Anda di halaman 1dari 64

1 .

Wujud (Ada)

Sifat Wujud ialah kepastiaan adanya Allah. Maksudnya, Allah pasti ada. Bukti bahwa Allah itu
ada adalah wujud makhluk. Kalau Allah tidak ada, tentu semua makhluk ini tidak ada. Allah swt.
berfirman :

‫ِإنَّنِي َأنَا اللَّـهُ اَل ِإلَ ٰـهَ ِإاَّل َأنَا فَا ْعبُ ْدنِي‬
Artinya : “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah
Aku.” – QS. Ta-Ha [20:14]

‫ستَّ ِة َأيَّ ٍام‬ َ ‫ت َواَأْل ْر‬


ِ ‫ض فِي‬ ِ ‫س َما َوا‬ َ َ‫ُه َو الَّ ِذي َخل‬
َّ ‫ق ال‬
Artinya : “Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.” – QS. Al-Hadid
[57:4]

‫ت َواَأْل ْر َـ‬
‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما‬ ِ ‫س َما َوا‬ َ َ‫اللَّـهُ الَّ ِذي َخل‬
َّ ‫ق ال‬
Artinya : “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi serta apa saja yang ada di antara
keduanya.” – QS. As-Sajda [32:4]
2 . Qidam (Dahulu atau Awal)

Sifat Qidam ialah ketiadaan permulaan bagi keberadaan atau wujud Allah, sebab Allah adalah
sumber semua makhluk, Pencipta makhluk, dan pencipta itu mesti lebih dahulu daripada yang
dicipta. Allah swt. berfirman :

ِ َ‫ُه َو اَأْل َّو ُل َواآْل ِخ ُر َوالظَّا ِه ُر َوا ْلب‬


َ ‫اط ُن ۖ َو ُه َو بِ ُك ِّل‬
‫ش ْي ٍء َعلِي ٌم‬
Artinya : “Dia-lah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin, dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” – QS. Al-Hadid [57:3]
3 . Baqo (Kekal)

Sifat Baqo ialah tiada akhir bagi keberadaan atau wujud Allah, Dia tetap ada selama-lamanya.
Allah berfirman :

‫ َويَ ْبقَ ٰى َو ْجهُ َربِّ َك ُذو ا ْل َجاَل ِل َواِإْل ْك َر ِـام‬. ‫ان‬


ٍ َ‫ُك ُّل َمنْ َعلَ ْي َها ف‬
Artinya : “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” – QS. Ar-Rahman [55:26-27]

‫ش ْي ٍء َهالِ ٌك ِإاَّل َو ْج َههُ ۚ لَهُ ا ْل ُح ْك ُم وَِإلَ ْي ِه‬


َ ‫ُك ُّل‬
َ ‫تُ ْر َج ُع‬
‫ون‬
Artinya : “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan dan
hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” – QS. Al-Qasas [28:88]
4 . Mukholafatul lil hawaditsi (Berbeda dengan
ciptaan-Nya)

Sifat Mukholafatul lil hawaditsi ialah Allah Ta’ala itu tidak dapat disamai oleh makhluk apa pun
dan tidak menyamai makhluk. Allah swt. berfirman :

ِ َ‫س ِمي ُع ا ْلب‬


‫صي ُر‬ َ ‫س َك ِم ْثلِ ِه‬
َّ ‫ش ْي ٌء ۖ َو ُه َو ال‬ َ ‫لَ ْي‬
Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai atau sama dengan Dia, dan Dia-lah Yang
Maha Mendengar dan Maha Melihat.” – QS. Ash-Shura [42:11]

‫َولَ ْم يَ ُكن لَّهُ ُكفُ ًوا َأ َح ٌد‬


Artinya : “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” – QS. Al-Ikhlas [112:4]

5 . Qiyamuhu binafsihi (Allah berdiri sendiri


Sifat Qiyamuhu binafsihi ialah Allah itu tidak butuh kepada apa pun dan tidak butuh kepada
siapa pun. Allah swt. berfirman :

ِ ‫ت ا ْل ُو ُجوهُ لِ ْل َح ِّي ا ْلقَ ُّي‬


‫وم‬ ِ َ‫َو َعن‬
Artinya : “Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal
lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya).” – QS. Ta-Ha [20-111]

‫اس َأنتُ ُم ا ْلفُقَ َرا ُء ِإلَى اللَّـ ِه ۖ َواللَّـهُ ُه َو ا ْل َغنِ ُّي ا ْل َح ِمي ُد‬
ُ َّ‫يَا َأ ُّي َها الن‬
Artinya : “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah, Dia-lah Yang
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” – QS. Fatir [35:15]

َ ‫ِإنَّ اللَّـهَ لَ َغنِ ٌّي َع ِن ا ْل َعالَ ِم‬


‫ين‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu pun) dari
semesta alam.” – QS. Al-Ankabut [29:6]
6 . Wahdaniyyat (Esa atau Tunggal)

Sifat Wahdaniyyat ialah Allah itu Tunggal, Mandiri, tiada sekutu bagi-Nya, baik dalam
perbuatan, sifat maupun Zat-Nya. Allah swt berfirman :

‫اح ُد ا ْلقَ َّها ُر‬


ِ ‫س ْب َحانَهُ ۖ ه َُو اللَّـهُ ا ْل َو‬
ُ
Artinya : “Maha Suci Allah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.” – QS. Az-
Zumar [39:4]

‫قُ ْل ه َُو اللَّـهُ َأ َح ٌد‬


Artinya : “Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa.” – QS. Al-Ikhlas [112:1]

‫اح ٌد ۖ اَّل ِإلَ ٰـهَ ِإاَّل ه َُو ال َّر ْح َم ٰـنُ ال َّر ِحي ُم‬
ِ ‫وَِإلَ ٰـ ُه ُك ْم ِإلَ ٰـهٌ َو‬
Artinya : “Dan tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan, melainkan Dia Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” – QS. Al-Baqara [2:163]

َ َ‫ان فِي ِه َما آلِ َهةٌ ِإاَّل اللَّـهُ لَف‬


‫س َدتَا‬ َ ‫لَ ْو َك‬
Artinya : “Sekiranya di langit dan bumi ada tuhan tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
rusak binasa.” – QS. Al-Anbiya [21:22]
‫ق َولَ َعاَل‬
َ َ‫ب ُك ُّل ِإلَ ٰـ ٍه بِ َما َخل‬َ ‫ان َم َعهُ ِمنْ ِإلَ ٰـ ٍه ۚ ِإ ًذا لَّ َذ َه‬
َ ‫َما اتَّ َخ َذ اللَّـهُ ِمن َولَ ٍد َو َما َك‬
‫ون‬َ ُ ‫صف‬ ِ َ‫ان اللَّـ ِه َع َّما ي‬ َ ‫س ْب َح‬ ُ ۚ‫ض‬ ٍ ‫ض ُه ْم َعلَ ٰى بَ ْع‬ُ ‫بَ ْع‬
Artinya : “Allah sekali – kali tidak mempunyai anak, dan sekali – kali tidak ada tuhan lain
beserta-Nya, kalau sekiranya ada tuhan lain beserta-Nya, maka masing – masing tuhan itu akan
membawa makhluk yang diciptakannya dan sebagian dari tuhan – tuhan itu akan mengalahkan
sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan.” – QS. Al-Mu’minun
[23:91]

