Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebersihan kaca merupakan salah satu indikasi kebersihan suatu
tempat secara umum dan dapat dikaitkan dengan penularan berbagai
penyakit ataupun penyebaran mikroorganisme. Cairan pembersih kaca
memiliki berbagai macam komposisi; antara lain air, pewarna, pewangi
dan zat disinfektan.
Disinfektan adalah produk atau biosida yang digunakan untuk
membunuh mikroorganisme di dalam maupun di permukaan suatu benda
mati. Zat ini tidak harus bersifat sporosidal, melainkan sporostatik yaitu
dapat menghambat pertumbuhan kuman. Antiseptik adalah produk atau
biosida yang dapat menghancurkan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme di dalam maupun permukaan suatu jaringan hidup. Agar
penyebaran penyakit lewat debu yang berasal dari kaca semakin tersebar
luas, kami akan memproduksi pembersih kaca walaupun banyak industry
yang sudah memproduksi pembersih kaca akan tetapi,kami akan berusaha
untuk membuat produk yang berkualitas, dan terjangkau.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan pembersih kaca skala besar dengan
produksi massal
2. Memperoleh keuntungan dari produk yang telah dibuat
3. Mengetahui cara berwirausaha / berbisnis dengan produk yang telah
dibuat
1.3 Waktu & Temtpat Pelaksanaan
Waktu : Jum’at, 2 agustus 2019
Tempat pelaksanaan : Di gazebo sekolah SMKN 2 Cilegon
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan-bahan yang digunakan


1. Methanol
Methanol (metil alkohol) merupakan senyawa / larutan yang hampir
mirip dengan alkohol (etanol). Bentuk methanol adalah cairan encer
bening, tidak berwarna, mudah menguap dan mudah terbakar. Jika
methanol tidak ada. Larutan ini bisa diganti dengan IPA (Iso Propil
Alkohol).
2. Emal-70
Secara kimia, Emal-70 termasuk golongan surfaktan alkil sulfat. Jumlah
Emal-70 dalam formula sangat sedikit, namun keberadaannya tetap
diperlukan. Emal-70 berbentuk cairan kental (pasta) dan bening yang
berfungsi meningkatkan daya bersih dan memberi nuansa adanya busa
dalam produk kelarutannya dalam air mendekati 100% hanya kecepatan
pelarutnya rendah, artinya membutuhkan waktu yang cukup lama
melarutkannya.
3. Amoniak
Ciri khas amoniak (ammonium hidroksida) adalah aromanya yang
menyengat. Bahan ini berbentuk cair, tidak berwarna dan tidak terlalu
bening. Konsentrasi amoniak yang dijual dipasaran cukup beragam,
antara lain 25%, 28%, dan 40%.
Dengan demikian, jumlah amoniak dalam formula bisa bervariasi,
tergantung kadar / konsentrasinya.
4. Air
Air yang ideal digunakan adalah air yang sudah mengalami deionisasi
(deionisasi water). Tujuannya untuk menjaga kestabilan produk. Akan
tetapi, jika kondisi air didaerah bersangkutan tidak menimbulkan
masalah serius, dapat digunakan air biasa (air tanah).
5. Parfum
Jenis parfum yang di pakai herus memiliki kualitas dan aroma yang
khas. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat konsumen danproduk
ini mencerminkan golongan ekonomi tertentu.
6. Pewarna
Banyaknya jumlah pewarna yang digunakan tergantung selera masing-
masing meskipun jumlah pemakaiannya sangat sedikit, keseragaman
warna produk harus di jaga. Itulah sebabnya pada penyusunan formula
bahan ini tidak dimasukan dalam hitungan.
2.2 Cairan pembersih kaca
Pembersih kaca adalah cairan yang mengandung bahan An-Ionic
Surfactant yang bersifat Heavy Duty Cleaner. Yang dimaksud dengan
bersifat heavy duty cleaner adalah Cairan pembersih serba guna dengan
daya bersih yang sangat kuat untuk dapat membersihkan berbagai jenis
kotoran, debu minyak grease dengan daya kerja yang sangat ekonomis dan
bersih seluruhnya. Mampu membersihkan kotoran, noda minyak, bekas
asap dan noda-noda lain yang menempel pada kaca.
Pembersih kaca merupakan salah satu produk jenis rumah tangga,
yang fungsinya membersihkan kaca dari kotoran-kotoran yang menempel
seperti debu dsb. Pada dasarnya banyak produk pembersih kaca yang
mengandung amoniak (NH4OH) dengan pH berkisar antara 8-10.
Pada pembuatan pembersih kaca biasanya pH diatur sedemikian rupa
agar pH tidak terlalu asam maupun basa, pengaturan pH ini sangatlah
berpengaruh terhadap keselamatan pengguna maupun lingkungan, oleh
Karena itu atur pH diatur agar tidak terlalu asam mupun basa. Selain itu
juga terdapat pembersih kaca yang tidak menggunakan amoniak, biasanya
memiliki pH berkisar 8-7.
Adapun glass cleaner (pembersih kaca) yang baik :
1. Mampu membersihkan permukaan kaca dengan baik.
2. Mengkilapkan permukaan kaca.
3. Dapat mencegah kembalinya kotoran.
4. Tidak bersifat korosi.
Bahan yang digunakan adalah bahan aktif yang merupakan zat pembersih
dan penurun tegangan permukaan, sehingga kotoran seperti protein, debu
dsb mudah terangkat.
a. Fungsi pembersih kaca
Pembersih kaca yang dapat melarutkan semua kotoran, noda
minyak, bekas asap, serta noda-noda lain dipermukaan kaca.
Menjadikan permukaan kaca terasa licin dan lebih bersih. Cepat kering
sehingga tidak menjebak debu lagi.
b. Dampak bahan-bahan pembersih kaca terhadap kesehatan
Amonia merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam
pembersih kaca. Amonia Biasanya digunakan pada produk pembersih
kaca. Efek potensial pada kesehatan mata, hidung, tenggorokan perih,
nyeri pada paru-paru, sakit kepala, mual dan muntah, batuk, pusing,
nafas tersengal-sengal, luka pada selaput mata, membakar kulit edan
paru-paru nkarena zat kimia. Bila bersatu dengan klorin akan
menghasilkan gas yang mematikan. Penggunaan lain : sabun anti
bakteri, penyubur, plastic, memproses makanan kimia, proses industry,
dan pestisida.
Pewangi juga merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan pembersih kaca yang mempunyai efek samping yaitu Bahan
pewangi yang sering menimbulkan masalah, umumnya berasal dari
senyawa cloro fluoro carbon atau dikenal dengan nama CFC. Gas ini
dapat bereaksi dengan ozon. Ozon berfungsi melindungi bumi dan sinar
ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Karena ozon bereaksi
dengan CFC, maka ozon semakin tipis dan akhirnya hilang sama sekali.
Di belahan bumi utara ada daerah yang sudah bocor ozonnya. Apabila
ozon rusak, dampaknya adalah serangan sinar ultraviolet terhadap
penghuni bumi.
Beberapa pewangi yang dapat menyebabkan dampak negatif secara
langsung. Misalnya, menyebabkan iritasi kulit. Penghisapan secara
langsung pada pewangi semprot dapat menyebabkan gangguan pada
system pernapasan, Oleh karena itu, hindari mencium langsung
pewangi pada saat disemprotkan.
2.3 Metode penjualan
Dalam perencanaan penjualan harus memperhatikan metode
penjualan. Karena dengan metode penjualan perusahaan dapat
meningkatkan hasil penjualannya atau mungkin saja dapat menurunkan
hasil penjualan produknya. Oleh karena itu metode panjualan yang akan
dilakukan, perlu direncanakan dengan tepat, mengenai cara penjualan
produk yang dihasilkan tersebut.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi metode penjualan, dan
dalam menentukan metode penjualan harus ditinjau dari segi tujuan dan
sasaran jangka panjang. Tentunya metode yang terbaik harus dapat
menghasilkan volume penjualan yang sebesar-besarnya, disertai hasil
pengembalian yang paling memuaskan.
Ada 2 metode penjualan diantaranya adalah:
a. Penjualan Langsung
Penjualan langsung merupakan cara penjualan dimana penjual langsung
berhubungan/berhadapan/bertemu muka dengan calon pembeli atau
langganannya.
Ada 2 cara penjualan langsung yaitu:
1) Penjualan Melalui Toko
Penjualan melalui toko ini, pembeli yang datang ke toko untuk
mencari barang yang dibutuhkannya dengan bantuan dari penjual
mengenai barang tersebut.
2) Penjualan Diluar Toko
Penjualan diluar toko dapat dilakukan dengan calon pembeli yang
mendatangi penjual atau penjual yang mendatangi calon pembeli.
b. Penjualan Tidak Langsung
Penjualan tidak langsung merupakan cara penjualan dimana penjual
tidak bertemu muka secara langsung dengan calon pembeli dalam
melakukan tawar-menawar untuk kesesuaian harga dan barang. Hal ini
disebabkan karena:
1) Jarak antara lokasi penjual dengan pembeli cukup jauh
2) Terbatasnya waktu yang dimiliki oleh pembeli maupun penjual.
3)
Ada 3 cara yang digunakan untuk penjualan tidak langsung
(Basu Swastha, 1993 : 124) yaitu :
1) Melalui Surat
Penjualan tidak langsung dengan melalui surat terjadi bila
konsumen tertarik pada produk tertentu yang diketahui melalui
surat kabar, tv, radio ataupun majalah dan ingin membeli produk
itu
2) Melalui Telepon
Penjualan tidak langsung dengan melalui telepon terjadi karena
pembeli ingin produk yang dipesannya cepat sampai, biasanya
produk yang dipesan sudah dikenal oleh pembeli dan sipembeli
merupakan langganan tetap penjual.
3) Melalui Mesin Penjualan Otomatis
Penjualan tidak langsung dengan mesin penjualan otomatis
biasanya untuk produk yang kecil seperti permen dan minuman
kaleng.
 Marketing Mix (4P)
Untuk marketing Mix (4P), kami menggunakan seluruh strategi dalam
Marketing Mix 4P (Product,Promotion,Place,Price). Antara lain sebagai
berikut.
a. Product
Pada tahapan pertama, tentunya kami menghasilkan produk hasil
dari prduksi sendiri..
b. Promotion
Pada tahapan kedua yaitu Promotion, promosi yang kami lakukan
cukup banyak, diantaranya melalui Online (via Broadcast Message,
SMS, Facebook, maupun Instagram) , Face to Face (dengan
mendatangi langsung konsumen) , Public Relation (mengemukakan
promosi produk kami ke beberapa kelas).
c. Place
Tahapan Ketiga Place, untuk tempat penjualan kami menjualnya
dalam 3 cara yaitu Di rumah masing-masing anggota, di sekolah, di
lingkungan sekolah dan kampung terdekat dan menitipkan pada
beberapa tempat usaha seperti warung,dsb.
d. Price
Pada Tahap Terakhir yaitu Price, strategi yang kami lakukan adalah
menjual produk sebanyak banyaknya dengan harga yang terjangkau
dengan tidak mengurangi kualitas isi produk.
Dengan melakukan tahap- tahap diatas kami berusaha
membujuk customer agar tertarik pada produk kami sehingga pada
akhirnya bisa melakukan pembelian dan transaksi. Bahkan tidak
sedikit juga saat kami melakukan sosialisasi produk, customer
langsung membelinya.
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan


Alat :
1. Wadah
2. Pengaduk kayu
3. Timbangan
4. Botol
Bahan :
1. Aquadest
2. Emal-70
3. Methanol
4. Amoniak
5. Pewarna
6. Parfum
3.2 Cara kerja
1. Siapkan dan bersihkan terlebih dahulu alat yang akan digunakan
2. Timbang bahan baku sesuai keperluan, lalu tempatkan dalam wadah
yang telah disediakan
3. Masukkan aquadest kedalam wadah (sisakan sedikit untuk pembilasan
Emal-70)
4. Masukkan pewarna kedalam wadah, (sebelumnya larutkan dengan
sedikit air), bilas dengan sisa air dan aduk hingga rata
5. Masukkan methanol kedalam wadah, aduk hingga rata
6. Masukkan Emal-70 kedalam wadah, (sebelumnya diencerkan dengan
sedikit air), bilas dengan sisa air dan aduk hingga larut
7. Masukkan amoniak, aduk hingga rata
8. Masukkan parfum, aduk hingga rata
9. Setelah cairan pembersih kaca selesai dibuat, lakukan control kualitas.
3.3 Analisa biaya
Perusahaan kami memproduksi cairan pembersih kaca sebanyak 2 Liter.
Harga bahan baku per Kg
No Bahan Satuan Harga
1. Metanol 1 liter Rp. 13.500
2. 1 liter Rp. 28.000
Amoniak (25%)
3. Emal-70 1 kg Rp. 27.000
4. Pewarna 50 ml Rp. 4.000
5. Parfum 50 ml Rp. 20.000
6. Air 2 Liter Rp.0
Jumlah Rp. 72.500

Modal yang dibutuhkan untuk memproduksi pembersih kaca sebanyak 2


liter dengan formula 1 adalah sebagai berikut:
No Bahan Formula 1 Perhitungan Satuan Harga
1. Metanol 18 % 0,81 x 2000 ml 360 ml Rp. 4.860
2. 0,1% 0,001 x 2000 ml 2 ml Rp. 56
Amoniak (25%)
3. Emal-70 0,1% 0,001 x 2000 ml 2 gram Rp. 54
4. Pewarna Trace* - 1 ml Rp. 80
5. Parfum 0,3% 0,003 x 2000 ml 6 ml Rp. 2.400
6. Air 81,15% 0,8115 x 2000 ml 1.623 ml Rp. 0
7. Kemasan 6 botol Rp.28.000 + Rp. 20.000 - Rp. 48.000
Jumlah Rp. 55.450,00

Produk yang akan dijual per botol ukuran 500 ml sebesar Rp. 17.000,00 dan untuk
botol ukuran 250 mL sebesar Rp. 10.000,00.
Ukuran
Jumlah botol Harga modal Harga jual keuntungan
botol
500 ml 2 botol Rp. 28.000,00 Rp.34.000,00 Rp.6.000,00
250 ml 4 botol Rp. 28.000,00 Rp.40.000,00 Rp.12.000,00
Jumlah 6 botol Rp. 56.000,00 Rp.74.000,00 Rp.18.000,00
3.4 Skema Proses Produksi

Timbang bahan baku


Siapkan alat & bahan
sesuai keperluan

Masukkan Aquadest
di dalam wadah

Masukkan pewarna,
methanol,Emal-70,
amoniak, parfum

Siap untuk di packing Aduk hingga rata


3.5 Analisis usaha
1. Skala Rumah Tangga
a. Basis: 2 Liter/hari
Modal tetap Harga
Baskom Rp. 15.000
Pengaduk kayu Rp. 5.000
Wadah bahan baku Rp. 20.000
Timbangan dapur digital Rp. 40.000
Gelas ukur 1 liter Rp. 12.500
Gelas ukur plastik 100 mL Rp. 19.500
Corong Rp. 9.000
Indikator pH Rp. 60.000
Jumlah Rp. 181.000

Modal kerja Harga


Persediaan bahan baku dan kemasan Rp. 1.085.000
Persediaan barang jadi Rp. 0
Jumlah Rp. 1.085.000
Total investasi = modal tetap + modal kerja
= Rp. 181.000 + Rp. 1.085.000
= Rp. 1.266.000
b. Perhitungan Biaya Operasional
Biaya produksi langsung
Biaya produksi langsung Harga
Bahan baku + kemasan Rp. 1.085.000
Jumlah Rp. 1.085.000
Penyusutan alat Harga
Baskom : 1*:12** Rp. 1.25
Pengaduk kayu : 3*:12** Rp. 139
Wadah bahan baku : 3*:12** Rp. 555
Timbangan dapur digital : 3*:12** Rp. 1.11
Gelas ukur 1 liter : 5*:12** Rp. 208
Gelas ukur plastik 100 mL : 5*:12** Rp. 325
Corong: 5*:12** Rp. 150
Indikator pH :1*:12** Rp. 5.000
Jumlah Rp. 7.738
Listrik Rp. 0
Operasional penjualan Rp. 30.000
Total biaya operasional per bulan Rp. 1.122.738
Keterangan:
* Tahun perkiraan barang yang sudah tidak bisa dipakai
** Break down penyusutan dalam bulan (1 tahun = 12 bulan)
Harga jual untuk botol ukuran 250 mL = Rp. 10.000 x 4 botol
= Rp. 40.000/liter

c. Perhitungan Break Event Pint (BEP)

Biaya Operasional/bulan
BEP=
Harga Jual/ liter
Rp . 1.122.738/bulan
BEP=
Rp . 40.000 /liter
BEP=28 liter/bulan
BEP=1liter /hari
d. Perhitungan waktu kembali modal (Pay Back Period atau
PBP/Return On Investment atau ROI)
A
PBP=
( B−C ) x D x E
Keterangan:
A = total investasi
B = target penjualan (liter/hari)
C = BEP produksi (liter/hari)
D = keuntungan rata-rata/liter
E = hari kerja (hari/bulan)

Rp. 1.266 .000


PBP=
( 2−1 ) liter 12.000 hari
x Rp . x 25
hari liter bulan

¿ 4 bulan
Jadi, apabila kita mampu menjual sebanyak 2 liter/hari maka modal investasi akan
kembali dalam 4 bulan.

Anda mungkin juga menyukai