Anda di halaman 1dari 2

HKUM4311/Hukum Pidana Ekonomi

1. Pertanyaan:

Berdasarkan contoh kasus diatas, uraikan analisis anda langkah-langkah yang dapat
dilakukan masyarakat untuk terhindar menjadi korban Tindak Pidana Ekonomi!

Jawaban :

Menurut analisis pendapat saya yaitu Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, aktivitas ekonomi berkembang semakin pesat, baik dari sisi ragam
maupun intensitasnya. Meski di negara maju sekalipun, komputer baru dinikmati rumah
tangga di tahun 1970-an, dan internet dalam bentuknya yang paling sederhana digunakan
di universitas-universitas di tahun 1980-an. Meski demikian, saat ini, baik di negara maju
maupun berkembang, komputer dan internet sudah merupakan barang kebutuhan yang
sulit dinafikkan keberadaannya. Keberadaan internet membawa kemudahan orang untuk
berkomunikasi dan mencari informasi. Namun tidak disanggah bahwa lewat internet pula
kejahatan seksual terhadap anak-anak, plagiarisme, bullying, penipuan via email hingga
pencucian uang justru semakin mudah dilakukan. Hal serupa terjadi pada keberadaan
telepon genggam. Di satu sisi, telepon genggam mempermudah komunikasi, di sisi lain,
HP sering digunakan untuk praktik penipuan, dan praktik gendam. Tentu saja jika kita
hidup 20-30 tahun lalu, kita tidak akan pernah berfikir munculnya berbagai aktivitas
kejahatan tersebut yang memanfaatkan kemajuan teknologi informatika tersebut. Fakta-
fakta menunjukkan bahwa fenomena hukum tidak bisa dipisahkan dari aspek ekonomi.
Ekonomika Kriminalitas atau Crime Economics atau Law and Economics adalah cabang
ilmu ekonomika yang menitikberatkan analisis ekonomika pada bidang hukum dan
regulasi. Cakupan pembahasan di Ekonomika Kriminalitas tidak saja terbatas pada tindak
pidana yang terkait langsung dengan aspek ekonomi (misalnya korupsi, pencucian uang,
fraud, dll), namun juga berbagai tindak kejahatan konvensional lain (misalnya  pencurian,
pembunuhan, perkosaan dll) dan kejahatan terorganisasi (misalnya perdagangan narkoba,
terorisme, perdagangan manusia, prostitusi anak-anak, dll). Ekonomika Kriminalitas juga
membahas fenomena yang terjadi di hukum perdata, misalnya terkait dengan persaingan
usaha, perceraian, peradilan pajak, dan lain sebagainya.
2. Uraikan analisis anda atas pertanggungjawaban pidana yang dilakukan oleh perusahaaan
diatas!
Jawaban:
Menurut analisis saya yaitu yang dilakukan oleh PT. Raja Suntuk yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan CPO (Curd Palm Oil) yang letaknya
bersebelahan dengan sungai sumber air bersih bagi masyarakat dapat menimbulkan
penyakit kulit serta membinasakan hewan laut. Lingkungan yang tercemar dapat
menyebabkan kepunahan berbagai jenis flora dan fauna. Ketika polutan
menyerang lingkungan hidup, maka ekosistem flora dan fauna akan rusak. Hal tersebut
sedikit demi sedikit menyebabkan kepunahan. Selain itu juga akan merusak kedaan yang
mulanya baik menjadi tidak baik. ketika terjadi pencemaran akan banyak yang terganggu,
bukan hanya manusia namun hewan dan juga tumbuhan. Sebaiknya dalam hal ini PT.
Rakja suntuk perlu adanya penanggulangan kembali tempat pengolahan CPO tersebut
sehingga masyarakat sekitar yang berada disekelilingnya tidak merasa dirugikan.
3. Pertanyaan:
Uraikan analisis anda mengapa tindakan tersangka berdasarkan kasus diatas
dikategorikan tindak pidana perpajakan!
Jawaban:
Menurut analisis saya yaitu yakni dengan sengaja tidak menyampaikan surat
pemberitahuan (SPT) dan dengan sengaja tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong
atau dipungut yang dapat menimbulkan kerugian kepada pendapatan negara. Karena
dalam hal ini Kedua perusahaan tersebut terbukti dengan sengaja tidak menyetorkan
pajak pertambahan nilai (PPN) yang telah dipungut pada kurun waktu 2011 hingga 2012
lalu sebesar Rp 5,54 miliar. Dengan rincian, PT RPP menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara sebanyak Rp 3,9 miliar dan PT BKM merugikan negara sebanyak Rp
1,64 miliar. Menurut Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jatim I, Eka Sila Kusna Jaya
mengatakan, kedua perusahaan tersebut telah memungut PPN namun tidak disetorkan ke
negara. “Kasus yang pertama, PT RPP dia menjual barang, memungut PPN yang
harusnya disetorkan, tapi malah tidak disetorkan. Jadi merugikan negara. Sedangkan
yang kedua, PT BKM itu menerbitkan faktur, namun tidak sesuai dengan jumlah yang
sebenarnya,” jelas Eka. Dari asus tersebut jika ditotal negara mengalami kerugian Rp
16,7 miliar. Sedangkan yang sudah dibayarkan ke Ditjen Pajak Jatim I, total mencapai Rp
10 miliar. Sedangkan yang Rp 6,7 miliar masih belum dibayar dari lima kasus yang
ditangani oleh Ditjen Pajak Jatim I.

Anda mungkin juga menyukai