Anda di halaman 1dari 29

C.

HUBUNGAN LETAK GEOGRAFIS DENGAN PERUBAHAN MUSIM DI


INDONESIA

Wilayah Indonesia berada di antara 6o LU – 11o LS dan merupakan daerah tropis dengan dua
musim yakni musim kemarau dan penghujan yang bergantian setiap enam bulan
sekali.Musim kemarau berlangsung antara bulan April sampai Oktober. Adapun musim
penghujan berlangsung antara bulan Oktober sampai April. Terjadinya perubahan musim ini
disebabkan oleh terjadinya peredaran semu matahari setiap tahun.

1. Peredaran Semu Matahari Tahunan

Peredaran semu matahari adalah gerakan semu matahari dari khatulistiwa menuju garis
lintang balik utara 23½o LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang
balik selatan 23 ½o LS dan kembali lagi ke khatulistiwa.

Hal tersebut berpengaruh pada letak tempat terbit dan terbenamnya matahari yang setiap hari
tidaklah sama . Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya dibandingkan
dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena proses perputaran bumi
mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi
bumi terhadap matahari.

Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari tersebut, maka mengakibatkan
terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari.

Berikut ini bagan yang menunjukkan pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari
dalam satu tahun.

2. Terbentuknya Angin Muson

Perubahan letak terbitnya matahari berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari pada
wilayah yang berkaitan langsung dengan tempat lintasan peredaran semu matahari tersebut.
Salah satu akibat dari peredaran semu tahunan matahari adalah terjadinya perubahan gerakan
angin yang dikenal dengan nama angin muson. Angin muson adalah angin yang bertiup
setiap 6 bulan sekali dan selalu berganti arah. Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:

a. Angin muson barat

Bertiup setiap bulan Oktober sampai Maret, saat kedudukan semu matahari di belahan bumi
selatan. Hal ini menyebabkan tekanan udara maksimum di Asia dan tekanan udara minimum
di Australia, maka bertiuplah angin dari Asia ke Australia (tekanan tinggi ke rendah). Karena
angin melalui Samudra Hindia, maka angin tersebut mengandung uap air yang banyak,
sehingga pada bulan Oktober sampai Maret di Indonesia terjadi musim penghujan.

b. Angin muson timur

Bertiup mulai bulan April sampai September, di mana kedudukan semu matahari di belahan
bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah dan tekanan udara di Australia tinggi,
sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin tersebut melewati gurun yang luas di
Australia, sehingga bersifat
kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim kemarau.

D. PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA

Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis
tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan
saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru
dunia.

Keberadaan hutan tropis yang subur merupakan surga bagi aneka satwa, mulai dari berbagai
jenis hewan melata, mamalia, aneka ragam serangga sampai pada jenis burung. Faktor yang
memengaruhi persebaran flora dan fauna:

1. faktor bentang alam atau relief tanah,

2. faktor manusia,

3. faktor iklim, mencakup curah hujan, temperatur udara, angin, dan kelembapan udara,

4. faktor tanah.

1. Persebaran Flora di Indonesia

Beberapa jenis tumbuhan ada yang bersifat endemik, yaitu jenis tumbuhan yang hanya
terdapat di Indonesia. Tumbuhan di Indonesia juga menunjukkan gejala cauliflora, yaitu
adanya bunga dan buah pada batang dan dahan, serta tidak pada pucuknya.

Misalnya belimbing, durian, nangka, duku.

Aneka ragam jenis flora (dunia tumbuhan) bisa dijumpai di dalam hutan. Lalu apakah yang
dimaksud dengan hutan itu?

Menurut UU Pokok Kehutanan No. 5 Tahun 1967, hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan
pepohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati, alam
lingkungannya, dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan.

a. Jenis hutan berdasarkan iklim digolongkan sebagai berikut.

1) Hutan hujan tropis, dengan ciri-ciri:

a) pohonnya berdaun lebar,

b) daunnya menghijau sepanjang tahun,

c) terdapat tumbuhan epifit, lumut, palem, dan pohon panjat sejenis rotan.

2) Hutan musim, terdapat di daerah tropis yang memiliki musim hujan dan kemarau. Ciri-ciri
hutan musim adalah:

a) pohonya jarang,
b) ketinggian pohon antara 12 – 35 meter,

c) pada musim kemarau daunnya meranggas dan musim penghujan bersemi.

3) Hutan sabana atau savana, yaitu padang rumput yang diselingi pepohonan perdu. Hutan
savana atau sabana banyak terdapat di daerah tropis yang curah hujannya relatif kurang. Di
wilayah Indonesia, padang sabana banyak dijumpai di daerah Nusa Tenggara.

4) Hutan bakau atau mangrove, merupakan hutan khas di daerah pantai tropik. Keberadaan
hutan bakau sangat membantu mengamankan pantai dari bahaya abrasi, yakni pengikisan
lapisan tanah oleh gelombang laut. Kerusakan pantai disebabkan karena menipisnya hutan
bakau yang banyak ditebang manusia.

b. Berdasarkan jenis pohon, hutan diklasifikasikan:

1) Hutan homogen, yakni hutan yang ditumbuhi hanya satu jenis tumbuhan saja. Misalnya
hutan pinus, hutan jati.Hutan ini dibuat dengan tujuan tertentu, misal untuk penghijauan atau
untuk industri. Hutan hasil reboisasi pada umumnya termasuk hutan homogen.

2) Hutan heterogen, hutan yang ditumbuhi beranekaragam jenis tumbuhan. Hutan heterogen
disebut juga sebagai hutan belukar atau hutan perawan. Misalnya hutan tropis.

c. Berdasarkan fungsinya, hutan diklasifikasikan:

1) Hutan lindung, hutan yang berfungsi

a) Sebagai penyaring air ke dalam tanah untuk cadangan air tanah dan menghambat laju
perjalanan air di dalam tanah. Hal ini disebut fungsi hidrologis.

b) Mencegah banjir.

c) Melindungi tanah dari erosi.

2) Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungi sebagai pelindung jenis flora dan fauna
tertentu. Hutan ini terdiri dari suaka margasatwa dan cagar alam. Misalnya cagar alam
Rafflesia Bengkulu untuk melindungi dan menjaga kelestarian Bunga Rafflesia Arnoldi.

3) Hutan produksi, hutan yang berfungsi untuk diambil hasilnya sebagai bahan industri.
Misalnya hutan jati, hutan karet, dan lain-lain.

letak geografis suatu negara di tinjau dari ??? posisi garis lintang dan garis bujur.

LETAK GEOGRAFIS INDONESIA

1.  Pengaruh Letak Geografis terhadap Keadaan Alam


Indonesia merupakan negara kepulauan yang merupakan pertemuan dua samudra besar
(Samudra Pasifik dan Samudra Hindia) dan diapit daratan luas (Benua Asia dan Australia).
Hal itu berpengaruh terhadap kondisi alam.

a.  Wilayah Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara


      kepulauan, sehingga banyak memperoleh pengaruh angin  laut
      yang mendatangkan banyak hujan.

b.  Indonesia memiliki iklim musim, yaitu iklim yang dipengaruhi


      oleh  angin muson yang berembus setiap 6 bulan sekali berganti
        arah. Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan
      di Indonesia.

2.  Pengaruh Letak Geografis terhadap Keadaan

Penduduk

Karena Indonesia terletak pada posisi silang (cross position) antara dua benua dan dua
samudra, maka pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia adalah sebagai berikut.

a.  Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni


      dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama.
b.  Indonesia terletak di antara negara-negara berkembang,
      sehingga memiliki banyak  mitra kerja sama.

c.  Lalu lintas perdagangan dan pelayaran di Indonesia cukup


      ramai, sehingga menunjang perdagangan di Indonesia dan
      menambah sumber devisa negara.

LETAK ASTRONOMI INDONESIA

Letak astronomi adalah letak suatu tempat  berdasarkan garis


lintang dan garis bujurnya. Berdasarkan letak astronomisnya, In-
donesia berada di antara 6o LU - 11o LS    dan antara 95o BT -
141o BT.

Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau Weh di


Nanggroe Aceh Darussalam yang berada  di 6o LU. Wilayah In-
donesia paling selatan adalah Pulau Roti di Nusa Tenggara Timur
yang berada pada 11o LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah
di ujung utara Pulau Sumatra yang berada pada 95o BT. Adapun
wilayah Indonesia paling timur di Kota Merauke yang berada pada
141o BT.

 
1.  Garis Lintang

Garis lintang merupakan garis khayal pada peta atau globe


yang sejajar dengan khatulistiwa. Garis khatulistiwa membelah bumi
menjadi dua belahan utara dan belahan selatan. Garis khatulistiwa
atau garis equator atau garis lini adalah garis lintang 0o. Garis lintang
dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut
iklim matahari.

Berdasarkan letak lintangnya, wilayah Indonesia berada di antara  6o LU - 11o LS. Hal ini
menyebabkan Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri:

a.  memiliki curah hujan yang tinggi,

b.  memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai
      ekonomis yang tinggi,

c.  menerima penyinaran matahari sepanjang tahun,

d.  banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup


      tinggi.

2.  Garis Bujur

Garis bujur adalah garis khayal pada peta atau globe yang
menghubungkan kutub utara dan selatan bumi. Bumi dibagi menjadi
180o garis bujur timur (BT) dan 180o garis bujur barat (BB).
Perhitungan garis bujur 0o dimulai dari Kota Greenwich dekat Kota
London. Garis bujur dipergunakan untuk menentukan waktu suatu
daerah.

Tri Wibowo and Maximus Graphic Design Copyright © 2009

--

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik
di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari
letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara
letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian
ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata
lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu
kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan
unsur sosial di permukaan bumi.
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi
lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi
lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.

 Kata Kunci: kondisi geografis, letak geografis, letak astronomis, kondisi musim,
persebaran jenis tanah, persebaran flora dan fauna, kondisi penduduk.

Untuk Mendapatkan Materi ini silahkan klik disini lalu pilih judul yang sesuai dengan
materi ini.

A. Pengaruh Letak Geografis Indonesia Terhadap Kondisi Alam dan Penduduk

Pengertian letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di permukaan
bumi. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relatif karena posisinya ditentukan oleh
fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan
samudra.[1] Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan
Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Agar semakin jelas
dimana letak geografis Indonesia perhatikan gambar peta dan globe di bawah ini:

1) Letak Geografis Indonesia pada peta:

2) Letak Geografis Indonesia pada Globe


Letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan berada di antara dua samudra
berpengaruh besar terhadap keadaan alam maupun kehidupan penduduk. Letak ini juga
disebut/dikenal sebagai posisi silang (cross position), seperti gambar di bawah ini:
 

Letak geografis ini sangat strategis untuk negara Indonesia, sebab tidak hanya kondisi alam
yang mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia, tetapi juga lintas benua dan samudera ini
berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni dalam
bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama dengan keanekaragaman suku-bangsa yang kita miliki.
Selain kebudayaan, Indonesia juga mendapatkan keuntungan ekonomis, seperti: pertama, kerjasama
antar negara-negara berkembang sehingga memiliki mitra kerjasama yang terjalin dalam organisasi,
seperti ASEAN (Association of Southeast Asian Nations/Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara)
[2]; kedua, seperti terlihat pada gambar di atas dapat diketahui Indonesia sebagai inti jalur
perdagangan dan pelayaran lalu lintas dunia, jalur transportasi negara-negara lain, sehingga
menunjang perdagangan di Indonesia cukup ramai dan sebagai sumber devisa negara.[3]

Diketahui secara geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal sebagai
Negara Kepualauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ± 17.000 buah pulau dengan luas daratan
1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.[4] Dengan wilayah Indonesia yang begitu luasnya,
maka memiliki keuntungan-keuntungan, sebagai berikut: a) mempermudah hubungan dengan
negara lain, ikatan dagang; b) saling menjalin kerja sama; b) lalu lintas perdagangan damai dan
lancar; c) persaingan yang menguntungkan[5]; dan d) sumber daya kelautan yang berlimpah.

Keuntungan lainnya, seperti pada keanekaragaman budaya. Ini menjadi daya tarik bagi
masyarakat dunia, sehingga Indonesia menjadi suatu wilayah salah satu tujuan utama untuk
berwisata. Dengan kecantikan alam dan keanekaragaman budaya bangsa kita, maka sektor
pariwisata menjadi salah satu sumber devisa negara.

Letak geografis Indonesia ternyata tidak selalu membawa keuntungan, tetapi juga dapat
mengakibatkan kerugian, misalnya: pada tatanan kehidupan sosial, masyarakat Indonesia dapat
terpengaruh oleh budaya luar yang diserap tanpa adanya proses penyaringan (selektif) terhadap
budaya yang negatif, sehingga akan menumbuhkan dampak sosial yang kurang baik. Budaya negatif
yang diserap tanpa proses selektif dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia, seperti: gaya hidup
kebarat-baratan, sifat individualisme, dan cara pandang yang terlampau luas. Budaya negatif ini
dapat mengakibatkan rasa hormat menghormati dan sopan santun antar sesama luntur, budaya
lokal kurang dipertahankan atau mulai ditinggalkan.[6]

Letak geografis Indonesia juga berpengaruh terhadap keadaan/kondisi alam. Pertama,


Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan sehingga banyak memperoleh
pengaruh angin laut yang mendatangkan banyak hujan. Kedua, Indonesia memiliki iklim musim,
yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson yang berhembus setiap 6 bulan sekali berganti arah.
Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia.[7]

B. Pengaruh Letak Astronomis Indonesia

Letak Astronomis suatu negara ialah letak suatu tempat didasarkan pada posisinya terhadap
garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa
yang melintang mengitari bumi sampai daerah kutub. Sementara, garis bujur merupakan garis tegak
yang berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan selatan. Garis-garis tersebut merupakan
garis khayal yang dipergunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan posisi suatu daerah di muka
bumi.[8]

Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6° LU – 11° LS dan antara 95°
BT – 141° BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh
Darussalam yang berada di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di
Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung
utara Pulau Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur di Kota
Merauke yang berada pada 141° BT.[9]
Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

1) Wilayah Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa atau secara keseluruhan terletak di


daerah lintasan timur dan berada di daerah tropis. Indonesia mempunyai panjang bujur 46°
(sama dengan 118 kelili bumi) dan lebar lintang 17°.[10] Garis lintang dipergunakan
untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari. Berdasarkan letak
lintang, Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut:

 Memiliki curah hujan tinggi.


 Memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
 Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.
 Banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.

2)     Wilayah Indonesia dibagi dalam tiga daerah waktu, dengan selisih waktu masing-
masing 1 jam. Ketiga daerah waktu tersebut antara lain:

 Waktu Indonesia Barat (WIB), meliputi daerah Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pusat meridiannya adalah 105° BT
dan selisih waktu 7 jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT).
 Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia
Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.
 Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Kepualuan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil
sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT.
[11]
Pengaruh Letak Astronomis di Dunia:

Letak astronomis di dunia berpengaruh terhadap perbedaan iklim disetiap wilayah.


Perbedaan iklim ini dibatasi oleh garis lintang. Seperti gambar di bawah ini, Indonesia berada di
antara 6° LU – 11° LS dan dilalui oleh garis khatulistiwa, maka Indonesia memiliki iklim tropis.
Perhatikan gambar berikut ini:

Keterangan:

1. Daerah beriklim dingin utara terletak diantara 60½° LU – 90° KU (Kutub Utara)
2. Daerah beriklim sedang utara terletak diantara 40° LU – 60½° LU
3. Daerah beriklim subtropis utara terletak diantara 23½° LU – 40° LU
4. Daerah beriklim tropis terletak diantara 23½° LU – 23½° LS (Daerah Khatulistiwa)
5. Daerah beriklim subtropis selatan 23½° LS – 40° LS
6. Daerah beriklim sedang selatan terletak diantara 40° LS – 60½° LS
7. Daerah beriklim dingin selatan terletak diantara 60½° LS – 90° KS (Kutub Selatan)

C. Hubungan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia

Indonesia berada diantara 6° LU – 11° LS dan merupakan daerah tropis dengan dua musim,
yakni musim kemarau dan penghujan yang bergantian setiap enam bulan sekali. Terjadinya
perubahan musim ini disebabkan antara lain:
1. Peredaran semu matahari tahunan

Peredaran semu tahunan matahari merupakan peredaran matahari pada bidang ekliptika
dalam jangka waktu satu tahun.[12] Bidang ekliptika adalah lingkaran yang ditempuh oleh matahari
dalam waktu satu tahun. Pergerakan matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara
23½° LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang bali selatan 23½° LS dan
kembali lagi ke khatulistiwa. Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya
dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena proses perputaran bumi
mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi
terhadap matahari. Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari tersebut, maka
mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari. Berikut ini bagan
yang menunjukkan pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari dalam satu tahun.
Perhatikan bagan berikut ini:

2. Terbentuknya angin muson

Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di antara dua benua
besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan Benua Australia berada di belahan bumi
selatan yang mengakibatkan tekanan udara yang berada di Asia dan di Australia. Dengan perbedaan
tekanan udara tersebut maka terjadilah angin muson. Angin muson adalah angin yang setiap
setengah tahun (6 bulan) berganti arah, sehingga di Indonesia terjadi dua musim, yaitu: musim
penghujan dan musim kemarau.[13] Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:

a) Angin muson barat


Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober – Maret, pada saat kedudukan semu
matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga penyinaran matahari di Benua Australia lebih
tinggi di banding di Benua Asia. Hal ini menyebabkan udara di Benua Australia bertekanan minimum
(-) dan di Benua asia bertekanan maksimu (+), sehingga angin yang bertiup dari Asia menuju ke
Australia. Pada kondisi seperti Indonesia terjadi musim hujan, karena angin melewati samudera luas
(Pasifik) yang banyak membawa uap air.[14]

b) Angin muson timur

Angin muson timur bertiup mulai bulan April – September, disaat kedudukan semu matahari
berada di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah (-) dan tekanan udara di
Australia tinggi (+), sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin muson timur melewati gurun
yang luas di Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim
kemarau.[15]
D. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis
tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja
menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru dunia.

1. Persebaran flora di Indonesia

Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat
besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Pengaruh suhu udara terhadap habitat tumbuhan di
Indonesia telah dikenal dengan klasifikasi Junghuhn, seorang ahli botani asal Jerman yang membagi
jenis tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat.[16]
2. Persebaran fauna di Indonesia

Persebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan sejarah geologis Kepulauan Indonesia.


Menurut Alfred Russel Wallace, terdapat perbedaan sebaran binatang di Indonesia. Klasifikasi
persebaran fauna di Indonesia dikenal dengan sebutan kralsifikasi garis wallace. Menurut klasifikasi
ini Indonesia memiliki dua sebaran hewan, yaitu: a) di bagian barat merupakan daerah dengan jenis
hewan berasal dari Benua Asia; dan b) bagian timur adalah daerah dengan jenis hewan dari Benua
Australia. Namun dalam klasifikasi ini dibagi lagi oleh Wallace menjadi tiga tipe fauna, yaitu: tipe
Asiatis, Asiatis-Australis (Peralihan), dan Australis. Pada perkembangannya Garis Wallace
disempurnakan lagi oleh Weber menjadi lebih detil. Ahli binatang lain ialah Lydekker, yang
menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur kedalaman laut antara
180-200 meter sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda.[17]

 E. Persebaran Jenis Tanah dan Pemanfaatannya di Indonesia


Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil
pelapukan dan pengendapan batuan. Di dalam tanah banyak mengandung bermacam-macam bahan
organik dan anroganik. Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati, baik
flora, fauna maupun manusia, sedangkan bahan anorganik berasal dari benda-benda mati berupa
batuan dan mineral.[18] Berikut ini adalah peta persebaran jenis tanah di Indonesia:

(Perbed
aan warna pada Peta ini hanya menggunakan teknik Photoshop)

Keterangan Warna:

1. Merah: Tanah Vulkanis. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar gunung berapi.
Tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Jenis tanah
ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan jika
terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah erosi. Jenis
tanah ini sangat subur. Pemanfaatannya biasanya dipergunakan untuk pertanian dan
perkebunan.
2. Biru: Tanah Aluvial. Tanah ini juga sering disebut tanah endapan, yaitu berupa lumpur dan
pasir halus yang terbawa oleh air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah, lembah dan
sekungan sepanjang daerah aliran sungai. Tanah aluvial tidak semuanya mempunyai
kandungan unsur hara yang sama. Tinggi rendahnya kandungan unsur haranya tergantung
pada tanah induknya. Pemanfaatannya sebagai pertanian (persawahan) karena kondisi
keasamannya yang sesuai dan letaknya berada di daerah rendah.
3. Merah muda: Tanah Laterit. Tanah ini biasanya berwarna merah atau kekuning-kuningan.
Tanah laterit miskin akan unsur hara sehingga tidak subur. Tanah ini banyak dijumpai di
daerah pegunungan yang hutannya sudah gundul atau lapisan humusnya telah habis karena
adanya erosi (tererosi). Jenis tanah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus segera
diadakan penghijauan atau reboisasi, yaitu dengan cara mengusahakan menanami kembali
supaya tanah tersebut dapat subur kembali. Tanah ini dipergunakan sebagai bahan baku
industri gerabah (keramik).
4. Ungu: Tanah Litosol. Tanah ini sering juga disebut tanah berbatu-batu. Tanah ini terbentuk
karena pelapukan batuan yang sempurna sehingga sukar ditanami atau kandungan unsur
haranya sangat rendah. Sebagian besar jenis tanah ini tidak bisa dimanfaatkan, hanya
sebagian kecil yang produktif dimanfaatkan untuk tanaman keras, tegalan, palawija, dan
padang rumput.
5. Biru Muda: Tanah Organosol atau tanah gambut, yaitu tanah yang berasal dari bahan
organik yang terbentuk karena genangan air sehingga peredaran udara di dalamnya sangat
kurang dan proses penghancurannya menjadi tidak sempurna karena kekurangan unsur
hara.[19]

Selain keterangan dan peta di atas, masih banyak lagi jenis tanah yang tersebar di Indonesia,
seperti: Tanah mergel yang tersebar di daerah dataran rendah seperti di Solo, Madiun, Kediri, dan
Nusa Tenggara; Tanah Terasora tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku, dan
Sumatera; Tanah Humus terdapat di Kalimantan Sumatera, Sulawesi dan Papua; dan sebagainya.

