Anda di halaman 1dari 22

Bryophyta II : Kelas

Hepaticaceae (Lumut Hati)


Dosen pengampu : Arbaul Fauziah, M. Si.

Kelompok 8 :
01 SILVI AULIA AGUSTIN (126208212060)

02 ARDANIK KARIMATU SIKA ( 126208213089)


01

Struktur Tubuh Hepaticaceae


Beserta Bagian - Bagian Tubuh
Dan Fungsinya
LUMUT HATI (HEPATICACEAE)
Lumut hati atau Hepaticopsida adalah jenis lumut yang memiliki bentuk tubuh seperti
lembaran yang menyerupai hati. Nama umum dan saintifik filum ini (dari kata Latin
hepaticae, hati) mengacu pada gametofit yang berbentuk hati dari anggota - anggotanya,
seperti Marchantia.
Lumut hati tubuhnya terbagi menjadi 2 lobus, sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Lumut hati ada sekitar 6.500 spesies..
Lumut hati memiliki struktur tubuh yang terdiri dari akar, batang dan daun, sehingga
seringkali disebut sebagai tumbuhan kelompok peralihan dari thallus ke kormus. Jenis
lumut ini hidup pada daerah lembab yang sering dijumpai pada lereng gunung atau bukit
serta pada dasar hutan yang lebat.
Lumut hati merupakan anggota kelompok tumbuhan lumut yang paling sederhana,
Seperti anggota kelompok lumut lainnya, fase gametofit merupakan generasi yang
dominan pada lumut hati.
Ciri – Ciri Lumut Hati :
1. Tubuhnya masih berupa talus dan memiliki rhizoid.
2. Gametofit berbentuk anteredium serta arkegonium
yang berbentuk seperti
payung.

3. Tidak mempunyai jaringan meistematic sehingga sporofitnya


terbatas.

4. Lumut hati sering ditemui ditanah yang lembab, contohnya


hutan hujan tropis.
Struktur Tubuh Lumut Hati
1. Talus gametofitnya belum dapat dibedakan antara struktur daun dan
batang. Jadi antara struktur daun dengan batang, belum bisa diketahui
dengan jelas. Sementara akarnya berbentuk rizoid. Rizoid lumut ini
tersusun atas satu sel (uniseluler)
2. Pada permukaan dorsal talus terdapat gamma cup yang
berfungsi sebagai alat reproduksi aseksual.
3. Pada permukaan dorsal, gametofit dibentuk arkegonium dan
anteridium yang membentuk seperti payung.
4. Permukaan talus lumut hati tersusun oleh lempengan-lempengan
berbentuk Poligonal.
5. Sebagian besar dari lumut hati di dalam suatu bagian dari selnya
mengandung minyak
Reproduksi Lumut Hati

01 Reproduksi Aseksual
a. Fragmentasi
Pada saat bagian yang tua dari lembaran talus mati, bagian talus yang muda
berkembang dan kemudian terpisah-pisah membentuk beberapa individu baru.
b. Pembentukan kuncup eram
Kuncup eram (gemma) merupakan struktur berbentuk lensa berukuran kecil yang
menonjol pada permukaan talus. Beberapa gemma dibentuk dalam suatu struktur
seperti cawan yang disebut gemma cup.
02 Reproduksi Seksual
Perkembangbiakan seksual melibatkan peranan gamet - gamet yang dibentuk melalui pembelahan miosis
gamet-gamet pada tumbuhan lumut dihasilkan oleh struktur khusus. Gamet jantan dibentuk dalam anteridium
(jamak: anteridia), sedangkan gamet betina dihasilkan oleh struktur menyerupai botol yang disebut arkegonium
(jamak: arkegonia).

Pada saat masak setiap arkegonium menghasilkan sebuah sel telur, sedangkan anteridium membentuk sel
sperma berflagela dalam jumlah sangat banyak. Percikan air hujan membantu melepaskan sel sperma dari
anteridium dengan bantuan air hujan sel sperma dapat menempuh jarak sampai 0.5 m dari tempat asalnya.
Setelah sel sperma mencapai arkegonium masak serta bertemu dengan sel telur terjadi proses fertilisasi.

Pada tahap berikutnya sel-sel sporofit mengalami deferensiasi. Mula-mula sel-sel di bagian dalam ini membelah
secara mitosis hingga membentuk massa sel padat, sel-sel ini dikenal dengan sporosit. Setiap sporosit selanjutnya
mengalami pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid yang akan berkembang menjadi spora. Selain
sporosit, di dalam kapsul dijumpai pula sel-sel yang tidak mengalami meiosis sehingga tetap bersifat diploid. Sel-
sel ini kemudian tumbuh memanjang serta mengalami penebalan berbentuk spiral. Struktur ini dikenal dengan
elatera. Pada kondisi yang sesuai spora berkecambah membentuk gametofit. Dalam kehidupan tumbuhan lumut
generasi sprorofit yang bersifat diploid akan dilanjutkan dengan generasi gametofit yang bersifat hapliodra.
02

Struktur Tubuh Musci Beserta


Bagian - Bagian Tubuh Dan
Fungsinya
Lumut Daun ( Musci)
Lumut daun (Musci) merupakan lumut yang memiliki daerah distribusi
yang sangat luas dengan jumlah spesies terbanyak dibanding kelas lain.
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah gundul yang periodik mengalami
masa kekeringan, di antara rerumputan, di atas batu cadas, pada batang-
batang dan cabang pohon.
Ciri – Ciri Lumut Daun Struktur Lumut Daun
a. Tubuh lumut memiliki bentuk 1. Rizoid.
kecil dan tumbuh dengan tegak. Rizoid ini terletak dibawah stolon.
b. Pada umumnya tinggi lumut Rizoid berfungsi sebagai alat untuk
kurang dari 10 cm, namun ada juga melekatkan diri pada substrat atau
yang mencapai 40 cm . tempat melekat dan menyerap air
c. Lumutdaun mudah ditemukan di serta zat hara
permukaan tanah, tembok, batu- 2. Batang.
batuan, atau menempel di kulit Batang yang ada merupakan batang
pohon. semu sehingga belum terdefinisi
d. Akarnya berupa rizoid dengan jelas.
e. Fase gametofit merupakan fase 3. Daunnya tersebar pada sekeliling
dominan batang dan kecil.
f. Spora terdiri atas dua lapisan 4. Seta.
yaitu lapisan endospora dan Terdapat seta yang merupakan
eksospora tangkai panjang yang ujungnya
g. Habitat di tempat lembab berupa kapsul.
Reproduksi Lumut Hati
Reproduksi Aseksual
a. Protonema membentuk kuncup-kuncup baru Reproduksi seksual
yang menyebar ke segala arah. Dengan pada lumut daun melibatkan peranan
tahapannya yaitu : gametofit jantan dan gametofit
1. Potongan phillid yang jatuh di tempat yang betin
sesuai dapat membentuk protonema
2. Rhizoid kadang-kadang mampu menghasilkan
kuncup.
3. Struktur menyerupai lensa yang disebut
gemma kadang-kadang dihasilkan pada Sporofit
rhizoid. Generasi sporofit dalam siklus hidup lumut
daun dimulai sejak terbentuknya zigot hasil
fertilisasi. Zigot ini kemudian berkembang
membentuk embrio dalam arkhegonium. Tahap
ini terjadi bersamaaan dengan pembelahan
selsel pada bagian dasar arkhegonium
03

Klasifikasi Bryopyta
(Kelas Hepaticaceae)
Kelas ini mencakup tiga ordo, yaitu

1. Ordo Anthocerotales

02

01

03

2. Ordo Marchantiales 3. Ordo Jungermaniales


01 1. Ordo Anthocerotales
(lumut tanduk)
Contoh spesies :
- Anthoceros laevis
Tumbuhan ini tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang
termasuk dalam super divisi tumbuhan lumut atau Bryophyta.
Tumbuhan ini biasa hidup melekat di atas tanah dengan perantara
rizoidnya.umut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau
di sepanjang selokan.

- Anthoceros fusiformis
Kloroplas soliter dalam sel epidermis muda mencirikan keluarga, spora
hitam dan thallus pipih dengan ruang lendir internal mencirikan genus.
Habitat Di tanah, biasanya baru saja terganggu, seperti potongan jalan,
sisi jalan, atau tepi sungai. Tersebar luas di dataran rendah di Oregon
barat, cukup umum di Oregon barat daya.
02 Ordo Marchantiales - Marchantia sp
Pemukaan thallus kasar terlihat seperti susunan
Contoh spesies dari Familia Marchantiaceae yaitu : batu yang terpisah memanjang dengan ukuran yang
beragam, tepi thallus bergigi kecil tidak beraturan.
- Marchantiaa caulis ditemukan tumbuh Menempel Ditemukan Tumbuh menempel pada tanah dengan
pada tanah dan batu yang dialiri air. kondsi lingkung Yang terbuka .
Lumut Ini memiliki ciri dengan bentuk thallus
pipih, thallus Terlihat menyerupai hati dilihat pada
sisi sampingnya berbentuk gelombang dan
menjulur Memanjang dengan ukuran yang
beragam, bercabang menggarpu, pada sisi ventral
thallus terdapat rhizoid berwarana keungu-
unguan.
- Dumortierahirsute
Pemukaan thallus berwarna hijau muda , thallus tipis garis
tengah tidak ada dan pori-pori udara tidak terlihat, tepi thallus
bergelombang dan Terlihat adanya rambut-rambut halus pada tepi
ujung Thallus, Umumnya tumbuh di daerah yang Terlindungi,
berhutan, teduh, dan lembab
Contoh spesies dari Famili Ricciaceae yaitu :
- Ricciaa Sorocarpa ditemukan pada substrat
tumbuh berupa tanah ditaman terbuka dan taman
yang terdapat pepohonan maupun rerumputan.

标题文本

- Ricciaa fluitans ditemukan pada substrat tumbuh


berupa tanah di taman terbuka dan taman yang
terdapat pepohonan maupun rerumputan. Warna
Talus hijau muda dan tepian talus rata (entire). Talus
berbentuk roset tidak penuh dan kecil Memanjang
dengan pemanjangan talus menyerupai Bentuk huruf
Y.
03 Ordo Jungermaniales
Umumnya talusnya kecil, berbentuk pita kecil dengan percabangan menggarpu menyerupai Marchantia.
Hidup di atas tanah, menempel (epifit) pada batang pohon atau pada daun pohon-pohon di hutan
contoh spesies:
- Jungermannia fossombronioides Austin,
- Plagiochilaa splenoides ( spesies ini tumbuh di
daerah tropis) ,
- Pnellia epiphylla Blasic pusilla.
Permukaan tanah liat yang lembab dan
terbuka.
REVIEW ARTIKEL
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK TUMBUHAN LUMUT HATI
(Marchantia Paleacea) TERHADAP BAKTERI PATOGEN DAN PERUSAK
PANGAN
Penulis : Reza Fadhilla, Eka Aditya Putri Iskandar dan Harsi Dewantari
Kusumaningrum
Tahun terbit : 2012
Tujuan penelitian : Untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak lumut hati (Marchantia
paleacea) asal Kebun Raya Cibodas, Bogor, Indonesia serta
memanfaatkan ekstrak M. paleacea sebagai sumber antibakteri baru asal
Indonesia dan diharapkan isolat ekstrak ini nantinya mempunyai
aktivitas luas terhadap bakteri patogen dan perusak pangan..
Hasil dan Pembahasan
a. Kadar air dan total rendemen ekstrak lumut
Kadar air lumut setelah melalui proses pengeringan maka didapat lumut kering dengan
kadar air sebesar 17,47%. Total Rendemen tiap ekstrak yang didapat berbeda-beda, ekstrak metanol
menghasilkan rendemen ekstrak paling tinggi yaitu sebesar 15,57%, ekstrak etanol 5,98%, ekstrak etil
asetat 2,30%, dan ekstrak heksana 0,87%. Data rendemen tersebut menunjukkan bahwa komponen-
komponen dari ekstrak lumut sebagian besar merupakan senyawa polar yang larut dalam pelarut polar.
b. Aktivitas antibakteri berbagai ekstrak lumut hati M. Paleacea
menunjukkan bahwa S. aureus adalah bakteri yang paling sensitif terhadap semua ekstrak lumut
dibandingkan S. Typhimurium ATCC 14028, dan P. aeruginosa. Sensitivitas S. aureus ATCC 5923 yang
tinggi terhadap ekstrak etanol lumut disebabkan karena struktur dinding selnya. Bakteri Gram positif
seperti S. aureus tidak memiliki membran luar seperti yang dimiliki kebanyakan bakteri Gram negatif.
c. Daya hambat ekstrak etanol lumut M. paleacea terhadap bakteri uji
Berdasarkan tabel zona hambat, maka hanya ekstrak etanol lumut yang digunakan dalam uji lanjut
karena mempunyai aktivitas antibakteri paling baik diantara ekstrak lainnya.
d. Kandungan senyawa bioaktif dan total fenol lumut hati M. Paleacea
menunjukkan hasil analisis kualitatif kandungan ekstrak etanol lumut. Komponen komponen senyawa
kimia seperti fenolik, steroid, triterpenoid, tannin, dan flavonoid diketahui positif keberadaannya.
Kesimpulan

Aktivitas ekstrak etanol lumut hati mempunyai antibakteri


tertinggi dibandingkan dengan ekstrak metanol, etil asetat, dan
heksana.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai