Anda di halaman 1dari 42

FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

MELATIH PASIEN MENGGUNAKAN ALAT BANTU JALAN:


KURSI RODA, KRUK DAN TRIPOT
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
a. Kursi roda
b. Kruk
c. Tripot

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
a. Bantu klien berdiri dan berjalan menggunakan
alat bantu
 Penggunaan alat bantu kruk dengan cara
ujung kruk bagian yang lebar disandarkan
pada ketiak atau pada lengan klien, lalu
klien memegang kruk pada pegangan yang
sudah disediakan, agar seimbang gunakan
secara berpasangan
 Penggunaan alat bantu tripod dengan cara
klien memgang pegangan tripod lalu
dijadikan sebagai tumpuan bantuan apabila
1
melangkah/berjalan
 Penggunaan alat bantu kursi roda dengan
cara klien dipindahkan ke kursi roda lalu
perawat membantu untuk mendorong kursi
roda (manual) klien atau klien yang
berusaha sendiri mengoperasikannya (kursi
roda manual dan kursi roda listrik)

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Pengertian dan tujuan melatih pasien menggunakan
alat bantu jalan: kursi roda, kruk dan tripot
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja melatih pasien menggunakan alat
bantu jalan: kursi roda, kruk dan tripot
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

2
Catatan:

Otorisasi:

Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:
Pengertian:
Membantu ambulasi/berjalan merupakan latihan aktivitas berjalan yang dilakukan
dengan hati-hati tanpa tergesa-gesa untuk memperbaiki sirkulasi sehingga
menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas baik dengan menggunakan alat
bantu jalan maupun tidak menggunakan alat bantu jalan

Tujuan:
1. Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
2. Memenuhi kebutuhan ambulasi
3. Mempertahankan kenyamanan
4. Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
5. Mempertahankan kontrol diri pasien
6. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan

Referensi:

Pangestu, W. 2019. SOP Melatih berjalan tanpa alat bantu. Diakses pada tanggal
23 Februari 2020. https://www.scribd.com/document/399559237/Sop-Melatih-
Berjalan-Tanpa-Alat-Bantu

Paulinatia. Melatih menggunakan walker. Diakses pada tanggal 23 Februari 2020.


https://www.scribd.com/doc/302745837/Melatih-Menggunakan-Walker

https://gravitime.net/2017/09/alat-bantu-jalan-dan-alat-penyangga-tubuh.html

3
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

MENGUKUR KEKUATAN OTOT

Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan pasien

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
1. Posisikan klien agar nyaman
2. Pemeriksaan kekuatan otot ekstremitas atas
Pemeriksaan kekuatan otot bahu
- Minta klien melakukan fleksi pada lengan dan
beri tahanan
- Lakukan prosedur yang sama untuk gerakkan
ekstensi lengan lalu beri tahanan
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala
0-5
Pemeriksaan kekuatan otot siku
- Minta klien melakukan gerakan fleksi pada siku
dan beri tahanan
- Lakukan prosedur yang sama untuk gerakkan
ekstensi siku lalu beri tahanan
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala
4
0-5
Pemeriksaan kekuatan otot pergelangan tangan
- Letakkan lengan bawah klien di atas meja
dengan telapak tangan menghadap keatas
- Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi
telapak tangan dengan melawan tahanan
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala
0-5
Pemeriksaan kekuatan otot jari-jari tangan
- Minta klien untuk meregangkan jari-jari
melawan tahanan
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala
0-5
3. Pemeriksaan kekuatan otot ekstremitas bawah
Pemeriksaan kekuatan otot panggul
- Atur posisi tidur klien, lebih baik pemeriksaan
dilakukan dalam posisi supine
- Minta klien untuk melakukan gerkan fleksi
tungkai dengan melawan tahanan
- Minta klien untuk melakukan gerakan abduktif
dan abduksi tungkai melawan tahanan
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala
0-5
Pemeriksaan kekuatan otot lutut
- Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi
lutut dengan melawan tahanan
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala
0-5
Pemeriksaan kekuatan otot tumit
- Minta klien untuk melakukan gerakan
plantarfleksi dan dorsifleksi dengan melawan
tahanan
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala
0-5
Pemeriksaan kekuatan otot jari-jari kaki
- Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi dan
ekstensi jari-jari kaki dengan melawan tahanan
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala
0-5

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
5
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Pengertian dan tujuan tindakan mengukur kekuatan
otot
2. Prosedur kerja tindakan mengukur kekuatan otot

Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

Catatan:

Otorisasi:

Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:

6
Pengertian:
Mengukur kekuatan otot: pemeriksaan penilaian kekuatan otot pada klien
dengan skala ukur yang umumnya dipakai untuk memeriksa penderita yang
mengalami imobilitas maupun kelumpuhan.
Tujuan:
Untuk mengetahui kemajuan kekuatan otot selama menjalani perawatan
atau sebaliknya jika terjadi perburukan pada penderita.

Untuk mengetahui kekuatan atau kemampuan otot perlu dilakukan


pemeriksaan derajat kekuatan otot yang di buat ke dalam enam derajat (0–
5).

Kekuatan otot normal dimana seluruh gerakan dapat dilakukan


Derajat 5
otot dengan tahanan maksimal dari proses yang dilakukan
(100%)
berulang-ulang tanpa menimbulkan kelelahan.
Derajat 4 Dapat melakukan Range Of Motion (ROM) secara penuh dan
(75%) dapat melawan tahanan ringan
Derajat 3 Dapat melkukan ROM secara penuh dengan melawan gaya
(50%) berat (gravitasi), tetapi tidak dapat melawan tahanan.
Derajat 2 Dengan bantuan atau dengan menyangga sendi dapat
(25%) melakukan ROM secara penuh.
Derajat 1 Kontraksi otot minimal terasa/teraba pada otot bersangkutan
(10%) tanpa menimbulkan gerakan.
Derajat 0
Tidak ada kontraksi otot sam sekali.
(0%)

Referensi
https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/
PEMERIKSAAN-MANUAL-MASCLE-TESTING.pdf

7
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

MELATIH ROM

Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan pasien

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
1. Kaji kebutuhan RPS, identifikasi RPS pasif atau
aktif
2. Dekatkan klien dengan tempat tidurnya dengan
perawat dengan posisi berdiri dan agar
memudahkan dalam melatih klien.
Lakukan RPS pada Kepala* :
- Fleksi – ekstensi : tekuk kepala ke depan
hingga dagu menempel di dada, kemudian kembali
ke posisi tegak
- Fleksi lateral : tekuk kepala ke arah samping
(kearah bahu) kanan dan kiri bergantian.
- Rotasi lateral : palingkan muka ke kanan dan
ke kiri.
Lakukan RPS pada bahu * :
- Elevasi dan depresi : luruskan tangan di
8
samping tubuh, lalu bersamaan angkat kedua bahu
dan turunkan
- Fleksi – Ekstensi : angkat tangan dari samping
tubuh keatas sehingga mencapai kepala, kembalikan
ke posisi semula
- Abduksi – adduksi (anterior & posterior) :
angkat tangan klien ke samping tubuh sehingga
sejajar bahu lalu kembalikan sampai melewati
sumbu tubuh (anterior & posterior)
- Rotasi Internal – Eksternal : posisikan tangan
sejajar bahu lalu tekuk siku. Gerakan tangan keatas
sehingga jari – jari menghadap atas dan kebawah
hingga jari – jari menghadap bawah
- Fleksi Horisontal bahu
- Sirkumduksi bahu
Lakukan RPS pada siku :
- Fleksi – ekstensi : gerakan siku hingga jari –
jari menyentuh bahu dan kemudian luruskan
- Supinasi – Pronasi : putar lengan bawah kearah
luar sehingga telapak tangan menghadap atas lalu
putar kearah sebaliknya sehingga telapak tangan
menghadap bawah
Lakukan RPS pada pergelangan tangan :
- Fleksi – Ekstensi – Hiperekstensi : tekuk telapk
tangan kearah bawah, kemudian luruskan, lalu
tekuk keatas
- Abduksi/ fleksi radial – adduksi/ flekdi ulnar :
bengkokan telapak tangan kesamping kearah ibu
jari, luruskan kembali, kemudian kemudian
bengkokan kearah kelingking
Sirkumduksi : putar telapak tangan dengan pergelangan
tangan sebagai poros.
Lakukan pada jari – jari tangan :
- Fleksi – Ekstensi : kepalkan jari – jari tangan
klien dan kemudian luruskan kembali
- Hiperekstensi : bengkokan jari – jari
kebelakang sejauh mungkin
- Abduksi – adduksi : kembangkan jari – jari
tangan dan kemudian rapatkan kembali
Lakukan RPS pada ibu jari :
- Abduksi – Adduksi ibu jari : rentangkan ibu
jari kesamping dengan jari – jari lain rapat,
kemudian dekatkan kembali
- Oposisi : sentuhkan ibu jari dengan jari – jari
lainnya secara bergantian
9
lakukan RPS pada pinggul dan lutut :
- Fleksi – Ekstensi : angkat kaki lurus lalu tekuk
lutut. Gerakan lutut kearah dada sejauh
mungkin. Turunkan kaki, luruskan kaki,
kembali ke posisi semula
- Abduksi – Adduksi : gerakan kaki kesamping
menjauhi sumbu tubuh lalu gerakan kearah
sebaliknya sehingga melewati sumbuh tubuh
menyilang kaki lainnya
- Rotasi Internal – Eksternal : putar kaki kearah
dalam lalu kesamping tubuh
Lakukan RPS Pada Pergelangan Kaki :
- Dorso Fleksi - Plantar Fleksi : dorong telapak
kaki keatas, kembalikan ke posisi semula lalu
dorong keatas
- Eversi – Inversi : putar telapak kaki keluar lalu
kedalam
- Sirkumduksi : putar telapak kaki dengan poros
pada sendi tumit
Lakukan RPS pada jari – jari kaki :
- Fleksi –Ekstensi : dorong jari – jari kaki kearah
atas dan kebawah
- Abduksi – adduksi : lebarkan jari kaki kemudian
dekatkan jari kaki bersama – sama.

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan tindakan melatih ROM
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja tindakan melatih ROM

Jumlah Skor II

10
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

Catatan:

Otorisasi:

Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:

Pengertian:
Latihan gerak aktif-pasif atau range of motion (ROM) adalah latihan
gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan
otot, di mana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai
gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
Tujuan:
1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk
5. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang
dapat dilakukan secara aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan
pasien.

11
6. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot
7. Mencegah atropi otot dan kontraktur sendi
Indikasi:
1. Pasien yang mengalami hambatan mobilitas fisik atau klien yang
imobilisasi
2. Pasien yang mengalami keterbatasan rentang gerak

Referensi
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Master-10879-lampiran
%20sop.Image.Marked.pdf
https://www.scribd.com/document/341641600/SOP-ROM

12
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

MELAKUKAN TINDAKAN RELAKSASI DAN DISTRAKSI


(IMAGINARY)
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
a. Rekaman terapi guide imagery melalui alat
musik/ musik relaksasi

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
Guide Imaginery
1. Atur posisi pasien semi fowler
2. Anjurkan klien berbaring dengan tenang dan
nyaman
3. Anjurkan klien bernapas secara perlahan dan
teratur selama terapi guide imaginary
4. Anjurkan klien untuk menarik napas dan
menghembuskan napas secara rileks
5. Anjurkan klien untuk mendengarkan rekaman
terapi guide imagery melalui alat musik yang
disediakan
6. Anjurkan klien untuk memejamkan mata
selama terapi guide imagery
13
7. Anjurkan klien untuk mengimajinasi tempat
yang indah saat mendengarkan music atau
mendengarkan instruksi yang di dengarkan
lewat alat musik.

