Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sendang Mulyo Semarang dari
tanggal 23 Mei sampai dengan 13 Juni 2015, sampel dalam penelitian ini
adalah pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kelurahan Sendang Mulyo
Semarang sebanyak 115 responden . Responden yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 32,2 % dan perempuan sebanyak 67,8 %. Berdasarkan
usia yang paling banyak berusia dewasa yaitu sebanyak 58 responden
dengan presentase 50,4 % dan pasien yang berusia lansia sebanyak 57
responden dengan presentase 49,6 % usia tertua 70 tahun dan termuda 24
tahun. Responden yang berpendidikan terakhir SD sebanyak 33 %, SMP
sebanyak 22,6 %, SMA sebanyak 30,4 % dan perguruan tinggi (PT)
sebanyak 13,9 % .Seluruh sampel tersebut diberikan kuesioner tentang
pengetahuan dan perilaku pencegahan komplikasi diabetes mellitus tipe 2,
yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku masyarakat
dalam mencegah komplikasi diabetes mellitus tipe 2 di Kelurahan
Sendang Mulyo Semarang.
B. Hasil Penelitian
1. Pengetahuan Masyarakat tentang Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2
a. Pengetahuan Masyarakat tentang Komplikasi Diabetes Melitus
Tipe 2 secara umum.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai
Komplikasi Diabetes Melitus Tipe 2 Di Kelurahan Sendang Mulyo
Semarang

No Pengetahuan Frekuensi(f) Presentase (%)


1 Kurang 6 5,2
2 Cukup 18 15,7
3 Baik 91 79,1
Total (N) 115 100
Distribusi frekuensi dan presentase tabel 4.1 menunjukkan bahwa
mayoritas masyarakat Kelurahan Sendang Mulyo Semarang
berpengetahuan baik, dengan jumlah presentase 79,1 %.

b. Pengetahuan masyarakat tentang komplikasi diabetes mellitus tipe


2 berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat Tentang Komplikasi DM
Tipe 2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Pengetahuan Frekuensi Presentase(%)


kelamin
Laki-laki Kurang 3 8.1
Cukup 3 8.1
Baik 31 83.8
Total 37 100.0
Perempuan Kurang 3 3.8
Cukup 15 19.2
Baik 60 76.9
Total 78 100.0

Tabel distribusi frekuensi 4.2 menunjukkan bahwa responden


laki-laki memiliki pengetahuan yang lebih baik dari responden
perempuan, hal ini ditunjukkan pada presentase pengetahuan
responden laki-laki yang mencapai 83.8 % sedangkan
responden perempuan hanya 76,9 %.
c. Pengetahuan masyarakat tentang komplikasi diabetes mellitus tipe
2 berdasarkan usia
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat Tentang Komplikasi DM
Tipe 2 Responden Berdasarkan usia

Usia Pengetahuan Frekuensi Presentase(%)


Dewasa Kurang 4 6.9
Cukup 14 24.1
Baik 40 69.0
Total 58 100.0
Lansia Kurang 2 3.5
Cukup 4 7.0
Baik 51 89.5
Total 57 100.0

Berdasarkan distribusi tabel 4.3 pengetahuan mengenai komplikasi


diabetes melitus tipe 2 menurut usia dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan yang terbaik adalah pengetahuan pada responden usia
lansia, yaitu sebesar 89.5%.

d. Pengetahuan masyarakat tentang komplikasi diabetes mellitus


berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.4
Distribusi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Komplikasi Diabetes
Mellitus Tipe 2 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Pengetahuan Frekuensi Presentase(%)


SD Kurang 1 2.6
Cukup 12 31.6
Baik 25 65.8
Total 38 100.0
SMP Kurang 3 11.5
Cukup 3 11.5
Baik 20 76.9
Total 26 100.0
SMA Kurang 2 5.7
Cukup 2 5.7
Baik 31 88.6
Total 35 100.0
PT Kurang 0 0
Cukup 1 6.2
Baik 15 93.8
Total 16 100.0

Berdasarkan distribusi tabel 4.4 dapat ditarik kesimpulan


bahwa pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan berada
pada responden dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi
(PT) yaitu sebesar 93,8% karena responden yang berpendidikan
terakhir SD, SMP dan SMA yang berpengetahuan baik
jumlahnya dibawah 93,8 %.
e. Pengetahuan masyarakat tentang komplikasi diabetes mellitus
berdasarkan distribusi jawaban kuesioner pengetahuan
Tabel 4.5
Distribusi Presentase Jawaban Dari Pernyataan Tentang
Pengetahuan Komplikasi DM Tipe 2

No Pernyataan Presentase (%)


Jawaban Jawaban
benar salah
1 Penyebab diabetes mellitus 88,7 11,3
2 Komplikasi karena gula darah yang naik 71,3 28,7
3 Tanda gejala diabetes mellitus (polidipsi) 80 20
4 Dampak dari kenaikan kadar gula darah 81,7 18,3
5 Penyebab hipoglikemia 81,7 18,3
6 Pengaturan pola makan pada diabetes mellitus 76 23
7 Efek dari hipoglikemia 80 20
8 Tekanan darah pada diabetes mellitus 74,8 25,2
9 Efek hipertensi pada diabetes mellitus( penyakit jantung) 82,6 17,4
10 Resiko penyakit jantung koroner pada diabetes mellitus 80 20
11 Resiko gagal jantung pada pasien diabetes mellitus 75,7 24,3
12 Efek obesitas pada pasien diabetes mellitus 77,4 22,6
13 Efek diabetes melitus terhadap penglihatan 82,6 17,4
14 Penanggulangan gangguan penglihatan 78,3 21,7
15 Efek hiperglikemia terhadap saraf perifer 87 13
16 Pentingnya memperhatikan bagian tubuh yang serin 77,4 22,6
kesemutan pada diabetes mellitus
17 Efek hiperglikemia terhadap aliran darah 80,9 19,2
18 Penggunaan alas kaki yang tidak tepat pada pasien 78,3 21,7
diabetes mellitus
19 Komplikasi pada luka diabetik yang tidak ditangani 82,8 17,4
20 Tindakan yang dilakukan pada ulkus diabetikum yang 72,2 27,8
tidak bisa disembuhkan
21 Efek hiperglikemia terhadap kandungan gula dalam urin 73 27
22 Efek glukosuria terhadap kerja ginjal 73 27
23 Resiko terjadinya gagal ginjal pada pasien diabetes 81,7 18,3
melitus
24 Efek diabetes mellitus terhadap ginjal 73 27
25 Efek diabetes mellitus terhadap kejadian gagal jantung 74 25

Secara keseluruhan jawaban kuesioner pengetahuan yang memiliki


presentasi tertinggi terletak pada pernyataan nomor 1, yakni
pernyataan tentang penyebab diabetes mellitus, yaitu gula darah
yang terlalu tinggi (> 200 mg/dl) jawaban responden yang benar
88,7 %. Presentase terendah terletak pada pernyataan nomor 2,
yaitu pernyataan tentang gula darah yang terlalu tinggi tidak dapat
mengganggu kesadaran, jawaban responden yang benar 71,3 %.

2. Perilaku Masyarakat Dalam Mencegah Komplikasi Diabetes Mellitus


Tipe 2
a. Perilaku Masyarakat dalam mencegah Komplikasi Diabetes
Melitus Tipe 2 secara umum
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Pencegahan
Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kelurahan Sendang Mulyo
Semarang

No Perilaku Frekuensi (f) Presentase(%)


1 Buruk 1 0,9
2 Sedang 62 53,9
3 Baik 52 45,2
Total (N) 115 100

Berdasarkan distribusi tabel 4.6 didapat hasil bahwa mayoritas


responden perilakunya dalam mencegah komplikasi diabetes
mellitus tipe 2 tergolong dalam perilaku sedang.

b. Perilaku masyarakat dalam mencegah komplikasi diabetes mellitus


tipe 2 berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Komplikasi DM Tipe 2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Perilaku Frekuensi Presentase(%)


kelamin
Laki-laki Buruk 0 0
Sedang 20 54.1
Baik 17 45.9
Total 37 100.0
Perempuan Buruk 1 1.3
Sedang 42 53.8
Baik 35 44.9
Total 78 100.0
Perilaku pencegahan komplikasi diabetes mellitus tipe 2
berdasarkan distribusi 4.7 dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
jenis kelamin responden laki-laki berperilaku lebih baik dari
responde perempuan dengan presentase 45,9

c. Perilaku masyarakat dalam mencegah komplikasi diabetes mellitus


tipe 2 berdasarkan usia
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Komplikasi DM Tipe 2
Responden Berdasarkan Usia

Usia Pengetahuan Frekuensi Presentase(%)


Dewasa Buruk 4 6.9
Sedang 14 24.1
Baik 40 69.0
Total 58 100.0
Lansia Buruk 2 3.5
Sedang 4 7.0
Baik 51 89.5
Total 57 100.0

Berdasarkan distribusi tabel 4.8 menunjukkan bahwa perilaku


pencegahan komplikasi diabetes mellitus tipe 2 menurut usia
mayoritas responden yang berperilaku baik adalah responden
yang berusia lansia yaitu sebanyak 89,5 %.
d. Perilaku masyarakat dalam mencegah komplikasi diabetes mellitus
tipe 2 berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.9
Distribusi Perilaku Responden Dalam Mencegah Komplikasi Diabetes
Mellitus Tipe 2 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Pengetahuan Frekuensi Presentase(%)


SD Buruk 1 2.6
Sedang 22 57.9
Baik 15 39.5
Total 38 100.0
SMP Buruk 0 0
Sedang 13 50.0
Baik 13 50.0
Total 26 100.0
SMA Buruk 0 0
Sedang 20 57.1
Baik 15 42.9
Total 35 100.0
PT Buruk 0 0
Sedang 7 43,8
Baik 9 56,2
Total 16 100

Berdasarkan distribusi tabel 4.9 perilaku pencegahan


komplikasi Diabetes tipe 2 menurut tingkat pendidikan,
perilaku terbaik ada pada responden dengan pendidikan
terakhir perguruan tinggi, yaitu sebesar 43,8 %, karena
responden yang pendidikan terakhirnya SD, SMP dan SMA
perilaku baiknya dibawah 43,8 %.
e. Perilaku masyarakat dalam mencegah komplikasi diabetes mellitus
tipe 2 berdasarkan distribusi jawaban dari kuesioner perilaku

Tabel 4.10
Presentasi Jawaban Pernyataan Perilaku Pencegahan Komplikasi
DM Tipe 2

No Pernyataan Presentase (%)


Pertanyaan 0(tidak 1(kadang- 2(jarang) 3(sering 4(selalu)
positif pernah) kadang) )
1 Mengontrol berat 0 10,4 45,2 18,3 26,1
badan
3 Makan tepat 0 20,9 24,3 32,2 22,6
waktu
5 Berolah raga 2 x 0,9 19,1 27 24,3 28,7
dalam seminggu
7 Kontrol tekanan 5,2 15,7 35,7 18,3 25,2
darah
9 Memperhatikan 9,6 18,3 22,6 26,1 23,5
kaki yang
kesemutan
11 Memakai alas 7,8 20,9 20 24,3 27
kaki yang
ukurannya pas
13 Menghindari 6,2 19,1 21,7 19,1 33,9
rokok
15 Membersihkan 3,5 17,4 22,6 13.9 42,6
kaki setelah
beraktivitas
17 Membatasi 1,7 22,6 24,3 33,9 17,4
konsumsi garam
19 Beraktivitas setiap 1,7 23,5 23,5 30,4 20,9
hari
21 Berbagi cerita 1,7 22,6 24,3 36,4 20,9
ketika ada
masalah
23 Meminta saran 0 25,2 27,8 27 20
untuk menjaga
kesehatan
25 Minum obat 0,9 20 26,1 25,2 27,8
antidiabetik
Pernyataan Selalu Sering Jarang Kadang- Tidak
negatif kadang pernah
0 1 2 3 4
2 Mengkonsumsi 0 14,8 33,9 31,3 20
gula sesuai selera
4 Makan sesuai 0 15,7 33,9 35,1 14,8
tanpa aturan
6 Kontrol gula 1,7 23,5 31,3 27 16,5
darah
8 Mengabaikan 5,2 16,5 31,3 24,3 22,6
gangguan
penglihatan
10 Beraktivitas diluar 7,8 15,7 24,3 32,2 20
ruangan tanpa alas
kaki
12 Tidak 7,8 20,9 16,5 22,6 32,2
memperhatikan
kondisi alas kaki
14 Membiarkan kaki 8,7 22,6 29,6 10,4 28,7
basah
16 Minum alkohol 0 2,6 0,9 11,3 85,2
18 Tidur kurang dari 1,7 22,6 24,3 33,9 17,4
5 jam
20 Mengalami stress 1,7 16,5 32,2 32,2 17,4
22 Mengabaikan 0,9 26,1 25,2 30,4 17,4
informasi tentang
DM tipe 2
24 Mengabaikan 0,9 23,5 25,2 29,6 20,9
saran pengobatan

Secara keseluruhan jawaban kuesioner pengetahuan yang memiliki


presentasi tertinggi terletak pada pernyataan nomor 16 yaitu
pernyataan tentang kebiasaan minum alkohol sebanyak 85,2 %
responden menyatakan tidak pernah meminum alkohol dan terendah
pada pernyataan nomor 4, yaitu hanya 14,8 responden yang mentaati
anjuran dari tenaga kesehatan dalam menjaga pola makan.
C. Pembahasan
1. Gambaran pengetahuan masyarakat tentang komplikasi Diabetes
Melitus Tipe 2 di kelurahan Sendang Mulyo Semarang
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan mayoritas
responden berpengetahuan baik . Pengetahuan yang cenderung baik
akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjaga kondisi
kesehatan tubuhnya . Menurut teori yang diungkapkan oleh Lawrence
Green (1980) pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi
seseorang dalam membentuk perilaku kesehatan (Notoatmodjo, S.
2007).

