Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

(PAK)

DIARE
1. Pengertian (Definisi) Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada
biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24 jam, atau frekuansi buang air
besar cair lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar tesebut dapat/tanpa
disertai lendir dan darah. (Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosis Medis & Nanda, 2015).

2. Asesmen Keperawatan 1. Manifestasi klinis


a. Diare akut
a) Berlangsung kurang dari 2 minggu
b) Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
c) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas
dalam perut, rasa tidak enak, nyeri perut
d) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi
pada perut
e) Demam
b. Diare kronik
a) Berlangsung lebih dari 2 minggu
b) Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih
panjang
c) Penurunan BB dan nafsu makan
d) Demam indikasi terjadi infeksi
e) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut
lemah
1. Etiologi
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enternal : infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi
enteral sebagai berikut :
a) Infeksi bakteri : vibrio, E.coli, salmonella, shigella,
campylobacter, yersinia, aeromonas, dan sebagainya.
b) Infeksi virus : enterovirus, (virus ECHO, coxsackie,
poliomylitis) adenovirus, retavirus, astrovirus, dan
Asesmen Keperawatan lain-lain.
c) Infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris,
stronggyloides), protozoa (entamoeba histolytica,
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)

DIARE
giardia lamblia, trichomonas hominis), jamur
(cardida albicans).
2) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan
makanan seperti otitis media akut (OMA), Tonsilitis /
tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya.
b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting
dan tersering (intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis , rasa takut dan cemas jarang, tetapi dapat terjadi
pada anak.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan tinja
i. Makroskopis dan mikroskopis
ii. Ph dan kadar gula dalam tinja
iii. Biakan dan resitensi feses (colok dubur)
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernafasan kusmaul )
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium,
dan posfat.
3. Diagnosa Keperawatan 1. Diare (D.0020)
2. Hipovolemia (D.0023)
3. Defisit nutrisi (D.0019)
4. Hipertermia (D.0130)
5. Resiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
6. Resiko ketidakseimbangan elektrolit (D.0037)
7. Resiko syok (D.0039)

4. Kriteria evaluasi 1. L.04033 : Eleminasi fecal


PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)

DIARE

2. L.03028 : Status cairan


3. L.03030 : Status nutrisi
4. L.14134 : Termoregulasi
5. L.03020 : Keseimbangan cairan
6. L.03021 : Keseimbangan elektrolit
7. L.03032 : Tingkat syok

5. Intervensi Keperawatan 1. 1.03101 : Manajemen diare


a. Identifikasi penyebab diare ( mis.inflamasi gastrointestinal,iritasi
gastrointestinal,proses infeksi,malabsorbsi,ansietas,efek obat-
obatan )
b. Identifikasi riwayat pemberian makanan
c. Monitor warna,volume,frekuensi,dan konsistensi tinja
d. Monitor tanda dan gejala hypovolemia ( mis.takikardia,nadi
teraba lemah,tekanan darah turun,turgor kulit turun,mukosa
mulut kering,CRT melambat,BB menurun )
e. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal
f. Monitor jumlah pengeluaran diare
g. Monitor keamanan penyiapan makanan
h. Berikan asupan cairan oral ( mis.larutan garam
gula,oralit,pedialyte,renalyte )
i. Pasang jalur intravena dan berikan cairan intravena
j. Ambil sample darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
k. Ambil sample feses untuk kultur,jika perlu
Intervensi Keperawatan l. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
m. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas,pedas dan
mengandung laktosa
n. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas,antispasmodic/spasmolitik dan pengeras feses

2. 1.03116 : Manajemen Hipovolemia


a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia ( mis.frekuensi nadi
meningkat,nadi teraba lemah,tekanan darah menurun,turgor kulit
menurun,membran mukosa kering,volume urine
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)

DIARE
menurun,hematokrit meningkat,haus,lemah )
b. Monitor intake dan output cairan
c. Hitung kebutuhan cairan
d. Berikan asupan cairan oral
e. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
f. Kolaborasi pemberian cairan isotonis,hipotonis dan koloid

3. 1.03111 : Manajemen Gangguan Makan


a. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta
kebutuhan kalori
b. Diskusikan perilaku makan yang sesuai
c. Anjurkan pengaturan diet yang tepat
d. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang kebutuhan kalori dan
pemilihan makanan

4. 1.03119 : Manajemen Nutrisi


a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
d. Monitor asupan makanan
e. Lakukan oral hygiene sebelum makan
f. Fasilitasi menentukan pedoman diet
g. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
h. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
i. Berikan suplemen makanan,jika perlu
Intervensi Keperawatan j. Ajarkan diet yang diprogramkan
k. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
( mis.antiemetik )
l. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan

5. 1.15506 : Manajemen hipertermia


a. Identifikasi penyebab hipertermia ( mis.dehidrasi )
b. Monitor suhu tubuh
c. Monitor haluaran urine dan elektrolit
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)

DIARE
d. Monitor komplikasi akibat hipertermia
e. Sediakan lingkungan yang dingin
f. Longgarkan atau lepaskan pakaian
g. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
h. Berikan cairan oral
i. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis ( keringat berlebih )
j. Lakukan pendinginan eksternal ( mis.kompres dingin pada
dahi,leher,dada,abdomen,aksila )
k. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
l. Berikan oksigen,jika perlu
m. Anjurkan tirah baring
n. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena

6. 1.03098 : Manajemen Cairan


a. Monitor status hidrasi ( mis.frekuensi nadi,kekuatan
nadi,akral,pengisian kapiler,kelembababn mukosa,turgor
kulit,tekanan darah )
b. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
( mis.hematokrit,Na,K,Cl )
c. Monitor status hemodinamik ( MAP,CVP,PAP,PCWP jika
tersedia )
d. Catat intake - output dan hitung balance cairan 24 jam
e. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Intervensi Keperawatan f. Berikan cairan intravena,jika perlu

7. 1.03122 : Pemantauan Elektrolit


a. Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
b. Monitor kadar elektrolit serum
c. Monitor mual,muntah dan diare
d. Monitor kehilangan cairan
e. Monitor tanda dan gejala hipokalemia, hiperkalemia,
hiponatremia, hipernatremia, hipokalsemia hiperkalsemia,
hipomagnesemia, hipermagnesemia
f. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)

DIARE
g. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
h. Dokumentasikan dan informasikan hasil pemantauan

8. 1.02068 : Pencegahan Syok


a. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi
,frekuensi napas, TD, MAP)
b. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,AG )
c. Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT )
d. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
e. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94 %
f. Pasang jalur IV
g. Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
h. Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
i. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
j. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
k. Kolaborasi pemberian IV

Intervensi Keperawatan

6. Informasi dan Edukasi 1) Banyak minum air putih 1500 – 2000ml perhari
2) Hindari konsumsi minuman bersoda/minuman ringan yang banyak
mengandung glukosa karena glukosa dapat menyebabkan air terserap
ke usus sehingga memperberat kondisi diare.
3) Biasakan cuci tangan dengan sabun dan air tiap kali sesudah buang air
besar atau kecil dan sebelum menyiapkan makanan untuk mencegah
penularan diare.
4) Cuci peralatan makan dan minum dengan baik dan benar.
5) Hindari produk susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau sangat
manis hingga gejala diare membaik.
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)

DIARE
6) Ajarkan klien dan keluarga cara membuat larutan gula garam (oralit)
7) Buang sampah pada tempatnya.

7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan intervensi


dan dibandingkan dengan luaran serta analisis terhadap perkembangan
diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.

8. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Profesi Keperawatan.

9. Daftar Pustaka 1. Wijayaningsih, K. S. (2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta:


ISBN.
2. Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah:
Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, edisi 8- buku 2.
Indonesia, CV Pentasada Media Edukasi : ISBN.
3. PPNI (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI
4. PPNI (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
5. PPNI (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai