Anda di halaman 1dari 3

Temuan Terbaru Polisi soal Tragedi Kanjuruhan

Jakarta - Polri menyampaikan perkembangan penyidikan Tragedi Kanjuruhan terkini. Hal yang baru
diungkap Polri ialah temuan puluhan botol minuman yang diduga minuman keras (miras) dan hasil
analisis 34 rekaman CCTV, baik di dalam maupun luar Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (Jatim).

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, pada Sabtu (8/10/2022), menuturkan penyidik menemukan 46
botol masing-masing berukuran 550 ml yang diduga miras oplosan. Di Tribun Stadion Kanjuruhan,
lanjutnya, juga ditemukan botol-botol bekas minuman yang diduga miras.

"Di area stadion, memang ditemukan barang bukti diduga miras sebanyak 46 botol. Diduga miras
campuran atau biasa disebut oplosan ukuran 550 ml," ucap Dedi.

Dedi mengatakan barang bukti tersebut kini telah diperiksa di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor)
Polri. Barang bukti tersebut diamankan pada Minggu (2/10) dan Senin (3/10).

Mantan Kapolda Kalteng ini juga membeberkan hasil analisis berdasarkan video rekaman CCTV. Dedi
menyebut rekaman CCTV menunjukkan masa tak terkendali, baik di dalam maupun luar Stadion
Kanjuruhan.

"Saat ini dari hasil analisa 32 CCTV di dalam dan sekitar stadion, kemudian 2 di luar stadion serta hasil
olah TKP, dan temuan tim sidik dari hasil pemeriksaan para saksi dan tersangka masih, di luar stadion
tampak juga anggota menghalau massa yang tak terkendali," jelas Dedi.

Dedi menuturkan massa mendekati pemain kesebelasan serta ofisial yang sedang dievakuasi aparat ke
tempat yang dinilai lebih aman. Masih berdasarkan rekaman CCTV yang dianalisis, Dedi menambahkan
tampak adanya aksi perusakan serta pembakaran oleh massa.

"Sudah anarkis dengan melakukan penyerangan terhadap pemain dan ofisial yang dievakuasi petugas
pengamanan. Perusakan dan pembakaran," terang dia.
"Untuk membubarkan juga ditembakkan gas air mata. Bukan hanya gas air mata, (tapi) juga yang hanya
mengeluarkan asap putih saja," imbuh Dedi.

Dedi selanjutnya menuturkan pelaku perusakan serta pembakaran CCTV yang telah diidentifikasi akan
diproses hukum. Dia pun menegaskan, sesuai perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, semua
yang berperan dalam Tragedi Kanjuruhan akan dimintai pertanggungjawaban secara hukum.

"Minggu depan pelaku-pelaku perusakan-pembakaran, dari hasil analisa CCTV yang sudah didapatkan
oleh tim dan dianalisa, juga akan dilakukan penyidikan lanjutan. Sesuai dengan arahan Bapak Kapolri
siapa pun yang terbukti melakukan tindak pidana harus mempertanggungjawabkan secara personal,
sesuai hukum positif," terang dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Polri telah menetapkan 6 tersangka terkait Tragedi Kanjuruhan. Para
tersangka adalah:

- AHL, Direktur Utama PT LIB

- AH, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan

- SS, Security Officer

- Wahyu SS, Kabag Ops Polres Malang. Berikut ini perannya:

- H, Danki 3 Brimob Polda Jatim. Berikut perannya:

- TSA, Kasat Samapta Polres Malang

Tragedi Kanjuruhan merenggut 131 nyawa. Tragedi ini terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam, usai
Arema FC kalah melawan Persebaya.

Pendukung Arema FC, Aremania, turun ke lapangan untuk menghampiri pemain. Turunnya ribuan orang
ke tribun Stadion Kanjuruhan disambut gas air mata oleh polisi.

Anda mungkin juga menyukai