Menurut Unik dkk (2012) mayoritas masyarakat juga memiliki


pengetahuan dengan kategori baik dan pengetahuan tersebut
mempengaruhi perilaku. (Unik & Faridah Aini, 2012). Sedangkan
Shofiyah dan Kusuma (2013) didapatkan hasil bahwa pada masyarakat
yang berpengetahuan baik akan penyakit Diabetes Melitus mayoritas
perilakunya juga baik dan menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
antara faktor pengetahuan terhadap kepatuhan penderita Diabetes
Melitus dalam penatalaksanaan. (Sofiyah & Kusuma, 2014).

Berdasarkan distribusi pengetahuan masyarakat menurut jenis kelamin,


masyarakat yang berpengetahuan baik mayoritas berjenis kelamin laki-
laki. Menurut Notoatmojo (2007) Jenis kelamin tidak mempengaruhi
pengetahuan seseorang, hal tersebut kemungkinan bisa di pengaruhi
oleh faktor lain misalnya kepribadian, lingkungan, usia atau
pendidikan.

Sedangkan menurut Wulandari & Sartini(2013) bahwa penderita


Diabetes Melitus dengan komplikasi berdasarkan jenis kelamin
tertinggi yaitu perempuan dan tidak ada hubungan yang bermakna
antara kejadian komplikasi penderita Diabetes Melitus dengan jenis
kelamin responden penderita Diabetes Melitus (Wulandari & Martini,
2013). Sedangkan menurut pendapat Awad dkk (2011) jumlah pasien
wanita lebih beresiko terkena diabetes melitus dan terjadi komplikasi.
Usia terbanyak ditemukan pada rentang umur 51-60 tahun baik pada
pasien pria maupun wanita(Awad, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pengetahuan


berdasarkan tingkat usia, pengetahuan yang baik mayoritas adalah
responden pada usia lansia . Semakin cukup umur maka kematangan
dalam mendapatkan informasi akan semakin menjadi lebih baik dan
paparan informasi yang didapat dari lingkungan sekitar maupun dari
dunia maya akan bertambah (Mubarak,2007). Menurut Nuryani (2011)
didapatkan kelompok responden yang paling banyak memiliki
pengetahuan yang baik adalah kelompok umur 57-61 (Nuryani, 2011).

Responden yang pendidikannya baik berdasarkan pendidikan ,


mayoritas adalah responden yang pendidikan terakhirnya perguruan
tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan tingkat pemahamannya
terhadap suatu penyakit yang dialami akan semakin baik pula dan
pengetahuan itulah yang nantinya juga bisa mempengaruhi perilaku
seseorang (Perry & Potter,2006). Menurut Kekenusa dkk (2013)
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan berarti ada
kemungkinan semakin baik pula pengetahuan seseorang dalam
mencegah terjadinya peyakit termasuk DM Tipe 2 dan komplikasinya
(Kekenusa & dkk, 2013). Sedangkan menurut Sudaryo dkk(2014),
terlihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan rendah ,
pengetahuannya masih kurang dalam mencegah terjadinya penyakit
diabetes mellitus (Sudaryo, Setiadi, & Frankilawati, 2014)
Secara keseluruhan jawaban kuesioner pengetahuan yang memiliki
presentasi tertinggi terletak pada pernyataan nomor 1, yakni
pernyataan tentang penyebab diabetes mellitus, yaitu gula darah yang
terlalu tinggi (> 200 mg/dl) jawaban responden yang benar 88,7 %.
Presentase terendah terletak pada pernyataan nomor 2, yaitu
pernyataan tentang gula darah yang terlalu tinggi tidak dapat
mengganggu kesadaran, jawaban responden yang benar 71,3 %. Hal
ini menunjukkan bahwa pengetahuan secara keseluruhan responden
yang kurang adalah terletak pada komplikasi diabetes mellitus disaat
gula darah naik terhadap kesadaran dan pengetahuan responden yang
paling baik adalah pada penyebab diabetes mellitus tipe 2.
2. Gambaran perilaku pencegahan komplikasi Diabetes Mellitus tipe
2 di Kelurahan Sendang Mulyo Semarang
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasi bahwa mayoritas
responden tergolong dalam perilaku sedang meskipun mayoritas
responden pengetahuannya sudah tergolong baik. Tingkat
pengetahuan yang tinggi bukan merupakan satu-satunya pengaruh
yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang (Perry & Potter, 2006).