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan melakukan tindakan relaksasi dan distraksi
(imaginary)
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja melakukan tindakan relaksasi dan
distraksi (imaginary)
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

Catatan:

Otorisasi:

14
Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:
Pengertian:
Guide imaginary merupakan salah satu teknik relaksasi dan distraksi yang mampu
membuat tubuh menjadi rileks, mengurangi ketegangan otot dan kecemasan

Tujuan:
1. Meningkatkan relaksasi otot
2. Mengurangin stres ( baik stres fisik maupun emosional )
3. Membantu menurunkan atau meredakan nyeri dengan mengurangi tekanan
otot dan ansietas ( kecemasan )

Referensi:

https://www.academia.edu/37326758/KEPDAS_AMAN_NYAMAN
ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/download/1575/1671

15
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

MEMBANTU MELAKSANAKAN RITUAL TIDUR


Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan pasien

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
1. Atur posisi pasien
2. Mengkaji kebiasaan ritual pasien sebelum tidur
3. Memfasilitasi tidur pasien dengn berdoa sesuai
dengan agama yang di anut klien

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
16
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan tindakan membantu melaksanakan ritual
tidur
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja tindakan membantu melaksanakan
ritual tidur
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).
= ……………….

Catatan:

Otorisasi:
Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:
Pengertian: Ritual tidur merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membantu klien dalam proses istrahat dan tidur.

Tujuan: Membantu klien dalam proses istirahat- tidur dan untuk menjaga
keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi stress pada paru,
kardiovaskular, endokrin, dan lain-lain.

17
Referensi: https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/modul-8-cetak

18
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

MERAWAT LUKA
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
a. Set balutan steril tdd : Pinset 3 (2
chirurgis, 1 anatomis), gunting, 1 kom
kecil
b. 1 pasang sarung tangan steril
c. Korentang
d. Kasa steril
e. Kapas lidi steril
f. Gunting plester
g. Sarung tangan bersih
h. Plester
i. Spuit
j. Alkohol
k. Kom kecil
l. Bengkok
m. K/p perlak pengalas
n. NaCL (k/p)
o. Obat topikal (k/p)
p. 1 pinset chirurgis bersih
q. Kantong plastik untuk sampah

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, perkenalkan diri
2. Tanyakan nama pasien, alamat dan tanggal
lahi (cocokkan dengan gelang identitas)
3. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
4. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
19
5. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
6. Menanyakan persetujuan klien
7. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
1. Siapkan peralatan dekat pasien
2. Ambil kantong plastik buat lipatan
diatasnya, letakkan dekat jangkauan
3. Bantu klien pd posisi yang nyaman.
Instruksikan pasien tidak menyentuh area
luka/peralatan steril.
4. Cuci tangan
5. Pasang perlak pengalas (k/p)
6. Dekatkan bengkok
7. Gunakan sarung tangan bersih dan
lepaskan plester dengan alkohol, buka balutan
dengan pinset cirurgis bersih
8. Jika balutan lengket, basahi dengan
NaCl
9. Observasi keadaan balutan
10. Buang balutan kotor pada kantong
plastik dan pinset yang telah digunakan pada
bengkok.
11. Bersihkan daerah sekitar luka dengan
kapas alkohol, bersihkan bekas-bekas plester.
12. Kaji kondisi luka : warna, lebar,
kedalaman cairan dan bau
13. Lepaskan sarung tangan bersih, buang
pada kantong sampah (infeksius)
14. Cuci tangan
15. Persiapkan set rawat luka steril :
a. Buka bak instrumen steril
b. Dengan menggunakan korentang ambil kasa
steril 7 buah dan kapas lidi secukupnya (3
diletakkan dalam kom berisi NaCl dan 4
diletakkan dalam baki instrumen steril)
16. Gunakan sarung tangan steril
17. Gunakan kasa yang telah dibasahi
NaCl untuk memberihkan luka. Bersihkan dari
area kurang terkontaminasi (area luka) ke area
terkontaminasi (luar luka) secara melingkar.
(lakukan beberapa kali jika kondisi luka kotor).
Buang kassa ke dalam bengkok.
18. Lakukan nekrotomi jaringan nekotik
20
yang ada pada luka (jika perlu)
19. Keringkan luka dengan menggunakan
kassa
20. Berikan obat (topikal) sesuai instruksi

21. Pasang kasa steril lembab pada insisi


atau letak luka
 Pasang satu kasa dekat luka
sebagai lapisan kontak
 Jika terpasang drain, ambil
gunting dan potong kasa untuk dipasang kan
disekitarnya
 Pasang kasa lapisan kedua
sebagai lapisan absorben.
22. Gunakan plester di atas balutan/fiksasi
dengan balutan
23. Lepaskan sarung tangan
24. Bantu pasien pada posisi nyaman

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
- Respon klien
- Tanggal dan waktu pelaksanaan: penggantian
balutan, kondisi luka, balutan dan drainase.
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Pengertian dan Tujuan tindakan merawat luka
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja tindakan merawat luka

Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
21
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

Catatan:

Otorisasi:

Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:

Pengertian:
Perawatan luka: suatu tindakan keperawatan perawatan dan penanganan
luka yg terdiri dari merawat dan membersihkan luka, mengganti balutan,
menutup dan membalut sehingga membantu proses penyembuhan luka
Tujuan:
Menjaga luka dari trauma, mencegah perdarahan, mencegah kontaminasi
oleh kuman, mempercepat proses penyembuhan luka, mengabsorbsi
drainase dan meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.

Indikasi: balutan kotor dan basah akibat faktor eksternal, ada rembesan
eksudat, ingin mengkaji keadaan luka.

Referensi:
https://www.scribd.com/doc/301442799/Sop-Perawatan-Luka
22
https://www.scribd.com/document/400999674/SOP-Perawatan-Luka-Ringan

FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

MEMBERI KOMPRES PADA LUKA


Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
a) Kassa steril
b) Alcohol 70%, H2O2 3%, NaCl 0,9%
c) Gunting, plester
d) Set balutan
e) Pinset 2 buah
f) Obat kompres dalam kom steril
g) Bengkok 2 buah

23
h) Plastik tempat sampah

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
1. Dekatkan bengkok ketubuh pasien
2. Membuka balutan lalu
3. Menekan daerah dekat luka untuk mengeluarkan
kotoran/eksudat (k/p)
4. Membersihkan luka
5. Gunakan pinset untuk ambil kassa kompres
6. Letakkan kassa kompres pada luka sesuai
kebutuhan
7. Menutup dengan kassa kering dan diplester

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan tindakan memberi kompres pada luka
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja tindakan memberi kompres pada
luka
Jumlah Skor II

24
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

Catatan:

Otorisasi:

Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:

Pengertian:
Kompres luka: membersihkan luka dan mengompres luka dengan kassa
steril yang telah dicelupkan dalam obat kompres, kemudian ditutup dengan
kassa steril yang kering

Tujuan:
Melaksanakan program pengobatan luka

Referensi
25
https://www.scribd.com/doc/288458080/10-SOP-Kompres-Luka

FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

MEMASANG COOLER BLANKET DAN WARMER BLANKET


Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
a) Bengkok
b) Kantong es
c) Kain/sarung penutup/pelindung
d) Potongan es secukupnya dalam wadah
e) Kassa gulung
26
f) Plester
g) Baki dan alas
h) Perlak pengalas atau handuk kecil
i) Tempat cuci tangan
j) Sarung tangan
k) Alat tulis dan buku catatan
l) Tempat sampah basah
m) Tempat sampah kering
n) Baskom
o) Warmer blanket