F. Kondisi Penduduk Indonesia

Menurut para ahli ilmu Geologi, kepulauan Indonesia yang merupakan suatu gugusan yang
terpanjang dan terbesar di dunia.[20] Ini terbukti bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan yang
masyarakatnya majemuk yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar dari Sabang (ujung
Sumatera Utara) sampai Merauke (ujung Papua).[21] Keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya
seperti yang telah disebutkan di awal pembahasan ini, bahwa Indonesia terletak di cross position
(posisi silang). Bukan saja suku-bangsa atau ras yang beraneka ragam di Indonesia, tetapi juga
keaneragaman kepercayaan (agama), misalnya seperti Hindu, Budha, Kristen (Katolik dan Protestan),
Konghucu dan Islam. Bahasa juga merupakan suatu kekayaan bangsa kita, ada bahasa Indonesia
menjadi bahasa persatuan dan bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan.

Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya, bahkan ini
sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Seperti persebaran manusia
dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kelompok ras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang menyebar ke arah


barat dan ada yang menyebar ke arah timur. Mereka yang menyebar ke arah timur
menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.
2. Kelompok ras Negroid, yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka, orang
Mikopsi di Kepulauan Andaman.
3. Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatera Selatan
dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan orang
Mentawai di Kepulauan Mentawai.
4. Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: a) Ras Proto
Melayu (Melayu Tua), antara lain Suku Batak, Toraja, dan Dayak; dan b) Ras Deutro Melayu
(Melayu Muda), antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali. Berikut ini adalah peta
persebaran kelompok ras Melayu:
G. Penutup

Dengan mempelajari kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia kita dapat mengetahui
bahwa Indonesia memiliki tingkat kompleksitas yang sangat tinggi, baik dari segi keadaan alamnya,
maupun keadaan sosialnya. Kondisi alam Indonesia yang bervariasi mengakibatkan kondisi
penduduk yang bervariasi keadaan sosialnya.

Di mana berbagai varian keadaan sosial juga mengandung potensi konflik yang besar.
Namun, yang patut disyukuri betapa pun majemuknya bangsa Indonesia, kehidupan di dalamnya
tetap bisa berjalan harmonis (Bhineka Tunggal Ika) dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah mempelajari kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia kita juga diharapkan
dapat: Menunjukkan pada peta dengan tepat letak Astronomis Indonesia; Menjelaskan hubungan
posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia agar dapat bersikap yang selalu berupaya
mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar
dirinya; Mendeskripsikan wilayah daratan Indonesia agar dapat bersikap yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi dan politik bangsanya; Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim
dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan kemarau di wilayah Indonesia sehingga
memiliki tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa
yang dipelajarinya, dilihat dan didengar; Mengemukakan informasi persebaran flora dan fauna di
Indonesia agar dapat bertindak mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan
(manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; Mendeskripsikan persebaran jenis tanah dan
pemanfaatannya di Indonesia agar dapat bertindak yang selalu berupaya mencegah dan
memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; dan
Menjelaskan budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia agar dapat bersikap saat memberikan
respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku dan
agama.
LETAK INDONESIA

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia
Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570
km2 dan luas perairan 3.257.483 km2

Letak Indonesia artinya tempat beradanya wilayah Indonesia di permukaan bumi.


Berdasarkan sifatnya, letak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu letak astronomis atau letak
absolut dan letak geografis atau letak relatif.

1. Letak Astronomis ( letak absolute )

Letak astronomis dapat diartikan sebagai letak wilayah  berdasarkan kedudukan garis lintang
dan bujur. Secara astronomis, wilayah Indonesia berada antara 6° LU – 11° LS dan 95° BT –
141° BT. Berdasarkan letak astronomis Indonesia tersebut maka :

 Wilayah Indonesia paling utara terletak di Pulau Weh  ( 6° LU. )


 Wilayah Indonesia paling selatan terletak di Pulau Roti (11° LS.)
 Wilayah Indonesia paling barat terletak di kota Sabang  (95° BT.)
 Wilayah Indonesia paling timur terletak di kota Merauke (141° BT.)

Garis Lintang

Garis lintang merupakan garis khayal pada peta atau globe yang sejajar dengan khatulistiwa.
Garis khatulistiwa membelah bumi menjadi dua belahan utara dan belahan selatan. Garis
khatulistiwa atau garis equator atau garis lini adalah garis lintang 0o. Garis lintang
dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari. (Kota
Pontianak dijuluki sebagai “Kota Khatulistiwa” karenagaris lintang 0o persis berada di
Kota Pontianak.)

Garis Bujur

Garis bujur adalah garis khayal pada peta atau globe yang menghubungkan kutub utara dan
selatan bumi. Bumi dibagi menjadi 180o garis bujur timur (BT) dan 180o garis bujur barat
(BB). Perhitungan garis bujur 0o dimulai dari Kota Greenwich dekat Kota London. Garis
bujur dipergunakan untuk menentukan waktu suatu daerah. (Setiap selisih garis bujur 15o
selisih waktunya 1 jam . Pergeseran arah ke timur waktu maju, sedangkan ke arah barat
waktu mundur.)

Pengaruh letak astronomis Indonesia

Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis. dengan ciri-ciri sebagai berikut :

 memiliki curah hujan yang tinggi,


 memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi,
 menerima penyinaran matahari sepanjang tahun,
 banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.

Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga daerah waktu berikut ini.
 Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan patokan garis bujur 105° BT Daerah waktunya
meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
 Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan patokan garis bujur 120° BT Daerah
waktunya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTT, NTB,
Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
 Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur 135° BT. Daerah
waktunya meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.

2. Letak Geografis

Letak geografis diartikan sebagai letak suatu wilayah kaitannya dengan wilayah lain di muka
bumi. Secara geografis. Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di
antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis Indonesia yang demikian
menempatkan Indonesia di posisi silang, sehingga Indonesia berada pada jalur transportasi
perdagangan yang ramai. Dampak dari posisi silang tersebut  menyebabkan Indonesia kaya
akan keragaman budaya dan suku bangsa.

Perpaduan antara letak astronomis dengan letak geografis Indonesia tersebut menimbulkan
kondisi sebagai berikut :

1. Matahari bersinar terus menerus sepanjang tahun.


2. Penguapan tinggi, sehingga kelembapan juga tinggi.
3. Memiliki curah hujan yang relatif tinggi.
4. Memiliki wilayah hutan hujan tropis yang cukup lebat.
5. Memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau sebagai akibat
pergerakan angin muson.

Peredaran Semu Matahari Tahunan

Peredaran semu matahari adalah gerakan semu matahari dari khatulistiwa menuju garis
lintang balik utara 23½o LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang
balik selatan 23½o LS dan kembali lagi ke khatulistiwa. Pada tanggal 23 Maret, posisi
matahari tepat di atas khatulistiwa (0°), kemudian matahari seolah-olah bergeser ke arah
Utara, hingga pada tanggal 21 Juni, matahari seolah-olah berada agak condong di Utara,
yaitu di titik balik Utara. Pergerakan matahari seolah-olah terus terjadi, seiring dengan
berjalannya waktu, matahari kembali bergeser ke Selatan, hingga pada tanggal 23
September, matahari kembali tepat di atas khatulistiwa, kemudian matahari seolah-olah
bergeser ke arah Selatan, hingga pada tanggal 22 Desember, matahari seolah-olah berada
agak condong di Selatan, yaitu di titik balik Selatan. Pergerakan matahari seolah-olah terus
terjadi, seiring dengan berjalannya waktu, matahari kembali bergeser ke Utara, hingga pada
tanggal 23 Maret, matahari kembali tepat di atas khatulistiwa. Kondisi ini berjalan terus
menerus sepanjang waktu.

Angin Muson

a. Angin muson barat

Bertiup setiap bulan Oktober sampai Maret, saat kedudukan semu matahari di belahan bumi
selatan. Hal ini menyebabkan tekanan udara maksimum di Asia dan tekanan udara minimum
di Australia, maka bertiuplah angin dari Asia ke Australia (tekanan tinggi ke rendah). Karena
angin ini melalui Samudra Hindia, maka angin tersebut mengandung uap air yang banyak,
sehingga pada bulan Oktober sampai Maret di Indonesia terjadi musim penghujan.

b. Angin muson timur

Bertiup mulai bulan April sampai September, di mana kedudukan semu matahari di belahan
bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah dan tekanan udara di Australia tinggi,
sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin tersebut melewati gurun yang luas di
Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim
kemarau.

3. Letak Geologis

Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada di permukaan
bumi. Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu
Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur.
Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api
yang aktif dan rawan terjadinya gempa bumi.

Keuntungan Letak Dan Posisi Geografis Indonesia

Posisi dan letak goegrafis Indonesia menyebabkan Indonesia mempunyai karakteristik khas
dan juga menguntuntungkan sebagai berikut :

1. Indonesia dialalui jalur perdagangan internasional

2. Indonesia memiliki iklim tropika. Kondisi iklim di dunia dpengaruhi oleh garis lintang.
Berdasarkan garis lintang, Supandan Rubner membagi iklim menjadi tujuh wilayah.

3. Kondisi vegetasi yang tumbuh dan berkembang di Indonesia sangat beragam.

4. Adanya pembagian tiga daerah waktu di Indonesia

5. Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia

6. Keragaman jenis tanah di Indonesia

Pengaruh Letak Dan Posisi Geologis Bagi Indonesia

Beberapa pengaruh letak geologis ini bagi Indonesia antara lain sebagai berikut :

1. Indonesia dilalui rangkain gunung api aktif.

2. Di Indonesia banyak terjadi gempa bumi tektonik.

3. Indonesia memiliki bahan mineral tambang yang melimpah


Pengertian Tanah

Tanah adalah suatu hasil dari proses pelapukan batuan dan sisa bahan organik.Tanah juga
memiliki bagian-bagian tertentu misalnya tanah humus, debu, pasir, butiran liat dan masih
banyak bagian dari tanah.  Tanah merupakan Lapisan kerak bumi yang berada di lapisan
paling atas, yang juga merupakan tabung reaksi alami yang menyangga seluruh kehidupan
yang ada di bumi. Tanah juga merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi
pertanian. Sebagai alat produksi tanah memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai
kebutuhan diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka peranannnya yaitu sebagai tempat
pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber air bagi tanaman, dan
tempat peredaran udara.

Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di suatu tempat
dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat
fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia
menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di
dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah (pH), kadar bahan
organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).

Jenis-jenis Tanah

Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang
berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Tanah Berpasir

Tanah berpasir merupakan jenis tanah yang gembur dan mudah dilalui oleh air. Tanah jenis
ini mengandung sedikit bahan organik yang berasal dari makhluk hidup. Hal inilah yang
menyebabkan tanah berpasir tidak begitu subur sehingga  tumbuhan sulit tumbuh di tanah
berpasir. Tanah berpasir biasanya digunakan untuk bahan membangun rumah. Tanah ini
dicampur dengan semen untuk memasang batubata.

2.  Tanah Berhumus


Tanah humus adalah tanah yang berasal dari mikroorganisme yang telah mati dan membusuk
di tanah. Tanah berhumus inni merupakan tanah yang paling subur dibandingkan dengan
jenis tanah lainnya dan berwarna gelap atau kehitaman. Humus berasal dari pelapukan sisa
hewan dan tumbuhan yang membusuk. Tanah yang mengandung banyak humus merupakan
jenis tanah yang memiliki kesuburan yang sangat baik dan tanah jenis ini dapat menahan air
dan kemampuan menyerap airnya sangat tinggi sehingga sangat baik untuk lahan pertanian.

3. Tanah Liat atau Lempung

Jenis tanah ini sering dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan, seperti pot bunga,
mangkuk, dan cerek dan kerajinan lainnya. Dalam penggunaannya, tanah liat yang telah
dibentuk dipanaskan supaya kering dan kuat. Dalam keadaan basah tanah ini lengket dan
sangat elastis. Tanah jenis ini sukar menyerap air  dan tidak banyak mengandung bahan
organik. butiran-butiran tanahnya halus, setiap butiran saling melekat satu sama lain,
sehingga jika basah lengket sehingga  tumbuhan sulit tumbuh di tanah liat.

4.   Tanah Vulkanik

Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang
subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng
gunung berapi. Tanah vulkanik merupakan tanah yang  banyak mengandung unsur hara;
warnanya lebih gelap; berasal dari gunung berapi yang meletus; sangat mudah menyerap air;
sangat subur untuk lahan pertanian.

5.    Tanah Berkapur


Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari pelapukan batu kapur, Kerikil dan pasir ini
biasanya dimanfaatkan untuk membuat kapur tulis dan gamping sebagi campuran bahan
bangunan. Tanah ini mengandung bebatuan. Tanah jenis ini sangat mudah dilalui air dan
mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu, tanah berkapur tidak begitu subur. Jenis
tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat yang berbedabeda pula. Tanah
yang subur baik untuk bercocok tanam.

6.   Tanah Alluvial / Tanah Endapan

Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran
rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.   Tanah
Alluvial pada proses pembentukannya sangat tergantung dari bahan induk asal tanah dan
topografi, punya tingkat kesuburan yang bervariasi dari rendah sampai tinggi, tekstur dari
sedang hingga kasar, serta kandungan bahan organic dari rendah sampai tinggi dan pH tanah
berkisar masam, netral, sampai alkalin, kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation juga
bervariasi karena tergantung dari bahan induk (Hardjowigeno, 1985).

Tanah alluvial atau Inceptisol memiliki pH yang sangat rendah  yaitu kurang dari 4, sehingga
sulit untuk dibudidayakan. Alluvial atau Inceptisol yang bermasalah adalah sulfaquepts yang
mengandung horizon sulfuric ( cat clay ) yang sangat masam (Munir, 1996). Tanah Alluvial
mengalami pencucian selama bertahun-tahun tanah ini ditandai dengan kandungan bahan
organik yang tinggi. Vegetasi kebanyakan lumut yang tumbuh rendah. Tumbuhan tumbuh
dengan lambat, tetapi suatu lahan yang rendah menghambat dekomposisi bahan organik
sehingga menghasilkan tanah yang mengandung bahan organik dan KTK yang tinggi
(Foth,HD,1994).

Tanah Alluvial berwarna kelabu muda bersifat fisik keras dan pijal jika kering dan lekat jika
basah. Kaya akan fosfot yang mudah larut dalam sitrat 2% mengandung 5% CO2 dan tepung
kapur yang halus dan juga berstruktur pejal yang dalam keadaan kering dapat pecah menjadi
fragmen berbetuk persegi sedang sifat kimiawinya sama dengan bahan asalnya (Munir,
1996).

7.  Tanah Laterit


Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun
unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh :
Kalimantan Barat dan Lampung.

8.  Tanah Gambut / Tanah Organosol

Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang
merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa biasanya akan membentuk batu bara
muda. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.

9. Tanah koalin

Tanah koalin adalah tanah yang berasal dari pelapukan batuan beku dan batuan malihan. sifat
tanah ini kasar dan juga banyak mengandung mineral.

10. Tanah Los

Tanah los adalah tanah yang berasal dari gurun pasir yang terbawa oleh angin dan
mengendap. Tanah ini kurang baik untuk pertanian.
11. Tanah regosal

Tanah regosal adalah tanah yang berasal dari endapan abu vulkanis dari bahan dan unsur
lumpur gunung berapi atau berasal dari endapan pasir disepanjang pantai. Tanah ini cocok
untuk tanaman bakau, dan kelapa.

12.  Tanah litosol

Tanah litosol adalah tanah yang berasal dari batuan yang keras dan belum mengalami
pelapukan sempurna, tanah ini tidak cocok untuk pertanian.

13. Tanah Podzolit


Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan
yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.

JENIS-JENIS TANAH

A.    Tanah

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik serta terdiri
dari massa padatan, cair, gas. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi.
Tanah tercipta tidak dengan sendirinya, melainkan berasal dari hasil pelapukan bebatuan dan
tumbuhan yang perosesnya membutuhkan waktu bertus-ratus tahun. Proses pembentukan
tanah sangat dipengaruhi oleh iklim, bentuk muka bumi, tumbuhan, berbagai organisme yang
hidup diatasnya termasuh hewan, manusia dan waktu.

Tumbuhan, hewan, dan manusia sendiri juga memerlukan tanah untuk tempat hidup.
Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bertahan hidup tanpa ada lapisan tanah. Lapisan tanah juga
menyediakan bahan-bahan makanan dan mineral guna pertumbuhan tanaman. Kemudian
tumbuhan itu dimanfatkan oleh hewan dan manusia.

B.     Jenis-Jenis Tanah

Interaksi antara factor-faktor pembentukan tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat
yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah, beberapa ahli
mengklasifikasikannya dengan klasifikasi yang berbeda-beda.

Jenis-jenis tanah itu adalah sebagai berikut:

a.      Tanah Humus

Pengertian
Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon.
Humus biasanya dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami perombakan
oleh organism dalam tanah , berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman. Secara
kimia humus didefinisikan sebagai suatu kompleks organik makromolekuler yang
mengandung banyak kandungan fenol, asam karboksilat, dan alifatik hidroksida.

Cirri-ciri

 Biasanya berwarna gelap di lapisan tanah atas


 Tidak setabil apabila terjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi
 Bersifat koloidal
 Luas permukan dan daya serap tinggi
 Kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g
 Dapat meningkatkan unsur hara

Manfaat

Humus memiliki konstribusi besar terhadap kebertahanan dan kesuburan tanah. Humus
merupakan sumbermakanan bagi tanaman dan berperan baik bagi pertumbuhan dan menjaga
struktur tanah. Senyawa humus juga berperan baik dalam pengikatan bahan kimia toksik
dalam tanah dan air. Selain itu humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah,
membantu dalam menahan pupuk onorganik larut-air, mencegah penggerusan
tanah,menaikkan aerasi tanah, dan menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-
senyawa organik toksit.

b.      Tanah Organosol/ Tanah Gambut

Pengertian

Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang
setengah membusuk, oleh sebab itu kandungan bahan organiknya tinggi.

Banyak terdap[at di rawa Sumatra, rawa Kalimantan, dan rawa Papua. Tanah ini tidak cocok
untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasamannya tinggi.

Cirri-ciri

 Berwarna coklat hingga kehitaman


 Bertekstur debulempung
 Tidak berstruktur
 Konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat
 Kandungan unsure hara rendah

Macam gambut di Indonesia

 Gambut topogen

Adalah lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat
drainasenya pada tanah cekung di belakang pantai, di pedalaman atau di pegunungan.
Gambut jenis ini umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, tidak
begitu asam airnya dan relatif subur; dengan zat hara yang berasal dari lapisan
tanah mineral di dasar cekungan, air sungai, sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut
topogen relatif tidak banyak dijumpai.

 Gambut omborogen

Gambut ombrogen lebih sering dijumpai, meski semua gambut ombrogen bermula sebagai
gambut topogen. Gambut ombrogen lebih tua umurnya, pada umumnya lapisan gambutnya
lebih tebal, hingga kedalaman 20 m, dan permukaan tanah gambutnya lebih tinggi daripada
permukaan sungai di dekatnya. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya
bersumber dari lapisan gambut dan dari air hujan, sehingga tidak subur. Sungai-sungai atau
drainase yang keluar dari wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang keasamannya
tinggi (pH 3,0–4,5), mengandung banyak asam humusdan warnanya coklat kehitaman seperti
warna air teh yang pekat. Itulah sebabnya sungai-sungai semacam itu disebut juga sungai air
hitam.

Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini
kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove yang kemudian mongering,
kandungan garam dan sulfida yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit dihuni
oleh jasad-jasad renik pengurai. Dengan demikian lapisan gambut mulai terbentuk di atasnya.
Penelitian di Sarawak memperlihatkan bahwa gambut mulai terbentuk di atas lumpur
mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu, pada awalnya dengan laju penimbunan sekitar 0,475
m/100 tahun (pada kedalaman gambut 10–12 m), namun kemudian menyusut hingga sekitar
0,223 m/100 tahun pada kedalaman 0–5 m. Agaknya semakin tua hutan di atas tanah gambut
ini tumbuh semakin lamban akibat semakin berkurangnya ketersediaan hara.

c.       Tanah Liat/ Lempung

Lempung atau tanah liat mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-
unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak
bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan
sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat
ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung
digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang
membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida
aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon dan satu lapis
oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut
saat kering dan membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat
membentuk kerutan-kerutan atau “pecah-pecah” bila kering.

d.      Tanah Aluvial

Tanah aluvial biasnyan terdapat di sepanjang aliran sungai. Tanah aluvial berasal dari
material halus yang diendapkan di aliran sungai dan merupakan jenis tanah yang masih muda
karena belum mengalami perkembangan.

e.       Tanah Berpasir


Tanah yang kurang baik bagi pertanian. Terbentuk dari pelapukan batuan beku serta sedimen
yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

Tanah berpasir ini cirinya butiran pasirnya sangat banyak, mudah menyerap air namun sangat
sulit ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan. Biasanya tanah berpasir ini dimanfaatkan sebagai
campuran semen dalam pemasangan batu bata.

f.       Tanah Vulkanik/ Regosol

Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran
terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah vulkanik ini sangat mudah menyerap air dan
banyak mengandung unsur hara sehingga sangat baik jika dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali,
dan Nusa Tenggara.

g.      Tanah Latosol

Jenis tanah ini biasanya terdapat pada daerah beriklim basah yang curah hujannya lebih dari
300mm/tahun dan berada di dataran tinggi yang berkisar antara 300-1.000 meter. Bahan
utama pembentuk tanah jenis ini berasal dari bebatuan gunung berapi yang mengalami proses
pelapukan.

h.      Tanah Grumosol

Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau
subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.

 Cirri-ciri
–     Warna tua/kelam

-          Tekstur lempung

-          Struktur atas granuler, struktur bawah gumpal atau pejal  Konsistensi liat tinggi

-          Koefisien kembang kerut tinggi

-          Bahan induk adalah batu kapur, batu napal, tuff, endapan aluvial, dan abu vulkanik

-          Topografi agak bergelombang hingga berbukit dengan CH < 2.500 mm/th

-          Solum tanah dalam (+ 75 cm)

-          Peka terhadap erosi dan bahaya longsor

Anda mungkin juga menyukai