Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAIDAH EJAAN DENGAN BENAR PENULISAN HURUF KAFITAL,


PENULISAN HURUF MIRING, PENULISAN GABUNGAN KATA
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Yanti Susanti, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 4
Niftah R
Uswandi Nurhidayat
Rizki Fauzi
Riyadul Aulia
Siti Nuryanti Sakinah
Windi Rahayu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudult
‘Karakteristik Ajaran Islam” ini tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Yanti Susanti, M.Pd.. Dosen Mata
kuliah Bahasa Indonesiayang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Kami juga ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Cipasung, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------- i


DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Masalah....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Kaidah Ejaan.........................................................................................
B. Penulisan Huruf Kafital........................................................................
C. Penulisan Huruf Miring........................................................................
D. Penulisan Gabungan Kata.....................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang


harus dipenuhimasyarakat Indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar.
Dalam bidang pendidikan danpengajaran di sekolah dasar, bahasa
Indonesia merupakan mata pelajaran pokok. Pelajaranbahasa Indonesia
diajarkan kepada murid berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang
didalamnya (kurikulum pendidikan dasar) tercantum beberapa tujuan
pembelajaran. Salah satutujuan pokoknya adalah murid mampu dan
terampil berbahasa Indonesia dengan baik danbenar setelah mengalami
proses belajar mengajar di sekolah. Keterampilan berbahasa itutidak saja
meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca,
menulis,mendengarkan (menyimak), dan berbicara. Dalam proses
pemerolehan dan penggunaannya,keterampilan berbahasa tersebut saling
berkaitan. Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah
satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam
huruf,berbagai kata, dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang perlu
dikemukakan, khususnyaberbagai persoalan yang akan dibahas dalam
makalah ini. Hal-hal yang dimaksud adalahpemakaian huruf, dan
penulisan kata pada bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan
YangDisempurnakan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemakaian huruf pada bahasa Indonesia yang sesuai
dengan EjaanYang Disempurnakan?
2. Bagaimana pemakaian kata pada bahasa Indonesia yang sesuai
dengan EjaanYang Disempurnakan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara cara pemakaian huruf maupun kata sesuai
dengan EjaanYang Disempurnakan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan dalam pembuatan laporan-laporan,
makalah, karyatulis, dan skripsi yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kaidah Ejaan


Kaidah ejaan adalah keseluruhan peraturn tentang bagaimana
menggunakan lambang-lambang bunyi bahasa dan bagaimana hubungan
antara lambang-lambang tersbut (pemisahan dan penggabungannya).
Secara teknis, kaidah ejaan dan tanda baca adalah aturan-aturan mengenai
penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.
Seperti diketahui bahawa kaidah ejaan mengatur penggunaan
beragam lambang kebahasaan yang berdimensi luas. Pembahasan
menyeluruh mengenai kaidah ejaan tersebut tidak mungkin dilakukan pada
bagian ini. Pembahasan dibatasi pada kaidah-kaidah ejaan yang sangat
produktif penggunaannya didalam masyarakat.
B. Penulisan Huruf Kafital
Istilah huruf kapital sering juga diganti dengan huruf besar. Huruf ini
dipakai sebagai huruf pertama :
a) Kata pada awal kalimat
b) Petikan langsung (yang utuh)
Contoh : Ibu saya berkata :” Buatlah orang tuamu bangga Nak!”
c) Dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab
suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan
Contoh :
- Yang Maha Kuasa
- Yang Maha Pengasih
d) Nama ge;ar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang
Contoh :
- Mahaputera Yamin
- Sultan Hasanudin
- Haji Amir
e) Nama jabatan dan pangkat yang diijuti nama orang
Contoh :
- Wakil Presiden Yusuf Kala
- Jenderal Tito Kamavian
f) Nama orang
g) Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
Contoh : Indonesia, Sunda, Minangkabau
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya : Banyak kata Minangkabau yang diindonesiakan
h) Nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah
Contoh : Hijriyah, Syawal, Isra’ Mi’raj
i) Nama khas dalam geografi
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
menunjuk pada nama diri.
Contoh :
- Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Jawa Barat, Sumatra
Selatan
- Amerika Serikat, Eropa Timur, Asia Tenggara
- Pulau Miangas, Bukit Barisan, Dataran Tinggi Dieng, Danau
Toba
- Jalan Sulawesi, Gang Guru
- Gunung Semeru, Ngarai Sianok, Jazirah Arab, Selat Lombok,
Lembah Baliem, Sungai Musi, Pegunungan Himalaya, Teluk
Benggala, Tanjung Harapan, Terusan Suez
- Kecamatan Sewon, Kelurahan Panggungharjo, Desa Jambu,
Kota Medan

CATATAN

1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis
dengan huruf kapital.
Contoh :
- berlayar ke teluk
- mandi di sungai
- menyeberangi selat
- berenang di danau
2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis
tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
- jeruk bali (Citrus maxima)
- kacang bogor (Voandzeia subterranea)
- nangka belanda (Anona muricata)
- petai cina (Leucaena glauca)
3) Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis
dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain
dalam kelompoknya.
Contoh :
- berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu,
gula aren, dan gula anggur.
- berbagai macam kunci, seperti kunci inggris, kunci tolak, dan
kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut ini bukan termasuk nama jenis. Biasanya
menunjukkan daerah asal.
- batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik
Yogyakarta
- film Hongkong, film India, film Korea, film Jepang.
- tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian
Sulawesi Selatan.
j) Nama lembaga resmi, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi
Contoh :
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
- Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun
2007
k) Nama semua kata dalam judul buku, majalah, surat kabar kecuali kata
partikel, seperti di, ke, dari, untuk, yang, dan yang tidak terletak pada
posisi awal
l) Singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan
Contoh :
- St. Sutan
- Dr, doktor
- B.A. bachelori of arts
- Prof. Profesor
- Tn. tuan
m) Kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, adik, paman
yang dipakai sebagai kata ganti sapaan
C. Penulisan Huuf Miring
Huruf miring adalah huruf yang posisinya dimiringkan dalam
cetakan. Huruf miring dipakai untuk :
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam karangan
Contoh : Dia mendapatkan berira dari Kompas
2) Menegaskan atau mengkhususkan bagian huruf, bagian kata,
atau kelompok kata
Contoh : Seluruh karyawan diwajibkan menghadiri acara
tersebut
3) Menuliskan kata atau ungkapan asing, kata nama ilmiah, kecuali
yang telah disesuaikan ejaannya
Contoh : Politik devide at impera pernah terjadi di negeri kami
D. Penulisan Gabungan Kata
Menurut Rahma Barokah dalam buku Berfikir Cerdas dengan
Bahasa Indonesia (2021), gabungan kata adalah gabungan morfem
dasar yang mana seluruhnya memiliki status sebagai kata dengan pola
fonologis, gramatikal serta semantis yang khusus, sesuai kaidah bahasa
yang bersangkutan.Gabungan kata juga bisa dimaknai ketika suatu
kata terdiri atas kata awalan dan diberi akhiran. Hampir seluruh bentuk
gabungan kata diberi awalan dan akhiran.
Beberapa penulisannya pun juga diberi tanda hubung (-) agar tidak
menimbulkan salah pengertian.
a. Unsur Gabungan Kata
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud), gabungan kata memiliki tiga unsur penting, yakni:
1) Gabungan kata dapat membentuk kata
Adalah gabungan antara kata bentuk terikat dengan kata dasar.
Contohnya: ekstra + kurikuler atau pra + sejarah.
2) Gabungan kata yang membentuk kata majemuk
Adalah gabungan antara kata dasar dengan kata dasar yang
membentuk makna baru.
Contohnya: rumah sakit, meja makan, tumpang tindih.
3) Gabungan kata yang membentuk frasa
Adalah gabungan dua atau lebih kata yang sifatnya tidak
predikatif.
Contohnya: rambut panjang, gunung tinggi, rumah besar.

b. Penulisan Gabungan Kata


a) Penulisan gabungan kata disambung jika gabungan kata
tersebut berupa gabungan bentuk terikat dan kata dasar. Bentuk
terikat dapat berupa partikel, klitik, dan imbuhan
. Contoh:
- Tuna + wisma = tunawisma;
- antar- + benua = antarbenua;
- multi- + dimensi = multidimensi;
- di- + jual = dijual;
- men- + cari = mencari
b) Penulisan gabungan kata dipisah jika gabungan kata
membentuk kata majemuk dan frasa tidak berimbuhan.

Contoh: kampung batik, kerja sama, gotong royong, rumah


sehat, budi daya, padu padan, tanggung jawab, kembang biak,
aneka ragam, kambing hitam, rumah kaca, dan ambil alih.

c) Penulisan bentuk terikat maha dan peri ditulis serangkai dengan


kata berikutnya jika kata tersebut berupa kata dasar.

Contoh : Mahatahu, Mahakuasa, Mahabesar, Mahabijaksana.

d) Penulisannya dipisah jika bentuk maha dan peri bertemu


dengan kata berimbuhan.
Contoh: Maha Pemurah, Maha Pengasih, peri kemanusiaan,
dan peri keadilan.

Namun, ada satu perkecualian jika maha bertemu dengan kata


esa, penulisannya tetap dipisah menjadi Maha Esa.

e) Penulisan gabungan kata dipisah jika mendapat awalan atau


akhiran saja.

Contoh: tanda tangani, bekerja sama, kerja samakan, bergotong


royong, berterima kasih, pemotong rumput, menganak sungai,
dan memadu padan.

f) Penulisan gabungan kata disambung jika mendapat awalan dan


akhiran.

Contoh: keanekaragaman, mengambinghitamkan,


menandatangani, memejahijaukan, mempertanggungjawabkan,
menganaktirikan, mengembangbiakkan, kewarganegaraan,
dibebastugaskan, dan mendayagunakan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ejaan bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya
dari A sampai Z.Beberapa di antaranya merupakan usaha memajukan
ejaan bahasa Indonesia sehingga dapatmengikuti perkembangan kosa
katanya. Huruf-huruf tersebut terdiri dari huruf vokal, hurufkonsonan,
huruf diftong, dan gabungan huruf konsonan. Dalam EYD, terdapat
aturan-aturanuntuk dapat disebut ejaan yang sempurna. Yakni:
pemenggalan kata pada kata dasar,penulisan huruf seperti penggunaan
huruf kapital atau huruf besar, huruf tebal danpenggunaan huruf miring.
Penggunaan kata dalam penulisanya pun perlu diperhatikan.seperti kata
dasar, kata turunan,kata depan dan bentuk partikel.Untuk menulis sebuah
karya tulis harus memperhatikan aturan-aturan penulisanbahasa Indonesia
yang sesuai. khususnya bagi mahasiswa yang sedang menulis
tugasmakalah, laporan praktik kerja lapangan, menyusun proposal, dan
skripsi.
B. Saran
Aturan dalam penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dibuat adalah untukpandulan para orang yang sedang menulis sebuah
karya atau karangan, oleh karena itu dalammenulis harus disesuaikan
dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Sebagai warga negaraIndonesia tidak
ada salahnya kita menerapkan makalah ini dalam pemakaian huruf
danpenulisan kata, misalnya dalam menulis surat, membuat karya tulis,
membuat laporan, danlain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

https://ejaan.radiobuku.com/kapital-nama-geografi/

https://sg.docworkspace.com/d/sICyigMS1Af6H1pkG?sa=00&st=0

https://sg.docworkspace.com/d/sIEqigMS1AaWF9pkG?sa=00&st=0

Anda mungkin juga menyukai