Anda di halaman 1dari 22

Asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien trauma thoraks

Disusun oleh :

Nurjayanti

Fitria Nurul

Fajrul falakh

Abd. Samad

Narwadina

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN POSO
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya
penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT PADA PASIEN TRAUMA THORAKS” ini disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah kegawatdarutatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya
dan masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan
pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.........................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3. Tujuan.......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Anatomi fisiologi....................................................................................3


2.2. Definisi....................................................................................................7
2.3. Etiologi....................................................................................................7
2.4. Patofisiologi/WOC..................................................................................9
2.5. Manifestasi klinis...................................................................................10
2.6. Komplikasi..............................................................................................11
2.7. Penatalaksanaan.....................................................................................12
2.8. Pencegahan............................................................................................13

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRAUMA


THORAKS

3.1. Pengkajian............................................................................................14
3.2. Pemeriksaan fisik.................................................................................16
3.3. Masalah Keperawatan, Intervensi & Tindakan Keperawatan dan Evaluasi 21
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga


thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi
dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan
dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut (Sudoyo, 2010).
Trauma adalah penyebab kematian terbanyak pada dekade 3
kehidupan diseluruh kota besar didunia dan diperkiraan 16.000 kasus
kematian akibat trauma per tahun yang disebabkan oleh trauma toraks di
amerika. Sedangkan insiden penderita trauma toraks di amerika serikat
diperkirakan 12 penderita per seribu populasi per hari dan kematian yang
disebabkan oleh trauma toraks sebesar 20-25%.Dan hanya 10-15% penderita
trauma tumpul toraks yang memerlukan tindakan operasi, jadi sebagian besar
hanya memerlukan tindakan sederhana untuk menolong korban dari ancaman
kematian (Sudoyo, 2010).
Di Australia, 45% dari trauma tumpul mengenai rongga toraks.
Dengan adanya trauma pada toraks akan meningkatkan angka mortalitas pada
pasien dengan trauma. Trauma toraks dapat meningkatkan kematian akibat
Pneumotoraks 38%, Hematotoraks 42%, kontusio pulmonum 56%, dan
flail
chest 69% (Nugroho, 2015).

Pada trauma dada biasanya disebabkan oleh benda tajam,


kecelakaan lalu lintas atau luka tembak.Bila tidak mengenai jantung, biasanya
dapat menembus rongga paru-paru. Akibatnya, selain terjadi pendarahan dari
rongga paru-paru, udara juga akan masuk ke dalam rongga paru-paru. Oleh
karena itu, pau-paru pada sisi yang luka akan mengempis. Penderita Nampak
kesakitan ketika bernapas dan mendadak merasa sesak dan gerakan iga disisi
yang luka menjadi berkurang (Sudoyo, 2010)
Trauma tumpul thoraks sebanyak 96.3% dari seluruh trouma
thoraks, sedangkan sisanya sebanyak 3,7% adalah trauma tajam. Penyebab
terbanyak dari trauma tumpul thoraks masih didominasi oleh korban
kecelakaan lalu lintas (70%). Sedangkan mortalitas pada setiap trauma yang
disertai dengan trauma thoraks lebih tinggi (15,7%) dari pada yang tidak
disertai trauma thoraks (12,8%) pengolahan trauma thoraks, apapun jenis dan
penyebabnya tetap harus menganut kaidah klasik dari pengolahan trauma
pada umumnya yakni pengolahan jalan nafas, pemberian pentilasi dan control
hemodianamik (Patriani, 2012).
Jadi menurut kelompok trauma thorak adalah luka atau cedera
fisik sehingga dapat menyebabkan kematian utama pada anak-anak atau
orang dewasa. Di dalam thoraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi
kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru sebagai alat
pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah
B. Rumusan masalah

1. Bagaimana teori Trauma thoraks?

2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Trauma thoraks pada pasien yang


mengalami trauma thorak ?
3. Bagaimana tindakan keperawatan pada pasien Trauma thoraks?
BAB II
TINJAUAN
TEORI
1. DEFINISI

Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis
akibat gangguan emosional yang hebat (Nugroho, 2015).
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan
oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura
paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun
tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan (Rendy, 2012).
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax
yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari
cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat
menyebabkan keadaan gawat thorax akut.Trauma thoraks diklasifikasikan
dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang
mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit
diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu
(Sudoyo, 2010)
Dari berberapa definisi diatas dapat didefinisikan trauma thoraks
adalah trauma yang mengenai dinding toraks yang secara langsung maupun
tidak langsung berpengaruh pada pada organ didalamnya, baik sebagai akibat
dari suatu trauma tumpul maupun oleh sebab trauma tajam.
2. Etiologi

Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul
65% dan trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks
tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al.,
2010). Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact)
yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling
(Sudoyo, 2010).
Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat
yang lengkap karena setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda.
Penyebab trauma toraks oleh karena trauma tajam dibedakan menjadi 3
berdasarkan tingkat energinya, yaitu berenergi rendah seperti trauma tusuk,
berenergi sedang seperti tembakan pistol, dan berenergi tinggi seperti pada
tembakan senjata militer. Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya
tekanan yang berlebihan pada paru-paru yang bisa menyebabkan
Pneumotoraks seperti pada aktivitas menyelam (Hudak, 2011).
Trauma toraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan
sternum, rongga pleura saluran nafas intratoraks dan parenkim paru.
Kerusakan ini dapat terjadi tunggal ataupun kombinasi tergantung dari
mekanisme cedera (Sudoyo, 2010).
3. Patofisiologi
Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah
ventilasipernapasan yang normal. Pengembangan dinding toraks ke arah luar
oleh otot -otot pernapasan diikuti dengan turunnya diafragma menghasilkan
tekanan negative dari intratoraks. Proses ini menyebabkan masuknya udara
pasif ke paru – paru selama inspirasi. Trauma toraks mempengaruhi strukur -
struktur yang berbedadari dinding toraks dan rongga toraks. Toraks dibagi
kedalam 4 komponen, yaitudinding dada, rongga pleura, parenkim paru, dan
mediastinum.Dalam dindingdada termasuk tulang - tulang dada dan otot -
otot yang terkait (Sudoyo, 2009).
Rongga pleura berada diantara pleura viseral dan parietal dan dapat
terisi oleh darah ataupunudara yang menyertai suatu trauma toraks. Parenkim
paru termasuk paru – parudan jalan nafas yang berhubungan, dan mungkin
dapat mengalami kontusio, laserasi, hematoma dan pneumokel.Mediastinum
termasuk jantung, aorta/pembuluh darah besar dari toraks, cabang
trakeobronkial dan esofagus. Secara normal toraks bertanggung jawab untuk
fungsi vital fisiologi kardiopulmonerdalam menghantarkan oksigenasi darah
untuk metabolisme jaringan pada tubuh. Gangguan pada aliran udara dan
darah, salah satunya maupun kombinasi keduanya dapat timbul akibat dari
cedera toraks (Sudoyo, 2009).
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada
beberapa faktor, antara lain mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari
cedera, cedera lain yang terkait, dan penyakit - penyakit komorbid yang
mendasari. Pasien – pasien trauma toraks cenderung akan memburuk sebagai
akibat dari efek pada fungsi respirasinya dan secara sekunder akan
berhubungan dengan disfungsi jantung (Sudoyo, 2009).

Pathway

Trauma tajam atau


tumpul

Thoraks

Cedera jaringan lunak,


cedera/hilangnya
kontinuitas struktur

Perdarahan jaringan interstitium,


pendarahan intra alveolar, kolaps
arteri dan arteri-arteri kecil,
hingga tahanan perifer pembulh
darah paru meningkat.

Reabsorbsi darah oleh pleura


tidak memadai/tidak optimal

Akumulasi cairan
Ekspansi paru Hemathoraks dalam kavum pleura

Gangguan ventilasi Ketidakefektifan Resiko infeksi


bersihan jalan kerusakan
napas integritas kulit
Thorakdrains
Ketidakefektifan pola bergeser
nafas
Diskontinuitas jaringan
Merangsang reseptor
Edema nyeri pada periver kulit
tracheal/faringeal, Nyeri akut
peningkatan produksi
secret dan penurunan
kemampuan batuk Merangsang reseptor Pemasangan WSD
efektif nyeri pada pleura viseralis
dan parietalis
4. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak,
(2009) yaitu :
A. Temponade jantung

1. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus


jantung
2. Gelisah

3. Pucat, keringan dinginPeninggian TVJ (9Tekanan Vena Jugularis)

4. Pekak jantung melebar

5. Bunyi jantung melemah

6. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure

7. ECG terdapat low Voltage seluruh lead

8. Perikardiosentesis kuluar darah (FKUI:2005)

B. Hematothorax
1. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD
2. Gangguan pernapasan (FKUI:2005)
C. Pneumothoraks
1. Nyeri dada mendadak dan sesak napas
2. Gagal pernapasan dengan sianosis
3. Kolaps sirkulasi
4. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas
yang terdapat jauh atau tidak terdengar sama sekali
5. Pada auskultasi terdengar bunyi klik

5. Komplikasi
Trauma toraks memiliki beberapa komplikasi seperti pneumonia 20%,
pneumotoraks 5%, hematotoraks 2%, empyema 2%, dan kontusio pulmonum
20%. Dimana 50-60% pasien dengan kontusio pulmonum yang berat
akanmenjadi ARDS. Walaupun angka kematian ARDS menurun dalam
decadeterakhir, ARDS masih merupakan salah satu komplikasi trauma toraks
yang sangat serius dengan angka kematian 20-43% (Nugroho, 2015).
- Kontusio dan hematoma dinding toraks adalah bentuk trauma toraks yangpaling
sering terjadi.Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding toraks,perdarahan masif
dapat terjadi karena robekan pada pembuluh darah pada kulit,subkutan, otot dan
pembuluh darah interkosta.
- Fraktur kosta terjadi karena adanya gaya tumpul secara langsung maupuntidak
langsung. Gejala yang spesifik pada fraktur kosta adalah nyeri, yang meningkat
pada saat batuk, bernafas dalam atau pada saat bergerak.
- Flail chest adalah suatu kondisi medis dimana kosta - kosta yang berdekatan
patah baik unilateral maupun bilateral dan terjadi pada daerah kostokondral.
- Fraktur sternum terjadi karena trauma tumpul yang sangat berat sering
kalidisertai dengan fraktur kosta multipel.
- Kontusio parenkim paru adalah manifestasi trauma tumpul toraks yang
palingumum terjadi.
- Pneumotoraks adalah adanya udara pada rongga pleura. Pneumotoraks pada
trauma tumpul toraksterjadi karena pada saat terjadinya kompresi dada tiba - tiba
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraalveolar yang dapat
menyebabkan rupture alveolus..Gejala yang paling umum pada Pneumotoraks
adalah nyeri yang diikuti oleh dispneu

6. Penatalaksanaan
Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan
pasien trauma lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with
care ofcervical spine, B: Breathing adequacy, C: Circulatory support, D:
Disabilityassessment, dan E: Exposure without causing hypothermia
(Nugroho, 2015).

Pemeriksaan primary survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan


harus dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menangani
kondisi yang mengancam nyawa dengan segera, seperti obstruksi jalan napas,
tension Pneumotoraks, pneuomotoraks terbuka yang masif, hemotoraks
masif, tamponade perikardial, dan flail chest yang besar (Nugroho, 2015).
Apnea, syok berat, dan ventilasi yang inadekuat merupakan indikasi utama
untuk intubasi endotrakeal darurat.Resusitasi cairan intravena merupakan
terapiutama dalam menangani syok hemorhagik.Manajemen nyeri yang efektif
merupakan salah satu hal yang sangat penting pada pasien trauma toraks.
Ventilator harus digunakan pada pasien dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan
takipnea berat atau ancaman gagal napas (Hudak, 2011).
Pasien dengan tanda klinis tension Pneumotoraks harus segera menjalani
dekompresi dengan torakosentesis jarum dilanjutkan dengan torakostomi tube.
Foto toraks harus dihindari pada pasien - pasien ini karena diagnosis dapat
ditegakkan secara klinis dan pemeriksaan x - ray hanya akan menunda
pelaksanaan tindakan medis yang harus segera dilakukan (Hudak, 2011).

7. Pencegahan

Pencegah trauma thorax yang efektif adalah dengan cara menghindari


faktor penyebabnya, seperti menghindari terjadinya trauma yang biasanya
banyak dialami pada kasus kecelakaan dan trauma yang terjadi berupa trauma
tumpul serta menghindari kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari
cavum thorax yang biasanya disebabkan oleh benda tajam ataupun benda
tumpul yang menyebabkan keadaan gawat thorax akut (Patriani, 2012) .
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit M.Yunus
bengkulu pada tanggal 01 Januari 2019 menggunakan mobil karena mengalami
kecelakaan bermobil. Penolong mengatakan dada korban membentur stir mobil,
setelah kecelakaan pasien muntah darah dan meringis kesakitan pada bagian dada
lalu kemudian pasien tidak sadar. Keaadaan pasien saat di IGD klien mengalami
penurunan kesadaran, napas cepat dan dangkal, Terdapat bengkak dan jejas di
dada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan GCS : (E3V2M5) : 10 kesadaran somnolen,
hasil pemeriksaan TTV, TD : 130/90 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit,
suhu : 38,7oC, akral teraba dingin, tampak sianosis, penggunaan otot-otot
pernapasan, dan napas cuping hidung.
A. Data Pasien
Nama : Tuan D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 30
No RM : 12345

B. Keluhan Utama : Sesak napas


Waktu kedatangan : Pagi
Transportasi : Mobil
Kondisi dating : Mengalami penurunan kesadaran

C. Tindakan Pre Hospital : tidak ada


D. Triage

- Kesadaran : somnolen
- Kategori triage : merah
- Klasifikasi kasus : trauma
E. Pengkajian primer

A. Airway : Pernapasan ada, tidak ada sumbatan/secret dijalan napas

B. Breathing : Pernapasan cuping hidung, pasien ngorok, penggunaan


otot – otot pernapasan, pasien sesak dengan RR
35x/menit, napas ronchi, cepat dan dangkal.

C. Circulation : Ada nadi, nadi 110x/menit, TD : 130/90 mmHg, akral


teraba dingin dan tampak sianosis.

D. Disability : Penurunan kesadaran, kesadaran somnolen, GCS :


(E3V2M5) : 10
E. Exposure : Terdapat bengkak dan jejas di bagian dada sebelah kiri,
akral teraba dingin, tampak sianosis dan bagian tubuh lain.

F. Pengkajian sekunder
- S : pasien mengalami sesak, Terdapat bengkak dan jejas di dada sebelah kiri
- A : pasien tidak memiliki alergi
- M : pasien tidak mengonsumsi obat-obatan
- P : pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
- L : pasien mamakan makanan terakhir yang di masak oleh ibunya
- E : pasien mengantuk saat mengendarai mobil
G. Pengkajian head to toe

- Kepala : tidak terdapat memar dan benjolan

- Leher : tidak ada pembekakan kelenjar tiroid

- Thoraks : Terdapat bengkak dan jejas di dada sebelah kiri , tampak adanya retraksi otot
bantu pernapasan, pergerakan dinding dada tidak simetris.

- Abdomen : Tidak ada distensi abdomen, Tidak teraba adanya penumpukan cairan, tidak
ada nyeri tekan

- Ekstremitas : atas : tangan kanan terpasang infus, tidak ada lesi, pergerakan normal

bawah : fungsi pergerakan normal, tidak ada lesi, kekuatan otot 5555

- Integumen : warna kulit pucat

H. Tindak lanjut : rawat inap


Masalah Keperawatan, Intervensi & Tindakan Keperawatan dan Evaluasi

Waktu Masalah keperawatan Intervensi dan tindakan Evaluasi


keperawatan

Pola napas tidak efektif - Memberikan posisi S :


- Pasien
b.d ekpansi paru yang semi fowler
mengatakan
tidak maksimal karena - Memberikan sesak
trauma ditandai mengurang
oksigen
O:
dengan :
- Mempertahankan - RR :
Ds : kepatenan jalan 22x/mnt
nadi:
- pasein mengeluh napas dengan head 96x/mnt
sesak tilt-chin lift TD: 120/80
mmHg
Do:
Suhu : 36oC
- Penggunaan otot A:
bantu - Intervensi
pernapasan dihentikan
- Pernapasan P:
- Pasien
cuping hidung
pindah
- Ttv ruangan

RR : 35X/mnt

TD : 130/90
mmHg,

Nadi : 110x/menit

Suhu : 38,7oC

Nyeri akut b.d agen - Memberikan obat S:


- Pasien
pecedera fisik yang analgesik sebagai
mengatakan
ditandai dengan : Pereda rasa nyeri nyeri
menurun
Ds : - Memberikan
O:
- Pasien Teknik - Frekuensi
mengeluh nyeri nonfarakologis nadi
seperti ditusuk- seperti aroma membaik
- Ttv :
tusuk pada dada terapi nadi:
sebelah kiri - Mengatur posisi 96x/mnt
RR:
Do : dengan bagian
22x/mnt
kepala lebih tinggi TD: 120/80
- Tampak ada
mmHg
bengkak dan
Suhu : 36oC
jejas di dada A:
pasien sebelah - Intervensi
dihentikan
kiri
P:
- Tampak - Pasien
meringis pindah
ruangan
- Frekuensi nadi
meningkat

- Ttv

RR : 35X/mnt

TD : 130/90
mmHg,

Nadi : 110x/menit

Suhu : 38,7oC

Anda mungkin juga menyukai