Anda di halaman 1dari 3

Penulis : Muhaimin Faisal

B. Austronesia

Secara harfiah, Austronesia berarti “Kepulauan Selatan” berasal dari bahasa


Latin: Australis yang berarti Selatan dan bahasa Yunani: nenos (jamak: nesia) yang
berarti pulau. Suku Austronesia menjadi leluhur cikal bakal kebudayaan dan Bahasa
Indonesia. Suku Austronesia memiliki teknologi irigasi maju seperti terasiring,
dengan begitu suku Austronesia telah memberi kontribusi penting dalam memajukan
pertanian Nusantara kala itu.

Dalam historisitas Indonesia, awal kolonialisasi Austronesia di Kepulauan


Nusantara adalah sekitar 3.800 SM, dengan Situs Minanga Sipakko di Kalumpang
Sulawesi Barat sebagai penanda. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
Kalumpang merupakan lokasi koloni tertua, secara gradual lebih mengarah ke Barat
menuju Sumatera dan Jawa, ke Selatan menuju Kepulauan Sunda Kecil dan ke
Timur menuju Maluku dan Pasifik, menurut para ahli antropologi.

Dengan segala bentuk penyebaran yang tidak terduga, Austronesia masih


belum bisa menghasilkan peradaban akibat pola penyebarannya yang divergen.
Disaat bersamaan peradaban menghasilkan system tulisan yang penyebarannya
berpola konvergen. Mereka tersebar kedalam komunitas-komunitas kecil atau sering
juga disebut dengan head hunting. Untuk menumbuhkan kapasitas identitas
Austronesia di wilayah yang cross-regional dipercaya harusnya ada regional
grouping yang baru dan lebih kuat secara sosial politik.
Peta rute migrasi penutur Austronesia. Sumber: Simanjuntak, 2017: 204

Perkembangan teori asal-usul Austronesia yang telah diajukan oleh para ahli
memiliki sudut pandang yang berbeda-beda melalui pendalaman studi antropologi,
arkeologi, bahasa, dan genetika. Tetapi intinya ada tiga kubu model rekonstruksi
asal-usul masyarakat penutur Bahasa Austronesia, yaitu; Pertama, Austronesia
berasal dari pulau Taiwan. Kedua, Austronesia berasal dari kawasan Asia Tenggara
Kepulauan dan Ketiga Austronesia berasal dari kawasan Melanesia.

Salah satu teori yang muncul dari penelitian ahli arkeologi, genetika, dan
bahasa adalah Teori Out of Taiwan. Teori Out of Taiwan menyatakan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Taiwan atau Kepulauan Formosa. Para
pendatang yang berbicara dengan tutur Austronesia ini telah menjelajahi
Madagaskar di bagian barat, Pulau Paskah di bagian timur, Taiwan dan Mikronesia
di utara, hingga sampai ke selatan di Selandia Baru, Mereka diperkirakan datang
dari Taiwan melalui Filipina sekitar tahun 4.500-3.000 SM. Kemudian sekitar tahun
3.500-2.000 SM, mereka melakukan migrasi ke Indonesia melalui Sulawesi dan
menyebar ke berbagai pelosok nusantara. Baca juga: Asal-usul Nenek Moyang
Bangsa Indonesia Menurut Para Ahli Dari Sulawesi, alur persebaran terpecah
menjadi dua alur. Alur barat, yaitu ke Kalimantan terus ke Sumatera, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara Timur. Sedangkan alur timur bermula dari Sulawesi ke Indonesia
bagian timur. Para ahli sejarah mengatakan bahasa nenek moyang bangsa
Indonesia Melayu berasal dari Taiwan yang disebut yaitu Austronesia. Salah satu
ahli yang mendukung Teori Out of Taiwan adalah Harry Truman Simanjuntak.

Migrasi ini didasarkan pada bukti material bertipe sama yang juga tercatat ada
di pulau-pulau Asia Tenggara. Semua muncul di lokasi penggalian yang tersebar
luas antara 6.000 dan 3.500 tahun yang lalu. Umur temuan yang setipe ditemukan
semakin ke Selatan semakin muda, yaitu menuju Indonesia dan Oseania Barat.
Diantaranya adalah tembikar berslip merah diperkirakan berusia 4.500 – 3.500
tahun, muncul di daerah pesisir dan pedalaman Filipina, Sulawesi, Kalimantan Utara
dan Halmahera. Warisan bersama juga terlihat lewat kebiasaan seni tato,
penggunaan cadik pada perahu dan karakteristik sosial seperti perhatian terhadap
urutan kelahiran saudara kandung dan penghormatan untuk pendiri suku dan
leluhur.

Aretefak sejarah dari situs-situs di Kalumpang menunjukkan adanya kesamaan


kebudayaan akibat pergerakan manusia sebelum kita di tanah ini. Dengan
demikian, kita adalah bagian dari proses sejarah di tanah ini dan telah beberapa
generasi berdiam ribuan tahun di sini, menyusun beberapa lapis kebudayaan sangat
tua. Kebudayaan di Kalumpang periode neolitik hingga paleometalik (3800 BC - 400
AD) merupakan lapisan periode terdekat dari kita sekarang yang hidup di milennium
pertama dan kedua masehi dari migrasi yang amat panjang, ketika Orang
Austronesia keluar dari hunian asalnya 6000 tahun silam dan menyebar ke seluruh
kepulauan hingga mencapai Kalumpang 3.800 tahun silam.

Austronesia tidak hanya dikenal karena peninggalan maritimnya, populasi


Austronesia juga memiliki peninggalan lain, seperti sistem religi yang khas, gaya
hidup berternak, penggunaan alat batu, pembuatan tembikar, hingga perhiasan
yang dibuat dari kerang-kerangan

Anda mungkin juga menyukai