• Terdapat ciri-ciri yang menjadikannya berbeda dengan produk asuransi pada umumnya,
yaitu :
– Bersifat wajib bagi setiap individu.
– Dibangun dengan berlandaskan asas gotong royong dengan prinsip kebersamaan.
– Premi berasal dari masyarakat atau pekerja dan perusahaan tempat pekerja bernaung.
– Bersifat sosial dan tidak bertujuan mencari keuntungan.
– Bertujuan untuk memberikan jaminan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat.
Asuransi Jiwa Asuransi Kesehatan
Meninggal dunia
Tabungan hari tua
Rawat jalan
Manfaat Cacat tetap atau kehilangan
Rawat inap
pekerjaan karena cacat akibat
kecelakaan saat bekerja
Pemberian uang santunan atau Sistem penggantian dengan cara
penggantian kepada seseorang atau reimbursement, yaitu pembayaran
Sistem penggantian
anggota keluarga yang ditunjuk uang penggantian yang dilakukan
atau penerimaan uang
dalam penerimaan uang melalui transfer ke rekening
pertanggungan
pertanggungan sesuai yang tertera nasabah atau penerbitan kartu yang
dalam polis diisi sejumlah plafon tertentu
Memindahkan risiko (risk transfering) Berbagi risiko antar sesama (risk sharing)
MUI juga menegaskan aturan akad yang digunakan dalam asuransi. Akad
yang dimaksud adalah perikatan antara peserta asuransi dengan
perusahaan asuransi yang tidak boleh terdapat unsur gharar (penipuan),
maysir (perjudian), riba, zhulmun (penganiayaan), risywah (suap), barang
haram dan maksiat karena tujuan akad adalah saling tolong-menolong
dengan mengharapkan ridha dan pahala dari Allah.
• Gharar adalah sesuatu yang tidak diketahui hasil (akhirnya),
apakah akan diperoleh atau tidak. Atau dengan bahasa lain,
Gharar adalah keraguan atas keberadaan objek suatu akad
(antara ada dan tidak ada).
• Maisir lebih pada permainan judi yang dilakukan pada masa
jahiliyah. Bentuknya bisa rihan atau qimar/ muqamarah.
• Pengertian riba secara umum adalah penambahan nilai barang
tertentu dan penambahan jumlah pembayaran pada utang.
• Adanya pengambilan harta orang yang lain orang yang lain
dengan cara yang tidak sesuai dengan syariah Islam.
• Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.
Maksud tujuan komersial dalam asuransi syariah adalah mudharabah, yakni investasi
yang dilakukan oleh perusahaan asuransi yang dananya didapati dari dana premi
peserta asuransi. Hal ini dilakukan guna mendapatkan keuntungan karena dalam
asuransi syariah, perusahaan asuransi diwajibkan melakukan investasi.
• Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan
dan tolong-menolong, bukan hanya untuk tujuan komersial. Dana premi yang
terkumpul menjadi dana hibah yang dikelola oleh perusahaan asuransi. Selanjutnya,
dana hibah yang terkumpul digunakan untuk klaim asuransi bagi peserta yang
terkena musibah.
• Akad Wakalah adalah akad di mana peserta memberikan kuasa kepada perusahaan
asuransi dengan imbalan pemberian ujrah (fee). Sifat akad wakalah adalah amanah,
jadi perusahaan asuransi hanya bertindak sebagai wakil (yang mengelola dana)
sehingga perusahaan tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi. Selain
itu juga tidak ada pengurangan fee yang diterimanya oleh perusahaan, kecuali
karena kecerobohan atau wanprestasi.
Risk-Sharing Based (Ta’awuni)
Filosofi maqashidus syariah.
Di antara sesama peserta bertabarru’ untuk saling memikul resiko bila
salah satu atau lebih peserta tertimpa musibah.
TABARRU KEKAYAAN
WAKALAH
PERUSAHAAN
DANA
SOSIAL/
HIBAH
TIJAROH
MUDHARABAH TABUNGAN
BAGI HASIL INVESTASI NASABAH
S/D
UNDERWRITING
Pialang Asuransi
• Usaha Pialang Asuransi adalah usaha jasa konsultasi dan/atau
keperantaraan dalam penutupan asuransi atau asuransi syariah serta
penanganan penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama
pemegang polis, tertanggung, atau peserta. (Pasal 1 UU 40/2014)
• Pialang Asuransi adalah orang yang bekerja pada perusahaan pialang
asuransi dan memenuhi persyaratan untuk memberi rekomendasi atau
mewakili Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta dalam melakukan
penutupan asuransi atau asuransi syariah dan/atau penyelesaian klaim.
• Perusahaan pialang asuransi : merupakan perusahaan yang bidang
usahanya adalah jasa konsultansi dan/atau keperantaraan dalam
penutupan asuransi atau asuransi syariah serta penanganan penyelesaian
klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama pemegang polis,
tertanggung, atau peserta.
Tugas seorang Pialang Asuransi :
• Membuat program asuransi secara menyeluruh dan lengkap serta
memberikan saran-saran baik yang diminta maupun tidak diminta oleh
tertanggung yang diwakilinya berdasar surat penunjukan (letter of
appointment).
• Membuat laporan survey dan mencatat segala keterangan yang penting
bagi Tertanggung dalam rangka penempatan risiko kepada pihak
asuransi maupun reasuransi.
• Selaku wakil tertanggung berdasarkan apa yang tersurat dan tersirat
dalam Hukum Asuransi, broker asuransi / reasuransi wajib
mengungkapkan segala data yang diperlukan yang lazimnya
dituangkan dalam slip (Placing Slip dan atau Reinsurance Slip).
Pasal 14 POJK No. 70 /POJK.05/2016 menyebutkan Perusahaan
Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, dan Perusahaan
Penilai Kerugian Asuransi dalam melaksanakan kegiatan usahanya
wajib memiliki Tenaga Ahli yang sesuai dengan bidang usaha dan
kompetensinya.
Tenaga ahli tersebut saat ini sudah memiliki wadah tersendiri yaitu
APARI. Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia
(APARI) adalah sebuah organisasi yang fokus pada pengembangan
dan pelatihan pialang asuransi dan reasuransi secara profesional di
Indonesia.
Penilai Kerugian
Asuransi
• Usaha Penilai Kerugian Asuransi adalah usaha jasa penilaian klaim
dan/atau jasa konsultasi atas objek asuransi sebagaimana dimaksud
dalam UndangUndang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
• Perusahaan penilai kerugian asuransi : adalah perusahaan yang
bidang usahanya adalah jasa penilaian klaim dan/atau jasa
konsultansi atas objek asuransi.
• Tenaga Ahli adalah orang perseorangan yang memiliki kualifikasi
dan/atau keahlian tertentu dan ditunjuk sebagai tenaga ahli pada
Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, atau
Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi tempatnya bekerja.
Di Indonesia terdapat sebuah asosiasi yang menaungi penilai kerugian
asuransi yaitu Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi (APKAI). Secara
organisatoris, APKAI berada di bawah naungan Dewan Asuransi Indonesia
dan merupakan anggota bersama asosiasi perasuransian lainnya.
Untuk dapat menjadi penilai kerugian asuransi, seseorang harus mengikuti
ujian sertifikasi ICAP (Indonesian Certified Adjusting Practitioner). Untuk
dapat mendapatkan gelar ICAP, seseorang harus memiliki pengalaman
sebagai junior adjuster selama minimal 3 tahun berturut-turut dan harus
mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penilai Kerugian
Asuransi Indonesia (APKAI).
Tugas penilai kerugian asuransi :
• Melaksanakan pemeriksaan lapangan terkait klaim asuransi, penyebab
kerugian, luas kerusakan, dan lainnya.
• Melaksanakan pemeriksaan syarat dan ketentuan polis asuransi terkait
dengan objek pertanggungan yang mengalami kerugian dengan cara
wawancara serta on the spot ke lokasi.
• Mempersipkan laporan awal kepada pemberi tugas (penanggung atau
tertanggung).
• Mengumpulkan data data pendukung terkait kerugian harta benda yang
menjadi objek pertanggungan.
• Mempersipkan laporan akhir dengan rekomendasi tentang penyebab
kerugian, jaminan polis, jumlah kerugian yang dapat dijamin dalam
polis, risiko sendiri, dan lainnya.