Anda di halaman 1dari 10

EFIKASI KELAMBU CELUP INSEKTISIDA YANG DICAMPUR ACRYLIC DAN

ARTHATRIN TERHADAP NYAMUK Anopheles sundaicus

Lukman Hakim1, Mara Ipa1, Heni Prasetyowati1, Andri Ruliansyah1 dan Marliah Santi1
1
Loka Litbang P2B2 Depkes R.I. Ciamis.

EFFICACY OF INSECTICIDE TREATED NET MIXED WITH ACRYLIC AND


®
ARTHATRIN AGAINST ANOPHELES SUNDAICUS MOSQUITOES

Abstract : The efficacy of insecticide treated net (ITN) that was used for malaria control
against Anopheles mosquitoes will decrease due to temperature, humidity and washing
effect and had an effect on effectiveness of ITN. To get a longer effectiveness of ITN even
after washing, it had been tested a permethrin, lamda sihalotrin and deltamethrin
insecticide mixed with acrylic and arthathrin treated net against mosquitoes Anopheles
sundaicus with a concentration of 0.50 gram active ingredient of insecticide per m2 net.
As a control it was used permethrin insecticide treated net with a concentration of 0.50
gram per m2 that used on malaria program. The testing of ITN efficacy was conducted
before washing and from one to thirty times after washing. The test showed that lamda
sihalotrin treated net was killing 100% mosquitoes up to the thirty times washing,
deltamethrin and permethrin treated net was killing 100% mosquitoes up to the twenty
five times washing. On the other hand, the control just kills 100% mosquitoes before and
one time washing.

Key Words : Permethrin, Lamda sihalothrin, Deltamethrin, Insecticide Treated Net,


Efficacy, Acrylic.

pengendalian secara biologi (biological


PENDAHULUAN
control) karena tidak berpengaruh terhadap
Penularan dan penyebaran malaria, keseimbangan ekologi dan bisa dilanjutkan
dipengaruhi kondisi vektor dan sumber oleh masyarakat melalui program jangka
parasit (1), karena itu pemberantasan mala- panjang yang berkesinambungan (4). Tapi
ria yang bertujuan mencegah kematian metode ini akan efektif di daerah endemis
karena malaria dan menurunkan kesakitan malaria yang sudah diketahui karakteristik
serta kehilangan sosio ekonomi yang di- tempat perindukannya dengan intensitas
sebabkan penyakit(2), diarahkan pada pem- penularan rendah. Sedangkan untuk daerah
berantasan parasit dan pemberantasan endemis dengan intensitas penularan
vektor (1). tinggi, perlu diikuti dengan metoda pem-
Ada banyak metoda pemberantasan berantasan lain misalnya menggunakan
vektor malaria dengan tujuan menekan insektisida, terutama pada saat populasi
populasi vektor sehingga tidak berperan vektor sedang tinggi dan penularan sedang
lagi dalam penularan malaria (3). Dari berlangsung. Salah satu cara yang diguna-
banyak metoda pemberantasan vektor ter- kan adalah menggunakan kelambu celup
sebut, yang paling disarankan adalah insektisida atau insecticide treated net
dengan pengelolaan ligkungan melalui (ITN) yang cukup efektif sebagai proteksi

10
Efikasi Kelambu Celup ……….( Lukman at. al )

diri terhadap gigitan nyamuk dan serangga dan membandingkannya dengan kelambu
lainnya (5) serta mampu mencegah pe- yang hanya dicelup insektisida permethrin
nularan malaria (6). Di Papua New Guinea, yang selama ini digunakan dalam pem-
ITN terbukti dapat menurunkan jumlah berantasan vektor malaria.
nyamuk yang penuh darah di perutnya
pada suatu ruangan (7). Di Sukabumi Jawa
BAHAN DAN CARA
Barat, ITN dapat menurunkan angka ke-
sakitan malaria di Desa Langkapjaya dari Penelitian ini dilakukan di Labo-
87 kesakitan per 1.000 penduduk pada ratorium Entomologi Loka Litbang P2B2
tahun 2004 menjadi 13 kesakitan pada Depkes RI Ciamis dalam bulan September
tahun 2005 (8). dan Oktober 2006. Nyamuk yang dipakai
untuk uji ditangkap dalam bentuk larva
Insektisida yang dipakai mencelup instar III dan IV dari tambak udang dan
kelambu di Indonesia, termasuk golongan kolam di Desa Sukaresik Kecamatan Sida-
synthetic pyrethroid, salah satunya adalah mulih Kabupaten Ciamis. Larva dipelihara
permethrin yang mempunyai rumus mole- di insektarium sampai menjadi dewasa
kul C21H20Cl2O3. Permethrin mulai di- yang selanjutnya diidentifikasi spesies dan
pasarkan pada tahun 1997, merupakan jenis kelaminnya, yang dipakai untuk uji
racun kontak yang mempengaruhi sistem efikasi adalah An. sundaicus betina.
pencernaan, efektif terhadap Hemiptera,
Diptera dan Coleoptera (9). Penelitian di Kelambu yang diuji sebanyak 3
Thailand membuktikan bahwa ITN yang buah, terbuat dari bahan polyster berwarna
dicelup permethrin efektif selama 6 bulan biru muda dengan luas permukaan 4,16 m2.
terhadap nyamuk Anopheles spp. yang Kelambu tersebut masing-masing dicelup
menurun mulai bulan ke tujuh setelah dengan insektisida permethrin,
mengalami pencucian pertama (10). Ini di- deltamethrin dan lamda sihalothrin dengan
karenakan partikel permethrin mudah me- konsentrasi 0,5 gram insektisida per m2.
ngurai karena pengaruh suhu, kelembaban Sebelum dipakai mencelup kelambu,
serta pencucian; karena itu untuk memper- masing-masing insektisida dicampur bahan
tahankan efektivitasnya, maka ITN perlu perekat dengan perbandingan 20% insek-
dilakukan pencelupan ulang setiap 6 bulan tisida dan 80% bahan perekat. Bahan pe-
atau setelah pencucian (11). rekat yang digunakan adalah campuran
86% acrylic yang berfungsi merekatkan
Untuk mendapatkan ITN yang bisa insektisida pada serat benang kain kelambu
mempertahankan efektivitasnya terutama agar tahan terhadap pengaruh pencucian
dari pengaruh pencucian, telah dilakukan dan 14% arthathrin yang berfungsi me-
uji efikasi tiga macam kelambu celup larutkan sebagian partikel acrylic sehingga
insektisida yaitu yang dicelup permethrin, partikel insektisida bisa kontak dengan
lamda sihalothrin dan deltametrin yang nyamuk.
masing-masing telah dicampur dengan
bahan perekat yang terdiri dari acrylic dan Sebagai pembanding digunakan
arthathrin terhadap nyamuk An. sundaicus kelambu yang dicelup dengan insektisida
dalam skala laboratorium. Tujuan pene- permethrin dalam konsentrasi 0,5 gram
litian ini adalah mengetahui efikasi dan insektisida per m2 tanpa dicampur bahan
tingkat efektivitas ITN yang dicampur perekat sebagaimana yang selama ini
bahan perekat terhadap nyamuk An. digunakan dalam pemberantasan vektor
sundaicus pada beberapa status pencucian malaria (kontrol positif). Selain itu juga

