Anda di halaman 1dari 33

APLIKASI TEORI MODEL

PADA PERALATAN PROSES


MIXER
• Di dalam industri , mixer digunakan untuk :
– blending terhadap tepung atau pasta
– suspensi padatan dalam cairan
– dispersi atau emulsi cairan-cairan yang tak saling
larut
– pelarutan padatan , cairan atau gas
– mempercepat reaksi kimia
• Operasi –operasi ini kemungkinan disertai
pemanasan maupun pendinginan dalam mixer
.
MIXER
• Persamaan umum tak berdimensi untuk aliran
fluida di dalam mixer adalah :
P gc  N D2 N 2D  ( 8.1 )
 f  , 
N D3 5
  g 
Atau
Koefisien tekanan = f ( Re, Fr )
• Bila di dalam mixer ada dua cairan yang tak
saling larut :
P gc  N D2  N 2 D N 2 D3 
 f  , , 
N D   
3 5
g 
MIXER
• Produk tak berdimensi N2 D3 ρ / ɣ adalah bilangan
Weber.
• Bila dalam mixer hanya ada satu fase cair , bentuk
umum persamaan untuk gerak cairan dinyatakan oleh
Rushton , Costich, dan everett sebagai :
m n
P gc  N D    N D
2 2
 C    
N D     g  ( 8.3 )
3 5

• Eksponen bervariasi dari -1,0 (dalam daerah streamline


) sampai dengan 0 (dalam daerah turbulen dalam mixer
berbaffle) .
• Gerak cairan dikatakan streamline pada Re <10 , dan
turbulen pada Re = 100 – 1000 , tergantung pada
geometri sistem .
Mixer tanpa baffle
• Untuk mixer tanpa baffle berlaku :
exp .n 

a  log N D 2  /   ( 8.4 )
b
• Dimana a dan b adalah konstanta yang besarnya
tergantung pada geometri dari sistem .
• Jadi dalam mixer tak berbaffle , bilangan daya
dipengaruhi oleh Re dan Fr.
• Bilangan Reynolds menentukan pola turbulensi
dalam fluida yang dipengaruhi oleh viskositas,
sedang bilangan Froude menentukan profil
vorteks dan sirkulasi toroidal dalam bidang
vertikal yang dipengaruhi oleh grafitasi.
Mixer Tanpa baffle
• Dari persamaan (8.3) jelas terlihat bahwa
untuk sistem –sistem mixer tak berbaffle yang
homolog , similaritas antara alat-alat yang
ukurannya berlainan tidak mungkin terpenuhi
karena :
• agar Re konstan → KN = KD-2 .......... (8.5 )
• agar Fr konstan → KN = KD-1/2
Mixer Tanpa Baffle
• Dengan menggunakan cairan yang
mempunyai viskositas kinematis yang lebih
rendah pada model dari pada yang
dipergunakan pada prototype, maka
kesamaan bilangan Reynolds dan bilangan
Froude dapat terpenuhi bersama .
• KD = K‫ע‬2/3 .......... (8.6a)
• KN = K‫ע‬-1/3 .......... (8.6b)
Mixer Tanpa baffle
• Dalam hal ini bilangan daya pada model sama dengan
pada prototype.
KP = K ρ KN3 KD5 ..............................( 8.7 )
• Dengan kondisi pada persamaan (8.6a ), (8.6b ) dan
(8.7) maka pola dan profil vorteks di dalam model dan
prototype akan similar geometrinya .
• Bila di dalam model dan prototype digunakan cairan
yang sama, maka similaritas tidak mungkin terpenuhi,
kecuali bila pengaruh bilangan Froude dihilangkan.
• Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan baffle yang
dapat memperkecil pembentukan vorteks .
Mixer berbaffle
• Penggunaan baffle akan menambah
pemakaian daya dan efisiensi mixing, sehingga
baffle digunakan bila diperlukan tingkat
pencairan yang baik .
• Pembentukan vorteks juga dapat diperkecil
dengan meletakan pengaduk tidak pada garis
tengah tanki pencampur.
Mixer berbaffle
• Persamaan daya untuk mixer berbaffle adalah :
m
P gc ND 
2
 C  
N D   
3 5
( 8.8 )
• Bila π = P / D3 = input daya per satuan volum ,
maka
m
 gc ND 
2
( 8.9 )
 C  
N D3 2
  
Mixer Berbaffle
• Bila xf = indeks Reynolds untuk fluida friction
atau perpindahan momentum = 1 + m maka :
xf 1
 gc ND 
2
( 8.10 )
 C
  
 N 3D2   
xf
 gc ND 
2
( 8.11 )
 C1  
N    
2

• Group (π gc / N2 μ) oleh carlson dan Olney


disebut ” fungsi daya ”, yang menyatakan rasio
antara torque dengan viscous force .
Mixer berbaffle
• Bila diameter pengaduk D ditetapkan sebagai
panjang karakteristik dari sistem dan dengan
menganggap bahwa bilangan Schmidt dan
bilangan Prandtl konstan, maka persamaan untuk
perpindahan massa dan perpindahan massa
untuk sistem-sistem yang homolog
hD ND 
2 xh
( 8.12 )
 C 2  
k   2  xm
KD ND 
 C3   ( 8.13 )
   
• Dimana xh dan xm adalah indeks Reynolds untuk
perpindahan panas dan perpindahan masa .
Mixer berbaffle
• Untuk dispersi cairan-cairan yang tidak saling
larut atau gas dalam cairan, telah dilakukan
percobaan oleh Vermullen, Williams dan
Langlois.
• Bila s adalah spesific interface dari sistem dua
fase, maka untuk mixer-mixer yang sama
geometrinya dan rasio volume kedua fase
pada kedua sistem sama maka untuk sistem
cair-cair berlaku :
0, 6
 N 2 D3  
s D    (8.14)
  
Mixer Berbaffle
• Untuk sistem-sistem yang homolog :

s N D  3

2 0, 4
( 8.15 )
• Sedang untuk sistem gas-cair berlaku :
 N 2 D3  
s D   
 N D2 
 
0,5
( 8.16 )
     
• Untuk sistem-sistem yang homolog :

s N D  3

2 0, 5 ( 8.17 )

• Bila rasio volume dua fase yang ada dalam model dan
prototype tidak sama , maka hasil kali s D harus
dikalikan dengan faktor koreksi empiris .
Mixer Berbaffle
• Bila rasio volume dua fase yang ada dalam model dan
prototype tidak sama , maka hasil kali s D harus
dikalikan dengan faktor koreksi empiris .
• Aturan untuk mengekstrapolasi performance suatu
mixer tergantung pada objek yang akan didispersikan ,
padatan atau cairan yang larut , juga tergantung pada
pengaruh perpindahan panas atau perpindahan massa.
• Untuk mendispersikan padatan dalam cairan, maka
kriteria similaritas yang baik adalah kesamaan input
daya per satuan volume.
• Maksudnya , dalam sistem-sistem pencampuran yang
homolog dengan harga-harga yang sama, maka derajad
dispersinya sama.
Mixer Berbaffle
• Karena hanya mixer berbaffle atau yang
pengaduknya tidak di tengah , yang dapat di
scale –up pada indeks Reynolds, maka harga xf
= 1,0. Jadi persamaan (8.11):
C1 3 2
 N D
gc ( 8.18 )
• Untuk π konstan :
KN = KD-2/3 ( 8.19 )
KP = K D 3 ( 8.20 )
Mixer Berbaffle
• Dalam sistem cair-cair dan gas –cair , agar
similaritas terpenuhi maka bilangan weber
pada model sama dengan pada prototype .
• N2 D3 konstan dan persamaan skalanya adalah :
KN = KD-2/3 ...............................( 8.21 )
Ks = KD-1 ............................... ( 8.22 )
• Jadi untuk sistem gas-cair atau cair-cair yang
tidak saling larut, kesamaan input daya per
satuan volum akan memberikan derajad
dispersi yang sama.
Contoh
Emulsi hevy tar-oil akan dibuat secara batch dalam
tanki berjaket , dengan pemanas steam , yang
dilengkapi dengan pengaduk , Caranya adalah
dengan mengisi tanki tersebut dengan air dingin ,
memanaskan hingga 600 C , menggunakan
pengaduk untuk mempercepat perpindahan panas ,
kemudian mengalirkan sejumlah tertentu tar oil
panas yang dicampur dengan emulsifying agent ke
dalam tanki. Percobaan skala pilot dilakukan dalam
tanki berjaket dengan diameter 10 in yang
mempunyai pengaduk propeller dengan kecepatan
1500 rpm .
Contoh
waktu pemanasan pada batch adalah 2,4 menit ,
dan pemakaian dayanya 0,004 Hp.Unit dengan
skala penuh berupa tanki berjaket yang
geometrinya sama , dengan diameter 5 ft dan
mempunyai pengaduk yang juga sama
geometrinya.
Berapa kecepatan pengaduk pada unit skala
besar agar diperoleh derajad dispersi yang sama
dengan yang diperoleh pada skala kecil ? berapa
pemakaian daya ?
Contoh
Penyelesaian :
KL = KD = 60 in / 10 in = 6,0
KN = KD-2/3 = ( 6,0 ) -2/3= 1/3,3
Kecepatan pengaduk prototype=
N = 1500 /3,3 = 455 rpm
Rasio pemakaian daya KP = KD3= ( 6,0 )3 = 216
Pemakaian daya pada prototype = P = 0,004 x
216 = 0,86 Hp
Contoh
SCALE UP FOR AGITATED SOLIDS SUSPENSION
PENYELESAIAN
1. Menghitung densitas suspensi
Untuk menghasilkan suspensi 30% berat
sebanyak 1 lb, dibutuhkan 0,3 lb padatan dan 0,7
lb cairan.
Densitas cairan = 0,89. (8,337 lb air/gallon)=7,42
lb/gallon.
Densitas padatan= 3,8.(8,337)= 31,68 lb/gallon
Volume 1 lb suspense = 0,7/7,42+0,3/31,68 =
0,1038 galon
Densitas 1 lb suspense = 1lb/0,1038 gal = 9,63
lb/gal
Spesifik gravity = 9,63/8,337 = 1,16 (1160 kg/m3)
2. Menentukan tinggi batch tanki
Batch 6000 galon dengan diameter tanki dished
head 10 ft akan mengisi 414 gal dalam dished
head setinggi 16 in (table 12.2).
Sisanya 6000-414= 5586 gal akan mengisi
dibagian didinding vertical tanki dengan rate
48,9 gal/in.
Kedalaman total cairan = 5586 gal/(48,9 gal/in)
+16 in= 130 in (3,3 m).
3. Menggunakan data percobaan model untuk
menentukan intensitas pengadukan yang
dibutuhkan.
Meskipun semua data fisik tersedia , tetapi tidak
mungkin memperkirakan data fisik dari cairan
yang berbeda sedikit viskositasnya tanpa
melakukan percobaan model.
Dilakukan percobaan model dengan asumsi
diameter tanki 1 ft (skala 1/10), tinggi cairan di
model= (130 in)/10 = 13 in. Pengadukan
menggunakan impeller dengan diameter D= 4 in (
dengan 4 blade masing2 dengan lebar 0,8 in)
beropersai pada kecepatan putaran N= 465 rpm.
4. Scale up hasil percobaan untuk suspense
padatan.
Diameter tanki prototype 10 kali model,
sehingga diameter impeller = 10 (4 in)=40 in.
Lebar blade= 10(0,8 in)= 8 in. Hasil percobaan
model dapat dilihat pada figure. 12.5.
Kecepatan pengadukan pada skala besar
NLdapat dihitung dari hubungan berikut:

NS =kecepatan putaran model, n = eksponen


yang berhubungan dengan proses. Untuk
suspense padatan n = ¾, sehingga untuk
kecepatan putaran model 465 rpm, kecepatan
putaran pengaduk prototype dpt dihitung:
5. Menghitung kecepatan putaran standard an
horsepower motor.
Meskipun hasil perhitungan scale up untuk
putaran 82,7 rpm, tetapi putaran yang
tersedia dipasaran adalah 84 rpm. Untuk
menghitung power pertama harus ditentukan
turbulent-power number dari fig. 12.1.
Np= 1,37.
Bilangan Reynold dihitung:

=10,7(40)2 (84)(1,16)/125 =
13.345 (aliran turbulen) sehingga tidak ada
koreksi untuk fig. 12.2
Power untuk impeller =

1,37(1,16)(84)3(40)5/(1,524x1013) =6,33 hp.


(1,524x1013)= factor konversi ke hp
Efisiensi motor = 85% , sehingga hp minimum =
(6,33 hp)/0,85 = 7,45 hp.
Tersedia 7,5 hp (5,5 kW), untuk memutar
impeller dengan diameter 40 in (1,02 m) pada
kecepatan 84 rpm.

Anda mungkin juga menyukai