Anda di halaman 1dari 4

Tuhan, ampuni saya.

Disaat banyak orang yang mengalami kejadian tidak menyenangkan dengan


mendapatkan pelecehan seksual dari orang lain, saya malah melecehkan tubuh saya sendiri. Padahal
saya wanita, yang dimana sangat jarang ada wanita yang melakukan dosa menjijikkan seperti ini. Saya
malu Tuhan. Saya malu dengan dosa-dosa saya. Saya menonton film porno, melakukan onani dan
masturbasi. Merasakan hal yang seharusnya belum pantas saya rasakan. Bertahun-tahun saya hidup
dalam kebejatan ini ya Tuhan. Saya sudah tidak tahan lagi. Saya selalu menyalahkan diri saya sendiri.
Saya merasa seperti Tuhan tidak ingin jika saya dekati. Sejak kecil saya sudah melakukan dosa ini Tuhan.
Bahkan dengan bejatnya, saya pernah menggunakan firman Tuhan tentang Ohola dan Oholiba sebagai
rangsangan untuk melakukan onani sewaktu saya masih kecil. Dengan bejatnya, saya melecehkan dua
orang kakak beradik yang saya jadikan sebagai objek fantasi saya untuk melakukan onani. Disaat kami
sedang mandi bersama, saya menyuruh mereka berhadapan satu sama lain saat dalam kondisi
telanjang, saya menyuruh mereka berpelukan. Tetapi saya sudah tidak bisa mengingat lagi apa yang
terjadi selanjutnya. Saya sering membaca buku-buku yang memiliki unsur dewasa sebagai objek fantasi
saya untuk mengulang kembali lagi dan lagi dosa onani itu. Bahkan ketika masih kecil, saya pernah
berpelukan dengan sepupu saya perempuan di dalam kamar yang terkunci. Saya sudah tidak mengingat
lagi dengan jelas apa saja yang kami lakukan saat itu. Sejak kecil hingga saat ini, saya tidak bisa berhenti
untuk melakukan dosa ini ya Tuhan. Semakin saya dewasa, semakin saya sulit untuk lepas dari dosa ini.
Semakin saya menjadi-jadi melakukan dosa ini hingga suatu kali, saat saya merasa sangat-sangat depresi
karena sudah tidak tau lagi bagaimana cara nya agar saya bisa lepas dari dosa ini, saya melakukan onani
berkali kali pada hari itu. Saya mencoba menantang diri saya untuk tidak merasakan hasrat dan tidak
melakukan onani saat saya menonton film porno. Sekali hingga dua kali saya menonton film-film
tersebut dalam waktu yang berturut-turut, tetapi saya kalah. Saya tetap melakukan onani disaat
menonton film tersebut. Namun saya masih tidak mau berhenti untuk menantang diri saya, hingga saya
berulang kali menonton film berbeda, saya tetap saja gagal untuk tidak melakukan onani. Hingga saya
sangat frustasi sampai kepala saya seperti ingin meledak dan saya hampir pingsan di kamar mandi
karena kelelahan saat saya ingin membersihkan diri setelah melakukan dosa-dosa tersebut. Namun saat
itu Tuhan benar-benar tolong saya. Dia tidak izinkan saya pingsan dan terjadi sesuatu yang buruk kepada
saya. Tuhan sangat mengasihani saya. Dia mendengarkan permohonan ampun yang saya ucapkan
berkali-kali pada saat saya hampir tidak sadarkan diri. Dia mendengarkan suara saya yang memanggil-
manggil namaNya untuk memohon pertolongan dan belas kasihan.
Tidak ada seorangpun yang mengetahui dosa dosa bejat yang saya lakukan ini. Saya sangat takut untuk
jujur dan mengakui segala dosa-dosa saya kepada siapapun. Saya takut jika orangtua saya mengetahui
hal ini, mereka akan sakit dan akan membenci saya. Saya takut mereka menyesal sudah membesarkan
saya dengan baik. Saya takut menyakiti hati mereka dengan dosa-dosa saya. Saya selalu berusaha
membanggakan mereka dengan hal-hal baik yang bisa saya lakukan sebagai ganti saya sudah
menghianati mereka di belakang mereka dengan dosa-dosa yang saya lakukan. Tidak ada satupun ya
Tuhan yang bisa saya percayai untuk menjadi tempat pengakuan saya menceritakan segala kejahatan
saya selama ini. Yang saya rasakan hanya ketakutan dan segala kemungkinan-kemungkinan buruk jika
saya menceritakan rahasia ini kepada orang lain. Saya takut ditinggalkan, saya takut dipandang jelek dan
buruk oleh orang lain, saya takut dianggap remeh dan dilecehkan jika mereka mengetahui segala
kebusukan yang sudah saya kerjakan. Saya selalu mengakui dosa dosa ini di hadapanMu Tuhan walau
pun seumur hidup saya, saya belum pernah mengakui segalanya secara rinci di hadapan Tuhan seperti
yang saya lakukan saat ini.
Belakangan ini, saya baru menyadari kesulitan-kesulitan yang harus saya alami dari akibat perbuatan
dosa ini. Sebab segala dosa pasti ada ganjaran nya. Entah harus menunggu berapa tahun lagi segala
ganjaran itu akan selesai saya alami sebab sudah bertahun-tahun saya melakukan dosa ini. Mungkin
karena dosa-dosa yang sangat menjijikan ini, hingga saat ini, saya belum juga mendapatkan pekerjaan
padahal sudah hampir dua tahun saya lulus kuliah dan berstatus pengangguran. Saya juga merasakan
kehidupan rohani saya yang sangat-sangat jauh dari Tuhan. Saya sulit merasakan hadirat Tuhan di setiap
doa-doa saya. Saya merasa kekosongan dan keresahan disaat berdoa yang menyebabkan saya sangat
malas untuk berdoa kepada Tuhan. Saya sulit merasakan kelegaan di dalam doa-doa saya hingga
seringkali saya merasa tidak ada artinya jika saya berdoa pada Tuhan. Saya mohon apun ya Tuhan.
Banyak sekali dampak negatif yang saya rasakan akibat dosa-dosa yang saya lakukan ini. Saya menjadi
sangat-sangat tidak pecaya diri, selalu merasa minder dan merasa bersalah setiap kali bertatap muka
dengan siapa saja, saya selalu merasa saya orang yang paling gagal di dunia, saya merasa tidak berguna
dan tidak dapat melakukan sesuatu yang berarti dalam hidup saya, saya selalu merasa tidak tenang,
seringkali panik dan merasa tidak layak dihadapan Tuhan. Kehidupan sosial saya pun menjadi terganggu
karena setiap saya bertemu orang lain ataupun keluar rumah, saya akan selalu merasa mereka
memandang rendah terhadap saya, sudah menjelek-jelekkan saya dibelakang saya, memandang saya
sebagai orang yang tidak berguna. Saya selalu mengalami ketakutan-ketakutan tidak jelas jika bertemu
orang lain. Saya selalu dipenuhi fikiran-fikiran negatif, fikiran yang mencemooh diri saya sendiri, saya
seperti kesulitan menemukan sesuatu untuk memotivasi diri saya sendiri. Saya merasa psikis saya
terganggu. Saya merasakan kesulitan mengendalikan diri. Saya sulit mengontrol diri dan fikiran saya.
Saya sulit bertindak sebagaimana harusnya saya bertindak diusia saya yang sudah memasuki angka 23
tahun ini. Hingga saat ini pun saya masih menggantungkan diri pada orangtua, belum dapat hidup
mandiri dan mengandalkan diri sendiri. Saya merasa tidak ada hal yang bisa membuat saya bahagia
menjalani aktivitas harian saya. Saya tidur larut malam dan bangun kesiangan, saya membiarkan rumah
kotor sepanjang hari dan bermalas-malasan, saya malas mengurus diri saya, saya merasa selalu tidak
bersemangat dan hanya ingin tidur, saya sering merasa tubuh saya sakit dan lemah yang membuat saya
malas untuk beraktivitas. Sungguh, saya sangat menyadari kebiasaan-kebiasaan itu sangat buruk untuk
dilakukan dan saya selalu punya fikiran untuk memperbaikinya, tetapi seringkali saya tidak dapat
menemukan alasan yang tepat untuk bisa menjadi acuan saya merubah kebiasaan buruk saya. Dan
diatas segala dampak-dampak negatif tersebut, saya merasa dampak yang paling dapat saya rasakan
adalah berkat Tuhan menjauh dari hidup saya. Dosa ini sangat menghancurkan saya.
Sungguh, saya selalu berusaha untuk melepaskan diri dari dosa ini tetapi selalu gagal. Berpuluh- puluh
kali saya melakukan nya namun selalu gagal. Pernah saya lepas dari dosa ini selama hampir dua bulan,
dan saya yakin saya tidak akan jatuh kembali, namun keadaan berkata lain. Dosa itu tetap saja mampu
memikat hati saya untuk melakukan nya kembali. Firman Tuhan mengatakan agar saya mengakui dosa
ini paling tidak kepada satu orang yang saya percaya, agar saya boleh bebas dari dosa ini. Firman Tuhan
mengatakan dalam 1 Yohanes 1:9 “Jikalau kita mengaku segala dosa kita, maka Allah itu setia dan adil,
sehingga Ia mengampuni segala dosa kita, dan menyucikan kita daripada segala kejahatan.”
Dalam Amsal 28:13 Tuhan juga berfirman, “Orang yang melindungi dosanya itu tidak beruntung, tetapi
orang yang mengaku dan membuangkan dia ia itu mendapat kasihan kelak.” Melalui Firman Tuhan ini,
saya sadar bahwa saya akan sulit mengalami kelepasan jika saya belum mengaku dosa ini kepada
sesama saya. Sebab iblis harus dipermalukan melalui pengakuan dosa-dosa kita terhadap Tuhan dan
sesama. Tetapi hingga saat ini hati saya masih merasa berat untuk mengakui dosa ini kepada orang lain
hingga saya menuliskan segala pengakuan dosa saya melalui tulisan ini karena saya sudah tidak tau lagi
apa yang harus saya perbuat. Saya sungguh berharap ya Tuhan, walalupun ini hanya Tulisan, Tuhan
boleh mengetahui apa yang saya tulis dalam tulisan ini, dan Tuhan boleh mengetahui betapa hati saya
sangat rindu dirubahkan, betapa saya sangan membutuhkan pertolongan dan pengampunanMu untuk
saya ya Tuhan. Kasihani hambamu ini Tuhan, hamba sudah lelah terikat dengan dosa ini. Hamba
mengaku bersalah kepadaMu Tuhan. Hamba mau Tuhan ampuni dan Tuhan pulihkan hidup hamba dari
segala dosa-dosa hamba. Sejak kejadian saya hampir pingsan di kamar mandi beberapa hari yang lalu,
saya tidak lagi melakukan dosa menonton fim porno, melakukan onani hingga saat saya menuliskan ini.
Dan saya berdoa kepadaMu ya Tuhan, semoga Tuhan menolong saya untuk tidak lagi melakukan dosa
itu selama-lamanya.
Setelah saya mencoba mengingat-ingat dengan baik, demikian kronologi bagaimana saya bisa jatuh
kedalam dosa zinah ini. Saat masih SD dulu, mungkin saat masih kelas 1 SD, saya tidak sengaja
menemukan kaset-kaset bergambar vulgar di atas lemari hias yang ada di ruang tamu rumah.
Kebanyakan dari kaset tersebut menunjukkan gambar wanita bertelanjang dada. Saat melihat gambar
tersebut, saya merasakan perasaan aneh dalam diri saya. Saya merasa darah saya berdesir dengan cepat
dan entah mendapat dorongan darimana, saya terangsang untuk melakukan onani saat melihat gambar
tersebut. Hingga dilain waktu, saya menemukan kembali di dapur rumah saya, sebuah majalah vulgar
dan dengan takut-takut saya membacanya meski hanya sekilas saja. Saat itu saya merasa sangat kecewa
dan marah pada ayah saya karena mengetahui dia menyimpan barang-barang tersebut di rumah.
Dengan marah, saya merobek dan mengubur majalah tersebut di belakang rumah saya. Namun ingatan
akan gambar-gambar itu terus membekas di kepala saya hingga saya sering dibayangi keinginan untuk
melakukan onani. Mulai dari menggunakan ayat alkitab, menyuruh kakak adik berpelukan, dan saya
berpelukan dengan sepupu saya sendiri, dan hal lain yang menyebabkan saya melakukan onani yang
tidak dapat saya ingat lagi. Hingga bertahun setelah itu namun saya masih SD, saya sudah tidak pernah
lagi melakukan nya. Saat SMP dan SMA pun saya sudah jarang melakukan nya. Bahkan hanya beberapa
kali. Hingga saya mulai kuliah di medan, dan jauh dari orang tua, yang membuat keinginan onani
seringkali menghampiri pikiran saya. Sejak kuliah lah saya mulai sering lagi melakukan onani. Namun
tidak setiap hari. Paling tidak seminggu dua kali. Dan saat kuliah ini saya sangan merasakan kehancuran
hidup saya. Perkuliahan saya tidak berjalan dengan benar karena saya seringkali mengacuhkan
perkuliahan saya karena depresi dan merasa bersalah sudah melakukan dosa ini hingga saat saya
menuliskan tulisan ini.

Anda mungkin juga menyukai