NAMA:
BAB I
1
PENDAHULUAN
Dalam payung Bhinneka Tunggal Ika, NKRI pertama-tama dipahami sebagai satu
kesatuan manusia (unitary people), bukan sebagai satu kesatuan wilayah (unitary
territory). Sentral dari NKRI adalah tiap manusia di masyarakat pluralis di negeri ini,
bukan onggokan pulau atau tumpukan wilayah.
Menjaga rasa persatuan dan kesatuan bangsa, tentu tidak hanya sekedar terciptanya
satu kesatuan politik terhadap tanah dan air persada Indonesia yang terhampar dari
Sabang sampai Merauke, tetapi lebih dari itu adalah terciptanya persatuan bangsa yang
mendiami seluruh persada ini. Artinya terciptanya kesatuan jiwa raga bagi segenap warga
negara yang setia terhadap proklamasi 17 Agustus 1945.
Di masa orde baru, persatuan nasional Indonesia telah mampu dipertahankan dengan
baik. Namun demikian, persatuan nasional yang telah dibangun tersebut lebih bersifat
semu dan ada kecenderungan untuk tidak berkelanjutan. Hal ini terutama diakibatkan oleh
ekses negatif dari cara-cara yang dipergunakan untuk mempertahankan persatuan
nasional yang pada gilirannya justru berdampak negatif terhadap persatuan nasional itu
sendiri.
Dalam menjaga persatuan dan kesatuan, tidak jarang mendahulukan berbagai tindakan
represif kepada penduduk warga negara yang dianggap terlibat dan/atau mendukung
gerakan pemberontakan, serta gerakan separatisme. Hal lain yang pernah dilakukan dalam
rangka menjaga persatuan dan kesatuan ini adalah sentralisasi dan penyeragaman dalam
hampir semua aspek kehidupan. Pendek kata, persatuan Indonesia dipertahankan dengan
cara-cara yang seringkali kurang demokratis, yang tidak saja memperburuk keadaan
dalam negeri, namun juga mempersulit posisi Indonesia dalam pergaulan internasional.
2
2. Apa pentingnya nilai persatuan di negara besar Indonesia?
3. Contoh Perwujudan Penerapan Hakikat Demokratis dan Nilai Persatuan di Negara
Besar Indonesia?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pentingnya hakikat demokratis dan nilai persatuan di negara
besar Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan hakikat demokratis dan nilai
persatuan di negara besar Indonesia.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
Hakikat adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan untuk menunjukan makna
yang sebenarnya atau makna yang paling dasar dari sesuatu seperti benda, kondisi atau
pemikiran, akan tetapi ada beberapa yang menjadi ungkapan yang sudah sering digunakan
dalam kondisi tertentu, sehingga menjadi semacam konvensi, hakikat seperti disebut sebagai
hakikat secara adat kebiasaan.
Demokrasi adalah sebuah system atau tatanan pemerintahan yang dianut oleh suatu
negara tertentu. Pengertian demokrasi secara garis besar merupakan sebuah system
pemerintahan dimana setiap rakyat memiliki persamaan dan kesetaraan hak untuk
mengemukakan pendapat, dan memilih sebuah pilihan tanpa ada unsur paksaan dari pihak
lain.
Sedangkan pengertian hakikat demokrasi secara keseluruhan yaitu sebuah system
bermasyarakat dengan menekankan kekuasaan tertinggi yang berbeda di tangan rakyat..
Nilai persatuan Indonesia mengandung arti ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat
untuk membina Nasionalisme dalam negara. Dalam nilai persatuan terkandung adanya
perbedaan-perbedaan yang biasa terjadi didalam kehidupan masyarakat dan bangsa, baik itu
perbedaan bahasa, kebudayaan, adat istiadat, agama, maupun suku. Perbedaan – perbedaan
itu jangan dijadikan alasan untuk berselisih, tetapi justru menjadi daya Tarik kea rah
kerjasama, kea rah resultante/sintesa yang lebih harmonis. Hal ini sesuai dengan semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”.
4
BAB III
PENYAJIAN DATA
Liputan6.com, Jakarta Demokrasi Pancasila harus menyatukan bangsa bukan justru memecah belah
bangsa. Hal itu bisa diimplementasikan langsung pada pelaksanaan Pemilu 2019 yang berpijak
pada Sila keempat Pancasila.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah dalam acara Seminar Kebangsaan
dengan acara tunggal Pidato Kebangsaan bertajuk Pancasila Sebagai Ideologi Terbaik Bagi
Bangsa Indonesia dihadapan seribu peserta lintas profesi, agama dan keyakinan.
Acara yang merupakan hasil kerjasama dengan Universitas Kanjuruan Malang itu dihelat di aula
Politeknik Pembangunan Pertanian Malang pada Rabu malam 3 April 2019 di Malang, Jawa
Timur.
Lebih lanjut Legislator asal daerah pemilihan Malang Raya memaparkan bahwa hakikat dari
Pemilu adalah wujud dari daulat rakyat.
Tujuan dari pemilu adalah untuk memilih pemimpin dan membentuk pemerintahan dengan tujuan
melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali demi terciptanya sila Keadilan Sosial.
Pelaksanaan pemilu juga tidak bisa dilepaskan dari Sila Ketiga dalam Pancasila yaitu Persatuan
Indonesia. Bukan hanya itu agenda pemilu adalah tunggal yaitu untuk memilih pemimpin bangsa.
Agenda pemilu bersifat nasional karena itulah segenap peserta pemilu tidak perlu lagi
mempersoalkan konsensus nasional kebangsaan dan kenegaraan yang sudah final disepakati.
"Segenap peserta pemilu tidak boleh memberikan ruang kepada siapapun untuk menunggangi
pesta demokrasi ini dengan tujuan menghancurkan bangsa Indonesia. Segenap peserta pemilu
harus taat dan patuh kepada aturan yang ada sebagaimana tertera dalam Pasal 280 ayat (1)
5
Undang Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum," jelas Dosen Pascasarjana
Universitas Islam Malang.
"Ingat lawan berkompetisi adalah teman berdemokrasi dan lawan berdebat adalah teman berpikir.
Ingat pemilu bukan segala-galanya, yang paling penting adalah Persatuan dan Kesatuan bangsa,"
beber Wasekjen DPP PDI Perjuangan.
Terakhir, Ketua Badan Sosialiasi 4 Pilar MPR RI meminta pada segenap masyarakat dan pemilih
untuk jeli dan memeloloti dengan seksama rekam jejak kontestan peserta pemilu.
Hal ini bertujuan agar rakyat jangan sampai salah dalam memilih pemimpin. Sehingga adagium
Vox Populi Vox Dei (Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan) betul-betul dapat diterapkan dengan
tepat di Negara Pancasila.
"Saya mengajak rakyat Indonesia harus objektif dan sungguh-sungguh dalam memberikan
penilaian kepada segenap kontestan. Masih ada waktu untuk berfikir dan merenung dan
menjatuhkan pilihan pada 17 April yang akan datang."
"Ingat pemilu merupakan Mahkamah Rakyat, dimana rakyat yang menjadi hakim yang akan
memutuskannya. Karena itulah jangan sampai salah dalam memilih pemimpin," demikian
penjelasan Basarah.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Sifat Demokratis Dapat Meningkatkan Rasa Empati dan Kasih Sayang antara para
warga masyarakat karena demokratis tidak lepas dari nilai-nilai seperti:
1. Kesadaran bahwa pluralism tidaka bisa dihindari
2. Sikap yang jujur dan pikiran sehat yang dijunjung tinggi
3. Kerjasama antar warga untuk bisa mendapatkan tujuan yang diinginkan
4. Sikap kedewasaan antar masyarakat
1. Kesatuan Sejarah
yaitu bangsa Indonesia yang tumbuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah,
sejak zaman prasejarah, Sriwijaya, Majapahit, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
dan sampai Proklamasi 1945 dan kemudian membentuk negara Republik Indonesia.
2. Kesatuan Nasib
yaitu berada dalam satu proses sejarah yang sama dan mengalami nasib yang sama
yaitu dalam penderitaan penjajahan dan kebahagiaan bersama.
3. Kesatuan Kebudayaan
yaitu keanekara- gaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan
nasional.
4. Kesatuan wilayah
yaitu keberadaan bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan wilayah tumpah
darah Indonesia.Kesatuan asas kerokhanian, yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-
nilai kerokhanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.
7
Dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea II disebutkan suatu negara yang
merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Yang dimaksud dengan negara Indonesia yang
bersatu yaitu suatu negara persatuan. Maka kesatuan dan persatuan bangsa adalah
merupakan suatu sendi negara. Negara Indonesia bukanlah negara yang terbagi- bagi
dalam kalimat “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia” dan “seluruh tumpah
darah Indonesia”. Tujuan yang demikian mengandung arti bahwa negara Indonesia,
bangsa Indonesia dan wilayah tanah air Indonesia adalah merupakan suatu kesatuan.
8
BAB V
KESIMPULAN
Hakikat demokratis adalah alat yang dapat mempersatu bangsa dimana yang kita tahu
bahwasanya di indonesia memiliki beragam suku bangsa yang menghasilkan perbedaan,
namun dengan adanya hakikat demokratis inilah yang dapat menyatukan perbedaan tersebut
terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang sangat banyak pengaruh pengaruh luar yang
dapat menjadi penyebab runtuhkan persatuan dan kesatuan negara kesatuan republik
indonesia. Hal tersebut harus dapat dibendung oleh warga negara indonesia dengan cara
menerapkan hakikat hakikat demokratis yang dimilik oleh negara ini.
Tanpa adanya hakikat demokratis masyarakat indonesia tidak akan memiliki sifat empati,
rasa kerja sama dan rasa tanggung jawab masyarakat. masyarakat indonesia akan memiliki
sifat indivudualisme yang tinggi
SARAN
Kita sebagai warga negara indonesia harus dapat menjaga persatuan bangsa yang telah
dilahirkan dari hakikat - hakikat demokratis tersebut terlebih lagi kita sebagai generasi
penerus bangsa indonesia yang harus menjaga persatuan dan kesatuan negara dimasa kini dan
masa yang akan datang. Jangan sampai kita generasi penerus bangsa sebagai ‘Agent Of
Change’ gampang terpengaruh oleh pengaruh pengaruh negatif di jaman globalisasi seperti
saat ini, Karena nasib bangsa indonesia kedepannya ada di tangan pemuda pemudinya.
Sehingga mulai saat ini pemuda pemudi indonesia harus memiliki sifat demokratis yang
tinggi agar dapat membawa kondisi bangsa menjadi lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kirom, Syahrul. 2011. Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya
Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan. Jurnal Filsafat UGM, Vol 21, No.2
10