1|Dosaku
Pergumulanku untuk Melepaskan
Diri dari Jeratan Dosa
I. Awal Mula
Suatu ketika, saat kedua orangtuaku sedang tidak berada di rumah, dia datang
menemuiku. Awalnya kami mengobrol seperti biasa. Tapi, kemudian aku mulai melakukan
hal-hal yang tidak sepantasnya aku lakukan dalam berpacaran. Saat itu aku tidak bisa
menolak ataupun berontak, dan setelah peristiwa itu aku jadi merasa jijik dengan tubuhku
sendiri. Memang saat itu kami tidak sampai melakukan hubungan seksual. Tapi
2|Dosaku
perlakuannya kepadaku hari itu menjadi awal dari kejatuhanku ke dalam dosa seksual.
Tak lama setelah peristiwa itu, aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan pacaran
dengannya karena aku takut terjadi hal-hal lain yang tidak kuinginkan.
II. Godaan
3|Dosaku
Berhubungan yang kulakukan itu
membuatku merasa jijik dengan diriku
sendiri hingga aku memutuskan untuk
berhenti dari melakukan hubungan seksual
ini. Namun, walaupun aku telah berhenti
melakukan seksual, aku tetap jatuh ke
dalam dosa. Dan aku mulai berhubungan
seks dengan 3 wanita lagi, diantaranya
adalah pertama, aku berhubungan seksual dengan Veronica. M yang berumur 18 tahun
dibangku kelas 1 SAM (2020). Kedua, aku berhubungan seksual dengan A. Lince. A yang
berumur 19 tahun dibangku Perguruan Tinggi (2021). Dan ketiga aku berhubungan
seksual dengan gadis bernama M. Sela. M yang berumur 21 di bangku Perguruan Tinggi
(2022). Dan aku berhubungan seks sampai aku duduk di semester 7 kuliah (2024).
III. Penyesalan
4|Dosaku
dan melayani Tuhan di persekutuan. Tapi, di sisi lainnya aku tetap terjerat di dalam dosa
seksual. Aku merasa diriku seperti orang yang munafik.
Setelah bercerita dengan mereka, aku jadi teringat akan firman Tuhan yang
pernah disampaikan dalam sebuah ibadah di persekutuan tempatku melayani. “Sebab
5|Dosaku
apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang kukehendaki yang aku
perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat” (Roma 7:15).
Ketika aku mempelajari kembali perkataan Paulus yang tertulis secara lengkap di
kitab Roma 7:13-26, aku mendapati bahwa aku masih hidup sebagai orang yang tidak
merdeka. Aku mengizinkan dosa menawan diriku, dan sebagaimanapun perjuanganku
untuk melawan dosa, pada kenyataannya aku selalu jatuh kembali karena pada dasarnya
aku adalah orang berdosa. Oleh karena itu, satu-satunya Pribadi yang dapat menyucikan
dan melepaskanku dari jeratan dosa adalah Kristus.
Sejak saat itu, aku tidak lagi mengandalkan kekuatanku sendiri untuk berjuang
lepas dari jerat dosa seksual ini. Dengan pertolongan Allah dan bimbingan mereka,
perlahan-lahan aku mampu bangkit. Ketika aku mulai kembali tergoda untuk melakukan
hubungan seksual, aku mengingat firman-Nya supaya aku tidak melakukan dosa. Pada
akhirnya, aku menyadari bahwa perjuangan yang seharusnya kulakukan adalah dengan
bersandar pada anugerah Allah, bukan pada usaha-usahaku semata yang kulakukan
tanpa melibatkan Allah.
6|Dosaku
Aku bersyukur kepada Allah karena pertolongan-Nya sajalah aku bisa
dimerdekakan dari dosa. Walaupun aku telah jatuh berkali-kali ke dalam dosa yang sama,
Allah menyadarkanku bahwa betapa Dia mencintaiku dan Dia ingin aku kembali
kepadanya. “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang
durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah” (Roma 5:6).
Sampai saat ini aku tidak lagi melakukan hubungan seksual. Tetapi, ketika aku
sedang lemah, seringkali dosa untuk berimajinasi tentang seks kembali datang dan
menggodaku. Namun, setiap kali godaan itu datang, aku berusaha mengingat nasihat
dan firman yang Allah nyatakan melalui saat teduhku dalam Mazmur 51. Aku hanya bisa
berdecak kagum pada karya Allah dalam hidupku yang telah membebaskanku dari jeratan
dosa seksual. Seperti pemazmur yang kagum akan Allah, demikian juga aku hendak
berkata:
“Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu ya Allah! Betapa besar jumlahnya!” (Mazmur
139:17).
Sekian
7|Dosaku