Anda di halaman 1dari 14

TANAH DAN AIR

SEBAGAI KOMPONEN DAN MODEL DALAM SPB


(Tugas MK. Sistem Pertanian Berkelanjutan)

Oleh

Diva Fitria Davinna


2014131080

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah dan air merupakan bagian dari sumber daya alam yang sangat mendasar
bagi kesejahteraan manusia dan makhluk hidup pada umumnya. Ketersediaan
tanah dan air di Indonesia terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk
Indonesia sehari-hari. Namun, populasi penduduk di Indonesia yang semakin
bertambah dari waktu ke waktu dan pemanfaatan sumber daya alam yang kurang
bijaksana dapat berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan yang akan
berdampak buruk bagi keberadaan sumber daya alam itu sendiri. Salah satu
permasalahan yang dapat terjadi ialah degradasi tanah dan air.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan usaha-usaha untuk


memelihara, meningkatkan produktivitas tanah, serta menjaga kuantitas dan
kualitas air atau biasa dikenal dengan konservasi tanah dan air. Meskipun tanah
dan air termasuk ke dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui, namun
tetap saja tanah dan air sangat rentan untuk mengalami kerusakan atau pun
degradasi. Menurut Rayhani (2017), apabila tingkat produktifitas tanah
mengalami penurunan, terlebih lagi yang disebabkan karena erosi maka kualitas
air dapat tercemar sehingga menyebabkan jumlah ketersediaan air bersih semakin
berkurang.
Kegiatan konservasi tanah dapat diartikan sebagai pemanfaatan setiap bidang
tanah yang ada, menggunakan cara yang sesuai dengan kemampuan dari tanah
tersebut dan sesuai dengan persyaratan yang diperlukan agar tanah tetap terjaga
dan tidak terjadi kerusakan. Sedangkan secara prinsip, kegiatan konservasi air
dapat diartikan sebagai penggunaan air seefisien mungkin dengan pengaturan
waktu aliran untuk mencegah terjadinya banjir dan tetap tersedia air pada musim
kemarau. Konservasi tanah dan air merupakan suatu persoalan yang kompleks
dan memerlukan kolaborasi antar berbagai disiplin ilmu seperti ilmu tanah,
biologi, hidrologi, dan sebagainya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari disusunnya makalah ini antara lain :


1. Mengetahui metode praktik konservasi tanah dan air.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode.
3. Mengetahui dampak dari sistem pertanian berkelanjutan.
II. PEMBAHASAN

2.1 Konservasi Tanah

Konservasi tanah apabila diartikan secara luas merupakan penempatan setiap


bidang tanah yang ada menggunakan cara yang sesuai dengan kemampuan tanah
tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan persyaratan yang diperlukan
sehingga kerusakan tanah tidak terjadi. Sedangkan, secara sempit dapat diartikan
sebagai upaya dalam mencegah dan memperbaiki kerusakan tanah oleh erosi.
Beberapa metode praktik dalam konservasi tanah antara lain :

2.1.1 Olah Tanah Konservasi

Olah Tanah Konservasi (OTK) merupakan salah satu cara pengolahan tanah
yang memiliki tujuan menyiapkan lahan agar tanaman mampu tumbuh dan
berproduksi secara optimum, namun tetap memperhatikan aspek dari
konservasi tanah dan air (Herdiyantoro & Setiawan, 2015). Olah tanah
konservasi ditandai dengan adanya mulsa-mulsa yang berasal dari sisa-sisa
tanaman yang ditambahkan ke permukaan tanah. Cara kerja dari olah tanah
konservasi ialah dengan mengembalikan 25% mulsa ke dalam tanah, olah
tanah tidak dilakukan secara terus menurus agar tidak menurunkan kualitas
tanah dan menyebabkan degradasi tanah. Terdapat beberapa kelebihan dan
kekurangan yang disebabkan oleh OTK, diantaranya :
a. Kelebihan :
- Meningkatkan bahan organik tanah
- Meningkatkan kekuatan agregat tanah
- Mengurangi erosi, dan
- Mengurangi biaya

b. Kekurangan :
- Perakaran tanaman sulit berkembang
- Budaya yang ada di petani yang menganggap olah tanah harus
dilakukan

2.1.2 Pemulsaan

Mulsa merupakan sisa-sisa tanaman dari hasil pembersihan lahan atau


yang ditebarkan sepanjang permukaan tanah. Sedangkan, pemulsaan
merupakan metode penutupan permukaan tanah menggunakan serasah
atau sisa tanaman. Pemulsaan sangat mampu mencegah erosi karena dapat
melindungi tanah dari daya timpa yang disebabkan oleh butir-butir hujan
dan daya kikis yang disebabkan oleh aliran air di atas permukaan tanah.
Cara kerja pemulsaan ialah bahan vegetative yang digunakan untuk
menutupi tanah akan mengurangi penguapan sehingga meningkatkan
kelembaban tanah. Erosi maupun pencucian berkurang dan unsur hara
meningkat. Kelebihan dari pemulsaan ialah dapat menyimpan air di bawah
permukaan tanah sehingga mengurangi penguapan sedangkan
kekurangannya butuh banyak tenaga kerja dan apabila terlalu lembab
dapat menyebabkan hama dan penyakit tanaman muncul.
2.1.3 Agroforestry

Agroforestry dapat didefinisikan sebagai penanaman pepohonan di lahan


pertanian. Model sistem konservasi ini telah lama dilakukan oleh para
petani di Maluku (Latue, Pattinama, & Lawalata, 2018). Agroforestry
melibatkan beberapa tanaman atau semak untuk dijadikan lahan pertanian.
Tanaman-tanaman tersebut dapat mengurangi pencucian dan adanya
tanaman organik dapat di daur ulang sehingga nantinya menghasilkan
karbon. Kelebihan dari agroforestry ialah multifungsi, dapat dijadikan
sebagai sumber pakan, pangan, dan dapat meningkatkan konservasi tanah
sedangkan kekurangannya ialah dapat menyulitkan petani karena cukup
rumit untuk diterapkan.

2.1.4 Teras

Penterasan merupakan salah satu metode praktik konservasi tanah yang


cocok diterapkan pada lahan yang berada di dataran tinggi. Hal ini
disebabkan karena teras-teras yang dibuat dapat mengurangi terjadinya
run off (pencucian). Terdapat 4 (empat) jenis teras yang dapat diterapkan
berdasarkan bentuk dan fungsinya, yaitu: teras datar, teras kridit, teras
pematang/guludan, dan teras bangku. Kelebihan dari penterasan ialah
dapat mengurangi erosi dan dalam jangka panjang akan membuat
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik sedangkan kekurangannya ialah
memerlukan biaya yang cukup tinggi.
3.1 Konservasi Air

Konservasi air merupakan upaya dalam memelihara keberadaan dan


keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air dengan penggunaan air hujan yang
jatuh ke permukaan tanah seefisien mungkin. Hal ini dilakukan untuk menjaga
ketersediaan air dengan tetap memperhatikan kualitas nilainya untuk saat ini
maupun yang akan datang, karena air merupakan kunci bagi kehidupan semua
mahkluk hidup yang ada di bumi.

3.1.2 Panen Air

Pemanenan air hujan adalah suatu metode yang digunakan untuk


mengumpulkan air hujan yang jatuh, berasal dari atap bangunan,
permukaan tanah, jalananm atau perbukitan batu yang dan digunakan
sebagai salah satu sumber persediaan air bersih (Wigati, et al., 2022).
Pemanenan air hujan sangat penting bagi konservasi air karena beberapa
alasan, diantaranya:

1. Dapat menjadi alternatif yang bermanfaat karena meningkatnya


pengambilan air bawah tanah sehingga dapat mengurangi cadangan air
yang ada di bawah tanah.
2. Dapat menjadi solusi yang tepat apabila kuantitas air permukaan
mengalami defisit karena air yang berada di danau, sungai, dan air
bawah tanah bersifat fluktuatif.
3. Dapat meningkatkan akses terhadap persediaan dan dapat memberikan
dampak yang positif terhadap kesehatan masyarakat.

