Anda di halaman 1dari 3

Preservasi mikroba untuk keperluan jangka pendek maupun panjang merupakan tahapan crusial dalam

mengkaji mikrobiologi dalam rangka memelihara dan menjaga aktivitas metaboliknya tidak berubah.
Menurut Machmoed (2001), tujuan dilakukan preservasi adalah untuk menahan laju aktivitas
metabolisme mikroba sehingga viabilitas atau daya tumbuhnya dapat dipertahankan dan juga untuk
memelihara isolat mikroba sehingga mempunyai recovery

(daya tumbuh kembali) dan kelangsungan hidup yang tinggi dengan perubahan karakter

yang minimum. Metode preservasi ditentukan oleh sifat mikroba dan juga preservasi

(Machmoed, 2001). Lebih lanjut dijelaskan Machmud bahwa sifat mikroba meliputi ciri

morfologi, ciri fisiologis dan biokimia dan kemampuan mikroba untuk hidup pada

lingkungan alami maupun buatan. Oleh karena itu tujuan preservasi untuk jangka

pendek atau jangka panjang perlu disesuaikan dengan tujuan dari program yang akan

dirancang (Machmoed, 2001).Penyimpanan jangka pendek mikroba dilakukan untuk kepentingan rutin
di lab misal untuk penelitian dan praktikum.Caranya adalah dengan memindahkan mikroba dari media
lama ke media baru dan dilakukan secara rutin misal sebulan sekali. Adapun preservasi jangka panjang
diperlukan cryoprotectan agent sebagai pelindung sel

selama proses penyimpanann dalam freezer dengan suhu -80°C. Menurut Badjoeri (2010)

cryoprotectan agent yang ditambahkan pada kultur sel akan menjaga sel dari penyimpanan

dengan suhu ekstrim (sangat dingin) dan meminimalisir kerusakan sel selama pembekuan. Beberapa
agensia cryprotective seperti dimethysulfoxide (Me2SO), gliserol, DMSO, dan polyvinylpyrrolidone (PVP).

Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih mudah untuk diamati.
Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni tunggal serta pemeliharannya terdapat
beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat
dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling
sering digunakan adalah cara penghitungan koloni pada lempeng pembiakan (plate count), atau juga
dapat dilakukan penghitungan langsung secara mikroskopis (Burrows, 2004). Oleh karena itu, untuk
mempelajari teknik isolasi, pemurnian mikroba, serta keuntungan dan kelemahannya, maka praktikum
Isolasi dan Pemurnian Mikroba, Teknik Pemeliharaan Kultur Murni penting untuk dilakukan.

Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme
sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya,
juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang
dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum,
dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode cawan gores atau media
cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba
individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa
sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni
merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan,2007)

Penyimpanan kultur dalam gliserol

Pengawetan kultur bertujuan mengurangi laju metabolisme dari mikroorganisme sekecil mungkin
sehingga tetap mempertahankan viabilitas (daya hidupnya) dan memelihara biakan sehingga diperoleh
angka dan kehidupan yang tinggi dengan perubahan ciri-ciri minimum serta mencegah kontaminasi dan
perubahan genetik. Praktikum kali ini melakukan beberapa metode pengawetan kultur diantaranya
adalah penyimpanan dalam gliserol, imobilisasi manik-manik, serta imobilisasi alginate. Menggunakan
dua jenis mikroba yaitu khamir dan bakteri asam laktat. Selain itu, terdapat 2 (dua) jenis suhu yang
diberikan selama proses penyimpanan berlangsung yaitu suhu refri dan suhu freezer

. Gliserol pada umumnya digunakan sebagai media dalam pengawetan atau penyimpanan jangka
pendek, jangka panjang atau sekedar sebagai media untuk memindahkan mikroorganisme. Gliserol
dapat digunakan sebagai media karena gliserol dapat melindungi aktivitas antimikroba dengan cara
meningkatkan stabilitas struktur protein asli dari mikroba sehingga dapat mencegah protein dari proses
termal dan agregasi. Selain itu gliserol dapat meningkatkan energi bebas dari kompleks yang diaktifkan
dan mengeser kesetimbangan energi tersebut. Gliserol ini dapat menyerap air pada permukaan protein
yang dapat mengakibatkan hidrasi yang dapat melindungi protein dari kerusakan. Oleh karena itu
giserol dapat memperpanjang penyimpanan mikroorganisme. Gliserol ini berfungsi sebagai
cryoprotective agent yang dapat melindungi membran sel mikroba dari kerusakan selama
penyimpanan. Cryoprotective agent merupakan senyawa yang dapat melakukan ikatan hidrogen dan
dapat berionisasi, dimana dengan adanya bahan pelindung dalam larutan dapat dapat menolong untuk
mencegah injury sel dengan menstabilkan kandungan membran sela selama prosedur pengawetan
(pelczar,1986).

Penyimpanan dalam Minyak Mineral

Salah satu cara sederhana untuk memelihara biakan bakteri, khamir dan jamur adalah dengan cara
menyimpan dalam tabung agar miring dan menutup dengan minyak mineral atau parafin cair. Dasar
teknik penyimpanan ini adalah mempertahankan viabilitas mikroba dengan mencegah pengering-an
medium, sehingga waktu pere-majaan dapat diperpanjang hingga beberapa tahun. Beberapa jenis jamur
dapat bertahan hidup sampai 20 tahun. Daya tahan hidup mikroba lebih baik apabila biakan disim-pan
pada suhu kulkas (4C). Mikroba yang akan dipelihara ditumbuhkan pada tabung berisi medium agar
miring atau medium cair (broth) yang sesuai, kemudian permukaan biakan ditutup dengan minyak
mineral steril setinggi 10-20 mm dari permukaan atas medium. Teknik ini sederhana, tetapi kurang
praktis untuk ditransportasi. Di samping itu, keberadaan minyak mineral mengakibatkan peremajaan
menjadi kotor.
Machmoed M. 2001. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikrobia. Buletin AgriBio. (4): 24-32

Badjoeri M. 2010. Preservasi Mikroba untuk Pelestarian dan Stabilitas Plasma Nutfah. Warta Limnologi
Tahun XXIII No. 45: 1- 9.

Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York.

Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology. W.B. Saunders Company,
Philadelphia.

Pelczar M.J., Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Volume 1. Ratna Sari Hadioetomo, Teja Imas,
S. Sutarmi Tjitrosomo, Sri Lestari Angka, penerjemah. Jakarta : UI-Press. Terjemahan dari: Elements of
Microbiolog

Anda mungkin juga menyukai