Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK PEMBUATAN BATIK JUMPUTAN

DENGAN PEWARNA ALAMI

Penyusun :

Nadhira Komala Hastuti


No. Absen 24
XII IPS 1

Tahun Pelajaran
2021/2022
PENDAHULUAN
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT., karena dengan karunia dan rahmatnya saya
diberi kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan laporan pembuatan batik jumputan
dari pewarna alami tanpa halangan apapun.

Laporan ini ditulis untuk memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang
diberikan kepada saya dari Ibu Oni Susan Indrayani S.Pd. Tujuan pembuatan laporan ini adalah
untuk menunjukan proses demi proses pembuatan batik jumputan dari pewarna alami dan
menjadi bukti bahwa oleh saya sendiri, penulis laporan ini yang membuat batik jumputan dari
pewarna alami itu sendiri.

Kegiatan yang saya lakukan di dalam laporan ini adalah kegiatan yang sangat berguna dan
bermanfaat bagi saya sendiri maupun lingkungan sekitar. Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu
Guru karena telah memberikan tugas yang bermanfaat dan melatih kekreatifan dalam diri.

Manusia pastilah tidak luput dari salah karena yang selalu benar dalam kehidupan ini hanya
Allah SWT.. Maka dari itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya bilamana ada kesalahan
dalam pembuatan batik jumputan dengan pewarna alami maupun laporan yang saya tulis ini.
Saya akan menerima nasihat dan kritikan dari Ibu Guru untuk laporan dan hasil yang telah saya
buat ini untuk kebaikan saya di masa depan nantinya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya maupun pembaca nantinya.

Temanggung, September 2021

Penulis
Latar Belakang

Batik adalah salah satu budaya yang amat berharga bagi Indonesia. Keindahan coraknya yang
membuat siapapun terpana. Untuk membuat pola pada kain yang akan menjadi, umumnya kita
mengenal bahan yang digunakan adalah lilin malam dengan canting sebagai alat penggambarnya.
Teknik ini dikenal sebagai batik tulis. Namun, ada teknik lain yang bisa digunakan untuk
membuat corak batik, misalnya di-cap, di-print, ataupun dijumput.

Pewarna yang digunakan untuk mewarnai kain batik pun ada berbagai macam. Jenisnya bisa
menggunakan yang pewarna buatan atau pewarna alami. Umumnya pewarnaan pada batik
maupun kain menggunakan pewarna buatan. Walaupun begitu, pewarna alami tidak kalah cantik
untuk menghasilkan warna.

Pewarna alami yang umumnya digunakan adalah kunyit sebagai warna kuning, daun ketapang
penghasil warna cokelat, daun suji penghasil warna hijau, buah naga penghasil warna merah,
atau bunga tarum sebagai penghasil warna biru.

Di Indonesia ada banyak sekali tumbuhan yang bisa digunakan untuk pewarna kain alami. Maka
dari itu, dikesempatan kali ini, saya akan membuat batik menggunakan pewarna alami dengan
teknik batik jumputan. Sebagai pemudi Indonesia, saya senang bisa mempelajari budaya dengan
memanfaatkan tumbuhan yang ada di Indonesia secara baik dan benar.

Saya menggunakan daun ketapang dan kulit manggis sebagai pewarna alami. Dengan begini,
saya secara tidak langsung bisa memanfaatkan sampah organik untuk menghasilakan sebuah
karya yang indah.
ISI

Disini, saya mempraktikan cara pembuatan batik jumputan dari pewarna alami.

I. Alat Dan Bahan

Bahan yang dibutuhkan :


 Kain berjenis Blaco, Mori Prima, Primissima
 Garam
 Air
 Kapur
 Daun ketapang
 Kulit manggis
 Kapur padalarang

Alat yang dibutuhkan :


 Karet gelang
 Kerang
 Kompor
 Panci bertutup
 Sendok
 Gayung
 Wadah bertutup
 Gelas takar
II. Langkah Pembuatan

Pembuatan warna :
1. Cuci daun ketapang

2. Masukkan daun ketapang ke dalam panci dan tambahkan air.

3. Lalu rebus selama 30 menit dengan api sedang sampai mendidih, panci ditutup.
4. Ambil ekstraknya, masukkan ke dalam wadah, tutup, diamkan selama semalam, dan
singkirkan daun ketapang karena sudah tidak diperlukan.

5. Lakukan hal yang sama pada kulit manggis.


Perlakuan pada kain :

1. Cuci kain dengan air.


2. Masukkan air hangat, 1 sendok teh garam, dan kain ke dalam wadah.

3. Lalu diamkan selama 2 jam.


4. Lalu jemur kain.

5. Buat pola pada kain yang sudah kering, lalu ikat dengan karet sebanyak 3 lilitan karet. Saya
menggunakan teknik ikatan garis di bagian kedua ujung kain.
6. Lalu celupkan ke dalam ekstrak daun ketapang.

7. Rendam selama 15 menit.


8. Lalu jemur kain. Saya mengulangi siklus pewarnaan dengan daun ekstrak sebanyak 2 kali
celup.

9. Buat pola pada kain lalu ikat dengan karet sebanyak 3 lilitan karet. Saya menggunakan teknik
ikatan tunggal, teknik ikatan mawar ganda, dan teknik mengikat benda menggunakan kerang di
bagian tengah kain.
10. Kain yang sudah diikat dicelupkan ke ekstrak kulit manggis.

11. Rendam kain selama 15 menit.


12. Jemur kain. Saya melakukan skiklus pewarnaan dengan ekstrak kulit manggis ini sebanyak 4
kali celup.

Tahap penguncian :

1. Larutkan 3 sendok makan kapur padalarang ke dalam 500 ml air di dalam wadah.
2. Diamkan larutan air kapur padalarang semalaman.

3. Rendam kain yang sudah selesai pada proses pencelupan pewarnaan ke dalam larutan air
kapur padalarang tanpa endapan kapur padalarang.
4. Lalu jemur kain yang sudah dicelup.

Tahap akhir

1. Lepas karet pembuat pola pada kain yang sudah kering.


2. Lalu setrika kain.

III. Biaya Produksi

- Kain berjenis blaco seharga Rp 3.000,00.


- Kapur padalarang seharga Rp 8.000,00 (dengan takaran berkali-kali pakai).
- Karet gelang seharga Rp 2.000,00.
- Manggis seharga Rp 30.000,00 (dalamnya juga untuk dimakan).
Total : Rp 43.000,00 (tidak untuk sekali pembuatan)
Selain alat atau bahan yang tidak saya sebutkan di atas, berarti alat dan bahan tersebut tidak
dibutuhkan untuk mengeluarkan uang sepeserpun. Karena sudah tersedia di rumah atau
didapatkan secara gratis.

IV. Perkiraan Harga Jual

Harga yang bisa diperkirakan untuk batik jumputan ini bila dijual adalah minimal Rp 20.000,00
dan maksimal Rp 50.000,00 (dalam ukuran kain yang saya gunakan untuk pembuatan laporan
ini).

V. Sasaran Pasar
Semua kalangan bisa menjadi sasaran pasar batik jumputan ini. Tetapi, akan lebih
menguntungkan bila disasarkan ke orang yang bekerja dan ibu-ibu.
VI. Manfaat / Kegunaan Produk
Manfaat / kegunaan yang didapatkan adalah sebagai berikut :
1) Dapat memanfaatkan sampah organik menjadi barang nilai jual selain pupuk.
2) Lebih mencintai budaya Indonesia, yaitu batik.
3) Digunakan untuk hiasan atau dibuat untuk pakaian.
PENUTUP

Kesimpulan

Pembuatan batik jumputan menggunakan pewarna alami ini menggunakan dua pewarna alami,
yaitu daun ketapang dan kulit manggis. Teknik pembuatannya yaitu diikat dengan karet dan
dicelupkan ke dalam ekstrak pewarna alami. Ada beberapa macam teknik ikatan untuk membuat
pola batik, dan yang saya gunakan adalah teknik ikatan tunggal, ikatan mawar ganda, ikatan
garis, dan mengikat benda. Untuk menghasilkan batik ini, pemanfaatan sampah organik dan
mendapatkan kreativitas pun juga dihasilkan. Dari hasil pembuatan ini dapat menjadi sebuah
potensi untuk bidang kewirausahaan. Demikianlah pembuatan batik jumputan dengan pewarna
alami.

Saran

Berdasarkan hasil pembuatan batik jumputan dengan pewarna alami ini, saya harap pembaca
dapat melakukan hal yang sama, yaitu membuat batik jumputan dengan pewarna alami. Karena
kegiatan ini banyak memberikan manfaat, baik melatih kreatifitas atau memanfaatkan sampah
untuk membuat barang bernilai tinggi. Saya menyarankan para pembaca membuat batik
jumputan dengan pewarna alami, karena cukup mudah pembuatannya. Dalam proses pembuatan
diharapakan untuk disiplin dan jangan lengah agar proses pembuatan dapat berjalan dengan
lancar.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai