Anda di halaman 1dari 142

LAPORAN PLENO

Disusun Oleh:

Petronella Ayu Ragil Kusuma (180609666)

LABORATORIUM SISTEM KERJA ERGONOMI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
SEMESTER GENAP 2019 – 2020
Laporan Pleno

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
laporan praktikum analisis perancangan sistem kerja. Adapun tujuan disusunnya
laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis
perancangan sistem kerja.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras penulis semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Bapak Dr.A.Teguh Siswantoro selaku dosen pengampu mata kuliah analisis


perancangan sistem kerja.
2. Para asisten dosen yang membantu dalam kegiatan praktikum mata kuliah
analisis perancangan sistem kerja, terutama Yonatan Saputra.
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk
itu, penulis selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan
saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Penulis
berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk semua pembaca.

Yogyakarta, 8 Juni 2020

Penulis

ii
Laporan Pleno

DAFTAR ISI

MODUL JUDUL HAL

HALAMAN JUDUL...............................................................................i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR x

1 PENDAHULUAN 1-1

1.1.Capaian Pembelajaran 1-1

1.2. Pelaksanaan praktikum 1-1

TEORI SINGKAT 1-2

2.1. Kegiatan Kerja dalam Sistem Kerja 1-2

2.2. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan 1-2

2.3. Peta Pekerja dan Mesin 1-3

2.4. Faktor Penyesuaian 1-4

2.5. Faktor Kelonggaran 1-5

2.6. Studi Gerakan 1-6

2.7. Ekonomi Gerakan 1-7

DATA DAN PEMBAHASAN 1-8

3.1. Data Hasil Praktikum 1-8

3.2. Pengolahan Data 1-20

iii
Laporan Pleno

PEMBAHASAN 1-31

4.1.Pembahasan Hasil Pengujian Kecukupan dan Keseragaman Data


dan Hasil Pengukuran Waktu Baku 1-31

4.2. Pembahasan PTKTK dan PPM Sekarang dan Usulan Metode


Kerja 1-32

KESIMPULAN DAN SARAN 1-33

5.1. Kesimpulan 1-33

5.2. Saran 1-33

2 PENDAHULUAN 2-1

1.1. Capaian Pembelajaran 2-1

1.2. Pelaksanaan Praktikum 2-1

TEORI SINGKAT 2-3

2.1. Peta Kerja Keseluruhan 2-3

2.2. Pengukuran Waktu Langsung 2-6

DATA DAN PENGOLAHAN DATA 2-8

3.1. Data Hasil Percobaan 2-8

3.2. Peta Proses Regu Kerja Sekarang 2-10

3.3. Perhitungan 2-12

3.4. Peta Proses Operasi 2-15

3.5. Peta Aliran Proses 2-18

3.6. Diagram Aliran 2-20

3.7. Peta Proses Regu Kerja Usulan 2-22

3.8. Layout Tempat Kerja 2-23

PEMBAHASAN 2-24

iv
Laporan Pleno

4.1. Interpretasi peta kerja keseluruhan berdasarkan ringkasan


peta 2-24

4.2. Rancangan Perbaikan Stasiun Kerja Sekarang dan Usulan 2-25

BAB 5 2-26

KESIMPULAN DAN SARAN 2-26

5.1. Rangkuman Hasil Analisis 2-26

5.2. Rangkuman Usulan Perbaikan 2-26

3 PENDAHULUAN 3-1

1.1. Capaian Pembelajaran 3-1

1.2. Pelaksanaan Praktikum 3-


1

TEORI SINGKAT 3-2

2.1. Metode Faktor Kerja 3-2

2.2. Metode MTM 3-3

2.3. Metode MOST 3-3

DATA DAN PENGOLAHAN DATA 3-6

3.1. Hasil Analisis Gerakan dan Pengukuran Waktu 3-6

PEMBAHASAN 3-24

4.1. Membahas perbedaan hasil pengukuran waktu tak langsung


dengan tiga metode yang berbeda 3-24

KESIMPULAN DAN SARAN 3-26

5.1. Kesimpulan 3-26

5.2. Saran 3-26

v
Laporan Pleno

4 PENDAHULUAN 4-1

1.1. Tujuan Praktikum 4-1

1.2. Deskripsi Objek The Sims 4-1

TEORI SINGKAT 4-2

2.1. Teknik Pengumpulan Waktu 4-2

2.2. Kegunaan Sampling Pekerjaan 4-2

2.3 Prosedur Sampling Pekerjaan 4-2

2.4. Keuntungan dan Kerugian Sampling 4-3

PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN 4-4

3.1. Penentuan jam kunjungan acak (Pembagian Job Desc, Bilangan


Acak, SWP dan Jam Kunjungan Acak. 4-4

3.2. Data Sampling Pekerjaan Selama 4 Hari Pengamatan 4-7

3.3. Perhitungan 4-11

PEMBAHASAN 4-17

4.1. Analisis prosentase produktif pekerja dikaitkan dengan tanggung


jawab dan pendidikan minimal pekerjaan 4-17

4.2. Analisis sistem kerja serta kondisi lingkungannya (fisik dan


mental) 4-17

4.3. Waktu baku masing-masing elemen pekerjaan dan % beban


kerja 4-18

4.4. Usulan perbaikan mengenai tenaga kerja dan aktivitas kerja. 4-22

KESIMPULAN DAN SARAN 4-23

5.1. Kesimpulan 4-23

5.2. Saran 4-23

vi
Laporan Pleno

PENUTUP xi
DAFTAR PUSTAKA xii

LAMPIRAN

vii
Laporan Pleno

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Waktu Siklus 1-11

Gambar 3.11. Metode Westinghouse 1-12

Tabel 3.2. Peta tangan kiri dan Tangan Kanan 1-15

Tabel 3.2. Peta tangan kiri dan Tangan Kanan 1-17

Tabel 3.3. Peta Pekerja Mesin 1-18

Tabel 3.4. Rata-Rata Subgroup 1-20

Tabel 3.5. Data Standar Deviasi Waktu 1-21

Tabel 3.6. Nilai K Berdasarkan Tingkat Keyakinan 1-22

Tabel 3.7. Nilai Faktor Penyesuaian Metode Westinghouse 1-24

Tabel 3.8 Nilai Kelonggaran 1-24

Tabel 3.9 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri 1-26

Tabel 3.10. Peta Pekerja dan Mesin 1-29

Tabel 3.1. Data Konveyor 2-8

Tabel 3.2. Data Waktu Siklus Stasiun Kerja 1 2-8

Tabel 3.3. Data Waktu Siklus Stasiun Kerja 1 2-9

Tabel 3.4. Data Waktu Siklus Stasiun Kerja 3 2-9

Tabel 3.5. Data Rekap Waktu Tunggu Peta Proses Regu Kerja Usulan 2-12

Tabel 3.1. Metode Faktor Kerja 3-7

Tabel 3.2. Metode MTM 3-16

Tabel 3.3. MOST 3-20

Tabel 3.1. Pembagian Elemen Kerja 4-4

Tabel 3.2. Total SWP 4-4

viii
Laporan Pleno

Tabel 3.3. Random Sampling untuk Hari Pertama 4-5

Tabel 3.4. Random Sampling untuk Hari Kedua 4-6

Tabel 3.5. Random Sampling untuk Hari Ketiga 4-6

Tabel 3.6. Random Sampling untuk Hari Keempat 4-7

Tabel 3.7. Pengamatan Sampling Pekerjaan Hari Pertama 4-7

Tabel 3.8. Pengamatan Sampling Perkerjaan untuk Hari Kedua 4-9

Tabel 3.9. Pengamatan Sampling Perkerjaan Hari Ketiga 4-10

Tabel 3.10. Pengamatan Sampling Perkerjaan Hari Keempat 4-11

Tabel 3.10 Persen Produktif Selama 4 Hari 4-11

Tabel 3.11. Persentase Produktif Tiap Elemen Kerja 4-13

Tabel 3.12. Tingkat Keyakinan 4-15

ix
Laporan Pleno

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Tabel Metode Shumard 1-5

Gambar 3.2. Tabel Westinghouse 1-5

Gambar 3.3. Besar Kelonggaran berdasarkan Faktor yang Berpengaruh 1-6

Gambar 3.4. Steker 1-8

Gambar 3.5. Sekrup 1-9

Gambar 3.6. Plat Kuningan 1-9

Gambar 3.7. Rangka Dalam 1-10

Gambar 3.8. Rangka Luar 1-10

Gambar 3.9. Rangka Luar 1-10

Gambar 3.10. Layout Stasiun Kerja dalam Visio 1-11

Gambar 3.12. Grafik Batas Kendali 1-25

Gambar 3.1. Peta Proses Regu Kerja Sekarang 2-11

Gambar 3.3. Peta Proses Operasi Usulan 2-18

Gambar 3.4. Peta Aliran Proses Sekarang 2-19

Gambar 3.5. Peta Aliran Proses Usulan 2-20

Gambar 3.6. Diagram Aliran Sekarang 2-21

Gambar 3.7. Diagram Aliran Usulan 2-22

Gambar 3.8. Peta Proses Regu Kerja Usulan 2-23

Gambar 3.9. Layout Tempat Kerja 2-24

Gambar 3.1. Grafik % Produktif 4-12

Gambar 3.1. Grafik Persentase Produktif Tiap Elemen Kerja 4-14

x
Sistem Kerja Setempat

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Capaian Pembelajaran


a. Merencanakan Gerakan kerja proses perakitan produk.
b. Membuat peta-peta kerja setempat.
c. Mengukur waktu dengan menggunakan metode jam henti.
d. Melakukan analisis perbaikan suatu stasiun kerja.

1.2 Pelaksanaan praktikum


1.1.1. Alat dan Bahan
a. Komponen produk steker
b. Stopwatch
c. Obeng
d. Kamera
e. Meteran

1.1.2. Cara Kerja


a. Mengenali komponen produk yang dipakai sebagai objek praktikum serta
proses perakitannya.
b. Menentukan elemen-elemen gerakan yang akan dipakai untuk merakit
produk.
c. Merancang stasiun kerja.
d. Menentukan operator.
e. Menentukan letak alat dan bahan pada meja kerja.
f. Operator melakukan pekerjaan sesuai dengan elemen Gerakan yang telah
disepakati.
g. Ukurlah jarak masing-masing elemen gerakan tangan kiri dan kanan.
h. Amati dan catat waktu dari mulai mengambil bahan dan alat untuk diproses
sampai selesai diproses. Lakukan untuk 10 proses perakitan.
i. Tentukan faktor penyesuaian dan kelonggaran
j. Hitung waktu baku dengan metode jam henti.

1-1
Sistem Kerja Setempat

BAB 2
TEORI SINGKAT

2.1. Kegiatan Kerja dalam Sistem Kerja


Kegiatan kerja adalah suatu kegiatan yang tersusun atas sebuah perancangan,
sistem, dan kerja. Sistem kerja adalah kesatuan dari bahan, proses, manusia,
fasilitas serta lingkungan yang berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai
tujuan yang sama. Tingkat dari kebaikan sistem dilihat dari semakin tingginya
produkstifitas dan efektifitasnya. Manusia sebagai salah satu elemen yang paling
berpengaruh dalam sistem kerja perlu ditingkatkan efektifitas kerjanya baik
dengan cara peningkatan keterampilan kerja atau perbaikan fasilitas dan metode
kerjanya. Sebelum melakukan kegiatan kerja ada yang disebut dengan tata kerja
digunakan untuk mengatur sebuah pekerjaan sehingga dapat terlaksana dengan
baik sehingga mencapai tingkat efisiensi yang masksimal. Pekerjaan diatur dari
awal sampai akhirnya bagaimana sehingga pada saat mengikuti pekerjaan dapat
diikuti sesuai yang ditentukan .

Perancangan sistem kerja meliputi desain, pembentukan dan seleksi metode,


proses, mesin, peralatan, dan ketrampilan terbaik untuk menghasilkan suatu
produk. Perancangan sistem kerja terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu:
penataan sistem kerja dan pengukuran sistem kerja. Sebuah sistem kerja terdiri
dari manusia, metode, energi dan informasi, serta mesin atau alat dan bahan.

2.2. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan
untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang
memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini
menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur
yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu
pekerjaan. Kegunaannya yaitu menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan
mengurangi kelelahan, menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang
tidak efisien dan tidak produktif, sebagai alat untuk menganalisa tata letak
stasiun kerja, sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru dengan cara kerja yang
ideal (Sutalaksana, 1979).

Suatu pekerjaan bisa dibagi menjadi 17 elemen gerakan dinyatakan Frank dan
Lilian Gilberth, yang dimaksud menganggur termasuk kelambatan yang tak bisa

1-2
Sistem Kerja Setempat

dihindari (UD), kelambatan yang bisa dihindari (AD), dan istirahat untuk
menghilangkan kelelahan (R). Akan tetapi dalam pembuatan peta operator akan
lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan Therbligh berikut ini yang digunakan
pada pembuatan peta tangan kiri dan tangan kanan, antara lain:

a. Elemen menjangkau – Reach (RE)


b. Elemen memegang – Grasp (G)
c. Elemen membawa – Move (M)
d. Elemen mengarahkan – Position (P)
e. Elemen menggunakan – Use (U)
f. Elemen melepas – Release (RL)
g. Elemen menganggur – Delay (D)
h. Elemen memegang untuk memakai – Hold (H)

2.3. Peta Pekerja dan Mesin


Peta Pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan
koordinasi antar waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi anatara
pekerja dan mesin. Peta ini juga merupakan alat yang digunakan untuk
mengurangi waktu menganggur. Kegunaannya yaitu mengetahui hubungan yang
jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang digunakan,
dapat meningkatkan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja
(Sutalaksana, 1979). Adapun beberapa cara untuk meningkatkan efektifitas
pekerja dan mesin yaitu :

a. Merubah tata letak tempat kerja


b. Mengatur ulang gerakan-gerakan kerja
c. Merancang ulang mesin dan peralatan
d. Menambah pekerja atau mesin

Pada peta pekerja dan mesin terdapat lambang – lambang yang biasa digunakan
untuk menandakan kondisi waktu pekerja. Berikut lambang – lambang yang
digunakan pada peta pekerja dan mesin.
a. Kotak gelap, menunjukkan kerja tak bergantungan (Independent). Jika ditinjau
dari pekerja, maka menunjukkan pekerja yang sedang bekerja dan independen
dengan mesin dan pekerja lainnya. Misalnya seorang pekerja yang sedang
mempersiapkan bahan atau melakukan pemeriksaan terhadap produk akhir

1-3
Sistem Kerja Setempat

tanpa alat. Jika ditinjau dari pihak mesin, maka berarti mesin sedang bekerja
tanpa memerlukan pelayanan dari operator (mesin otomatis).
b. Kotak putih polos, menunjukkan kerja kombinasi. Jika ditinjau dari pihak
pekerja, maka lambang ini digunakan apabila antara operator dan mesin atau
dengan operator lainnya sedang bekerja secara bersama – sama. Jika ditinjau
dari pihak mesin, maka berarti selama bekerjanya, mesin tersebut memerlukan
pelayanan dari pihak operator (mesin manual).
c. Kotak arsiran, menunjukkan waktu menganggur. Misalnya dalam suatu

rangkaian kerja, operator sedang melakukan pemeriksaan terhadap mesin,


untuk mencegah kerusakan. Maka dalam hal ini operator sedang melakukan
kerja tak bergantungan, dan mesin sedang menganggur atau menunggu.

2.4. Faktor Penyesuaian


Faktor penyesuaian merupakan sebuah faktor yang digunakan untuk
memberikan kesempatan kepada pekerja untuk melakukan hal-hal lain selain
tugas utamanya, sehingga dapat diperoleh waktu kerja yang lengkap dan dapat
mewakili sistem kerja yang diamati. Ada beberapa cara untuk menentukan faktor
penyesuaian. yaitu metode Persentase, Shumard, Westinghouse yang dijelaskan
sebagai berikut :
a. Persentase
faktor penyesuaian yang dilakukan berdasarkan pengamatan. Metode ini sangat
mudah digunakan namun tidak teliti karena tidak adanya acuan yang pasti dalam
menentukan persentase.
b. Shumard
Hampir sama dengan persentase, akan tetapi sudah memiliki acuan yang jelas.
Untuk waktu normal dalam melakukan pekerjaan diberi nilai 60, jika pengamat
melihat bahwa pekerjaan dinilai Excellent maka diberi nilai 80, faktor
penyesuainnya ialah P = 80 / 60 = 1,33.

1-4
Sistem Kerja Setempat

Gambar 3.1. Tabel Metode Shumard


c. Westinghouse
Metode Westinghouse, penilaian berdasarkan 4 faktor, yaitu keterampilan,
usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Faktor tersebut memiliki 5-6 tingkatan
kelas dengan nilai -1 sampai dengan +1. Metode ini dianggap lebih teliti.

Gambar 3.2. Tabel Westinghouse

2.5. Faktor Kelonggaran


Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa fatigue, dan hambatan – hambatan yang tidak dapat
dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal – hal yang secara nyata dibutuhkan
oleh pekerja. Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor – faktor yang
berpengaruh dapat dilihat pada Gambar 3.3.

1-5
Sistem Kerja Setempat

Gambar 3.3. Besar Kelonggaran berdasarkan Faktor yang Berpengaruh

Mengacu pada Gambar 3.3, maka dapat dihitung besar kelonggaran untuk setiap
operator.

2.6. Studi Gerakan


Studi gerakan merupakan penelitian untuk menganalisa suatu pekerjaan dengan
gerakan – gerakannya. Studi gerakan adalah suatu teknik untuk mencatat,
mempelajari dan menganalisa tentang beberapa gerakan bagian badan dari
pekerja (Operator) pada saat menyelesaikan pekerjaan.

1-6
Sistem Kerja Setempat

Studi gerakan ini mebahas mengenai gerakan-gerakan yang dapat dilakukan


pada saat bekerja. Tokoh yang paling terkenal yaitu Frank Bunker Gilbert yang
mengklasifikasikan ada 17 gerakan dasar. 17 gerakan dasar ini disebut dengan
istilah Therblig. 17 elemen gerakan tersebut yaitu mencari, memilih, memegang,
menjangkau, membawa, memegang untuk memakai, melepas, pengarahan,
pengarahan sementara, memeriksa, lepas rakit, memakai, kelambatan yang tak
terhindarkan, kelambatan yang dapat dihindarkan, merencanakan, istirahat untuk
menghilangkan kelelahan.

Manfaat dari studi gerakan ada beberapa, yaitu: mengurangi kelelahan dan
cedera yang dialami pekerja karena postur kerja yang tidak tepat, meningkatkan
efisiensi kinerja mesin, menghentikan kegiatan yang tidak diperlukan sehingga
dapat meminimalkan biaya yang tidak diperlukan

2.7. Ekonomi Gerakan


Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, diperlukan perancangan sistem kerja
yang baik, hal ini penting karena sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan ekonomis. Maka
diperlukan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (Purwanto, 2004).
a. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan
gerakan-gerakannya
b. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak
tempat kerja
c. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan

1-7
Sistem Kerja Setempat

BAB 3
DATA DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Hasil Praktikum


Setelah melakukan praktikum diperoleh data-data hasil praktikum. Data hasil
praktikum akan dijelaskan sebagai berikut.

3.1.1. Deskripsi produk dan komponen-komponennya


Steker atau pada umumnya disebut dengan colokan adalah benda yang berada
pada ujung kabel yang membantu untuk mengalirkan listrik dari stopkontak
sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan.Terdapat banyak jenis steker,
seperti steker bengkok atau steker yang pada umumnya dikeluarkan oleh
beberapa perusahaan pada produk yang dihasilkannya, steker adapter, steker T,
dan steker arde. Cara kerja dari steker yaitu ditancapkan pada stop kontak agar
arus listrik yang terdapat pada stop kontak dapat mengalir ke perangkat
elektronik yang sudah dihubungkan dengan kabel listrik. Pada perakitan yang
dilakukan adalah merakit rangka dalam steker. Rangka dalam steker ini
merupakan bagian paling tengah dari steker dimana pada bagian ujungnya ada 2
bulatan tabung yang digunakan untuk disambungkan ke stopkontak. Berikut
adalah gambar steker yang digunakan saat praktikum.

Gambar 3.4. Steker


Adapun komponen dari rangka dalam steker ini yaitu :
a. Sekrup (pendek, panjang, luar, sekrup kuningan)
Sekrup berfungsi sebagai pengunci antara badan-badan atau komponen
komponen steker lainnya, sehingga bagian yang dipasang sekrup tidak mudah
lepas dan kuat.

1-8
Sistem Kerja Setempat

Gambar 3.5. Sekrup

b. Plat kuningan
Berfungsi sebagai penghubung aliran listrik ke perangkat dan membuang sisa-
sisa tegangan bocor yang ada di suatu perangkat yang permukaannya terbuat
dari bahan-bahan penghantar seperti besi, logam.

Gambar 3.6. Plat Kuningan

c. Rangka dalam
Bagian steker yang akan menjadi tempat kabel akan dikaitkan. Rangka dalam
steker adalah komponen yang bentuknya lebih kecil dari rangka luar dan
berfungsi sebagai komponen utama yang membuat komponen lain dapat
menyatu dengan bantuan sekrup.

1-9
Sistem Kerja Setempat

Gambar 3.7. Rangka Dalam

d. Rangka luar
Rangka luar memiliki fungsi sebagai penutup dari isi dalam steker, agar
pengguna tidak bersentuhan langsung dengan bagian dalam steker.

Gambar 3.8. Rangka Luar

e. Klem pengikat kabel


Klem pengikat kabel memiliki fungsi sebagai pengunci dari kabel, dengan adanya
penjepit kabel ini membantu agar kabel tidak terlepas dari bagian stekernya.

Gambar 3.9. Rangka Luar

1-10
Sistem Kerja Setempat

3.1.2. Gambar layout stasiun kerja


Pada praktikum modul sistem kerja setempat, stasiun kerja yang penyusun
laksanakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.10. Layout Stasiun Kerja dalam Visio

Layout stasiun kerja digambarkan pada gambar diatas. Posisi komponen produk
berada di kiri operator, dan obeng berada pada ssi kanan operator.

3.1.3. Data Waktu Siklus


Berikut adalah data waktu siklus perakitan steker yang dilakukan selama 10
siklus.

Tabel 3.1. Waktu Siklus

No. Waktu Perakitan No. Waktu Perakitan


(detik) (detik)

1 80,4 16 75,6
2 78 17 80,4
3 74,4 18 78
4 84,6 19 74,4
5 80,4 20 84,6
6 80,4 21 84,6
7 81 22 80,4
8 76,8 23 80,4

1-11
Sistem Kerja Setempat

Tabel 3.1. Lanjutan

No. Waktu Perakitan No. Waktu Perakitan


(detik) (detik)

9 75 24 81
10 75,6 25 80,4
11 80,4 26 78
12 80,4 27 74,4
13 81 28 76,8
14 76,8 29 75
15 75 30 75,6

3.1.4. Data Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran


A. Faktor Penyesuaian
Berikut penilaian skill menggunakan metode Westinghouse, yang disajikan
pada gambar 3.11.

Gambar 3.11. Metode Westinghouse

Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, penentuan faktor


penyesuaian yang praktikan lakukan menggunakan metode westinghouse, Pada
metode westinghouse mempertimbangkan aspek yang ada pada tabel yaitu skill,

1-12
Sistem Kerja Setempat

effort, condition dan consistency. Semua hal di atas memiliki kriteria tertentu.
Operator memiliki nilai pada tabel 3.3. dijabarkan sebagai berikut :

a. Skill (Ketrampilan)
Operator berada di -0,05 E1 fair skill, dikarenakan terdapat sedikit kendala dalam
memasang sekrup yang berukuran kecil ke rangka dalam dalam steker sehingga
terjadi beberapa kesalahan dalam perakitan yang mengakibatkan terbuangnya
waktu secara sia-sia, walaupun pada beberapa siklus praktikan tampak terlatih
tetapi masih belum cukup baik untuk pekerjaan perakitan ini.
b. Effort (Usaha)
Penilaian effort operator berada pada +0,05 C1 Good. Penilaian ini diberikan
karena tempat kerja yang digunakan tergolong teratur rapi, serta operator sangat
jarang menganggur.
c. Condition (Kondisi Kerja)
Penilaian condition operator berada pada +0,02 C Good. Penilaian ini diberikan
karena kondisi lingkungan fisik seperti cahaya, suhu, kebisingan dan faktor fisik
lainnya dinilai baik. Praktikan mendapatkan cahaya yang cukup, suhu yang stabil
serta tingkat kebisingan yang rendah. Tempat kerja juga memiliki alat – alat yang
baik dan tempat kerja yang teratur. Perawatan alat kerja juga terlihat bagus
dikarenakan tidak terdapat alat maupun komponen yang rusak.
d. Consistency (Konsistensi)
Penilaian faktor consistency operator berada pada +0,00 D Average.
Berdasarkan rentangan waktu pada saat perakitan komponen, waktu dihasilkan
dari tiap siklusnya tergolong tidak stabil.

B. Faktor Kelonggaran
Berdasarkan kegiatan praktikum, kelonggarannya didapatkan berdasarkan
beberapa faktor, yaitu :
a. Tenaga kerja yang dikeluarkan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, praktikan melakukan dengan cara bekerja
dimeja dan duduk. Pekerjaan ini dilakukan oleh wanita sehingga nilai
kelonggarannya (%) adalah 0,0 – 6,0%.
b. Sikap kerja
Berdasarkan kegiatan praktikum yang sudah dilakukan, praktikan melakukan
kegiatan dengan kondisi duduk, ringan sehingga nilai kelonggarannya (%) adalah
0,0-1,0.

1-13
Sistem Kerja Setempat

c. Gerakan kerja
Berdasarkan kegiatan praktikum yang dilakukan, dengan gerakan kerja normal
dan tempat kerja untuk kegiatan ini tidak memerlukan ruangan yang sehingga
nilai kelonggarannya (%) adalah 0.
d. Kelelahan mata
Berdasarkan kegiatan praktikum, pandangan dilakukan secara terus menerus
dengan fokus berubah-ubah dan memerlukan konsentrasi dan ketelitian serta
memiliki pencahayaan yang baik sehingga nilai kelonggarannya (%) adalah 2.
e. Keadaan temperatur tempat kerja
Keadaan temperatur lingkungan kerja berada pada sisi sedang yaitu pada
temperatur 13-22°Celcius.
f. Keadaan atmosfer
Berdasarkan keadaan atmosfer ruangan dalam kondisi baik dimana ruangan
memiliki ventilasi yang baik, dengan udara segar sehingga nilai kelonggarannya
(%) adalah 0.
g. Keadaan lingkungan yang baik
Berdasarkan faktor keadaan lingkungan pada saat pelaksanaan kegiatan
praktikum berada pada tipe bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah,
sehingga nilai kelonggaran (%) adalah 0.

1-14
Sistem Kerja Setempat

3.1.5. Peta tangan kiri dan Tangan Kanan


Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan peta yang berisikan pembagian
pekerjaan antara tangan kiri dan tangan kanan. Berikut peta tangan kiri dan
tangan kanan sekarang

Tabel 3.2. Peta tangan kiri dan Tangan Kanan

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN PERAKITAN STEKER


DEPARTEMEN PERAKITAN STEKER
NOMOR PETA  
SEKARANG[ ] USULAN[ ]
DIPETAKAN
OLEH PETRONELLA AYU
TANGGAL
PEMETAAN 21-Apr-20

 
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Menjangkau
rangka dalam Re 0,52 0 R Menganggur
steker 54 cm 0,52
Memegang
54 RE menjangkau klem
rangka dalam
0
Memegang
0 G memegang klem
rangka dalam G 1,88 1,88
Memegang klem
Mengarahkan klem
dan rangka 0 44 P
ke rangka dalam
dalam
Merakit part A 5,2 2,15 2,15 0 A Merakit part
Menjangkau
RE
sekrup panjang 1
1,03 54
Memegang sekrup
G
Memegang panjang 1
G 0 7,14
rakitan Mengarahkan
5,24 44 P sekrup panjang 1
ke rangka dalam
0,87 RE Menjangkau obeng
Merakit sekrup 41 Memegang untuk
panjang 1 ke A 0 7,39 7,39 H memakai obeng
rangka dalam menyekrup
Menjangkau
RE
sekrup panjang 2
0,5 54
Memegang sekrup
G
Memegang panjang 2
G 0 4,47
rakitan Mengarahkan
3,68 21 P sekrup panjang 2
ke rangka dalam
0,29 41 RE Menjangkau obeng
Tabel 3.2. Lanjutan

1-15
Sistem Kerja Setempat

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN PERAKITAN STEKER


DEPARTEMEN PERAKITAN STEKER
NOMOR PETA  
SEKARANG[ ] USULAN[ ]
DIPETAKAN
OLEH PETRONELLA AYU
TANGGAL
PEMETAAN 21-Apr-20

 
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Merakit sekrup Memegang untuk
panjang 2 ke A 0 8,12 8,12 H memakai obeng
rangka dalam menyekrup
Menjangkau
RE
sekrup pendek
0,43 54
Memegang sekrup
G
Memegang pendek
G 0 6,21
rakitan Mengarahkan
5,41   P sekrup pendek ke
rangka dalam
0,37 RE Menjangkau obeng
Merakit sekrup 41 Memegang untuk
pendek ke A 21 8,73 8,73 H memakai obeng
rangka dalam menyekrup
Menjangkau plat
RE
kuningan
0,85 54
Memegang plat
Memegang G
G 0 4,84 kuningan
rakitan
Mengarahkan plat
5,2 P kuningan ke
rangka dalam
3,99
Merakit plat Merakit plat
kuningan ke A 21 3,99 21 A kuningan ke
rangka dalam rangka dalam
Menjangkau
RE
sekrup kuningan
0,32 54
Memegang sekrup
G
Memegang kuningan
G 0 5,44
rakitan Mengarahkan
4,91 21 P sekrup kuningan
ke rangka dalam
0,21 RE Menjangkau obeng
Merakit sekrup 41 Memegang untuk
Kuningan ke A   9,46 9,46 H
memakai obeng
rangka dalam
Menjangkau
RE
Memegang rangka luar
G 0 0,43 0,43 54
rakitan Memegang untuk
H
rangka luar

1-16
Sistem Kerja Setempat

Tabel 3.2. Peta tangan kiri dan Tangan Kanan

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN PERAKITAN STEKER


DEPARTEMEN PERAKITAN STEKER
NOMOR PETA  
SEKARANG[ ] USULAN[ ]
DIPETAKAN
OLEH PETRONELLA AYU
TANGGAL
PEMETAAN 21-Apr-20

 
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Merakit rangka Merakit rangka luar
luar dengan A   5,48 5,48 0 A dengan rangka
rangka dalam dalam
Menjangkau
RE
sekrup luar
0,52 54
Memegang sekrup
G
Memegang luar
G 0 3,16
rakitan Mengarahkan
2,32 21 P sekrup luar ke
rangka dalam
0,32 RE Menjangkau obeng
Merakit sekrup 41 Memegang untuk
luar ke rangka A 21 6,29 6,29 H
memakai obeng
dalam
Mengarahkan
Menganggur 44 P
obeng ke meja
R 0 0,44 0,44
Melepaskan obeng
Menganggur 0 RI
ke meja
 
RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS 74,4
JUMLAH PRODUK TIAP SIKLUS 1
WAKTU UNTUK MEMBUAT SATU
74,4
PRODUK
 
Legenda
Simbol
Re (Reach)
G (Grasp)
H(Hold)
P(Position)
RL(Release)
U(Use)
I(Inpection)
R(Rest)  

1-17
Sistem Kerja Setempat

3.1.6. Peta Pekerja dan Mesin


Peta Pekerja dan Mesin digunakan untuk menggambarkan keseluruhan
pekerjaan antara mesin dan operatornya serta hubungannya. Berikut Peta
Pekerja dan Mesin sekarang.

Tabel 3.3. Peta Pekerja Mesin

PETA PEKERJA MESIN

PEKERJAAN PERAKITAN STEKER


NAMA MESIN OBENG
DIPETAKAN
NAMA PEKERJA   PETRONELLA AYU
OLEH
SEKARANG[  ] USULAN[ ] TANGGAL 25/04/2020
 
PEKERJAAN MESIN
OPERATOR WAKTU (detik) GERINDA WAKTU(detik)
memegang
rangka dalam 0,52   menganggur 0,52  
steker

memegang klem
1,88   menggangur 1,88  
dan rangka dalam

merakit part klem


2,15   obeng digunakan 2,15  
dan rangka dalam

merakit sekrup
panjang 1 ke 7,39   obeng digunakan 7,39  
rangka dalam
memegang
7,14   obeng mulai 7,14  
rakitan
merakit sekrup
panjang 2 ke 8,12   obeng digunakan 8,12  
rangka dalam
memegang obeng mulai
6,21   6,21  
rakitan digunakan
merakit sekrup
pendek ke rangka 8,73   obeng digunakan 8,73  
dalam
memegang obeng
4,84   4,84  
rakitan menganggur

merakit plat
kuningan ke 3,99   obeng digunakan 3,99  
rangka dalam

memegang obeng mulai


5,44   5,44  
rakitan digunakan

merakit sekrup
kuningan ke 9,46   obeng digunakan 9,46  
rangka dalam
memegang obeng
0,43   0,43  
rakitan menganggur

Tabel 3.3. Lanjutan

1-18
Sistem Kerja Setempat

PETA PEKERJA MESIN

PEKERJAAN PERAKITAN STEKER


NAMA MESIN OBENG
DIPETAKAN
NAMA PEKERJA   PETRONELLA AYU
OLEH
SEKARANG[  ] USULAN[ ] TANGGAL 25/04/2020
 
PEKERJAAN MESIN
OPERATOR WAKTU (detik) GERINDA WAKTU(detik)
merakit rangka Obeng
5,48   5,48  
luar dan dalam menganggur

memegang obeng mulai


3,16   3,16  
rakitan digunakan

merakit sekrup
luar ke rangka 6,29   obeng digunakan 6,29  
dalam

meletakkan part Mengembalikan


   
yang sudah dirakit obeng
0,44 0,44
obeng kembali
menganggur    
menganggur
 
  PEKERJA MESIN
WAKTU MENGANGGUR (detik) 0,44 13,15
WAKTU KERJA (detik) 73,96 61,25
WAKTU TOTAL (detik) 74,4 74,4
PERSEN PENGGUNAAN 99.4% 82.32%
 
Keterangan

Kombinasi    
Menganggur  
Independen  

1-19
Sistem Kerja Setempat

3.2. Pengolahan Data


3.2.1. Hasil Uji Kecukupan dan Keseragaman Data
A. Perhitungan Rata-Rata Subgroup
Pada perhitungan rata rata subgroup digunakan untuk mengetahui banyak data
dalam satu group. Berikut disajikan perhitungan rumusnya pada 3.1.

(3.1)

≈6

Berikut rata-rata subgroup yang disajikan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Rata-Rata Subgroup

Subgroup Data (Xi) Rerata-rata Keterangan


1 80,4 78 74,4 84,6 80,4 79,56 seragam
2 80,4 81 76,8 75 75,6 77,76 seragam
3 80,4 80,4 81 76,8 75 78,72 seragam
4 75,6 80,4 78 74,4 84,6 78,6 seragam
5 84,6 80,4 80,4 81 80,4 81,36 seragam
6 78 74,4 76,8 75 75,6 75,96 seragam
Jumlah Rata - Rata Subgroup 471,96
Total Xi 2359,8
Total Xi2 5568656  

B. Harga Rata-Rata Subgroup


Rata-rata subgroup adalah mencari nilai rata rata dari subgroup yang didapat
dari penjumlahan total dari rata rata subgrop kemudia dibagi dengan jumlah
subgroup yang ada.

(3.2)
X̄=

X̄ =

X̄ = 78,66 detik

Jadi, menggunakan hasil perhitungan rumus didapatkan rata-rata subgroup


sebesar 78,66 detik.

1-20
Sistem Kerja Setempat

C. Standart Deviasi Waktu


Standar deviasi waktu digunakan untuk mengetahui simpangan yang ada pada
data yang didapat yang akan digunakan untuk mencari keseragaman dari data
tersebut.

Tabel 3.5. Data Standar Deviasi Waktu

No. Xi 2
Xi-X (Xi-X)  
1 80,4 1,74 3,03
2 78 -0,66 0,44
3 74,4 -4,26 18,15
4 84,6 5,94 35,28
5 80,4 1,74 3,03
6 80,4 1,74 3,03
7 81 2,34 5,48
8 76,8 -1,86 3,46
9 75 -3,66 13,40
10 75,6 -3,06 9,36
11 80,4 1,74 3,03
12 80,4 1,74 3,03
13 81 2,34 5,48
14 76,8 -1,86 3,46
15 75 -3,66 13,40
16 75,6 -3,06 9,36
17 80,4 1,74 3,03
18 78 -0,66 0,44
19 74,4 -4,26 18,15
20 84,6 5,94 35,28
21 84,6 5,94 35,28
22 80,4 1,74 3,03
23 80,4 1,74 3,03
24 81 2,34 5,48
25 80,4 1,74 3,03
26 78 -0,66 0,44
27 74,4 -4,26 18,15
28 76,8 -1,86 3,46
29 75 -3,66 13,40
30 75,6 -3,06 9,36
TOTAL 2359,8   283,93

1-21
Sistem Kerja Setempat

(3.3)

= 3,13

D. Standar Deviasi dari Distribusi Rata-Rata


Standard deviasi untuk mencari distribusi rata rata dimana untuk mencari
simpangan rata rata yang dihasilkan dari perbandingan subgroup terhadap
standard deviasi
(3.4)

Nilai n adalah banyak data pada satu buah subgroup =5

= 1,40

E. Batas Kontrol Atas dan Bawah


Berikut rumus batas control atas dan bawah yang disajikan pada persamaan
rumus 3.4.

BKA = x k K (3.5)

merupakan tingkat keyakinnan yang didapat dari tabel nilai k. Untuk data
tersebut memiliki tingkat keyakinan adalah 95% dikarenakan praktikan tidak
sepenuhnya yakin bahwa data yang diperoleh akurat sedangkan tingkat ketelitian
yang digunakan adalah 5% dalam hasil perhitungan yang benar dan teliti. Berikut
adalah tabel tingkat keyakinan.

Tabel 3.6. Nilai K Berdasarkan Tingkat Keyakinan

Tingkat Keyakinan Nilai K


(1- ) 68.27% 1

1-22
Sistem Kerja Setempat

68.27% < (1- ) 95.45% 2

95.45% < (1- ) 99.73% 3

1-23
Sistem Kerja Setempat

(3.6)

(3.7)

F. Uji Kecukupan Data


Uji kecukupan data digunakan untuk menentukan apakah data yang diperoleh
sudah cukup untuk menjadi data yang akurat atau belum

(3.8)

S merupakan nilai tingkat ketelitian

N’ =

N’ =

G.Uji Keseragaman Data


Uji diperlukan untuk mengetahui apakh data mentah yang diperoleh dari
parktikum perakitan steker stasiun 2 sudah seragam atau belum. Seragam atau
belumnya data dapat dilihat dari hasil Batas Kendali Atas (BKA) dan Batas
Kendali Bawah (BKB). Data seragam apabila berada pada rentang BKA dan
BKB.
Nilai BKA = 81,46 dan BKB = 75,86

1-24
Sistem Kerja Setempat

Gambar 3.12. Grafik Batas Kendali

Pada grafik terdapat penamaan rata – rata, BKA, dan BKB. Untuk rata – rata
diambil dari rata – rata subgroup yang terdapat pada tabel 1.3. Untuk BKA
diambil dari hasil perhitungan BKA, yaitu sebesar 81,46. Untuk BKB diambil dari
hasil perhitungan BKB, yaitu sebesar 75,86

3.2.2. Hasil Penentuan Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran


a. Faktor Penyesuaian
Menggunakan metode Westinghouse, diperoleh nilai faktor penyesuaian yang
disajikan pada tabel 3.7.

Tabel 3.7. Nilai Faktor Penyesuaian Metode Westinghouse

Performance Level Score


Skill Fair E1 -0,05
Effort good C1 0,05
Condition good C 0,02
Consistency good D 0
Total 0,02

Sehingga diperoleh nilai p sebesar

P = (1+Total nilai) (3.9)


P = 1+0,02
P = 1,02

b. Faktor Kelonggaran
Faktor kelonggaran disajikan pada tabel 3.8. sebagai berikut

Tabel 3.8 Nilai Kelonggaran

Faktor Score
Tenaga yang dikeluarkan 4
Sikap kerja 1
Gerakan kerja 0
Kelelahan mata 6
Keadaan temperatur tempat
5
kerja
Keadaan atmosfir 0
Keadaan lingkungan yang
0
baik

1-25
Sistem Kerja Setempat

Berdasarkan nilai pada tabel 3.8 diperoleh bahwa nilai kelonggaran sebesar :
α = (4+1+0+6+5+0+0)%
α = 16%
Jadi kelonggaran yang dimiliki yaitu 16% atau 0,16.

3.2.3. Hasil Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Standar
A. Waktu Siklus

(3.10)
Ws =

Ws =

Jadi, waktu siklus yang didapatkan dari perhitungan sebesar .

B. Waktu Normal

(3.11)

Jadi, waktu normal yang didapatkan dari perhitungan sebesar

C. Waktu Baku
(3.12)

Jadi, waktu baku yang didapatkan dari perhitungan sebesar .

1-26
Sistem Kerja Setempat

3.2.4. Peta-Peta Kerja Usulan


A. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan
Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan peta yang berisikan pembagian
pekerjaan antara tangan kiri dan tangan kanan. Berikut disajikan peta tangan kiri
dan tangan kanan usulan yang dapat dilihat pada tabel 3.9.

1-27
Sistem Kerja Setempat

Tabel 3.9 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN PERAKITAN STEKER


DEPARTEMEN PERAKITAN STEKER
NOMOR PETA  
SEKARANG[ ] USULAN[  ]
DIPETAKAN OLEH PETRONELLA AYU
TANGGAL
PEMETAAN  

 
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Menjangkau rangka menjangkau
Re 54 Re
dalam     54 klem
G 0     G memegang klem
A 5,2     5,2 A Merakit part
Menjangkau
Re
    sekrup panjang
54
Memegang
G
    sekrup panjang
Mengarahkan
P sekrup panjang
    1 ke klem
Memegang rangka Memindahkan
dalam 44 M sekrup panjang
G 0
    2 ke klem
Memasangkan
P sekrup panjang
    1 ke klem
Melepaskan
RL sekrup panjang
    0 1
Menjangkau
Re
    obeng
Memegang dan
Merakit klem
mengarahkan
dengan sekrup
A 5.2 5,2 H, P obeng pada
panjang 1 dan
sekrup untuk
obeng
    mengencangkan
Meletakkan
0 RL
    obeng ke meja
Menjangkau
Re sekrup panjang
    2
54
Memegang
G sekrup panjang
    2
Memegang Rakitan G 0 Mengarahkan
P sekrup panjang
    2 ke Klem
Memindahkan
44 M sekrup panjang
    2 ke klem
Memasangkan
P sekrup panjang
    1 ke klem
Tabel 3.9 Lanjutan

1-28
Sistem Kerja Setempat

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN


PEKERJAAN PERAKITAN STEKER
DEPARTEMEN PERAKITAN STEKER
NOMOR PETA  
SEKARANG[ ] USULAN[  ]
DIPETAKAN OLEH PETRONELLA AYU
TANGGAL
PEMETAAN  

 
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Melepaskan
0 RL sekrup panjang
Memegang Rakitan G 0     2
Menjangkau
54 Re
    obeng
Memegang dan
Merakit klem
mengarahkan
dengan sekrup
A 5,2 5,2 H, P obeng pada
panjang 2 dan
sekrup untuk
obeng
    mengencangkan
Meletakkan
0 RL
    obeng ke meja
Menjangkau
Re
    sekrup pendek
54
Memegang
G
    sekrup pendek
Mengarahkan
P sekrup pendek
    ke rangka dalam
Memegang Rakitan G 0 Memindahkan
44 M sekrup pendek
    ke klem
Memasangkan
P sekrup pendek
    ke klem
Melepaskan
0 RL
    sekrup pendek
Menjangkau
Re
    obeng
Memegang dan
Merakit sekrup 54 mengarahkan
pendek ke rangka A 54 H, P obeng pada
dalam sekrup untuk
    mengencangkan
Menjangkau plat
Re
    kuningan
54
Memegang plat
G
    kuningan
Mengarahkan
Memegang 5,2 P plat kuningan ke
G 0
Rakitan     rangka dalam
Merakit plat
21 A kuningan ke
    rangka dalam
Menjangkau
54 Re
    sekrup kuningan
Tabel 3.9 Lanjutan

1-29
Sistem Kerja Setempat

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN


PEKERJAAN PERAKITAN STEKER
DEPARTEMEN PERAKITAN STEKER
NOMOR PETA  
SEKARANG[ ] USULAN[  ]
DIPETAKAN OLEH PETRONELLA AYU
TANGGAL
PEMETAAN  

 
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Simbol (cm) (detik) (detik) (cm) Simbol Tangan Kanan
Memegang
0 G
  sekrup kuningan
Mengarahkan
Memegang
G 0 21 P sekrup kuningan
Rakitan
    ke rangka dalam
Menjangkau
41 Re
    obeng
Memegang dan
mengarahkan
Merakit plat A 41 41 G obeng pada
kuningan ke sekrup untuk
rangka dalam     mengencangkan
Menjangkau
Re
    rangka luar
Memegang
G 0 54 Memegang
Rakitan
G untuk rangka
    luar
Merakit rangka luar Merakit rangka
dengan rangka A 5,2 5,2 A luar dengan
dalam     rangka dalam
Menjangkau
Re
    sekrup luar
54
Memegang
G
    sekrup luar
Memegang
G 0 Mengarahkan
Rakitan
21 P sekrup luar ke
    rangka dalam
Menjangkau
41 Re
    obeng
Memegang dan
mengarahkan
Merakit sekrup luar
A 41 41 H, P obeng pada
ke rangka dalam
sekrup untuk
    mengencangkan
Mengarahkan
Mengganggur 41 P
    obeng ke meja
R 0
Melepaskan
Mengganggur 0 RL
    obeng ke meja
 
RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS 74,4
JUMLAH PRODUK TIAP SIKLUS 1
WAKTU UNTUK MEMBUAT SATU PRODUK 74,4
 
Legenda Simbol
Re (Reach)
G (Grasp)
H(Hold)
P(Position)
RL(Release)
U(Use)
I(Inpection)
R(Rest)  

1-30
Sistem Kerja Setempat

b. Peta Pekerja dan Mesin


Peta Pekerja dan Mesin digunakan untuk menggambarkan keseluruhan kerjaan
antara mesin dan operatornya serta hubungannya. Berikut disajikan peta pekerja
dan mesin usulan yang dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10. Peta Pekerja dan Mesin

PETA PEKERJA MESIN


PEKERJAAN PERAKITAN STEKER
NAMA MESIN OBENG
DIPETAKAN PETRONELLA
NAMA PEKERJA   OLEH AYU
SEKARANG[ ] USULAN[ ] TANGGAL 25/04/2020
 
PEKERJAAN MESIN
OPERATOR WAKTU (detik) OBENG WAKTU(detik)
memegang rangka dalam
0,52   menganggur 0,52  
steker
memegang klem dan
1,88   menggangur 1,88  
rangka dalam
merakit part klem dan obeng
2,15   2,15  
rangka dalam digunakan
merakit sekrup panjang 1 obeng
7,39   7,39  
ke rangka dalam digunakan
memegang rakitan 7,14   7,14  
obeng
merakit sekrup panjang 2 digunakan
8,12   8,12  
ke rangka dalam
memegang rakitan 6,21   6,21  
obeng
merakit sekrup pendek ke digunakan
8,73   8,73  
rangka dalam
memegang rakitan 4,84   4,84  
obeng
merakit plat kuningan ke digunakan
3,99   3,99  
rangka dalam
obeng
memegang rakitan 5,44   5,44  
menganggur
merakit sekrup kuningan ke obeng
9,46   9,46  
rangka dalam digunakan
memegang rakitan 0,43   0,43  
merakit rangka luar dan obeng
5,48   5,48  
dalam menganggur
memegang rakitan 3,16   3,16  
merakit sekrup luar ke obeng
6,29   6,29  
rangka dalam digunakan
meletakkan part yang Mengembalikan
0,44   0,44  
sudah dirakit obeng

Tabel 3.10. Lanjutan

1-31
Sistem Kerja Setempat

PETA PEKERJA MESIN


PEKERJAAN PERAKITAN STEKER
NAMA MESIN OBENG
PETRONELL
NAMA PEKERJA   DIPETAKAN OLEH A AYU
SEKARANG[ ] USULAN[] TANGGAL 25/04/2020
 
PEKERJAAN MESIN
WAKTU(detik
OPERATOR WAKTU (detik) OBENG )
obeng kembali
menganggur    
menganggur
 
  PEKERJA MESIN
WAKTU MENGANGGUR (detik) 0,44 17,35
WAKTU KERJA (detik) 73,96 57,09
WAKTU TOTAL (detik) 74,4 74,4
PERSEN PENGGUNAAN 99.4% 76.73%
 
Keterangan  
Kombinasi  
Menganggur  
Independen  

1-32
Sistem Kerja Setempat

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan Hasil Pengujian Kecukupan dan Keseragaman Data dan


Hasil Pengukuran Waktu Baku
Pengujian kecukupan data diperlukan dalam menentukan apakah ada yang
digunakan dalam sebuah pengujian itu cukup atau tidak. Pengujian
menggunakan tingkat kepercayaan 95% karena praktikan menyadari bahwa
dalam percobaan ini kemungkinan terjadinya error dan pengujian cukup teliti,
sehingga tidak mungkin terjadinya error yang lebih dari 5%. Diketahui jika syarat
data dikatakan cukup apabila jumlah data yang didapat lebih besar dari nilai uji
kecukupan (N’) yang didapat. Dengan menggunakan nilai K = 2 dan tingkat
keyakinan 95% maka didapat nilai N’ sebesar 2,45. Jika dibandingkan nilai N’
dan N maka didapat 2,45 < 30, maka data yang didapat cukup.

Pada uji keseragaman data apakah rata rata dari subgroup berada pada rentang
batas kendali atas dan batas kendali bawah untuk mengetahui apakahd data
sudah seragam atau belum. Pengujian keseragaman data memiliki syarat suatu
data dikatakan seragam apabila nilai harga rata – rata subgroup berada dalam
rentangan batas kendali atas dan batas kendali bawah. Data dikelompokkan
dalam 5 subgroup yang akan dicari rata – rata subgroupnya. Hasil perhitungan
batas kendali atas yaitu 81,46 dan batas kendali bawah yaitu sebesar 75,86.
Nilai rata – rata subgroup yang diperoleh sebesar 78,66. Berdasarkan data yang
diperoleh diatas dapat dilihat bahwa harga rata – rata subgroup yang diperoleh
dalam perhitungan hasil. pengujian tersebut berada dalam batas kendali atas
dan batas kendali bawah, sehingga dapat dikatakan bahwa data yang diuji telah
seragam. Ketidakseragaman data bisa diakibatkan beberapa faktor, seperti
kesalahan dalam menuliskan data yang didapat, telatnya dalam memberhentikan
waktu, dan bisa saja praktikan yang melakukan perakitan belum terbiasa dalam
merakit steker sehingga menyebabkan selisih waktu yang jauh dengan data
waktu perakitan lainnya.

Waktu standar atau waktu baku adalah waktu yang didapat dari perhitungan
antara waktu normal dengan nilai faktor kelonggaran (a). Nilai waktu baku yang
diperoleh sebesar 93,07 detik. Nilai waktu normal diperoleh dengan nilai waktu
siklus dikalikan dengan faktor penyesuaian. Besarnya nilai waktu normal yang
diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 80,23 detik. Besarnya nilai faktor

1-33
Sistem Kerja Setempat

penyeseuaian yang didapatkan dari metode Westinghouse sebesar 1,02. Waktu


baku diperoleh dengan cara satu ditambah dengan faktor kelonggaran kemudian
dikalikan dengan waktu normal. Nilai faktor kelonggaran yang didapatkan
sebesar 16% sehingga nilai satu akan ditambahkan dengan 0,16 kemudian
dikalikan dengan waktu normal yang telah diperoleh sebelumnya untuk
memproleh waktu baku sebesar 93,07 detik.

4.2. Pembahasan PTKTK dan PPM Sekarang dan Usulan Metode Kerja
Pada PTKTK usulan, mengusulkan pada saat mengambil part sekrup yang sama
dilakukan dalam satu kali pengambilan. Dimana pengambilan part yang sama
dapat meminimalisir waktu terbuang. Pada PTKTK sekarang frekuensi tangan
menggengam part terlalu banyak, dikarenakan part yang untuk memasangkan
bagian yang sama diambil terpisah.

PPM usulan, operasi diringkas sama seperti pada permasalahan PTKTK.


Ringkasan usulan yang diberikan ialah pada saat terdapat part sama untuk
menyusun steker, pengambilan part dilakukan secara bersaamaan, part yang
sama diantaranya adalah sekrup Panjang yang digunakan untuk memasang
klem penjepit kabel. Usulan peringkasan ini dilakukan untuk meminimalisir waktu
menganggur pada mesin. Sehingga meminimalisir waktu menggagur pada mesin
dimana waktu yang menggangur pada PPM sekarang ialah 13,15 sedangkan
pada PPM usulan waktu mengganggur adalah 11,48. Perbedaan selisih waktu
pada PPM sekarang dan usulan ialah 1,67, dimana selisih waktu tersebut dapat
meminimalisir waktu mengganggur pada mesin.

1-34
Sistem Kerja Setempat

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan berdasarkan praktikum modul sistem kerja setempat yang
sudah dilakukan :
a. Pada perhitungan pengolahan data didapatkan data cukup karena N’<N
b. Untuk menentukan nilai faktor penyesuaian dan nilai kelonggaran dilihat dari
postur kerja operator, bagaimana operator tersebut bekerja, dan bagaimana
kondisi disekitar pada saat operator bekerja.
c. Fasilitas dan kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kinerja operator
d. Ketrampilan operator sangat mempengaruhi prestasi kerja operator sehingga
pekerjaan lebih efisien.
e. Faktor penyesuaian dan kelonggaran merupakan penilaian subjektif sehingga
penilaiian dapat berbeda tiap orang.

5.2. Saran
Berikut saran berdasarkan praktikum modul sistem kerja setempat yang sudah
dilakukan :
a. Seharusnya perhitungan yang terdapat pada modul 1 dijelaskan lebih
seksama, agar praktikan tidak bingung pada saat mengolah data.
b. Obeng yang digunakan seharusnya tidak terlalu besar karena pada saat
perakitan sangat susah digunakan karena sekrup yang dipakai berukuran kecil.

1-35
Sistem Kerja Keseluruhan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Capaian Pembelajaran


a. Merencanakan proses kerja perakitan produk.
b. Membuat dan menganalisis peta kerja keseluruhan.
c. Menghitung waktu baku dan menganalisis sistem kerja keseluruhan.

1.2. Pelaksanaan Praktikum


1.2.1. Alat dan Bahan
a. Komponen produk
b. Stopwatch
c. Meteran
d. Konveyor

1.2.2.Cara Kerja
a. Stasiun Kerja Awal
i. Operator melakukan perakitan produk.
ii. Pengamat mengukur waktu transport 1 rakitan produk dari stasiun
awal ke stasiun berikutnya dengan menggunakan stopwatch. Waktu
transport 1 rakitan produk adalah waktu yang dihitung saat rakitan produk
diletakkan oleh operator stasiun awal ke konveyor sampai saat produk
diambil oleh operator stasiun berikutnya.
b. Stasiun Kerja Tengah
i. Operator melakukan perakitan produk.
ii. Pengamat mengukur waktu tunggu awal, yaitu waktu tunggu dari
praktikum dimulai sampai salah satu operator stasiun sebelumnya
meletakkan hasil rakitan pertamanya ke konveyor.
iii. Pengamat mengukur waktu tunggu pertama, yaitu waktu di mana salah
satu operator stasiun sebelumnya meletakkan rakitan produk yang
pertama ke konveyor sampai operator stasiun ini menjangkau rakitan
produk tersebut.
iv. Pengamat mengukur waktu transport 1 produk dari stasiun ini ke stasiun
berikutnya dengan menggunakan stopwatch. Waktu transport 1 produk,
yaitu waktu yang dihitung saat rakitan produk ke 1 diletakkan oleh

2-1
Sistem Kerja Keseluruhan

operator stasiun ini ke konveyor sampai saat rakitan produk diambil oleh
operator stasiun berikutnya.
v. Pengamat mengukur waktu tunggu 29 rakitan produk berikutnya (jumlah
total produk 30), yaitu waktu yang diperlukan oleh operator stasiun ini
untuk menunggu produk yang akan dirakit (waktu tunggu produk selama
operator stasiun ini tidak bekerja sampai bekerja lagi).
vi. Pengamat mengukur waktu sisa, yaitu saat operator stasiun ini
meletakkan hasil rakitannya yang terakhir ke konveyor sampai operator
stasiun akhir meletakkan dus terakhir di meja.
c. Stasiun Kerja Akhir
i. Operator menyelesaikan rakitan menjadi produk.
ii. Pengamat mengukur waktu tunggu awal, yaitu waktu tunggu dari
praktikum dimulai sampai operator stasiun sebelumnya meletakkan hasil
rakitan pertamanya ke konveyor.
iii. Pengamat mengukur waktu tunggu pertama, yaitu waktu di mana operator
stasiun sebelumnya meletakkan rakitan produk yang pertama ke
konveyor sampai operator stasiun akhir menjangkau produk tersebut.
iv. Pengamat mengukur waktu tunggu 29 produk yang tersisa (jumlah total
produk 30), yaitu waktu yang diperlukan oleh operator stasiun akhir untuk
menunggu rakitan dan dibuat menjadi produk (waktu tunggu produk
selama operator stasiun akhir tidak bekerja sampai bekerja lagi).
v. Menghitung waktu total praktikum (dihitung saat aba – aba praktikum
dimulai sampai operator stasiun akhir meletakkan produk yang terakhir di
meja).

2-2
Sistem Kerja Keseluruhan

BAB 2
TEORI SINGKAT

2.1. Peta Kerja Keseluruhan


Peta kerja keseluruhan meliputi peta proses operasi, peta aliran proses, peta
proses regu kerja, dan diagram aliran.

2.1.1. Peta Proses Operasi


Peta proses operasi atau operation process chart adalah peta yang
menggambarkan aliran operasi, inspeksi, waktu yang dibutuhkan dan material
yang digunakan dalam proses manufaktur. Pada peta proses operasi ditampilkan
aliran perakitan sampai assembly produk. Peta ini memuat informasi tentang:
waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat mesin
yang dipakai. Sesuai dengan relevansinya, pada akhir keseluruhan proses
dinyatakan keberadaan penyimpanan. Menurut Sutalaksana (2006), peta proses
operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah – langkah
proses yang akan dialami bahan – bahan baku mengenai urutan – urutan operasi
dan pemeriksaan dari tahap awal sampai menjadi produk jadi atau komponen,
dan memuat informasi – informasi yang diperlukan untuk menganalisis lebih
lanjut seperti waktu, material, tempat, alat, dan mesin yang digunakan. Informasi
– informasi yang diperoleh dari peta proses operasi adalah: Mengetahui
kebutuhan terhadap mesin dan anggarannya, Memperkirakan kebutuhan
terhadap bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi tiap operasi dan
pemeriksaan, Menentukan tata letak pabrik, Melakukan perbaikan cara kerja
yang sedang digunakan, Melatih cara kerja. Peta proses operasi yang telah
dipetakan dapat dianalisis untuk mengetahui informasi – informasi yang
diperlukan dari kegiatan kerja yang dilakukan. Analisis yang perlu dilakukan
terdiri dari hal – hal seperti di bawah ini :
a. Bahan – bahan
Semua alternatif dari bahan yang dipergunakan harus dipertimbangkan supaya
proses penyelesaian dan toleransi sedemikian rupa sesuai dengan fungsi,
realibilitas, pelayanan, dan waktunya
b. Operasi
Semua pilihan yang mungkin terjadi dalam proses pengolahan, pembuatan,
pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, serta alat – alat dan
perlengkapan yang digunakan perlu dipertimbangkan. Perbaikan yang dapat

2-3
Sistem Kerja Keseluruhan

dilakukan adalah dengan menghilangkan, menggabungkan, merubah, atau


menyederhanakan operasi – operasi yang terjadi.
c. Pemeriksaan
Pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas maupun kuantitas suatu
obyek untuk memenuhi standar atau ketentuan yang sudah ditetapkan supaya
produk tersebut dapat dikatakan baik atau memenuhi syarat. Pemeriksaan
dilakukan dengan melakukan teknik pengambilan sampel untuk mengetahui
kondisi suatu obyek atau produk.
d. Waktu
Semua alternatif mengenai cara kerja, jenis peralatan dan perlengkapan yang
digunakan perlu diperhatikan untuk menyederhanakan waktu yang
dipergunakan.

Kegunaan PPO:
a. Mengalisis kebutuhan mesin untuk dapat memprediksi penganggaran
kebutuhan
b. Menganalisis kebutuhan material.
c. Alat untuk menentukan tata letak fasilitas prabrik dari aliran prosesnya.
d. Alat melakukan perbaikan kerja.

2.2.2. Peta Aliran Proses


Peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan – urutan dari
operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi
selama satu proses atau prosedur berlangsung. Peta ini lebih tinggi tingkat
rinciannya dibandingkan PPO karena juga memuat informasi waktu dan jarak
perpindahan. Peta aliran proses memuat informasi – informasi yang diperlukan
untuk analisis seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan yang terjadi.
Waktu biasanya dinyatakan dalam jam atau menit sementara jarak perpindahan
basanya dinyatakan dalam meter. Peta Aliran Proses dibagi menjadi 3 bagian
yaitu:
a. Peta Aliran Proses Tipe Bahan
Peta ini menguraikan seluruh kerjadian yang dialami oleh bahan pada suatu
proses produksi.

2-4
Sistem Kerja Keseluruhan

b. Peta Aliran Proses Tipe Orang


Peta ini menguraikan aliran kerja seseorang atau sekelompok pekerja dalam
suatu proses. Pada peta ini dijelaskan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
pekerja.
c. Peta Aliran Proses Tipe Mesin
Peta ini menguraikan aliran proses yang dikerjakan mesin pada suatu proses.
Peta ini jarang digunakan.

Kegunaan peta aliran proses adalah sebagai berikut :


a. Membantu mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang dari awal sampai
akhir proses
b. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan – perbaikan proses atau metode
kerja
c. Mengidentifikasi tempat terjadinya kerja yang tidak efisien.
d. Membantu mengetahui waktu penyelesaian suatu proses.
e. Membantu megetahui jumlah kegiatan yang dialami oleh bahan atau
dilakukan oleh orang selama proses.

2.1.3. Peta Proses Regu Kerja


Peta proses regu kerja merupakan peta yang menggambarkan aktivitas yang
dilakukan setiap orang dalam suatu regu kerja. Peta Proses Regu Kerja
merupakan kumpulan dari beberapa Peta Aliran Proses dimana tiap Peta Aliran
Proses tersebut menunjukkan suatu seri kerja dari seorang operator. Peta
Proses Regu Kerja berfungsi untuk menunjukkan beberapa aktivitas dari
sekelompok orang yang bekerja bersama – sama dalam suatu proses, dimana
aktivitas yang satu saling bergantungan dengan aktivitas lainnya. Sehingga,
dalam Peta Proses Regu Kerja banyak dijumpai proses menunggu (D), yang
menunjukkan bahwa suatu aktivitas sedang menuggu aktivitas lainnya Peta ini
pertama kali dikembangkan oleh Jhon A. Aldridge. Suatu aktivitas mempunyai
hubungan dengan aktivitas lain artinya kerja secara beregu mempengaruhi
kinerja keseluruhan. Kegunaan peta proses regu kerja adalah:
a. Mengetahui proses kerja kelompok.
b. Mengetahui adanya aktivitas saling gantung atau delay
c. Mengurangi ongkos produksi
d. Melakukan perbaikan waktu penyelesaian produksi.
e. Melakukan pembagian kerja.

2-5
Sistem Kerja Keseluruhan

2.1.4. Diagram Aliran


Diagram aliran merupakan gambaran dari susunan dan gedung yang
menunjukkan suatu lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran
Proses dengan skala tertentu. Diagram aliran digunakan untuk memperjelas
suatu peta aliran proses dan membantu dalam perbaikan tata letak tempat kerja.

Pada diagram aliran setiap lintasan arahnya dijelaskan dengan anak panah.
Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran tersebut.
Kegunaan diagram aliran adalah:
a. Memperjelas peta aliran proses terutama arah aliran
b. Memperbaiki tata letak tempat kerja
c. Memperpendek jarak perpindahan

2.2. Pengukuran Waktu Langsung


Pengukuran waktu langsung adalah pengukuran yang dilakukan di tempat
pekerjaan yang bersangkutan berlangsung. Pengukuran dilakukan secara
langsung yaitu di tempat pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Terdiri dari
cara jam henti (stopwatch time study) dan sampling pekerjaan (work sampling).

Alat yang dibutuhkan adalah alat pengukur waktu seperti misalnya stop watch.
Kelebihan pengukuran waktu langsung adalah praktis, mencatat waktu saja
tanpa harus menguraikan pekerjaan ke dalam elemen – elemen pekerjaannya
tersebut, pengukuran waktu langsung memiliki kekurangan yaitu dibutuhkan
waktu lebih lama untuk memperoleh data waktu yang banyak, tujuuannya adalah
hasil pengukuran yang teliti dan lebih akurat serta biaya yang lebih mahal karena
harus pergi ketempat dimana pekerjaan pengukuran kerja tersebut berlangsung.
Metode pengukuran waktu langsung dapat digunakan untuk mengukur waktu
transport, waktu tunggu, dan waktu sisa.
a. Waktu Transport
Waktu transport adalah waktu berapa lama sampai suatu produk dari stasiun
satu ke stasiun lainnya maupun dari stasiun awal ke stasiun akhir. Waktu
transport relatif sama karena dalam suatu pabrik biasanya menggunakan
konveyor untuk melakukan pengiriman dari stasiun satu ke stasiun berikutnya.
Waktu transport dapat dibagi menjadi waktu transport keseluruhan dari stasiun
awal ke stasiun akhir dan dari staiun satu ke stasiun berikutnya tergantung waktu
transport yang mana diperlukan.

2-6
Sistem Kerja Keseluruhan

b. Waktu Tunggu
Waktu tunggu adalah berapa lama waktu operator berikutnya menganggur ketika
menunggu produk dari operator lain sampai ke operator yang menganggur tadi.
Waktu tunggu bisa saja dibagi menjadi beberapa bagian di suatu pabrik, sama
seperti penjelasan pada waktu transport, tergantung waktu yang mana yang
diperlukan. Namun waktu tunggu bisa berbeda – beda per part produk jika
operator yang mengerjakan part tersebut adalah manusia karena kemungkina
terjadi kesalahannya lebih besar dari pada robot sehingga bisa saja mengulangi
kembali perakitan produk. Waktu tunggu juga bisa menjadi 0 apabila terjadi
penumpukan produk pada stasiun tertentu (botleneck) dan waktu tunggu dimana
terjadi penumpukkan tersebut yang waktu tunggunya menjadi 0.
c. Waktu Sisa
Waktu sisa adalah jumlah waktu ketika operator pada stasiun tertentu sudah
selesai merakit hasil rakitannya yang terakhir dan meletakkannya pada alat
sarana transportasi sampai operator terakhir selesai merakit produk tersebut
sampai menjadi produk rakitan yang diinginkan dan diletakkan pada suatu wadah
penyimpanan barang jadi.
d. Waktu Baku
Waktu baku atau standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator
untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap
part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi
kelelahan atau untuk faktor – faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun jangka
waktu penggunaannya waktu standar ada batasnya. Waktu baku juga adalah
waktu penyelesaian yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk
menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik pada
saat itu.

2-7
Sistem Kerja Keseluruhan

BAB 3
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. Data Hasil Percobaan


3.1.1. Data Konveyor
Berikut merupakan data jarak konveyor antar stasiun serta waktu tempuh
konveyor.

Tabel 3.1. Data Konveyor

Waktu
Stasiun Jarak
Tempuh
kerja (cm)
(s)
1 ke 2 175 27
2 ke 3 200 31
3 ke inventori 50 8

3.1.2. Data Waktu Siklus Perakitan


a. Stasiun Kerja 1
Stasiun Kerja 1 aktivitas yang dilakukan adalah memasang rangka dalam dengan
klem penjepit kabel, dan 2 buah sekrup panjang. Aktivitas ini dilakukan sebanyak
30 kali dan didapatkan data waktu siklus yang disajikan pada tabeL 3.2.

Tabel 3.2. Data Waktu Siklus Stasiun Kerja 1

WS 1
Waktu
Perakitan Waktu Perakitan Waktu Perakitan
No (detik) No (detik) No (detik)
1 28 11 29 21 25
2 27 12 24 22 29
3 26 13 26 23 24
4 25 14 27 24 28
5 29 15 29 25 27
6 24 16 24 26 26
7 26 17 28 27 26
8 27 18 27 28 27
9 29 19 26 29 29
10 24 20 25 30 24

b. Stasiun Kerja 2

2-8
Sistem Kerja Keseluruhan

Stasiun Kerja 1 aktivitas yang dilakukan adalah memasang rangka dalam dengan
sekrup pendek plat kuningan. Aktivitas ini dilakukan sebanyak 30 kali dan
didapatkan data waktu siklus yang disajikan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Data Waktu Siklus Stasiun Kerja 1

WS 2
Waktu
Perakitan Waktu Perakitan Waktu Perakitan
No (detik) No (detik) No (detik)
1 32 11 28 21 33
2 25 12 22 22 26
3 33 13 27 23 28
4 26 14 28 24 22
5 28 15 22 25 27
6 22 16 25 26 32
7 27 17 32 27 25
8 28 18 25 28 28
9 22 19 33 29 22
10 25 20 26 30 25

c. Stasiun Kerja 3
Stasiun Kerja 1 aktivitas yang dilakukan adalah memasang rangka dalam dengan
sekrup kuningan, rangka luar dan sekrup luar. Aktivitas ini dilakukan sebanyak 30
kali dan didapatkan data waktu siklus yang disajikan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Data Waktu Siklus Stasiun Kerja 3

WS 3
Waktu Waktu Waktu
Perakitan N Perakitan Perakitan
No (detik) o (detik) No (detik)
1 31 11 31 21 31
2 28 12 28 22 31
3 33 13 30 23 28
4 31 14 30 24 30
5 31 15 29 25 30
6 28 16 32 26 29
7 30 17 31 27 32
8 30 18 28 28 31
9 29 19 33 29 28
10 32 20 31 30 33

3.2. Peta Proses Regu Kerja Sekarang

2-9
Sistem Kerja Keseluruhan

Peta proses operasi merupakan peta yang berisikan proses operasi suatu
kegiatan kerja tertentu. Pada peta proses operasi ini hanya berisikan urutan
perakitan saja, hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan adalah perakitan
sebuah steker. Pada peta ini juga berisikan waktu operasi, alat dan persentase
scrap. Akan tetapi, pada peta proses operasi ini persentase sisa tidak dituliskan
karena proses yang dilakukan hanya proses assembly, dikarenakan semua
bahan sudah pasti dan tidak ada sisa. Berikut peta proses operasi sekarang
yang disajikan pada gambar 3.1.

2-10
Sistem Kerja Keseluruhan

Gambar 3.1. Peta Proses Regu Kerja Sekarang

2-11
Sistem Kerja Keseluruhan

Berikut merupakan hasil perhitungan waktu tunggu, waktu sisa, dan waktu antar
perakitan antar stasiun untuk 30 produk :

Tabel 3.5. Data Rekap Waktu Tunggu Peta Proses Regu Kerja Usulan

Stasiun Kerja 1 2 3
Waktu Tunggu awal 0 28 87
Waktu tunggu pertama 0 27 31
Waktu tunggu sisa 1026 486 48
Waktu tunggu antar perakitan 0 144 150

3.3. Perhitungan
3.3.1. Stasiun Kerja Awal (Stasiun 1)
a. Waktu Total Pelaksanaan Praktikum
Waktu total pelaksanaan praktikum adalah wa sebesar 1848 detik yang dilakukan
pada 3 stasiun dengan pelaksanaan 30 kali.
b. Waktu Sisa
Waktu sisa diperoleh dari waktu yang tersisa setelah perakitan selesai dilakukan.
Waktu sisa yang diperoleh dari peta proses kerja sekarang adalah 1026
c. Waktu siklus perakitan 1 rakitan produk di stasiun awal :
Di mana :
Tt = waktu total pelaksanaan praktikum
= 1848
Σtm1 = Jumlah waktu sisa stasiun 1
= 1026
Nr1 = Jumlah produk yang dirakit oleh operator di stasiun awal
= 30

(3.1)
Wss1 =

Wss1 =

Wss1 =

Jadi, waktu siklus yang diperoleh pada stasiun pertama adalah 27,4 detik

d. Waktu Transport dari stasiun 1 ke 2


Berikut merupakan perhitungan dari waktu transport

2-12
Sistem Kerja Keseluruhan

(3.2)
t=

t=

= 26, 92
Jadi Waktu Transport dari stasiun 1 ke 2 adalah 26,92 detik

e. Persentase Waktu Kerja


Berikut merupakan perhitungan dari waktu kerja
(3.3)
%WK=

% W K=

% W K=

Jadi, persentase waktu kerja ialah 44,48 %

f. Persentase Waktu Menganggur


Berikut perhitungan dari persentase waktu mengganggur yang disajikan pada
persamaan
% W M = 100% - % W K (3.4)
% W M = 100% - % 44,48 %
% W M = 55,52 %

Jadi, persentase waktu kerja ialah 55,52 %

3.3.2. Stasiun Kerja Tengah


a. Waktu Total Pelaksanaan Praktikum
Waktu total pelaksanaan praktikum adalah wa sebesar 1848 detik yang dilakukan
pada 3 stasiun dengan pelaksanaan 30 kali.
b. Waktu Sisa
Waktu sisa diperoleh dari waktu yang tersisa setelah perakitan selesai dilakukan.
Waktu sisa yang diperoleh dari peta proses kerja sekarang adalah 486.
c. Waktu siklus perakitan 1 rakitan produk di stasiun awal :

(3.5)

2-13
Sistem Kerja Keseluruhan

Wss1 =

Wss1 =

Wss1 =

Jadi, waktu siklus yang diperoleh pada stasiun pertama adalah 45,4 detik

d. Waktu Transport dari stasiun 1 ke 2


Berikut merupakan perhitungan dari waktu transport

(3.6)
t=

t=

t = 30,77
Jadi, waktu Transport dari stasiun 1 ke 2 adalah 30,77 detik

e. Persentase Waktu Kerja


Berikut merupakan perhitungan dari waktu kerja

(3.7)
%WK=

% W K=

% W K=

Jadi, persentase waktu kerja ialah 73,70 %.

f. Persentase Waktu Menganggur


Berikut perhitungan dari persentase waktu mengganggur yang disajikan pada
persamaan

% W M = 100% - % W K (3.8)
% W M = 100% - 73,70 %
% W M = 26,3 %

Jadi, persentase waktu menganggur ialah 26,3 %

2-14
Sistem Kerja Keseluruhan

3.3.3. Stasiun Kerja Akhir


a. Waktu Total Pelaksanaan Praktikum
Waktu total pelaksanaan praktikum adalah wa sebesar 1848 detik yang dilakukan
pada 3 stasiun dengan pelaksanaan 30 kali.
b. Waktu Sisa
Waktu sisa diperoleh dari waktu yang tersisa setelah perakitan selesai dilakukan.
Waktu sisa yang diperoleh dari peta proses kerja sekarang adalah 48
c. Waktu siklus perakitan 1 rakitan produk di stasiun awal :

(3.9)
Wss1 =

Wss1 =

Wss1 =

Jadi, waktu siklus yang diperoleh pada stasiun pertama adalah 60 detik.

d. Waktu Transport dari stasiun 1 ke 2


Berikut merupakan perhitungan dari waktu transport
(3.10)

t=

t=

t=

Jadi Waktu Transport dari stasiun 1 ke 2 adalah 77 detik.

e. Persentase Waktu Kerja


Berikut merupakan perhitungan dari waktu kerja

(3.11)
%WK=

%WK=

%WK=

2-15
Sistem Kerja Keseluruhan

Jadi, persentase waktu kerja ialah 97,4 %.

f.Persentase Waktu Menganggur


Berikut perhitungan dari persentase waktu mengganggur yang disajikan pada
persamaan

% W M = 100% - % W K (3.12)
% W M = 100% - 97,4 % W K
% W M = 2,6 %

Jadi, persentase waktu menganggur ialah 2,6 %

3.4. Peta Proses Operasi


3.4.1. Peta Proses Operasi Sekarang
Berikut merupakan gambar dari peta proses operasi sekarang, dimana peta ini
menjelaskan proses perakitan steker yang disajikan pada gambar 3.2.

2-16
Sistem Kerja Keseluruhan

Gambar 3.2. Peta Proses Operasi Sekarang

2-17
Sistem Kerja Keseluruhan

3.4.1. Peta Proses Operasi Usulan


Peta proses operasi usulan beberapa pekerjaan yang dipisah digabungkan
menjadi satu, serta meminimalisir andanya tangan yang mengganggur terlalu
lama sehingga dapat menyeimbangkan perbaikan pekerjaan antar anggota
tubuh. Berikut gambar peta proses operasi usulan yang disajikan pada gambar
3.3.

Gambar 3.3. Peta Proses Operasi Usulan

2-18
Sistem Kerja Keseluruhan

3.5. Peta Aliran Proses


3.5.1. Peta Aliran Proses Sekarang
Berikut merupakan peta aliran proses sekarang yang disajikan pada gambar 3.4.

PETA ALIRAN PROSES


Kegiatan Sek arang Usulan Beda
Sim bol Keterangan Jum lah Waktu Jum lah Waktu Jum lah Waktu

Operasi 18 88,26 Pekerjaan: Perakitan Steker

Inspeksi - - No. Peta: 1

Dipetakan
Transportasi 2 53,850 Petronella Ayu
oleh:
Tanggal
Delay - - 28-Apr-20
dipetakan:
Work
Penyimpanan 1 7,690 Perakitan
center:
( P ) Orang ( ) Barang
Total 21 149,8
( P) Sekarang ( ) Usulan

Lam bang
Jarak Wak tu
Stasiun Uraian Kegiatan Jum lah Analis a Tindakan
(cm ) (detik )

Operator memasang klem


pengikat kabel pada rangka
dalam steker
 1 1,57

Operator merakit rangka dalam


steker dengan klem pengikat
kabel dengan bantuan obeng  1 14,66

dan sekrup panjang

Operator meletakkan hasil


rakitan pada konveyor  1 0,99

Transportasi hasil rakitan ke


workstation 2  175 1 23,08

Operator mengambil benda kerja


dari konveyor  1 4,08

Operator mengambil sekrup


pendek  1 4,12

Operator merakit hasil rakitan


sebelumnya dengan sekrup
pendek menggunakan obeng
 1 6,7

2 Operator merakit hasil rakitan


sebelumnya dengan plat
kuningan menggunakan obeng
 1 4,33

Operator meletakkan hasil


rakitan pada konveyor  1 2,07

Transportasi hasil rakitan ke


workstation 3  200 1 30,77

operator mengambil benda kerja


dari konveyor  1 1,2

Operator merakit hasil rakitan


sebelumnya dengan sekrup
kuningan menggunakan obeng
 1 6,61

Operator merakit hasil rakitan

3
sebelumnya dengan rangka luar
steker
 1 3,04

Operator merakit hasil rakitan


sebelumnya dengan sekrup luar
menggunakan obeng
 1 6,35

Operator meletakkan hasil


rakitan pada konveyor  1 1,77

Transf er hasil rakitan ke


inventory   50 1 7,69

Gambar 3.4. Peta Aliran Proses Sekarang

2-19
Sistem Kerja Keseluruhan

3.5.2. Peta Aliran Proses Usulan


Berikut merupakan peta aliran proses usulan yang disajikan pada gambar 3.5.

PETA ALIRAN PROSES


Kegiatan Sekarang Usulan Beda
Sim bol Keterangan Jum lah Waktu Jum lah Waktu Jum lah Waktu

Operasi 18 98,26 Pekerjaan: Perakitan Steker

Inspeksi 1 10 No. Peta: 1

Dipetakan
Transportasi 2 57,690 Petronella Ayu
oleh:
Tanggal
Delay - - 29-Apr-20
dipetakan:
Work
Penyimpanan 1 7,690 Perakitan
center:
( ) Orang ( P ) Barang
Total 22 173,64
( ) Sekarang ( P) Usulan

Lam bang
Jarak Waktu
Stasiun Uraian Kegiatan Jum lah Analisa Tindakan
(cm ) (detik)

Operator memasang klem


pengikat kabel pada rangka
dalam steker
 1 1,57

Operator merakit rangka dalam


steker dengan klem pengikat
kabel dengan bantuan obeng  1 14,66

dan sekrup panjang

Operator meletakkan hasil


rakitan pada konveyor  1 0,99

Transportasi hasil rakitan ke


workstation 2  175 1 26,92

Operator mengambil benda kerja


dari konveyor  1 4,08

Operator mengambil sekrup


pendek  1 4,12

Operator merakit hasil rakitan


sebelumnya dengan sekrup
pendek menggunakan obeng
 1 6,7

2 Operator merakit hasil rakitan


sebelumnya dengan plat
kuningan menggunakan obeng
 1 4,33

Operator meletakkan hasil


rakitan pada konveyor  1 2,07

Transportasi hasil rakitan ke


workstation 3  200 1 30,77

operator mengambil benda kerja


dari konveyor  1 1,2

Operator merakit hasil rakitan


sebelumnya dengan sekrup
kuningan menggunakan obeng
 1 6,61

Operator merakit hasil rakitan


sebelumnya dengan rangka luar
steker
 1 3,04

3 Operator merakit hasil rakitan


sebelumnya dengan sekrup luar
menggunakan obeng
 1 6,35

Operator melakukan
pengecekan part f inal  1 10

Operator meletakkan hasil


rakitan pada konveyor  1 1,77

Transfer hasil rakitan ke


inventory   50 1 7,69

Gambar 3.5. Peta Aliran Proses Usulan

2-20
Sistem Kerja Keseluruhan

3.6. Diagram Aliran


3.6.1. Diagram Aliran Sekarang
Diagram aliran yang dilalui oleh produk terdapat 3 stasiun kerja dan terakhir
adalah penyimpanan. Pada proses sebelah kiri terdapat konveyor untuk
mengalirkan produk. Pengusulan pengubahan diagram aliran yang dilakukan
ialah dengan penambahan proses inspeksi yang berada pada workstation ke 3.
Penambahan proses inspeksi berguna untuk melakukan pengecekan produk
yang sudah selesai dirakit di stasiun 1 dan 2, dimana proses inspeksi juga
berguna untuk mengurangi tingkat kesalahan/kecacatan pada produk yang
dirakit. Selanjutnya produk yang sudah lolos inspeksi pada workstation ke 3
nantinya akan di simpan pada inventory.

Gambar 3.6. Diagram Aliran Sekarang

2-21
Sistem Kerja Keseluruhan

3.6.2. Diagram Aliran Usulan


Berikut merupakan diagram aliran usulan yang disajikan pada gambar 3.7.

Gambar 3.7. Diagram Aliran Usulan

2-22
Sistem Kerja Keseluruhan

3.7. Peta Proses Regu Kerja Usulan


Berikut merupakan peta proses kerja usulan yang memperlihatkan waktu tunggu,
waktu sisa, waktu antar perakitan dari produk yang dirakit.yang disajikan pada
gambar

Gambar 3.8. Peta Proses Regu Kerja Usulan

Berikut merupakan hasil perhitungan waktu tunggu, waktu sisa, dan waktu antar
perakitan antar stasiun untuk 30 produk :

Tabel 3.6. Data Rekap Waktu Tunggu Peta Proses Regu Kerja Usulan

Stasiun Kerja 1 2 3
Waktu Tunggu awal 0 27 79
Waktu tunggu pertama 0 27 31
Waktu tunggu sisa 834 480 48
Waktu tunggu antar perakitan 0 18 6

Berdasarkan dari perbaikan peta proses regu kerja usulan dapat dilihat bahwa
waktu tunggu sisa dan waktu tunggu antar perakitan yang diperoleh dari setiap
stasiun memiliki nilai yang yang lebih rendah dari peta proses regu kerja
sekarang, hal ini dikarenakan diberikan usulan dengan mempercepat waktu
proses perakitan tiap part komponen steker pada setiap stasiun untuk
mengurangi waktu menganggur pada stasiun berikutnya sehingga tidak
menimbulkan delay yang terlalu Panjang.

2-23
Sistem Kerja Keseluruhan

3.8. Layout Tempat Kerja


Berikut merupakan gambaran sketsa dari layout tempat kerja yang digunakan
operator untuk merakit produk yang disajikan pada gambar 3.9.

Gambar 3.9. Layout Tempat Kerja

2-24
Sistem Kerja Keseluruhan

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. Interpretasi peta kerja keseluruhan berdasarkan ringkasan peta


4.1.1. Peta Proses Operasi
Perbedaan Peta Proses Operasi (Sekarang) dan (Usulan) dapat terlihat pada
proses terakhir, dimana peta proses operasi usulan diberikan penambahan
operasi inspeksi, dimana proses tersebut berfungsi untuk meminimalisir
kecacatan produk yang sudah dirakit. Perbedaan lainnya ialah pada proses
perakitannya, dimana komponen produk rakitan untuk menyusun part yang sama
dibuat menjadi satu tahapan untuk meminimalisir waktu menggangur pada
tangan.

4.1.3. Peta Aliran Proses


Peta aliran proses proses sekarang tidak terdapat inspeksi atau pengecekan
sama sekali, maka usulan yang diberikan ialah dengan menambah proses
inspeksi yang berada pada stasiun 3. Pemberian proses inspeksi yang hanya
dilakukan pada satu stasiun dimaksudkan untuk meminimalkan membuang
waktu serta ketika terdapat part yang dirakit tidak benar maka operator
mengathui bahwa part tersebut harus diperbaiki sebelum akhirnya menjadi
sebuah produk jadi. Apabila operator menghasilkan produk cacat maka akan
berakibat fatal pada suatu produksi. Pemberian waktu inspeksi pada wokstation
ke 3 ialah 10 detik, dikarenakan produk yang diinspeksi merupakan produk final
yang nantinya akan disalurkan menuju inventory, sehingga perlu melakukan
inspeksi secara detail.

4.1.3. Diagram Aliran


Diagram aliran yang dilalui oleh produk terdapat 3 stasiun kerja dan terakhir
adalah penyimpanan. Pada proses sebelah kiri terdapat konveyor untuk
mengalirkan produk. Pengusulan pengubahan diagram aliran yang dilakukan
ialah dengan penambahan proses inspeksi yang berada pada workstation ke 3.
Penambahan proses inspeksi berguna untuk melakukan pengecekan produk
yang sudah selesai dirakit di stasiun 1 dan 2, dimana proses inspeksi juga
berguna untuk mengurangi tingkat kesalahan/kecacatan pada produk yang
dirakit. Selanjutnya produk yang sudah lolos inspeksi pada workstation ke 3
nantinya akan di simpan pada inventory.

2-25
Sistem Kerja Keseluruhan

4.1.4. Peta Proses Regu Kerja


Berdasarkan pada banyak delay yang terdapat pada peta proses regu kerja
sekarang, didapatkan peta proses regu kerja usulan untuk mengurangi jumlah
delay yang mengakibatkan kurang efisiennya proses perakitan yang dilakukan,
perbaikan yang dilakukan ialah dengan mempercepat pekerjaan perakitan pada
setiap stasiun. Berdasarkan waktu transportasi usulan tersebut diperoleh waktu
total perakitan yang awalnya 1848 detik menjadi 1626 detik, sehingga dapat
dilihat selisih dari hasil tersebut sebesar 222 detik. Sehingga, dengan
diterapkannya usulan ini kinerja operator akan lebih optimal dengan
mempercepat proses perakitan di setiap stasiun untuk mengurangi delay yang
dapat meningkatkan resiko waktu menganggur.

4.2. Rancangan Perbaikan Stasiun Kerja Sekarang dan Usulan


Layout kerja sekarang jarak antar tiap stasiun berbeda, sebaiknya jarak antar
tiap stasiun disamakan dengan memberi jarak yang paling terkecil, hal ini
dilakukan untuk memperkecil waktu pada saat transport produk berlangsung.
Penggunaan meja yang dirasa kurang ergonomis menyebabkan posisi operator
pada saat merakit produk menjadi menunduk, dikarenakan tinggi meja yang
kurang setara dengan tinggi dari operator, hal ini dapat menyebabkan resiko
cidera pada leher. Perbaikan yang dilakukan untuk meminimalkan resiko cidera
pada leher operator ialah dengan menambah tinggi meja, dimana tinggi meja
awal ialah 31 cm, ditambah 11 cm, sehingga perbaikan tinggi meja ialah 42 cm.

2-26
Pengukuran Waktu Tak Langsung

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Rangkuman Hasil Analisis


Pada praktikum ini dapat disimpukan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Waktu perakitan akan mempengaruhi produktivitas kerja operator stasiun
selanjutnya.
b. Delay berkepanjangan dapat menghambat proses perkaitan, sehingga harus
ditangani dan analisis lebih lanjut
c. Urutan pengerjaan dan tahapan perakitan dapat diringkas dengan
menggabungkan beberapa pekerjaan yang dilakukan bersamaan, untuk
menyingkat waktu perakitan.
d. Urutan perakitan yang tidak tepat dapat mengakibatkan penurunan efektivitas
kerja.
e. Penempatan operator yang tidak sesuai dapat mengakibatkan masalah dalam
sebuah kelompok kerja.

5.2. Rangkuman Usulan Perbaikan


Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa usulan perbaikan yang diberikan
adalah dengan menggabungkan beberapa pekerjaan dan sebisa mungkin tidak
ada tangan yang menganggur agar waktu perakitan produk tidak terlalu lama.
Selain itu juga perlu dilakukan inspeksi agar tidak menghasilkan produk yang

cacat sebelum produk berakhir pada inventory. Kemudian, agar tidak terjadi
delay terlalu Panjang seperti peta proses kerja sekarang, maka proses perakitan
perlu dipercepat sehingga tidak meningkatkan resiko waktu mengganggur.
Fasilitas kerja juga perlu diperhatikan, misalnya ukuran ukuran meja yang
digunakan harus sesuai dengan tinggi dari operator, untuk meminimalisir resiko
cidera leher pada operator karena menunduk.

2-27
Pengukuran Waktu Tak Langsung

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Capaian Pembelajaran


a. Menganalisis urutan elemen aktivitas proses perakitan
b. Mengukur waktu standard dengan metode Faktor Kerja, MTM dan MOST
c. Membandingkan hasil pengukuran 3 metode waktu tak langsung

1.2. Pelaksanaan Praktikum


1.2.1.Alat dan Bahan
a. Komponen produk
b. Alat bantu
c. Meteran
d. Kamera

1.2.2. Cara Kerja


a. Mengenali komponen produk yang dipakai sebagai objek praktikum serta
proses perakitannya
b. Menentukan elemen-elemen gerakan yang akan dipakai untuk merakit
produk
c. Tentukan kelonggaran
d. Analisis gerakan dan ukur waktu baku dengan metode Faktor Kerja, MTM dan
MOST.
e. Bandingkan hasil pengukuran ketiga metode

3-1
Pengukuran Waktu Tak Langsung

BAB 2
TEORI SINGKAT

2.1. Metode Faktor Kerja


Metode Faktor Kerja merupakan salah satu metode pengukuran waktu tak
langsung tertua yang penggunaannya cukup luas. Pertama kali digunakan pada
tahun 1938 dan dipublikasikan pada tahun 1945. Tabel waktu gerakan Faktor
Kerja mencantumkan waktu – waktu gerakan menurut anggota badan yang
digunakan. Satuan waktu dalam tabel Faktor Kerja adalah TMU, dimana 1 TMU
= 0,0001 menit. Methods-Time Measurement (MTM) dan MOST (Maynard
Operation Sequence Technique) merupakan merupakan metode pengukuran
waktu tak langsung yang berkembang penggunaannya. MTM membagi gerakan
kerja meliputi gerakangerakan fundamental. Setiap elemen gerakan ditentukan
menurut kondisi yang disebut “kelas” kategori. Pengelompokan kelas
berdasarkan keadaan perhentian, objek disentuh atau dibawa, tingkat kesulitan
menangani objek serta kondisi – kondisi lainnya. MOST merupakan teknik
pengukuran waktu kerja berdasarkan urutan sub – sub aktivitas. Konsep
pekerjaan menurut MOST berdasarkan perpindahan objek. Satuan waktu adalah
TMU dengan 1 TMU = 0,00001 jam = 0,0006 menit. Nilai waktu yang ditunjukkan
pada metode pengukuran waktu tak langsung adalah waktu normal.
Metode Faktor Kerja merupakan salah satu PMTS yang paling awal dan secara
luas diaplikasikan. Metode ini baik digunakan untuk menetapkan beberapa waktu
pekerjaan manual dengan data waktu gerakan yang ditetapkan. Ada 4 variabel
yang diperhatikan dalam metode ini yaitu:
a. Anggota badan yang digunakan Ada enam anggota tubuh yang diperhatikan
yaitu jari atau telapak tangan, putaran lengan, lengan, badan bagian atas,
telapak kaki, kaki
b. Jarak yang ditempuh Jarak lurus antara titik dimulainya gerakan sampai titik
berhentinya.
c. Kontrol manusia Kontrol terhadap suatu gerakan mempengaruhi lamanya
gerakan. Dengan semakin besarnya kontrol yang dibutuhkan maka semakin
lama waktu yang digunakan.beasr atau kecil kontrol dipengaruhi beberapa faktor
yaitu perhentian yang pasti (D), pengarahan (S), kehati-hatian(P), perubahan
arah gerak(U).

3-2
Pengukuran Waktu Tak Langsung

d. Berat atau tahanan yang menghambat Adalah tahanan yang harus diatasi dan
berat benda yang dipindahkan. Tahanan terjadi, misalnya pada pekerjaan
mendorong sebuah kotak pada sebuah meja atau menekan sebuah pedal gas.

2.2. Metode MTM


MTM (Methods Time Measurement) adalah suatu sistem penetapan waktu baku
yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan – gerakan kerja dari
suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Satuan waktu yang
digunakan dalam MTM (Methods Time Measurement) baik MTM 1, 2 dan 3
adalah TMU (Time Measurement Unit) satuan pengukuran waktu. MTM-1 ini
merupakan salah satu solusi yang baik, karena metode ini mempunyai
keunggulan predetermained artinya metode ini dapat mendeteksi waktu
penyelesaian suatu pekerjaan dalam suatu metode yang diusulkan sebagai
alternatif, sebelum metode kerja tersebut diterapkan atau dijalankan. MTM-1 ini
digunakan untuk mengetahui gerakan – gerakan yang dilakukan oleh operator
dalam melakukan pekerjaan, baik yang dikerjakan dengan tangan kiri maupun
tangan kanan dan meminimasi waktu yang dibutuhkan bagi seorang pekerja

dalam melaksanakan pekerjaannya. Metode MTM-1 terdiri dari elemen – elemen


gerakan seperti reach, move, apply pressure, turn, grasp, release, position,
disengage, eye time, crank body, leg, dan foot motion. Terdapat tiga buah
pengendalian yang berpengaruh untuk mengetahui gerakan-gerakan operator
dalam melakukan pekerjaannya yaitu :

a. Pengendalian otot, besarnya pengendalian tergantung pada jenis pekerjaan


yang dilakukan
b. Pengendalian penglihatan atau mata, yang terdiri dari focus, perpindahan dan
sudut pandang
c. Pengendalian mental, yang dimaksud disini ialah motivasi dari gerakan.
Ada juga tingkat kesulitan yang berpengaruh terhadap gerakannya dibagi dalam
tiga kategori yaitu low, medium, high.

2.3. Metode MOST


Metode MOST (Maynard Operations Sequence Technique) adalah Sistem waktu
tingkat tinggi yang telah ditentukan (PMTS) berdasarkan MTM. Teknik
pengukuran kerja yang berkonsentrasi pada pergerakan benda – benda. Hal ini
digunakan untuk menganalisis kerja dan untuk menentukan waktu normal yang

3-3
Pengukuran Waktu Tak Langsung

dibutuhkan untuk melakukan proses tertentu atau operasi. Fokus dasar MOST
yaitu aktivitas kerja melibatkan pergerakan benda – benda. Mayoritas pekerjaan
manual industri tidak melibatkan obyek yang bergerak (misalnya, suku cadang,
alat – alat) dari satu lokasi ke lokasi lain di tempat kerja. Dasar MOST
menggunakan gerak agregat (kumpulan elemen gerakan dasar) yang peduli
dengan hal – hal yang bergerak. Agregat gerak disebut model urutan kegiatan di
dasar MOST. Ada tiga model urutan kegiatan di dasar MOST, yang masing –
masing terdiri dari urutan standar tindakan, antara lain:
a. Langkah umum
Model urutan ini digunakan ketika suatu objek bergerak bebas melalui ruang dari
satu lokasi ke lokasi berikutnya (misalnya, mengambil sesuatu dari lantai dan
menempatkannya di atas meja).
b. Gerakan teratur
Model urutan ini digunakan ketika suatu objek bergerak sementara itu tetap
dalam kontak dengan permukaan (misalnya, geser objek sepanjang permukaan)
atau objek yang melekat pada beberapa objek lain selama gerakan (misalnya,
bergerak tuas pada mesin).
c. Menggunakan alat
Model urutan ini berlaku untuk penggunaan alat tangan (misalnya, palu atau
obeng).

Dalam MOST memiliki gerakan umum yang diamati. Kegiatan tersebut berlaku
ketika suatu objek bergerak melalui udara dari satu lokasi ke lokasi lain. Ada
empat parameter (tindakan) dalam gerakan umum, disimbolkan dengan huruf
abjad.
a. A (Action Distance) biasanya horisontal. Parameter ini digunakan untuk
menggambarkan gerakan jari – jari, tangan, atau kaki (misalnya, berjalan).
Gerakan ini dapat terbentuk baik per dimuat atau dibongkar.
b. B (Body Motion) gerak tubuh, biasanya vertikal. Parameter ini mendefinisikan
gerakan tubuh vertical dan tindakan.
c. G (Gain Control). Parameter ini digunakan untuk tindakan manual yang
melibatkan jari – jari, tangan, atau kaki untuk mendapatkan kontrol fisik dari satu
atau lebih objek. ft berkaitan erat dengan genggaman elemen gerakan di MTM
(misalnya, memahami objek).
d. P (Placement) merupakan parameter penempatan digunakan untuk
menggambarkan tindakan yang terlibat untuk mengesampingkan, posisi,

3-4
Pengukuran Waktu Tak Langsung

orientasi, atau menyelaraskan obyek setelah itu telah dipindahkan ke lokasi baru
(misalnya, posisi objek).

3-5
Pengukuran Waktu Tak Langsung

BAB 3
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. Hasil Analisis Gerakan dan Pengukuran Waktu


Hasil Analisis erakan pada pengukuran waktu yang akan dibahas dengan tiga
metode yaitu metode faktor kerja, MTM, dan MOST.

3.1.1. Metode Faktor Kerja


Berikut gambar metode faktor kerja dipengaruhi oleh jarak dan elemen gerakan,
yang disajikan pada tabel 3.1.

3-6
Pengukuran Waktu Tak Langsung

Tabel 3.1. Metode Faktor Kerja

LEMBAR ESTIMASI WAKTU METODE FAKTOR KERJA

PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma

TANGAN KANAN TANGAN KIRI

Deskripsi Notasi Beban Notasi


Beban Part Waktu Waktu Deskripsi
No Elemen Analisis TMU Jarak Jarak Part TMU Analisis
(Pound) (detik) (detik) Elemen Kerja
Kerja Gerakan (Pound) Gerakan

Menjangkau
1 rangka A22WS 106 0,0022 22 22 0,2756 106 A22WS menjangkau
dalam 0,64 0,64 klem
Memegang
memegang
2 rangka F1WPD 35 0,0022 22 0,77 22 0,2756 128 A22WPD
klem
dalam 0,21
Memegang
3 rangka F1WPD 35 0,0022 3 0,29 3 0,2756 49 H3WSPD Merakit part
dalam 0,21
Memegang Menjangkau
4 rangka F1WPD 35 0,0022 1 0,64 22   106 A22S sekrup
dalam 0,21 panjang
Memegang Memegang
5 rangka F1WPD 35 0,0022 1 0,77 22 0,0009 128 A22WPD sekrup
dalam 0,21 panjang
Mengarahkan
Memegang sekrup
6 F1WPD 35 0,0022 1 0,72 18 0,0009 120 A18WPD
rangka panjang 1 ke
dalam 0,21 klem
Tabel 3.1. Lanjutan

3-7
Pengukuran Waktu Tak Langsung

LEMBAR ESTIMASI WAKTU METODE FAKTOR KERJA

PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma

TANGAN KANAN TANGAN KIRI

Deskripsi Notasi Beban Notasi


Beban Part Waktu Waktu Deskripsi
No Elemen Analisis TMU Jarak Jarak Part TMU Analisis
(Pound) (detik) (detik) Elemen Kerja
Kerja Gerakan (Pound) Gerakan

Memindahkan
Memegang sekrup
7 F1WPD 35 0,0022 1 0,72 18 0,0009 120 A18WPD
rangka panjang 1 ke
dalam 0,21 klem
Memasangka
Memegang A18WSP n sekrup
8 F1WPD 35 0,0022 1 0,84 18 0,0009 140
rangka D panjang 1 ke
dalam 0,21 klem
Memegang Melepaskan
9 rangka F1WPD 35 0,0022 1 0,14 1   23 F1D sekrup
dalam 0,21 panjang 1
Memegang
Menjangkau
10 rangka F1WPD 35 0,0022 1 0,14 1   23 F1S
obeng
dalam 0,21
Merakit klem
Memegang
dengan
obeng untuk
11 sekrup F3WSPD 49 3 0,21 3 0,2756 49 H3WSPD
mengencangk
panjang 1
an sekrup
dan obeng 0,2787 0,29

Tabel 3.1. Lanjutan

3-8
Pengukuran Waktu Tak Langsung

LEMBAR ESTIMASI WAKTU METODE FAKTOR KERJA

PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma

TANGAN KANAN TANGAN KIRI

Deskripsi Notasi Beban Notasi


Beban Part Waktu Waktu Deskripsi
No Elemen Analisis TMU Jarak Jarak Part TMU Analisis
(Pound) (detik) (detik) Elemen Kerja
Kerja Gerakan (Pound) Gerakan

Meletakkan
Memegang
12 F1WPD 35 1 0,14 1 0,2756 23 H1WD obeng ke
Rakitan
0,2787 0,21 meja
Menjangkau
Memegang
13 F1WPD 35 1 0,50 22   83 A22S sekrup
Rakitan
0,2787 0,21 panjang 2
Memegang
Memegang
14 F1WPD 35 1 0,77 22 0,0009 128 A22WPD sekrup
Rakitan
0,2787 0,21 panjang 2
Mengarahkan
Memegang sekrup
15 F1WPD 35 1 0,72 18 0,0009 120 A18WPD
Rakitan panjang 2 ke
0,2787 0,21 Klem
Memindahkan
Memegang sekrup
16 F1WPD 35 1 0,72 18 0,0009 120 A18WPD
Rakitan panjang 2 ke
0,2787 0,21 klem
Tabel 3.1. Lanjutan

LEMBAR ESTIMASI WAKTU METODE FAKTOR KERJA

3-9
Pengukuran Waktu Tak Langsung

PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma

TANGAN KANAN TANGAN KIRI

Deskripsi Notasi Beban Notasi


Beban Part Waktu Waktu Deskripsi
No Elemen Analisis TMU Jarak Jarak Part TMU Analisis
(Pound) (detik) (detik) Elemen Kerja
Kerja Gerakan (Pound) Gerakan

Memasangkan
Memegang A18WSP sekrup
17 F1WPD 35 1 0,84 18 0,0009 140
Rakitan D panjang 2 ke
0,2787 0,21 klem
Melepaskan
Memegang
18 F1WPD 35 1 0,14 1   23 F1D sekrup
Rakitan
0,2787 0,21 panjang 2
Memegang Menjangkau
19 F1WPD 35 1 0,50 22   83 A22S
Rakitan 0,2787 0,21 obeng
Merakit klem
Memegang
dengan
obeng untuk
20 sekrup H3WSPD 23   0,14 3 0,2756 23 H3WSPD
mengencangk
panjang 2
an sekrup
dan obeng 0,2796 0,14
Memegang Meletakkan
21 F1WPD 35 1 0,14 1 0,2756 23 H1WD
Rakitan 0,2796 0,21 obeng ke meja
Memegang Menjangkau
22 F1WPD 35 1 0,50 22   83 A22S
Rakitan 0,2796 0,21 sekrup pendek
Memegang Memegang
23 F1WPD 35 1 0,77 22 0,0011 128 A22WPD
Rakitan 0,2796 0,21 sekrup pendek
Tabel 3.1. Lanjutan

LEMBAR ESTIMASI WAKTU METODE FAKTOR KERJA

3-10
Pengukuran Waktu Tak Langsung

PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma

TANGAN KANAN TANGAN KIRI

Deskripsi Notasi Beban Notasi


Beban Part Waktu Waktu Deskripsi
No Elemen Analisis TMU Jarak Jarak Part TMU Analisis
(Pound) (detik) (detik) Elemen Kerja
Kerja Gerakan (Pound) Gerakan

Mengarahkan
Memegang sekrup pendek
24 F1WPD 35 1 0,84 18 0,0011 140 A18WSPD
Rakitan ke rangka
0,2796 0,21 dalam
Memindahkan
Memegang
25 F1WPD 35 1 0,84 18 0,0011 140 A18WSPD sekrup pendek
Rakitan
0,2796 0,21 ke klem
Memasangkan
Memegang
26 F1WPD 35 1 0,72 18 0,0011 120 A18WPD sekrup pendek
Rakitan
0,2796 0,21 ke klem
Memegang Melepaskan
27 F1WPD 35 1 0,14 1   23 F1D
Rakitan 0,2796 0,21 sekrup pendek
Memegang Menjangkau
28 F1WPD 35 1 0,50 22   83 A22S
Rakitan 0,2796 0,21 obeng
Merakit
Memegang
sekrup
obeng untuk
29 pendek ke F3WSPD 49   0,89 22 0,2756 148 A22WSPD
mengencangk
rangka
an sekrup
dalam 0,2807 0,29
Tabel 3.1. Lanjutan

LEMBAR ESTIMASI WAKTU METODE FAKTOR KERJA

3-11
Pengukuran Waktu Tak Langsung

PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma

TANGAN KANAN TANGAN KIRI

Deskripsi Notasi Beban Notasi


Beban Part Waktu Waktu Deskripsi
No Elemen Analisis TMU Jarak Jarak Part TMU Analisis
(Pound) (detik) (detik) Elemen Kerja
Kerja Gerakan (Pound) Gerakan

Memegang Menjangkau
30 F1WPD 35 1 0,64 22 0,0020 106 A22WS
Rakitan 0,2807 0,21 plat kuningan
Memegang Memegang
31 F1WPD 35 1 0,77 22 0,0020 128 A22WPD
Rakitan 0,2807 0,21 plat kuningan
Mengarahkan
Memegang plat kuningan
32 F1WPD 35 1 0,26 3 0,0020 49 F3WSPD
Rakitan ke rangka
0,2807 0,21 dalam
Merakit plat
Memegang
33 F1WPD 35 1 0,58 8 0,0020 96 A8WSPD kuningan ke
Rakitan
0,2807 0,21 rangka dalam
Menjangkau
Memegang
34 F1WPD 35 1 0,50 22   83 A22S sekrup
Rakitan
0,2807 0,21 kuningan
Memegang
Memegang
35 F1WPD 35 1 0,14 1 0,0011 23 F1WPD sekrup
Rakitan
0,2807 0,21 kuningan

Tabel 3.1. Lanjutan

LEMBAR ESTIMASI WAKTU METODE FAKTOR KERJA

3-12
Pengukuran Waktu Tak Langsung

PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma

TANGAN KANAN TANGAN KIRI

Deskripsi Notasi Beban Notasi


Beban Part Waktu Waktu Deskripsi
No Elemen Analisis TMU Jarak Jarak Part TMU Analisis
(Pound) (detik) (detik) Elemen Kerja
Kerja Gerakan (Pound) Gerakan

Mengarahkan
Memegang sekrup
36 F1WPD 35 1 0,50 8 0,0011 96 A8WSPD
Rakitan kuningan ke
0,2807 0,21 rangka dalam
Memegang Menjangkau
37 F1WPD 35 1 0,56 16   94 A16S
Rakitan 0,2807 0,21 obeng
Merakit plat Memegang
kuningan ke A16WSP obeng untuk
38 F3WSPD 49   0,80 16 0,2756 133
rangka D mengencangk
dalam 0,2827 0,29 an sekrup
Memegang Menjangkau
39 F1WPD 35 1 0,50 22   83 A22S
Rakitan 0,2827 0,21 rangka luar
Memegang Memegang
40 F1WPD 35 1 0,64 22 0,0022 106 A22WD
Rakitan 0,2827 0,21 rangka luar
Merakit
rangka luar Merakit rangka
41 dengan F3WSPD 49   0,29 3 0,0022 49 H3WSPD luar dengan
rangka rangka dalam
dalam 0,2849 0,29
Tabel 3.1. Lanjutan

LEMBAR ESTIMASI WAKTU METODE FAKTOR KERJA

3-13
Pengukuran Waktu Tak Langsung

PROSES OPERASI :METODE FAKTOR KERJA NAMA PRAKTIKAN : Petronella Ayu Ragil Kusuma

TANGAN KANAN TANGAN KIRI

Deskripsi Notasi Beban Notasi


Beban Part Waktu Waktu Deskripsi
No Elemen Analisis TMU Jarak Jarak Part TMU Analisis
(Pound) (detik) (detik) Elemen Kerja
Kerja Gerakan (Pound) Gerakan

Memegang Menjangkau
42 F1WPD 35 1 0,50 22   83 A22S
Rakitan 0,2849 0,21 sekrup luar
Memegang Memegang
43 F1WPD 35 1 0,77 22 0,0007 128 A22WPD
Rakitan 0,2849 0,21 sekrup luar
Mengarahkan
Memegang A18WSP
44 F1WPD 35 1 0,72 8 0,0007 140 sekrup luar ke
Rakitan D
0,2849 0,21 rangka dalam
Memegang Menjangkau
45 F1WPD 35 1 0,46 8   76 A18S
Rakitan 0,2849 0,21 obeng
Merakit Memegang
sekrup luar A18WSD obeng untuk
46 H3WSPD 49   0,84 8 0,0007 140
ke rangka P mengencangk
dalam 0,2856 0,29 an sekrup
Mengarahkan
47 Menganggur     0,59 8 0,0007 120 A18WSD
      obeng ke meja
Melepaskan
48 Menganggur     0,14 1   23 H1D
      obeng ke meja
Total TMU = 4490  
Total Waktu Normal = 25,99  

3-14
Pengukuran Waktu Tak Langsung

3.1.2. Metode MTM


Berikut analisis dari metode MTM yang disajikan pada tabel 3.2.

3-15
Pengukuran Waktu Tak Langsung

Tabel 3.2. Metode MTM

LEMBAR ESTIMASI WAKTU MTM


PROSES OPERASI : METODE MTM NAMA PRAKTIKAN: PETRONELLA AYU
Uraian Gerakan
  Notasi Beban Notasi Uraian Gerakan tangan
tangan Beban
Analisis Jarak TMU TMU Jarak Part Analisis
Part
Gerakan (Poud) Gerakan
Elemen kiri kanan
Menjangkau rangka
Re&Re   22 8 14 22 0,2756 menjangkau klem
dalam Re22A Re22C
Memegang rangka
G&G 1 2 2 22 0,2756 memegang klem
dalam G1A G1A
Memegang rangka
G&P 1 2 16,2 3 0,2756 P2SE Merakit part
dalam G1A
Memegang rangka
G&Re 1 2 21,2 22   Re22C Menjangkau sekrup panjang
dalam G1A
Memegang rangka
G&G 1 2 2 22 0,0009 G1A Memegang sekrup panjang
dalam G1A
Memegang rangka Mengarahkan sekrup panjang
G&P 1 2 10,4 18 0,0009 P1NS
dalam G1A 1 ke klem
Memegang rangka Memindahkan sekrup panjang
G&M 1 2 2,4 18 0,0009 M18C
dalam G1A 0,2756 2 ke klem
Memegang rangka Memasangkan sekrup panjang
G&P 1 2 16,2 18 0,0009 P2SE
dalam G1A 1 ke klem
Memegang rangka
G&R 1 2 2 1   R1 Melepaskan sekrup panjang 1
dalam G1A
Memegang rangka
G&Re 1 2 0,8 22   Re22A Menjangkau obeng
dalam G1A
Merakit klem
Memegang untuk
dengan sekrup
P&T P1NS 3 10,4 1,5 3 0,2756 T180'S menggunakan obeng pada
panjang 1 dan
sekrup untuk mengencangkan
obeng
G&R Memegang Rakitan G1A 1 2 2,7 1 0,2756 R1 Meletakkan obeng ke meja
Tabel 3.2. Lanjutan

3-16
Pengukuran Waktu Tak Langsung

LEMBAR ESTIMASI WAKTU MTM


PROSES OPERASI : METODE MTM NAMA PRAKTIKAN: PETRONELLA AYU

Uraian Gerakan
  Notasi Beban Notasi Uraian Gerakan tangan
tangan Beban
Analisis Jarak TMU TMU Jarak Part Analisis
Part
Gerakan (Poud) Gerakan
Elemen kiri kanan

G&Re Memegang Rakitan G1A 1 2 21,2 22   Re22C Menjangkau sekrup panjang 2


G&G Memegang Rakitan G1A 1 2 2 22 0,0009 G1A Memegang sekrup panjang 2
Mengarahkan sekrup panjang 2
G&P 1 2 10,4 18 0,0009 P1NS
Memegang Rakitan G1A ke Klem
Memindahkan sekrup panjang
G& 1 2 2,4 18 0,0009 M18C
Memegang Rakitan G1A 2 ke klem
Memasangkan sekrup panjang
G&P 1 2 16,2 18 0,0009 P2SE
Memegang Rakitan G1A 1 ke klem
G&R Memegang Rakitan G1A 1 2 2 1   R1 Melepaskan sekrup panjang 2
G& Memegang Rakitan G1A 1 2 14 22   Re22A Menjangkau obeng
Merakit klem
Memegang untuk
dengan sekrup
P&T P1NS 3 10,4 1,5 3 0,2756 T180'S menggunakan obeng pada
panjang 2 dan
sekrup untuk mengencangkan
obeng
G&R Memegang Rakitan G1A 1 2 2,7 1 0,2756 R1 Meletakkan obeng ke meja
G&Re Memegang Rakitan G1A 1 2 21,2 22   Re22C Menjangkau sekrup pendek
G&G Memegang Rakitan G1A 1 2 2 22 0,0011 G1A Memegang sekrup pendek
Mengarahkan sekrup pendek
G&P 1 2 10,4 18 0,0011 P1NS
Memegang Rakitan G1A ke rangka dalam
Memindahkan sekrup pendek
G& 1 2 2,4 18 0,0011 M18C
Memegang Rakitan G1A ke klem
Memasangkan sekrup pendek
G&P 1 2 16,2 18 0,0011 P2SE
Memegang Rakitan G1A ke klem
Tabel 3.2. Lanjutan

3-17
Pengukuran Waktu Tak Langsung

LEMBAR ESTIMASI WAKTU MTM


PROSES OPERASI : METODE MTM NAMA PRAKTIKAN: PETRONELLA AYU

Uraian Gerakan
  Notasi Beban Notasi Uraian Gerakan tangan
tangan Beban
Analisis Jarak TMU TMU Jarak Part Analisis
Part
Gerakan (Poud) Gerakan
Elemen kiri kanan

G&R Memegang Rakitan G1A 1 2 2 1   R1 Melepaskan sekrup pendek


G& Memegang Rakitan G1A 1 2 14 22   Re22A Menjangkau obeng
Merakit sekrup Memegang untuk
P&T pendek ke rangka P1NS 22 10,4 1,5 22 0,2756 T180'S menggunakan obeng pada
dalam sekrup untuk mengencangkan
G&Re Memegang Rakitan G1A 1 2 21,2 22 0,0020 Re22C Menjangkau plat kuningan
G&G Memegang Rakitan G1A 1 2 2 22 0,0020 G1A Memegang plat kuningan
Mengarahkan plat kuningan ke
G&P 1 2 10,4 3 0,0020 P1NS
Memegang Rakitan G1A rangka dalam
Merakit plat kuningan ke rangka
G&p 1 2 16,2 8 0,0020 P2SE
Memegang Rakitan G1A dalam
G&Re Memegang Rakitan G1A 1 2 21,2 22   Re22C Menjangkau sekrup kuningan
G&G Memegang Rakitan G1A 1 2 2 1 0,0011 G1A Memegang sekrup kuningan
Mengarahkan sekrup kuningan
G&P 1 2 10,4 8 0,0011 P1NS
Memegang Rakitan G1A ke rangka dalam
G&Re Memegang Rakitan G1A 1 2 11,4 16   Re16A Menjangkau obeng
Merakit plat Memegang untuk
P&T kuningan ke rangka P1NS 16 10,4 1,5 16 0,2756 T180'S menggunakan obeng pada
dalam sekrup untuk mengencangkan
G&Re Memegang Rakitan G1A 1 2 21,2 22   Re22C Menjangkau rangka luar
G&G Memegang Rakitan G1A 1 2 2 22 0,0022 G1A Memegang rangka luar

Tabel 3.2. Lanjutan

3-18
Pengukuran Waktu Tak Langsung

LEMBAR ESTIMASI WAKTU MTM


PROSES OPERASI : METODE MTM NAMA PRAKTIKAN: PETRONELLA AYU

Uraian Gerakan
  Notasi Beban Notasi Uraian Gerakan tangan
tangan Beban
Analisis Jarak TMU TMU Jarak Part Analisis
Part
Gerakan (Poud) Gerakan
Elemen kiri kanan

Merakit rangka luar


Merakit rangka luar dengan
P&P dengan rangka P1NS 3 10,4 16,2 3 0,0022 P2SE
rangka dalam
dalam
G&Re Memegang Rakitan G1A 1 2 21,2 22   Re22C Menjangkau sekrup luar
G&G Memegang Rakitan G1A 1 2 2 22 0,0007 G1A Memegang sekrup luar
Mengarahkan sekrup luar ke
G&P 1 2 10,4 8 0,0007 P1NS
Memegang Rakitan G1A rangka dalam
G&Re Memegang Rakitan G1A 1 2 11,4 8   Re16A Menjangkau obeng
Merakit sekrup luar Memegang untuk obeng pada
P&T P1NS 8 10,4 1,5 8 0,0007 T180'S
ke rangka dalam sekrup untuk mengencangkan
D&P Menganggur D1   1 4 5,6 8 0,0007 P1S Mengarahkan obeng ke meja
D&R Menganggur D1   1 4 2 1   R1 Melepaskan obeng ke meja
Total TMU = 451,8
Total Waktu Normal = 16,26 detik

3-19
Pengukuran Waktu Tak Langsung

3.1.3. Metode MOST


Berikut analisis dari metode MOST yang disajikan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. MOST

LEMBAR ESTIMASI WAKTU MOST


Nama
Praktikan
PROSES OPERASI : METODE MOST
Petronella
Ayu
Elemen Akumulasi
Uraian Gerakan Model Urutan
aktivitas Skor
Re menjangkau klem A1B1G1 A0B0P0 A0 3
G memegang klem A1B1G1 A0B0P0 A0 3
A Merakit part A1B1G1 A0B0P0 A0 3
Menjangkau sekrup
Re A1B1G1 A0B0P0 A0 3
panjang
Memegang sekrup
G A1B1G1 A0B0P0 A0 3
panjang
Mengarahkan sekrup
P A0B0G0 M1X1I1 A0 3
panjang 1 ke klem
Memindahkan sekrup
M A0B0G0 M1X1I1 A0 3
panjang 2 ke klem
Memasangkan sekrup
P A0B0G0 M1X1I1 A0 3
panjang 1 ke klem
Melepaskan sekrup
RL A0B0G0 A1B1P1 A0 2
panjang 1
Re Menjangkau obeng A1B1G1 A0B0P0 A0 3
Memegang untuk
menggunakan obeng A1B1G1 A1B1P1
H, P 6
pada sekrup untuk F10 A0B0P0 A
mengencangkan
Meletakkan obeng ke
RL A0B0G0 A1B1P1 A0 3
meja
Menjangkau sekrup
Re A1B0G1 A0B0P0 A0 2
panjang 2
Memegang sekrup
G A1B1G1 A0B0P0 A0 3
panjang 2
Mengarahkan sekrup
P A0B0G0 M1X1I1 A0 3
panjang 2 ke Klem
Memindahkan sekrup
M A0B0G0 M1X1I1 A0 3
panjang 2 ke klem
Memasangkan sekrup
P A0B0G0 M1X1I1 A0 3
panjang 1 ke klem
Melepaskan sekrup
RL A0B0G0 A1B1P1 A0 3
panjang 2
Re Menjangkau obeng A1B0G1 A0B0P0 A0 2

3-20
Pengukuran Waktu Tak Langsung

Tabel 3.3. Lanjutan

LEMBAR ESTIMASI WAKTU MOST


Nama
Praktikan
PROSES OPERASI : METODE MOST
Petronella
Ayu
Elemen Akumulasi
Uraian Gerakan Model Urutan
aktivitas Skor
Memegang untuk
menggunakan obeng A1B1G1 A1B1P1
H, P 6
pada sekrup untuk F10 A0B0P0 A
mengencangkan
Meletakkan obeng ke
RL A0B0G0 A1B1P1 A0 3
meja
Menjangkau sekrup
Re A1B0G1 A0B0P0 A0 2
pendek
Memegang sekrup
G A1B1G1 A0B0P0 A0 3
pendek
Mengarahkan sekrup
P pendek ke rangka A0B0G0 M1X1I1 A0 3
dalam
Memindahkan sekrup
M A0B0G0 M1X1I1 A0 3
pendek ke klem
Memasangkan sekrup
P A0B0G0 M1X1I1 A0 3
pendek ke klem
Melepaskan sekrup
RL A0B0G0 A1B1P1 A0 3
pendek
Re Menjangkau obeng A1B0G1 A0B0P0 A0 2
Memegang untuk
menggunakan obeng A1B1G1 A1B1P1
H, P 6
pada sekrup untuk F10 A0B0P0 A
mengencangkan
Menjangkau plat
Re A1B0G1 A0B0P0 A0 3
kuningan
Memegang plat
G A1B1G1 A0B0P0 A0 3
kuningan
Mengarahkan plat
P kuningan ke rangka A0B0G0 M1X1I1 A0 3
dalam
Merakit plat kuningan ke
A A1B1G1 A0B0P0 A0 3
rangka dalam
Menjangkau sekrup
Re A1B0G1 A0B0P0 A0 2
kuningan
Memegang sekrup
G A1B1G1 A0B0P0 A0 3
kuningan
Mengarahkan sekrup
P kuningan ke rangka A0B0G0 M1X1I1 A0 3
dalam
Re Menjangkau obeng A1B0G1 A0B0P0 A0 2

3-21
Pengukuran Waktu Tak Langsung

Tabel 3.3. Lanjutan

LEMBAR ESTIMASI WAKTU MOST


Nama
Praktikan
PROSES OPERASI : METODE MOST
Petronella
Ayu
Elemen Akumulasi
Uraian Gerakan Model Urutan
aktivitas Skor
Memegang untuk
menggunakan obeng A1B1G1 A1B1P1
G 6
pada sekrup untuk F10 A0B0P0 A
mengencangkan
Re Menjangkau rangka luar A1B0G1 A0B0P0 A0 2
G Memegang rangka luar A1B1G1 A0B0P0 A0 3
Merakit rangka luar
A A1B1G1 A0B0P0 A0 3
dengan rangka dalam
Re Menjangkau sekrup luar A1B0G1 A0B0P0 A0 2
G Memegang sekrup luar A1B1G1 A0B0P0 A0 3
Mengarahkan sekrup
P A1B1G1 A0B0P0 A0 3
luar ke rangka dalam
Re Menjangkau obeng A1B0G1 A0B0P0 A0 2
Memegang untuk obeng
A1B1G1 A1B1P1
H, P pada sekrup untuk 6
F10 A0B0P0 A
mengencangkan
Mengarahkan obeng ke
P A1B1G1 A0B0P0 A0 3
meja
Melepaskan obeng ke
RL A0B0G0 A1B1P1 A0 3
meja
Total Skor = 149
Total TMU = 1490
Total Waktu Normal = 53,64
Berdasarkan analisis MOST dapat diperoleh waktu normal dan waktu waktu baku
sebagai berikut :

Waktu Normal

Wn = Total TMU x 0,036 (3.1)

Wn = 1720 x 0,036
Wn = 53,64 detk

3-22
Pengukuran Waktu Tak Langsung

Waktu Baku

Wb = Wn x (1+a) (3.2)
Wb = 53,64 (1+ 0,16)
Wb = 62,22 detik
Wb = 62 detik

Jadi, berdasarkan perhitungan diperoleh hasil waktu normal sebesar 53,64,


sedangkan untuk hasil waktu baku sebesar 62 detik.

