* Oligarchi yaitu pemerintahan oleh para hartawan. Keadaan ini melahirkan milik partikulir,
maka orang-orang miskin pun bersatu melawan kaum hartawan.
* Demokrasi yaitu pemerintahan dari,oleh dan untuk rakyat.
Kelebihannya adalah:
Pemisahan kekuasaan berarti pemerintahan yang dibatasi
Kelemahannya adalah:
15. PEMILU
1. Tahap pertama adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini
diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955, dan diikuti oleh 29 partai politik
dan individu,
2. Tahap kedua adalah Pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini
diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.
HUKUM/KONSTITUSI
39. Dasar hukum pelaksanaan otonomi daerah: UU NO. 22/1999 dan UU NO.32/2004
asas pelaksanaan otonomi daerah:
a. Asas desentralisasi, penyerahan wewenang dari pusat ke daerah otonom
untuk mengurus daerahnya
b. Asas dekonsentrasi, pelempihan wewenang pemerintah pusat kepada
gubernur
c. Asas tugas pembantuan, penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah
untuk tugas tertentu
41. Kebijakan moneter, proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk tujuan
tertentu seperti menahan inflasi, mengontrol tingkat bunga
42. Kebijakan fiskal, kebijakan untuk mengarahkan ekonomi melalui pengeluaran dan
pendapatan pajak
46. Sumber-sumber APBD: pajak daerah, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan,
retribusi daerah, pinjaman daerah
48. Pajak daerah atau kabupaten: pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak
reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam, pajak parkir, pajak
sarang burung walet, pajak PBB kota atau desa, beaperhotelan
Tahun 1949, setelah Konfrensi Meja Bundar, Indonesia resmi menjadi negara RIS. Konsitusi
yang digunakan adalah Konstitusi atau UUD RIS. Setahun kemudian, dengan penuh
tekad pembubaran RIS dilaksanakan dan kembali ke NKRI. Namun, dirasakan UUD 1945
tidak relevan lagi digunakan. Oleh sebab itu, diberlakukan Undang-Undang Dasar Sementara
mulai 17 Agustus 1950
b.Demokrasi Terpimpin
Setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden tahun 1959, Indonesia kembali kepada UUD 1945.
Berakhirnya masa demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal, yang banyak disebut
sebagai sistem pemerintahan orde lama, Indonesia mempounyai harapan baru.
Pemerintahan selanjutnya dikenal sebagai pemerintahan orde baru.
1. Dibubarkannya Konstituante.
2. Diberlakukannya kembali UUD 1945.
3. Tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
4. Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) yang diberlakuakan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
1. Belanda mengakui kedaulatan RIS (Republik Indonesia Serikat) sebagai negara yang merdeka.
2. Pengakuan kedaulatan dilakukan paling lambat 30 Desember 1949.
3. Masalah Provinsi Irian Barat harus diselesaikan paling lambat 1 tahun setelah pengakuan
kedaulatan.
4. RIS akan mengadakan kerja sama dengan Kerajaan Belanda dalam hubungan Uni Indonesia
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
5. RIS akan mengembalikan hak milik Belanda, memberikan hak-hak konsesi dan izin baru bagi
semua perusahaan Belanda yang ada di Indonesia.
6. RIS harus membayar hutang Belanda sejak tahun 1942.
7. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari wilayah Indonesia, tetapi beberapa kapal perang
kecil (korvet) diserahkan untuk RIS.
8. Tentara Kerajaan Belanda ditarik mundur, sedangkan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL)
dibubarkan, dengan catatan anggota-anggotanya yang diperlukan dimasukkan ke dalam kesatuan
TNI.
1. Indonesia: Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Mr. Soepomo.
2. BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg atau Majelis Permusyawaratan Federal): Sultan Hamid
II dari Pontianak.
3. Belanda: Mr. van Maarseveen.
4. UNCI (United Nations Commision for Indonesia): Chritchley (Australia)
55. Provinsi Banten adalah daerah pemekaran yang pertama setelah era orba berakhir
56. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan di San Francisco, Amerika Serikat
pada 24 Oktober 1945 setelah berakhirnya Perang Dunia II. Namun, Sidang Majelis
Umum yang pertama baru diselenggarakan pada 10 Januari 1946 di Church
House, London yang dihadiri oleh wakil-wakil dari 51 negara.
Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950
Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan
Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Presiden Soekarno
mengumumkan pengunduran diri Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20
Januari 1965
Setelah pergantian kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru, Pemerintah Indonesia
pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud
untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam
kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28
September 1966,
57. Pada tahun 1920 telah dibentuk suatu organisasi yang bernama Liga Bangsa-bangsa
(League of nations). Konsep liga ini dicetuskan oleh beberapa tokoh inggris dengan
tujuan untuk mencegah peperangan terjadi di dunia (padawaktu itu).
Pada kenyataanya Liga Bangsa-Bangsa tidak mampu menciptakan perdamaian dunia
dengan adanya Perang Dunia II yang terjadi. Perang Dunia II disebabkan oleh jerman
(pimpinan hitler), italia (pimpinan mussolini, dan jepang berusaha untuk
memperluas kekuasaan dengan jalan penaklukan milter ke berbagai wilayah dunia
58. Akibat keadaan dunia semakin kacau dan tak terarah akibat perang membuat
presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris
Wiston churchiil menggagas pertemuan yang menghasilkan sebuah kesepakatan
yang disebut Piagam Atlantik. Isi Piagam atlantik sebagai berikut :
Dilihat dari Struktur umum PBB terdiri dari lima organ utama yaitu majelis umum (dewan
musyawarah utama) yang terdiri dari semua negara anggota yang aktif melakukan
musyawarah bersama dalam peruode yang telah ditentukan, Dewan Keamanan, Dewan
ekonomi dan sosial, mahkamah internasional
59. Dalam tugas ini Dewan Ekonomi Sosial PBB dibantu oleh badan khusus PBB untuk isu
isu tertentu seperti :
Radikalisme
pemicu utama (bahkan mungkin bisa disebut pemicu tunggal paling dominan) terjadinya radikalisme
dan terorisme adalah pemahaman dan/atau tafsir terhadap teks. Makanya disebut isme (paham). Di
sini faktor indoktrinasi memegang peran kunci
untuk menghadapi kelompok radikal diperlukan tiga acuan atau syarat utama berikut:
Kedua, para pelaku program deradikalisasi (institusi pemerintahan ataupun masyarakat sipil)
harus menguasai betul argumen dan tafsir radikal terhadap tiap teks yang menjadi acuan
radikalisme. Di sini tiap argumen harus diperhadapkan secara head-to-head. Jika tidak, akan
menjadi sasaran cemoohan oleh kelompok radikal. Akibatnya, deradikalisasi akan menjadi
mandul. Deradikalisasi itu bukan kerja amatiran.
Ketiga, karena berkaitan dengan pemahaman yang bersifat ideologis, program deradikalisasi
tidak bisa hanya dijadikan "program sambilan". Bukan agenda tambal sulam. Semua ribut
dan kebakaran jenggot ketika terjadi aksi, habis itu adem lagi.