Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
laporan praktikum analisis perancangan sistem kerja. Adapun tujuan disusunnya
laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis
perancangan sistem kerja.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras penulis semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
Penulis
ii
Laporan Pleno
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR GAMBAR x
1 PENDAHULUAN 1-1
iii
Laporan Pleno
PEMBAHASAN 1-31
2 PENDAHULUAN 2-1
PEMBAHASAN 2-24
iv
Laporan Pleno
BAB 5 2-26
3 PENDAHULUAN 3-1
PEMBAHASAN 3-24
v
Laporan Pleno
4 PENDAHULUAN 4-1
PEMBAHASAN 4-17
4.4. Usulan perbaikan mengenai tenaga kerja dan aktivitas kerja. 4-22
vi
Laporan Pleno
PENUTUP xi
DAFTAR PUSTAKA xii
LAMPIRAN
vii
Laporan Pleno
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5. Data Rekap Waktu Tunggu Peta Proses Regu Kerja Usulan 2-12
viii
Laporan Pleno
ix
Laporan Pleno
DAFTAR GAMBAR
x
Sistem Kerja Setempat
BAB 1
PENDAHULUAN
1-1
Sistem Kerja Setempat
BAB 2
TEORI SINGKAT
Suatu pekerjaan bisa dibagi menjadi 17 elemen gerakan dinyatakan Frank dan
Lilian Gilberth, yang dimaksud menganggur termasuk kelambatan yang tak bisa
1-2
Sistem Kerja Setempat
dihindari (UD), kelambatan yang bisa dihindari (AD), dan istirahat untuk
menghilangkan kelelahan (R). Akan tetapi dalam pembuatan peta operator akan
lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan Therbligh berikut ini yang digunakan
pada pembuatan peta tangan kiri dan tangan kanan, antara lain:
Pada peta pekerja dan mesin terdapat lambang – lambang yang biasa digunakan
untuk menandakan kondisi waktu pekerja. Berikut lambang – lambang yang
digunakan pada peta pekerja dan mesin.
a. Kotak gelap, menunjukkan kerja tak bergantungan (Independent). Jika ditinjau
dari pekerja, maka menunjukkan pekerja yang sedang bekerja dan independen
dengan mesin dan pekerja lainnya. Misalnya seorang pekerja yang sedang
mempersiapkan bahan atau melakukan pemeriksaan terhadap produk akhir
1-3
Sistem Kerja Setempat
tanpa alat. Jika ditinjau dari pihak mesin, maka berarti mesin sedang bekerja
tanpa memerlukan pelayanan dari operator (mesin otomatis).
b. Kotak putih polos, menunjukkan kerja kombinasi. Jika ditinjau dari pihak
pekerja, maka lambang ini digunakan apabila antara operator dan mesin atau
dengan operator lainnya sedang bekerja secara bersama – sama. Jika ditinjau
dari pihak mesin, maka berarti selama bekerjanya, mesin tersebut memerlukan
pelayanan dari pihak operator (mesin manual).
c. Kotak arsiran, menunjukkan waktu menganggur. Misalnya dalam suatu
1-4
Sistem Kerja Setempat
1-5
Sistem Kerja Setempat
Mengacu pada Gambar 3.3, maka dapat dihitung besar kelonggaran untuk setiap
operator.
1-6
Sistem Kerja Setempat
Manfaat dari studi gerakan ada beberapa, yaitu: mengurangi kelelahan dan
cedera yang dialami pekerja karena postur kerja yang tidak tepat, meningkatkan
efisiensi kinerja mesin, menghentikan kegiatan yang tidak diperlukan sehingga
dapat meminimalkan biaya yang tidak diperlukan
1-7
Sistem Kerja Setempat
BAB 3
DATA DAN PEMBAHASAN
1-8
Sistem Kerja Setempat
b. Plat kuningan
Berfungsi sebagai penghubung aliran listrik ke perangkat dan membuang sisa-
sisa tegangan bocor yang ada di suatu perangkat yang permukaannya terbuat
dari bahan-bahan penghantar seperti besi, logam.
c. Rangka dalam
Bagian steker yang akan menjadi tempat kabel akan dikaitkan. Rangka dalam
steker adalah komponen yang bentuknya lebih kecil dari rangka luar dan
berfungsi sebagai komponen utama yang membuat komponen lain dapat
menyatu dengan bantuan sekrup.
1-9
Sistem Kerja Setempat
d. Rangka luar
Rangka luar memiliki fungsi sebagai penutup dari isi dalam steker, agar
pengguna tidak bersentuhan langsung dengan bagian dalam steker.
1-10
Sistem Kerja Setempat
Layout stasiun kerja digambarkan pada gambar diatas. Posisi komponen produk
berada di kiri operator, dan obeng berada pada ssi kanan operator.
1 80,4 16 75,6
2 78 17 80,4
3 74,4 18 78
4 84,6 19 74,4
5 80,4 20 84,6
6 80,4 21 84,6
7 81 22 80,4
8 76,8 23 80,4
1-11
Sistem Kerja Setempat
9 75 24 81
10 75,6 25 80,4
11 80,4 26 78
12 80,4 27 74,4
13 81 28 76,8
14 76,8 29 75
15 75 30 75,6
1-12
Sistem Kerja Setempat
effort, condition dan consistency. Semua hal di atas memiliki kriteria tertentu.
Operator memiliki nilai pada tabel 3.3. dijabarkan sebagai berikut :
a. Skill (Ketrampilan)
Operator berada di -0,05 E1 fair skill, dikarenakan terdapat sedikit kendala dalam
memasang sekrup yang berukuran kecil ke rangka dalam dalam steker sehingga
terjadi beberapa kesalahan dalam perakitan yang mengakibatkan terbuangnya
waktu secara sia-sia, walaupun pada beberapa siklus praktikan tampak terlatih
tetapi masih belum cukup baik untuk pekerjaan perakitan ini.
b. Effort (Usaha)
Penilaian effort operator berada pada +0,05 C1 Good. Penilaian ini diberikan
karena tempat kerja yang digunakan tergolong teratur rapi, serta operator sangat
jarang menganggur.
c. Condition (Kondisi Kerja)
Penilaian condition operator berada pada +0,02 C Good. Penilaian ini diberikan
karena kondisi lingkungan fisik seperti cahaya, suhu, kebisingan dan faktor fisik
lainnya dinilai baik. Praktikan mendapatkan cahaya yang cukup, suhu yang stabil
serta tingkat kebisingan yang rendah. Tempat kerja juga memiliki alat – alat yang
baik dan tempat kerja yang teratur. Perawatan alat kerja juga terlihat bagus
dikarenakan tidak terdapat alat maupun komponen yang rusak.
d. Consistency (Konsistensi)
Penilaian faktor consistency operator berada pada +0,00 D Average.
Berdasarkan rentangan waktu pada saat perakitan komponen, waktu dihasilkan
dari tiap siklusnya tergolong tidak stabil.
B. Faktor Kelonggaran
Berdasarkan kegiatan praktikum, kelonggarannya didapatkan berdasarkan
beberapa faktor, yaitu :
a. Tenaga kerja yang dikeluarkan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, praktikan melakukan dengan cara bekerja
dimeja dan duduk. Pekerjaan ini dilakukan oleh wanita sehingga nilai
kelonggarannya (%) adalah 0,0 – 6,0%.
b. Sikap kerja
Berdasarkan kegiatan praktikum yang sudah dilakukan, praktikan melakukan
kegiatan dengan kondisi duduk, ringan sehingga nilai kelonggarannya (%) adalah
0,0-1,0.
1-13
Sistem Kerja Setempat
c. Gerakan kerja
Berdasarkan kegiatan praktikum yang dilakukan, dengan gerakan kerja normal
dan tempat kerja untuk kegiatan ini tidak memerlukan ruangan yang sehingga
nilai kelonggarannya (%) adalah 0.
d. Kelelahan mata
Berdasarkan kegiatan praktikum, pandangan dilakukan secara terus menerus
dengan fokus berubah-ubah dan memerlukan konsentrasi dan ketelitian serta
memiliki pencahayaan yang baik sehingga nilai kelonggarannya (%) adalah 2.
e. Keadaan temperatur tempat kerja
Keadaan temperatur lingkungan kerja berada pada sisi sedang yaitu pada
temperatur 13-22°Celcius.
f. Keadaan atmosfer
Berdasarkan keadaan atmosfer ruangan dalam kondisi baik dimana ruangan
memiliki ventilasi yang baik, dengan udara segar sehingga nilai kelonggarannya
(%) adalah 0.
g. Keadaan lingkungan yang baik
Berdasarkan faktor keadaan lingkungan pada saat pelaksanaan kegiatan
praktikum berada pada tipe bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah,
sehingga nilai kelonggaran (%) adalah 0.
1-14
Sistem Kerja Setempat
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Menjangkau
rangka dalam Re 0,52 0 R Menganggur
steker 54 cm 0,52
Memegang
54 RE menjangkau klem
rangka dalam
0
Memegang
0 G memegang klem
rangka dalam G 1,88 1,88
Memegang klem
Mengarahkan klem
dan rangka 0 44 P
ke rangka dalam
dalam
Merakit part A 5,2 2,15 2,15 0 A Merakit part
Menjangkau
RE
sekrup panjang 1
1,03 54
Memegang sekrup
G
Memegang panjang 1
G 0 7,14
rakitan Mengarahkan
5,24 44 P sekrup panjang 1
ke rangka dalam
0,87 RE Menjangkau obeng
Merakit sekrup 41 Memegang untuk
panjang 1 ke A 0 7,39 7,39 H memakai obeng
rangka dalam menyekrup
Menjangkau
RE
sekrup panjang 2
0,5 54
Memegang sekrup
G
Memegang panjang 2
G 0 4,47
rakitan Mengarahkan
3,68 21 P sekrup panjang 2
ke rangka dalam
0,29 41 RE Menjangkau obeng
Tabel 3.2. Lanjutan
1-15
Sistem Kerja Setempat
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Merakit sekrup Memegang untuk
panjang 2 ke A 0 8,12 8,12 H memakai obeng
rangka dalam menyekrup
Menjangkau
RE
sekrup pendek
0,43 54
Memegang sekrup
G
Memegang pendek
G 0 6,21
rakitan Mengarahkan
5,41 P sekrup pendek ke
rangka dalam
0,37 RE Menjangkau obeng
Merakit sekrup 41 Memegang untuk
pendek ke A 21 8,73 8,73 H memakai obeng
rangka dalam menyekrup
Menjangkau plat
RE
kuningan
0,85 54
Memegang plat
Memegang G
G 0 4,84 kuningan
rakitan
Mengarahkan plat
5,2 P kuningan ke
rangka dalam
3,99
Merakit plat Merakit plat
kuningan ke A 21 3,99 21 A kuningan ke
rangka dalam rangka dalam
Menjangkau
RE
sekrup kuningan
0,32 54
Memegang sekrup
G
Memegang kuningan
G 0 5,44
rakitan Mengarahkan
4,91 21 P sekrup kuningan
ke rangka dalam
0,21 RE Menjangkau obeng
Merakit sekrup 41 Memegang untuk
Kuningan ke A 9,46 9,46 H
memakai obeng
rangka dalam
Menjangkau
RE
Memegang rangka luar
G 0 0,43 0,43 54
rakitan Memegang untuk
H
rangka luar
1-16
Sistem Kerja Setempat
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Merakit rangka Merakit rangka luar
luar dengan A 5,48 5,48 0 A dengan rangka
rangka dalam dalam
Menjangkau
RE
sekrup luar
0,52 54
Memegang sekrup
G
Memegang luar
G 0 3,16
rakitan Mengarahkan
2,32 21 P sekrup luar ke
rangka dalam
0,32 RE Menjangkau obeng
Merakit sekrup 41 Memegang untuk
luar ke rangka A 21 6,29 6,29 H
memakai obeng
dalam
Mengarahkan
Menganggur 44 P
obeng ke meja
R 0 0,44 0,44
Melepaskan obeng
Menganggur 0 RI
ke meja
RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS 74,4
JUMLAH PRODUK TIAP SIKLUS 1
WAKTU UNTUK MEMBUAT SATU
74,4
PRODUK
Legenda
Simbol
Re (Reach)
G (Grasp)
H(Hold)
P(Position)
RL(Release)
U(Use)
I(Inpection)
R(Rest)
1-17
Sistem Kerja Setempat
memegang klem
1,88 menggangur 1,88
dan rangka dalam
merakit sekrup
panjang 1 ke 7,39 obeng digunakan 7,39
rangka dalam
memegang
7,14 obeng mulai 7,14
rakitan
merakit sekrup
panjang 2 ke 8,12 obeng digunakan 8,12
rangka dalam
memegang obeng mulai
6,21 6,21
rakitan digunakan
merakit sekrup
pendek ke rangka 8,73 obeng digunakan 8,73
dalam
memegang obeng
4,84 4,84
rakitan menganggur
merakit plat
kuningan ke 3,99 obeng digunakan 3,99
rangka dalam
merakit sekrup
kuningan ke 9,46 obeng digunakan 9,46
rangka dalam
memegang obeng
0,43 0,43
rakitan menganggur
1-18
Sistem Kerja Setempat
merakit sekrup
luar ke rangka 6,29 obeng digunakan 6,29
dalam
Kombinasi
Menganggur
Independen
1-19
Sistem Kerja Setempat
(3.1)
≈6
(3.2)
X̄=
X̄ =
X̄ = 78,66 detik
1-20
Sistem Kerja Setempat
No. Xi 2
Xi-X (Xi-X)
1 80,4 1,74 3,03
2 78 -0,66 0,44
3 74,4 -4,26 18,15
4 84,6 5,94 35,28
5 80,4 1,74 3,03
6 80,4 1,74 3,03
7 81 2,34 5,48
8 76,8 -1,86 3,46
9 75 -3,66 13,40
10 75,6 -3,06 9,36
11 80,4 1,74 3,03
12 80,4 1,74 3,03
13 81 2,34 5,48
14 76,8 -1,86 3,46
15 75 -3,66 13,40
16 75,6 -3,06 9,36
17 80,4 1,74 3,03
18 78 -0,66 0,44
19 74,4 -4,26 18,15
20 84,6 5,94 35,28
21 84,6 5,94 35,28
22 80,4 1,74 3,03
23 80,4 1,74 3,03
24 81 2,34 5,48
25 80,4 1,74 3,03
26 78 -0,66 0,44
27 74,4 -4,26 18,15
28 76,8 -1,86 3,46
29 75 -3,66 13,40
30 75,6 -3,06 9,36
TOTAL 2359,8 283,93
1-21
Sistem Kerja Setempat
(3.3)
= 3,13
= 1,40
BKA = x k K (3.5)
merupakan tingkat keyakinnan yang didapat dari tabel nilai k. Untuk data
tersebut memiliki tingkat keyakinan adalah 95% dikarenakan praktikan tidak
sepenuhnya yakin bahwa data yang diperoleh akurat sedangkan tingkat ketelitian
yang digunakan adalah 5% dalam hasil perhitungan yang benar dan teliti. Berikut
adalah tabel tingkat keyakinan.
1-22
Sistem Kerja Setempat
1-23
Sistem Kerja Setempat
(3.6)
(3.7)
(3.8)
N’ =
N’ =
1-24
Sistem Kerja Setempat
Pada grafik terdapat penamaan rata – rata, BKA, dan BKB. Untuk rata – rata
diambil dari rata – rata subgroup yang terdapat pada tabel 1.3. Untuk BKA
diambil dari hasil perhitungan BKA, yaitu sebesar 81,46. Untuk BKB diambil dari
hasil perhitungan BKB, yaitu sebesar 75,86
b. Faktor Kelonggaran
Faktor kelonggaran disajikan pada tabel 3.8. sebagai berikut
Faktor Score
Tenaga yang dikeluarkan 4
Sikap kerja 1
Gerakan kerja 0
Kelelahan mata 6
Keadaan temperatur tempat
5
kerja
Keadaan atmosfir 0
Keadaan lingkungan yang
0
baik
1-25
Sistem Kerja Setempat
Berdasarkan nilai pada tabel 3.8 diperoleh bahwa nilai kelonggaran sebesar :
α = (4+1+0+6+5+0+0)%
α = 16%
Jadi kelonggaran yang dimiliki yaitu 16% atau 0,16.
3.2.3. Hasil Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Standar
A. Waktu Siklus
(3.10)
Ws =
Ws =
B. Waktu Normal
(3.11)
C. Waktu Baku
(3.12)
1-26
Sistem Kerja Setempat
1-27
Sistem Kerja Setempat
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Menjangkau rangka menjangkau
Re 54 Re
dalam 54 klem
G 0 G memegang klem
A 5,2 5,2 A Merakit part
Menjangkau
Re
sekrup panjang
54
Memegang
G
sekrup panjang
Mengarahkan
P sekrup panjang
1 ke klem
Memegang rangka Memindahkan
dalam 44 M sekrup panjang
G 0
2 ke klem
Memasangkan
P sekrup panjang
1 ke klem
Melepaskan
RL sekrup panjang
0 1
Menjangkau
Re
obeng
Memegang dan
Merakit klem
mengarahkan
dengan sekrup
A 5.2 5,2 H, P obeng pada
panjang 1 dan
sekrup untuk
obeng
mengencangkan
Meletakkan
0 RL
obeng ke meja
Menjangkau
Re sekrup panjang
2
54
Memegang
G sekrup panjang
2
Memegang Rakitan G 0 Mengarahkan
P sekrup panjang
2 ke Klem
Memindahkan
44 M sekrup panjang
2 ke klem
Memasangkan
P sekrup panjang
1 ke klem
Tabel 3.9 Lanjutan
1-28
Sistem Kerja Setempat
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Melepaskan
0 RL sekrup panjang
Memegang Rakitan G 0 2
Menjangkau
54 Re
obeng
Memegang dan
Merakit klem
mengarahkan
dengan sekrup
A 5,2 5,2 H, P obeng pada
panjang 2 dan
sekrup untuk
obeng
mengencangkan
Meletakkan
0 RL
obeng ke meja
Menjangkau
Re
sekrup pendek
54
Memegang
G
sekrup pendek
Mengarahkan
P sekrup pendek
ke rangka dalam
Memegang Rakitan G 0 Memindahkan
44 M sekrup pendek
ke klem
Memasangkan
P sekrup pendek
ke klem
Melepaskan
0 RL
sekrup pendek
Menjangkau
Re
obeng
Memegang dan
Merakit sekrup 54 mengarahkan
pendek ke rangka A 54 H, P obeng pada
dalam sekrup untuk
mengencangkan
Menjangkau plat
Re
kuningan
54
Memegang plat
G
kuningan
Mengarahkan
Memegang 5,2 P plat kuningan ke
G 0
Rakitan rangka dalam
Merakit plat
21 A kuningan ke
rangka dalam
Menjangkau
54 Re
sekrup kuningan
Tabel 3.9 Lanjutan
1-29
Sistem Kerja Setempat
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Memegang
0 G
sekrup kuningan
Mengarahkan
Memegang
G 0 21 P sekrup kuningan
Rakitan
ke rangka dalam
Menjangkau
41 Re
obeng
Memegang dan
mengarahkan
Merakit plat A 41 41 G obeng pada
kuningan ke sekrup untuk
rangka dalam mengencangkan
Menjangkau
Re
rangka luar
Memegang
G 0 54 Memegang
Rakitan
G untuk rangka
luar
Merakit rangka luar Merakit rangka
dengan rangka A 5,2 5,2 A luar dengan
dalam rangka dalam
Menjangkau
Re
sekrup luar
54
Memegang
G
sekrup luar
Memegang
G 0 Mengarahkan
Rakitan
21 P sekrup luar ke
rangka dalam
Menjangkau
41 Re
obeng
Memegang dan
mengarahkan
Merakit sekrup luar
A 41 41 H, P obeng pada
ke rangka dalam
sekrup untuk
mengencangkan
Mengarahkan
Mengganggur 41 P
obeng ke meja
R 0
Melepaskan
Mengganggur 0 RL
obeng ke meja
RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS 74,4
JUMLAH PRODUK TIAP SIKLUS 1
WAKTU UNTUK MEMBUAT SATU PRODUK 74,4
Legenda Simbol
Re (Reach)
G (Grasp)
H(Hold)
P(Position)
RL(Release)
U(Use)
I(Inpection)
R(Rest)
1-30
Sistem Kerja Setempat
1-31
Sistem Kerja Setempat
1-32
Sistem Kerja Setempat
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada uji keseragaman data apakah rata rata dari subgroup berada pada rentang
batas kendali atas dan batas kendali bawah untuk mengetahui apakahd data
sudah seragam atau belum. Pengujian keseragaman data memiliki syarat suatu
data dikatakan seragam apabila nilai harga rata – rata subgroup berada dalam
rentangan batas kendali atas dan batas kendali bawah. Data dikelompokkan
dalam 5 subgroup yang akan dicari rata – rata subgroupnya. Hasil perhitungan
batas kendali atas yaitu 81,46 dan batas kendali bawah yaitu sebesar 75,86.
Nilai rata – rata subgroup yang diperoleh sebesar 78,66. Berdasarkan data yang
diperoleh diatas dapat dilihat bahwa harga rata – rata subgroup yang diperoleh
dalam perhitungan hasil. pengujian tersebut berada dalam batas kendali atas
dan batas kendali bawah, sehingga dapat dikatakan bahwa data yang diuji telah
seragam. Ketidakseragaman data bisa diakibatkan beberapa faktor, seperti
kesalahan dalam menuliskan data yang didapat, telatnya dalam memberhentikan
waktu, dan bisa saja praktikan yang melakukan perakitan belum terbiasa dalam
merakit steker sehingga menyebabkan selisih waktu yang jauh dengan data
waktu perakitan lainnya.
Waktu standar atau waktu baku adalah waktu yang didapat dari perhitungan
antara waktu normal dengan nilai faktor kelonggaran (a). Nilai waktu baku yang
diperoleh sebesar 93,07 detik. Nilai waktu normal diperoleh dengan nilai waktu
siklus dikalikan dengan faktor penyesuaian. Besarnya nilai waktu normal yang
diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 80,23 detik. Besarnya nilai faktor
1-33
Sistem Kerja Setempat
4.2. Pembahasan PTKTK dan PPM Sekarang dan Usulan Metode Kerja
Pada PTKTK usulan, mengusulkan pada saat mengambil part sekrup yang sama
dilakukan dalam satu kali pengambilan. Dimana pengambilan part yang sama
dapat meminimalisir waktu terbuang. Pada PTKTK sekarang frekuensi tangan
menggengam part terlalu banyak, dikarenakan part yang untuk memasangkan
bagian yang sama diambil terpisah.
1-34
Sistem Kerja Setempat
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan berdasarkan praktikum modul sistem kerja setempat yang
sudah dilakukan :
a. Pada perhitungan pengolahan data didapatkan data cukup karena N’<N
b. Untuk menentukan nilai faktor penyesuaian dan nilai kelonggaran dilihat dari
postur kerja operator, bagaimana operator tersebut bekerja, dan bagaimana
kondisi disekitar pada saat operator bekerja.
c. Fasilitas dan kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kinerja operator
d. Ketrampilan operator sangat mempengaruhi prestasi kerja operator sehingga
pekerjaan lebih efisien.
e. Faktor penyesuaian dan kelonggaran merupakan penilaian subjektif sehingga
penilaiian dapat berbeda tiap orang.
5.2. Saran
Berikut saran berdasarkan praktikum modul sistem kerja setempat yang sudah
dilakukan :
a. Seharusnya perhitungan yang terdapat pada modul 1 dijelaskan lebih
seksama, agar praktikan tidak bingung pada saat mengolah data.
b. Obeng yang digunakan seharusnya tidak terlalu besar karena pada saat
perakitan sangat susah digunakan karena sekrup yang dipakai berukuran kecil.
1-35
Sistem Kerja Keseluruhan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.2.Cara Kerja
a. Stasiun Kerja Awal
i. Operator melakukan perakitan produk.
ii. Pengamat mengukur waktu transport 1 rakitan produk dari stasiun
awal ke stasiun berikutnya dengan menggunakan stopwatch. Waktu
transport 1 rakitan produk adalah waktu yang dihitung saat rakitan produk
diletakkan oleh operator stasiun awal ke konveyor sampai saat produk
diambil oleh operator stasiun berikutnya.
b. Stasiun Kerja Tengah
i. Operator melakukan perakitan produk.
ii. Pengamat mengukur waktu tunggu awal, yaitu waktu tunggu dari
praktikum dimulai sampai salah satu operator stasiun sebelumnya
meletakkan hasil rakitan pertamanya ke konveyor.
iii. Pengamat mengukur waktu tunggu pertama, yaitu waktu di mana salah
satu operator stasiun sebelumnya meletakkan rakitan produk yang
pertama ke konveyor sampai operator stasiun ini menjangkau rakitan
produk tersebut.
iv. Pengamat mengukur waktu transport 1 produk dari stasiun ini ke stasiun
berikutnya dengan menggunakan stopwatch. Waktu transport 1 produk,
yaitu waktu yang dihitung saat rakitan produk ke 1 diletakkan oleh
2-1
Sistem Kerja Keseluruhan
operator stasiun ini ke konveyor sampai saat rakitan produk diambil oleh
operator stasiun berikutnya.
v. Pengamat mengukur waktu tunggu 29 rakitan produk berikutnya (jumlah
total produk 30), yaitu waktu yang diperlukan oleh operator stasiun ini
untuk menunggu produk yang akan dirakit (waktu tunggu produk selama
operator stasiun ini tidak bekerja sampai bekerja lagi).
vi. Pengamat mengukur waktu sisa, yaitu saat operator stasiun ini
meletakkan hasil rakitannya yang terakhir ke konveyor sampai operator
stasiun akhir meletakkan dus terakhir di meja.
c. Stasiun Kerja Akhir
i. Operator menyelesaikan rakitan menjadi produk.
ii. Pengamat mengukur waktu tunggu awal, yaitu waktu tunggu dari
praktikum dimulai sampai operator stasiun sebelumnya meletakkan hasil
rakitan pertamanya ke konveyor.
iii. Pengamat mengukur waktu tunggu pertama, yaitu waktu di mana operator
stasiun sebelumnya meletakkan rakitan produk yang pertama ke
konveyor sampai operator stasiun akhir menjangkau produk tersebut.
iv. Pengamat mengukur waktu tunggu 29 produk yang tersisa (jumlah total
produk 30), yaitu waktu yang diperlukan oleh operator stasiun akhir untuk
menunggu rakitan dan dibuat menjadi produk (waktu tunggu produk
selama operator stasiun akhir tidak bekerja sampai bekerja lagi).
v. Menghitung waktu total praktikum (dihitung saat aba – aba praktikum
dimulai sampai operator stasiun akhir meletakkan produk yang terakhir di
meja).
2-2
Sistem Kerja Keseluruhan
BAB 2
TEORI SINGKAT
2-3
Sistem Kerja Keseluruhan
Kegunaan PPO:
a. Mengalisis kebutuhan mesin untuk dapat memprediksi penganggaran
kebutuhan
b. Menganalisis kebutuhan material.
c. Alat untuk menentukan tata letak fasilitas prabrik dari aliran prosesnya.
d. Alat melakukan perbaikan kerja.
2-4
Sistem Kerja Keseluruhan
2-5
Sistem Kerja Keseluruhan
Pada diagram aliran setiap lintasan arahnya dijelaskan dengan anak panah.
Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran tersebut.
Kegunaan diagram aliran adalah:
a. Memperjelas peta aliran proses terutama arah aliran
b. Memperbaiki tata letak tempat kerja
c. Memperpendek jarak perpindahan
Alat yang dibutuhkan adalah alat pengukur waktu seperti misalnya stop watch.
Kelebihan pengukuran waktu langsung adalah praktis, mencatat waktu saja
tanpa harus menguraikan pekerjaan ke dalam elemen – elemen pekerjaannya
tersebut, pengukuran waktu langsung memiliki kekurangan yaitu dibutuhkan
waktu lebih lama untuk memperoleh data waktu yang banyak, tujuuannya adalah
hasil pengukuran yang teliti dan lebih akurat serta biaya yang lebih mahal karena
harus pergi ketempat dimana pekerjaan pengukuran kerja tersebut berlangsung.
Metode pengukuran waktu langsung dapat digunakan untuk mengukur waktu
transport, waktu tunggu, dan waktu sisa.
a. Waktu Transport
Waktu transport adalah waktu berapa lama sampai suatu produk dari stasiun
satu ke stasiun lainnya maupun dari stasiun awal ke stasiun akhir. Waktu
transport relatif sama karena dalam suatu pabrik biasanya menggunakan
konveyor untuk melakukan pengiriman dari stasiun satu ke stasiun berikutnya.
Waktu transport dapat dibagi menjadi waktu transport keseluruhan dari stasiun
awal ke stasiun akhir dan dari staiun satu ke stasiun berikutnya tergantung waktu
transport yang mana diperlukan.
2-6
Sistem Kerja Keseluruhan
b. Waktu Tunggu
Waktu tunggu adalah berapa lama waktu operator berikutnya menganggur ketika
menunggu produk dari operator lain sampai ke operator yang menganggur tadi.
Waktu tunggu bisa saja dibagi menjadi beberapa bagian di suatu pabrik, sama
seperti penjelasan pada waktu transport, tergantung waktu yang mana yang
diperlukan. Namun waktu tunggu bisa berbeda – beda per part produk jika
operator yang mengerjakan part tersebut adalah manusia karena kemungkina
terjadi kesalahannya lebih besar dari pada robot sehingga bisa saja mengulangi
kembali perakitan produk. Waktu tunggu juga bisa menjadi 0 apabila terjadi
penumpukan produk pada stasiun tertentu (botleneck) dan waktu tunggu dimana
terjadi penumpukkan tersebut yang waktu tunggunya menjadi 0.
c. Waktu Sisa
Waktu sisa adalah jumlah waktu ketika operator pada stasiun tertentu sudah
selesai merakit hasil rakitannya yang terakhir dan meletakkannya pada alat
sarana transportasi sampai operator terakhir selesai merakit produk tersebut
sampai menjadi produk rakitan yang diinginkan dan diletakkan pada suatu wadah
penyimpanan barang jadi.
d. Waktu Baku
Waktu baku atau standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator
untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap
part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi
kelelahan atau untuk faktor – faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun jangka
waktu penggunaannya waktu standar ada batasnya. Waktu baku juga adalah
waktu penyelesaian yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk
menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik pada
saat itu.
2-7
Sistem Kerja Keseluruhan
BAB 3
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Waktu
Stasiun Jarak
Tempuh
kerja (cm)
(s)
1 ke 2 175 27
2 ke 3 200 31
3 ke inventori 50 8
WS 1
Waktu
Perakitan Waktu Perakitan Waktu Perakitan
No (detik) No (detik) No (detik)
1 28 11 29 21 25
2 27 12 24 22 29
3 26 13 26 23 24
4 25 14 27 24 28
5 29 15 29 25 27
6 24 16 24 26 26
7 26 17 28 27 26
8 27 18 27 28 27
9 29 19 26 29 29
10 24 20 25 30 24
b. Stasiun Kerja 2
2-8
Sistem Kerja Keseluruhan
Stasiun Kerja 1 aktivitas yang dilakukan adalah memasang rangka dalam dengan
sekrup pendek plat kuningan. Aktivitas ini dilakukan sebanyak 30 kali dan
didapatkan data waktu siklus yang disajikan pada tabel 3.3.
WS 2
Waktu
Perakitan Waktu Perakitan Waktu Perakitan
No (detik) No (detik) No (detik)
1 32 11 28 21 33
2 25 12 22 22 26
3 33 13 27 23 28
4 26 14 28 24 22
5 28 15 22 25 27
6 22 16 25 26 32
7 27 17 32 27 25
8 28 18 25 28 28
9 22 19 33 29 22
10 25 20 26 30 25
c. Stasiun Kerja 3
Stasiun Kerja 1 aktivitas yang dilakukan adalah memasang rangka dalam dengan
sekrup kuningan, rangka luar dan sekrup luar. Aktivitas ini dilakukan sebanyak 30
kali dan didapatkan data waktu siklus yang disajikan pada tabel 3.4.
WS 3
Waktu Waktu Waktu
Perakitan N Perakitan Perakitan
No (detik) o (detik) No (detik)
1 31 11 31 21 31
2 28 12 28 22 31
3 33 13 30 23 28
4 31 14 30 24 30
5 31 15 29 25 30
6 28 16 32 26 29
7 30 17 31 27 32
8 30 18 28 28 31
9 29 19 33 29 28
10 32 20 31 30 33
2-9
Sistem Kerja Keseluruhan
Peta proses operasi merupakan peta yang berisikan proses operasi suatu
kegiatan kerja tertentu. Pada peta proses operasi ini hanya berisikan urutan
perakitan saja, hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan adalah perakitan
sebuah steker. Pada peta ini juga berisikan waktu operasi, alat dan persentase
scrap. Akan tetapi, pada peta proses operasi ini persentase sisa tidak dituliskan
karena proses yang dilakukan hanya proses assembly, dikarenakan semua
bahan sudah pasti dan tidak ada sisa. Berikut peta proses operasi sekarang
yang disajikan pada gambar 3.1.
2-10
Sistem Kerja Keseluruhan
2-11
Sistem Kerja Keseluruhan
Berikut merupakan hasil perhitungan waktu tunggu, waktu sisa, dan waktu antar
perakitan antar stasiun untuk 30 produk :
Tabel 3.5. Data Rekap Waktu Tunggu Peta Proses Regu Kerja Usulan
Stasiun Kerja 1 2 3
Waktu Tunggu awal 0 28 87
Waktu tunggu pertama 0 27 31
Waktu tunggu sisa 1026 486 48
Waktu tunggu antar perakitan 0 144 150
3.3. Perhitungan
3.3.1. Stasiun Kerja Awal (Stasiun 1)
a. Waktu Total Pelaksanaan Praktikum
Waktu total pelaksanaan praktikum adalah wa sebesar 1848 detik yang dilakukan
pada 3 stasiun dengan pelaksanaan 30 kali.
b. Waktu Sisa
Waktu sisa diperoleh dari waktu yang tersisa setelah perakitan selesai dilakukan.
Waktu sisa yang diperoleh dari peta proses kerja sekarang adalah 1026
c. Waktu siklus perakitan 1 rakitan produk di stasiun awal :
Di mana :
Tt = waktu total pelaksanaan praktikum
= 1848
Σtm1 = Jumlah waktu sisa stasiun 1
= 1026
Nr1 = Jumlah produk yang dirakit oleh operator di stasiun awal
= 30
(3.1)
Wss1 =
Wss1 =
Wss1 =
Jadi, waktu siklus yang diperoleh pada stasiun pertama adalah 27,4 detik
2-12
Sistem Kerja Keseluruhan
(3.2)
t=
t=
= 26, 92
Jadi Waktu Transport dari stasiun 1 ke 2 adalah 26,92 detik
% W K=
% W K=
(3.5)
2-13
Sistem Kerja Keseluruhan
Wss1 =
Wss1 =
Wss1 =
Jadi, waktu siklus yang diperoleh pada stasiun pertama adalah 45,4 detik
(3.6)
t=
t=
t = 30,77
Jadi, waktu Transport dari stasiun 1 ke 2 adalah 30,77 detik
(3.7)
%WK=
% W K=
% W K=
% W M = 100% - % W K (3.8)
% W M = 100% - 73,70 %
% W M = 26,3 %
2-14
Sistem Kerja Keseluruhan
(3.9)
Wss1 =
Wss1 =
Wss1 =
Jadi, waktu siklus yang diperoleh pada stasiun pertama adalah 60 detik.
t=
t=
t=
(3.11)
%WK=
%WK=
%WK=
2-15
Sistem Kerja Keseluruhan
% W M = 100% - % W K (3.12)
% W M = 100% - 97,4 % W K
% W M = 2,6 %
2-16
Sistem Kerja Keseluruhan
2-17
Sistem Kerja Keseluruhan
2-18
Sistem Kerja Keseluruhan
Dipetakan
Transportasi 2 53,850 Petronella Ayu
oleh:
Tanggal
Delay - - 28-Apr-20
dipetakan:
Work
Penyimpanan 1 7,690 Perakitan
center:
( P ) Orang ( ) Barang
Total 21 149,8
( P) Sekarang ( ) Usulan
Lam bang
Jarak Wak tu
Stasiun Uraian Kegiatan Jum lah Analis a Tindakan
(cm ) (detik )
3
sebelumnya dengan rangka luar
steker
1 3,04
2-19
Sistem Kerja Keseluruhan
Dipetakan
Transportasi 2 57,690 Petronella Ayu
oleh:
Tanggal
Delay - - 29-Apr-20
dipetakan:
Work
Penyimpanan 1 7,690 Perakitan
center:
( ) Orang ( P ) Barang
Total 22 173,64
( ) Sekarang ( P) Usulan
Lam bang
Jarak Waktu
Stasiun Uraian Kegiatan Jum lah Analisa Tindakan
(cm ) (detik)
Operator melakukan
pengecekan part f inal 1 10
2-20
Sistem Kerja Keseluruhan
2-21
Sistem Kerja Keseluruhan
2-22
Sistem Kerja Keseluruhan
Berikut merupakan hasil perhitungan waktu tunggu, waktu sisa, dan waktu antar
perakitan antar stasiun untuk 30 produk :
Tabel 3.6. Data Rekap Waktu Tunggu Peta Proses Regu Kerja Usulan
Stasiun Kerja 1 2 3
Waktu Tunggu awal 0 27 79
Waktu tunggu pertama 0 27 31
Waktu tunggu sisa 834 480 48
Waktu tunggu antar perakitan 0 18 6
Berdasarkan dari perbaikan peta proses regu kerja usulan dapat dilihat bahwa
waktu tunggu sisa dan waktu tunggu antar perakitan yang diperoleh dari setiap
stasiun memiliki nilai yang yang lebih rendah dari peta proses regu kerja
sekarang, hal ini dikarenakan diberikan usulan dengan mempercepat waktu
proses perakitan tiap part komponen steker pada setiap stasiun untuk
mengurangi waktu menganggur pada stasiun berikutnya sehingga tidak
menimbulkan delay yang terlalu Panjang.
2-23
Sistem Kerja Keseluruhan
2-24
Sistem Kerja Keseluruhan
BAB 4
PEMBAHASAN
2-25
Sistem Kerja Keseluruhan
2-26
Pengukuran Waktu Tak Langsung
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
cacat sebelum produk berakhir pada inventory. Kemudian, agar tidak terjadi
delay terlalu Panjang seperti peta proses kerja sekarang, maka proses perakitan
perlu dipercepat sehingga tidak meningkatkan resiko waktu mengganggur.
Fasilitas kerja juga perlu diperhatikan, misalnya ukuran ukuran meja yang
digunakan harus sesuai dengan tinggi dari operator, untuk meminimalisir resiko
cidera leher pada operator karena menunduk.
2-27
Pengukuran Waktu Tak Langsung
BAB I
PENDAHULUAN
3-1
Pengukuran Waktu Tak Langsung
BAB 2
TEORI SINGKAT
3-2
Pengukuran Waktu Tak Langsung
d. Berat atau tahanan yang menghambat Adalah tahanan yang harus diatasi dan
berat benda yang dipindahkan. Tahanan terjadi, misalnya pada pekerjaan
mendorong sebuah kotak pada sebuah meja atau menekan sebuah pedal gas.
3-3
Pengukuran Waktu Tak Langsung
dibutuhkan untuk melakukan proses tertentu atau operasi. Fokus dasar MOST
yaitu aktivitas kerja melibatkan pergerakan benda – benda. Mayoritas pekerjaan
manual industri tidak melibatkan obyek yang bergerak (misalnya, suku cadang,
alat – alat) dari satu lokasi ke lokasi lain di tempat kerja. Dasar MOST
menggunakan gerak agregat (kumpulan elemen gerakan dasar) yang peduli
dengan hal – hal yang bergerak. Agregat gerak disebut model urutan kegiatan di
dasar MOST. Ada tiga model urutan kegiatan di dasar MOST, yang masing –
masing terdiri dari urutan standar tindakan, antara lain:
a. Langkah umum
Model urutan ini digunakan ketika suatu objek bergerak bebas melalui ruang dari
satu lokasi ke lokasi berikutnya (misalnya, mengambil sesuatu dari lantai dan
menempatkannya di atas meja).
b. Gerakan teratur
Model urutan ini digunakan ketika suatu objek bergerak sementara itu tetap
dalam kontak dengan permukaan (misalnya, geser objek sepanjang permukaan)
atau objek yang melekat pada beberapa objek lain selama gerakan (misalnya,
bergerak tuas pada mesin).
c. Menggunakan alat
Model urutan ini berlaku untuk penggunaan alat tangan (misalnya, palu atau
obeng).
Dalam MOST memiliki gerakan umum yang diamati. Kegiatan tersebut berlaku
ketika suatu objek bergerak melalui udara dari satu lokasi ke lokasi lain. Ada
empat parameter (tindakan) dalam gerakan umum, disimbolkan dengan huruf
abjad.
a. A (Action Distance) biasanya horisontal. Parameter ini digunakan untuk
menggambarkan gerakan jari – jari, tangan, atau kaki (misalnya, berjalan).
Gerakan ini dapat terbentuk baik per dimuat atau dibongkar.
b. B (Body Motion) gerak tubuh, biasanya vertikal. Parameter ini mendefinisikan
gerakan tubuh vertical dan tindakan.
c. G (Gain Control). Parameter ini digunakan untuk tindakan manual yang
melibatkan jari – jari, tangan, atau kaki untuk mendapatkan kontrol fisik dari satu
atau lebih objek. ft berkaitan erat dengan genggaman elemen gerakan di MTM
(misalnya, memahami objek).
d. P (Placement) merupakan parameter penempatan digunakan untuk
menggambarkan tindakan yang terlibat untuk mengesampingkan, posisi,
3-4
Pengukuran Waktu Tak Langsung
orientasi, atau menyelaraskan obyek setelah itu telah dipindahkan ke lokasi baru
(misalnya, posisi objek).
3-5
Pengukuran Waktu Tak Langsung
BAB 3
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3-6
Pengukuran Waktu Tak Langsung
PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma
Menjangkau
1 rangka A22WS 106 0,0022 22 22 0,2756 106 A22WS menjangkau
dalam 0,64 0,64 klem
Memegang
memegang
2 rangka F1WPD 35 0,0022 22 0,77 22 0,2756 128 A22WPD
klem
dalam 0,21
Memegang
3 rangka F1WPD 35 0,0022 3 0,29 3 0,2756 49 H3WSPD Merakit part
dalam 0,21
Memegang Menjangkau
4 rangka F1WPD 35 0,0022 1 0,64 22 106 A22S sekrup
dalam 0,21 panjang
Memegang Memegang
5 rangka F1WPD 35 0,0022 1 0,77 22 0,0009 128 A22WPD sekrup
dalam 0,21 panjang
Mengarahkan
Memegang sekrup
6 F1WPD 35 0,0022 1 0,72 18 0,0009 120 A18WPD
rangka panjang 1 ke
dalam 0,21 klem
Tabel 3.1. Lanjutan
3-7
Pengukuran Waktu Tak Langsung
PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma
Memindahkan
Memegang sekrup
7 F1WPD 35 0,0022 1 0,72 18 0,0009 120 A18WPD
rangka panjang 1 ke
dalam 0,21 klem
Memasangka
Memegang A18WSP n sekrup
8 F1WPD 35 0,0022 1 0,84 18 0,0009 140
rangka D panjang 1 ke
dalam 0,21 klem
Memegang Melepaskan
9 rangka F1WPD 35 0,0022 1 0,14 1 23 F1D sekrup
dalam 0,21 panjang 1
Memegang
Menjangkau
10 rangka F1WPD 35 0,0022 1 0,14 1 23 F1S
obeng
dalam 0,21
Merakit klem
Memegang
dengan
obeng untuk
11 sekrup F3WSPD 49 3 0,21 3 0,2756 49 H3WSPD
mengencangk
panjang 1
an sekrup
dan obeng 0,2787 0,29
3-8
Pengukuran Waktu Tak Langsung
PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma
Meletakkan
Memegang
12 F1WPD 35 1 0,14 1 0,2756 23 H1WD obeng ke
Rakitan
0,2787 0,21 meja
Menjangkau
Memegang
13 F1WPD 35 1 0,50 22 83 A22S sekrup
Rakitan
0,2787 0,21 panjang 2
Memegang
Memegang
14 F1WPD 35 1 0,77 22 0,0009 128 A22WPD sekrup
Rakitan
0,2787 0,21 panjang 2
Mengarahkan
Memegang sekrup
15 F1WPD 35 1 0,72 18 0,0009 120 A18WPD
Rakitan panjang 2 ke
0,2787 0,21 Klem
Memindahkan
Memegang sekrup
16 F1WPD 35 1 0,72 18 0,0009 120 A18WPD
Rakitan panjang 2 ke
0,2787 0,21 klem
Tabel 3.1. Lanjutan
3-9
Pengukuran Waktu Tak Langsung
PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma
Memasangkan
Memegang A18WSP sekrup
17 F1WPD 35 1 0,84 18 0,0009 140
Rakitan D panjang 2 ke
0,2787 0,21 klem
Melepaskan
Memegang
18 F1WPD 35 1 0,14 1 23 F1D sekrup
Rakitan
0,2787 0,21 panjang 2
Memegang Menjangkau
19 F1WPD 35 1 0,50 22 83 A22S
Rakitan 0,2787 0,21 obeng
Merakit klem
Memegang
dengan
obeng untuk
20 sekrup H3WSPD 23 0,14 3 0,2756 23 H3WSPD
mengencangk
panjang 2
an sekrup
dan obeng 0,2796 0,14
Memegang Meletakkan
21 F1WPD 35 1 0,14 1 0,2756 23 H1WD
Rakitan 0,2796 0,21 obeng ke meja
Memegang Menjangkau
22 F1WPD 35 1 0,50 22 83 A22S
Rakitan 0,2796 0,21 sekrup pendek
Memegang Memegang
23 F1WPD 35 1 0,77 22 0,0011 128 A22WPD
Rakitan 0,2796 0,21 sekrup pendek
Tabel 3.1. Lanjutan
3-10
Pengukuran Waktu Tak Langsung
PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma
Mengarahkan
Memegang sekrup pendek
24 F1WPD 35 1 0,84 18 0,0011 140 A18WSPD
Rakitan ke rangka
0,2796 0,21 dalam
Memindahkan
Memegang
25 F1WPD 35 1 0,84 18 0,0011 140 A18WSPD sekrup pendek
Rakitan
0,2796 0,21 ke klem
Memasangkan
Memegang
26 F1WPD 35 1 0,72 18 0,0011 120 A18WPD sekrup pendek
Rakitan
0,2796 0,21 ke klem
Memegang Melepaskan
27 F1WPD 35 1 0,14 1 23 F1D
Rakitan 0,2796 0,21 sekrup pendek
Memegang Menjangkau
28 F1WPD 35 1 0,50 22 83 A22S
Rakitan 0,2796 0,21 obeng
Merakit
Memegang
sekrup
obeng untuk
29 pendek ke F3WSPD 49 0,89 22 0,2756 148 A22WSPD
mengencangk
rangka
an sekrup
dalam 0,2807 0,29
Tabel 3.1. Lanjutan
3-11
Pengukuran Waktu Tak Langsung
PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma
Memegang Menjangkau
30 F1WPD 35 1 0,64 22 0,0020 106 A22WS
Rakitan 0,2807 0,21 plat kuningan
Memegang Memegang
31 F1WPD 35 1 0,77 22 0,0020 128 A22WPD
Rakitan 0,2807 0,21 plat kuningan
Mengarahkan
Memegang plat kuningan
32 F1WPD 35 1 0,26 3 0,0020 49 F3WSPD
Rakitan ke rangka
0,2807 0,21 dalam
Merakit plat
Memegang
33 F1WPD 35 1 0,58 8 0,0020 96 A8WSPD kuningan ke
Rakitan
0,2807 0,21 rangka dalam
Menjangkau
Memegang
34 F1WPD 35 1 0,50 22 83 A22S sekrup
Rakitan
0,2807 0,21 kuningan
Memegang
Memegang
35 F1WPD 35 1 0,14 1 0,0011 23 F1WPD sekrup
Rakitan
0,2807 0,21 kuningan
3-12
Pengukuran Waktu Tak Langsung
PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma
Mengarahkan
Memegang sekrup
36 F1WPD 35 1 0,50 8 0,0011 96 A8WSPD
Rakitan kuningan ke
0,2807 0,21 rangka dalam
Memegang Menjangkau
37 F1WPD 35 1 0,56 16 94 A16S
Rakitan 0,2807 0,21 obeng
Merakit plat Memegang
kuningan ke A16WSP obeng untuk
38 F3WSPD 49 0,80 16 0,2756 133
rangka D mengencangk
dalam 0,2827 0,29 an sekrup
Memegang Menjangkau
39 F1WPD 35 1 0,50 22 83 A22S
Rakitan 0,2827 0,21 rangka luar
Memegang Memegang
40 F1WPD 35 1 0,64 22 0,0022 106 A22WD
Rakitan 0,2827 0,21 rangka luar
Merakit
rangka luar Merakit rangka
41 dengan F3WSPD 49 0,29 3 0,0022 49 H3WSPD luar dengan
rangka rangka dalam
dalam 0,2849 0,29
Tabel 3.1. Lanjutan
3-13
Pengukuran Waktu Tak Langsung
PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma
Memegang Menjangkau
42 F1WPD 35 1 0,50 22 83 A22S
Rakitan 0,2849 0,21 sekrup luar
Memegang Memegang
43 F1WPD 35 1 0,77 22 0,0007 128 A22WPD
Rakitan 0,2849 0,21 sekrup luar
Mengarahkan
Memegang A18WSP
44 F1WPD 35 1 0,72 8 0,0007 140 sekrup luar ke
Rakitan D
0,2849 0,21 rangka dalam
Memegang Menjangkau
45 F1WPD 35 1 0,46 8 76 A18S
Rakitan 0,2849 0,21 obeng
Merakit Memegang
sekrup luar A18WSD obeng untuk
46 H3WSPD 49 0,84 8 0,0007 140
ke rangka P mengencangk
dalam 0,2856 0,29 an sekrup
Mengarahkan
47 Menganggur 0,59 8 0,0007 120 A18WSD
obeng ke meja
Melepaskan
48 Menganggur 0,14 1 23 H1D
obeng ke meja
Total TMU = 4490
Total Waktu Normal = 25,99
3-14
Pengukuran Waktu Tak Langsung
3-15
Pengukuran Waktu Tak Langsung
3-16
Pengukuran Waktu Tak Langsung
Uraian Gerakan
Notasi Beban Notasi Uraian Gerakan tangan
tangan Beban
Analisis Jarak TMU TMU Jarak Part Analisis
Part
Gerakan (Poud) Gerakan
Elemen kiri kanan
3-17
Pengukuran Waktu Tak Langsung
Uraian Gerakan
Notasi Beban Notasi Uraian Gerakan tangan
tangan Beban
Analisis Jarak TMU TMU Jarak Part Analisis
Part
Gerakan (Poud) Gerakan
Elemen kiri kanan
3-18
Pengukuran Waktu Tak Langsung
Uraian Gerakan
Notasi Beban Notasi Uraian Gerakan tangan
tangan Beban
Analisis Jarak TMU TMU Jarak Part Analisis
Part
Gerakan (Poud) Gerakan
Elemen kiri kanan
3-19
Pengukuran Waktu Tak Langsung
3-20
Pengukuran Waktu Tak Langsung
3-21
Pengukuran Waktu Tak Langsung
Waktu Normal
Wn = 1720 x 0,036
Wn = 53,64 detk
3-22
Pengukuran Waktu Tak Langsung
Waktu Baku
Wb = Wn x (1+a) (3.2)
Wb = 53,64 (1+ 0,16)
Wb = 62,22 detik
Wb = 62 detik
3-23
Pengukuran Waktu Tak Langsung
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada metode MTM sendiri penilaian yang dilakukan sangat detail dibandingkan
dengan ketiga metode karena metode MTM sangat memperhatikan setiap
gerakan yang dilakukan dan gerakan tersebut akan dibagi kembali menjadi
beberapa kelas elemen gerak yang bekerja oleh karena itu biasanya nilai MTM
akan lebih tinggi dan lama dibandingkan dengan metode yang lainnya. Pada
metode MTM gerakan kedua tangan sangat diperhatikan secara spesifik,
sehingga pembagian kerja antara tangan kanan dan kiri dalam hal ini sangat
berpengaruh pada hasil perhitungan waktu. Total waktu yang dihasilkan dari
metode ini adalah 16,26 detik.
Sedangkan pada metode MOST dianggap paling sederhana dan lebih sering
digunakan karena lebih mendekati hasil dari waktu normal. Karena pada metode
MOST model kegiatan yang dilakukan hanya dibagi menjadi gerakan umum,
terkendali, dibandingkan MTM. Total waktu apabila menggunakan metode ini
adalah 53,64 detik.
3-24
Pengukuran Waktu Tak Langsung
3-25
Pengukuran Waktu Tak Langsung
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari uji metode faktor kerja, MTM dan MOST dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Pengukuran waktu tak langsung didapatkan dari menguraikan elemen –
elemen gerakan kerja operator.
b. Hasil analisis pengukuran waktu tak langsung dengan metode Faktor Kerja
adalah 4490 TMU atau 9,97 detik.
c. Hasil analisis pengukuran waktu tak langsung dengan metode MTM adalah
336 TMU atau 451,8 detik dan waktu baku 16,26 detik.
d. Hasil analisis pengukuran waktu tak langsung dengan metode MOST adalah
1490 TMU atau 53,64 detik dan waktu baku 62 detik. Pengukuran waktu dengan
metode ini menghasilkan waktu paling tertingi diantara ketiga metode
pengukuran waktu kerja tak langsung.
e. Perbedaan signifikan antara pengukuran waktu langsung dan pengukuran
waktu tak langsung karena pada pengukuran waktu tak langsung hanya
merupakan sebuah perkiraan waktu,
5.2. Saran
Berikut saran yang diberikan selama proses praktikum berlangsung :
a. Materi yang terdapat pada modul kurang lengkap, sehingga kesulitan dalam
menganalisis perhitungan waktu kerja tidak langsung
b. Kurangnya pendalaman materi mengenai pengukuran waktu kerja tidak
langsung menyebabkan terjadinya beberapa kendala selama pelaksanaan
praktikum.
3-26
Work Sampling
BAB 1
PENDAHULUAN
4-1
Work Sampling
BAB 2
TEORI SINGKAT
4-2
Work Sampling
4-3
Work Sampling
BAB 3
PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN
3.1. Penentuan jam kunjungan acak (Pembagian Job Desc, Bilangan Acak,
SWP dan Jam Kunjungan Acak.
3.1.1. Pembagian Job Desc
Pengamatan dilakukan pada aktivitas kerja yang tedapat pada restoran selama 4
hari kerja dimana pembagian elemen elemen kerja yang diamati disajikan pada
tabel 3.1.
No Elemen kerja
1 membersihkan piring
2 Bartender
3 manage karyawan
4 menyambut pelanggan
5 menanyakan kepuasan pelanggan
Dari tabel diatas maka dapat disimbulkan bahwa didapatkan SWP sebesar 12,4
menit,
Berikut perhitungan rumus bilangan random setelah didapatkan Total SWP yang
djabarkan pada rumus 3.1.
(3.1)
4-4
Work Sampling
Waktu
No BR
Pengamatan
1 1 7:12
2 2 7:24
3 5 8:02
4 6 8:14
5 7 8:26
6 9 8:51
7 16 10:18 Day 1
8 20 11:08
9 21 11:20
10 25 12:10
11 26 12:22
12 27 12:34
13 28 12:47
14 29 12:59
15 30 13:12
b. Hari Kedua
Berikut bilangan acak dan jam kunjungan acak selama 4 hari yang digunakan
untuk hari kedua yang disajikan pada tabel 3.4.
4-5
Work Sampling
Waktu
No BR
Pengamatan
1 1 7:12
2 4 7:49
3 5 8:02
4 6 8:14
5 7 8:26
6 13 9:41
7 14 9:53 Day 2
8 16 10:18
9 18 10:43
10 19 10:55
11 23 11:45
12 26 12:22
13 27 12:34
14 28 12:47
15 29 12:59
c. Hari Ketiga
Berikut bilangan acak dan jam kunjungan acak selama 4 hari yang digunakan
untuk hari ketiga yang disajikan pada tabel 3.5.
Waktu
No BR
Pengamatan
1 2 7:24
2 4 7:49
3 6 8:14
4 7 8:26
5 8 8:39
6 9 8:51
Day 3
7 11 9:16
8 12 9:28
9 14 9:53
10 18 10:43
11 20 11:08
12 22 11:32
13 28 12:47
14 30 13:12
15 31 13:24
4-6
Work Sampling
d. Hari Keempat
Berikut bilangan acak dan jam kunjungan acak selema 4 hari yang digunakan
untuk hari keempat yang disajikan pada tabel 3.6.
Waktu
No BR
Pengamatan
1 1 7:12
2 2 7:24
3 4 7:49
4 7 8:26
5 9 8:51
6 10 9:04
Day 4
7 11 9:16
8 12 9:28
9 17 10:30
10 18 10:43
11 21 11:20
12 22 11:32
13 23 11:45
14 25 12:10
15 29 12:59
SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh:Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
Bilangan Waktu Prod (P) / Non-
No Aktivitas OIU
Acak Pengamatan Prod (NP)
Jenis Jumlah
Memanage
1 1 07:12 P
karyawan karyawan 1
Memanage
2 2 07:24 P
karyawan karyawan 1
4-7
Work Sampling
4-8
Work Sampling
SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja:Alex Diamati oleh:Ayu
Tugas:Restoran Tanggal:12-05-2020
Bilanga Waktu OIU Prod (P) / Non-Prod
No Aktivitas
n Acak Pengamatan Jenis Jumlah (NP)
Memanage
1 1 07:12 karyawan 2 P
karyawan
2 4 07:49 Menganggur - - NP
3 5 08:02 Menganggur - - NP
Menyambut
4 6 08:14 pelanggan 1 P
pelanggan
Membersihkan
5 7 08:26 piring 2 P
piring
Menjadi
bartender /
6 13 09:41 minuman 1 P
pembuat
minuman
Menanyakan
7 14 09:53 kepuasan pelanggan 2 P
pelanggan
Menjadi
bartender /
8 16 10:18 minuman 1 P
pembuat
minuman
9 18 10:43 menganggur - - NP
Menanyakan
10 19 10:55 kepuasan pelanggan 2 P
pelanggan
Membersihkan
11 23 11:45 piring 2 P
piring
Membersihkan
12 26 12:22 piring 1 P
piring
Membersihkan
13 27 12:34 piring 1 P
piring
Membersihkan
14 28 12:47 piring 2 P
piring
Membersihkan
15 29 12:59 piring 3 P
piring
4-9
Work Sampling
SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh:Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
Bilangan Waktu OIU Prod (P) / Non-
No Aktivitas
Acak Pengamatan Jenis Jumlah Prod (NP)
Memanage
1 2 07:24 karyawan 1 P
karyawan
Memanage
2 4 07:49 karyawan 1 P
karyawan
3 6 08:14 Menganggur - - NP
4 7 08:26 Menganggur - - NP
Menjadi
bartender /
5 8 08:39 minuman 1 P
pembuat
minuman
Memanage
6 9 08:51 karyawan 1 P
karyawan
Menyambut
7 11 09:16 pelanggan 1 P
pelanggan
Menyambut
8 12 09:28 pelanggan 1 P
pelanggan
9 14 09:53 Mengganggur - - NP
10 18 10:43 Mengganggur - - NP
Menanyakan
11 20 11:08 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
Membersihkan
12 22 11:32 piring 1 P
piring
Menjadi
bartender /
13 28 12:47 minuman 1 P
pembuat
minuman
Membersihkan
14 30 13:12 piring 1 P
piring
Membersihkan
15 31 13:24 piring 1 P
piring
4-10
Work Sampling
SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh: Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
OIU Prod (P) /
Bilangan Waktu
No Aktivitas Non-Prod
Acak Pengamatan Jenis Jumlah (NP)
Memanage
1 1 07:12 karyawan 1 P
karyawan
Memanage
2 2 07:24 karyawan 1 P
karyawan
Menyambut
3 4 07:49 pelanggan 1 P
pelanggan
4 7 08:26 menganggur - - NP
Menyambut
5 9 08:51 pelanggan 2 P
pelanggan
Menyambut
6 10 09:04 pelanggan 2 P
pelanggan
Memanage
7 11 09:16 karyawan 1 P
karyawan
8 12 09:28 Istirahat - - NP
Menanyakan
9 17 10:30 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
Menanyakan
10 18 10:43 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
11 21 11:20 menganggur - - NP
12 22 11:32 istirahat - - NP
13 23 11:45 istirahat - - NP
Membersihkan
14 25 12:10 piring 2 P
piring
Memanage
15 29 12:59 karyawan 1 P
karyawan
3.3. Perhitungan
3.3.1. Menghitung dan Membuat Grafik % Produktif selama 4 Hari
Dari data yang didapat dioleh menjadi sebuah tabel yang menginformasikan
persentase produktif dari manajer restoran selama 4 hari. Dimana kegiatan
produktif dikelompokkan dari jenis pekerjaannya.
Hari
Kegiatan Jumlah
1 2 3 4
Produktif 12 12 11 10 45
Non
3 3 4 5
Produktif 15
Total 15 15 15 15 60
persentase 80% 80% 73% 67% 75%
4-11
Work Sampling
Berikut grafik persentase produktif selama 4 hari yang disajikan pada gambar
3.1.
(3.2)
Ketrangan :
4-12
Work Sampling
(3.3)
Persentase produktifitas
Jumla Persenta
Elemen Kerja 1 2 3 4 h se
1
membersihkan piring 5 1 4 2 22 32%
4-13
Work Sampling
Bartender 1 2 2 0 5 7%
manage karyawan 2 2 3 4 11 16%
1
menyambut pelanggan 0 1 2 5 18 26%
menanyakan kepuasan
pelanggan 3 4 2 4 13 19%
2 2 1 1
Total 1 0 3 5 69 100%
Berikut grafik persentase produktif selama 4 hari yang disajikan pada gambar
3.1.
Keterangan :
n = rata rata pengamatan per hari
4-14
Work Sampling
Selanjutnya adalah mencari nilai batas kendali atas (BKA) dan batas kendali
bawah (BKB). Tetapi untuk menghitung BKA dan BKB dibutuhkan nilai K.
(1- α) ≤ 68,27% 1
Perhitungan BKA :
(3.4)
BKA =
BKA =
Perhitungan BKB :
(3.5)
4-15
Work Sampling
BKA =
BKA =
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan BKA sebesar 0,97 dan BKB sebesar
0,53. Maka dari itu disimpulkan bahwa data yang dianalisis sudah seragam
dikarenakan nilai P, yaitu sebesar 0,75 berada di dalam batas kendali atas dan
batas kendali bawah.
4-16
Work Sampling
(3.6)
Keterangan :
K = koefisien tingkat keyakinan
S = tingkat ketelitian
Seperti uji keseragaman data, tingkat keyakinan yang digunakan untuk
menghitung uji kecukupan data adalah 95%, maka nilai K yang digunakan adalah
2. Sedangkan tingkat ketelitian yang digunakan adalah sebesar 5%.
Syarat data dapat dikatakan cukup apabila N ≥ N’. Dari hasil perhitungan di atas
dapat disimpulkan bahwa jumlah data tidak cukup karena N = 60, sedangkan N’
= .
4-17
Work Sampling
BAB 4
PEMBAHASAN
4.2. Analisis sistem kerja serta kondisi lingkungannya (fisik dan mental)
Berdasarkan pengamatan dalam 4 hari kerja seorang manajer di sebuah
restoran, dapat dianalisa bahwa sistem kerja operasional jam buka yang
diterapkan restoran tersebut ialah 6,5 jam, dimana jika diamati pembagian sistem
kerja masih kurang terorganisir dimana para pekerja melakukan pekerjaan yang
dilakukan pekerja lain, serta waktu istirahat yang tidak tentu menjadikan
pekerjaan dirasa kurang produktif.
4-18
Work Sampling
(3.8)
Keterangan :
T = waktu kerja efektif
n = jumlah aktivitas tertentu
N = jumlah seluruh aktivitas
p = faktor penyesuaian
a = faktor kelonggaran
Sedangkan persentase beban kerja dihitung dengan menggunakan persamaan
3.9.
(3.9)
% Beban Kerja =
4-19
Work Sampling
4.3.2. Bartender
Berikut perhitungan rumus waktu normal untuk elemen kerja bartender.
4-20
Work Sampling
4-21
Work Sampling
x100%
4-22
Work Sampling
Perbaikan lain yang diusulkan ialah pembagian aktivitas kerja yang dilakukan,
dimana pekerjaan kurang diorganisir untuk masing masing tenaga kerja. Jika
dilihat beberapa tenaga kerja melakukan pekerjaan yang sudah dilakukan
operator lain, sehingga menyebabkan kurang terfokusnya pekerjaan setiap
operator, hal ini dapat menurunkan tingkat efisiensi dari pekerjaan yang
dilakukan.
4-23
Work Sampling
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari seluruh hasil pengamatan serta perhitungan dari modul ini
adalah sebagai berikut.
a. Waktu pengamatan akan berbeda – beda karena waktu pengamatan
dilakukan sebanyak 4 hari sehingga tidak semua waktu pengamatan sama
bahkan hampir berbeda tiap harinya.
b. Tingkat persentase produktifitas tiap elemen kerja paling tinggi ialah
membersihkan piring sebesar 32%.
c. Tingkat persentase produktifitas tiap elemen kerja paling rendah ialah
bartender dengan persentase 7%.
d. Semakin banyak elemen kerja yang dikerjakan, maka tingkat produktifitas
semakin tinggi
e. Menentukan waktu pengamatan menggunakan bilangan acak.
5.2. Saran
Berikut beberapa saran yang diberikan untuk menunjang kegiatan praktikum
selanjutnya.
a. Penjelasan lebih detail mengenai perhitungan rumus yang digunakan untuk
mengurangi tingkat kesalahan perhitungan.
b. Penjelasan lebih detail mengenai isi yang harus ada pada laporan.
4-24
Work Sampling
PENUTUP
xi
Laporan Pleno
DAFTAR PUSTAKA
Modul 1:
Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study: Design and Measurement of
Work. New York: John Wiley & Sons.
Dewi, Luciana Triani. 2017. Diktat Kuliah Analisis dan Perancangan Sistem
Kerja. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Modul 2 :
Modul 3 :
Sitompul, Junistira. 2016. Pengukuran MOST. Diakses pada 6 Mei 2019 dari
Academia: https://www.academia.edu/11252406/PENGUKURAN_MOST
pukul 13.10 WIB.
Amalia. 2016. Metode Pengukruan Tidak Langsung. Diakses tanggal 6 Mei 2019
dari:http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/2016_APK_10__Pengukuran_K
erja_Tak_Langsung.pdf pada pukul 20.45 WIB.
Modul 4 :
Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study: Design and Measurement of
Work. New York: John Wiley & Sons., diaskes pada 12 Mei 2020.
xii
Laporan Pleno
LAMPIRAN
https://drive.google.com/open?
id=1WzPYxx1XjQ00_RsmH7PRX7PRgfMWWJMP
https://drive.google.com/open?id=1Vv6zX6KVNptaF3sRFBh8-d4ITwfRCKW8
https://drive.google.com/open?id=1b_iocY-lSoQoUOk5p62a5g-aT5ZTEvqh
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Laporan Pleno
Lampiran 7
Laporan Pleno
Lampiran 7 Lanjutan
Laporan Pleno
Lampiran 8
Laporan Pleno
Lampiran 9
Laporan Pleno
Lampiran 10
Laporan Pleno
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Laporan Pleno
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Laporan Pleno
Lampiran 17
Lampiran 18
Laporan Pleno
Lampiran 19
Lampiran 20
Laporan Pleno
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Laporan Pleno
SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh:Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
OIU Prod (P)
Bilangan Waktu / Non-
No Aktivitas
Acak Pengamatan Jenis Jumlah Prod
(NP)
Memanage
1 1 07:12 P
karyawan karyawan 1
Memanage
2 2 07:24 P
karyawan karyawan 1
Menyambut
3 5 08:02 P
pelanggan pelanggan 2
Menyambut
4 6 08:14 P
pelanggan pelanggan 2
Menyambut
5 7 08:26 P
pelanggan pelanggan 2
Menjadi
bartender /
6 9 08:51 P
pembuat
minuman minuman 1
Membersihkan
7 16 10:18 P
piring piring 2
8 20 11:08 menganggur - - NP
9 21 11:20 Istirahat makan - - NP
Menyimpan
10 25 12:10 piring kotor NP
setelah makan piring 1
Menanyakan
11 26 12:22 kepuasan P
pelanggan pelanggan 1
Menanyakan
12 27 12:34 kepuasan P
pelanggan pelanggan 2
Menyambut
13 28 12:47 P
pelanggan pelanggan 2
Menyambut
14 29 12:59 P
pelanggan pelanggan 2
Membersihkan
15 30 13:12 P
piring piring 3
Lampiran 24
SAMPLING PEKERJAAN
Laporan Pleno
Lampiran 25
SAMPLING PEKERJAAN
Laporan Pleno
Lampiran 26
Laporan Pleno
SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh: Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
OIU Prod (P) /
Bilangan Waktu
No Aktivitas Non-Prod
Acak Pengamatan Jenis Jumlah (NP)
Memanage
1 1 07:12 karyawan 1 P
karyawan
Memanage
2 2 07:24 karyawan 1 P
karyawan
Menyambut
3 4 07:49 pelanggan 1 P
pelanggan
4 7 08:26 menganggur - - NP
Menyambut
5 9 08:51 pelanggan 2 P
pelanggan
Menyambut
6 10 09:04 pelanggan 2 P
pelanggan
Memanage
7 11 09:16 karyawan 1 P
karyawan
8 12 09:28 Istirahat - - NP
Menanyakan
9 17 10:30 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
Menanyakan
10 18 10:43 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
11 21 11:20 menganggur - - NP
12 22 11:32 istirahat - - NP
13 23 11:45 istirahat - - NP
Membersihkan
14 25 12:10 piring 2 P
piring
Memanage
15 29 12:59 karyawan 1 P
karyawan
Lampiran 27
Laporan Pleno
Lampiran 28
Lampiran 29
Laporan Pleno
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Laporan Pleno