3-23
Pengukuran Waktu Tak Langsung

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. Membahas perbedaan hasil pengukuran waktu tak langsung dengan


tiga metode yang berbeda
Hasil dari pada ketiga metode berbeda karena pada ketiga metode tersebut
memiliki hal yang berbeda dalam penilaian Pengukuraan waktu tak langsung ada
3 yaitu pengukuran Faktor Kerja, MTM dan MOST. Metode faktor kerja lebih
memperhatikan anggota tubuh yang dilakukan oleh pekerja mulai dari atas
kepala sampai kaki dan metode ini sangat memperhitungkan jarak yang akan
ditempuh kontrol manual dan berat dari benda itu sendiri sedangkan dimensi
yang dimiliki benda tidak diperhitungkan, padahal semakin kecil benda yang akan
dirakit maka akan semakin memerlukan ketelitian yang sangat hati – hati untuk
melakukannya. Pada metode faktor kerja juga memperhatikan kebutuhan
pengendalian dan beban yang harus diterima oleh operator. Total waktu yang
dihasilkan pada metode faktor kerja sebesar 9,97 detik.

Pada metode MTM sendiri penilaian yang dilakukan sangat detail dibandingkan
dengan ketiga metode karena metode MTM sangat memperhatikan setiap
gerakan yang dilakukan dan gerakan tersebut akan dibagi kembali menjadi
beberapa kelas elemen gerak yang bekerja oleh karena itu biasanya nilai MTM
akan lebih tinggi dan lama dibandingkan dengan metode yang lainnya. Pada
metode MTM gerakan kedua tangan sangat diperhatikan secara spesifik,
sehingga pembagian kerja antara tangan kanan dan kiri dalam hal ini sangat
berpengaruh pada hasil perhitungan waktu. Total waktu yang dihasilkan dari
metode ini adalah 16,26 detik.

Sedangkan pada metode MOST dianggap paling sederhana dan lebih sering
digunakan karena lebih mendekati hasil dari waktu normal. Karena pada metode
MOST model kegiatan yang dilakukan hanya dibagi menjadi gerakan umum,
terkendali, dibandingkan MTM. Total waktu apabila menggunakan metode ini
adalah 53,64 detik.

Pengukuran dengan menggunakan ketiga metode ini menghasilkan waktu yang


berbeda karena faktor yang diperhitungkan oleh masing-masing metode berbeda
juga. Pengukuran dengan faktor kerja mempertimbangkan anggota badan yang
bergerak, jarak perpindahannya dan beban yang ditahan. Pengukuran dengan

3-24
Pengukuran Waktu Tak Langsung

metode MTM mempertimbangkan pengendalian mata, otot dan mental pada


bekerja. Pengukuran waktu kerja dengan metode MOST memperhatikan urutan
dasarnya dan urutan penangan materialnya.

Pengukuran dengan metode waktu tersebut yang menghasilkan waktu kerja


paling tinggi adalah pengukuran waktu kerja dengan metoda MOST yaitu 53,64
detik, hal ini dikarenakan faktor yang dipertimangkan menggunakan metode ini
sangat banyak, sedangka metode pengerjaan dengan MTM berada diurutan
kedua yaitu 16,26 detik detik dan metode pengukuran Faktor Kerja berada
diurutan ketiga yaitu 9,97 detik.

3-25
Pengukuran Waktu Tak Langsung

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari uji metode faktor kerja, MTM dan MOST dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Pengukuran waktu tak langsung didapatkan dari menguraikan elemen –
elemen gerakan kerja operator.
b. Hasil analisis pengukuran waktu tak langsung dengan metode Faktor Kerja
adalah 4490 TMU atau 9,97 detik.
c. Hasil analisis pengukuran waktu tak langsung dengan metode MTM adalah
336 TMU atau 451,8 detik dan waktu baku 16,26 detik.
d. Hasil analisis pengukuran waktu tak langsung dengan metode MOST adalah
1490 TMU atau 53,64 detik dan waktu baku 62 detik. Pengukuran waktu dengan
metode ini menghasilkan waktu paling tertingi diantara ketiga metode
pengukuran waktu kerja tak langsung.
e. Perbedaan signifikan antara pengukuran waktu langsung dan pengukuran
waktu tak langsung karena pada pengukuran waktu tak langsung hanya
merupakan sebuah perkiraan waktu,

5.2. Saran
Berikut saran yang diberikan selama proses praktikum berlangsung :
a. Materi yang terdapat pada modul kurang lengkap, sehingga kesulitan dalam
menganalisis perhitungan waktu kerja tidak langsung
b. Kurangnya pendalaman materi mengenai pengukuran waktu kerja tidak
langsung menyebabkan terjadinya beberapa kendala selama pelaksanaan
praktikum.

3-26
Work Sampling

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum


Berikut tujuan dari praktikum work sampling diantaranya :
a. Memiliki kemampuan untuk menggunakan teknik pengukuran kerja khususnya
teknik sampling pekerjaan.
b. Memiliki kemampuan untuk menentukan waktu baku serta penentuan beban
kerja suatu pekerjaan dengan menggunakan teknik sampling pekerjaan.
c. Mampu melakukan analisis samping pekerjaan berdasarkan permasalahan
nyata di lapangan.

1.2. Deskripsi Objek The Sims


1.2.1. Pekerjaan
Pekerjaan yang diamati menggunakan simulasi the sim dimana objek yang
diamati berperan sebagai manajer di sebuah restoran yang. Elemen elemen
pekerjaan yang diamati diantaranya mengepel lantai, membuang sampah,
membersihkan piring, menanyakan kepuasan pelanggan, menyambut
pelanggan, memanage karyawan, serta menjadi bartender/ pembuat minuman.

1.2.2. Durasi Pekerjaan


Durasi pekerjaan yang dilakukan berkisar 6,5 jam yang jika dikonversikan
menjadi 390 menit, dimulai dari restoran buka pada pukul 07.00 pagi hingga
pukul 13.30 siang

1.2.3. Konversi waktu


Konversi waktu yang digunakan dalam pengamatan menggunakan simulasi the
sims ini 1:60 dengan waktu nyata, dimana 1 jam waktu pengamatan pekerjaan di
sims akan setara dengan 1 menit waktu pengamatan di dunia nyata.

4-1
Work Sampling

BAB 2
TEORI SINGKAT

2.1. Teknik Pengumpulan Waktu


Work sampling merupakan suatu teknik untuk mengadakan pengamatan
terhadap aktivitas pekerjaan. Work sampling diklasifikasikan sebagai pengukuran
kerja secara langsung sama seperti metode jam henti, bedanya, pengamat pada
work sampling tidak terus menerus berada di tempat pekerjaan namun hanya
mengamati sesaat pada waktu yang ditentukan secara acak.
Kegunaan work sampling yaitu:
a. Digunakan untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu
kerja oleh pekerja dengan melihat frekuensi setiap kegiatan.
b. Memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.
c. Menentapkan performance level dari seseorang selama waktu kerjanya
berdasarkan waktu-waktu dimana orang ini bekerja atau tidak bekerja.
d. Digunakan untuk mengukur bebean kerja dan menentukan standard output.

2.2. Kegunaan Sampling Pekerjaan


Sampling pekerjaan adalah suatu teknik yang cukup diandalkan untuk mengukur
beban kerja tenaga kerja, di mana mempunyai beberapa tipe yaitu pekerjaan
dengan beban tetap dan berubah. Selain itu sampling pekerjaan adalah suatu
prosedur pengukuran yang dilakukan pada waktu – waktu yang ditentukan
secara acak. Kegunaan sampling pekerjaan juga untuk menetapkan performance
level seorang selama ia melakukan aktivitas selama waktu kerjanya.

2.3 Prosedur Sampling Pekerjaan


Work sampling, sangat cocok digunakan dalam pengamatan pekerjaan yang
sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang relatif panjang,
prosedurnya cukup mudah dengan melakukan pengamatan aktifitas kerja untuk
selang waktu yang diambil secara acak terhadap satu atau lebih operator dan
mencatat operator tersebut dalam keadaan bekerja atau menganggur.

Terdapat bebrapa langkah yang dapat diambil dalam melaksanakan sampling


pekerjaan, langkah-langkah tersebut diantaranya sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan pengukuran yaitu untuk apa sampling pekerjaan
dilakukan, yang akan menentukan besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan.

4-2
Work Sampling

b. Jika sampling ditujukan untuk mendapatkan waktu baku, lakukan penelitian


pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang baik. Jika belum
perbaikan – perbaikan atas kondisi dan cara kerja harus dilakukan terlebih
dahulu.
c. Memilih operator – operator yang baik
d. Menyiapkan peralatan yang diperlukan di antaranya berupa papan
pengamatan, lembaran pengamatan, pena, dan lain sebagainya.

2.4. Keuntungan dan Kerugian Sampling


Work sampling terdiri dari dua pengukuran yaitu pengukuran waktu secara
langsung dan pengukuran waktu secara tak langsung. Tiap jenis pengukuran
waktu ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing – masing. Pengukuran
Secara Langsung memiliki kelebihan yaitu praktis, mencatat waktu saja tanpa
harus menggunakan pekerjaan ke dalam elemen – elemen pekerjaannya. Di sisi
lain kekurangannya yaitu membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih mahal.
Pengukuran secara tidak langsung memiliki kelebihan yaitu waktu relatif singkat,
tanpa mencatat elemen – elemen gerakan pekerja satu persatu, biaya lebih
murah, predeterminded, dan kemampuan memprediksi suatu penyelesaian
pekerjaan. Adapun kekurangan pengukuran tak langsung yaitu belum ada tabel
data waktu gerakan yang menyeluruh dan dibutuhkan ketelitian yang tinggi.

4-3
Work Sampling

BAB 3
PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN

3.1. Penentuan jam kunjungan acak (Pembagian Job Desc, Bilangan Acak,
SWP dan Jam Kunjungan Acak.
3.1.1. Pembagian Job Desc
Pengamatan dilakukan pada aktivitas kerja yang tedapat pada restoran selama 4
hari kerja dimana pembagian elemen elemen kerja yang diamati disajikan pada
tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pembagian Elemen Kerja

No Elemen kerja
1 membersihkan piring
2 Bartender
3 manage karyawan
4 menyambut pelanggan
5 menanyakan kepuasan pelanggan

3.1.2. Penentuan Satuan Waktu Pengamatan


Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan satuan waktu waktu
pengamatan (SWP). Penentuan SWP berdasarkan elemen kerja yang akan
diamati. Berikut tabel toal SWP yang disajikan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Total SWP

membersihkan piring 13 menit


Bartender 19 menit
manage karyawan 8 menit
menyambut pelanggan 11 menit
menanyakan kepuasan pelanggan 11 menit
SWP 12,4  

Dari tabel diatas maka dapat disimbulkan bahwa didapatkan SWP sebesar 12,4
menit,

Berikut perhitungan rumus bilangan random setelah didapatkan Total SWP yang
djabarkan pada rumus 3.1.
(3.1)

4-4
Work Sampling

Bilangan random diambil dari perhitungan excel menggunkan rumus =


randbetween (bottom; top).

3.1.3. Bilangan Acak dan Jam Kunjungan Acak Selama 4 Hari


a. Hari Pertama
Berikut bilangan acak dan jam kunjungan acak selama 4 hari yang digunakan
untuk hari pertama yang disajikan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Random Sampling untuk Hari Pertama

Waktu
No BR
Pengamatan
1 1 7:12
2 2 7:24
3 5 8:02
4 6 8:14
5 7 8:26
6 9 8:51
7 16 10:18 Day 1
8 20 11:08
9 21 11:20
10 25 12:10
11 26 12:22
12 27 12:34
13 28 12:47
14 29 12:59
15 30 13:12

b. Hari Kedua
Berikut bilangan acak dan jam kunjungan acak selama 4 hari yang digunakan
untuk hari kedua yang disajikan pada tabel 3.4.

4-5
Work Sampling

Tabel 3.4. Random Sampling untuk Hari Kedua

Waktu
No BR
Pengamatan
1 1 7:12
2 4 7:49
3 5 8:02
4 6 8:14
5 7 8:26
6 13 9:41
7 14 9:53 Day 2
8 16 10:18
9 18 10:43
10 19 10:55
11 23 11:45
12 26 12:22
13 27 12:34
14 28 12:47
15 29 12:59

c. Hari Ketiga
Berikut bilangan acak dan jam kunjungan acak selama 4 hari yang digunakan
untuk hari ketiga yang disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Random Sampling untuk Hari Ketiga

Waktu
No BR
Pengamatan
1 2 7:24
2 4 7:49
3 6 8:14
4 7 8:26
5 8 8:39
6 9 8:51
Day 3
7 11 9:16
8 12 9:28
9 14 9:53
10 18 10:43
11 20 11:08
12 22 11:32
13 28 12:47
14 30 13:12
15 31 13:24

4-6
Work Sampling

d. Hari Keempat
Berikut bilangan acak dan jam kunjungan acak selema 4 hari yang digunakan
untuk hari keempat yang disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Random Sampling untuk Hari Keempat

Waktu
No BR
Pengamatan

1 1 7:12
2 2 7:24
3 4 7:49
4 7 8:26
5 9 8:51
6 10 9:04
Day 4
7 11 9:16
8 12 9:28
9 17 10:30
10 18 10:43
11 21 11:20
12 22 11:32
13 23 11:45
14 25 12:10
15 29 12:59

3.2. Data Sampling Pekerjaan Selama 4 Hari Pengamatan


3.2.1. Hari Petama
Berikut data sampling pekerjaan yang didapat dari pengamatn yang dilakukan
pada hari pertama dimana waktu ditentukan dari bilangan acak yang disajikan
pada tabel 3.7.

Tabel 3.7. Pengamatan Sampling Pekerjaan Hari Pertama

SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh:Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
 
Bilangan Waktu Prod (P) / Non-
No Aktivitas OIU
Acak Pengamatan Prod (NP)
Jenis Jumlah
Memanage
1 1 07:12 P
karyawan karyawan 1
Memanage
2 2 07:24 P
karyawan karyawan 1

4-7
Work Sampling

Tabel 3.7. Lanjutan


SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh:Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
 
Bilangan Waktu Prod (P) / Non-
No Aktivitas OIU
Acak Pengamatan Prod (NP)
Jenis Jumlah
 Menyambut
3 5 08:02 P
pelanggan pelanggan 2
 Menyambut
4 6 08:14 P
pelanggan pelanggan 2
 Menyambut
5 7 08:26 P
pelanggan pelanggan 2
 Menjadi
bartender /
6 9 08:51 P
pembuat
minuman minuman 1
Membersihkan
7 16 10:18 P
piring  Piring 2
8 20 11:08  menganggur - - NP
 Istirahat
9 21 11:20 NP
makan - -
 Menyimpan
10 25 12:10 piring kotor NP
setelah makan Piring 1
Menanyakan
11 26 12:22 kepuasan P
pelanggan  pelanggan 1
Menanyakan
12 27 12:34 kepuasan P
pelanggan  pelanggan 2
 Menyambut
13 28 12:47 P
pelanggan pelanggan 2
 Menyambut
14 29 12:59 P
pelanggan pelanggan 2
 Membersihkan
15 30 13:12 P
piring Piring 3

3.2.2. Hari Kedua


Berikut adalah data sampling pekerjaan yang didapat dari pengamatan yang
dilakukan pada hari kedua dimana waktu ditentukan dari bilangan acak yang
disajikan pada tabel 3.8.

4-8
Work Sampling

Tabel 3.8. Pengamatan Sampling Perkerjaan untuk Hari Kedua

SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja:Alex Diamati oleh:Ayu
Tugas:Restoran Tanggal:12-05-2020
 
Bilanga Waktu OIU Prod (P) / Non-Prod
No Aktivitas
n Acak Pengamatan Jenis Jumlah (NP)
Memanage
1 1 07:12 karyawan 2 P
karyawan
2 4 07:49 Menganggur - - NP
3 5 08:02 Menganggur - - NP
Menyambut
4 6 08:14 pelanggan 1 P
pelanggan
Membersihkan
5 7 08:26 piring 2 P
piring
Menjadi
bartender /
6 13 09:41 minuman 1 P
pembuat
minuman
Menanyakan
7 14 09:53 kepuasan pelanggan 2 P
pelanggan
Menjadi
bartender /
8 16 10:18 minuman 1 P
pembuat
minuman
9 18 10:43 menganggur - - NP
Menanyakan
10 19 10:55 kepuasan pelanggan 2 P
pelanggan
Membersihkan
11 23 11:45 piring 2 P
piring
Membersihkan
12 26 12:22 piring 1 P
piring
Membersihkan
13 27 12:34 piring 1 P
piring
Membersihkan
14 28 12:47 piring 2 P
piring
Membersihkan
15 29 12:59 piring 3 P
piring

3.2.3. Hari Ketiga


Berikut adalah data sampling pekerjaan yang didapat dari pengamatan yang
dilakukan pada hari ketiga dimana waktu ditentukan dari bilangan acak yang
disajikan pada tabel 3.9.

4-9
Work Sampling

Tabel 3.9. Pengamatan Sampling Perkerjaan Hari Ketiga

SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh:Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
 
Bilangan Waktu OIU Prod (P) / Non-
No Aktivitas
Acak Pengamatan Jenis Jumlah Prod (NP)
Memanage
1 2 07:24 karyawan 1 P
karyawan
Memanage
2 4 07:49 karyawan 1 P
karyawan
3 6 08:14 Menganggur - - NP
4 7 08:26 Menganggur - - NP
Menjadi
bartender /
5 8 08:39 minuman 1 P
pembuat
minuman
Memanage
6 9 08:51 karyawan 1 P
karyawan
Menyambut
7 11 09:16 pelanggan 1 P
pelanggan
Menyambut
8 12 09:28 pelanggan 1 P
pelanggan
9 14 09:53 Mengganggur - - NP
10 18 10:43 Mengganggur - - NP
Menanyakan
11 20 11:08 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
Membersihkan
12 22 11:32 piring 1 P
piring
Menjadi
bartender /
13 28 12:47 minuman 1 P
pembuat
minuman
Membersihkan
14 30 13:12 piring 1 P
piring
Membersihkan
15 31 13:24 piring 1 P
piring

3.2.4. Hari Keempat


Berikut adalah data sampling pekerjaan yang didapat dari pengamatan yang
dilakukan pada hari keempat dimana waktu ditentukan dari bilangan acak yang
disajikan pada tabel 3.10.

4-10
Work Sampling

Tabel 3.10. Pengamatan Sampling Perkerjaan Hari Keempat

SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh: Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
 
OIU Prod (P) /
Bilangan Waktu
No Aktivitas Non-Prod
Acak Pengamatan Jenis Jumlah (NP)
Memanage
1 1 07:12 karyawan 1 P
karyawan
Memanage
2 2 07:24 karyawan 1 P
karyawan
Menyambut
3 4 07:49 pelanggan 1 P
pelanggan
4 7 08:26 menganggur - - NP
Menyambut
5 9 08:51 pelanggan 2 P
pelanggan
Menyambut
6 10 09:04 pelanggan 2 P
pelanggan
Memanage
7 11 09:16 karyawan 1 P
karyawan
8 12 09:28 Istirahat - - NP
Menanyakan
9 17 10:30 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
Menanyakan
10 18 10:43 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
11 21 11:20 menganggur - - NP
12 22 11:32 istirahat - - NP
13 23 11:45 istirahat - - NP
Membersihkan
14 25 12:10 piring 2 P
piring
Memanage
15 29 12:59 karyawan 1 P
karyawan

3.3. Perhitungan
3.3.1. Menghitung dan Membuat Grafik % Produktif selama 4 Hari
Dari data yang didapat dioleh menjadi sebuah tabel yang menginformasikan
persentase produktif dari manajer restoran selama 4 hari. Dimana kegiatan
produktif dikelompokkan dari jenis pekerjaannya.

Tabel 3.10 Persen Produktif Selama 4 Hari

Hari
Kegiatan Jumlah
1 2 3 4
Produktif 12 12 11 10 45
Non
3 3 4 5
Produktif 15
Total 15 15 15 15 60
persentase 80% 80% 73% 67% 75%

4-11
Work Sampling

Berikut grafik persentase produktif selama 4 hari yang disajikan pada gambar
3.1.

Gambar 3.1. Grafik % Produktif

Menghitung harga persentase produktif :

(3.2)

Ketrangan :

= Jumlah Kegiatan Produktif periode ke i

= Jumlah hari Pengamatan

3.3.2. Perhitungan dan Grafik % Produktif Tiap Elemen Kerja


Perhitungan persen produktif tiap elemen kerja untuk mengetahui tingkat
produktifitas dari setiap pekerjaan yang telah dilakukan. Berikut perhitungan
rumus produktifitas dari setiap elemen kerja yang disajikan pada rumus 3.3.

4-12
Work Sampling

(3.3)
Persentase produktifitas

a. Elemen kerja membersihkan piring

b. Elemen kerja bartender

c. Elemen kerja manage karyawan

d. Elemen kerja menyambut pelanggan

f. Elemen kerja menanyakan kepuasaan pelanggan

Berikut tabel persentase produktif tiap elemen kerja berdasarkan perhitungan


menggunakan rumus 3.2.

Tabel 3.11. Persentase Produktif Tiap Elemen Kerja

Jumla Persenta
Elemen Kerja 1 2 3 4 h se
1
membersihkan piring 5 1 4 2 22 32%

4-13
Work Sampling

Bartender 1 2 2 0 5 7%
manage karyawan 2 2 3 4 11 16%
1
menyambut pelanggan 0 1 2 5 18 26%
menanyakan kepuasan
pelanggan 3 4 2 4 13 19%
2 2 1 1
Total 1 0 3 5 69 100%

Berikut grafik persentase produktif selama 4 hari yang disajikan pada gambar
3.1.

Gambar 3.1. Grafik Persentase Produktif Tiap Elemen Kerja

3.3.3. Uji Keseragaman Data

Berikut perhitungan rumus untuk menentukan keseragaman data yang disajikan


pada rumus 3.3.
(3.3)

Keterangan :
n = rata rata pengamatan per hari

= Jumlah pengamatan pada hari ke i.

k = Jumlah hari pengamatan

4-14
Work Sampling

Selanjutnya adalah mencari nilai batas kendali atas (BKA) dan batas kendali
bawah (BKB). Tetapi untuk menghitung BKA dan BKB dibutuhkan nilai K.

Tabel 3.12. Tingkat Keyakinan

Tingkat Keyakinan (1-α) K

(1- α) ≤ 68,27% 1

68,27% < (1-α) ≤ 95,45% 2

95,45% < (1- α) ≤ 99,73% 3

Untuk menghitung uji keseragaman data, digunakan tingkat keyakinan sebesar


95%. Maka dari itu, nilai K yang akan digunakan adalah 2.

Perhitungan BKA :

(3.4)

BKA =

BKA =

Perhitungan BKB :

(3.5)

4-15
Work Sampling

BKA =

BKA =

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan BKA sebesar 0,97 dan BKB sebesar
0,53. Maka dari itu disimpulkan bahwa data yang dianalisis sudah seragam
dikarenakan nilai P, yaitu sebesar 0,75 berada di dalam batas kendali atas dan
batas kendali bawah.

3.3.4. Uji Kecukupan Data


Berikut perhitungan rumus untuk mencari uji kecukupan data yang disajikan pada
rumus

4-16
Work Sampling

(3.6)

Keterangan :
K = koefisien tingkat keyakinan
S = tingkat ketelitian
Seperti uji keseragaman data, tingkat keyakinan yang digunakan untuk
menghitung uji kecukupan data adalah 95%, maka nilai K yang digunakan adalah
2. Sedangkan tingkat ketelitian yang digunakan adalah sebesar 5%.

Syarat data dapat dikatakan cukup apabila N ≥ N’. Dari hasil perhitungan di atas
dapat disimpulkan bahwa jumlah data tidak cukup karena N = 60, sedangkan N’

= .

4-17
Work Sampling

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. Analisis prosentase produktif pekerja dikaitkan dengan tanggung


jawab dan pendidikan minimal pekerjaan
Berdasarkan hasil yang telah didapat presentasi produktifitas pada manajer
restoran selama 4 hari, didapatkan hasil data tentang pekerjaan apa saja yang
dilakukan pada jam-jam tertentu. Manajer restoran akan mulai bekerja pada
pukul 07.00 pagi hingga 13.30 siang. Produktivitas pekerja dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu job desc, kesehatan pekerja, kondisi lingkungan, dll.
Berdasarkan data pekerjaan yang telah didapatkan, data diolah dan diperoleh
nilai produktivitas pekerja berdasarkan harinya dan berdasarkan elemen
kerjanya. Produktifitas dari seorang manajer restoran yang bekerja selama 4 hari
berdasarkan elemen kerjanya ialah membersihkan piring 32%, bartender 7%,
manage karyawan 16%, menyambut pelanggan 26%, menanyakan kepuasan
pelanggan 19%.

Tingkat prosentase produktif pekerja tergolong produktif karena mencapai 75%


dari 100% maksimal tingkat produktifitas, sehingga pekerja sudah menjalankan
tanggung jawab pekerjaannya dengan baik. Berdasarkan pengamatan yang
sudah dilakukan pada pekerjaan seorang manajer restoran, seorang manajer
restoran dilakukan oleh orang yang bergelar sarjana, menjadi tanggung jawab
pekerjaan ini memiliki andil yang besar dalam keberhasilan suatu restoran yang
dilalankan.Berdasarkan pengamatan manajer restoran sudah menjalankan tugas
nya dengan baik, hal ini dapat dilihat bahwa dilakukannya manage karyawan
lain.

4.2. Analisis sistem kerja serta kondisi lingkungannya (fisik dan mental)
Berdasarkan pengamatan dalam 4 hari kerja seorang manajer di sebuah
restoran, dapat dianalisa bahwa sistem kerja operasional jam buka yang
diterapkan restoran tersebut ialah 6,5 jam, dimana jika diamati pembagian sistem
kerja masih kurang terorganisir dimana para pekerja melakukan pekerjaan yang
dilakukan pekerja lain, serta waktu istirahat yang tidak tentu menjadikan
pekerjaan dirasa kurang produktif.

Kondisi lingkungan kerja yang terkadang ramai menyebabkan pekerja sibuk


untuk melayani pelanggan, sedangkan jika restoran sepi terkadang terdapat

4-18
Work Sampling

beberapa pekerja restoran yang mengangggur yang menyebabkan berkurangnya


tingkat produktifitas pada restoran tersebut.

4.3. Waktu baku masing-masing elemen pekerjaan dan % beban kerja


Berikut rumus untuk mendapatkan waktu baku elemen – elemen pekerjaan
utama yang disajikan pada rumus 3.7 dan 3.8.

(3.8)

Keterangan :
T = waktu kerja efektif
n = jumlah aktivitas tertentu
N = jumlah seluruh aktivitas
p = faktor penyesuaian
a = faktor kelonggaran
Sedangkan persentase beban kerja dihitung dengan menggunakan persamaan
3.9.

(3.9)
% Beban Kerja =

4.3.1. Waktu Baku Membersihkan Piring


Berikut perhitungan rumus waktu normal membersihkan piring yang disajikan
dengan menggunakan rumus 3.7 dan 3.8.

Maka, waktu normal membersihkan piring selama 32,5 menit/piring.


Kelonggaran yang diperoleh :
Tenaga yang dikeluarkan (ringan) = 9%
Sikap kerja (duduk) = 1%
Gerakan kerja (agak terbatas) = 0%

4-19
Work Sampling

Kelelahan mata (pandangan yang terputus putus) = 0%


Keadaan temperature tempat kerja (normal) = 2%
Keadaan atmosfer (cukup) = 1%
Keadaan lingkungan yang baik(siklus kerja berulang-ulang 0-5 detik) = 2%
Jumlah kelonggaran = 15%

Waktu baku untuk membersihkan piring adalah 37,375 menit/piring.

4.3.2. Bartender
Berikut perhitungan rumus waktu normal untuk elemen kerja bartender.

Maka, waktu normal membuat minuman selama 23,92 menit/gelas


Kelonggaran yang diperoleh :
Tenaga yang dikeluarkan (dapat diabaikan) = 6%
Sikap kerja (berdiri diatas dua kaki) = 2%
Gerakan kerja (normal) = 0%
Kelelahan mata (pandangan yang terputus-putus) = 6%
Keadaan temperature tempat kerja (normal) = 3%
Keadaan atmosfer (cukup) = 1%
Keadaan lingkungan yang baik(siklus kerja berulang-ulang 0-5 detik) = 1%
Jumlah kelonggaran = 19%

Waktu baku untuk membuat minuman adalah 28,465 menit/gelas.

4.3.3. Manage Karyawan


Berikut perhitungan rumus waktu normal elemen kerja manage karyawan.

4-20
Work Sampling

Maka, waktu normal untuk memanage karyawan selama 26 menit/karyawan


Kelonggaran yang diperoleh :
Tenaga yang dikeluarkan (ringan) = 6%
Sikap kerja (duduk) = 1%
Gerakan kerja (agak terbatas) = 0%
Kelelahan mata (pandangan yang terputus putus) = 0%
Keadaan temperature tempat kerja (normal) = 1%
Keadaan atmosfer (cukup) = 1%
Keadaan lingkungan yang baik(siklus kerja berulang-ulang 0-5 detik) = 1%
Jumlah kelonggaran = 10%

Waktu baku untuk memanage karyawan adalah 28,6 menit/karyawan

4.3.4. Menyambut Pelanggan


Berikut perhitungan rumus waktu normal elemen kerja menyambut pelanggan.

Maka, waktu normal membersihkan piring selama 23,92 menit.


Kelonggaran yang diperoleh :
Tenaga yang dikeluarkan (dapat diabaikan) = 6%
Sikap kerja (berdiri diatas dua kaki) = 2%
Gerakan kerja (agak terbatas) = 0%
Kelelahan mata (pandangan yang terputus putus) = 0%
Keadaan temperature tempat kerja (normal) = 2%
Keadaan atmosfer (cukup) = 1%
Keadaan lingkungan yang baik(siklus kerja berulang-ulang 0-5 detik) = 1%
Jumlah kelonggaran = 12%

4-21
Work Sampling

Waktu baku untuk menyambut pelanggan adalah 26,7904 menit/pelanggan.

4.3.5. Menanyakan Kepuasan Pelanggan


Berikut perhitungan rumus waktu normal elemen kerja menanyakan kepuasan
pelanggan.

Maka, waktu normal untuk menanyakan kepuasaan pelanggan selama 23,92


menit/pelanggan
Kelonggaran yang diperoleh :
Tenaga yang dikeluarkan (dapat diabaikan) = 6%
Sikap kerja (berdiri diatas dua kaki) = 2%
Gerakan kerja (agak terbatas) = 0%
Kelelahan mata (pandangan yang terputus putus) = 0%
Keadaan temperature tempat kerja (normal) = 2%
Keadaan atmosfer (cukup) = 2%
Keadaan lingkungan yang baik(siklus kerja berulang-ulang 0-5 detik) = 1%
Jumlah kelonggaran = 13%

Waktu baku untuk menanyakan kepuasaan pelanggan adalah 27,092


menit/pelanggan.

4.3.6. Persentase Beban Kerja


Berdasarkan hasil perhitungan waktu baku yang telah diperoleh, perhitungan
persentase beban kerja pada pekerjaan di restoran dengan menggunakan
menggunakan persamaan 3.9 adalah sebagai berikut.

x100%

4-22
Work Sampling

4.4. Usulan perbaikan mengenai tenaga kerja dan aktivitas kerja


Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa pekerja restoran memiliki jam
kerja selama 6,5 jam kerja dan selama 4 hari berturut-turut. Jam kerja yang
tergolong singkat tersebut menjadikan pekerja tidak mengalami kelelahan
berlebih, dikarenakan itu perlunya penambahan jam kerja bagi para pekerja
restoran, namun perlu juga memperhatikan waktu istirahat yang seimbang agar
tingkat produktifitas pekerja tidak menurun.

Perbaikan lain yang diusulkan ialah pembagian aktivitas kerja yang dilakukan,
dimana pekerjaan kurang diorganisir untuk masing masing tenaga kerja. Jika
dilihat beberapa tenaga kerja melakukan pekerjaan yang sudah dilakukan
operator lain, sehingga menyebabkan kurang terfokusnya pekerjaan setiap
operator, hal ini dapat menurunkan tingkat efisiensi dari pekerjaan yang
dilakukan.

4-23
Work Sampling

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari seluruh hasil pengamatan serta perhitungan dari modul ini
adalah sebagai berikut.
a. Waktu pengamatan akan berbeda – beda karena waktu pengamatan
dilakukan sebanyak 4 hari sehingga tidak semua waktu pengamatan sama
bahkan hampir berbeda tiap harinya.
b. Tingkat persentase produktifitas tiap elemen kerja paling tinggi ialah
membersihkan piring sebesar 32%.
c. Tingkat persentase produktifitas tiap elemen kerja paling rendah ialah
bartender dengan persentase 7%.
d. Semakin banyak elemen kerja yang dikerjakan, maka tingkat produktifitas
semakin tinggi
e. Menentukan waktu pengamatan menggunakan bilangan acak.

5.2. Saran
Berikut beberapa saran yang diberikan untuk menunjang kegiatan praktikum
selanjutnya.
a. Penjelasan lebih detail mengenai perhitungan rumus yang digunakan untuk
mengurangi tingkat kesalahan perhitungan.
b. Penjelasan lebih detail mengenai isi yang harus ada pada laporan.

4-24
Work Sampling

PENUTUP

Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Kerja yang telah dilaksanakan


membantu mahasiswa untuk memahami beberapa materi sistem kerja dan
konsep perancangan. Praktikum yang dilakukan membahas tentang sistem kerja
setempat, sistem kerja keseluruhan, pengukuran waktu tak langsung, dan work
sampling. Materi yang disajikan dalam praktikum ini membantu mahasiswa lebih
memahami mengenai postur tubuh dalam suatu sistem kerja dan penerapannya
dalam merancang suatu sistem yang sesuai dengan postur tersebut

Praktikum yang telah dilaksanakan dirasa semakin menambah pengetahuan dan


pemahaman mahasiswa secara nyata. Materi yang selama ini disampaiakan
secara teori kini makin dapat dipahami dengan baik dengan cara praktikum ini.

Demikian laporan ini sebagai serangkaian percobaan yang dilakukan oleh


penulis. Penulis mengucapkan terima kasih banyak untuk semua pihak yang
telah berperan dalam berlangsungnya praktikum ini. Akhir kata penulis meminta
kerja sama semua pihak dan saran untuk penyempurnaan laporan ini.

xi
Laporan Pleno

DAFTAR PUSTAKA

Modul 1:
Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study: Design and Measurement of
Work. New York: John Wiley & Sons.

Dewi, Luciana Triani. 2017. Diktat Kuliah Analisis dan Perancangan Sistem
Kerja. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Modul 2 :

Afnan, R. 2014. Peta Diagram Aliram. Diakses tanggal 2 Mei 2020


darihttps://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/
372 4/Bab%202.pdf?sequence=7 pukul 10.08 WIB

Dewi,Luciana, T. 2017. Diktat Kuliah Analisis dan Perancangan Sistem Kerja


(Ed.2). Universitas Atma Jaya Yogyakarta: Fakultas Teknologi Industri

Modul 3 :

Sutalaksana, Iftikar , Ruhana Anggawisastra, Jann Tjakraatmadja.2006. Teknik


Tata Cara Kerja. ITB : Bandung.

Sitompul, Junistira. 2016. Pengukuran MOST. Diakses pada 6 Mei 2019 dari
Academia: https://www.academia.edu/11252406/PENGUKURAN_MOST
pukul 13.10 WIB.

Amalia. 2016. Metode Pengukruan Tidak Langsung. Diakses tanggal 6 Mei 2019
dari:http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/2016_APK_10__Pengukuran_K
erja_Tak_Langsung.pdf pada pukul 20.45 WIB.

Modul 4 :

Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study: Design and Measurement of
Work. New York: John Wiley & Sons., diaskes pada 12 Mei 2020.

Sutalaksana, Iftikar, Ruhana Anggawisastra, Jann Tjakraatmadja; 2006; Teknik


Perancangan Sistem Kerja halaman 173-180; ITB ; Bandung.

xii
Laporan Pleno

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Link video Modul 1

https://drive.google.com/open?
id=1WzPYxx1XjQ00_RsmH7PRX7PRgfMWWJMP

Lampiran 2 : Link Video 1 siklus modul 2

https://drive.google.com/open?id=1Vv6zX6KVNptaF3sRFBh8-d4ITwfRCKW8

Lampiran 3 : Link video 10 siklus modul

https://drive.google.com/open?id=1b_iocY-lSoQoUOk5p62a5g-aT5ZTEvqh

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6
Laporan Pleno

Lampiran 7
Laporan Pleno

Lampiran 7 Lanjutan
Laporan Pleno

Lampiran 8
Laporan Pleno

Lampiran 9
Laporan Pleno

Lampiran 10
Laporan Pleno

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13
Laporan Pleno

Lampiran 14

Lampiran 15

Lampiran 16
Laporan Pleno

Lampiran 17

Lampiran 18
Laporan Pleno

Lampiran 19

Lampiran 20
Laporan Pleno

Lampiran 21

Lampiran 22

Lampiran 23
Laporan Pleno

SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh:Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
 
OIU Prod (P)
Bilangan Waktu / Non-
No Aktivitas
Acak Pengamatan Jenis Jumlah Prod
(NP)
Memanage
1 1 07:12 P
karyawan karyawan 1
Memanage
2 2 07:24 P
karyawan karyawan 1
 Menyambut
3 5 08:02 P
pelanggan pelanggan   2
 Menyambut
4 6 08:14 P
pelanggan pelanggan    2
 Menyambut
5 7 08:26 P
pelanggan pelanggan    2
 Menjadi
bartender /
6 9 08:51 P
pembuat
minuman minuman  1
Membersihkan
7 16 10:18 P
piring   piring  2
8 20 11:08  menganggur  - -   NP
9 21 11:20  Istirahat makan  - -   NP
 Menyimpan
10 25 12:10 piring kotor  NP
setelah makan piring   1
Menanyakan
11 26 12:22 kepuasan P
pelanggan  pelanggan 1 
Menanyakan
12 27 12:34 kepuasan P
pelanggan   pelanggan 2 
 Menyambut
13 28 12:47 P
pelanggan pelanggan    2
 Menyambut
14 29 12:59 P
pelanggan pelanggan    2
 Membersihkan
15 30 13:12 P
piring piring   3

Lampiran 24

SAMPLING PEKERJAAN
Laporan Pleno

Nama Pekerja:Alex Diamati oleh:Ayu


Tugas:Restoran Tanggal:12-05-2020
 
OIU Prod (P) /
Bilangan Waktu
No Aktivitas Non-Prod
Acak Pengamatan Jenis Jumlah (NP)
Memanage
1 1 07:12 karyawan 2 P
karyawan
2 4 07:49 Menganggur - - NP
3 5 08:02 Menganggur - - NP
Menyambut
4 6 08:14 pelanggan 1 P
pelanggan
Membersihkan
5 7 08:26 piring 2 P
piring
Menjadi
bartender /
6 13 09:41 minuman 1 P
pembuat
minuman
Menanyakan
7 14 09:53 kepuasan pelanggan 2 P
pelanggan
Menjadi
bartender /
8 16 10:18 minuman 1 P
pembuat
minuman
9 18 10:43 menganggur - - NP
Menanyakan
10 19 10:55 kepuasan pelanggan 2 P
pelanggan
Membersihkan
11 23 11:45 piring 2 P
piring
Membersihkan
12 26 12:22 piring 1 P
piring
Membersihkan
13 27 12:34 piring 1 P
piring
Membersihkan
14 28 12:47 piring 2 P
piring
Membersihkan
15 29 12:59 piring 3 P
piring

Lampiran 25

SAMPLING PEKERJAAN
Laporan Pleno

Nama Pekerja: Alex Diamati oleh:Ayu


Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
 
OIU Prod
(P) /
Bilangan Waktu
No Aktivitas Non-
Acak Pengamatan Jenis Jumlah Prod
(NP)
Memanage
1 2 07:24 karyawan 1 P
karyawan
Memanage
2 4 07:49 karyawan 1 P
karyawan
3 6 08:14 Menganggur - - NP
4 7 08:26 Menganggur - - NP
Menjadi bartender /
5 8 08:39 minuman 1 P
pembuat minuman
Memanage
6 9 08:51 karyawan 1 P
karyawan
Menyambut
7 11 09:16 pelanggan 1 P
pelanggan
Menyambut
8 12 09:28 pelanggan 1 P
pelanggan
9 14 09:53 Mengganggur - - NP
10 18 10:43 Mengganggur - - NP
Menanyakan
11 20 11:08 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
Membersihkan
12 22 11:32 piring 1 P
piring
Menjadi bartender /
13 28 12:47 minuman 1 P
pembuat minuman
Membersihkan
14 30 13:12 piring 1 P
piring
Membersihkan
15 31 13:24 piring 2 P
piring

Lampiran 26
Laporan Pleno

SAMPLING PEKERJAAN
Nama Pekerja: Alex Diamati oleh: Ayu
Tugas: Restoran Tanggal:12-05-2020
 
OIU Prod (P) /
Bilangan Waktu
No Aktivitas Non-Prod
Acak Pengamatan Jenis Jumlah (NP)
Memanage
1 1 07:12 karyawan 1 P
karyawan
Memanage
2 2 07:24 karyawan 1 P
karyawan
Menyambut
3 4 07:49 pelanggan 1 P
pelanggan
4 7 08:26 menganggur - - NP
Menyambut
5 9 08:51 pelanggan 2 P
pelanggan
Menyambut
6 10 09:04 pelanggan 2 P
pelanggan
Memanage
7 11 09:16 karyawan 1 P
karyawan
8 12 09:28 Istirahat - - NP
Menanyakan
9 17 10:30 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
Menanyakan
10 18 10:43 kepuasan Pelanggan 2 P
pelanggan
11 21 11:20 menganggur - - NP
12 22 11:32 istirahat - - NP
13 23 11:45 istirahat - - NP
Membersihkan
14 25 12:10 piring 2 P
piring
Memanage
15 29 12:59 karyawan 1 P
karyawan

Lampiran 27
Laporan Pleno

Lampiran 28

Lampiran 29
Laporan Pleno

Lampiran 30

Lampiran 31

Lampiran 32
Laporan Pleno

Anda mungkin juga menyukai