Demografis
3. Geografis
Kalumpang memang cukup kaya dengan sumber daya alam, mulai dari
batubara, emas, mangan dan besi. Tidaklah mengherankan jika Kalumpang
menjagi target dan tempat wara-wiri perusahaan tambang maupun para broker.
Bahkan di atas areal lahan yang tumpang tindih. Sayangnya pemerintah daerah
hanya terkesan sebagai panitia pelaksana atas segala bentuk investasi yang
masuk ke daerah dan riang menunggu “remah-remah roti” dahulu pernah judul
“dana keseriusan”, tanpa melibatkan warga yang bermukim di areal yang menjadi
sasaran “investasi tanpa hati”.
Belum lagi potensi energi air di sepanjang sungai purba Karama yang
membuat beberapa perusahaan pembangkit listrik berebut lahan dan saling
menjegal. Diantaranya, Kalla Gruop melalui anak perusahaannya PT Bukaka
Group, PT DND Hydro Ecopower, dan perusahaan China Gezhouba Group
Corporation (CGGC) walau akhirnya angkat kaki, setelah mayoritas warga
bersama tobaraq menolak dengan daya dan upaya.
Ketika buku ini disusun, semua perusahaan perusak hutan itu yang dahulu
ditolak warga walau memperoleh Izin di masa Bupati Suhardi Duka, kini kembali
berbaris rapih di periode kepemimpinan Sutinah Suhardi, antri menghidupkan izin-
izin yang dahulu sudah dianggap tiada untuk kembali menggerayangi alam
Kalumpang yang dahulu sangat dihormati dan ditinggikan posisinya oleh para
leluhur orang Kalumpang.
Dan Kalumpang tetap saja Kalumpang yang dahulu, yang terus digilir para
kapitalis, cenderung diabaikan pengampu kebijakan, dengan medan yang cukup
rawan, kondisi jalan yang masih seperti sungai kering, walau sekarang sudak ada
beberapa kilometer jalan yang sudah beraspal, cukup menghibur sebelum kembali
dengan ketegangan berkendara meliuk diantara lobang, kubangan, gundukan
tanah dan kerikil lepas memperpanjang waktu tempuh walau jaraknya dari ibukota
Kabupaten hanya sekitar kurang lebih seratus kilometer.