapat perbedaan musim, seperti di
daerah sedang dan dingin dekat kutub.
2)      Ikim Laut
Pengaruh laut sangat dominan dan bersifat memiliki banyak hujan dengan perbedaan
suhu tidak begitu besar. Hal tersebut, sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari laut dan
selat – selat Indonesia, juga beriklim laut. Iklim ini memengaruhi kehidupan Indonesia,
misalnya pakaian, bentuk rumah, corak pertanian, dan pelayaran.
3)      Iklim Muson
Iklim ini memengaruhi oleh angin muson dengan sifat setiap setengah tahun berganti
(setengah tahun basah dan setengah tahun kering). Indonesia terletak diantara benua Asia dan
Australia. Pada bulan Oktober – April bertiup angin muson barat dari benua Asia ke benua
Australia. Angin tersebut melintasi lautan yang luas, sehingga mendapatkan hujan di
Indonesia (musim hujan). Sebaliknya pada bulan April – Oktober bertiup angin muson timur
dari benua Australia ke benua Asia. Pada musim hujan aktivitas pertanian di Indonesia sangat
sibuk. Angin ini kering karena tidak melintasi lautan yang luas, sehingga mendapatkan
musim kemarau.
b.      Angin
Angin ialah udara yang bergerak dari tempat yang bertekanan maksimum(tinggi) ke
tempat yang bertekanan udara minimum (rendah). Arah angin berubah-ubah ,oleh karna itu
angin di beri nama menurut arahnya.
1)      Angin Muson Barat Dan Muson Timur
Bulan oktober-April bertiup angin muson Barat laut dari Asia ke Australia. Angin
tersebut melintasi lautan yang luas,sehingga menghasilkan hujan di Indonesia (musim
penghujan). Sebaliknya,pada bulan April-Oktober bertiup angin Muson Timur dari Australia
ke Asia. Angin ini bersifat kering karna tidak melintasi lautan yang luas sehingga
mendatangkan musim kemarau.
2)      Angin Darat Dan Angin Laut
Pada malam hari berembus angin darat,yaitu angin yang berasal dari darat menuju laut.
Sebaliknya, pada siang hari bertiup angin laut ,yaitu angin yang berasal dari laut kedarat.
Angin laut dan angin darat sangat berguna bagi para nelayan untuk menangkap ikan.
3)      Angin Khatulistiwa
Angin khatulistiwa adalah angin yang naik di daerah khatulistiwa akibat pemanasan
matahari.Angin ini menyebabkan timbulnya hujan di daerah khatulistiwa yang di sebut hujan
khatulistiwa (hujan zenital).
4)      Angin Lembah Dan Angin Gunung
Angin lembah yaitu angin yang berasal dari lembah ke gunung sebaliknya, angin gunung,
yaitu angin berasal dari gunung ke lembah.
5)      Angin Fohn
Angin fohn adalah angin yang turung dari pegunungan yang bersifat panas serta
kering .Di daerah Deli,angin fohn di sebut dengan angin Bahoro,karena berasal dari lembah
Bahorok. Angin ini tertiup di samudra Hindia pada bulan Juli-September,kemudian naik
kebukit barisan bagian Barat dan menerunkan hujan.Dari bukit barisan angin  tersebut turung
dengan kencangnya melewati daerah Bohoro. Angin ini bersifat panas dan kering bertiup
selama berminggu-minggu sehingga menyebabkan kerusakan tanaman tembakau di Deli.
Penamaan angin fohn berbeda-beda di daerah-daerah lain,seperti :
a)      Di daratan Probolinggo dan pesuruan di namakan angin gending.
b)      Di daerah Tegal dan Cirebon disebut angin kumbang karna berasal dari arah gunung
kumbang
c)      Di daerah Makassar di sebut angin brubu yang bertiup dari anak gunung Lompobatang
d)      Di daerah Biak (Papua) di sebut angin Wambrau yang tertiup arah dari pegunungan Jaya
Wijaya
c.      Curah Hujan 
Angin yang bertiup melewati lautan yang luas banyak mengandung uap air, kemudian
turun sebagai hujan. Di daerah Indonesia banyak turun hujan. Curah hujan rata-rata lebih dari
2.000 mm per tahun. Adapun curah hujan yang kurang dari 1.000 mm terdapat di daerah
bayangan hujan (utara pegunungan Ijen, pantai timur laut Sumba, dan lembah Palu).
Daerah dengan curah hujan tinggi terdapat adalah di kranggang (Tenjo)dekat Baturaden
(jawa tengah) yang mencapai 6.680 mm. adapun yang paling sedikit curah hujannya di
lembah palu (Sulawesi tengah) yang kurang lebih hanya 546 mm per tahun.
Faktor-faktor yang menyebabkan curah hujan di Indonesia:
1). Adanya angin laut yang mendaki gunung . uap air yang menjadi awan terkena udara
dingin di atas gunung berubah menjadi hujan. Hal ini di namakan hujan naik pegunungan
atau hujan frontal.
2). Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Akibat kuatnya sinar matahari menyebabkan
uap laut naik menjadi awan kemudian berubah menjadi hujan. Hujan yang demikian disebut
hujan khatulistiwa.
3). Bertiupnya angin musom barat yang banyak membawah uap air.
d.      Bentang Alam
Bentuk – bentuk yang tampak di permukaan bumi, seperti dataran, gunung,
pengunungan , dan sebagainya dinamakan bentang alam (landscape). Kepulauan Indonesia
terdapat banyak gunung dan dataran rendah. Gunung terdiri dari puncak, lereng, dan kaki.
Lereng gunung yang kemiringannya 400 dinamakan landai , jika kemiringan lebih dari 450
dinamakan curam, sedangkan jika kemiringan lereng 900 disebut tegak (dinding).
 Pelabuahn Merak salah satu pintu masuk
Negara dalam sector perdagangan
Relief dataran adalah kelikuan tinggi rendahnya permukaan bumi. Jika kita
memperhatikan peta Indonesia secara lebih teliti, akan tampak berbagai kenampakan seperti,
gunung, pengunungan, dataran rendah, dataran tiinggi, dan tanah depresi.
e.      Tanah
Tanah merupakn sumber yang penting bagi kehiduapan manusia. Bahan – bahan pokok
makanan manusia tumbuh langsung dari tanah. Begitu pula hewan, dagingnya dikomsumsi
oleah manusi, meamakan tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut.
Di dalam tanah tersimpan pula bahan – bahan tambang, seperti minyak bumi, timah,
aluminium, tembaga, besi, batu bara, dan lain – lain.  Adapun jenis tanah yang terdapat di
Indonesia yaitu tanah humus, tanah alluvial, tanah vulkanik, tanah regosol, tanah gambut,
tanah litosol, dan tanah kapur. Tiap jenis tanah tersebut mempunyai potensi untuk
pemanfaatan lahan tertentu, misalnya tanah yang cocok untuk wilayah pertanian atau wilayah
industry.
B.    Potensi Geografis untuk Ketahanan Pangan
a.      Ketahanan Pangan
1)      Pengertian tentang pangan menurut UU No. 18 tahun 2012 adalah segala sesuatu yang
berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan,
perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku
Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan atau minuman.
2)      Pengertian pangan oleh Sutjipto (1998) adalah bahan – bahan yang dimakan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan,bekerja, penggantian jaringan
dan mengatur proses-proses didalam tubuh. Selain itu ada pula pengertian yang dimaksud
pangan pokok, yaitu bahan pangan yang dimakan secara teratur oleh sekelompok penduduk
dalam jumlah cukup besar, untuk menghasilkan sebagian besar yang berupa tenaga untuk
melakukan aktivitas hidup. Pangan merupakan bahan bakar yang berfungsi sebagai sumber
energy.
3)      Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pangan adalah makanan untuk
dikomsumsi yang tidak hanya berupa beras, tapi juga sayur-mayur, buah-buahan,daging
baik unggas maupun lembu, ikan, telur, juga air.
Pengertian ketahanan pangan mennurut UU No. 18 tahun 2012 adalah kondisi
terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Food and Agriculture Organization (FAO) yang merupakan organisasi dibawah naungan
Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikan ketahanan pangan sebagai ketersediaan pangan 
dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dianggap memiliki
ketahanan pangan jika penghuninya tidak mengalami kondisi kelaparan.
b.      Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi pangan di wilayah tersebut, perdagangan
pangan melalui mekanisme pasar wilayah , stok yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan
pemerintah, dan bantuan panagan dari pemerintah atau organisasi lainnya. Produksi pangan
tergantung pada berbagai factor seperti iklim, jenis tanah, curah hujan, irigasi, komponen
produksi pertanian yang digunakan, dan bahkan intensif bagi para petani untuk menghasilkan
tanaman pangan.

Berbagai komoditif pertanian untuk


ketahanan pangan
c.       Akses Pangan
Akses pangan masyarakat perkotaan dan pedesaan di beberapa daerah masih tergolong
rendah. Kendala akses pangan tersebut dipengaruhi oleh tiga sapek, yaitu aspek
fisik(ketersediaan pangan dan infrastruktur), aspek ekonomi(daya beli masyarakat terhadap
pangan), dan aspek sosial(tingkat pendidikan). Selain itu, permasalahan-permasalahan yang
ada seperti distribusi pangan belum meratadan belum terjangkau oleh konsumen,
infrastruktur dan prasarana distribusi yang belum memadai, serta pengelolaan ketersediaan
stok bahan pangan belum optimal.
d.      Pemanfaatan Pangan
Pilar ketiga dari ketahanan pangan adalah pemanfaatan pangan. Pemanfaatan pangan meliputi
pemanfaatan pangan yang bisa di akses oleh rumah tangga kemampuan individu  Untuk
menyerap zat gizi , dan pemanfaatan makanan secara efisien oleh tubuh.
e.      Faktor – faktor yang memengaruhi ketahanan pangan
1)      Lahan
Lahan merupakan factor penting dalam penyediaan sumber pangan, terutama yang terkait
sumber pangan hasil budi daya pertanian dan perkebunan. Semakin luas lahan potensial yang
digunakan untuk mengusahakan tanaman pangan , semakin baik ketahanan pangan di suatu
negara.
Perluasan lahan tanaman makanan pangan perlu ditingkatkan, mengingat dari tahun ke tahun
jumlah penduduk semakin bertamabah secara otomatis berpengaruh pada kenaikan kebutuhan
pangan. Tapi memunculkan kekhawatiran akan menurunnya jumlah hasil pangan akibat
penyusutan lahan. Data statistic menyebutkan bahwa dalam periode 15 tahun (1986-2000)
perkembangan lahan pertanian berkembang sangat lambat bahkan cenderung menyusut
seiring kebutuhan lahan untuk kepentingan perumahan dan industri.

Luas lahan persawahan Indonesia


cenderung berkurang setiap tahunnya
2)      Iklim dan cuaca
Iklim dan cuaca secara langsung ataupun tidak turut memengaruhi sumberdaya pangan.
Sebagian besar nelayan Indonesia masih bergantung pada kondisi angin saat akan pergi
melaut untuk menangkap ikan. Apabila kondisi cuaca tidak memungkinkan karena angin
bertiup sanagt kencang terlebih terjadi badai, nelayan cenderung mengurungkan niat untuk
mealaut.
Fenomena iklim global seperti el nino dan la nina juga turut memengaruhi cuaca di beberpa
wilayah Indonesia. El nino menyebabkan musim kemarau yang berkepanjangan pada
timbulnya kekeringan. La nina menyebabkan curah hujan bertambah dan berdampak pada
terjadinya banjir. Kedua fenomena tersebut dapat memengaruhi penyediaan sumber daya
pangan yang nantinya dapat terkait pada ketahanan pangan.
3)      Teknologi
Teknologi dapat membantu mempermudah kegiatan manusia menjadi lebih efisien dan
efektif. Dalam kaitannya dengan ketahanan pangan, teknologi dapat  berperan dalam proses
penyediaan serta pendistribusian  hasil sumber daya pangan. Peran teknologi dalam
penyediaan pangan misalnya dalam penggunaan teknologi sebagai alat bantu.
Dalam bidang pertanian, penggunaan mesin traktor untuk mengolah lahan pertanian dan
mesin giling dapat membantu proses hasil pertanian menjadi lebih cepat.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi seperti internet dapat berperan dalam
bidang ketahanan pangan nasional. Kemudahan bagi siapa saja untuk mengaksesnya dapat
meningkatakan peran masyarakat untuk secara bersama-sama meningkatkan ketahanan
pangan melalui berbagai upaya yang dapat dilakukan.
4)      Infrastruktur
Ketersediaan antara saran dan prasarana berhubungan terutama melalui laut dan udara
menjadi hal pentiing untuk menghubungkan wilayah satu dengan yang lainnya. Begitupun
dengan prasarana berhubungan di darat, yaitu jalan dan jembatan. Tersedianya jalan dan
infrastruktur perhubungan lainnya dengan kondisi yang sangat membantu proses
pendistribusian sumber daya pangan dari wilayah stu ke wilayah lain. Hal ini mengakibatkan
kualitas pertahanan pangan baik secara local maupun nasional.
 Jalan rusakmerupakan
salah satu masalah infrastruktur yang berdampak pada sector, seperti transportasi, ekonomi,
dan sosial

BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Letak geografis adalah letak suatu wilayah atau Negara berdasarkan posisinya di permukaan
bumi. Ciri – ciri alam di Indonesia yang berhubungan dengan pertanian :
∞     Iklim
∞     Angin
∞     curah hujan
∞     bentang alam
∞     Tanah
Pembahasan potensi sosial masyarakat Indonesia dalam berbagai sudut pandang :
  Jumlah penduduk
  Keragaman suku,bahasa, dan nilai budaya
  Mata pencaharian penduduk
  Kualitas penduduk
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang permintaannya terus meningkat seiring dengan
perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan kualitas hidup. Ketahanan Pangan adalah
kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga (RT) yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Faktor-faktor
Utama Penentu Ketahanan Pangan
o   Lahan
o   Iklim dan cuaca
o   Teknoogi
o   Infrastruktur
B.      Saran
Penulis mengetahui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membutuhkan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini karena dengan adanya saran tersebut penulis dapat mengetahui
letak dari kekurangan makalah ini dan bisa jadi pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan

Anda mungkin juga menyukai