Anda di halaman 1dari 1

CHAPTER 2

Aku melihat teman yang terlihat enak sekali hidupnya. Rasanya dia selalu bahagia, selalu
punya apa aja. Jadi ketua? bagus, akhlak? bagus, shalat 5 waktu? selalu, tahajud? hampir setiap hari.
kapan yaa aku jadi kayak dia. Aku sudah mencoba mengikuti langkahnya, mencoba untuk mencari
informasi walau sekecil pasir. Apa aku iri? Apa aku diperbolehkan iri?

Saking sempurnanya dia, aku hampir ingin membencinya. Tapi, apa ada alasan yang jelas
mengapa aku membencinya, dia tidak melakukan salah apapun. Aku mulai berfikir, tidak! Iri itu
bukan sikap yang bagus. Harusnya aku tidak begini.

Ustadz adi hiayat pernah berkata di salah satu kajiannya, "dunia memang tempatnya capek,
kalau engga mau capek yaa pulang" pulang yang dimaksud adalah pulang ke akhirat. Aku capek. Tapi
belum memiliki bekal yang cukup. Dosa ku terlalu banyak. banyak sekali. Sesekali aku melakukan
dosa yang aku sadari bahwa itu salah. Itu, hal itulah yang membuatku membenci diriku sendiri.

Anda mungkin juga menyukai