Menurut Notoatmodjo, pengetahuan dan sikap tidak berhubungan


secara langsung dengan perilaku kesehatan tetapi masih ada faktor-
faktor penganggu yang mempengaruhi perilaku kesehatan antara lain
sistem kepribadian, pengalaman dan adat istiadat (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Nuryani (2011) menyatakan bahwa diketahui paling banyak
responden memiliki gambaran perilaku dengan kategori cukup dalam
mencegah komplikasi Diabetes mellitus tipe 2 (Nuryani, 2011).
Sedangkan menurut Sudaryo, dkk (2014) menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pola makan, olah raga dan genetik terhadap kejadian
diabetes melitus tipe 2. Pola makan dan kebiasaan olah raga
dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. (Sudaryo, Setiadi, &
Frankilawati, 2014)
Berdasarkan hasil penelitian perilaku yang tergolong baik mayoritas
ada pada responden yang berjenis kelamin laki-laki. Menurut
Lawrence Green faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku
seseorang adalah pendidikan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal - hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya (Notoatmojo
2007).

Menurut Darusman (2009) berdasarkan distribusi frekuensi dan


persentase perilaku pria dan wanita dalam mematuhi diet, perilaku
pria lebih baik daripada perilaku wanita dalam mematuhi diet, perilaku
tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat. (Darusman, 2009).
Hasil penelitian wulandari & martini (2013) kejadian komplikasi
kelompok Diabetes Melitus keduanya didominasi oleh perempuan.
Diabetes Melitus dengan komplikasi sebanyak 88,9% dan kelompok
Diabetes Melitus non komplikasi sebanyak 72,5% hal ini di pengaruhi
oleh perilaku responden yang tidak patuh dalam pengelolaan
(Wulandari & Martini, 2013)

Berdasarkan distribusi data penelitian menunjukkan bahwa perilaku


responden usia lansia lebih baik dari perilaku responden usia dewasa.
Semakin cukup umur maka kematangan dalam mendapatkan informasi
akan semakin menjadi lebih baik dan paparan informasi yang didapat
dari lingkungan sekitar maupun dari dunia maya akan bertambah
(Notoatmojo,2007). Menurut pendapat Nuryani (2011) didapatkan
kelompok responden yang paling banyak memiliki pengetahuan yang baik
adalah kelompok umur 57-61 . Hal ini terjadi karena semakin tua umur
seseorang semakin matang perkembangan mentalnya dan juga
berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya dan berdampak pada
perilakunya dalam mengelola penyakitnya (Nuryani, 2011)

Berdasarkan hasil penelitian perilaku responden yang sudah tergolong


baik adalah responden yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi.
Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
perkembangan menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan (Perry & Potter, 2006).
Sedangkan menurut Lawrence Green pendidikan merupakan faktor
predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang (Notoatmojo
2007. Hal ini juga sejalan dengan Kekenusa dkk (2013) yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan
berarti ada kemungkinan semakin baik pula perilaku seseorang dalam
mencegah terjadinya peyakit termasuk DM Tipe 2 dan komplikasinya
(Kekenusa & dkk, 2013).

Dari responden yang berperilaku baik, sebanyak 90,4 % menjawab


pernyataan bahwa mereka tidak pernah meminum alkohol, yaitu
pernyataan no 16, dan sebanyak 26,9 % responden yang pola
makannya sesuai dengan anjuran dari tenaga kesehatan, yaitu
pernyataan no 4. Responden yang berperilaku baik sebanyak 45,2 %
dari total keseluruhan (52 orang). Data tersebut menunjukkan bahwa
responden sudah menghindari faktor pencetus yang dapat menaikkan
kadar gula darah akan tetapi masih kurang memperhatikan pola makan
yang tepat untuk pasien diabetes mellitus.
D. Keterbatasan Penelitan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak mencantumkan
lama menderita diabetes mellitus tipe 2, dan hanya mendeskripsikan
variabel pengetahuan dan perilaku pencegahan diabetes mellitus tipe 2

Anda mungkin juga menyukai