Anda di halaman 1dari 11

Marchantiophyta

Secara terminologi dalam bahasa Inggris "wort" berarti "tanaman kecil" dan muncul
dalam nama seperti Pennywort dan Bladderwort dan “Liver” berarti hati. Istilah Marchantiophyta
berasal dari fakta bahwa herbalis awal berpikir bahwa salah satu Marchantiophyta memiliki
kemiripan dengan hati dan beberapa digunakan sebagai obat untuk penyakit hati. Oleh karena itu
kata Marchantiophyta untuk "tanaman kecil seperti hati".
Marchantiophyta adalah salah satu divisi pada kingdom Plantae. Marchantiophyta adalah
tanaman kecil, hijau, dan terestrial. Mereka tidak memiliki akar, batang, atau daun yang
sesungguhnya. Sebaliknya, mereka memiliki struktur seperti daun di atas tanah, yang dikenal
sebagai thallus, dan struktur yang berada di bawah tanah, yang dikenal sebagai rhizoid.
Marchantiophyta adalah salah satu dari tiga divisi tanaman yag dikenal secara umum sebagai
lumut. Dua divisi lainnya adalah Anthocerotophyta (lumut tanduk) dan Bryophyta (lumut daun).
Liverwort adalah tanaman kecil, hijau, terestrial. Mereka tidak memiliki akar, batang, atau daun
yang sesungguhnya. Sebaliknya lumut daun memiliki struktur seperti daun di atas tanah, yang
dikenal sebagai thallus, dan struktur di bawah tanah, yang dikenal sebagai rhizoid.
Marchantiophyta menempati bermacam-macam habitat, termasuk tanah di sepanjang
aliran sungai, batu, kayu dan pohon di lanskap alam. Mereka terdapat di semua benua, termasuk
Antartika, tetapi paling keberagaman paling melimpa hterdapat di hutan hujan pegunungan di
belahan bumi selatan.
 Morfologi dan Anatomi
Marchantiophyta dibedakan dalam dua bentuk yang sangat berbeda: berdaun dan thalloid.
Marchantiophyta berdaun jelas, berdaun, dan sangat mirip lumut. Mereka paling mudah
dibedakan dari lumut daun (Bryophyta) dengan pengaturan daunnya. Lumut hati berdaun
memiliki daun yang tersusun dalam dua atau tiga baris sedangkan daun di lumut daun
(Bryophyta) tersusun secara spiral. Lumut daun thalloid memiliki struktur tallus yang masih
sederhana, hanya berupa lembaran hijau.
a. Gametofit Lumut Hati Thalloid

Conocephalum conicum – lumut hati thalloid


Jaringan pada thallus atau gametofit dapat berbeda dan beragam (Marchantiales) ataupun
tidak terdiferensiasi (Metzgeriales). Pada Marchantiales thallus terdiri dari banyak jaringan yang
beragam dan terdiferensiasi.

Potongan transversal dari


individu M. polymorpha. yang
menunjukkan difrensiasi
jaringan berbeda

Sedangkan pada Metzgeriales biasanya thallus berukuran kecil dan cukup tipis sehingga
mudah untuk ditembus cahaya, dengan sebagian besar jaringan hanya memiliki lapisan sel
tunggal. Karena tanaman ini tipis dan relatif tidak berdiferensiasi, dengan sedikit bukti jaringan
yang berbeda, maka Metzgeriales kadang-kadang disebut "lumut hati thalloid sederhana".

ketebalan jaringan terdiri dari sel


tunggal. Jaringan tidak
berdiferensiasi, dengan sedikit
bukti jaringan yang berbeda
(Dilihat dari sisi dorsal)

Lumut hati thalloid memiliki rizoid uniseluler yang terletak di sisi ventral (bawah) gametofit.

a. Gametofit Lumut Hati Berdaun


b. Lumut Hati Berdaun

Plagiochila – lumut hti berdaun


Secara umum, gametofit dari lumut hati berdaun sangat kecil, dengan daun yang hanya sekitar 1
mm. Meskipun lumut hati berdaun sangat mirip lumut, mereka dapat dibedakan dari lumut daun
dengan susunan daunnya. Lumut hati selalu memiliki dua baris lateral daun, dan kadang-kadang
satu baris daun di sisi perut (bawah) batang, yang disebut daun bawah. Sedangkan daun pada
lumut daun umumnya tersusun spiral.

Tunas berdaun dari lumut hati


berdaun. Daun disusun dalam dua
baris.

Daun pada Bryopsida tersusun spiral

Daun lumut hati berdaun hanya memiliki satu lapisan sel. Sel-sel ini biasanya
isodiametrik. Batang lumut hati berdaun biasanya berwarna hijau. Berbeda dengan lumut, lumut
hati berdaun tidak memiliki jaringan khusus untuk air internal atau konduksi nutrisi dalam
batang. Rizoid dari lumut hati berdaun mirip dengan yang ditemukan di lumut hati thalloid.
Mereka uniseluler dan melakukan fungsi yang sama dengan rizoid yang ditemukan pada divisi
lumut lainnya.
c. Sporofit Lumut Hati

Sporofit lumut hati tampak mirip dengan yang ditemukan pada lumut daun, tetapi mereka
memiliki cukup banyak perbedaan perkembangan dan anatomi. Salah satu perbedaan adalah
bahwa sporangium dalam lumut hati matang sebelum seta memanjang, yang berlawanan dengan
lumut.
 Siklus Hidup Lumut Hati

a. Secara Seksual
Siklus hidup lumut hati pada dasarnya sama seperti pada lumut daun. Keduanya memiliki
pergantian karakteristik generasi di mana sporofit diploid multiseluler bergantung pada gametofit
haploid hijau. Seperti lumut daun, gametofit lumut hati adalah bentuk yang paling umum terlihat di
alam.

Pada sebagian besar spesies, spora lumut hati berkecambah dan membentuk individu baru yang
disebut protonema. Protonema memiliki sel tunggal dan berfilamen kecil. Secara umum, gametofit
haploid berkembang dari protonema. Pada sebagian besar lumut hati, gametofit bersifat procumbent
(menjalar di tanah). Biasanya, gametofit memiliki rhizoid yang terletak di bawah tanah, struktur bersel
tunggal khusus yang mengaitkan lumut hati ke substratnya dan mengambil nutrisi dari tanah.

Organ reproduksi jantan dan betina, antheridia dan archegonia, tumbuh dari gametofit. Organ
reproduksi tersebut langsung muncul dari gametofit dan untuk nutrisi juga ditanggung oleh gametofit.
Sekitar 80% spesies lumut hati adalah dioecious (jantan dan betina pada tanaman terpisah) dan 20%
lainnya monoecious (jantan dan betina pada tanaman yang sama). Setiap archegonium menghasilkan
telur tunggal; setiap antheridium menghasilkan banyak sel sperma yang bergerak, masing-masing
dengan dua flagela. Sel sperma harus berenang melalui air untuk mencapai archegonium. Kemudian,
sperma membuahi sel telur untuk membentuk sel diploid. Ini akhirnya berkembang menjadi sporofit
diploid multiseluler.

Sporofit lumut hati, seperti lumut daun, memiliki kapsul terminal yang ditanggung pada tangkai,
yang dikenal sebagai seta. Ketika sporofit berkembang, bentuk spora haploid ada di dalam kapsul.
Secara umum, sporofit lumut hati lebih kecil dan lebih sederhana dalam morfologi daripada lumut daun.
Perbedaan lain adalah bahwa seta lumut hati memanjang setelah pematangan kapsul, sedangkan lumut
daun, memanjang sebelum pematangan kapsul.

b. Secara Aseksual

Gemma cup adalah struktur reproduksi vegetatif khusus, struktur berbentuk cangkir keci, struktur
ini ditopang sepanjang thallus pada permukaan dorsal gametofit . Setiap gemma cup mengandung
sejumlah besar tubuh reproduksi vegetatif khusus yang disebut gemmae di dalamnya. Setelah matang
gemma akan lepas dari gemma cup dan akan berkecambah jika kondisi lingkungan menguntungkan
serta akan tumbuh menjadi gametofit baru.

 Klasifikasi
Marchantyophyta terbagi atas tiga kelas besar yaitu Haplomitriopsida, Jungermanniopsida dan
Marchantiopsida
1. KELAS HAPLOMITRIOPSIDA

Salah satu spesies pada kelas Haplomitriopsida


yaitu Haplomitrium ovalifolium

Di kelas Haplomitriopsida, tanamannya acrocarpous dan gametophyte berdaun. Umumnya


batang mampu mengeluarkan jumlah lendir yang berlebihan, yang dikeluarkan dari sel-sel
epidermis. Sporofit, yang relatif besar.
Kelas ini terbagi menjadi 2 sub kelas, 2 ordo, dan 2 famili.
1.1. SUBKELAS TREUBIIDAE
1.1.1. ORDO TREUBIALES
1.1.1.1. Famili Treubiaceae
1.2. SUBKELAS HAPLOMITRIIDAE
1.2.1. ORDO CALOBRYALES
1.2.1.1. Haplomitriaceae
2. KELAS MARCHANTIOPSIDA

Salah satu spesies pada kelas Marchantiopsida yaitu


Marchantia polymorpha

Spesies dalam kelas Marchantiopsida dicirikan sebagai lumut hati thalloid yang kompleks.
Mereka memiliki distribusi global dan umumnya ditemukan tumbuh di tanah atau lumpur yang
lembab.
Gametofit dari spesies di kelas ini selalu disebut sebagai thallus. Thallus, yang umumnya
mimiliki lapisan sel yang tebal, biasanya menunjukkan percabangan dikotomis. Lumut hati pada
kelas ini disebut “lumut hati thalloid kompleks", karen jaringannya beragam dan terdifirensiasi.
dan pada gilirannya, itu membedakan lumut dari kelas imi dari lumut hati thalloid sederhana
yang terlihat di kelas Jungermanniopsida.
Kelas ini terbagi menjadi 2 subkelas, 5 ordo dan 20 famili.
2.1. SUBKELAS BLASIIDAE
2.1.1. ORDO BLASIALES
2.1.1.1. Famili Blasiaceae
2.2. SUBKELAS MARCHANTIIDAE
2.2.1. ORDO SPHAEROCARPALES
2.2.1.1. Famili Sphaerocarpaceae
2.2.1.2. Famili Riellaceae
2.2.2. ORDO NEOHODGSONIALES
2.2.2.1. Famili Neohodgsoniaceae
2.2.3. ORDO LUNULARIALES
2.2.3.1. Famili Lunulariaceae
2.2.4. ORDO MARCHANTIALES
2.2.4.1. Famili Marchantiaceae
2.2.4.2. Famili Aytoniaceae
2.2.4.3. Famili Cleveaceae
2.2.4.4. Famili Monosoleniaceae
2.2.4.5. Famili Conocephalaceae
2.2.4.6. Famili Cyathodiaceae
2.2.4.7. Famili Exormothecaceae
2.2.4.8. Famili Corsiniaceae
2.2.4.9. Famili Monocarpaceae
2.2.4.10. Famili Oxymitraceae
2.2.4.11. Famili Ricciaceae
2.2.4.12. Famili Wiesnerellaceae
2.2.4.13. Famili Targioniaceae
2.2.4.14. Famili Monocleaceae
2.2.4.15. Famili Dumortieraceae

3. KELAS JUNGERMANNIOPSIDA

Salah satu spesies pada kelas Jungermanniopsida


yaitu Scapania nemorea

Kelas ini umunya disebut sebagi lumut hati berdaun. Lumut hati berdaun adalah spesies yang
paling sederhana tetapi mereka juga yang paling beragam. Mereka sebagian besar milik subkelas
Jungermanniopsida yang mengandung lebih dari setengah dari semua spesies lumut hati. Lumut
hati berdaun biasanya terdiri dari batang dengan tiga baris daun. Daunnya sangat tipis dan
transparan. Daunnya kebanyakan hanya setebal satu lapisan yang membuatnya mudah untuk
mengalirkan air ke setiap bagian tanaman. Air juga dapat diserap dan hilang oleh difusi oleh
bagian mana pun dari tanaman.
Kelas ini terbagi menjadi 3 subkelas, 7 ordo dan 55 famili.
3.1. SUBKELAS PELLIIDAE
3.1.1. ORDO PELLIALES
3.1.1.1. Famili Pelliaceae
3.1.2. ORDO FOSSOMBRONIALES
3.1.2.a. SUBORDO Calyculariineae
3.1.2.a.1. Famili Calyculariaceae
3.1.2.a.2. Famili Makinoaceae
3.1.2.b. SUBORDO Fossombroniineae
3.1.2.b.1. Famili Petalophyllaceae
3.1.2.b.2. Famili Allisoniaceae
3.1.2.b.3. Famili Fossombroniaceae
3.1.3. ORDO PALLAVICINIALES
3.1.3.a. SUBORDO Phyllothalliineae
3.1.3.a.1. Famili Phyllothalliaceae
3.1.3.b SUBORDO Pallaviciniineae
3.1.3.b.1. Famili Sandeothallaceae
3.1.3.b.2. Famili Moerckiaceae
3.1.3.b.3. Famili Hymenophytaceae
3.1.3.b.4. Famili Pallaviciniaceae
3.2. SUBKELAS METZGERIIDAE
3.2.1. ORDO PLEUROZIALES
3.2.1.1. Famili Pleuroziaceae
3.2.2. ORDO METZGERIALES
3.2.2.1. Famili Metzgeriacea
3.2.2.2. Famili Aneuraceae
3.2.2.3. Famili Mizutaniaceae
3.2.2.4. Famili Vandiemeniaceae
3.3. SUBKELAS JUNGERMANNIIDAE
3.3.1. ORDO PORELLALES
3.3.1.a. SUBORDO Porellineae
3.3.1.a.1. Famili Porellaceae
3.3.1.a.2. Famili Goebeliellaceae
3.3.1.a.3. Famili Lepidolaenaceae
3.3.1.b. SUBORDO Radulineae
3.3.1.b.1 Famili Radulaceae
3.3.1.c. SUBORDO: Jubulineae
3.3.1.c.1. Famili Frullaniaceae
3.3.1.c.2. Famili Jubulaceae
3.3.1.c.3. Famili Lejeuneaceae
3.3.2. ORDO JUNGERMANNIALES
3.3.2.a. SUBORDO Perssoniellineae
3.3.2.a.1 Famili Perssoniellaceae
3.3.2.a.2. Famili Schistochilaceae
3.3.2.b. SUBORDO Lophocoleineae
3.3.2.b.1. Famili Pseudolepicoleaceae
3.3.2.b.2. Famili Pseudolepicoleaceae
3.3.2.b.3. Famili Trichocoleaceae
3.3.2.b.4. Famili Grolleaceae
3.3.2.b.5. Famili Mastigophoraceae
3.3.2.b.6. Famili Herbertaceae
3.3.2.b.7 Famili Vetaformataceae
3.3.2.b.8 Famili Lepicoleaceae
3.3.2.b.9. Famili Phycolepidoziaceae
3.3.2.b.10 Famili Lepidoziaceae
3.3.2.b.11 Famili Lophocoleaceae
3.3.2.b.12 Famili Brevianthaceae
3.3.2.b.13 Famili Chonecoleaceae
3.3.2.b.14 Famili Plagiochilaceae
3.3.2.c. SUBORDO Cephaloziineae
3.3.2.c.1. Adelanthaceae
3.3.2.c.2 Jamesoniellaceae
3.3.2.c.3. Cephaloziaceae
3.3.2.c.4. Cephaloziellaceae
3.3.2.c.5. Scapaniaceae
3.3.2.d. SUBORDO Jungermanniineae
3.3.2.b.1. Famili Pseudolepicoleaceae
3.3.2.b.2. Famili Myliaceae
3.3.2.b.3. Famili Trichotemnomataceae
3.3.2.b.4. Famili Balantiopsidaceae
3.3.2.b.5. Famili Blepharidophyllaceae
3.3.2.b.6. Famili Acrobolbaceae
3.3.2.b.7 Famili Arnelliaceae
3.3.2.b.8 Famili Jackiellaceae
3.3.2.b.9. Famili Calypogeiaceae
3.3.2.b.10 Famili Delavayellaceae
3.3.2.b.11 Famili Mesoptychiaceae
3.3.2.b.12 Famili Jungermanniaceae
3.3.2.b.13 Famili Geocalycaceae
3.3.2.b.14 Famili Gyrothyraceae
3.3.2.b.15. Famili Antheliaceae
3.3.2.b.16. Famili Gymnomitriaceae

http://www3.botany.ubc.ca/bryophyte/liverwortintro.html
https://science.jrank.org/pages/3970/Liverwort.html

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Liverwort_life_cycle.jpg

https://science.jrank.org/pages/3967/Liverwort-Life-cycle.html

https://academic.oup.com/pcp/article/57/2/230/2460945

https://alchetron.com/Metzgeriales#-

https://www.quora.com/What-are-gemma-cups-and-what-do-they-do
http://blogs.ubc.ca/biology321/?page_id=74

http://blogs.ubc.ca/biology321/?page_id=154

https://blogs.ubc.ca/biology321/?page_id=72

https://basicbiology.net/plants/non-vascular/liverworts

Anda mungkin juga menyukai