BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
yang telah dikenal oleh masyarakat mengingat bakteri ini banyak ditemukan
bagi kesehatan yang baik karena mengandung probiotik. Bakteri probiotik akan
bekerja optimal apabila mengandung sel-sel hidup yang bertahan pada usus
singkat dan penyimpanan pada suhu beku tidak mampu bertahan dengan lama.
serta dapat digunakan untuk menghasilkan kultur komersial dalam jumlah besar
dengan cara bentuk kering beku atau metode liofilisasi (Yulneriwarni, 2008).
selama penyimpanan dengan daya tahan yang lebih lama dan memungkinkan
yang besar, membran sel tidak mampu bertahan pada suhu beku dan
30
menyebabkan dehidrasi larutan dalam sel bila disimpan pada pembekuan lambat
Kultur starter probiotik yang hidup dan awet selama pembekuan sangat
perlu dilakukan guna untuk peningkatan perlindungan secara dalam sel maupun
luar sel. Perlindungan secara dalam sel dapat menggunakan gliserol sedangkan
perlindungan secara luar sel berupa mikroenkapsulsi (Widati dkk., 2007). Gliserol
terjadinya kristalisasi es pada titik beku dan mampu membentuk edible film untuk
gliserol dan 3,6% sodium alginat mampu meningkatkan kelangsungan hidup sel
selama 2 hari.
31
bahan inti (bakteri) dalam bentuk padatan, cairan, dan gas dengan suatu bahan
melindungi bahan inti dari kehilangan nilai gizi, menstabilkan bahan aktif, dan
organik atau non organik yang berasal dari bahan alami ataupun buatan dengan
syarat mampu memberikan suatu lapisan yang tipis dan kohesif dengan bahan
inti serta mempunyai sifat kuat, fleksibel, dan impermeabel (Setijawati dkk.,
2011). Bahan enkapsulasi yang banyak digunakan dan mudah ditemukan oleh
enkapsulasi ca-algianat relatif lebih praktis, murah dan tidak memberikan sifat
racun terhadap bahan inti dan mampu bertahan pada saat pH netral (Shah, 2000
pada pH netral memberikan efek mudah larut dalam usus dan melepaskan sel
dilakukan dengan satu bahan pelindung seperti ca-algianat atau dikenal sebagai
satu lapis (Single coating) akan tetapi terdapat teknik enkapsulasi dengan dua
lapis (Double coating). Metode yang digunakan dalam enkapsulasi lebih efektif
dikarenakan metode emulsi lebih efektif dalam melindungi sel dari pengaruh pH
metode emulsi menghasilkan jumlah sel yang lebih banyak bila dibandingkan
dengan enkapsulasi satu lapis serta ukuran bead yang dihasilkan lebih kecil
distribusi sel di dalam bead lebih merata sehingga jumlah sel lebih banyak
(Talwakar dan Kailasapathy, 2003). Oleh karena itu, L. acidophillus yang telah
ca-alginat dan whey protein perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap pH
rendah untuk mengetahui viabilitas dan ukuran bead yang baik guna dalam
Pengujian
a. Viabilitas sel c. Distribusi sel dan bentuk secara photograph
b. ukuran bead kapsul, d. Mikroskopis L. acidophillus