Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2

DI SMA PERTIWI AMBON

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Daud Latuconsina

NIM : 201339020

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

TAHUN 2016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan PPL 2 ini telah disusun sesuai dengan Pedoman PPL Universitas Pattimura Ambon

Hari : Senin

Tanggal : 14 November 2016

Disahkan oleh :

Koordinator Dosen Pembimbing Kepala Sekolah

J. L. Kundre, M.Pd Drs. N. Lameky


NIP. 197603082008012011 NIP. 19601129 199003 1 007

Kepala Pusat Pengembangan PPL Universitas Pattimura Ambon

Dr. Samuel. J. Litualy, M.Pd.


NIP. 195207211980121001
KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan PPL II di SMA Pertiwi Ambon.

Laporan ini merupakan bukti tertulis bahwa praktikan telah melaksanakan PPL II di
sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan PPL II, praktikan banyak mendapatkan saran, masukan
dan kritikan dari bebagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini praktikan ingin
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. J. Saptenno, SH., M.Hum, selaku Rektor Universitas Pattimura Ambon.
2. Dr.Samuel. J. Litualy, M.Pd, selaku Koordinator PPL Universitas Pattimura Ambon.
3. J. L. Kundre, M.Pd, selaku Dosen Koordinator PPL II.
4. Sawal Mahaly, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing PPL II.
5. Drs. N Lameky, selaku Kepala SMA Pertiwi Ambon.
6. J. Usmany, S.P., M.Pd, selaku Guru Koordinator PPL II.
7. Dra. S. Huwae., M.Pd, selaku Guru Pamong Bimbingan dan Konseling.
8. Bapak dan Ibu guru beserta seluruh staf dan karyawan SMA Pertiwi Ambon.
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan PPL II dan pembuatan
laporan.

Praktikan menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Untuk itu praktikan mengharap kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi praktikan sendiri pada
khususnya.

Ambon, 14 November 2016

Mahasiswa Praktikan,

Muhammad Daud Latuconsina


NIM. 201339020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………….............................................………..……………..

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………...................................……....

KATA PENGANTAR ……………...........................................…………......…………….....

DAFTAR ISI …………………............................................……………..…………………...

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………….................................................................….………………….....

B. Tujuan …………………………………………....................................................................

C. Waktu dan tempat ..................................................................................................................

D. Kelas Binaan ..........................................................................................................................

E. Pembimbing PL-BK .............................................................................................................


3

F. Program Kegiatan ………………………….........................................................................

BAB II KEGIATAN-KEGIATAN PL-BK

A. Pelaksanaan kegiatan PL-BK yang diprogramkan ..............................................................

BAB III ANALISIS DAN BAHASAN

A. Analisis ...............................................................................................................................

B. Bahasan ................................................................................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan …………………………….…….........................................................................
B. Saran .....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus dan RPL

2. Laporan Pelaksanaan program

a. Daftar Hadir Siswa

b. Daftar Terlambat

c. Daftar Surat Keluar

3. Daftar Penanganan Masalah

4. Daftar Konsultasi Orang Tua

5. Dokumentasi Kegiatan PPL


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Universitas Pattimura (UNPATTI) sebagai salah satu LPTK yang berfungsi


menghasilkan tenaga kependidikan berusaha meningkatkan mutu lulusan antara lain dengan
menjalankan kerja sama dengan berbagai pihak yang berkompeten, seperti sekolah-sekolah
sebagai upaya penerapan tenaga kependidikan yang profesional dalam menjalankan
pendidikan. Berdasarkan peraturan Rektor Universitas Pattimura Pasal 13 ayat 2 tahun 2012
tentang Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) menyatakan bahwa PPL adalah
kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa program kependidikan.
Mata kuliah Praktik Pengalaman lapangan merupakan bagian integral dalam program
kurikulum Universitas Pattimura yaitu dalam Kurikulum Pendidikan khususnya bagi tenaga
kependidikan. Praktik pengalaman lapangan dilakukan oleh semua mahasiswa program
kependidikan untuk mengaplikasikan teori-teori, pengalaman-pengalaman, dan ilmu-ilmu
lain yang telah di dapat mahasiswa selama masa perkuliahan di kampus untuk dipraktekkan
di lapangan yaitu sekolah yang digunakan sebagai tempat PPL.
PL-BK merupakan praktik pengalaman lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa
jurusan bimbingan dan konseling untuk mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang telah
diperoleh selama kuliah 6 semester di kampus. Mahasiswa bimbingan dan konseling sebagai
calon konselor sekolah berlatih secara langsung untuk membimbing siswa dan memberikan
layanan yang bersifat klasikal, kelompok, maupun individual, serta berlatih bagaimana
bekerjasama dengan pihak-pihak lain di sekolah yang terkait dengan pelaksanaan PL-BK di
sekolah.
Melalui Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling (PL-BK) diharapkan mahasiswa
Bimbingan dan Konseling dapat menyiapkan diri menjadi tenaga pendidik yaitu konselor
sekolah yang professional, menghilangkan kesalahpahaman bimbingan dan konseling di
sekolah dan menciptakan adanya citra positif konselor sekolah, salah satunya anggapan
bahwa bimbingan dan konseling sebagai polisi sekolah menjadi bimbingan dan konseling
sebagai sahabat siswa.
B. Tujuan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan untuk membentuk mahasiswa


praktikan agar menjadi calon tenaga pendidik yang profesional sesuai dengan prinsip-prinsip
pendidikan berdasarkan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial. Sedangkan PPL-BK memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan PL-BK yaitu meningkatkan wawasan, pengetahuan,
ketrampilan, nilai dan sikap mahasiswa dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Sehingga diharapkan mahasiswa Bimbingan dan Konseling
berkompeten untuk menjadi untuk menjadi tenaga pendidik di sekolah.

2. Tujuan Khusus
a. Menyusun program bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan Need
Assessment dan permasalahan siswa
b. Melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah
c. Memberikan layanan klasikal, layanan kelompok, dan layanan individual
d. Konsultasi dan kerjasama dengan pihak-pihak tekait dalam pelaksanaan program
bimbingan dan konseling
e. Menyusun laporan tertulis tentang kegiatan Praktik Lapangan Bimbingan dan
Konseling.

C. Waktu dan Tempat


1) Waktu
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan 2 ini dilaksanakan kurang lebih 1
bulan yaitu
2) Tempat
Pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan 2 dilaksanakan di SMA Pertiwi
Ambon di Jalan Mr. J. Latuharhary Ambon 97114.
D. Kelas Binaan
Berhubung di SMA Pertiwi Ambon tidak memiliki jam khusus untuk program
bimbingan dan konseling, maka praktikan hanya diberi kesempatan untuk mengisi
kekosongan di kelas yang guru mata pelajarannya berhalangan hadir.

E. Pembimbing PPL-BK
Pelaksanaan praktik pengalaman lapangan bimbingan dan konseling (PPL-BK) di
SMA Pertiwi Ambon, praktikan dibimbing oleh Sawal Mahaly., M.Pd yang
merupakan dosen program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon. Selain itu, dalam pelaksanaan
program bimbingan dan konseling di SMA Pertiwi Ambon, praktikan juga dibimbing
oleh guru pamong atau konselor pamong yaitu Dra. S. Huwae, M.Pd yang merupakan
guru atau konselor bimbingan dan konseling di SMA Pertiwi Ambon.

F. Program Kegiatan
Penyusunan program kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling terdiri dari
program tahunan, program semesteran, program bulanan, program mingguan, dan
program harian. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam 4
bidang bimbingan. Yaitu bimbingan belajar, karir, pribadi dan sosial. Kegiatan
Layanan yang akan dilaksanakan sesuai dengan program yaitu sebagai berikut:
a. Layanan Konseling Perorangan
b. Layanan konsultasi
Serta Kegiatan Pendukung adalah sebagai berikut:
a. Aplikasi Instrumentasi
b. Himpunan Data
c. Konferensi Kasus
d. Kunjungan Rumah
e. Alih Tangan
f. Tampilan Kepustakaan
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
BIMBINGAN KONSELING

A. Pelaksanaan Kegiatan PPL-BK yang Diprogramkan


1. Konsultasi Program
Konsultasi yang dijalankan tidak hanya pada awal penyusunan program, namun di
tengah-tengah praktik pun apabila ada yang perlu didiskusikan maka didiskusikan, baik
mengenai Program yang telah disusun, respon siswa, pelaksanaan konseling, maupun dalam
menghadapi konseli. Konsultasi ini lebih banyak dilakukan dengan konselor pamong dengan
alasan konselor pamong lebih mengetahui keadaan sekolah, sedangkan secara garis besarnya
dikonsultasikan pula pada dosen pembimbing.

B. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling yang meliputi:


1. Bimbingan klasikal
Kegiatan bimbingan klasikal yang dapat dilakukan oleh praktikan sebanyak 3 kali
yaitu layanan orientasi sebanyak 1 kali, layanan informasi sebanyak 1 kali, layanan
penempatan dan penyaluran sebanyak 1 kali, Adapun materi yang telah diberikan yaitu antara
lain:
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling yang bertujuan
untuk membekali individu (peserta layanan) mengenai berbagai hal untuk mengenal
lingkungan baru, mengenal teman sebaya, maupun mengenal lebih dalam tentang dirinya
sendiri agar individu dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan baik. Pemahaman yang
diperoleh melalui layanan orientasi digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan
kualitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan prestasi belajar, pengembangan
potensi diri, dan penempatan diri pada lingkungan yang ditempati. Fungsi utama bimbingan
melalui kegiatan layanan orientasi adalah fungsi pemahaman dan pengembangan.
a. Topik : Visi dan Misi
Kelas : XI IPA
Waktu : Sabtu, 29 Oktober 2016
a. Proses Layanan bimbingan dan konseling
Praktikan memulai kegiatan dengan ucapan salam, kemudian praktikan
memperkenalkan diri untuk membina hubungan yang baik dengan siswa. Praktikan
menanyakan beberapa topic netral terkait siswa dan sekolah untuk memperakrab
hubungan dengan siswa. Setelah itu praktikan menyakan kepada siswa hal-hal yang
terkait dengan visi dan misi, sejauh mana pengetahuan siswa mengenai visi dan misi
dirinya. Praktikan memberikan layanan orintasi mengenai visi dan misi dengan
dibantu tampilan dari layar power point yang telah disediakan praktikan.

b. Hambatan selama layanan bimbingan dan konseling


Keaktifan siswa masih belum terlihat merata, hanya beberapa siswa yang aktif
dan ikut berpartisipasi tanpa ditunjuk terlebih dahulu. Beberapa siswa juga masih
terlihat kurang memperhatikan layanan yang diberikan mungkin karena ini pertama
kalinya praktikan memberikan layanan di kelas XI IPA sehingga hubungan antara
praktikan dengan siswa pun belum terjalin baik.

Hal yang dilakukan praktikan untuk mengatasi hambatan yang muncul


Praktikan mencairak suasanan tegang di kelas dengan menyelipkan ‘ice
breaking’ yang menyenangkan dan memberi semangat kepada siswa. Praktikan juga
berusaha mengkoordinir kelas dengan memberikan layanan secara keliling dan
menunjuk beberapa siswa yang pasif dan kurang memeprhatikan untuk
menyampaikan pendapat mereka mengenai materi layanan.

2. Konseling individu
Konseling individu dilaksanakan secara insidental ketika ada siswa yang
mengungkapkan masalah pribadinya secara sukarela kepada praktikan. Hal ini dilakukan agar
siswa lebih terbuka dalam mengemukakan masalahnya, untuk itu praktikan berusaha
semaksimal mungkin membina hubungan yang baik dan dekat dengan siswa agar mereka
merasa nyaman dan mengemukakan masalahnya secara seukarela. Siswa yang melakukan
konseling individu dengan praktikan yaitu:
• Josua Faubun

• Godlief Salasiwa

• Novilia Maunary

• Alexander Maurits

• Erens Walun
C. Melaksanakan kegiatan pendukung yang meliputi:

• Aplikasi instrumentasi

Aplikasi instrument yang dilakukan oleh praktikan yaitu dengan


menggunakan Daftar Cek Masalah (DCM) untuk mengetahui kebutuhan siswa
kelas XI IPA.

Praktikan membuat surat panggilan untuk sepuluh siswa kelas XI IPA,


memberitahukan kepada siswa yang bersangkutan bahwa sepulang sekolah
mereka berkumpul di ruang BK untuk mengisi instrument DCM. Setelah
siswa berkumpul sepulang sekolah du ruang BK, kemudian praktikan
memberikan pengantar dan petunjuk pengisian DCM, praktikan memberikan
waktu 30 menit kepada siswa untuk mengerjakan, kemudian setelah selesai
dikumpulkan untuk dianalisis praktikan. Proses pengumpulan “Need
Asessment” dilakukan dalam jangka waktu 5 hari yaitu tanggal 20, 21, 22, 24,
dan 3 November karena ketika siswa dipanggil tidak semua siswa dapat hadir.

• Himpunan data
Himpunan data yang dilakukan praktikan meliputi himpunan data pribadi
siswa, lembar bimbingan yang diisi siswa setiap mengikuti layanan bimbingan
konseling dengan format klasikal, serta beberapa surat keterangan mengenai
diri siswa sepserti surat izin sakit dan sebagainya. Dimana himpunan data
setiap siswa disusun dalam satu map masing kemudian dijadikan satu map
besar tiap kelas, dan disusun dengan rapih di lemari data bimbingan dan
konseling.
• Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang dilakukan oleh praktikan yaitu berdasarkan
permasalahan pribadi yang dikemukakan oleh konseli (JF) terkait masalah
pribadinya yang berhubungan dengan keluarga konseli. Kunjungan rumah
dilakukan oleh praktikan untuk mengetahui keadaan tempat tinggal konseli
yang sesungguhnya, bagaimana kondisi tempat tinggal konseli dari segi fisik
maupun psikis, selain itu praktikan juga memperoleh informasi mengenai
konseli (JF) dari pihak lain seperti ayah dan adik konseli.
D. Menyusun laporan akhir pelaksanaan kegiatan PL-BK
Laporan akhir pelaksanaan Praktik Lapangan 2 (PL-BK) merupakan rekap
kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan maupun yeng belum dilaksanakan oleh
praktikan selama berada di SMA Pertiwi Ambon. Laporan ini nantinya akan
digunakan sebagai bahan evaluasi diri sendiri maupun pihak lain yang terlibat dalam
pelaksanaan Praktik Lapangan 2 agar menjadi lebih baik lagi ke depannya.
BAB III
ANALISIS DAN BAHASAN
A. Analisis

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) Program Studi Bimbingan


Konseling atau yang biasa disebut Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling (PL-BK)
memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai baik tujuan umum maupun tujuan khusus.
Praktikan berusaha mencapai tujuan yang ditargetkan selama melaksanakan PL-BK di SMA
Pertiwi Ambon. Secara keseluruhan, tujuan umum PL-BK yang ditargetkan telah dapat
tercapai meskipun masih belum dapat dikatakan sempurna. Tujuan umum PL-BK yaitu
meningkatkan keterampilan dan nilai kode etik dalam penyelenggaraan layanan bimbingan
konseling di sekolah telah tercapai yaitu ditandai dengan praktikan mampu menyusun
program bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan di sekolah, mampu
mengelola program bimbingan dan konseling di sekolah, serta telah bekerjasama dengan
pihak-pihak terkait dalam penyusunan dan pengelolaan program bimbingan konseling di
sekolah. Dengan adanya hal tersebut secara tidak langsung wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap mahasiswa dalam penyelenggaraan layanan bimbingan di
sekolah meningkat.

Selama menjalani PL-BK di SMA Pertiwi Ambon, praktikan banyak mendapatkan


pengalaman baru yang belum diperoleh dibangku kuliah. Praktikan diharuskan untuk dapat
menerapkan teori-teori yang sudah didapat selama perkuliahan kedalam praktiknya secara
nyata. Praktikan menemui adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan yang sulit
untuk diubah. Terdapat beberapa hal yang sulit diterapkan sama seperti teori yang telah
diajarkan, perlu sedikit penyesuaian dengan kondisi sekolah maupun siswa.

Dalam pelaksanaan PL-BK, praktikan menemui adanya beberapa faktor pendukung


dan penghambat pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Beberapa hal yang
menjadi faktor pendukung pelaksanaan PL-BK di SMA Pertiwi Ambon antara lain:

1. Kepala sekolah dan para guru yang menyambut dengan baik serta mempermudah
pelaksanaan PL-BK.
2. Guru pembimbing (konselor pamong) yang selalu memberikan arahan dan dapat
bekerjasama dengan praktikan.
3. Dosen pembimbing yang selalu memberikan masukan dan saran kepada praktikan.
4. Tersedianya jan khusus BK sehingga praktikan tidak perlu susah payah mencari
jam kosong mata pelajaran lain
5. Adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara guru pembimbing, guru mata
pelajaran dan praktikan.
6. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan PL-BK dapat
dilaksanakan secara optimal.
7. Siswa yang antusias menerima praktikan dan dapat diajak bekerjasama dengan
baik

Selain faktor pendukung, terdapat beberapa hal yang menjadi faktor penghambat
dalam pelaksanaan kegiatan praktik, antara lain:

1. Adanya kesalahan dalam melakukan ’need asessment’ di awal PL-BK, yakni


instrumen yang disebar ke siswa tidak dapat dianalisis, sedangkan waktu yang
tersedia untuk melaksanakan layanan klasikal sangat terbatas, sehingga praktikan
mencari waktu di luar jam pelajaran untuk melakukan need asessment siswa.
2. Padatnya jam pelajaran di SMA Pertiwi Ambon, sehingga menghambat kegiatan
layanan bimbingan dan konseling, terutama konseling individu, bimbingan
kelompok, maupun konseling kelompok.
3. Kesibukan para siswa dengan berbagai kegiatan di sekolah maupun di luar
sekolah baik itu pelajaran, ekstrakurikuler, maupun kursus mata pelajaran di
lembaga kursus, sehingga siswa sulit untuk diajak bimbingan kelompok maupun
konseling kelompok sepulang sekolah.

B. Bahasan

Praktikan mencoba membandingkan antara teori tentang bimbingan dan konseling


dengan praktik lapangan bimbingan dan konseling (PL-BK) yang dilakukan di SMA Pertiwi
Ambon meliputi pemberian layanan dalam format klasikal, format kelompok, maupun format
individu.

1. Layanan Format Klasikal


Layanan klasikal bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi, informasi,
Penempatan dan penyaluran, Penguasaan Konten.
a. Layanan Orientasi

Layanan Orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk


memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru
memasukinya. (Prayitno , 1994 :255). Layanan orientasi ini dapat dilakukan di
sekolah berkenaan dengan lingkungan baru yang dimasukinya atau lingkungan
baru di luar untuk proses penyesuaian diri seperti lembaga, instansi, maupun
tempat kerja.

Layanan orientasi yang dilaksanakan oleh praktikan berhubungan dengan


orientasi diri pribadi siswa yaitu mengenai orientasi visi dan misi, serta
pengenalan diri siswa terkait apa dan siapa mereka, bukan orientasi tentang
sekolah baru yang ditempati siswa, hal ini dikarenakan materi pengenalan tentang
sekolah baru telah diberikan oleh OSIS pada waktu MOS.

b. Layanan Informasi

Secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan


pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal
yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan (Prayitno, 1994 :260).

Di lapangan layanan informasi terkadang siswa sudah mengetahuinya atau


pernah mendapat informasi yang sama, meski hasil DCM rata-rata kelompok
menyebutkan siswa mempunyai masalah tertentu yang harus di beri layanan
informasi tersebut. Kemudian layanan informasi hanya di pahami sesaat saja,
tidak dihayati untuk dimanfaatkan selanjutnya dalam jangkan waktu panjang
kehidupan siswa.

2. Layanan format Individu


a. Konseling individu

Konseling individu merupakan salah satu pemberian bantuan secara


perseorangan dan secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilakukan
secara face to face relationship (hubungan muka ke muka, atau hubungan empat mata)
antara konselor dengan individu (konseli). Biasanya masalah-maslah yang dipecahkan
melalui teknik atau cara ini masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
Kesulitan yang ditemui praktikan dalam melakukan konseling individual di
sekolah yakni siswa masih sulit untuk diajak konseling secara face to face di ruang
BK, siswa seringkali mengemukakan masalahnya di tempat umum (misal di kelas)
sehingga konseling yang dilakukan kurang optimal dan siswa pun kurang dapat
terbuka terhadap masalah yang dialaminya.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Praktik Pengalaman Lapangan merupakan kegiatan praktik mahasiswa program
kependidikan UNPATTI untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah di kampus
dan dipraktekkan di lembaga seperti sekolah, sedang Praktik Lapangan Bimbingan dan
Konseling (PL-BK) sendiri merupakan kegiatan praktik mahasiswa jurusan Bimbingan dan
Konseling dalam mengaplikasikan teori, ilmu, dan pengalaman yang didapat selama 6
semester di kampus untuk diaplikasikan secara langsung di sekolah yakni SMA Pertiwi
Ambon. Kegiatan PL-BK yang dilakukan meliputi pemberian layanan BK dalam format
klasikal, format kelompok, maupun format individual.
Secara keseluruhan Praktik Lapangan BL (PL-BK) yang dilaksanakan praktikan
sudah tercapai sesuai target walaupun belum sempurna. Berdasarkan hasil pengalaman yang
didapat praktikan selama melaksanakan Praktik Lapangan BK di SMA Pertiwi Ambon, maka
praktikan dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan PL-BK merupakan proses pembelajaran yang nyata dan sesuai
keadaan siswa sebenarnya untuk menambah keterampilan yang diperlukan bagi
calon konselor sekolah
2. Praktikan sudah mampu melaksanakan layanan dalam format klasikal, format
kelompok, maupun format individual walaupun belum sempurna.
3. Kenyataan di sekolah masih banyak kesenjangan antara teori-teori bimbingan dan
konseling yang diperoleh praktikan di kampus dengan kenyataan pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah.
4. Melaksanakan layanan khusnya dalam format kelompok dan individual tidak
semudah dibayangkan karena praktikan harus mampu bersosialisasi dengan baik
dengan siswa agar mereka merasa dekat dan mau diajak kerjasama secara
sukarela.

B. Saran
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh praktikan selama melaksanakan Praktik
Lapangan BK (PL-BK), maka saran yang dapat diberikan praktikan yaitu:
1. Bagi sekolah hendaknya lebih dapat berpartisipasi dengan pihak bimbingan dan
konseling khususnya mengenai pengembangan siswa.
2. Bagi guru Bimbingan dan Konseling SMA Pertiwi Ambon hendaknya lebih
mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
di sekolah.
3. Bagi Praktikan hendaknya lebih mengasah keterampilan dalam memberikan
layanan dan bersosialisasi dengan pihak sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pengembangan PPL. 2011. Pedoman PPL universitas Negeri Semarang. Semarang:
Unnes Press
Prayitno, Amti Erman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Ifdil. 2008. Penempatan Penyaluran. Http ://konseling indonesia.com. Diunduh tanggal 07
Oktober 2012
Ifdil. 2008. Penguasaan Konten. Http ://konseling indonesia.com. Diunduh tanggal 07
Oktober 2012
Wibowo, Mungin E. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
(RPL)

SATUAN PENDIDIKAN : SMA PERTIWI AMBON


MATA PELAJARAN : BIMBINGAN KONSELING
KELAS / SEMESTER : X/I
TEMA/ SUB TEMA : BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN
ALOKASI WAKTU : 1 x 2 JP

A. KOMPETENSI INTI
1. Kompetensi Inti-1 (K1) untuk kompetensi sikap spiritual
2. Kompetensi Inti-2 (K2) untuk kompetensi sikap sosial
3. Kompetensi Inti-3 (K3) untuk kompetensi pengetahuan
4. Kompetensi Inti-4 (K4) untuk kompetensi ketrampilan

B. KOMPETENSI DASAR
Mampu mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik untuk
menguasai pengetahuan dan ketrampilan serta menyiapkannya untuk melanjutkan
pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
1. Mampu menyebutkan pengertian belajar secara umum
2. Mampu menyebutkan cara belajar efisien dan macam-macam gaya belajar
3. Mampu mengimplementasikan gaya belajar yang efisien yang sesuai dengan
individu masing-masing.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengalami perubahan sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
2. Siswa dapat membentuk kelompok belajar.
3. Siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat.
4. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajar.

E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian belajar
2. Cara belajar efisien
3. Pemanfaatan gaya belajar yang khas

F. PENDEKATAN, STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Ekspositor
2. Tanya jawab diskusi
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

No. Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


1. Pendahuluan a. Salam dan sapa 10 menit
b. Sebelum melaksanakan pembelajaran
konselor mengajak peserta didik
melaksanakan doa sebagai penanaman
nilai religius.
c. Pembinaan hubungan baik. (NK: Peduli
Sosial)
d. Mempresensi peserta didik (NK: Disiplin)
e. Konselor melakukan Tanya jawab seputar
materi yang akan disampaikan
f. Peserta didik membaca materi belajar
efektif dan efisien

2. Inti a. Peserta didik mendengarkan dan 25 menit


memperhatikan penjelasan konselor
tentang materi belajar efektif dan efisien
b. Peserta didik mendemonstrasikan contoh
gaya-gaya belajar yang efektif dan
efisiensecara bergantian.
c. Peserta didik di beri tugas untuk
mengidentifikasi gaya belajar yang sesuai
dengan dirinya.
d. Peserta didik diberi kesempatan untuk
bertanya tentang materi belajar efektif dan
efisien (NK: Rasa Ingin Tahu)

3. Penutup a. Konselor mengadakan evaluasi terhadap 10 menit


peserta didiknya tentang materi yang telah
di sampaikan
b. Kesimpulan oleh konselor tentang materi
yang disampaikan
c. Konselor menyampaikan materi yang
akan di sampaikan untuk pertemuan
berikutnya.
d. Motivasi dan salam penutup

H. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN MEDIA


1. Media : LCD, laptop, whiteboard
2. Sumber : Buku modul BK

I. PENILAIAN
Penilaian dilakukan dengan penilaian hasil. Instrumen penilaian hasil (IPH) ada pada
lampiran di bawah ini.
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen
Kompetensi Penilaian Penilaian
Menyebutkan pengertian Penugasan Soal terurai Apa yang dimaksud
belajar secara umum dengan belajar?

Menyebutkan cara belajar Bagaimanakah


efisien dan macam-macam cara belajar efisien
gaya belajar dan sebutkan macam-
macam gaya belajar?

Mengimplementasikan salah Bagaimanakah gaya


satu gaya belajar yang efisien belajar yang sesuai
dengan diri anda?

Ambon, 15 November 2016


Guru Pamong Mahasiswa PPL

Dra. S. Huwae., M.Pd M. Daud Latuconsina


NIP. 19651024 199303 2 006 NIM. 2013 39 020

Mengetahui

Kepala SMA Pertiwi Ambon Dosen Pamong

Drs. N. Lameky Sawal Mahaly., M.Pd


NIP. 19601129 199003 1 007 NIP.
MATERI

1. Pengertian belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan
usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau kepandaian
yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu,
memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu. Dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan
kegiatan paling pokok. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dilakukan siswa sebagai anak
didik.
Slameto (2003:13) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Untuk mendapatkan sesuatu seseorang harus melakukan usaha agar
apa yang di inginkan dapat tercapai. Usaha tersebut dapat berupa kerja mandiri
maupun kelompok dalam suatu interaksi.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam suatu situasi.

2. Cara Belajar Efisien


a. Belajar tanpa Mood
Belajarlah karena kesungkuhan kita untuk berubah, jangan belajar hanya
dengan berlandaskan mood saja.
b. Belajarlah di manapun anda suka
Carilah tempat yang nyaman dan dapat menenangkan pikiran kita sewaktu
belajar, dengan keadaan yang nyaman kita akan lebih mudah dalam
memahami materi.
c. Jangan belajar terlalu banyak ketika akan ujian.
Inilah sebuah doktrin yang saya rasa sangat keliru, “kamu harus belajar
sunggunh-sungguh, besok ada ujian”. kira-kira teman-teman sudah mendengar
ocehan yang seperti itu? Ini adalah kesalahan, sebenarnya ketika ujian iitu kita
gunakan untuk merehat otak sekejap,justru pas hari-hari biasalah kita harus
sungguh-sungguh.
d. Belajar sambil diskusi
Belajar secara kelompok memang dimaksudkan agar seseorang yang kurang
memahami materi bisa berdiskusi dengan orang yang sudah paham. Sehingga
pertukaran ide terus berjalan, yang pintar tidak semakin pintar, begitu pula
yang bodoh tidah semakin terperosok. Semua bisa menjadi seimbang.
e. Belajar dengan diiringi music
Musik memang bisa meningkatkan konsentrassi kita dalam belajar, namun hal
ini tidak selalu terjadi pada setiap orang. Ada beberapa orang malah suka
keadaan yang hening. Jadi, jika music bisa membantumu berkonsentrasi, just
listen it.
f. Jangan hanya menghafal
Metode menghafal mungkin bisa menyukseskan kita dalam mencari “nilai
yang baik”, namun apakah pengetahuan kita bertambah? tidak. Pahamilah
materi dengan mempelajari konsep-konsepnya, bagaimana hal itu bisa terjadi,
mengapa, apa selanjutnya, begitulah cara berfikir yang harus dikembangkan
meskipun memakan waktu yang cukup lama. Sehingga kita akan tahu betapa
indahnya ilmu pengetahuan itu.
g. Jangan malu-malu unntuk bertanya
Bila kita ada yang belum paham mengenai materi yang diajarkan, cukup
dengan acungkan jari dan bertanyalah kepada bapak/ibu guru, jangan malu
bertanya bila kita tidak bisa, jangan jadikan gengsi “takut dibilang lambat oleh
teman-teman” sebagai alasan, karena hal yang seperti itu tidak masuk akal!
h. Coba dan Gagal (Trial and Error)
Dalam hidup ini, gagal adalah teman kita juga, jadi jangan pernah menghindar
darinya. Kita terjatuh, untuk apa? agar kita tahu bagaimana cara untuk bangun.
Kita tidak akan pernah tahu yang benar itu bagaimana jika kita tidak kekal
dengan KESALAHAN dulu. Materi yang sesulit apapun, pasti akan bisa kita
kuasai asal tidak ada kata menyerah memahaminya. Coba terus, gagal sudah
biasa.
i. Cintailah mata pelajaran yang anda suka
Anda tidak bisa dalam fisika (missal), namun anda sangat mencintai pelajaran
satu ini. Maka dengan kecintaan itu, suatu saat akan menjadikan anda seorang
fikikawan hebat, karena sesuatu yang dilakukan sepenuh hati akan
menghasilkan hasil yang memuaskan. Sekarang tidak bisa, namun karena
kecintaan tersebut anda mempelajarinya setiap waktu, tunggulah hingga
mimpi indah tiba.
j. Ingatlah tujuan utama kita sekolah
Tujuan utama kita sekolah ialah untuk mencari ilmu pengetahuan, bukan
hanya menerima “cara untuk memperoleh nilai yang baik” saja. Nilai tidak
akan bisa mencerminkan kualitas seseorang, lihatlah kenyataannya.
k. Kunci semua metode belajar
Kuncinya terletak pada kesungguhan kita dalam berdo’a, karena saya masih
ingat betul ada yang bilang kecerdasan seseorang 73% dari kesungguhan
do’anya, sedangkan 27% dari belajar. Intinya do’a sangatlah penting, sebagai
bentuk pasrah kita kepada Allah.

3. Pemanfaatan Gaya Belajar Yang Khas


Gaya belajar atau learning style adalah sesuatu karakteristikkognitif, afektif dan
perilaku psokomotorik sebagai indikator yang bertindak relative stabil untuk
pembelajaran merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar
(Global, 2005:1). Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan
kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi (Gunawan, 2006:139).
Menurut modalitasnya, gaya belajar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu gaya
belajar visual, auditorial dan kinestetik (De Porter, 2000:85).
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar Visual mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat.
Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambaran menonjol dalam
modalitas ini.
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belar Auditorial mengakses segala jenis bunyi dan kata, diciptakan
maupun diingat. Musik, nada, irrama, rima, dialog internal dan suara menonjol
di sini.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar Kinestetik mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan
maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan, emosional dan
kenyamanan fisik menonjol disini.

Daftar Pustaka

De Porter, Bobbi, dkk. 2000. “Quantum Teaching”. Bandung: Kaifa.


Gobai, Yosep, 2005. “Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil
Belajar”.
Gunawan, Adi W. 2006. “Genius Learning Strategi”. Jakarta: Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai