Jawaban :
a. Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan menanggung risiko kerusakan
dan kehilangan kendaraan, baik roda empat maupun roda
dua. Jaminan perluasan produk ini memberikan
perlindungan terhadap pengendara berupa santunan
kecelakaan yang mengakibatkan cacat hingga kematian.
b. Asuransi Bangunan
Asuransi bangunan adalah asuransi yang
memberikan perlindungan terhadap timbulnya kerugian
akibat terjadinya kebakaran, tindak pencurian, atau
kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana alam.
1. Akomodasi sementara
2. Tanggung gugat hukum pribadi
3. Kerusakan harta benda
4. Ganti rugi atas kematian tertanggung
5. Kebakaran
6. Terorisme dan sabotase
7. Pencurian
c. Asuransi Perjalanan
Asuransi perjalanan atau travel insurance merupakan
salah satu jenis asuransi kerugian yang menyediakan
perlindungan bagi seseorang selama berada dalam
perjalanan.
a. Travel PRO
Travel PRO adalah asuransi kesehatan untuk
perjalananke luar negeri yang memberikan berbagai
macam perlindungan maksimal
d. Asuransi diri
Allianz personal care adalah program yang
dikeluarkan oleh Allianz untuk memberikan perlindungan
berdasarkan kalsifikasi pekerjaan untuk membiayai resiko
kematian dan cacat total tetap akibat kecelakaan.
- Allianz PASTI
Manfaat :
Melakukan pengkajian dan analisa terhadap
kebutuhan Pemegang Polis (Tertanggunng) untuk
menempatkan risiko secara tepat kepada Perusahaan
Asuransi (Penanggung) kompeten.
Contoh produk :
A. Reasuransi Umum:
Tugas 2
Deskrpsikan peraturan berusaha dalam pendirian perusahaan asuransi umum sesuai
dengan peraturan OJK
Jawaban :
Prudential Indonesia menganut prinsip “tiga lini model” untuk mengatur dan
mengendalikan resiko dan berperan dalam fungsi pengendalian sebagai berikut :
1. Lini pertama adalah Unit Bisnis atau Unit Fungsional
Unit bisnis sebagai lini yang terlibat dalam operasional harian dan bertindak sebagai
kontak pertama dengan berbagai pihak
2. Lini kedua adalah fungsi kepatuhan dan fungsi manajemen resiko
Fungsi-fungsi ini berperan dalam menentukan kebijakan dan standar serta melakukan
proses monitroin dan penonjauan yang diperlukan
3. Lini ketiga adalah audit internal
Fungsi ini berperan untuk memberikan penilaian resiko secara independen dan
kecukupan pengendalian internal perusahaan kepada seluruh pihak yang terkait
termasuk manajemen dan komite audit.
Menurut POJK Nomor 67/ POJK.05/2016 Pasal 10 ayat 2, pengajuan permohonan izin
usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan dokumen
1. Fotokopi akta pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh instansi yang
berwenang.
2. Fotokopi akta perubahan anggaran dasar(jika ada) disertai dengan fotokopi bukti
persetujuan dan/ bukti surat penerimaan pemberitahuan dari instansi yang berwenang
3. Susunan organisasi yang dileengkapi dengan uraian tugas, wewenang, tanggung jawab,
dan prosedur kerja
4. Fotokopi bukti pelunasan Modal Disetor dalam bentuk setoran tunai
5. Fotokopi bukti penempatan Modal Disetor minimum dalam bentuk deposito berjangka
dan/atau rekening giro pada salah satu bank umum di Indonesia
6. Laporan awal Dana Jaminan beserta bukti penempatan Dana Jaminan
7. Daftar kepemilikan, berupa:
daftar pemegang saham berikut rincian besarnya masing-masing kepemilikan
saham dan seluruh struktur kelompok usaha yang terkait Perusahaan Asuransi
atau Perusahaan Reasuransi
daftar anggota berikut jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib, bagi
Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi
8. Data pemegang saham atau anggota selain PSP:
Orang perseorangan, dilampiri dengan:
fotokopi tanda pengenal berupa kartu tanda penduduk (KTP) atau paspor yang
masih berlaku
fotokopi nomor pokok wajib pajak (NPWP)
fotokopi surat pemberitahuan (SPT) pajak 2 (dua) tahun terakhir dan dokumen
lain yang menunjukkan kemampuan keuangan
daftar riwayat hidup dengan dilengkapi pas foto berwarna yang terbaru
berukuran 4 x 6 cm
surat pernyataan dari yang bersangkutan
Selain dari materi tersebut, dilakukan juga upaya penyempurnaan dalam materi dalam
peraturan yang berlaku sebelumnya, seperti perizinan, pelaporan, pembukaan kantor,
penggabungan, peleburan, pemisahan hingga penerapan sanksi. Hal tersebut merupakan upaya
dalam memenuhi kebutuhan hukum dari industri perasuransian. Menurut Pasal 25 Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 67/POJK.05/2016 Tentang Perizinan Usaha Dan
Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi,
Dan Perusahaan Reasuransi Syariah, berikut tahapan pengajuan izin usaha perasuransian,
yakni:
1. Direksi mengajukan permohonan izin usaha bersamaan dengan permohonan penilaian
kemampuan dan kepatutan bagi calon pihak utama perusahaan asuransi.
2. Ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan bagi pihak utama
Perusahaan Asuransi dan format permohonan penilaian kemampuan dan kepatutan
diatur dalam peraturan OJK mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan bagi pihak
utama lembaga jasa keuangan.
3. OJK memberikan persetujuan, permintaan kelengkapan dokumen, atau penolakan atas
permohonan izin usaha dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak
permohonan izin usaha diterima.
4. Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan OJK melakukan:
a. penelitian atas kelengkapan dokumen;
b. verifikasi setoran modal;
c. analisis kelayakan atas rencana kerja;
d. penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap calon pihak utama; dan
e. analisis pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perasuransian.
5. OJK dapat melakukan peninjauan ke kantor perusahaan untuk memastikan kesiapan
operasional Perusahaan.
6. Apabila OJK memberikan permintaan kelengkapan dokumen maka Direksi Perusahaan
harus menyampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal surat
permintaan kelengkapan dokumen.
7. Setelah dinyatakan lengkap maka OJK akan memberikan persetujuan atau penolakan.
8. Apabila dalam waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal surat permintaan
kelengkapan dokumen, OJK belum menerima tanggapan atas permintaan kelengkapan
dokumen dimaksud, Perusahaan dianggap membatalkan permohonan izin usaha.
9. Dalam hal permohonan izin usaha disetujui, OJK menetapkan keputusan pemberian
izin usaha kepada Perusahaan.
10. Perusahaan asuransi yang telah mendapat izin usaha dari OJK wajib melakukan
kegiatan usaha paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal izin usaha ditetapkan
oleh OJK.
11. Dalam hal OJK menolak permohonan izin usaha, penolakan dilakukan secara tertulis
dengan disertai alasannya.
12. Perusahaan yang permohonan izin usahanya ditolak, OJK akan menerbitkan surat
persetujuan pencairan Dana Jaminan.