Anda di halaman 1dari 2

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


alhamdulillahirobbil alamin, washolatu wassalamu'ala asrofil ambiya iwal mursalin wa'ala
alihi wasohbihi aj ma'in, Amma ba’du

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah swt. Atas segala nikmat dan
karuniaNya sehingga kita dapat bertemu dengan bulan ramadhan tahun ini. Shalawat beriring
salam senantiasa kita sanjungkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, sahabatnya dan InsyaAllah kita sebagai umatnya yang istiqomah hingga akhir
zaman.

Temen temen sekalian, bulan ini kita sudah memasuki bulan Ramadhan, bulan dimana kitab
suci Al-Qur’an diturunkan, bulan dimana doa doa kita lebih mudah dikabulkan, dan bulan
dimana kita mendapat pahala yang berliat ganda.

Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha pernah mengatakan, sesungguhnya Nabi SAW beri’tikaf
di 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan. Kemudian nabi membangunkan keluarganya atau
istir istrinya dan kemudian kebiasaan itu diteruskan oleh keluarganya setelah nabi SAW
Wafat.
Disini Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha mengatakan i’tikaf di 10 malam terakhir
ramadhan. Lalu apa arti I’tikaf itu sendiri?
I’tikaf bisa dikatakan seperti camping di masjid, karena kita berdiam diri di masjid, mau
makan, minum, tidur itu kita lakukan di dalam masjid layaknya seperti camping pada umunya
. Bedanya kalau kita camping dimasjid, kita sangat dianjurkan untuk tadarus, berdzikir,
melakukan shalat sunnah dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
karena itu tema kultum saya hari ini adalah “camping di masjid? I’tikaf namanya”
Nah, seperti yang Aisyah katakakan itu, menunjukkan bahwasanya i'tikaf adalah sebuah
amalan yang sunnah muakkadah atau dianjurkan sekali bagi seseorang yang melakukan i'tikaf
khususnya di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
I’tikaf atau berdiam diri di masjid bukan hanya dilakukan oleh nabi, tetapi nabi juga
membangunkan keluarganya, isrti istrinya, atau orang orang yang sangat beliau cintai sepeti
sahabatnya untuk melakukan i’tikaf dan mendirikan shalat malam di 10 malam terkahir dari
bulan Ramadhan.
Kenapa, karena sesungguhnya di dalam i’tikaf terutama 10 malam terakhir ramadhan itu ada
banyak sekali kebaikan kebaikan yang luar biasa, sehingga nabi SAW sendiri tidak pernah
meninggalkan i’tikaf 10 malam terkahir. Nabi masuk ke masjid pada tanggal 20 ramadhan
sebelum maghrib dan nabi baru kelaur dari masjid pada tanggal 1 syawal setelah shalat
shubuh.
Walaupun demikian, kita juga bisa melakukan i’tikaf dari sejak malam 21 setelah isya atau
bagi sebagian sahabat yang tidak mampu ber’itikaf di siang hari, maka kita juga bisa ber
i’tikaf hanya di malam hari saja.
Karena sesungguhnya waktu i’tikaf ini, diberikan keluasaan walaupun idealnya adalah 10
hari dimulai dari tanggal 20 sampai tanggal 1 syawal. Tetapi kita juga bisa melakukannya
walaupun sebentar saja, karena i’tikaf kata sebagian ulama fikih itu adalah berdiam diri di
masjid karena Allah SWT , walaupun dengan durasi waktu antara maghrib dengan isya itu
sudah masuk kategori i’tikaf. Maka apa saja keutamaan dari i’tikaf ini. Ada banyak sekalli
keutamaan dari i’tikaf, diantaranya, i’tikaf adalah salah satu diantara hobi para nabi dan para
rosul yang dikenal dengan istilah Al Unsu Billah “berduaan dengan Allah” kenapa perlu ber
i’tikaf, karena hanya dengan ber ‘tikaf kita bisa bener bener fokus untuk berduaan dengan
Allah, berdoa berdzikir, shalat, membaca Al-qur’an dan melakukan ibadah-ibadah lainnya.
sehingga kita bisa merasakan kedekatan yang lebih kepada Allah SWT. Apa lagi di 10 malam
terakhir bulan ramadhan di masjid waktu sepertiga malam, maka itu adalah Al Unsu
Billah :berduaan dengan allah” yang luar biasa. Kita membaca cerita tentang nabi zakariyyah
yang ber i’tikaf di mihrobnya sehinggga disanalah Allah SWT memberikan belaiau
kejajaiban untuk memiliki seorang putra yang bernama yahya. Kita juga membaca kisah
i’tikafnya sayyidah maryam, yang ber i’tikaf di mihrobnya di al-aqso di palestina, sehingga
allah SWT memberikan keajaiban kepada Maryam untuk mengandung seorang bayi tetapi
tidak punya suami dan bayi itu adalah rasulnya Allah yaitu nabi isa AS. Kita juga mendengar
kisah i’tikafnya nabi sulaiman, nabi daud AS nabi idris As. Mereka semua memiliki hobi
yang sama yaitu senang ber i’tikaf

Kenapa mereka senang ber i’tikaf karena tadi, i’itikaf itu adalah waktu yang sangat istimewa
yang sangat romantis antara seoarng hamba dengan tuhannya dan nabi SAW juga tiak pernah
meninggalkan i’tikaf di bulan ramadhan. maka dari itu, mari lah kita menunaian i’tikaf di 10
malam terkahir ramadhan. cobalah kita luangkan waktu kita, kalau biasanya kita tahajud
sendiri sendiri dirumahnya maka sekarang coba kita pindahkan tempat tahajud kita. coba kita
belajar tahajud dengan niat i’tikaf di masjid terutama untuk laki laki, kalau perempuan
diberikan keluluasaan di masjid atau di mushala rumahnya tetapi bagi laki laki, maka ini
tidak disebut i’tikaf kecuali di masjid yang didalamnya dilakukan shalat 5 waktu, kalau tidak
mampu full 1 hari, maka dilakukan di malam hari, kalau tidak bisa dari awal malam, minimal
di akhir malam yaitu setengah malam sampai menjelang subuh, sehingga dengan demikian
salah satu diantara malam malam terkahir ramadhan itu, kita bisa mempeboleh lailatul qodar
Demikian kultum dari saya, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi hadirin
sekalian, kurang lebihnya mohon maaf.
Billahi taufiq walhidayah, warrido wal inayah
wassalamua’alaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai