Anda di halaman 1dari 3

Sebuah Cerita yang Aneh 

- Cerpen O Henry
Di bagian utara Austin pernah tinggal sebuah keluarga jujur bernama Smothers.

Keluarga itu terdiri dari John Smothers, istrinya, dirinya sendiri, putri kecil mereka, lima
tahun, dan orang tuanya, membuat enam orang untuk populasi kota ketika dihitung
untuk penulisan khusus, tetapi hanya tiga dengan hitungan sebenarnya.

Suatu malam setelah makan malam, gadis kecil itu menderita sakit perut yang parah, dan
John Smothers bergegas ke kota untuk mendapatkan obat.
Dia tidak pernah kembali.

Gadis kecil itu pulih dan pada waktunya tumbuh menjadi wanita dewasa.

Sang ibu sangat berduka atas kepergian suaminya, dan hampir tiga bulan sebelum dia
menikah lagi, dan pindah ke San Antonio.

Gadis kecil itu juga menikah tepat waktu, dan setelah beberapa tahun berlalu, dia juga
memiliki seorang gadis kecil berusia lima tahun.

Dia masih tinggal di rumah yang sama di mana mereka tinggal ketika ayahnya pergi dan
tidak pernah kembali.

Suatu malam oleh suatu kebetulan yang luar biasa gadis kecilnya terserang dengan kram
kolik pada hari peringatan hilangnya John Smothers, yang sekarang akan menjadi
kakeknya jika dia masih hidup dan memiliki pekerjaan tetap.

"Saya akan pergi ke pusat kota dan membeli obat untuknya," kata John Smith (karena
tidak lain adalah dia yang dinikahinya).

"Tidak, tidak, John sayang," teriak istrinya. "Kamu juga, mungkin menghilang
selamanya, dan kemudian lupa untuk kembali."

Jadi John Smith tidak pergi, dan bersama-sama mereka duduk di samping tempat tidur
Pansy kecil (karena itulah nama Pansy).

Setelah beberapa saat, Pansy tampak semakin parah, dan John Smith kembali bilang
ingin membeli obat, tetapi istrinya tidak mengizinkannya.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan seorang lelaki tua, terbungkuk-bungkuk, dengan rambut
putih panjang, memasuki ruangan.

"Aha, itu kakek datang," kata Pansy. Dia telah mengenalinya sebelum yang lain.

Lelaki tua itu mengeluarkan sebotol obat dari sakunya dan memberi Pansy sesendok.
Dia segera sembuh.

"Saya sedikit terlambat," kata John Smothers, "tadi saya menunggu mobil angkutan."***

RUMAH YANG TERANG


Ahmad Tohari
       Listrik sudah empat tahun masuk kampungku dan sudah banyak
yang
dilakukannya. Kampung seperti mendampat injeksi tenaga baru yang
membuatnya menggeliat penuh gairah. Listrik memberi kampungku
cahaya,
musik, es, sampai api dan angin. Di kampungku, listrik juga membunuh
bulan di langit. Bulan tidak lagi menarik hati anak-anak. Bulan tidak lagi
mampu membuat bayang-bayang pepohonan. Tapi kampung tidak merasa
kehilangan bulan. Juga tidak merasa kehilangan tiga laki-laki yang
tersengat
listrik hingga mati.

Sebuah tiang lampu tertancap di depan rumahku. Seperti semasa


teman-temannya sesama tiang listrik yang membawa perubahan pada
rumah
yang terdekat, demikian halnya beton langsing yang menyangga kabel-
kabel
di depan rumahku itu. Bedanya, yang dibawa ke rumahku adalah
celotehceloteh sengit dua tetangga di belakang rumahku.

Sampai sekian lama, rumahku tetap gelap. Ayahku tidak mau pasang
listrik. Inilah yang membuat tetangga di belakang rumah jengkel
terusterusan.
Keduanya sangat berhasrat menjadi pelanggan listrik. Tapi hasrat
mereka tak mungkin terlaksana sebelum ada dakstang di bubungan
rumahku.
Rumah dua tetangga di belakang itu terlalu jauh dari tiang.

Kampungku yang punya kegemaran berceloteh seperti mendapat jalan


buat berkata seenaknya terhadap ayah. Tentu saja dua tetangga itulah
sumbernya. “Haji Bakir itu seharusnya berganti nama menjadi Haji Bakhil.
Dia kaya tetapi tak mau pasang listrik. Tentu saja dia kawatir akan keluar
banyak duit.”

Anda mungkin juga menyukai