11
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 1, 2008:10 – 19

digunakan kelambu yang hanya dicelup saat kelambu kering setelah dicelup (se-
dengan air sebagai kontrol negatif untuk belum dicuci), setelah dicuci satu kali,
mengetahui tingkat kesalahan perlakuan setelah dicuci lima kali, setelah dicuci
pada kelambu yang dicelup insektisida sepuluh kali, setelah dicuci lima belas kali,
baik yang dicampur bahan perekat atau setelah dicuci dua puluh kali, setelah di-
tidak. cuci dua puluh lima kali dan setelah dicuci
tiga puluh kali.
Uji Efikasi Kelambu Celup Insektisida
Untuk mengetahui tingkat kesala-
Tiga hari setelah dicelup dan kain
han perlakuan yang mengakibatkan adanya
kelambu telah kering, efikasinya terhadap
kematian nyamuk uji bukan karena
nyamuk A. sundaicus diuji menggunakan
pengaruh insektisida, maka persentase
kubus bio assay berukuran 15 x 15 x 15
kematian nyamuk dikoreksi dengan rumus
cm berangka besi diameter 0,4 cm tanpa
Abbots. Bila persentase kematian nyamuk
dinding. Kubus tersebut dibungkus dengan
pada kontrol negatif < 5%, maka data ke-
kelambu yang akan diuji, simpulnya diikat
matian adalah benar; bila persentase ke-
dengan benang kasur. Pada setiap kelambu
matiannya 5-20%, maka persentase ke-
digunakan dua buah kubus bio assay, jadi
matian nyamuk pada kontrol positif dan
secara keseluruhan digunakan 10 buah
perlakuan harus dikoreksi dengan rumus
kubus, 6 buah untuk perlakuan, 2 buah
Abbots; bila persentase kematiannya lebih
untuk kontrol positif dan 2 buah untuk
dari 20%, maka uji efikasi harus diulang.
kontrol negatif.
Rumus Abbots yang digunakan adalah :
Ke dalam masing-masing kubus bio
assay dimasukkan 25 ekor nyamuk uji A–B
A1 = x 100%
yang kenyang gula menggunakan aspirator 100 - B
bengkok dan dibiarkan kontak dengan kain
Dimana A1 = % kematian nyamuk setelah
kelambu selama 40 menit, nyamuk yang dikoreksi, A = % nyamuk uji (pada per-
knock down dicatat setiap lima menit. Se- lakuan dan kontrol positif) dan B = % ke-
telah selesai dikontakkan, semua nyamuk matian nyamuk pada kontrol negatif (12).
baik yang masih hidup maupun knock
down atau mati, dikeluarkan dari kubus Dari data knock down nyamuk pada
untuk dipindahkan ke dalam paper cup dan masing-masing jenis ITN, dihitung Lethal
ditutup dengan kain kasa, selanjutnya di- Time 50 (LT 50) dan LT 90 yaitu waktu
pindahkan ke ruang pengamatan dan dalam menit yang diperlukan untuk mem-
diamati selama 24 jam. Sebagai sumber buat nyamuk knock down sebanyak 50%
makanannya, diberikan larutan gula dan serta 90%. LT 50 dan LT 90 pada ketiga
vitamin pada kapas dan diletakkan pada jenis ITN yang dicampur bahan perekat,
kasa penutup paper cup. dianalisa untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan bermakna di antara ketiganya.
Setelah pengamatan selesai, semua
kelambu dicuci dengan cara direndam Untuk mengetahui tingkat efek-
larutan deterjen selama 5 menit dan dibilas tivitas kelambu celup terhadap nyamuk uji,
dengan air mengalir, kemudian dikering maka persentase kematian nyamuk uji
anginkan di tempat yang tidak kena sinar pada kelambu perlakuan dan kontrol po-
matahari. Setelah kering diuji lagi efikasi- sitif pada setiap status pencucian, diban-
nya dengan cara yang sama. Uji efikasi di- dingkan dengan standar efektivitas insekti-
lakukan sebanyak delapan kali yaitu pada sida yaitu bila kematiannya mencapai

12
Efikasi Kelambu Celup ……….( Lukman at. al )

>90% maka didefinisikan efektif dan bila dicuci, setelah dicuci sekali, setelah dicuci
<90% maka didefinisikan tidak efektif (12). lima kali, setelah dicuci sepuluh kali dan
setelah dicuci dua puluh kali; setelah
Untuk mengetahui ada tidaknya
dicuci lima belas kali, nyamuk yang knock
perbedaan tingkat kematian nyamuk uji
down mencapai 92%, setelah dicuci dua
antara ITN yang dicampur bahan perekat
puluh kali mencapai 96% dan setelah di-
dengan yang tidak dicampur bahan pe-
cuci tiga puluh kali mencapai 98%.
rekat, maka dilakukan uji beda nyata
antara masing-masing persentase kematian Jumlah nyamuk yang knock down
ketiga macam ITN yang dicampur bahan pada semua jenis kelambu per status pen-
perekat (perlakuan) dengan persentase ke- cucian, selengkapnya bisa dilihat pada
matian pada kontrol positif (13). Tabel 1.
Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa
HASIL efek knock down ITN yang dicelup per-
Nyamuk Knock Down methrin tanpa bahan perekat (kontrol
Pada semua kelambu yang dicelup positif) sebelum dicuci sangat kuat di-
insektisida, nyamuk mulai ada yang knock bandingkan ITN lainnya, tapi menurun
down pada lima menit pertama kontak sangat tajam setelah mengalami pencucian
dengan kelambu. Bahkan saat sebelum di- sedangkan pada ITN yang dicampur bahan
cuci, semua nyamuk sudah knock down se- perekat, tidak terjadi penurunan yang
belum mencapai 40 menit kontak, sedang- tajam.
kan pada kontrol negatif tidak ada yang
Dari uji beda nyata pada α 0,05 antara
knock down.
knock down nyamuk pada kontrol negatif
Pada kontrol positif, setelah meng- dengan yang ada pada kelambu yang
alami pencucian, knock down nyamuk dicelup insektisida, diketahui bahwa
tidak ada yang mencapai 100% selama 40 terdapat perbedaan yang bermakna antara
menit kontak Pada ITN permethrin campur knock down nyamuk pada kontrol negatif
bahan perekat, nyamuk knock down 100% dengan kematian pada kelambu yang di-
pada ITN sebelum dicuci, setelah dicuci celup insektisida karena menghasilkan P
sekali, dicuci lima kali, dicuci sepuluh kali value masing-masing lebih kecil dari 0,05.
dan setelah dicuci dua puluh kali; setelah Dengan demikian maka knock down
dicuci lima belas kali mencapai 98%, se- nyamuk pada ITN disebabkan pengaruh
telah dicuci dua puluh lima kali mencapai insektisida yang kontak dengan nyamuk
84% dan setelah dicuci tiga puluh kali uji. Knock down nyamuk pada kontrol
mencapai 78%. Pada ITN deltamethrin positif yaitu ITN tanpa bahan perekat juga
campur bahan perekat, nyamuk knock berbeda nyata dengan yang ada pada ITN
down 100% ada pada saat sebelum dicuci, yang dicampur bahan perekat masing-
setelah dicuci sekali, dicuci lima kali dan masing jenis insektisida, karena masing-
setelah dicuci lima belas kali; setelah masing menghasilkan P value lebih kecil
dicuci sepuluh kali mencapai 88%, setelah dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa cam-
dicuci dua puluh kali mencapai 98%, puran bahan perekat pada insektisida, bisa
setelah dicuci dua puluh lima kali men- mengurangi pengaruh pencucian terhadap
capai 96% dan setelah dicuci tiga puluh penguraian partikel insektisida pada serat
kali mencapai 84%. Pada ITN lamda kelambu hingga bisa lebih bertahan dalam
sihalothrin campur bahan perekat, nyamuk mempertahankan efikasinya terhadap
knock down 100% ada pada saat sebelum nyamuk uji.

13
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 1, 2008:10 – 19

Tabel 1. Jumlah Knock Down Nyamuk Uji Selama 40 Menit Kontak Dengan ITN Perlakuan,
Kontrol Positif dan Kontrol Negatif.

Jumlah Kumulatif Nyamuk Knock Down


Jenis Kelambu Celup Waktu Status Pencucian
Kontak A B C D E F G H
Dicelup Air (Kontrol Negatif) 5 menit 0 0 1 0 0 0 0 0
10 menit 0 0 1 0 0 0 0 0
15 menit 0 0 1 0 0 0 0 0
20 menit 0 1 1 0 0 0 0 0
25 menit 0 1 1 0 0 0 0 0
30 menit 0 1 1 0 0 0 1 0
40 menit 0 1 1 2 0 0 1 0
Dicelup Insektisida Permethrin 5 menit 4 4 1 1 0 0 0 1
(Kontrol Positif) 10 menit 6 4 3 1 0 0 0 1
15 menit 11 6 9 7 3 0 0 1
20 menit 36 23 22 7 3 0 0 1
25 menit 50 42 24 19 3 0 0 1
30 menit 50 42 29 22 5 2 1 1
40 menit 50 44 33 22 8 4 1 1
Dicelup Insektisida Permethrin 5 menit 3 3 4 1 0 1 0 2
+ Bahan Perekat 10 menit 9 11 9 10 2 6 8 6
15 menit 23 17 20 17 13 14 22 17
20 menit 32 29 29 31 29 30 26 19
25 menit 41 44 37 40 32 34 39 28
30 menit 50 49 43 44 41 48 40 32
40 menit 50 50 50 50 49 50 42 39
Dicelup Insektisida 5 menit 3 5 4 0 9 0 1 1
Deltamethrin + Bahan Perekat 10 menit 9 7 8 3 21 0 3 12
15 menit 24 18 16 9 29 13 3 22
20 menit 36 29 44 26 32 29 15 29
25 menit 46 49 44 32 44 38 22 38
30 menit 49 50 50 40 50 44 39 41
40 menit 50 50 50 42 50 49 48 42
Dicelup Insektisida Lamda 5 menit 5 8 6 6 3 0 0 1
sihalothrin + Bahan Perekat 10 menit 11 14 9 8 6 5 4 2
15 menit 21 19 15 14 11 11 11 6
20 menit 26 32 19 21 19 16 17 20
25 menit 42 49 35 29 28 32 29 25
30 menit 50 50 41 46 39 44 40 36
40 menit 50 50 50 50 46 50 48 49

Keterangan : A = Sebelum Dicuci, B = Sekali Dicuci, C = Lima Kali Dicuci, D = Sepuluh Kali Dicuci, E =
Lima Belas Kali Dicuci, F = Dua Puluh Kali Dicuci, G = Dua Puluh Lima Kali Dicuci, H =
Tiga Puluh Kali Dicuci

14
Efikasi Kelambu Celup ……….( Lukman at. al )

40 menit

32,888
32,129

30,855
30 menit

20,519
19,476

18,775
20 menit

10 menit

0 menit
LT 50 LT90
Permethrin + Perekat Deltamethrin + Perekat
Lamdasihalothrin + Perekat
Grafik 1. Lethal Time 50 dan Lethal Time 90 Knock Down Nyamuk Uji Per Jenis Jenis ITN
Yang Dicampur Bahan Perekat

dalam 30,855 menit. Dari uji ANOVA


Untuk mengetahui LT 50 dan LT
90, maka dilakukan uji regresi probit data pada α = 0,05 diketahui bahwa perbedaan
knock down pada masing-masing jenis ITN LT 50 dan LT 90 itu tidak bermakna
karena menghasilkan P value = 0,977,
yang dicampur bahan perekat. Pada α 0,05,
dengan demikian kecepatan efek knock
LT 50 knock down nyamuk uji pada ITN
down ketiga jenis ITN terhadap nyamuk uji
permethrin campur bahan perekat adalah
adalah tidak berbeda.
19,476 menit dan LT 90 adalah 32,129
menit; LT 50 pada ITN deltamethrin Kematian Nyamuk
campur bahan perekat adalah 18,775 menit Pada semua kelambu yang dicelup
dan LT 90 adalah 30,855 menit; sedangkan insektisida sebelum mengalami pencucian,
LT 50 pada ITN lamda sihalothrin campur tingkat kematian nyamuk mencapai 100%,
bahan perekat adalah 20,519 menit dan LT sedangkan pada kelambu yang dicelup air
90 adalah 30,855 menit. atau kontrol negatif, tidak ditemukan
LT 50 dan LT 90 knock down nyamuk yang mati.
nyamuk uji pada ketiga jenis ITN yang di- Pada kelambu yang dicelup insek-
campur bahan perekat, selengkapnya bisa tisida permethrin dicampur bahan perekat,
dilihat pada Grafik 1. kematian nyamuk mencapai 100% juga
ada pada ITN mulai sekali dicuci sampai
Dari Grafik 1. bisa dilihat bahwa
dengan dua puluh kali dicuci; sedangkan
ITN yang dicelup deltamethrin yang
setelah dicuci 25 kali adalah 86% dan
dicampur bahan perekat lebih cepat mem-
setelah dicuci tiga puluh kali sebesar 80%.
buat nyamuk uji knock down dibandingkan
Pada kelambu yang dicelup deltamethrin
dua jenis ITN lainnya dengan LT 50 di-
dicampur bahan perekat, juga mencapai
capai dalam 18,775 menit dan LT 90

15
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 1, 2008:10 – 19

100% juga ada pada ITN mulai sekali di- kematiannya sudah di bawah 90% (12);
cuci sampai dengan dua puluh kali dicuci; yang dicelup deltamethrin dicampur bahan
sedangkan setelah dicuci 25 kali adalah perekat, mulai tidak efektif setelah dicuci
96% dan setelah dicuci tiga puluh kali se- 30 kali; yang dicelup lamda sihalotrin di-
besar 88%. Pada kelambu yang dicelup campur bahan perekat tetap efektif sampai
lamda sihalothrin dicampur bahan perekat, dicuci tiga puluh kali; sedangkan yang di-
mencapai 100% pada ITN di semua status celup insektisida permethrin saja hanya
pencucian. efektif sebelum dicuci dan sekali pen-
Pada kontrol positif yaitu yang di- cucian, sudah tidak efektif lagi setelah
celup dengan permethrin tanpa bahan pe- mengalami lima kali pencucian.
rekat, tingkat kematiannya tidak ada yang Perkembangan tingkat efektivitas
mencapai 100% setelah mengalami pen- ITN terhadap nyamuk uji pada seluruh sta-
cucian. Jumlah nyamuk yang mati pada tus pencucian semua jenis ITN, selengkap-
semua jenis kelambu per status pencucian, nya bisa dilihat pada Grafik 2.
selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 2.
Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa Dari uji beda nyata pada α = 0,05
tingkat efikasi ITN yang dicelup perme- antara persentase kematian nyamuk uji
thrin dicampur bahan perekat, efektif ter- pada kontrol negatif dengan yang ada pada
hadap nyamuk uji sampai dengan pen- kelambu yang dicelup insektisida, di-
cucian 20 kali dan mulai tidak efektif se- ketahui bahwa terdapat perbedaan yang
telah dicuci 25 kali karena tingkat bermakna antara tingkat kematian nyamuk

Tabel 2. Jumlah dan Prosentase Kematian Nyamuk Uji Setelah Kontak Dengan ITN Perlakuan,
Kontrol Positif dan Kontrol Negatif dan Dipelihara selama 24 jam.

Jumlah dan % Nyamuk Uji Yang Mati


Lamda
Kontrol Kontrol Permethrin + Deltamethrin +
Status Pencucian sihalothrin +
Negatif Positif Perekat Perekat
Perekat
M % M % M % M % M %
Sebelum Dicuci 0 0,0 50 100,0 50 100,0 50 100,0 50 100,0
Sekali Dicuci 1 2,0 46 92,0 50 100,0 50 100,0 50 100,0
5 Kali Dicuci 3 6,0 38 74,5 50 100,0 50 100,0 50 100,0
10 Kali Dicuci 2 4,0 22 44,0 50 100,0 50 100,0 50 100,0
15 Kali Dicuci 0 0,0 9 18,0 50 100,0 50 100,0 50 100,0
20 Kali Dicuci 0 0,0 4 8,0 50 100,0 50 100,0 50 100,0
25 Kali Dicuci 1 2,0 1 2,0 43 86,0 48 96,0 50 100,0
30 Kali Dicuci 1 2,0 1 2,0 40 80,0 44 88,0 50 100,0

Keterangan :
ƒ % kematian nyamuk uji pada status pencucian lima kali adalah hasil dikoreksi dengan rumus Abbots.
ƒ M = jumlah nyamuk uji yang mati.
ƒ Jumlah nyamuk uji per kelambu per status pencucian adalah 50 ekor.

16
Efikasi Kelambu Celup ……….( Lukman at. al )

100 %

80 %

60 %

40 %

20 %

0%
Sebelum 1 Kali 5 Kali 10 Kali 15 Kali 20 Kali 25 Kali 30 Kali
Dicuci Dicuci Dicuci Dicuci Dicuci Dicuci Dicuci Dicuci
Permethrin Permethrin+Perekat
Deltamethrin+Perekat Lamdasihalothrin+Perekat
Batas Tingkat Efektivitas

Grafik 2. Perkembangan Tingkat Efektifitas ITN Terhadap Nyamuk Uji Per Status Pencucian
dan Per Jenis Insektisida.

demikian efektivitas ITN terhadap nyamuk


pada kontrol negatif dengan kematian pada
uji, tidak berbeda satu dengan yang lain-
kelambu yang dicelup insektisida karena
nya.
menghasilkan P value masing-masing lebih
kecil dari 0,05.
Dengan demikian maka kematian PEMBAHASAN
nyamuk pada ITN disebabkan pengaruh Kelambu yang dicelup insektisida,
insektisida yang kontak dengan nyamuk yang dicampur bahan perekat ataupun
uji. Dengan uji yang sama, juga diketahui tidak, sebelum dicuci masing-masing
terdapat perbedaan yang bermakna antara menghasilkan kematian nyamuk uji
persentase kematian nyamuk pada kontrol sebesar 100%. Ini menunjukkan bahwa
positif yaitu ITN tanpa bahan perekat partikel insektisida bisa kontak dan cukup
dengan yang dicampur bahan perekat kuat untuk membunuh nyamuk uji. Ini
masing-masing jenis insektisida, karena sesuai dengan hasil penelitian Sutjahjono
masing-masing menghasilkan P value lebih di Desa Tipuka Kecamatan Mimika Timur
kecil dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa Kabupaten Fak-fak Propinsi Irian Jaya,
campuran bahan perekat pada insektisida, yaitu ITN permethrin dan lamda sihalo-
bisa mengurangi pengaruh pencucian ter- thrin mampu membunuh Anopheles spp.
hadap penguraian partikel insektisida pada setelah dikontakkan selama 60 menit (14).
serat kelambu hingga bisa lebih bertahan Hal ini juga menunjukkan bahwa dosis
dalam mempertahankan efikasinya ter- insektisida yaitu 0,5 gram per m2 yang
hadap nyamuk uji. menunjukkan jumlah partikel insektisida
Dari Uji ANOVA pada α 0,05 di- per satuan luas kelambu, jumlahnya cukup
ketahui tidak ada beda nyata tingkat untuk menimbulkan kematian pada
efektivitas di antara ketiga jenis ITN yang nyamuk uji. Ini sesuai dengan yang di-
dicampur bahan perekat, karena meng- kemukakan Rozendaal bahwa efikasi
hasilkan P value sebesar 0,291, dengan kelambu celup terhadap nyamuk sangat

17
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 1, 2008:10 – 19

berhubungan dengan dosis insektisida pada dengan insektisida dan dipakai mencelup
kelambu yang merupakan kuantitas bahan kelambu, mengikat partikel insektisida
aktif insektisida per luas permukaan bahan pada setiap lapisannya dan menutup
kelambu yang dapat memberi efek repelen, benang kelambu (19). Pada uji ITN yang
iritan atau efek bunuh terhadap serangga celup deltamethrin yang dicampur acrylic,
(15)
. setelah mengalami pencucian sepuluh kali,
Setelah mengalami beberapa kali campuran insektisida deltamethrin dengan
pencucian, ITN yang insektisidanya tidak acrylic mengalami proses en-capsulation
dicampur dengan bahan perekat, efikasinya yaitu rusaknya atau mengelupasnya lapisan
terhadap nyamuk uji, mengalami penuru- acrylic yang dimulai dari lapisan terluar.
nan yang tajam yang disebabkan partikel Ini mengakibatkan partikel insektisida
insektisida pada kain kelambu, telah me- yang menempel pada lapisan tersebut, jadi
ngurai karena pengaruh pencucian. Ini berkurang karena rusak atau mengelupas
sesuai dengan yang dikemukakan Prasit- bersama lapisan acrylic (18) sehingga efek
tisuk bahwa efikasi kelambu celup mulai knock down pada nyamuk uji menurun
menurun setelah mengalami pencucian menjadi 88%. Setelah pencucian lima belas
kali, lapisan terluar habis semua, sehingga
pertama (10).
yang aktif adalah lapisan berikutnya
Kelambu yang dicelup insektisida dengan kandungan partikel insektisida
dicampur bahan perekat yang terdiri dari masih utuh. Dengan demikian, setelah lima
acrylic dan arthathrin, lebih mampu mem- belas kali, efek knock down-nya naik lagi
pertahankan partikel insektisida dari pe- menjadi 100%, kemudian menurun men-
ngaruh pencucian sehingga efektivitasnya jadi 98% setelah dicuci dua puluh kali, me-
dalam membunuh nyamuk uji bisa lebih nurun lagi menjadi 96% setelah dicuci dua
bertahan lama. Hal ini disebabkan karena puluh lima kali dan naik lagi menjadi 98%
acrylic yang merupakan senyawa tak ber- setelah dicuci tiga puluh kali (Tabel 1.).
warna pada suhu ruangan, mempunyai efek
menghambat penguraian karena mem-
punyai efek rekat yang kuat (16). Meskipun KESIMPULAN
direkatkan oleh acrylic pada partikel Berdasarkan hasil penelitian, secara
benang kelambu, tapi partikel insektisida ringkas dapat dinyatakan bahwa kelambu
masih bisa kontak dengan nyamuk karena celup insektisida baik yang dicampur atau
pengaruh partikel arthathrin yang melarut- tidak dengan bahan perekat, efektif ter-
kan sebagian partikel acrylic sehingga hadap nyamuk uji skala laboratorium.
tidak semua permukaan insektisida tertutup Kelambu celup insektisida permethrin
partikel acrylic, jadi sebagian diikat oleh tanpa dicampur bahan perekat, sudah tidak
partikel acrylic untuk direkatkan pada par- efektif lagi terhadap nyamuk uji setelah
tikel benang kelambu dan sebagian lagi dicuci lima kali; kelambu yang dicelup
bebas sehingga bisa kontak dengan insektisida permethrin yang dicampur
nyamuk. bahan perekat acrylic dan arthathrin,
Acrylic adalah senyawa polymer sudah tidak efektif lagi setelah dicuci dua
(17)
, apabila menempel dan mengering pada puluh lima kali; kelambu yang dicelup
benda padat, akan membentuk lapisan- insektisida deltamethrin yang dicampur
lapisan yang bisa berfungsi sebagai pe- bahan perekat acrylic dan arthathrin,
nutup (cover) atau pengikat (binder) benda sudah tidak efektif lagi setelah dicuci tiga
padat tersebut (18). Acrylic yang dicampur puluh kali; dan kelambu yang dicelup

18
Efikasi Kelambu Celup ……….( Lukman at. al )

insektisida lamda sihalothrin yang di- 7. Charlwood, J.D. A Differential Responses to


campur bahan perekat acrylic dan artha- Mosquito Nets by Anopheles and Culex
Mosquito from Papua New Guinea. Trans of
thrin, masih efektif sampai pencucian tiga The Royal Soc. Trop. Med. Hyg. 1986 : 80 :
puluh kali. Namun demikian, tingkat efek- 958-960.
tivitas kelambu celup insektisida pereme-
8. Dinkes kab Sukabumi. Laporan Tahunan
thrin, deltamethrin dan lamda sihalothrin Program Pemberantasan Penyakit Menular
yang masing-masing dicampur bahan Kabupaten Sukabumi Tahun 2005. Sukabumi :
perekat acrylic dan arthathrin terhadap 2006.
nyamuk uji, tidak berbeda nyata di antara 9. Environmental Health Criteria. Geneva : 1990.
ketiganya.
10. Prasittisuk, M., Prasittisuk, C., Pothichiti, V.,
Aum-sung, D., Mongklangku, P. The Effect of
Pyrethroid Impregnated Mosquito Nets on
UCAPAN TERIMA KASIH Field Malaria Vector Populations in Experi-
mental Huts and Individual Local Houses.
Dalam kesempatan ini kami ucap- Southeast Asian Journal Trp. Med. Public
kan terima kasih yang sebesar-besarnya Health. 1996 : 27(3).
kepada semua pihak yang telah membantu
11. Depkes RI. Pedoman Pemakaian Kelambu
terselenggaranya penelitian ini serta pe- Celup Insektisida Dalam Pemberantasan Mala-
nyusunan laporannya. ria. Jakarta : Modul Pelatihan Entomologi,
2001.
Ucapan terima kasih ini,
disampaikan kepada direktur dan staff P.T. 12. Depkes RI. Pedoman Uji Insektisida Pada
Pemberantasan Vektor Malaria. Jakarta : 1999.
Catur Kartika Jaya (CKJ) Bandung, Kepala
Loka Litbang P2B2 Depkes RI Ciamis, tim 13. Karnaen. Metodologi Riset. Bandung : Uni-
peneliti, teknisi, petugas lapangan dan versitas Pendidikan Bandung. 2001.
laboratorium serta DR. Gono Semiadi 14. Sutjahjono. Efek Residu Kelambu Celup
pembimbing dari LIPI. Permethrin dan Lamda sihalothrin Terhadap
Vektor Malaria di Irian Jaya. Jakarta : Majalah
Kedokteran Indonesia : 47(7): 442-445.
DAFTAR RUJUKAN
15. Rozendaal, J.A. Impregnated mosquito nets
1. Russel, P.F. et al. Practical Malariology. and curtain for self-protection and vector
London : Oxford University Press. 1963. control. Bureau of Hyg. And Trop. Disp. 1989
2. WHO. A Global Strategy for Malaria Control. : 2-41.
Geneva : 1993. 16. WHO. Environmental Health. Criteria 94 :
Permethrin. Geneva : 1990.
3. Sumarto. Dasar-dasar Entomologi. Bandung :
Akademi Kesehalan Lingkungan. 1990. 17. WHO. Environmental Health. Criteria 37 :
4. Soeroso, T. Review Program ICDC-ADB Acrylic. Geneva : 1990.
Tahun 2002-2003. Jakarta : 2003. 18. San Diego Plastics, Inc. Acrylic Plastic 2220
5. Lindsay, S.W. and Gibson, M.E. Bed nets, McKinley Ave. National City, CA 91950
Revisited-old ides, New Angle. Parasitology 19. http://www.frepatentsonline.com/5631072.htm
Today. 1998; 4 : 270-272. l. Method and means for increasing efficacy
6. Lengeler, C., Cattani, J., de Savigny, D. Net and wash durability of insecticide treated fabric
Gain. A New Method for Preventing Malaria
Deaths. Geneva : IDRC-WHO pub. 1996.

19

Anda mungkin juga menyukai