Anda di halaman 1dari 23

INOVASI PELAYANAN PUBLIK KELURAHAN PALAM

KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU

KAMPUNG PURUN
(Kelurahan mAju Menggali Potensi UNGgulan dengan
Pemberdayaan Usaha keRajinan anyaman purUN)

KELURAHAN PALAM
KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU
TAHUN 2017
A. RINGKASAN

Kegiatan pertambangan dalam bentuk Kontrak Karya Pertambangan Intan Alluvial PT.
Galuh Cempaka di Kelurahan Palam selalu menjadi sorotan publik, dan puncak dari
permasalahan kehadiran industri tambang di daerah permukiman penduduk adalah
masalah tenaga kerja dan lingkungan hidup. Sejak diputuskan bahwa pertambangan
Intan PT. Galuh Cempaka mencemari lingkungan secara operasional kegiatan
perusahaan berhenti, yang berdampak kepada pemutusan hubungan kerja (PHK)
karyawan, dan reklamasi yang terbengkalai.

Dampak sosial dari berhentinya operasional perusahaan adalah timbulnya


pengangguran, menurunnya kesejahteraan sosial. Inisiatif baru kemudian
diperkenalkan dengan judul Kampung Purun (Kelurahan mAju Menggali Potensi
UNGgulan dengan Pemberdayaan Usaha keRajinan anyaman purUN) tujuan utamanya
adalah membuka akses terhadap pekerjaan dan keberlangsungan ekosistem gambut
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang Intan PT. Galuh
Cempaka di Kelurahan Palam.dengan mengembangkan industri kreatif anyaman purun
sebagai potensi unggulan yang mampu menjadi titik ungkit ekonomi.

Upaya ini ditempuh Pemerintah Kelurahan Palam untuk mengurangi dampak sosial dan
lingkungan hidup, dengan 3 (tiga) strategi yang ditempuh : (1) Menumbuhkan ikon
unggulan Kampung Purun, untuk mempromosikan kerajinan dan budaya local
masyarakat gambut. (2) Mendorong terciptanya produk lokal yang inovatif dan kreatif.
(3) Membangun kemandirian, sehingga pengrajin terampil dan kreatif.

Penerapan inisiasi diawali dengan pengenalan inisiasi, advokasi, penyiapan


infrastruktur, pengembangan komoditas, kelembagaan, monitoring dan evaluasi.
Langkah-langkah yang ditempuh yaitu : menjadikan kelurahan menarik secara ekonomi
dengan menumbuhkan budaya dan industri kreatif, menumbuhkan partisipasi, dan
kemandirian warga.

Setelah satu tahun, inisiatif ini mampu menyerap tenaga kerja, mengurangi
pengangguran sebanyak 8% dan meningkatkan pendapatan 5 kali lipat dari
sebelumnya serta membangun citra Kelurahan Palam, yang mendorong terjadinya
sinergitas pembangunan infrastruktur pertanian-kerajinan-wisata di Kelurahan Palam.

Pembelajaran yang dapat dipetik dari inisiatif ini : (1) Mengubah paradigma pelayanan
publik berbasis administrasi ke pelayanan berbasis komunitas dan partisipatif; (2)
Penanganan masalah sosial tidak bisa dilakukan dengan cara biasa (business as usual)
tetapi luar biasa (out of the box).
B. ANALISIS MASALAH

Kelurahan Palam adalah salah satu dari empat Kelurahan yang berada di Kecamatan
Cempaka Kota Banjarbaru yang memiliki topografi yang ditumbuhi tumbuhan Purun
Danau dengan nama latin (lepironia aticulata) dan Purun Tikus (eleocharis
dulcis).Tumbuhan Purun adalah sejenis rumput yang tumbuh di daerah paya dan rawa-
rawa disekitar Tambang Intan Alluvial PT. Galuh Cempaka yang sering dimanfaatkan
sebagai bahan anyam-anyaman.

Tumbuhan Purun Danau dan Purun Tikus tumbuh liar diarea kurang lebih 20 Ha dan
beberapa banyak tumbuh didaerah bekas galian tambang Intan PT. Galuh Cempaka
yang saat ini berhenti operasi sehingga tumbuhan Purun berkembang dengan sangat
cepat di daerah tersebut. Tanpa pemanfaatan yang optimal oleh Masyarakat, tumbuhan
Purun berpotensi mengganggu lahan Pertanian yang berada disekitarnya.

Di musim kemarau, tumbuhan purun mudah terbakar. Dengan luasan areal tanaman
purun yang berada di atas tanah gambut sangat berpotensi menimbulkan dampak
kebakaran yang lebih luas dan sulit dikendalikan.

Sementara itu, hanya segelintir warga masyarakat yang memanfaatkan Purun untuk
dibuat kerajinan anyaman berupa tikar dan bakul, sebagian lainnya dijual mentah
(Purun basah) kepada pengumpul dari luar kota dengan harga yang murah (Rp.3.750,-
s/d Rp.4.500,- per galangan). Apabila diolah menjadi kerajinan anyaman Purun satu
galangan dapat menjadi produk yang bernilai berkali lipat daripada hanya menjual
produk mentah.

Masalah yang dihadapi warga Kelurahan Palam secara umum adalah tingkat
pengangguran yang cukup tinggi. Berhentinya operasional Perusahaan Tambang PT.
Galuh Cempaka, lesunya kegiatan ekonomi, mengakibatkan kesulitan akses terhadap
pekerjaan yang mengakibatkan tingkat kesejahteraan sosial rendah, permasalahan
yang dihadapi dapat diuraikan sebagai berikut :

Pertama Berdasarkan data Profil Kelurahan Palam Tahun 2016 jumlah penduduk
Kelurahan Palam 4.187 orang terdiri 2.072 orang Laki-laki dan 2.115 orang Perempuan,
dari penduduk usia 18 - 56 tahun usia produktif yang belum/tidak bekerja 560 orang,
terdiri 195 Laki-laki dan 365 Perempuan. Berdasarkan data tersebut, mayoritas
pengangguran di Kelurahan Palam adalah Kaum Perempuan, 65,2%. Yang merupakan
kelompok sosial yang rentan terhadap masalah utama yang dihadapi masyarakat yaitu
rendahnya kesejahteraan kaum perempuan. Sementara penyerapan tenaga kerja
perempuan sangat terbatas dengan kualifikasi yang sulit dipenuhi oleh kaum
Perempuan di Kelurahan Palam.

Kedua Perkembangbiakan tumbuhan gulma seperti Purun dilahan kritis bekas galian
tambang sangat cepat menyebabkan sulit untuk dijadikan lahan produktif untuk
pertanian dan dikhawatirkan akan mengganggu lahan pertanian dan berakibat pada
berkurangnya produksi padi;

Ketiga Di musim kemarau tumbuhan purun mudah terbakar, dengan areal yang luas
dan tumbuh di atas lahan gambut menjadikan potensi kebakaran yang besar dan sulit
dikendalikan

Keempat Semakin sedikitnya orang yang mampu menganyam purun, kebanyakan


perempuan di Kelurahan Palam ini lebih memilih menjadi Pegawai/Karyawan di kota
atau Pedagang daripada menjadi pengrajin purun, sehingga budaya menganyam purun
mulai ditinggalkan ;

Kelima Produk anyaman purun masih kurang kreatif dan inovatif, belum mampu
mendekati selera pasar sehingga masih rendah nilai jual di pasaran.

C. PENDEKATAN STRATEGIS

Diperlukan solusi untuk membuka akses pekerjaan kepada penduduk dan upaya untuk
mempertahankan budaya masyarakat gambut memperoleh kesejahteraan. Pemerintah
Kelurahan Palam melaksanakan suatu pendekatan strategi propaganda dengan
membuat tagline KAMPUNG PURUN, akronim dari Kelurahan mAju Menggali Potensi
UNGgulan dengan Pemberdayaan Usaha keRajinan anyaman purUN.

1. Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahan

Budaya tidak lekang ditelan jaman, budaya memberikan ciri khas bagi
masyarakatnya, selain itu dengan kearifannya budaya mampu menjadi pelestari dan
inspirasi bagi sebagian masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya.

Rawa dengan beragam ekosistem yang tumbuh diatasnya adalah potensi besar
yang terhampar di Kalimantan Selatan, salah satu potensi lahan rawa yang dapat
dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber mata pencaharian adalah tumbuhan
purun.
Budaya dan potensi Kelurahan Palam merupakan jawaban dari permasalahan
warganya, hal ini dioptimalkan oleh Lurah Palam untuk membuka akses terhadap
pekerjaan dan menjamin keberlangsungan ekosistem gambut sekaligus
melestarikan budaya masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya melalui peningkatan pendapatan kaum Perempuan, dengan
menganyam purun sebagai ikon unggulan yang mampu menjadi titik ungkap
ekonomi.

Menetapkan Tagline KAMPUNG PURUN melalui Keputusan Lurah Palam Nomor 06


Tahun 2016 Tentang Penetapan dan Pembentukan Tim Pemberdayaan Masyarakat
Kampung Purun (Kelurahan mAju Menggali Potensi UNGgulan dengan
Pemberdayaan Usaha keRajinan anyaman purUN) Kelurahan Palam dengan tujuan
untuk mempercepat pemetaan dan implementasi upaya pemberdayaan masyarakat.

2. Bagaimana inovasi pelayanan publik ini telah memecahkan masalah

Purun merupakan gulma yang tumbuh subur dilahan rawa yang masam, gulma ini
termasuk jenis rumput yang berbentuk garis memanjang dan berongga, bagi para
petani sawah gulma ini sangat tidak disenangi, karena sukar diberantas dan
mengganggu pertumbuhan padi.

Namun, bagi masyarakat Kampung Purun yang tinggal di daerah rawa, purun ini
memiliki arti penting bagi kehidupan mereka. Purun merupakan sejenis tumbuhan
semak yang hanya tumbuh dilahan gambut terbuka, batangnya tegak tidak
bercabang dengan warna hijau mengkilat dengan panjang antara 50 200
cm. Purun cocok dijadikan bahan baku kerajinan karena tahan lama, kuat, dan
nyaman digunakan.

Kerajinan menganyam purun merupakan tradisi yang diperoleh secara turun


temurun, jari cekatan menganyam helai demi helai batang purun disertai senda
gurau pengrajin di beranda rumah menjadi pemandangan sehari-hari di kampung
purun. Namun, semakin sedikit orang yang mampu menganyam purun, kebanyakan
perempuan di Kelurahan Palam ini lebih memilih menjadi pegawai di kota daripada
menjadi pengrajin purun di desa dengan bekal pendidikan/keahlian yang belum
tentu mampu bersaing di perkotaan.

Kondisi ini tentu saja cukup mengkhawatirkan, karena minat yang tinggi untuk
menjadi pegawai tidak dibarengi dengan tersedianya kesempatan kerja, adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sementara itu tradisi menganyam
purun merupakan suatu budaya lokal, warisan yang harus dipelihara sekaligus
menjaga keseimbangan ekosistem.

Maka untuk membuktikan asumsi tersebut di atas, Pemerintah Kelurahan membuat


dan melaksanakan 3 (tiga) strategi, yaitu :

1. Menumbuhkan ikon unggulan Kampung Purun;

Pemerintah Kelurahan Palam mendorong masyarakat untuk memberdayakan


potensi lokal sebagai peluang ekonomi dalam rangka mengurangi tingkat
pengangguran dan menjaga tradisi menganyam purun sebagai bentuk
pelestarian nilai-nilai budaya dan kelestarian ekosistem rawa gambut dalam
bentuk tagline dan icon unggulan Kelurahan Palam.

2. Mendorong terciptanya produk lokal yang inovatif dan kreatif;

Untuk memperluas pasar perlu memiliki produk unggulan yang inovatif dan
kreatif, dengan memanfaatkan sifat Purun yang unik, natural, dan tahan lama
serta dapat dikreasikan dengan pewarnaan yang menarik. Momentum isu
lingkungan dengan kebijakan pengurangan bahan baku plastik yang diterapkan
di tempat-tempat perbelanjaan di kota Banjarbaru dapat mendorong terciptanya
produk lokal yang inovatif dan kreatif.

3. Membangun kemandirian;

Memberikan pelatihan dan berbagi kemampuan antara pengrajin akan


menumbuhkan semangat membangun kemandirian untuk mengembangkan
kerajinan tradisional ini menjadi produk kreatif dan inovatif yang diterima oleh
masyarakat luas, tidak terbatas pada warga lokal tetapi menghasilkan produk
lokal yang dapat diterima oleh masyarakat global.

D. KREATIF DAN INOVATIF

Pada saat ini, kota Banjarbaru dihebohkan dengan munculnya kampung purun, yang
tiba-tiba menjadi sorotan di masyarakat, karena sebelumnya masyarakat Kalimantan
Selatan pada umumnya tidak menyangka kalau disana terdapat lahan rawa yang kaya
dengan tanaman purun, juga ada kawasan perkampungan yang sebagian penduduknya
masih meanyam purun.
Kemunculan kampung purun ini bermula dari ide Lurah Palam, M. Agus Adrian, untuk
mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi dan keprihatinan atas semakin
berkurangnya minat generasi muda terhadap budaya dan tradisi menganyam purun di
masyarakat.

Langkah pertama menghapus kesan Lurah sebagai pejabat administrasi, yang


melayani masyarakat dari belakang meja menjadi pelayan masyarakat yang pro aktif
dan jeli melihat potensi di wilayahnya, melalui tagline Kelurahan Palam Kampung
Purun, semua aparat Negara di Kelurahan termasuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas pro
aktif untuk turun ke lapangan menggali potensi dan partisipasi masyarakat, dalam
bentuk tim yang selalu memonitor dan mengevaluasi keadaan Kampung Purun baik
secara praktis dilapangan, dari proses produksi, desain, kerjasama, pemasaran sampai
kepada kegiatan promosi produk.

Langkah kedua yang dilakukan adalah merangkul, membentuk kemitraan dengan


pengrajin purun, melakukan pemberdayaan masyarakat menggerakkan kembali budaya
kerajinan purun,menggiatkan gerakan sabtu menganyam di sekolah, dan gerakan
menanam purun sehingga kelestarian budaya dapat dipelihara dan keberlangsungan
ekosistem rawa gambut terjaga.

E. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN

Pelaksanaan dan penerapan strategi inovasi pelayanan publik ini adalah sebagai
berikut :

1. Menumbuhkan ikon unggulan

Untuk tercapainya Kampung Purun sebagai ikon unggulan Kelurahan Palam,


dibentuklah Tim Pemberdayaan Masyarakat Kampung Purun (Kelurahan mAju
Menggali Potensi UNGgulan dengan Pemberdayaan Usaha keRajinan anyaman
purUN) Kelurahan Palam yang bertugas melakukan percepatan proses
terbentuknya industri kreatif Kampung Purun yang salah satu kegiatan utamanya
menggerakkan kembali kegiatan menganyam purun kepada warga masyarakat,
memberikan bantuan promosi intensif melalui kegiatan pameran, liputan di media
cetak, televisi, radio dan media sosial, serta membuka kran pemasaran dimulai
dengan menjadikan kerajinan purun sebagai produk wajib digunakan di kelurahan,
sekolah dan unit SKPD lainnya sehingga produk yang telah dibuat dapat mengalir
dan dipasarkan. Keterlibatan masyarakat didorong melalui swadaya membangun
dan memanfaatkan Rumah Banjar Kreatif yang berada ditengah pemukiman
warga. Selain digunakan untuk pelatihan, Rumah Banjar Kreatif juga dimanfaatkan
oleh warga sebagai tempat pertemuan, rapat rutin warga dan kunjungan anak-anak
sekolah ataupun warga masyarakat yang ingin belajar menganyam purun. Selain itu
juga digunakan sebagai tempat belajar program Paket A, B, dan C, Kelompok
Fungsional bagi warga yang putus sekolah atau buta huruf. .

Untuk menjamin ketersediaan sumber daya Purun, dicanangkan kegiatan Gerakan


Menanam Purun, dan Gerakan Sabtu Mengayam yang diperuntukan bagi siswa
Madrasah Aliyah, Tsanawiyah, dan Ibtidaiyah Nurul Hikmah, SDN 1 Palam, SDN 2
Palam dan SDN 3 Palam.

2. Pelaksanaan dan penerapan strategi Menghasilkan produk lokal yang


inovatif dan kreatif

Melakukan diversifikasi produk dengan membuat produk baru yang inovatif dan
kreatif dengan memanfaatkan isu lingkungan untuk pengurangan bahan baku plastik
yang diterapkan di tempat-tempat perbelanjaan, dan sifat Purun yang unik natural
dan tahan lama serta dapat dikreasikan dengan pewarnaan yang menarik. Tidak
hanya menghasilkan produk konvensional (Tikar dan Bakul) saja tetapi dengan
membuat produk baru seperti Tas belanja ramah lingkungan, Tas wanita ekslusif,
Map Purun Sasirangan, Clutch, Tempat botol, Taplak Meja, Tempat bumbu dapur,
Topi, Sendal, dan lain sebagainya. Untuk itu diperlukan usaha memperluas
cakupan dan kualitas sumberdaya secara internal, dengan kegiatan eksplore bahan
baku purun, untuk memastikan ketersediaan bahan mentah, pemilahan batang-
batang purun sesuai dengan produk yang akan dihasilkan dilanjutkan dengan
pengolahan bahan dan pewarnaan serta fokus kepada kegiatan Produksi.Kemudian
diakhiri dengan kegiatan Finishing product, berupa eksplore produk dan peningkatan
nilai produk / value product.

3. Pelaksanaan dan penerapan strategi Membangun kemandirian

Meningkatkan akses terhadap pelatihan, permagangan dengan melibatkan


pengrajin dan dinas/instansi yang menangani. Pelatihan yang telah dilaksanakan
sepanjang tahun 2016 adalah Pelatihan magang bidang usaha KUMKM yang
dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan dengan
biaya dari APBD Provinsi Kalimantan Selatan ; pelatihan menganyam purun yang
difasilitasi oleh LSM Institut Bentang Meratus (IBM) Provinsi Kalimantan Selatan
dengan biaya dari Badan Restorasi Gambut / APBN ; dan Pelatihan Keterampilan
Purun dan Kelayakan Usaha difasilitasi Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru
dengan biaya dari APBD Kota Banjarbaru.

Selain pelatihan, pengrajin dibekali juga dengan wawasan penyediaan media contoh
produk dari pengrajin luar daerah seperti dari Margasari (Kabupaten Tapin), Amuntai
(Kabupaten Hulu Sungai Utara), maupun kerajinan dari luar Provinsi seperti dari
Kabupaten Bantul Yogyakarta, Kabupaten Banyuwangi dan lain sebagainya.

Membangun kemitraan dan kerjasama lintas sektor dan mitra terkait lainnya untuk
advokasi koordinasi perencanaan dan kegiatan program Kampung Purun serta
meningkatkan sumber daya yang tersedia.

Kemitraan perencanaan pelaksanaan program Kampung Purun ini melibatkan


secara aktif 3 (tiga) Pilar Kelurahan, yaitu Lurah, Babinsa dan Bhabinkamtibmas
Kelurahan Palam serta Pejabat struktural dan ASN Kelurahan Palam, LPM, LKM,
Forum RT dan RW, Tokoh Masyarakat/Agama di Kelurahan Palam. Kemitraan
dengan sektor swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, Forum Kreatif
Banjarbaru, mengikuti forum Nasional seperti Jambore Masyarakat Gambut Tingkat
Nasional di Provinsi Jambi dan penjajakan kemitraan dengan PT. Angkasa Pura.

F. PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemangku kepentingan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Kampung Purun


merupakan upaya untuk mewujudkan keterpaduan pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan yang dilaksanakan dengan alokasi minimal 1 (satu) tahun mulai tanggal 22
Januari 2016 sampai dengan 23 Januari 2017 dengan biaya swadaya masyarakat
dilaksanakan di Kelurahan Palam oleh Lurah Palam bersama Tim Pemberdayaan
Masyarakat Kampung Purun, LPM dan Pengrajian Purun yang secara rinci dapat
diuraikan dalam matrik rincian kerja Tim Pemberdayaan Masyarakat Kampung Purun
sebagai lampiran dalam proposal ini
Adapun susunan keanggotaan Tim Pemberdayaan Masyarakat "Kampung Purun" yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Ketua : Lurah Palam


2. Kepala Sekretariat : Sekretaris Lurah
3. Bendahara : Nina Husnah
4. Bidang Pengerahan Massa : Babinsa Kelurahan Palam
5. Bidang Hukum : Bhabinkamtibmas Kelurahan Palam
6. Bidang Pemberdayaan : Kasi Kessos Kelurahan Palam
Bidang Kelayakan Usaha
7. : Kasi Pemerintahan Kelurahan Palam
dan Kerjasama
8. Bidang Promosi dan Perizinan : Kasi Ekobang Kelurahan Palam
9. Bidang Produksi dan Pemasaran : Irwandi Hidayat
10. Anggota 1. Barun
2. Rakhli, S.AP
3. Midyan Rosyadi
4. Vitriyanti
:
5. Ratna Juwita Sari
6. Juwairiah
7. Rizky Amalia

G. SUMBER DAYA

Mobilisasi sumber daya yang dilaksanakan secara sistematis adalah bertujuan untuk
menjadikan Kelurahan Palam menarik secara ekonomi dengan menumbuhkan budaya
dan industri kreatif perdesaan, sehingga mengangkat citra masyarakat perdesaan. Di
samping itu ditumbuhkan juga partisipasi kemandirian dan transparansi. Partisipasi
untuk inisiatif ini selain dari Pemerintah, yang terpenting adalah dari Kelompok
Pengrajin, Kelompok Tani, dan Swadaya Masyarakat.

Sumber daya yang dimobilisasi meliputi : pengenalan inisiatif, advokasi, penyiapan


infrastruktur, pengembangan komoditas, kelembagaan, promosi, monitoring dan
evaluasi.

Sumber daya yang dimobilisasi meliputi :

Pengenalan inisiatif, yaitu memobilisasi sumber daya Kelurahan untuk


memberikan pengenalan kepada Dinas/instansi/SKPD Pemerintah karena
secara kewenangan keuangan Pemerintah Kelurahan tidak memiliki anggaran
untuk mensupport kegiatan yang bersifat Belanja Langsung per Kegiatan,
sumber dana APBD berada pada instansi teknis yang memiliki kewenangan
berdasarkan tugas pokok dan fungsi kelembagaan, seperti Dinas Koperasi dan
UMKM dan Dinas terkait lainnya, sehingga perlu diberikan pengenalan inisiatif
kepada SKPD tersebut. Hasil dari pengenalan inisiatif ini adalah terlaksananya
kegiatan pelatihan yang melibatkan seluruh pengrajin Kampung Purun dengan
pembiayaan yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota
Banjarbaru.
Advokasi, mengadakan kerjasama dengan pengrajin/UMKM yang telah terlebih
dahulu menggeluti industri kreatif seperti Bungas Handmade dariJogjakarta,
pengrajin dari Margasari Kabupaten Tapin dan Amuntai Kabupaten Hulu Sungai
Utara yang telah lebih dahulu menggeluti usaha kreatif kerajinan purun, dan
advokasi dari lembaga mitra lainnya.
Penyiapan infrastruktur, disiapkan secara swadaya masyarakat seperti
pembangunan Rumah Banjar Kreatif untuk keperluan tempat pelatihan, rapat-
rapat yang jika dirupiahkan bangunan tersebut bernilai Rp. 75.000.000,-, Mesin
Penumbuk Purun yang jika dirupiahkan sekitar Rp. 55.000.000,- dan penyiapan
lahan seluas 1,5 ha yang jika dirupiahkan sekitar Rp. 300.000.000,- total biaya
swadaya masyarakat dalam bentuk fisik adalah sebesar Rp. 430.000.000,-
Pengembangan komoditas, dilakukan secara swadaya masyarakat melalui
pemanfaatan potensi alam yang siap petik tanpa biaya, yaitu tumbuhan purun
yang tumbuh dibelakang rumah tanpa ditanam tinggal diambil, hanya
memerlukan kerja keras untuk mencabut, tidak memotong. Karena jika dicabut
purun akan terpilah sebelum diambil dan tumbuh dengan cepat serta subur
dibandingkan jika dipotong/diharit, pengangkutan, dan penjemuran purun
terkendala dengan cuaca, sehingga pengembangan komoditas dapat didukung
oleh pemanfaatan teknologi tepat guna, penumbukan purun telah dikembangkan
melalui penggunaan mesin penumbuk purun,dan proses menganyam yang
masih dilaksanakan secara manual.
Secara kelembagaan, pengrajin purun telah dilembagakan dalam kelompok
Kampung Purun yang merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas
kelembagaan UPPKS Kelurahan Palam dengan diversifikasi usaha yang saling
mendukung suatu produk Kampung Purun yang berkualitas dan lolos uji mutu.
Promosi, dilakukan melalui berbagai media, di antaranya televisi baik nasional
maupun lokal, televisi pemerintah ataupun swasta seperti TVRI dan
Trans7.Media cetak melalui pemberitaan kegiatan Kampung Purun di antaranya
Radar Banjarmasin, dan Banjarmasing Post. Radio melalui acara talkshow di
Radio Abdi Persada FM 104,7 yang membahas tentang Kampung Purun, serta
kegiatan pameran dimanfaatkan seoptimal mungkin dan penggunaan bahan
purun untuk kegiatan di kantor Kelurahan dan sekolah-sekolah di Palam, seperti
menggunakan map purun sasirangan, tas purun dan sebagainya.
Monitoring dan evaluasi, dilakukan secara berkala melalui rapat, pertemuan
rutin yang diselenggarakan secara berkala dilaksanakan oleh Tim
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Purun Kelurahan Palam.

H. KELUARAN/OUTPUT

Keberhasilan dari inisiatif ini berupa :

1. Mampu menyerap tenaga kerja, khususnya kaum ibu rumah tangga yang tidak
bekerja dapat melakukan pekerjaan kerajinan purun tanpa meninggalkan rumah
dan tugas-tugas yang melekat sebagai ibu rumah tangga.Selama satu tahun
inisiasi ini dilaksanakan telah dapat memperkerjakan 45 orang tenaga kerja di
sektor kerajinan purun, yang berarti telah mengurangi pengangguran di
Kelurahan Palam sebanyak 8% dan tidak menutup kemungkinan penyerapan
tenaga kerja akan terus bertambah. Dan, mampu menarik minat generasi muda,
karena kerajinan anyaman purun dapat menjadi komoditas bernilai tinggi apabila
dilakukan secara kreatif dan inovatif.
2. Peningkatan pendapatan pengrajin purun lebih dari 5 kali lipat dari Rp.
3.600.000,-/unit usaha/tahun menjadi Rp. 18.000.000,-/unit
usaha/tahun.Sebelumnya dalam satu minggu pengrajin purun hanya mampu
menjual 3 lembar tikar seharga Rp. 50.000,-/lembar dikerjakan efektif dalam satu
tahun 6 bulan x Rp. 600.000,- /bulan sama dengan Rp. 3.600.000.Setelah
inisiasi penghasilan dan produksi bertambah menjadi 15 lembar per minggu x
Rp. 50.000,- sama dengan Rp. 750.000/minggu x 4 = Rp. 3.000.000/bulan x 6
bulan efektif = Rp. 18.000.000/tahun
3. Membangun citra Kelurahan Palam sebagai Kelurahan yang pro aktif melayani
dan membangun wilayahnya, karena dengan terbukanya ikon unggulan
Kampung Purun Kelurahan Palam, ekspose di Media cetak, elektronik, dan
Media Sosial semakin meningkat frekuensi tayangannya, klik disini untuk melihat
liputannya. lebih dari kelurahan lainnya di Banjarbaru selama satu tahun terakhir
ini.Sehingga perhatian pemerintah maupun masyarakat semakin tinggi, perhatian
pemerintah berdampak kepada kegiatan pembangunan yang semakin intensif di
Kelurahan Palam, salah satu contoh dampak positifnya adalah bertahun-tahun
Kelurahan Palam khususnya di RT. 006 Tambak Jariyah tertutup koneksi jalan
(buntu) ke wilayah Kelurahan Guntung Manggis, setelah inisiasi Kampung Purun
Pemerintah Kota melaksanakan pekerjaan jalan tembus Tambak Jariyah
Guntung Manggis, dan di RT. 005 Tanggul jalan usaha tani antara Handil Kyai-
Tanggul dikerjakan pembuatan siring dan pengerasan jalan yang sebelumnya
terlantar dan terhenti pekerjaannya.Perhatian masyarakat juga meningkat
terbukti dengan meningkatnya kunjungan ke Kelurahan Palam yang
sebelumnyahanya 500 kunjungan per tahun melonjak 25 kali lipat kunjungan
menjadi 12.500 x kunjungan per tahun.
4. Terjadinya sinergitas kerajinan Kampung Purun dengan wisata Danau Seran,
dengan semakin terbukanya informasi tentang Kampung Purun masyarakat luar
semakin tertarik untuk datang ke Kelurahan Palam sehingga membuka peluang
lainnya seperti terbukanya wisata Danau Seran yang dikelola oleh warga
masyarakat.
5. Mengangkat citra Purun sebagai komoditas unggulan. Sebelumnya purun
dipandang sebagai tanaman gulma pengganggu pertanian, setelah inisiasi Purun
menjadi tanaman komoditas unggulan selain padi yang dapat menghasilkan
pendapatan yang tinggi untuk masyarakat.

I. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Penerapan sistem pemantauan kemajuan dan mengevaluasi inovasi pelayanan publik


dilaksanakan melalui TimPemberdayaan Masyarakat Kampung Purun (Kelurahan mAju
Menggali Potensi UNGgulan dengan Pemberdayaan Usaha keRajinan anyaman
purUN) Kelurahan Palam yang bertugas melakukan percepatan proses terbentuknya
industri kreatif di Kelurahan Palam.

Sistem yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi inovasi


pelayanan publik ini dikoordinasikan secara rutin melalui rapat tim dengan
memperhatikan aspek waktu dan frekuensi (kecepatan respons dari usulan), aspek
program (efektivitas dan memenuhi ekspektasi), dan aspek kegiatan (mendukung
kegiatan ekonomi masyarakat) monitoring by system, dan supervisi di lapangan melalui
pengaduan masyarakat.

Evaluasi dilakukan terhadap keberhasilan/ketidakberhasilan, ketersediaan bahan baku,


serta pelibatan dan partisipasi masyarakat.

pemantauan setiap bulan dengan menggunakan format monitoring


evaluasi permasalahan dan tindak lanjut dengan bentuk format sebagai berikut :
Formulir Monitoring dan Evaluasi 1

FORMULIR MONITORING DAN EVALUASI 1 TAHUN 2016


Identifikasi Masalah
Rencana Penanggung
Tujuan Deskripsi
Kategori Tindak lanjut jawab
Masalah

keputusan rapat ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkrit dengan memperhatikan


situasi, kondisi dan partisipasi masyarakat. Indikator utama dari kegiatan monitoring
dan evaluasi ini mencakup kualitas produk dan tanggapan konsumen,dengan beberapa
perhatian kepada :

1. Dimensi penampilan fisik produk, seperti penampilan produk yang menarik,


harga yang terjangkau dan sebanding dengan produk yang diberikan, fungsi
produk sesuai dengan harapan konsumen.
2. Dimensi kemampuan / keahlian, pemantauan dan evaluasi terus dikembangkan
terhadap kemampuan dan keahlian pengrajin menyesuaikan dengan keinginan
konsumen, mode/trend yang berkembang, kemampuan dan keahlian tenaga
pemasaran, tenaga staf/administrasi, dan manajemen Kampung Purun sendiri.
3. Dimensi kualitas prima produk, pemantauan dan evaluasi terhadap saran dan
keluhan konsumen terhadap produk yang dihasilkan dan kecepatan dalam
menangani keluhan dan saran tersebut.
4. Dimensi Assurance, kemampuan menumbuhkan kepercayaan konsumen
terhadap produk, yaitu pemantauan dan evaluasi mengenai upaya
menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produk utamanya jaminan tidak
terjadinya kerusakan terhadap produk, dan peningkatan pengetahuan dan
kecakapan pengrajin terhadap produk yang dihasilkan.
5. Dimensi Emphaty, perhatian yang tulus yang diberikan kepada konsumen
dengan memberikan perhatian dan kesediaan untuk membantu keluhan
konsumen dan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan masing-
masing individu konsumen.
6. Dimensi tanggapan konsumen terhadap produk dengan mengevaluasi tingkat
harapan konsumen dengan skala sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan
sangat tinggi dibandingkan dengan tingkat kenyataan.
J. KENDALA DAN SOLUSI

Budaya agraris yang mengandalkan sektor pertanian sangat kental mempengaruhi


kehidupan warga masyarakat Palam,sehingga perlu upaya dan kebijakan khusus untuk
mensinergikan pola-pola pertanian kedalam perilaku industri kreatif kerajinan.

Berkurangnya bahan baku akibat perubahan/alih fungsi lahan dari lahan rawa menjadi
areal pertambangan. Selama ini tumbuhan purun berkembang dilahan kritis tambang
PT. Galuh Cempaka, apabila musim kemarau tumbuhan kering sangat mudah terbakar,
purun tumbuh diatas lahan gambut, rawan terbakar dan sangat sulit dipadamkan dan
berpotensi menimbulkan titik api/hot spots dan kabut asap.

Status Kontrak Karya PT. Galuh Cempaka sampai dengan tahun 2034, sementara
perusahaan tidak ada kegiatan/berhenti operasional sehingga status lahan sebagai
wilayah tambang menjadi kendala administrasi untuk proses izin pengambilan bahan
baku purun.

Kendala utama lainnya adalah berkaitan dengan sumber daya manusia yang ada di
Kelurahan Palam, yaitu Kemampuan sumber daya inovasi dan kreativitas pengrajin
masih terbatas, kendala ini dapat diatasi dengan kegiatan pelatihan, magang, dan
penambahan wawasan pengrajin terhadap keinginan dan selera konsumen.

Peningkatan kemampuan sumber daya manusia memang tidak dapat langsung


meningkat / berubah dalam waktu yang singkat, memerlukan proses yang cukup
panjang. Dalam jangka waktu pelaksanaan yang masih sangat singkat (1 tahun)
penanggulangan kendala utama ini mulai menunjukkan hasil yang cukup
menggembirakan, kemampuan pengrajin sebelum inovasi ini dilaksanakan hanya
mampu membuat kerajinan tikar dan bakul, setelah inovasi banyak macam dan jenis
produk yang telah dihasilkan, di antaranya Tas belanja dari Purun, Tas Wanita, Tempat
botol madu, Map purun kombinasi sasirangan, Tempat / Rak buku, dan lain sebagainya.

Kendala lainnya adalah kesiapan dalam menghadapi kompetisi di industri kreatif yang
cukup ketat, adanya infiltrasi dari kompetitor ke dalam kelompok pengrajin Purun cukup
mempengaruhi kekompakan dan persatuan diantara pengrajin dan pengurus Kelompok
Pengrajin Purun. Kendala ini dapat diatasi dengan menambah frekuensi monitoring
dan evaluasi dan pertemuan dengan pengrajin.
K. MANFAAT

Walaupun program inovasi pelayanan publik Kampung Purun ini relatif baru
dilaksanakan 1 (satu) tahun namun dapat dilihat dampak / perubahan pada beberapa
aspek kehidupan masyarakat Kelurahan Palam.

Ada 3 (tiga) manfaat utama dari pelaksanaan inovasi pelayanan publik Kampung Purun
Kelurahan Palam yaitu :

1. Perbaikan kesejahteraan sosial.


Indikator terjadinya perbaikan kesejahteraan sosial adalah peningkatan
pendapatan masyarakat sebanyak 5 kali lipat dari sebelumnya, tingkat
pengangguran berkurang sebanyak 8%. Inovasi pelayanan publik Kampung
Purun mendorong terciptanya inovasi dan kreativitas pengrajin untuk membuat
produk kerajinan yang laku dipasaran, kegiatan promosi mengundang
keingintahuan dan kedatangan orang untuk melihat, mempelajari dan membeli
produk Kampung Purun. Secara tidak langsung industri kreatif Kampung Purun
berpengaruh terhadap terbukanya industri pariwisata di Kelurahan Palam, yaitu
wisata alam Danau Seran dan Danau Galuh Cempaka.
Terbukanya peluang pariwisata mendorong kemajuan ekonomi kreatif dan
membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Palam, kegiatan ekonomi
kreatif anyaman purun dan pengelolaan wisata alam Danau Seran dan Danau
Galuh Cempaka merupakan industri padat karya, mampu mengurangi tingkat
pengangguran di Kelurahan Palam.
Kesejahteraan sosial bukan hanya semata-mata dapat dinilai dari sudut pandang
ekonomi, tetapi kesejahteraan sosial juga dapat dinilai dari aspek kebudayaan
dan lingkungan hidup, sejak inovasi pelayanan publik Kampung Purun budaya
warisan nenek moyang kembali dipelajari dan diwariskan kepada anak-cucu,
tradisi menganyam purun adalah budaya masyarakat gambut, yang kaya akan
kearifan lokal berupa kecintaan terhadap lingkungan yang sempat terancam
karena aktivitas tambang intan alluvial PT. Galuh Cempaka yang membuka
lahan dengan cara menggali tanah sehingga menciptakan lobang di perut bumi,
mengeringkan rawa, dan membuat danau yang secara tidak langsung merusak
ekosistem rawa dan mengancam berkurangnya luasan areal tanaman purun.
Inovasi pelayanan publik Kampung Purun menjadi magnet kunjungan, baik untuk
wisata alam maupun wisata kerajinan, setelah dilaksanakan inovasi frekuensi
kunjungan orang ke Kelurahan Palam meningkat, termasuk kunjungan anak-
anak pelajar yang tertarik untuk mempelajari kerajinan anyaman purun sebagai
materi pelajaran di sekolah. Dengan meningkatnya minat pelajar terhadap
budaya anyaman purun dapat diharapkan terjadinya regenerasi yang
melestarikan budaya masyarakat gambut.

2. Terjadi sinergitas pembangunan infrastruktur pertanian-kerajinan-wisata


dalam bentuk saling mendorong, supply and demand.
Program pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan di Kelurahan Palam
menjadi program pembangunan yang sinergi mendukung penyiapan sarana dan
prasarana pertanian-kerajinan-wisata, secara tidak langsung pembangunan
peningkatan jalan usaha tani yang menghubungkan Handil Kyai di Kelurahan
Bangkal ke Tanggul H. Isap Kelurahan Palam, dari 4 meter menjadi 10 meter
yang semula direncanakan untuk meningkatkan hasil pertanian berdampak
kepada peningkatan usaha kerajinan dan membuka lebih banyak akses jalan
menuju tempat wisata Danau Seran maupun Danau Galuh Cempaka.
Demikian pula hal nya dengan rencana pembangunan siring dan saluran air
irigasi, yang semula direncanakan untuk peningkatan produktivitas pertanian,
dengan inovasi pelayanan publik Kampung Purun pembangunan infrastruktur
pertanian tersebut secara tidak langsung mendukung wisata dan kerajinan.
Manfaat utama dari pelaksanaan inovasi pelayanan publik ini, masyarakat
mendapatkan multiflier effect pembangunan infrastruktur pertanian-kerajinan-
wisata dalam bentuk saling mendorong, supply and demand.

3. Purun sebagai komoditas unggulan.


Sebelum inovasi tumbuhan purun dianggap sebagai gulma atau pengganggu
produksi pertanian, setelah inovasi pelayanan publik Kampung Purun, industri
kreatif kampung purun menempatkan tanaman purun sebagai tanaman
primadona.
Purun cocok dijadikan bahan baku kerajinan karena sifatnya yang tahan lama,
kuat dan nyaman digunakan dan sudah menjadi tradisi lokal purun dianyam
menjadi aneka kerajinan yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Manfaat utama dari dijadikannya purun sebagai komoditas unggulan, kelestarian
ekosistem rawa menjadi tetap terjaga, resiko kerusakan lingkungan, kebakaran
hutan dapat dikurangi karena mengingat tumbuhan purun sangat mudah
terbakar, dengan dijadikannya purun sebagai komoditas unggulan maka
kepedulian warga terhadap tumbuhan purun yang hidup di lahan gambut
meningkat, kebakaran lahan dapat dicegah melalui peningkatan partisipasi
warga dalam menjaga lingkungan yang tentunya sangat dipengaruhi oleh tingkat
kepedulian dan kesadaran warga.
Berikut beberapa liputan yang sudah ditayangkan di media televisi nasional
maupun swasta mengenai Kampung Purun Kelurahan Palam :

1. Habar Budaya TVRI Kalsel :


https://www.youtube.com/watch?v=UvlVP6nQ9D8

2. Indonesia Membangun TVRI Nasional :


https://www.youtube.com/watch?v=A6sEcsF2Sqc

3. Tau gak Sih Trans7 (menit ke 15.25) :


https://www.youtube.com/watch?v=LK1nO6ZcgSU

L. SEBELUM DAN SESUDAH

Perbandingan dari dampak sebelum dan sesudah penerapan inovasi pelayanan publik
ini adalah :

1. Produksi kerajinan purun

Sebelum penerapan inovasi pelayanan publik :

Dalam 1 (satu) minggu pengrajin purun hanya memproduksi maksimal 20 produk


kerajinan (tikar dan bakul);

Setelah penerapan inovasi pelayanan publik :

Dalam 1 (satu) minggu pengrajin purun dapat memproduksi 50-100 produk kerajinan
(clucth, tas, tikar,bakul, dan produk lain);

2. Pendapatan kerajinan purun

Sebelum penerapan inovasi pelayanan publik :

Dengan produksi 1 (satu) minggu pengrajin maksimal 20 produk kerajinan (dengan


asumsi jumlah tikar 5 lembar x @Rp. 50.000 = Rp. 250.000 dan 15 buah bakul
purun x @Rp. 5.000,- = Rp 75.000,-) pendapatan yang diterima adalah sebesar Rp.
325.000,- per minggu.

Setelah penerapan inovasi pelayanan publik :

Dalam 1 (satu) minggu pengrajin purun dapatmemproduksi 50-100 produk kerajinan


(tikar,bakul, tas, dan produk lain) ;
(dengan asumsi 50 produk per minggu dengan perincian : jumlah tikar 5 lembar x
@Rp. 50.000 = Rp. 250.000 ; dan 15 buah bakul purun x @Rp. 5.000,- = Rp
75.000,- ; tas belanja 15 buah x @Rp. 25.000,- = Rp. 375.000,- ; map purun
sasirangan 15 buah x @Rp. 50.000,- = Rp. 750.000,-) maka jumlah keseluruhan
pendapatan dari produksi 50 buah produk adalah sebesar Rp. 1.450.000,- per
minggu.

3. Penyerapan tenaga kerja

Sebelum penerapan inovasi pelayanan publik :

Para ibu rumah tangga yang menjadi jumlah terbesar sebagai pelaku kerajinan
purun di RT. 005 dan RT. 006 hanya 5 (lima) orang, yang rutin membuat produk
kerajinan purun, sementara yang menjadi buruh/tenaga kerja pengumpul dan
pencabut purun basah untuk dijual ke pengumpul dari Kabupaten Hulu Sungai Utara
/ Amuntai 7 (tujuh) orang.

Setelah penerapan inovasi pelayanan publik :

Para ibu rumah tangga yang menjadi pelaku kerajinan purun di RT. 005 dan RT.
006 berjumlah 45 (empat puluh lima) orang, sementara yang menjadi buruh/tenaga
kerja pengumpul dan pencabut purun basah untuk dijual ke pengrajin 7 (tujuh) orang
(tidak lagi menjual/melayani pembeli dari luar).

4. Membangun citra Kelurahan Palam

Sebelum penerapan inovasi pelayanan publik :

Kelurahan Palam adalah wilayah terpencil dan kurang mendapatkan perhatian, dan
stigma terpencil, wilayah terisolir dan angker dan lain-lain, pada akhirnya menjadi
persepsi yang negatif terhadap kinerja pelayanan Pemerintah Kelurahan Palam,
sebaik apapun pelaksanaan pelayanan Pemerintah Kelurahan Palam selalu
dianggap masih dibawah standar pelayanan Pemerintah Kelurahan yang berada di
kota.

Setelah penerapan inovasi pelayanan publik :

Ikon Kampung Purun yang dipromosikan Kelurahan Palam dengan potensi


unggulan kerajinan purun mampu menarik perhatian Pemerintah Kota Banjarbaru,
Walikota Banjarbaru dalam banyak kesempatan selalu mengunggulkan potensi
Kelurahan Palam, kegiatan pembangunan semakin gencar dilaksanakan di
Kelurahan Palam, salah satunya adalah rencana pembukaan ruas jalan RT. 005
Kelurahan Palam ke Handil Kyai Kelurahan Bangkal yang selama beberapa tahun
tidak dijalankan, pada tahun 2017 ini akan dilanjutkan. Ruas jala RT. 006 Tambak
Jariyah ke Kelurahan Guntung Manggis yang selama ini buntu, akan segera
ditindaklanjuti dengan pembangunan jalan. Beberapa tahap pembangunan sudah
dijalankan, diantaranya proses pengukuran dan penentuan lokasi pembangunan
jalan.

Membangun citra Kelurahan Palam sebagai Kelurahan yang pro aktif melayani dan
membangun wilayahnya, karena dengan terbukanya ikon unggulan Kampung Purun
Kelurahan Palam, ekspose di Media cetak, elektronik, dan Media Sosial semakin
meningkat frekuensi tayangannya, lebih dari kelurahan lainnya di Banjarbaru selama
satu tahun terakhir ini. Sehingga perhatian publik semakin tinggi terhadap
Kelurahan Palam.

Terbukanya potensi pariwisata Danau Seran dan Danau Galuh Cempaka adalah
salah satu dampak dari terbukanya informasi masyarakat tentang Kelurahan Palam,
masyarakat luar sudah banyak mengenal mengenai Ikon Unggulan Kelurahan
Palam sehingga banyak yang datang untuk melihat dan bahkan berinvestasi di
Kelurahan Palam.

5. Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Sebelum penerapan inovasi pelayanan publik :

Partisipasi masyarakat untuk kegiatan kerajinan kreatif masih sangat kurang,


masyarakat lebih memilih menjual purun mentah kepada pengumpul daripada
mengolahnya menjadi produk kerajinan.

Setelah penerapan inovasi pelayanan publik :

Partisipasi masyarakat meningkat terbukti dengan dibangunnya Rumah Banjar


Kreatif hasil swadaya masyarakat tanpa mengeluarkan biaya APBD telah terbangun
bangunan tempat berkumpul dan berlatih menganyam purun dengan kisaran biaya
sebesar Rp. 75.000.000,-

Tersedianya lahan seluas 1,5 ha yang merupakan milik tokoh masyarakat yang
dipinjamkan untuk dipergunakan sebagai tempat berdirinya bangunan Rumah
Banjar Kreatif dan Mesin Penumbuk Purun, yang diperkirakan bernilai Rp.
300.000.000,-
Dibangunnya mesin penumbuk purun dari dana swadaya masyarakat untuk
memudahkan pekerjaan menumbuk purun yang diperkirakan bernilai Rp.
55.000.000,-

Total biaya swadaya masyarakat adalah Rp. 430.000.000,-

M. PEMBELAJARAN

Pembelajaran dari pelaksanaan 1 (satu) tahun inovasi pelayanan publik Kelurahan


Palam Kampung Purun (Kelurahan mAju Menggali Potensi UNGgulan dengan
Pemberdayaan Usaha keRajinan anyaman purUN) adalah komitmen dan dukungan
Walikota dan jajarannya, Pemerintah Kelurahan Palam, 3 (tiga) pilar Kelurahan (Lurah,
Babinsa, dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Palam) serta partisipasi tokoh masyarakat,
dan pengrajin Purun, dalam relasi komunikasi yang tidak bersekat, tekad kuat untuk
memajukan kampung dan memanfaatkan potensi purun yang berlimpah, menata dan
memelihara tanaman purun, berdampak positif kepada peningkatan partisipasi
masyarakat, dan membentuk mind set bahwa masyarakat bisa ikut membantu
pemerintah dengan berkontribusi baik ide, pemikiran, maupun tenaga untuk kemajuan
pembangunan di Kelurahan Palam.

Pengalaman umum yang diperoleh dari pelaksanaan inovasi pelayanan publik


Kampung Purun ini adalah bahwa masyarakat Kelurahan Palam masih memerlukan
dorongan dari unsur Kelurahan, pada khususnya kepada 3 (tiga) pilar Kelurahan, yaitu
Lurah, Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Karena tanpa ada dorongan berupa inovasi,
bertahun-tahun masyarakat berada dalam keadaan ketidakberdayaan, tetapi setelah
didorong dalam bentuk pencanangan Kampung Purun masyarakat cepat memberikan
respon dan berkembang secara positif, tingkat partisipasi meningkat dan menjadi
berdaya secara ekonomi dengan cepat.

Peran 3 (tiga) pilar Kelurahan yang bersinergi saling bahu membahu menciptakan
peluang terbentuknya iklim yang kondusif dan rasa aman untuk kegiatan usahasangat
diperlukan oleh warga masyarakat, investor maupun pengunjung/wisatawan.

Namun demikian, masih dirasakan kerancuan kebijakan dan pelaksanaannya antara


Pemerintah Kelurahan, Pemerintah Kecamatan dengan Dinas Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Banjarbaru, Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota Banjarbaru, dan Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olehraga Kota Banjarbaru. Dimana kegiatan
pemberdayaan masyarakat dianggarkan di Dinas Pengendalian Penduduk, KB,
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan PA Kota Banjarbaru dan kegiatan Usaha
Mikro Kecil Menengah dianggarkan di Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota
Banjarbaru, sementara pembiayaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pelatihan
yang diselenggarakan Pemerintah Kelurahan Palam tidak sepenuhnya dapat difasilitasi
dan dianggarkan oleh Dinas terkait sehingga pelatihan dan kegiatan dari Pemerintah
Kelurahan Palam untuk pemberdayaan masyarakat ini tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara keuangan maupun diperhitungkan sebagai suatu
kegiatan/prestasi kinerja Pemerintah Kelurahan, maupun diperhitungkan sebagai
capaian kinerja Aparatur Sipil Negara Kelurahan Palam.Karena itu Pemerintah Kota
Banjarbaru diharapkan cepat mengatasi hal ini.

Berdasarkan pengalaman umum dan pembelajaranyang diperoleh dalam


melaksanakan inovasi pelayanan publik Kampung Purun ini rekomendasi yang patut
untuk dipertimbangkan adalah pemantapan peran Lurah sebagai pemimpin di wilayah
Kelurahannya, kewenangan yang diperluas tidak hanya pada kewenangan pelayanan
administrasi belaka, melayani bukan hanya di belakang meja tetapi harus pro aktif
mendatangi warga, melihat apa yang dibutuhkan oleh warga, menggali potensi yang
ada diwilayahnya dan mencoba melakukan sesuatu untuk membantu warga
masyarakatnya, dengan melibatkan secara aktif 3 (tiga) pilar Kelurahan untuk menjaga
program inovasi berjalan dalam rel yang sudah ditentukan dan memastikan program
berjalan dengan baik tanpa gangguan yang bersifat internal maupun eksternal yang
dapat merobohkan bangunan/program yang sedang dibina dan dijalankan.

N. KELANJUTAN DAN REPLIKASI

Upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial


dalam bentuk Inovasi pelayanan publik Kelurahan Palam Kampung Purun adalah good
will, komitmen dan konsistensi Lurah Palam beserta jajaran Kelurahan Palam, Babinsa
dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Palam untuk secara massif dan berkelanjutan perlu
dukungan yang luar biasa dari Walikota Banjarbaru beserta jajarannya, penanganan
tidak bisa dilakukan hanya dengan biasa-biasa saja (business as usual), tetapi luar
biasa (out of the box thingking and action), mengubah paradigma pelayanan publik
berbasis administrasi ke pelayanan berbasis komunitas dan partisipatif, dukungan
SKPD terkait , kemitraan dengan pengusaha, swasta, dan LSM serta pemanfaatan
Media Massa (elektronik maupun sosial). Ke depan, ide dasar Kampung Purun yang
merupakan inisiatif original, kreatif dan inovatif, hendaknya dapat diakomodasi,
modifikasi, dan direplikasi pada daerah geografis sejenis, dengan potensi tumbuhan
purun dan lahan gambut yang banyak tersebar di pulau Kalimantan, Sumatera dan
Papua, maupun wilayah lainnya di Indonesia.

Inisiatif ini secara sosial dapat meningkatkan partisipasi masyarakat bahkan dapat
berlanjut kepada upaya peningkatan penuntasan buta aksara dan akses pendidikan
kepada pengrajin melalui jalur pendidikan non formal Paket A, B dan C dan Kelompok
Fungsional (KF) yang dilaksanakan di Rumah Banjar Kreatif sebagai tambahan setelah
kegiatan menganyam purun dilaksanakan.

Secara ekonomi, Praktek penjualan bahan baku anyaman purun berupa purun mentah
ke luar daerah secara ekonomis menjadi kurang menguntungkan karena jika diolah
menjadi produk kerajinan akan jauh lebih tinggi nilai ekonominya.

Secara budaya, inovasi pelayanan publik Kampung Purun merupakan upaya


melestarikan budaya dan tradisi menganyam purun serta dapat merubah cara pandang
yang pada awalnya menganggap purun sebagai gulma, setelah inisiasi purun
adalah sahabat yang dapat dimanfaatkan untuk menambah penghasilan
meningkatkan pendapatan rumah tangga, menciptakan peluang kerja, sehingga purun
perlu dijaga kelestariannya.

Secara lingkungan, Berkurangnya bahan baku tidak seperti masa sebelumnya, saat ini
lahan gambut banyak dialihfungsikan menjadi perumahan dan menjadi areal tambang
yang tentunya berpengaruh terhadap berkurangnya lahan bagi tumbuhan purun dan
mengurangi kualitas lingkungan hidup di sekitarnya.

Secara kelembagaan, inovasi Pelayanan Publik Kampung Purun menciptakan entitas


kelembagaan baru yang diperlukan di masyarakat, pada umumnya di Kelurahan
terdapat kelembagaan formal seperti LPM, LKM, RT, RW, Pengurus Mesjid dan lain-
lain dengan terbentuknya Kampung Purun secara kelembagaan terdapat struktur
organisasi pengrajin purun yang dapat dibina dan berkembang sebagaimana lembaga
lainnya, bahkan dapat berkembang menjadi suatu usaha koperasi atau perusahaan
yang memberikan tambahan penghasilan bagi warganya dan membuka lapangan kerja
baru bagi masyarakatnya.

Pembentukan Kampung Purun sebagai upaya pemberdayaan masyarakat Secara


peraturan telah disahkan dan dilegalkan dengan suatu keputusan yaitu Keputusan
Lurah Palam Nomor 06 Tahun 2016 dan Nomor 22 Tahun 2016. Ke depannya,
Pemerintah Kota Banjarbaru dapat menerbitkan Keputusan atau Peraturan Walikota
yang dapat memayungi upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dengan
penggerak utama Lurah dan Camat di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru.

Anda mungkin juga menyukai