Anda di halaman 1dari 7

wajib dibaca

Pergumulanku untuk Melepaskan


Diri dari Jeratan Dosa

Tuhan mengampuni dosa anda

1|Dosaku
Pergumulanku untuk Melepaskan
Diri dari Jeratan Dosa

I. Awal Mula

Aku adalah seorang Lelaki bernama D.


Paulus Fernandus. N. T, berusia 24 tahun yang
memiliki riwayat jatuh ke dalam dosa sejak
SMA bahkan Perguruan Tinggi.

Kisah ini bermula saat aku duduk di


kelas 3 SMA. Waktu itu aku berpacaran dengan
adik tingkat sekolah yang juga melayani
sebagai sebagai misdinar. Statusnya sebagai
pelayan di gerejaku membuat berpikir bahwa
dia adalah gadis yang baik dan pasti
menghargaiku sebagai seorang lelaki. Tapi,
nyatanya tidak sama sekali.

Suatu ketika, saat kedua orangtuaku sedang tidak berada di rumah, dia datang
menemuiku. Awalnya kami mengobrol seperti biasa. Tapi, kemudian aku mulai melakukan
hal-hal yang tidak sepantasnya aku lakukan dalam berpacaran. Saat itu aku tidak bisa
menolak ataupun berontak, dan setelah peristiwa itu aku jadi merasa jijik dengan tubuhku
sendiri. Memang saat itu kami tidak sampai melakukan hubungan seksual. Tapi

2|Dosaku
perlakuannya kepadaku hari itu menjadi awal dari kejatuhanku ke dalam dosa seksual.
Tak lama setelah peristiwa itu, aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan pacaran
dengannya karena aku takut terjadi hal-hal lain yang tidak kuinginkan.

II. Godaan

Godaan untuk terjatuh semakin


dalam ke dosa seksual pun kembali datang.
Secara tak sengaja, aku melihat video porno
di internet dan video tersebut dan
tersimpang di phonselku. Di satu sisi aku
merasa jijik menonton video porno, tapi di
sisi lainnya aku jadi semakin penasaran.
Akhirnya, untuk memuaskan rasa ingin
tahuku, aku pun membaca cerita-cerita
porno.

Tak berhenti sampai di situ, rasa ingin tahu itu


kembali meningkat menjadi praktik masturbasi
hingga aku duduk di kelas 3 SMA. Di masa-masa
awal, setiap kali usai , aku praktik melakukan
hubungan seksual, aku diliputi rasa bersalah
kemudian berjanji untuk tidak melakukannya lagi.
Namun, seakan menjadi sebuah siklus, tetap saja aku
tergoda untuk melakukan hubungan seksual dengan
Alfrida. A. P yang berumur 17 tahun di bangku kelas
1 SMA (2019).

3|Dosaku
Berhubungan yang kulakukan itu
membuatku merasa jijik dengan diriku
sendiri hingga aku memutuskan untuk
berhenti dari melakukan hubungan seksual
ini. Namun, walaupun aku telah berhenti
melakukan seksual, aku tetap jatuh ke
dalam dosa. Dan aku mulai berhubungan
seks dengan 3 wanita lagi, diantaranya
adalah pertama, aku berhubungan seksual dengan Veronica. M yang berumur 18 tahun
dibangku kelas 1 SAM (2020). Kedua, aku berhubungan seksual dengan A. Lince. A yang
berumur 19 tahun dibangku Perguruan Tinggi (2021). Dan ketiga aku berhubungan
seksual dengan gadis bernama M. Sela. M yang berumur 21 di bangku Perguruan Tinggi
(2022). Dan aku berhubungan seks sampai aku duduk di semester 7 kuliah (2024).

III. Penyesalan

Aku baru mengalami lahir baru saat


duduk di semester 8 kuliah. Sejak saat itulah
aku mulai mengerti tentang bersaat teduh
setiap hari. Akan tetapi, itu tidak
menolongku untuk bisa berhenti
berhubungan seks. Aku berusaha untuk
mengatasi pergumulan ini seorang diri. Aku
mengikuti seminar tentang pornografi,
membaca artikel-artikel tentang bagaimana
bisa lepas dari dosa seksual, dan tentunya
berdoa meminta pertolongan Tuhan serta berkomitmen untuk disiplin saat teduh dan
berdoa. Akan tetapi, usaha-usahaku itu tidak membuahkan hasil. Malahan, aku merasa
bahwa hubungan pribadiku dengan Allah menjadi hilang. Di satu sisi aku bersaat teduh

4|Dosaku
dan melayani Tuhan di persekutuan. Tapi, di sisi lainnya aku tetap terjerat di dalam dosa
seksual. Aku merasa diriku seperti orang yang munafik.

IV. Putus Asa dan Memperbaiki Diri dari Belengu Dosa

Aku merasa putus asa dan tak tahu


lagi harus melakukan apa untuk melepaskan
diriku dari jeratan dosa seksual. Dalam
kondisi inilah akhirnya aku berdoa sambil
bersujud kepada Allah, sesuatu yang
sebelumnya jarang kulakukan. Dalam doa,
aku menangis karena aku merasa lelah
sekali untuk berjuang melepaskan diri dari
jeratan dosa ini. Sampai di titik ini aku
menyadari bahwa usahaku melepaskan diri
dari dosa ini sendirian tidak membuahkan
hasil. Semakin aku merasa mampu menyelesaikan pergumulan dosa ini sendirian, justru
semakin aku tidak mampu membereskannya. Akhirnya, dengan pertolongan Tuhan, aku
memberanikan diri untuk menceritakan pergumulan ini kepada kakak, adik beserta
keluarga walaupun di dalam hatiku aku merasa malu untuk menceritakannya.

Ketika mereka mengetahui pergumulanku, mereka tidak menghakimiku, malahan


menanggapiku dengan penuh kasih. Dia mengingatkanku tentang anugerah Allah melalui
Kristus yang mati di kayu salib. Allah tahu bahwa manusia tidak akan pernah mampu
menyelesaikan dosanya sendiri, oleh karena itu Dia menganugerahkan Kristus untuk
membebaskan manusia dari dosa. Ketika aku menerima Kristus sebagai juruselamatku,
dosa-dosaku dihapuskan (1 Yohanes 1:9) . Akan tetapi, aku tetap perlu berjuang untuk
tidak lagi melakukan dosa.

Setelah bercerita dengan mereka, aku jadi teringat akan firman Tuhan yang
pernah disampaikan dalam sebuah ibadah di persekutuan tempatku melayani. “Sebab

5|Dosaku
apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang kukehendaki yang aku
perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat” (Roma 7:15).

Ketika aku mempelajari kembali perkataan Paulus yang tertulis secara lengkap di
kitab Roma 7:13-26, aku mendapati bahwa aku masih hidup sebagai orang yang tidak
merdeka. Aku mengizinkan dosa menawan diriku, dan sebagaimanapun perjuanganku
untuk melawan dosa, pada kenyataannya aku selalu jatuh kembali karena pada dasarnya
aku adalah orang berdosa. Oleh karena itu, satu-satunya Pribadi yang dapat menyucikan
dan melepaskanku dari jeratan dosa adalah Kristus.

Sejak saat itu, aku tidak lagi mengandalkan kekuatanku sendiri untuk berjuang
lepas dari jerat dosa seksual ini. Dengan pertolongan Allah dan bimbingan mereka,
perlahan-lahan aku mampu bangkit. Ketika aku mulai kembali tergoda untuk melakukan
hubungan seksual, aku mengingat firman-Nya supaya aku tidak melakukan dosa. Pada
akhirnya, aku menyadari bahwa perjuangan yang seharusnya kulakukan adalah dengan
bersandar pada anugerah Allah, bukan pada usaha-usahaku semata yang kulakukan
tanpa melibatkan Allah.

V. Merasa Bersyukur Akan Dosa Terpulihkan

Perjuangan untuk melepaskan diri


dari jerat dosa bukanlah perkara yang
mudah, tetapi bukan pula mustahil.
Ketika aku sedang menikmati saat
teduhku, melalui firman Tuhan dalam
Mazmur 51, aku diingatkan bahwa Daud
pun pernah jatuh ke dalam dosa, tetapi
Allah memakai Daud menjadi alat-Nya
bagi Israel. Daud begitu menyesali
perbuatannya hingga ia berseru:
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut
rahmat-Mu yang besar!” (Mazmur 51:3).

6|Dosaku
Aku bersyukur kepada Allah karena pertolongan-Nya sajalah aku bisa
dimerdekakan dari dosa. Walaupun aku telah jatuh berkali-kali ke dalam dosa yang sama,
Allah menyadarkanku bahwa betapa Dia mencintaiku dan Dia ingin aku kembali
kepadanya. “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang
durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah” (Roma 5:6).

Sampai saat ini aku tidak lagi melakukan hubungan seksual. Tetapi, ketika aku
sedang lemah, seringkali dosa untuk berimajinasi tentang seks kembali datang dan
menggodaku. Namun, setiap kali godaan itu datang, aku berusaha mengingat nasihat
dan firman yang Allah nyatakan melalui saat teduhku dalam Mazmur 51. Aku hanya bisa
berdecak kagum pada karya Allah dalam hidupku yang telah membebaskanku dari jeratan
dosa seksual. Seperti pemazmur yang kagum akan Allah, demikian juga aku hendak
berkata:

“Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu ya Allah! Betapa besar jumlahnya!” (Mazmur
139:17).

Terpujilah Allah karena kasih-Nya!

Penulis pengalaman: D. Paulus Fernandus. N. T

Sekian

7|Dosaku

Anda mungkin juga menyukai