Anda di halaman 1dari 39

Pertemuan ke-5

Asuransi adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dan pemegang


polis yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk :
a. m
​ emberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya
suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan meninggal atau hidupnya
tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Pasal 1 poin 4 UU No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian :
Usaha Perasuransian adalah segala usaha menyangkut jasa pertanggungan atau
pengelolaan risiko, pertanggungan ulang risiko, pemasaran dan distribusi produk
asuransi atau produk asuransi syariah, konsultasi dan keperantaraan asuransi,
asuransi syariah, reasuransi, atau reasuransi syariah, atau penilaian kerugian
asuransi atau asuransi syariah.

Yang menjalankan usaha perasuransian adalah perusahaan perasuransian, dimana


pada Pasal 6 UU No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian dijelaskan bentuknya
adalah :
• Badan Hukum (Perseroan Terbatas)
• Koperasi
• Usaha Bersama
Jenis perusahaan perasuransian :
• Asuransi Umum, usaha asuransi yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung
jawab hukum yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
• Asuransi Jiwa, usaha asuransi yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan.
• Reasuransi, usaha asuransi yang memberikan jasa dalam asuransi ulang
terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi.
• Pengertian asuransi umum atau general insurance adalah asuransi yang
memberikan manfaat berupa ganti rugi kepada tertanggung jika terjadi
kerusakan, kerugian, kehilangan pada harta benda.
• Dengan memiliki asuransi umum, maka kita dapat terhindar dari kerugian
atau menekan kerugian seminimal mungkin jika terjadi risiko.
• Ada bermacam-macam risiko kerugian, misalnya kebakaran, kerusakan,
kecelakaan, kecurian, kehilangan, dan lainnya.
• Asuransi umum atau general insurance ini dibedakan menjadi beberapa
produk, di antaranya :
Asuransi kebakaran (fire insurance) – Pasal 287-298 KUHD
Produk asuransi umum ini memberikan proteksi terhadap risiko terjadinya
kebakaran. Asuransi kebakaran digunakan untuk memproteksi rumah dari
kemungkinan atau risiko terjadi kebakaran yang disebabkan oleh nyala api, baik
kecil maupun besar, secara tidak sengaja dan umumnya sukar dikendalikan.
Asuransi kebakaran ini juga bermanfaat untuk melindungi bisnis. Asuransi ini
cocok untuk memproteksi rumah, kantor, gudang, ruko, pabrik atau aset tidak
bergerak lainnya.
• Polis asuransi kebakaran (Pasal 256 jo Pasal 287 KUHD)
• Obyek asuransi kebakaran
• Evenemen dan ganti kerugian (pasal 290 KUHD-292 KUHD)
• Asuransi rangkap dan perubahan risiko
• Janji-janji khusus (Pasal 288 KUHD)
Asuransi kendaraan bermotor (vehichle insurance)
Asuransi kendaraan bermotor merupakan jenis asuransi umum yang memberikan
perlindungan berupa ganti rugi jika terjadi kerusakan atau kehilangan pada
kendaraan bermotor. Asuransi ini wajib dimiliki oleh orang yang memiliki motor,
mobil, atau pembelian kendaraan dengan sistem kredit.
Polis asuransi kendaraan bermotor diatur dalam Pasal 256 KUHD, karena tidak
mendapat pengaturan khusus maka semua ketentuan umum mengenai asuransi
kerugian dalam KUHD berlaku untuk asuransi kendaraan bermotor ini.
Eksonerasi (risiko yang tidak ditanggung) diantaranya kehilangan atau kerusakan
akibat perbuatan tertanggung, kerusakan akibat kelebihan muatan, bencana alam
(gunung meletus, banjir, atau gempa), dan lainnya.
Jenis proteksi yang ditawarkannya pada asuransi kendaraan sbb :
Comprehensive (all risk)
Memberikan perlindungan atas kerugian dan/atau kerusakan kendaraan bermotor
dan/atau kepentingan yang disebabkan oleh tabrakan, benturan, terbalik,
tergelincir, terperosok, perbuatan jahat, pencurian, kebakaran, dan lainnya.
Total loss only
Syarat manfaat pada asuransi ini serupa dengan comprehensive. Hanya saja,
manfaat ini hanya akan keluar jika kerugian atau kerusakan kendaraan sudah
mencapai 75% dari harga pasar kendaraan yang menjadi tanggungan.
Third party liability
Pada asuransi ini, perusahaan asuransi juga menyediakan manfaat berupa
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga hingga penggantian biaya
pengobatan untuk pengemudi dan penumpang yang terlibat kecelakaan.
Misalnya, jika mobil kita terlibat tabrakan yang menyebabkan mobil lain rusak,
maka perusahaan asuransi akan menanggung ganti rugi kepada pihak ketiga
tersebut.

Beberapa perusahaan asuransi sudah menawarkan perluasan perlindungan dalam


asuransi kendaraan motor. Perluasan perlindungan yang ditawarkan misalnya
kerugian akibat aksi massa, huru-hara, kerusakan akibat bencana alam,
menanggung biaya pengobatan akibat kecelakaan, santunan kematian jika
tertanggung wafat akibat kecelakaan, dan sebagainya.
Asuransi pengangkutan barang
Jenis asuransi umum atau general insurance ini menawarkan pertanggungan
atas risiko yang mungkin menimpa barang atau aset dalam perjalanan. Ada
yang mengklasifikasikan asuransi pengangkutan sesuai dengan moda
pengangkut barang yang menjadi jaminan, misalnya asuransi pengangkutan
laut dan asuransi pengangkutan darat. Beberapa asuransi pengangkutan yang
tersedia di pasar antara lain marine cargo insurance, marine hull insurance,
freight forwarder liability insurance, dan lain-lain. Asuransi pengangkutan
ini perlu bagi para pengusaha, baik yang memiliki barang, memiliki usaha
ekspedisi seperti Tiki, JNE, J&T, atau lainnya.
Asuransi lain-lain (miscellaneous insurance)
Ada jenis asuransi umum lainnya yang dikelompokkan ke dalam aneka
asuransi lain-lain. Jenis yang tercakup dalam lini produk ini terbilang
luas, mulai product liability insurance, public liability insurance,
burglarly insurance, personal accident insurance, hingga travel
insurance. Seperti perjalanan, baik dalam rangka dinas maupun
rekreasi. Atau pekerjaan dengan risiko kecelakaan tinggi seperti pilot,
nahkoda, pertambangan, dan sebagainya.
Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah sebuah layanan asuransi yang digunakan sebagai bentuk
perlindungan terhadap timbulnya kerugian finansial atau hilangnya pendapatan
seseorang atau keluarga akibat adanya kematian anggota keluarga (tertanggung)
yang biasanya menjadi sumber nafkah bagi keluarga tersebut. Asuransi Jiwa
diatur dalam Pasal 302 – 308 KUHD.
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada ketentuan
keharusan mencantumkan evenemen dalam polis asuransi jiwa dimana hal ini
berbeda dengan asuransi kerugian yang pada Pasal 256 ayat (1) KUHD diatur
mengenai isi polis mengharuskan pencantuman bahaya-bahaya yang menjadi
beban penanggung.
Karena bahaya yang dimaksud dalam asuransi jiwa hanyalah meninggalnya
tertanggung.
Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life)
Jenis asuransi jiwa ini memberikan proteksi kepada pemegang polis dalam
kurun waktu tertentu. Sistem pertanggungan yang digunakan memiliki masa
berlaku. Lama waktu yang ditetapkan mulai dari 5 tahun, 10 tahun atau 20
tahun, sesuai dengan penawaran yang diberikan oleh perusahaan asuransi.
Karena adanya masa kontrak yang tidak berlaku lagi setelah jatuh tempo, maka
asuransi jiwa berjangka tergolong paling terjangkau. Kelebihannya, biaya premi
cukup terjangkau bagai para nasabah/customer dengan manfaat yang dapat
diterima bisa cukup besar. Kekurangannya, premi yang telah dibayarkan bisa
hangus jika tidak ada klaim selama polis asuransi masih berlaku.
Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life)
Asuransi jiwa seumur hidup atau whole life insurance memberi proteksi kepada
pemegang polis seumur hidup. Keuntungannya, premi asuransi tidak akan hangus
ketika tidak ada klaim, sehingga dapat diambil secara keseluruhan apabila masa
kontrak berakhir. Konsekuensinya adalah uang premi yang harus disetor jauh lebih
tinggi daripada asuransi jiwa berjangka.
Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment)
Asuransi jiwa ini menawarkan dua keuntungan, yaitu gabungan manfaat antara
asuransi berjangka, tabungan untuk pendidikan anak, serta dana pensiun.
Keuntungannya adalah manfaat hidup yang didapatkan oleh pemegang polis, jika
masih hidup saat polis jatuh tempo, maka uang pertanggungan akan diberikan oleh
perusahaan asuransi. Masa berlakunya beragam, mulai dari 10 tahun sampai usia
tertentu, misalnya 60 tahun.
Asuransi Jiwa Unit Link
Unit link adalah sebuah asuransi jiwa yang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai
proteksi dan investasi. Premi asuransi jiwa unit link ini lebih tinggi
dibandingkan asuransi jiwa lainnya tetapi memiliki kelebihan yang lebih
powerfull proteksinya serta investasi yang dinilai dapat menjanjikan
keuntungan investasi (return earnings) yang besar.
ASURANSI KESEHATAN ?
• Asuransi kesehatan adalah jenis pertanggungan asuransi yang membayar biaya
medis, bedah, ataupun terkait biaya perawatan kesehatan sesuai yang
disebutkan dalam polis asuransi, seperti biaya yang timbul karena sakit atau
cedera, atau membayar biaya perawatan secara langsung.
• Penyelenggara :
– Pemerintah, yaitu asuransi kesehatan yang dikelola oleh pemerintah, seperti
BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat.
– Swasta, yaitu asuransi kesehatan yang dikelola oleh suatu perusahaan
asuransi swasta.
• Jenis :
– Rawat inap (inpatient treatment), membiayai perawatan untuk pasien
harus rawat inap atau opname di rumah sakit
– Rawat jalan (outpatient treatment), biaya perawatan yang dicakup
adalah diagnosis medis, pengecekan lab, dan lain-lain, yang tak
mengharuskan tertanggung opname di rumah sakit
• Yang ditanggung :
– Perorangan, artinya, yang ditanggung atau mendapatkan perlindungan
adalah individu atau satu orang.
– Kelompok, artinya memberikan perlindungan kesehatan terhadap
kelompok tertentu. Contohnya, anggota keluarga atau perusahaan
• Nasabah atau costumer biasanya diberi kapasitas tertentu sesuai dengan besarnya premi
yang dibayar, misalnya kelas perawatan, plafon yang diberikan dalam kartu, dan lainnya
• Teknis pihak asuransi dalam membayar kerugian yaitu dengan cara penggantian melalui
reimbursment (transfer ke rekening nasabah) atau menerbitkan kartu (semacam ATM)

• Terdapat ciri-ciri yang menjadikannya berbeda dengan produk asuransi pada umumnya,
yaitu :
– Bersifat wajib bagi setiap individu.
– Dibangun dengan berlandaskan asas gotong royong dengan prinsip kebersamaan.
– Premi berasal dari masyarakat atau pekerja dan perusahaan tempat pekerja bernaung.
– Bersifat sosial dan tidak bertujuan mencari keuntungan.
– Bertujuan untuk memberikan jaminan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat.
Asuransi Jiwa Asuransi Kesehatan

Meninggal dunia
Tabungan hari tua
Rawat jalan
Manfaat Cacat tetap atau kehilangan
Rawat inap
pekerjaan karena cacat akibat
kecelakaan saat bekerja
Pemberian uang santunan atau Sistem penggantian dengan cara
penggantian kepada seseorang atau reimbursement, yaitu pembayaran
Sistem penggantian
anggota keluarga yang ditunjuk uang penggantian yang dilakukan
atau penerimaan uang
dalam penerimaan uang melalui transfer ke rekening
pertanggungan
pertanggungan sesuai yang tertera nasabah atau penerbitan kartu yang
dalam polis diisi sejumlah plafon tertentu

Peristiwa Meninggal dunia Gangguan kesehatan


Reasuransi
Reasuransi adalah istilah yang digunakan saat suatu perusahaan asuransi melindungi dirinya
terhadap risiko asuransi dengan memanfaatkan jasa dari perusahaan asuransi lain.
Pasal 1 poin 7 UU No. 40/2014, reasuransi didefinisikan sebagai usaha jasa pertanggungan
ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi, perusahaan penjaminan, atau
perusahaan asuransi lainnya.
Pihak yang mereasuransikan disebut “ceding company“ dan pihak yang menerima reasuransi,
disebut “reinsurer“ atau dikenal juga dengan istilah reasuradur.
Bentuk :
• Reasuransi proporsional adalah reasuransi di mana perusahaan reasuransi mengambil
alih risiko klaim secara proporsional berdasarkan klaimnya.
• Reasuransi non-proporsional, biasanya perusahaan reasuransi akan menanggung klaim di
atas batas maksimal yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi.
• Contoh reasuransi proporsional : jika telah ada perjanjian reasuransi
proporsional antara perusahaan asuransi dengan perusahaan reasuransi sebesar
40%, maka jika terjadi klaim dari pemegang polis maka perusahaan asuransi
hanya perlu mengeluarkan dana sebesar 60% dari jumlah klaim, sementara sisa
40% dari klaim akan ditanggung oleh perusahaan reasuransi tersebut.
• Contoh reasuransi non-proporsional : jika perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi telah membuat perjanjian untuk menanggung klaim di atas batas
satu miliar, maka jika ada klaim sebesar 800 juta, perusahaan asuransi akan
menanggung seluruh klaim yang diajukan tersebut. Sebaliknya jika terdapat
klaim sebesar empat miliar, maka perusahaan asuransi hanya menanggung
sesuai perjanjiannya, yaitu satu miliar dan sisanya akan ditanggung oleh
perusahaan reasuransi tersebut.
ASURANSI SYARIAH
Asuransi Syariah sesuai Pasal 1 poin 2 UU No.40/2014 adalah kumpulan
perjanjian, yang terdiri atas perjanjian antara perusahaan asuransi syariah dan
pemegang polis dan perjanjian di antara para pemegang polis, dalam rangka
pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan
melindungi dengan cara :
a. memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta
atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yanrg didasarkan pada meninggalnya peserta atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan
perasuransian berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Jenis :
• Asuransi Umum Syariah
• Asuransi Jiwa Syariah
• Reasuransi Syariah
• Asuransi Umum Syariah adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah
guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan penggantian kepada peserta
atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.
• Usaha Asuransi Jiwa Syariah adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan prinsip Syariah
guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan pembayaran yang didasarkan
pada meninggal atau hidupnya peserta, atau pembayaran Iain kepada peserta atau pihak
lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
• Usaha Reasuransi Syariah adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah
atas risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan
syariah, atau perusahaan reasuransi syariahlainnya.
Konvensional Syariah

Menggunakan perjanjian jual beli Akad tijarah maupun akad tabarru

Memindahkan risiko (risk transfering) Berbagi risiko antar sesama (risk sharing)

Premi tetap menjadi milik nasabah,


Premi menjadi pendapatan perusahaan
perusahaan hanya mengelola
Pembayaran klaim berasal dari rekening dana
Pembayaran klaim berasal dari dana
tabarru/dana tolong menolong, sehingga
perusahaan
tidak mempengaruhi keuangan perusahaan
Investasi di segala bidang dengan sistem Investasi syariah dengan sistem bagi hasil
bunga (mudharabah)
Keuntungan investasi dibagi dua antara
keuntungan sepenuhnya menjadi milik
nasabah selaku pemilik dana dan perusahaan
perusahaan
sebagai pengelola
Prinsip syariah ?
Menurut para ulama, setidaknya terdapat 4 hal yang diharamkan dalam
akad, yaitu :
• mengandung unsur gharar.
• mengandung mengandung maisir (rihan, qimar/muqamarah).
• mengandung unsur riba.
• memakan harta manusia dengan cara yang bathil.

MUI juga menegaskan aturan akad yang digunakan dalam asuransi. Akad
yang dimaksud adalah perikatan antara peserta asuransi dengan
perusahaan asuransi yang tidak boleh terdapat unsur gharar (penipuan),
maysir (perjudian), riba, zhulmun (penganiayaan), risywah (suap), barang
haram dan maksiat karena tujuan akad adalah saling tolong-menolong
dengan mengharapkan ridha dan pahala dari Allah.
• Gharar adalah sesuatu yang tidak diketahui hasil (akhirnya),
apakah akan diperoleh atau tidak. Atau dengan bahasa lain,
Gharar adalah keraguan atas keberadaan objek suatu akad
(antara ada dan tidak ada).
• Maisir lebih pada permainan judi yang dilakukan pada masa
jahiliyah. Bentuknya bisa rihan atau qimar/ muqamarah.
• Pengertian riba secara umum adalah penambahan nilai barang
tertentu dan penambahan jumlah pembayaran pada utang.
• Adanya pengambilan harta orang yang lain orang yang lain
dengan cara yang tidak sesuai dengan syariah Islam.
• Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.
Maksud tujuan komersial dalam asuransi syariah adalah mudharabah, yakni investasi
yang dilakukan oleh perusahaan asuransi yang dananya didapati dari dana premi
peserta asuransi. Hal ini dilakukan guna mendapatkan keuntungan karena dalam
asuransi syariah, perusahaan asuransi diwajibkan melakukan investasi.
• Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan
dan tolong-menolong, bukan hanya untuk tujuan komersial. Dana premi yang
terkumpul menjadi dana hibah yang dikelola oleh perusahaan asuransi. Selanjutnya,
dana hibah yang terkumpul digunakan untuk klaim asuransi bagi peserta yang
terkena musibah.
• Akad Wakalah adalah akad di mana peserta memberikan kuasa kepada perusahaan
asuransi dengan imbalan pemberian ujrah (fee). Sifat akad wakalah adalah amanah,
jadi perusahaan asuransi hanya bertindak sebagai wakil (yang mengelola dana)
sehingga perusahaan tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi. Selain
itu juga tidak ada pengurangan fee yang diterimanya oleh perusahaan, kecuali
karena kecerobohan atau wanprestasi.
Risk-Sharing Based (Ta’awuni)
Filosofi maqashidus syariah.
Di antara sesama peserta bertabarru’ untuk saling memikul resiko bila
salah satu atau lebih peserta tertimpa musibah.

Investasi syariah dengan sistem bagi hasil (mudharabah)

Dana tabarru’ diinvestasikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan


syariah dimana hasil yang diperoleh dibagi dengan prinsip
mudharabah sesuai akad. Perusahaan asuransi diperkenankan
mengambil ujrah (fee) atas pengelolaan tersebut.
PREMI NASABAH

TABARRU KEKAYAAN
WAKALAH
PERUSAHAAN
DANA
SOSIAL/
HIBAH
TIJAROH

MUDHARABAH TABUNGAN
BAGI HASIL INVESTASI NASABAH
S/D
UNDERWRITING
Pialang Asuransi
• Usaha Pialang Asuransi adalah usaha jasa konsultasi dan/atau
keperantaraan dalam penutupan asuransi atau asuransi syariah serta
penanganan penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama
pemegang polis, tertanggung, atau peserta. (Pasal 1 UU 40/2014)
• Pialang Asuransi adalah orang yang bekerja pada perusahaan pialang
asuransi dan memenuhi persyaratan untuk memberi rekomendasi atau
mewakili Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta dalam melakukan
penutupan asuransi atau asuransi syariah dan/atau penyelesaian klaim.
• Perusahaan pialang asuransi : merupakan perusahaan yang bidang
usahanya adalah jasa konsultansi dan/atau keperantaraan dalam
penutupan asuransi atau asuransi syariah serta penanganan penyelesaian
klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama pemegang polis,
tertanggung, atau peserta.
Tugas seorang Pialang Asuransi :
• Membuat program asuransi secara menyeluruh dan lengkap serta
memberikan saran-saran baik yang diminta maupun tidak diminta oleh
tertanggung yang diwakilinya berdasar surat penunjukan (letter of
appointment).
• Membuat laporan survey dan mencatat segala keterangan yang penting
bagi Tertanggung dalam rangka penempatan risiko kepada pihak
asuransi maupun reasuransi.
• Selaku wakil tertanggung berdasarkan apa yang tersurat dan tersirat
dalam Hukum Asuransi, broker asuransi / reasuransi wajib
mengungkapkan segala data yang diperlukan yang lazimnya
dituangkan dalam slip (Placing Slip dan atau Reinsurance Slip).
Pasal 14 POJK No. 70 /POJK.05/2016 menyebutkan Perusahaan
Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, dan Perusahaan
Penilai Kerugian Asuransi dalam melaksanakan kegiatan usahanya
wajib memiliki Tenaga Ahli yang sesuai dengan bidang usaha dan
kompetensinya.
Tenaga ahli tersebut saat ini sudah memiliki wadah tersendiri yaitu
APARI. Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia
(APARI) adalah sebuah organisasi yang fokus pada pengembangan
dan pelatihan pialang asuransi dan reasuransi secara profesional di
Indonesia. 
Penilai Kerugian
Asuransi
• Usaha Penilai Kerugian Asuransi adalah usaha jasa penilaian klaim
dan/atau jasa konsultasi atas objek asuransi sebagaimana dimaksud
dalam UndangUndang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
• Perusahaan penilai kerugian asuransi : adalah perusahaan yang
bidang usahanya adalah jasa penilaian klaim dan/atau jasa
konsultansi atas objek asuransi.
• Tenaga Ahli adalah orang perseorangan yang memiliki kualifikasi
dan/atau keahlian tertentu dan ditunjuk sebagai tenaga ahli pada
Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, atau
Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi tempatnya bekerja.
Di Indonesia terdapat sebuah asosiasi yang menaungi penilai kerugian
asuransi yaitu Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi (APKAI). Secara
organisatoris, APKAI berada di bawah naungan Dewan Asuransi Indonesia
dan merupakan anggota bersama asosiasi perasuransian lainnya.
Untuk dapat menjadi penilai kerugian asuransi, seseorang harus mengikuti
ujian sertifikasi ICAP (Indonesian Certified Adjusting Practitioner). Untuk
dapat mendapatkan gelar ICAP, seseorang harus memiliki pengalaman
sebagai junior adjuster selama minimal 3 tahun berturut-turut dan harus
mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penilai Kerugian
Asuransi Indonesia (APKAI).
Tugas penilai kerugian asuransi :
• Melaksanakan pemeriksaan lapangan terkait klaim asuransi, penyebab
kerugian, luas kerusakan, dan lainnya.
• Melaksanakan pemeriksaan syarat dan ketentuan polis asuransi terkait
dengan objek pertanggungan yang mengalami kerugian dengan cara
wawancara serta on the spot ke lokasi.
• Mempersipkan laporan awal kepada pemberi tugas (penanggung atau
tertanggung).
• Mengumpulkan data data pendukung terkait kerugian harta benda yang
menjadi objek pertanggungan.
• Mempersipkan laporan akhir dengan rekomendasi tentang penyebab
kerugian, jaminan polis, jumlah kerugian yang dapat dijamin dalam
polis, risiko sendiri, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai