Anda di halaman 1dari 3

Lembar Wawancara

Naramsumber : Ibu Asni

Alamat : Komplek Taman Sari di Taman RT42 RW10 Patehan

Hari / Tanggal : 25 Oktober 2022

Tentang : Proses Pembuatan Batik

Waktu : 10.00- 11.00 WIB

Pertanyaan/ Jawaban

Peneliti : Assalamualaikum bu, mengganggu waktunya. Perkenalkan kami mahasiswa dari Prodi
Pendidikan IPA UST semester 3,kami mendapatkan tugas etnosains terkait kebudayaan lokal yang ada di
Yogyakarta dan kami memilih terkait proses pembuatan baik.Izin wawancara nggeh bu? maaf
sebelumnya dengan ibu siapa?

Ibu Asni :Baik, tapi ya maaf tempatnya seperti ini.Dengan ibu Asni.

Peneliti : Tinggal disini juga bu?

Ibu Asni : Iya saya tinggal disini, di Komplek Taman Sari di Taman Rt42 Rw10 Patehan

Peneliti : Sudah lama bu membuat batiknya?

Ibu Asni : 10 tahunan, dari tahun 1996 saya sudah menekuni di batik

Peneliti : Sudah lama nggeh bu, menurut ibu pengertian batik itu apa?

Ibu Asni : Iya,menurut brotobukso ba itu membuat, tik yaitu titik -titik .Batik yaitu dari titik- titk itu
dihubungkan menjadi sebuah garis.tetapi batik sendiri menjadi salah satu budaya warisan yang ada di
jogyakarta. Dikatakan batik karena proses pembuatan sebuah kain yang di awali dengan proses
pencantingan, pewarnaan, dan dilorot ( dihilangkan warnanya).

Peneliti : Untuk batik yang diproduksi batik apa nggeh bu?

Ibu Asni : Kalau batik yang kami produksi yaitu Batik Cemethi.

Peneliti : Apa saja bahan dan alat yang digunakan ibu?

Ibu Asni : Kalau bahannya ada kain, lilin ( malam) , pewarna dan alatnya pembuatan batik yang wajib
ada yaitu canting,wajan dan kompor dengan alat penunjang yaitu kursi sebagai tempat duduk ketika
pembuatan batik dan juga kuas.
Peneliti : Bagaimana proses pembuatan batik nya bu?

Ibu Asni :Untuk prosesnya pertama proses pencantingan kemudian dari kain di murdan dihilangkan
kotoran yang ada di dalam kain untuk mempermudah penyerapan warna setelah itu kemplong lalu di
setrika setelah sudah mempunyai motif mall di kertas batik apa yang akan dibuat, kalau di batik
tradisional ada polanya yaitu dengan pindah pola dari kertas ke kain.Setelah pindah pola yaitu proses
pencatingan atau klowong,di dalam motif ada detailnya disebut isen- isen dengan canting klowong atau
ceceg kemudian ada yang di blok dengan canting besar kemudian masuk pewarnaan.kalau modern bisa
secara coletan atau dulitan dengan warna macem- macem atau di celup,biru atau soga yang kedua bisa
dilorot(dihilangkan semua dan menjadi warna biru putih) atau dikerok ( diambil bagian- bagian yang
akan menjadi warna coklat) dengan cawuk kalau di celup itu dengan satu warna atau dengan dua warna.
Di lorot berarti dihilangkan lilinya dengan direbus ada zat bantunya soda abu dan air.Selanjutnya
bironi,kemudian di soga pewarnaan coklat di celup lagi.Kemudian dilorot lagi.

Peneliti : Panjang juga nggeh bu prosesnya. Kalau untuk pewarnaanya menggunakan apa njeh bu?

Ibu Asni : Kalau untuk pewarnaanya saya menggunakan pewarna alam seperti daun dan kayu. Untuk
warna soga dari kayu tinggi Tegra jambal.Untuk warna hijau dan kuning bisa menggunakan daun
mangga.Dengan bunga juga bisa. Kita rebus kita ekstra sendiri dalam pewarnaanya seperti nenek
moyang dulu. Sekarang ini sudah jarang menggunakan pewarna alami,makanya saya mengembangkan
dengan pewarna yang alami. Ada satu dari UGM, dia juga menggunakan pewarna alami dari bubuk.

Peneliti : Kalau kunyit itu bisa juga untuk pewarna alami bu?

Ibu Asni : Kalau di dalam batik itu namanya derat berarti langsung jadi kalau secara dektestil kurang
bagus kalau kena pertama akan kuning lama - lama akan coklat,warna kuningnya akan hilang. Kalau bagi
orang ohh ini bagus tapi kalau bagi saya mohon maaf kurang bagus.

Peneliti : Kalau untuk pembuatannya berapa lama bu?

Ibu Asni : Kalau menggunakan pewarna alami bisa 1 tahun baru jadi. Karena untuk merendamnya lama.

Peneliti : Untuk pengelolaan limbah industrinya bu? Apakah menganggu warga sekitarnya?

Ibu Asni : Untuk limbah belum ada pengelolaannya seperti industri- industri besar.Untuk limbah lilin
setelah direbus lilin didiamkan akan mengeras lagi dan masih bisa digunakan lagi.Untuk limbah
obatnya,biasaya direndam dan didiamkan dikasih arang.Nanti beningannya yang dibuang walaupun
masih ada kandungan kimianya.Kalau untuk yang pewarna alam tidak ada masalah.Yang cair kalau yang
dari industri besar mungkin bisa menggangu tapi kalau di tempat saya tidak karena ada tempat untuk
pembuangan limbahnya.Dan tidak masalah untuk resapan di tanah. Karena ada peneliti dari UII yang
meneliti limbah resapan yang ada di tanah dan ternyata tanah disini masih bagus karena limbah-limbah
yang saya buang itu dari limbah warna alam kalau warna yang lain di netralkan dulu ( difiltrasi).

Peneliti : Selama proses membatik apakah menggunakan alat-alat pelindung diri untuk safety
kesehatannya?
Ibu Asni : untuk kesehatan untuk duduknya, cara mencanting, matanya dan pernafasan. Untuk
mencanting sebaiknya di luar karena uapnya dari malam bisa mengganggu pernafasan. Biasanya orang
yang membatik di dalam ruangan kebanyakan sakit paru- paru. Makanya orang - orang dulu kalau
membatik di bawah pohon karena nenek moyang kita sudah mengetahui bahaya dari uap
malamnya.untuk mencanting ada aturannya tidak langsung diambil tetapi hanya pergerakan dari
pergelangan tangan, seperti orang menari. Bagi saya membatik itu menari di atas kain.kursi dapat
membantu dalam kesehatan. kalau di bawah akan cepat capek. cara duduk dalam membatik ada aturan
misalnya ketika mencanting alatnya harus di sebelah kanan, tidak boleh dihadapkan. Kalau diharapkan
akan terkena ke badan. Pengambilannya juga ada caranya tidak asal mengambil.Untuk kelancaran
malamnya harus di tiup ujung canting nya.

Peneliti : Untuk biaya produksinya kira- kira berapa bu untuk 1 kain batik?

Ibu Asni : Kalau dilihat dari kainnya itu murah ada kain prima,primisima dan pori biru.Kalau kain yang
standar 1 potong 75.000 dengan panjang 2,5 m.Untuk desainnya 50.000.Untuk ongkos satu kain
250.000.Pewarna 75.Jadi,untuk biaya produksi sekitar 470.00- 500.000

Anda mungkin juga menyukai