KAMPUNG PURUN
(Kelurahan mAju Menggali Potensi UNGgulan dengan
Pemberdayaan Usaha keRajinan anyaman purUN)
KELURAHAN PALAM
KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU
TAHUN 2017
A. RINGKASAN
Kegiatan pertambangan dalam bentuk Kontrak Karya Pertambangan Intan Alluvial PT.
Galuh Cempaka di Kelurahan Palam selalu menjadi sorotan publik, dan puncak dari
permasalahan kehadiran industri tambang di daerah permukiman penduduk adalah
masalah tenaga kerja dan lingkungan hidup. Sejak diputuskan bahwa pertambangan
Intan PT. Galuh Cempaka mencemari lingkungan secara operasional kegiatan
perusahaan berhenti, yang berdampak kepada pemutusan hubungan kerja (PHK)
karyawan, dan reklamasi yang terbengkalai.
Upaya ini ditempuh Pemerintah Kelurahan Palam untuk mengurangi dampak sosial dan
lingkungan hidup, dengan 3 (tiga) strategi yang ditempuh : (1) Menumbuhkan ikon
unggulan Kampung Purun, untuk mempromosikan kerajinan dan budaya local
masyarakat gambut. (2) Mendorong terciptanya produk lokal yang inovatif dan kreatif.
(3) Membangun kemandirian, sehingga pengrajin terampil dan kreatif.
Setelah satu tahun, inisiatif ini mampu menyerap tenaga kerja, mengurangi
pengangguran sebanyak 8% dan meningkatkan pendapatan 5 kali lipat dari
sebelumnya serta membangun citra Kelurahan Palam, yang mendorong terjadinya
sinergitas pembangunan infrastruktur pertanian-kerajinan-wisata di Kelurahan Palam.
Pembelajaran yang dapat dipetik dari inisiatif ini : (1) Mengubah paradigma pelayanan
publik berbasis administrasi ke pelayanan berbasis komunitas dan partisipatif; (2)
Penanganan masalah sosial tidak bisa dilakukan dengan cara biasa (business as usual)
tetapi luar biasa (out of the box).
B. ANALISIS MASALAH
Kelurahan Palam adalah salah satu dari empat Kelurahan yang berada di Kecamatan
Cempaka Kota Banjarbaru yang memiliki topografi yang ditumbuhi tumbuhan Purun
Danau dengan nama latin (lepironia aticulata) dan Purun Tikus (eleocharis
dulcis).Tumbuhan Purun adalah sejenis rumput yang tumbuh di daerah paya dan rawa-
rawa disekitar Tambang Intan Alluvial PT. Galuh Cempaka yang sering dimanfaatkan
sebagai bahan anyam-anyaman.
Tumbuhan Purun Danau dan Purun Tikus tumbuh liar diarea kurang lebih 20 Ha dan
beberapa banyak tumbuh didaerah bekas galian tambang Intan PT. Galuh Cempaka
yang saat ini berhenti operasi sehingga tumbuhan Purun berkembang dengan sangat
cepat di daerah tersebut. Tanpa pemanfaatan yang optimal oleh Masyarakat, tumbuhan
Purun berpotensi mengganggu lahan Pertanian yang berada disekitarnya.
Di musim kemarau, tumbuhan purun mudah terbakar. Dengan luasan areal tanaman
purun yang berada di atas tanah gambut sangat berpotensi menimbulkan dampak
kebakaran yang lebih luas dan sulit dikendalikan.
Sementara itu, hanya segelintir warga masyarakat yang memanfaatkan Purun untuk
dibuat kerajinan anyaman berupa tikar dan bakul, sebagian lainnya dijual mentah
(Purun basah) kepada pengumpul dari luar kota dengan harga yang murah (Rp.3.750,-
s/d Rp.4.500,- per galangan). Apabila diolah menjadi kerajinan anyaman Purun satu
galangan dapat menjadi produk yang bernilai berkali lipat daripada hanya menjual
produk mentah.
Masalah yang dihadapi warga Kelurahan Palam secara umum adalah tingkat
pengangguran yang cukup tinggi. Berhentinya operasional Perusahaan Tambang PT.
Galuh Cempaka, lesunya kegiatan ekonomi, mengakibatkan kesulitan akses terhadap
pekerjaan yang mengakibatkan tingkat kesejahteraan sosial rendah, permasalahan
yang dihadapi dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertama Berdasarkan data Profil Kelurahan Palam Tahun 2016 jumlah penduduk
Kelurahan Palam 4.187 orang terdiri 2.072 orang Laki-laki dan 2.115 orang Perempuan,
dari penduduk usia 18 - 56 tahun usia produktif yang belum/tidak bekerja 560 orang,
terdiri 195 Laki-laki dan 365 Perempuan. Berdasarkan data tersebut, mayoritas
pengangguran di Kelurahan Palam adalah Kaum Perempuan, 65,2%. Yang merupakan
kelompok sosial yang rentan terhadap masalah utama yang dihadapi masyarakat yaitu
rendahnya kesejahteraan kaum perempuan. Sementara penyerapan tenaga kerja
perempuan sangat terbatas dengan kualifikasi yang sulit dipenuhi oleh kaum
Perempuan di Kelurahan Palam.
Kedua Perkembangbiakan tumbuhan gulma seperti Purun dilahan kritis bekas galian
tambang sangat cepat menyebabkan sulit untuk dijadikan lahan produktif untuk
pertanian dan dikhawatirkan akan mengganggu lahan pertanian dan berakibat pada
berkurangnya produksi padi;
Ketiga Di musim kemarau tumbuhan purun mudah terbakar, dengan areal yang luas
dan tumbuh di atas lahan gambut menjadikan potensi kebakaran yang besar dan sulit
dikendalikan
Kelima Produk anyaman purun masih kurang kreatif dan inovatif, belum mampu
mendekati selera pasar sehingga masih rendah nilai jual di pasaran.
C. PENDEKATAN STRATEGIS
Diperlukan solusi untuk membuka akses pekerjaan kepada penduduk dan upaya untuk
mempertahankan budaya masyarakat gambut memperoleh kesejahteraan. Pemerintah
Kelurahan Palam melaksanakan suatu pendekatan strategi propaganda dengan
membuat tagline KAMPUNG PURUN, akronim dari Kelurahan mAju Menggali Potensi
UNGgulan dengan Pemberdayaan Usaha keRajinan anyaman purUN.
Budaya tidak lekang ditelan jaman, budaya memberikan ciri khas bagi
masyarakatnya, selain itu dengan kearifannya budaya mampu menjadi pelestari dan
inspirasi bagi sebagian masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya.
Rawa dengan beragam ekosistem yang tumbuh diatasnya adalah potensi besar
yang terhampar di Kalimantan Selatan, salah satu potensi lahan rawa yang dapat
dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber mata pencaharian adalah tumbuhan
purun.
Budaya dan potensi Kelurahan Palam merupakan jawaban dari permasalahan
warganya, hal ini dioptimalkan oleh Lurah Palam untuk membuka akses terhadap
pekerjaan dan menjamin keberlangsungan ekosistem gambut sekaligus
melestarikan budaya masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya melalui peningkatan pendapatan kaum Perempuan, dengan
menganyam purun sebagai ikon unggulan yang mampu menjadi titik ungkap
ekonomi.
Purun merupakan gulma yang tumbuh subur dilahan rawa yang masam, gulma ini
termasuk jenis rumput yang berbentuk garis memanjang dan berongga, bagi para
petani sawah gulma ini sangat tidak disenangi, karena sukar diberantas dan
mengganggu pertumbuhan padi.
Namun, bagi masyarakat Kampung Purun yang tinggal di daerah rawa, purun ini
memiliki arti penting bagi kehidupan mereka. Purun merupakan sejenis tumbuhan
semak yang hanya tumbuh dilahan gambut terbuka, batangnya tegak tidak
bercabang dengan warna hijau mengkilat dengan panjang antara 50 200
cm. Purun cocok dijadikan bahan baku kerajinan karena tahan lama, kuat, dan
nyaman digunakan.
Kondisi ini tentu saja cukup mengkhawatirkan, karena minat yang tinggi untuk
menjadi pegawai tidak dibarengi dengan tersedianya kesempatan kerja, adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sementara itu tradisi menganyam
purun merupakan suatu budaya lokal, warisan yang harus dipelihara sekaligus
menjaga keseimbangan ekosistem.
Untuk memperluas pasar perlu memiliki produk unggulan yang inovatif dan
kreatif, dengan memanfaatkan sifat Purun yang unik, natural, dan tahan lama
serta dapat dikreasikan dengan pewarnaan yang menarik. Momentum isu
lingkungan dengan kebijakan pengurangan bahan baku plastik yang diterapkan
di tempat-tempat perbelanjaan di kota Banjarbaru dapat mendorong terciptanya
produk lokal yang inovatif dan kreatif.
3. Membangun kemandirian;
Pada saat ini, kota Banjarbaru dihebohkan dengan munculnya kampung purun, yang
tiba-tiba menjadi sorotan di masyarakat, karena sebelumnya masyarakat Kalimantan
Selatan pada umumnya tidak menyangka kalau disana terdapat lahan rawa yang kaya
dengan tanaman purun, juga ada kawasan perkampungan yang sebagian penduduknya
masih meanyam purun.
Kemunculan kampung purun ini bermula dari ide Lurah Palam, M. Agus Adrian, untuk
mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi dan keprihatinan atas semakin
berkurangnya minat generasi muda terhadap budaya dan tradisi menganyam purun di
masyarakat.
Pelaksanaan dan penerapan strategi inovasi pelayanan publik ini adalah sebagai
berikut :
Melakukan diversifikasi produk dengan membuat produk baru yang inovatif dan
kreatif dengan memanfaatkan isu lingkungan untuk pengurangan bahan baku plastik
yang diterapkan di tempat-tempat perbelanjaan, dan sifat Purun yang unik natural
dan tahan lama serta dapat dikreasikan dengan pewarnaan yang menarik. Tidak
hanya menghasilkan produk konvensional (Tikar dan Bakul) saja tetapi dengan
membuat produk baru seperti Tas belanja ramah lingkungan, Tas wanita ekslusif,
Map Purun Sasirangan, Clutch, Tempat botol, Taplak Meja, Tempat bumbu dapur,
Topi, Sendal, dan lain sebagainya. Untuk itu diperlukan usaha memperluas
cakupan dan kualitas sumberdaya secara internal, dengan kegiatan eksplore bahan
baku purun, untuk memastikan ketersediaan bahan mentah, pemilahan batang-
batang purun sesuai dengan produk yang akan dihasilkan dilanjutkan dengan
pengolahan bahan dan pewarnaan serta fokus kepada kegiatan Produksi.Kemudian
diakhiri dengan kegiatan Finishing product, berupa eksplore produk dan peningkatan
nilai produk / value product.
Selain pelatihan, pengrajin dibekali juga dengan wawasan penyediaan media contoh
produk dari pengrajin luar daerah seperti dari Margasari (Kabupaten Tapin), Amuntai
(Kabupaten Hulu Sungai Utara), maupun kerajinan dari luar Provinsi seperti dari
Kabupaten Bantul Yogyakarta, Kabupaten Banyuwangi dan lain sebagainya.
Membangun kemitraan dan kerjasama lintas sektor dan mitra terkait lainnya untuk
advokasi koordinasi perencanaan dan kegiatan program Kampung Purun serta
meningkatkan sumber daya yang tersedia.
F. PEMANGKU KEPENTINGAN
G. SUMBER DAYA
Mobilisasi sumber daya yang dilaksanakan secara sistematis adalah bertujuan untuk
menjadikan Kelurahan Palam menarik secara ekonomi dengan menumbuhkan budaya
dan industri kreatif perdesaan, sehingga mengangkat citra masyarakat perdesaan. Di
samping itu ditumbuhkan juga partisipasi kemandirian dan transparansi. Partisipasi
untuk inisiatif ini selain dari Pemerintah, yang terpenting adalah dari Kelompok
Pengrajin, Kelompok Tani, dan Swadaya Masyarakat.
H. KELUARAN/OUTPUT
1. Mampu menyerap tenaga kerja, khususnya kaum ibu rumah tangga yang tidak
bekerja dapat melakukan pekerjaan kerajinan purun tanpa meninggalkan rumah
dan tugas-tugas yang melekat sebagai ibu rumah tangga.Selama satu tahun
inisiasi ini dilaksanakan telah dapat memperkerjakan 45 orang tenaga kerja di
sektor kerajinan purun, yang berarti telah mengurangi pengangguran di
Kelurahan Palam sebanyak 8% dan tidak menutup kemungkinan penyerapan
tenaga kerja akan terus bertambah. Dan, mampu menarik minat generasi muda,
karena kerajinan anyaman purun dapat menjadi komoditas bernilai tinggi apabila
dilakukan secara kreatif dan inovatif.
2. Peningkatan pendapatan pengrajin purun lebih dari 5 kali lipat dari Rp.
3.600.000,-/unit usaha/tahun menjadi Rp. 18.000.000,-/unit
usaha/tahun.Sebelumnya dalam satu minggu pengrajin purun hanya mampu
menjual 3 lembar tikar seharga Rp. 50.000,-/lembar dikerjakan efektif dalam satu
tahun 6 bulan x Rp. 600.000,- /bulan sama dengan Rp. 3.600.000.Setelah
inisiasi penghasilan dan produksi bertambah menjadi 15 lembar per minggu x
Rp. 50.000,- sama dengan Rp. 750.000/minggu x 4 = Rp. 3.000.000/bulan x 6
bulan efektif = Rp. 18.000.000/tahun
3. Membangun citra Kelurahan Palam sebagai Kelurahan yang pro aktif melayani
dan membangun wilayahnya, karena dengan terbukanya ikon unggulan
Kampung Purun Kelurahan Palam, ekspose di Media cetak, elektronik, dan
Media Sosial semakin meningkat frekuensi tayangannya, klik disini untuk melihat
liputannya. lebih dari kelurahan lainnya di Banjarbaru selama satu tahun terakhir
ini.Sehingga perhatian pemerintah maupun masyarakat semakin tinggi, perhatian
pemerintah berdampak kepada kegiatan pembangunan yang semakin intensif di
Kelurahan Palam, salah satu contoh dampak positifnya adalah bertahun-tahun
Kelurahan Palam khususnya di RT. 006 Tambak Jariyah tertutup koneksi jalan
(buntu) ke wilayah Kelurahan Guntung Manggis, setelah inisiasi Kampung Purun
Pemerintah Kota melaksanakan pekerjaan jalan tembus Tambak Jariyah
Guntung Manggis, dan di RT. 005 Tanggul jalan usaha tani antara Handil Kyai-
Tanggul dikerjakan pembuatan siring dan pengerasan jalan yang sebelumnya
terlantar dan terhenti pekerjaannya.Perhatian masyarakat juga meningkat
terbukti dengan meningkatnya kunjungan ke Kelurahan Palam yang
sebelumnyahanya 500 kunjungan per tahun melonjak 25 kali lipat kunjungan
menjadi 12.500 x kunjungan per tahun.
4. Terjadinya sinergitas kerajinan Kampung Purun dengan wisata Danau Seran,
dengan semakin terbukanya informasi tentang Kampung Purun masyarakat luar
semakin tertarik untuk datang ke Kelurahan Palam sehingga membuka peluang
lainnya seperti terbukanya wisata Danau Seran yang dikelola oleh warga
masyarakat.
5. Mengangkat citra Purun sebagai komoditas unggulan. Sebelumnya purun
dipandang sebagai tanaman gulma pengganggu pertanian, setelah inisiasi Purun
menjadi tanaman komoditas unggulan selain padi yang dapat menghasilkan
pendapatan yang tinggi untuk masyarakat.
Berkurangnya bahan baku akibat perubahan/alih fungsi lahan dari lahan rawa menjadi
areal pertambangan. Selama ini tumbuhan purun berkembang dilahan kritis tambang
PT. Galuh Cempaka, apabila musim kemarau tumbuhan kering sangat mudah terbakar,
purun tumbuh diatas lahan gambut, rawan terbakar dan sangat sulit dipadamkan dan
berpotensi menimbulkan titik api/hot spots dan kabut asap.
Status Kontrak Karya PT. Galuh Cempaka sampai dengan tahun 2034, sementara
perusahaan tidak ada kegiatan/berhenti operasional sehingga status lahan sebagai
wilayah tambang menjadi kendala administrasi untuk proses izin pengambilan bahan
baku purun.
Kendala utama lainnya adalah berkaitan dengan sumber daya manusia yang ada di
Kelurahan Palam, yaitu Kemampuan sumber daya inovasi dan kreativitas pengrajin
masih terbatas, kendala ini dapat diatasi dengan kegiatan pelatihan, magang, dan
penambahan wawasan pengrajin terhadap keinginan dan selera konsumen.
Kendala lainnya adalah kesiapan dalam menghadapi kompetisi di industri kreatif yang
cukup ketat, adanya infiltrasi dari kompetitor ke dalam kelompok pengrajin Purun cukup
mempengaruhi kekompakan dan persatuan diantara pengrajin dan pengurus Kelompok
Pengrajin Purun. Kendala ini dapat diatasi dengan menambah frekuensi monitoring
dan evaluasi dan pertemuan dengan pengrajin.
K. MANFAAT
Walaupun program inovasi pelayanan publik Kampung Purun ini relatif baru
dilaksanakan 1 (satu) tahun namun dapat dilihat dampak / perubahan pada beberapa
aspek kehidupan masyarakat Kelurahan Palam.
Ada 3 (tiga) manfaat utama dari pelaksanaan inovasi pelayanan publik Kampung Purun
Kelurahan Palam yaitu :
Perbandingan dari dampak sebelum dan sesudah penerapan inovasi pelayanan publik
ini adalah :
Dalam 1 (satu) minggu pengrajin purun dapat memproduksi 50-100 produk kerajinan
(clucth, tas, tikar,bakul, dan produk lain);
Para ibu rumah tangga yang menjadi jumlah terbesar sebagai pelaku kerajinan
purun di RT. 005 dan RT. 006 hanya 5 (lima) orang, yang rutin membuat produk
kerajinan purun, sementara yang menjadi buruh/tenaga kerja pengumpul dan
pencabut purun basah untuk dijual ke pengumpul dari Kabupaten Hulu Sungai Utara
/ Amuntai 7 (tujuh) orang.
Para ibu rumah tangga yang menjadi pelaku kerajinan purun di RT. 005 dan RT.
006 berjumlah 45 (empat puluh lima) orang, sementara yang menjadi buruh/tenaga
kerja pengumpul dan pencabut purun basah untuk dijual ke pengrajin 7 (tujuh) orang
(tidak lagi menjual/melayani pembeli dari luar).
Kelurahan Palam adalah wilayah terpencil dan kurang mendapatkan perhatian, dan
stigma terpencil, wilayah terisolir dan angker dan lain-lain, pada akhirnya menjadi
persepsi yang negatif terhadap kinerja pelayanan Pemerintah Kelurahan Palam,
sebaik apapun pelaksanaan pelayanan Pemerintah Kelurahan Palam selalu
dianggap masih dibawah standar pelayanan Pemerintah Kelurahan yang berada di
kota.
Membangun citra Kelurahan Palam sebagai Kelurahan yang pro aktif melayani dan
membangun wilayahnya, karena dengan terbukanya ikon unggulan Kampung Purun
Kelurahan Palam, ekspose di Media cetak, elektronik, dan Media Sosial semakin
meningkat frekuensi tayangannya, lebih dari kelurahan lainnya di Banjarbaru selama
satu tahun terakhir ini. Sehingga perhatian publik semakin tinggi terhadap
Kelurahan Palam.
Terbukanya potensi pariwisata Danau Seran dan Danau Galuh Cempaka adalah
salah satu dampak dari terbukanya informasi masyarakat tentang Kelurahan Palam,
masyarakat luar sudah banyak mengenal mengenai Ikon Unggulan Kelurahan
Palam sehingga banyak yang datang untuk melihat dan bahkan berinvestasi di
Kelurahan Palam.
Tersedianya lahan seluas 1,5 ha yang merupakan milik tokoh masyarakat yang
dipinjamkan untuk dipergunakan sebagai tempat berdirinya bangunan Rumah
Banjar Kreatif dan Mesin Penumbuk Purun, yang diperkirakan bernilai Rp.
300.000.000,-
Dibangunnya mesin penumbuk purun dari dana swadaya masyarakat untuk
memudahkan pekerjaan menumbuk purun yang diperkirakan bernilai Rp.
55.000.000,-
M. PEMBELAJARAN
Peran 3 (tiga) pilar Kelurahan yang bersinergi saling bahu membahu menciptakan
peluang terbentuknya iklim yang kondusif dan rasa aman untuk kegiatan usahasangat
diperlukan oleh warga masyarakat, investor maupun pengunjung/wisatawan.
Inisiatif ini secara sosial dapat meningkatkan partisipasi masyarakat bahkan dapat
berlanjut kepada upaya peningkatan penuntasan buta aksara dan akses pendidikan
kepada pengrajin melalui jalur pendidikan non formal Paket A, B dan C dan Kelompok
Fungsional (KF) yang dilaksanakan di Rumah Banjar Kreatif sebagai tambahan setelah
kegiatan menganyam purun dilaksanakan.
Secara ekonomi, Praktek penjualan bahan baku anyaman purun berupa purun mentah
ke luar daerah secara ekonomis menjadi kurang menguntungkan karena jika diolah
menjadi produk kerajinan akan jauh lebih tinggi nilai ekonominya.
Secara lingkungan, Berkurangnya bahan baku tidak seperti masa sebelumnya, saat ini
lahan gambut banyak dialihfungsikan menjadi perumahan dan menjadi areal tambang
yang tentunya berpengaruh terhadap berkurangnya lahan bagi tumbuhan purun dan
mengurangi kualitas lingkungan hidup di sekitarnya.