Selain itu, pemanenan air sangat penting dan dapat digunakan bagi seluruh
masyarakat di berbagai bidang mulai dari pertanian, rumah tangga, sampai
dengan irigasi.
4.1 Dampak Sistem Pertanian Berkelanjutan

Sistem Pertanian berkelanjutan (SPB) merupakan suatu pengelolaan sumber daya


pertanian dalam memenuhi perubahan kebutuhan manusia dengan
mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta pelestarian sumber
daya alam. Sistem pertanian berkelanjutan merupakan salah satu target
pembangunan nasional yang ditujukan untuk berbagai macam kepentingan dan
memberikan dampak bagi individu, rumahtangga, kelompok, atau masyarakat.
Beberapa dampak dari sistem pertanian berkelanjutan, antara lain:

a. Dampak Terhadap Lahan Insitu


Dampak yang diberikan oleh sistem pertanian berkelanjutan terhadap kualitas
lahan insitu dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu dampak fisik, kimia, dan biologi.
- Dampak fisik : meningkatkan porositas tanah dan kemampuan
melewati air dan udara, agregat dan infiltrasi tanah membaik, serta
peningkatan air tanah membaik.
- Dampak kimia : bahan organik sebagai sumber karbon bagi
mikroorganisme meningkat, sehingga dapat meningkatkan komposisi
unsur nitrogen dan fosfor du dalam tanah.
- Dampak biologi : meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah
sehingga membuat biodiversitas meningkat.
-
b. Dampak Terhadap Lahan Eksitu
Dampak dari adanya sistem pertanian berkelanjutan terhadap lahan eksitu,
diantaranya :
- Banyaknya air yang dapat dipanen sehingga meningkatkan sumber
daya air.
- Dapat mengurangi sedimentasi dan polusi.
c. Dampak Terhadap Petani
Selain dampak yang diberikan sistem pertanian berkelanjutan kepada kualitas
lahan, sistem pertanian berkelanjutan juga berdampak terhadap kehidupan
petani itu sendiri. Antara lain :
- Dampak ekonomi : meningkatkan pendapatan petani karena kegiatan
produksi juga meningkat.
- Dampak lingkungan : menjadikan lingkungan berkelanjutan yang
dapat bertahan sampai jangka waktu yang panjang.
- Kehidupan yang lebih baik karena pendapatan yang meningkat.

Dalam mewujudkan pembangunan sistem pertanian yang berkelanjutan


diperlukan kesadaran dan partisipasi aktif dari sumber daya manusia yaitu petani
itu sendiri. Kontribusi penting dari partisipasi aktif petani dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai tahap evaluasi.
III. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :


1. Terdapat beberapa metode praktik konservasi tanah dan air, diantaranya : metode
olah tanah konservasi, pelmusaan, agroforestry, dan teras. Sedangkan untuk
metodek konservasi air salah satunya ialah panen air.
2. Setiap metode konservasi tanah dan air memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Namun, secara umum kelebihan dari setiap metode ialah
mengurangi erosi tanah dan meningkatkan unsur hara di dalam tanah.
3. Sistem pertanian berkelanjutan dapat berdampak pada kualitas lahan insitu dan
eksitu serta berdampak kepada kehidupan petani pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dumasari. (2020). PEMBANGUNAN PERTANIAN MENDAHULUKAN YANG


TERTINGGAL. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwjTnp323o76AhU1Z2wGHd7uDq4QFnoECBwQAQ&url=http
%3A%2F%2Fdigital.library.ump.ac.id%2F1063%2F3%2FBUKU%2520PEMBANG
UNAN%2520PERTANIAN.FINAL1.pdf&usg=AOvVaw1SIdcIdoJZZoqbDPnfqrjc
Herdiyantoro, D., & Setiawan, A. (2015). UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
TANAH DI DESA SUKAMANAH DAN DESA NANGGERANG
KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA JAWA
BARAT MELALUI SOSIALISASI PUPUK HAYATI, PUPUK ORGANIK
DAN OLAH TANAH KONSERVASI. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks
untuk Masyarakat, 4(2), 66-71.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwiii9Sw_5H6AhU0pekKHbmcApEQFnoECAkQAQ&url=https
%3A%2F%2Fjurnal.unpad.ac.id%2Fdharmakarya%2Farticle%2Fview%2F10028&us
g=AOvVaw2MwtfWjQeYqKOnhyoZ1tcz
Karyati, & Sarminah, S. (2018). TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR.
Samarinda: Mulawarman University Press.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwjJ9umI4I76AhXXT2wGHQ5pC68QFnoECCIQAQ&url=https
%3A%2F%2Ffahutan.unmul.ac.id%2Fdosen%2Fkaryati%2Fassets%2Fbuku%2FBuk
u_TKTA_Karyati_Sarminah.pdf&usg=AOvVaw0JfuxG5jjlYeEgo3PG8EU3
Latue, Y. A., Pattinama, M. J., & Lawalata, M. (2018). SISTEM PENGELOLAAN
AGROFORESTRI DI NEGERI RIRING KECAMATAN TANIWEL
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT. AGRILAN: Jurnal Agribisnis
Kepuluan, 6(3), 212-230.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwjjitS18pD6AhX_ALcAHX0HCt8QFnoECB8QAQ&url=https
%3A%2F%2Fojs.unpatti.ac.id%2Findex.php%2Fagrilan%2Farticle%2Fdownload%2
F389%2F406&usg=AOvVaw3jXQ5782HH-uTPUQv-Akd3
Lestari, F., Susanto, T., & Kastamto. (2021). PEMANENAN AIR HUJAN
SEBAGAI PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA ERA NEW NORMAL DI
KELURAHAN SUSUNAN BARU. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 4(2), 427-434.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwjHkr2skJH6AhXRTWwGHZGMAeQQFnoECA4QAQ&url=h
ttps%3A%2F%2Fjournal.ummat.ac.id%2Findex.php%2Fjpmb%2Farticle%2Fview%
2F4447&usg=AOvVaw1vkFchm3tKUa4uSq_w5lAQ
Naharuddin, N. (2018). Sistem Pertanian Konservasi Pola Agroforestri dan
Hubungannya dengan Tingkat Erosi di Wilayah Sub-DAS Wuno, Das Palu,
Sulawesi Tengah. JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN, 6(3), 183-192.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwiBhPe9lJH6AhX3R2wGHVTRAzEQFnoECAwQAQ&url=htt
ps%3A%2F%2Fejournal2.undip.ac.id%2Findex.php%2Fjwl%2Farticle%2Fview%2F
2803&usg=AOvVaw3ecV9SHd962h4qDY653DxG
Sallata, M. K. (2015). KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA
AIR BERDASARKAN KEBERADAANNYA SEBAGAI SUMBER DAYA
ALAM. Info Teknis EBONI, 12(1), 75-86.
https://ejournal.forda-mof.org/ejournal-
litbang/index.php/buleboni/article/view/5056/4477
Saragih, B., & R. U., P. A. (2021). PEMBANGUNAN PERTANIAN. Yogyakarta:
Deepublish.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwj_neD4mZH6AhUSRmwGHaCPDNU4ChAWegQIDRAB&ur
l=https%3A%2F%2Frepository.unmul.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789
%2F6317%2FPembangunan%2520Pertanian_2021_KPC_Lengkap.pdf%3Fsequence
%3D1%26isAllowed%3Dy&usg=AOvVaw3cK9QBUrmFExQYaSNAsQdN
Sudaryanto, T., Inounu, I., Las, I., Karmawati, E., Bahri, S., Husin, B. A., & Rusastra,
I. W. (2018). MEWUJUDKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN: AGENDA
INOVASI TEKNOLOGI DAN KEBIJAKAN. Jakarta: IAARD PRESS.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwjuqaiO_5H6AhUT8DgGHejKCpUQFnoECAgQAQ&url=http
s%3A%2F%2Fwww.litbang.pertanian.go.id%2Fbuku%2FPertanian_Berkelanjutan%
2Fpertanian_berkelanjutan.pdf&usg=AOvVaw17--v3wKqHwzntnhocctHC
Wigati, R., Mina, E., Kusuma, R. I., Kuncoro, H. B., Fathomah, W., & Ruyani, N. R.
(2022). IMPLEMENTASI PEMANENAN AIR HUJAN (RAINWATER
HARVESTING) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA SERANG.
Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, 11(1), 78-85.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwjHkr2skJH6AhXRTWwGHZGMAeQQFnoECAUQAQ&url=
https%3A%2F%2Fjurnal.unpad.ac.id%2Fdharmakarya%2Farticle%2Fdownload%2F
37903%2F17282&usg=AOvVaw3Lzrhl2HpN_NXGG_SLng39
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai