BANDARLAMPUNG
A. Bentuk Kegiatan
Diskusi Publik. Webminar adalah pertemuan atau persentasi online yang diadakan
melalui internet secara real-time. Webminar bisa dikatakan sebagai seminar yang
B. Tema Kegiatan
C. Tujuan Kegiatan
1. Untuk menganalisa .
hukum.
3. Sebagai wadah bagi mahasiswa dan masyarakat untuk mendapatkan ilmu dan
D. Tempat Kegiatan
E. Waktu Kegiatan
F. Latar Belakang
pandemi bertepatan pada tanggal 21 Februari 2021. Dengan ini PC IMM Kota
tersebut lantaran maraknya warga saling lapor dan kasus kriminalisasi. Sinyal dari Presiden
Joko Widodo untuk merevisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ( UU ITE)
menjadi perbincangan hangat di kalangan aktivis HAM dan masyarakat umum karna
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ( UU ITE) terdapat pasal karet atau
multitafsir yang mana dinilai dapat membungkam ruang berekspresi dan menyuarakan
Pengadilan Negeri Jakarta Utara memutuskan dua penyerang kasus teror dengan air keras
terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dituntut
Kasus Novel Baswedan menjadi salah satu kasus teror yang menyita perhatian publik.
Perjalanan panjang kasus ini banyak diikuti masyarakat hingga putusan tuntutan diumumkan
hakim. Berikut kronologi kasus teror Novel Baswedan sejak penyerangan hingga penyerang
Aksi teror Novel Baswedan terjadi pada 11 April 2017 lalu. Saat itu, Novel hendak pulang
usai menunaikan salat Subuh di Masjid Al Ihsan yang tak jauh dari kediamannya di Kelapa
Di perjalanan dari masjid menuju kediamannya, Novel didekati dua orang pria tak dikenal,
mereka melancarkan aksinya dengan menyiram suatu cairan ke arah wajah Novel.
Kelapa Gading. Cairan kimia tersebut masuk ke dalam mata hingga Novel terancam buta.
sketsa wajah kedua terduga pelaku yang didapatkan dari keterangan saksi.
Dalam kasus tersebut, polisi telah memeriksa 66 orang saksi selama kurang lebih 3 bulan
setelah kejadian. Dari hasil pemeriksaan tersebut mengerucut kepada sketsa wajah yang
akhirnya dibuat. Meski sketsa telah disebar, perkembangan kasus Novel belum juga
menunjukkan kemajuan. Pelaku penyiraman belum juga berhasil ditangkap dan kasus
Dalam sebuah wawancara, Novel menyebut adanya sosok jenderal yang menjadi dalang
penyiraman air keras. Meski demikian, Novel tak menyebut siapa sosok jenderal tersebut.
“Saya mempunyai keyakinan dan dugaan kuat beberapa kejadian (teror KPK) pelakunya
sama. Maksudnya oknum Polri yang terlibat jenderalnya sama,” kata Novel di Kelapa
Dua tahun berselang setelah kasus bergulir, Kapolri yang saat itu dijabat oleh Jenderal Tito
Karnavian membentuk Tim Pencari Fakta. Tugas utama tim tersebut adalah menyelidiki
Tim tersebut diketuai oleh Kapolda Metro Jaya yang saat itu dijabat oleh Irjen Idham Aziz
dengan penanggung jawab Tito. Tim tersebut dibentuk pada 8 Januari 2019.
Novel justru dituding telah merekayasa kasus tersebut. Politisi PDIP Dewi Tanjung
melaporkan Novel ke polisi atas tuduhan penyebaran berita bohong terkait teror air keras.
Dewi menuding, Novel hanya berpura-pura terkena air keras dan mata yang luka hanyalah
rekayasa semata. Ia merasa ada yang janggal dengan kondisi Novel setelah tersiram air keras.
“Ada beberapa hal yang janggal dari rekaman CCTV, yakni dari bentuk luka, dari perban,
kepala yang diperban tapi tiba-tiba mata yang buta. Faktanya kulit Novel nggak apa-apa,
hanya matanya. Yang lucunya kenapa hanya matanya sedangkan kelopaknya, semua tidak
Novel enggan memberikan banyak tanggapan atas tudingan dari Dewi. Ia justru prihatin
Penyerang Ditangkap
Dua orang yang berperan sebagai penyerang penyiraman air keras terhadap Novel ditangkap
pada Kamis (26/12/2019) malam. Kedua pelaku berinisial RB dan RM, anggota kepolisian
aktif.
Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono mengatakan, satu dari dua
tersangka kasus teror terhadap Novel Baswedan, berperan sebagai penyiram air keras kepada
9 Kejanggalan Persidangan
Tim advokasi Novel Baswedan menyebut adanya sembilan kejanggalan selama persidangan
Pertama, dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dianggap menutup pengungkapan kepada
aktor intelektual. Pasalnya, pengusutan hanya sampai pelaku di lapangan hingga hukuman
Kemudian, Novel disiram air keras hanya sebagai korban dalam kasus penganiayaan biasa.
Tanpa dilihat ada kaitannya kerja Novel di KPK dalam penanganan kasus-kasus korupsi
besar. Kedua, jaksa tak memperlihatkan sebagai representasi negara yang mewakili
kepentingan korban. Namun, malah membela kepentingan para terdakwa. Sampai, Novel
disebut bukan disiram dengan air keras, tapi disiramkan air aki.
Ketiga, majelis hakim PN Jakarta Utara terlihat pasif dan tidak objektif untuk mencari
Keempat, terdakwa mendapatkan bantuan hukum dari institusi Polri yang turut perlu
dipertanyakan. Meski dua terdakwa merupakan anggota polisi aktif. Namun, mereka telah
mencoreng Polri dan tugas serta kewajiban Polisi dalam UU Kepolisian.Kelima, adanya
dugaan manipulasi sejumlah barang bukti di persidangan. Dari CCTV di lokasi penyerangan
air keras dan dugaan intimidasi penyidik terhadap para saksi penting hingga tak dapat
mengindentifikasi sidik jari botol yang digunakan pelaku menyiram air keras.
Keenam, jaksa dianggap terus mengaburkan fakta dan terus mengarahkan dalam dakwaan
bahwa Novel hingga mengalami buta dalam kasus itu bukan disiram dengan air keras.
Ketujuh, dalam persidangan adanya oknum tertentu untuk mengangkat kasus kriminalisasi
Novel dalam kasus pencurian sarang burung wallet di Bengkulu. Untuk mengaburkan fokus
diduga dihilangkan dan tidak diikutkan dalam berkas pemeriksaan persidangan oleh jaksa.
pengadilan dipenuhi oleh aparat Kepolisian dan orang-orang yang nampak dikoordinasikan
JPU menuntut terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette satu tahun penjara. Dua
personel Brimob itu dinilai terbukti bersalah secara bersama-sama melakukan tindak pidana
penganiayaan berat sebagaimana tercantum dalam Pasal 353 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat
(1).
Dalam sidang yang digelar Kamis kemarin, jaksa Ahmad Patoni menjelaskan pertimbangan
Ahmad berdalih berdasarkan fakta persidangan, kedua terdakwa tidak terbukti memiliki niat
atau adanya unsur kesengajaan untuk melukai Novel sebagaimana dalam Pasal 355 KUHP.
Ahmad lantas mengemukakan bahwa berdasar fakta persidangan diketahui bahwa kedua
terdakwa disebutnya hanya ingin memberikan pelajaran kepada Novel. Hal itu dilakukan
lantaran Novel dianggap sebagai orang yang lupa terhadap institusi Polri. [*/try]
Berita ini sebelumnya dimuat Suara.com jaringan Padangkita.com dengan judul: Perjalanan
G. Susunan acara
Pukul Kegiatan Penanggungjawab
Syariah
H. Penutup
Term of Reference ini di susun sebagai kerangka acuan dalam webminar nasional.