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
Cooler blanket
1. Periksa area yang akan dikompres (perubahan
integritas kulit, adanya edema, memar,
kemerahan, lesi terbuka, rabas, dan perdarahan.
Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi).
Jaringan yang terasa dingin berwarna pucat
atau kebiruan, dan kurangnya sensasi atau mati
rasa mengindikasikan kerusakan sirkulasi.
2. Kaji tingkat ketidaknyamanan dan rentang
pergerakan sendi jika spasme otot atau nyeri
saat dikompres
3. Kaji denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah
sebelum kompres dilakukan
4. Menyiapkan alat dan bahan
5. Menyiapkan pemasangan cooler blanket
6. Potongan es dicelupkan kedalam air untuk
menghilangkan ujung yang runcing sebelum
memasukkan kedalam kantung es
7. Isi es kedalam kantung es sebanyak setengah
hingga dua pertiga kantong
8. Keluarkan udara yang berlebihan dalam
kantong es
27
9. Pasang tutup cooler blanket
10. Pegang cooler blanket secara terbalik dan cek
jika ada kebocoran
11. Bungkus cooler blanket dengan kain/sarung
penutup
12. Pertahankan cooler blanket pada tempatnya
dengan menggunakan kassa gulung atau
handuk, fiksasi dengan plester sesuai
kebutuhan
13. Mencuci tangan
14. Memasang perlak pengalas
15. Memakai sarung tangan
16. Memasang kompres pada bagian tubuh yang
akan dikompres dengan jangka waktu yang
telah ditentukan guna menghindari efek yang
membahayakan kompres dingin
berkepanjangan

Warmer blanket
1. Mencuci tangan
2. Pasang warmer blanket diatas tempat tidur
pasien
3. Rapikan sebelah kanan dan kiri warmer blanket
4. Pasien tidur diatas warmer blanket
5. Hubungkan slang warmer unit dengan warmer
blanket
6. Nyalakan mesin warmer unit dan atur suhunya

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan tindakan memasang cooler blanket dan
warmer blanket
2. Alat dan bahan serta fungsinya

28
3. Prosedur kerja tindakan memasang cooler blanket
dan warmer blanket
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

Catatan:

Otorisasi:

Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:
Pengertian:
Cooler blanket merupakan pemberian tindakan keperawatan yang digunakan untuk
meredakan perdarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan
inflamasi dengan vasokontriksi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat
kecepatan konsuksi saraf yang menyebabkan mati rasa dan sebagai counterirritant
(pencegah iritasi)

Blanket warmer merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghangatkan


tubuh pasien ketika mengalami hipotermi.

Tujuan cooler blanket:


29
 Membantu menurunkan suhu tubuh
 Mengurangi nyeri
 Membantu mengurangi perdarahan
 Membatasi peradangan

Tujuan warmer blanket:


 Membantu mempertahankan suhu tubuh
 Mengurangi nyeri
 Mencegah terjadinya hipotermi

Indikasi cooler blanket:


 Pasien dengan suhu tubuh tinggi
 Pasien yang perdarahan hebat
 Pasien yang mengalami nyeri

Kontraindikasi cooler blanket:


 Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi
aliran ke luka terbuka
 Gangguan sirkulasi
 Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin

Referensi:

https://kupdf.net/download/memasang-cooler-
blanket_5acca03be2b6f5762fd91123_pdf

https://www.scribd.com/document/366805475/362376482-PEMBERIAN-
COOLER-BLANKET-DAN-WARMER-BLANKET-docx-docx

https://idoc.pub/documents/sop-memasang-warmer-blanket-ylyxyz1vzqnm

30
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

MELAKUKAN TES ALERGI HASIL KOLABORASI


Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
a. Handscoon
b. Obat dan aquades
c. Perlak pengalas
d. Kapas alcohol
e. Spuit ukuran untuk skin test
f. Pulpen, jam tangan

B. Tahap Orientasi

31
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
1. Beri etiket pada obat untuk mencegah
kekeliruan (6 benar)
2. Dekatkan alat
3. Gunakan handscoon
4. Oplos obat, ambil 0,1 cc obat campur dengan
aquades dengan perbandingan (1:9)
5. Atur posisi
6. Pasang perlak, lakukan desinfeksi
7. Lakukan skin test (intra cutan) dengan posisi
penyuntikan 15 derajat
8. Lingkari area penyuntikkan dengan
menggunakan pulpen (diameter 2,5cm), beri
jam pemeriksaan hasil

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan tindakan melakukan tes alergi hasil
kolaborasi
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja tindakan melakukan tes alergi hasil
kolaborasi
Jumlah Skor II

32
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

Catatan:

Otorisasi:

Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:
Pengertian:
Tes alergi merupakan suatu tindakan pemeriksaan dengan memasukkan obat
secara benar dan efektif untuk melakukan cek/tes reaksi obat tertentu sehingga
menghindari terjadinya alergi obat.

Tujuan:
Skin test dilakukan untuk menhindari reaksi alergi pasien terhadap obat yang akan
diberikan

Referensi:

https://www.scribd.com/document/392675700/Sop-Tes-Alergi

33
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TINDAKAN KEPERAWATAN PREOPERATIF: Membersihkan


Daerah Operasi, Mencukur Daerah Operasi, Menyiapkan Inform
Consent
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
a) Peralatan mandi (sabun, shampoo, sikat
gigi dan pasta gigi, handuk, pakaian bersih
(untuk pasien dengan kondisi fisik kuat),
pada pasien yang kondisi fisik lemah

34
tambahan siapkan baskom berisi air,
waslap, perlak pengalas, selimut mandi)
b) Peralatan mencukur (alat/pisau cukur yang
baru, perlak pengalas, air bersih dalam
baskom, bengkok/tempat sampah)
c) Dokumen inform consent

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien,
beri kesempatan pasien menyatakan
perasaannya terhadap rencana operasi
2. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
3. Menjelaskan prosedur operasi yang akan
dilakukan
4. Memberikan dukungan secara emosional
5. Batasi diet pre operasi
6. Perhatikan personal hygiene pasien
7. Jika pasien yang kondisi fisiknya kuat
dianjurkan untuk mandi sendiri dan
membersihkan daerah operasi
8. Jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan
personal hygiene secara mandiri maka perawat
yang akan membantu memenuhi kebutuhan
personal hygiene
9. Pasang perlak pengalas
10. Bantu pasien melakukan pencukuran (scheren)
area operasi secara hati-hati sehingga tidak
menimbulkan luka pada area yang dicukur.
11. Berikan inform consent pelaksanaan tindakan
medis pada pasien, minta pasien dan keluarga
membaca, lalu ditandatangani oleh pasien dan
keluarga sebagai bentuk persetujuan tindakan
medis yang akan dilakukan atau jika tidak
disetujui sebagai bentuk penolakan terhadap
35
tindakan medis tersebut

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan tindakan keperawatan preoperatif
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja tindakan keperawatan preoperatif

Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

Catatan:

Otorisasi:

Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
36
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:
Pengertian:
Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh
perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan
pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif.
Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya infeksi
pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur dapat
menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat proses
penyembuhan dan perawatan luka.

Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh
yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada
daerah yang dioperasi.

Setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat
pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anestesi)

Referensi:

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2-
babii.pdf

https://www.scribd.com/document/348307926/Sop-Membersihkan-Daerah-
Operasi

37
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TINDAKAN KEPERAWATAN POST OPERATIF: Menyiapkan


Tempat Tidur Aether Bed, Observasi TTV, Perdarahan, Kesadaran,
Membimbing Latihan Nafas Dalam, Batuk Efektif, Melatih Ambulasi
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :

NO KOMPONEN PENILAIAN (Aspek2 yang dinilai) Komponen Keterangan


Ya Tidak
I Ketrampilan (Bobot 60%)
A. Tahap preinteraksi
1. Mahasiswa menyiapkan diri
2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
a) Aether bed (1 selimut tebal, 2 buah buli-
buli panas atau warm water zack, suhu air
40-43 derajat Celcius, thermometer air
(jika ada), perlak pengalas, gulungan
handuk
b) Stetoskop, tensi meter, thermometer, jam
tangan
38
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien

C. Tahap Kerja
1. Menyiapkan tempat tidur aether bed
a. Pada tempat tidur terbuka, angkat bantal
dan bentangkan gulungan perlak dan
handuk di bagian kepala
b. Pasang selimut tambahan hingga menutup
seluruh permukaan bed
c. Letakkan buli-buli panas diatas sprei dan
selimut di bagian kaki, arahkan mulut buli-
buli ke pinggir tempat tidur
d. Angkat buli-buli panas sebelum klien
dibaringkan pasca operasi
e. Lipat pinggir selimut tambahan bersama
selimut dari atas tempat tidur pada salah
satu sisi tempat masuknya klien sampai
batas pinggir kasur, dan lipat sampai sisi
yang lain
f. Cuci tangan

2. Observasi TTV (tanda-tanda vital)


a. Lakukan pemeriksaan tekanan darah pasien
dengan alat tensi meter dan stetoskop
b. Lakukan pemeriksaan nadi dengan
menghitung denyut nadi pasien selama 1
menit
c. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh pasien
menggunakan thermometer
d. Lakukan pemeriksaan pernafasan dengan
cara menghitung pernafasan pasien dalam
1 menit

3. Observasi perdarahan
a. Monitor status pasien
39
b. Cek adanya tanda-tanda perdarahan

4. Observasi kesadaran
a. Monitor status kesadaran pasien
b. Observasi kesadaran pasien menggunakan
GCS atau yang lainnya

5. Latihan nafas dalam dan Latihan batuk efektif


a. Hari pertama pasca operasi 6 jam setelah
pasien sadar, lakukan latihan nafas dalam
dan batuk efektif
b. Lakukan latihan nafas dalam dengan cara
manarik nafas dalam melalui hidung
(inspirasi) lalu hembuskan perlahan lewat
mulut dan diulang sebanyak 5 kali.
c. Lakukan batuk efektif dengan cara tarik
nafas dalam lalu anjurkan pasien untuk
batuk

6. Latihan ambulasi
a. Pada 6 jam pertama setelah operasi atau
pada hari pertama, pasien tirah baring dan
lakukan mobilisasi dini setelah pasien
sadar dengan menganjurkan pasien untuk
menggerakkan lengan tangan, ujung jari
kaki dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit, menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser kaki, miring kiri
atau kanan (agar kerja organ pencernaan
kembali normal)
b. Pada 24 jam setelah operasi lakukan
mobilisasi dini dengan latihan duduk tegak,
duduk di tepi tempat tidur dengan kaki
digantung, berdiri lalu berjalan dalam
ruangan
c. Hari ke 3-5, anjurkan pasien belajar berdiri
lalu berjalan sekitar kamar

D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

40
E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
 Respon klien
 Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan tindakan keperawatan post operatif
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja tindakan keperawatan post operatif

Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).

= ……………….

Catatan:

Otorisasi:

Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2

Catatan:
Pengertian:
Pasca operasi merupakan suatu kondisi saat pasien sudah masuk ke ruangan
pemulihan (recovery room) dan dilakukan evaluasi tindak lanjut dan monitor
41
pasien pasca operasi. Tindakan pasca operasi dilakukan dalam periode pemulihan
segera dan pemulihan berkelanjutan.
Menyiapkan tempat tidur aether bed yaitu tempat tidur yang disipakan khusus
untuk pasien pasca operasi yang mendapat narkose (obat bius)

Tujuan:
Untuk menghangatkan pasien, mencegah penyulit (komplikasi) pasca
pembedahan, alat-lat yang digunakan tidak kotor, memudahkan perawatan.

Observasi TTV, perdarahan, dan kesadaran merupakan pemeriksaan status


kesehatan pasien berupa pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan,
monitor perdarahan dan kesadaran pasien pasca operasi

latihan nafas dalam, batuk efektif, melatih ambulasi untuk mengurangi keluhan
ketidaknyamanan pasien pasca operasi dan melatih kemampuan pergerakan fisik
pasien setelah pembedahan yang bermanfaat juga untuk mempertahankan fungsi
tubuh, memperlancar peredaran darah, membantu pernafasan menjadi lebih baik,
mempertahankan tonus otot, memperlancar eliminasi alvi dan urin, mempercepat
proses penutupan jahitan operasi, dan mengembalikan aktivitas tertentu.

Referensi:

https://www.scribd.com/document/342608603/POST-OP

http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1601410037/
bab_II_FIX.pdf

42

Anda mungkin juga menyukai