BACA  3 Sikap Agar Kamu Sukses Nikah Muda

ُ‫س ْب َحانَه‬
ُ . ‫سبِياًل‬ ِ ‫ون ِإ ًذا اَّل ْبتَ َغ ْوا ِإلَ ٰى ِذي ا ْل َع ْر‬
َ ‫ش‬ َ ُ‫ان َم َعهُ آلِ َهةٌ َك َما يَقُول‬
َ ‫قُل لَّ ْو َك‬
‫ون ُعلُ ًّوا َكبِي ًرا‬
َ ُ‫َوتَ َعالَ ٰى َع َّما يَقُول‬
Artinya : “Katakanlah : ‘Jikalau ada tuhan – tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka
katakana, niscaya tuhan – tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai arasy.’ Maha
Suci dan maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakana dengan ketinggian yang sebenar –
benarnya.” – QS. Al-Isra [17:42-43]
7 . Qudrot (Berkuasa)

Sifat Qudrot ialah kemampuan Allah menciptakan dan meniadakan apa saja yang Dia kehendaki
berdasar keinginan-Nya. Apabila Allah tidak mempunyai kemampuan, tentu Dia tidak dapat
mencipta makhluk sekecil apa pun. Allah swt. berfirman :

‫ِإنَّ اللَّـهَ َعلَ ٰى ُك ِّل ش َْي ٍء قَ ِدي ٌر‬


Artinya : “Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” – QS. Al-Baqara [2:20]

‫ان‬ ِ ‫ت َواَل فِي اَأْل ْر‬


َ ‫ض ۚ ِإنَّهُ َك‬ ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ َّ ‫ان اللَّـهُ لِيُ ْع ِج َزهُ ِمن ش َْي ٍء فِي ال‬
َ ‫َو َما َك‬
‫َعلِي ًما قَ ِدي ًرا‬
Artinya : “Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah, baik di langit maupun di bumi.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” – QS. Fatir [35:44]
8 . Irodat (Berkehendak)

Sifat Irodat ialah kehendak menakdirkan sesuatu sebelum menciptakannya. Allah memiliki
kebebasan menciptakan apa saja sesuai kehendak-Nya dan pilihan-Nya. Karena itu, adakalanya
Dia menciptakan sesuatu berbentuk panjang, tinggi atau pendek, ada yang bagus dan ada yang
jelek, adakalanya pandai dan adakalanya bodoh. Allah swt. berfirman :

ُ‫ِإنَّ َما قَ ْولُنَا لِش َْي ٍء ِإ َذا َأ َر ْدنَاهُ َأن نَّقُو َل لَهُ ُكن فَيَ ُكون‬
Artinya : “Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya,
Kami hanya mengatakan kepadanya Kun (jadilah), maka jadilah ia.” – QS. An-Nahl [16:40]

‫ان اللَّـ ِه َوتَ َعالَ ٰى َع َّما‬ ُ ۚ ُ‫ان لَ ُه ُم ا ْل ِخيَ َرة‬


َ ‫س ْب َح‬ ُ ُ‫َو َربُّكَ يَ ْخل‬
َ ‫ق َما يَشَا ُء َويَ ْختَا ُر ۗ َما َك‬
َ ‫ش ِر ُك‬
‫ون‬ ْ ُ‫ي‬
Artinya : “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali – kali
tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
persekutukan.” – QS. Al-Qasas [26:68]

‫ع ا ْل ُم ْلكَ ِم َّمن تَشَا ُء َوتُ ِع ُّز‬ ُ ‫قُ ِل اللَّـ ُه َّم َمالِكَ ا ْل ُم ْل ِك تُْؤ تِي ا ْل ُم ْلكَ َمن تَشَا ُء َوتَن ِز‬
‫َمن تَشَا ُء َوتُ ِذ ُّل َمن تَشَا ُء ۖ بِيَ ِدكَ ا ْل َخ ْي ُر ۖ ِإنَّكَ َعلَ ٰى ُك ِّل ش َْي ٍء قَ ِدي ٌر‬
Artinya : “Katakanlah : ‘Wahai, Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Engkau-lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa
atas segala sesuatu’.” – QS. Ali Imron [3:26]

ُ ‫ب لِ َمن يَشَا ُء ِإنَاثًا َويَ َه‬


‫ب‬ ُ ‫ق َما يَشَا ُء ۚ يَ َه‬ ِ ‫ت َواَأْل ْر‬
ُ ُ‫ض ۚ يَ ْخل‬ ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ َّ ‫لِّلَّـ ِه ُم ْل ُك ال‬
ُ‫ َأ ْو يُ َز ِّو ُج ُه ْم ُذ ْك َرانًا وَِإنَاثًا ۖ َويَ ْج َع ُل َمن يَشَا ُء َعقِي ًما ۚ ِإنَّه‬. ‫ور‬ ُّ ‫لِ َمن يَشَا ُء‬
َ ‫الذ ُك‬
‫َعلِي ٌم قَ ِدي ٌر‬
Artinya : “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Dia memberikan anak – anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan
memberikan anak – anak laki – laki kepada yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan
kedua jenis, laki – laki dan perempuan (kepada siapa yang Dia kehendaki), dan Dia menjadikan
mandul kepada siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa.” – QS. Ash-Shura [42:49]

9 . Ilmu (Mengetahui)
Sifat ‘Ilmu ialah Allah mengetahui terhadap segala sesuatu yang telah berlalu, yang sedang
terjadi dan yang akan terjadi. Allah swt. berfirman :

‫ِإنَّ اللَّـهَ بِ ُك ِّل ش َْي ٍء َعلِي ٌم‬


Artinya : “Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu.” – QS. Al-Mujadilah
[58:7]

‫َوَأنَّ اللَّـهَ قَ ْد َأ َحاطَ بِ ُك ِّل ش َْي ٍء ِع ْل ًما‬


Artinya : “Dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar – benar meliputi segala sesuatu.” – QS. At-
Talaq [65:12]

10 . Hayat (Hidup)
Sifat Hayat ialah Allah itu Maha Hidup dan Kekal serta tidak bakal sirna. Allah swt. berfirman :

ُ‫َوت ََو َّك ْل َعلَى ا ْل َح ِّي الَّ ِذي اَل يَ ُموت‬


Artinya : “Dan bertakwalah kepada Allah Yang Maha Hidup kekal lagi yang tidak mati.” QS.
Al-Furqan [25:58]

ِ ‫ت ا ْل ُو ُجوهُ لِ ْل َح ِّي ا ْلقَ ُّي‬


‫وم‬ ِ َ‫َو َعن‬
Artinya : “Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal
lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya).” – QS. Ta-Ha [20-111]

11 . Sama’ (Mendengar)
Sifat Sama’ ialah didengarnya segala sesuatu oleh Allah. Allah mendengar segala sesuatu yang
tidak dapat didengar oleh selain-Nya. Allah swt. berfirman :

ْ َ‫س ِم َع اللَّـهُ قَ ْو َل الَّتِي تُ َجا ِدلُكَ فِي َز ْو ِج َها َوت‬


‫شتَ ِكيـ ِإلَى اللَّـ ِه‬ َ ‫قَ ْد‬
‫صي ٌر‬ ِ َ‫س ِمي ٌع ب‬َ َ‫س َم ُع ت ََحا ُو َر ُك َما ۚ ِإنَّ اللَّـه‬
ْ َ‫ي‬ ُ‫َواللَّـه‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan
kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar
soal – jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” –
QS. Al-Mujadila [58-1]

‫س َم ُع َوَأ َر ٰى‬
ْ ‫قَا َل اَل ت ََخافَا ۖ ِإنَّنِي َم َع ُك َما َأ‬
Artinya : “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku
mendengar dan melihat.” – QS. Ta-Ha [20:46]

12 . Bashor (Melihat)
Sifat Bashor ialah terlihatnya segala sesuatu oleh Allah. Tidak ada sesuatu pun yang lepas dari
pandangan Allah. Allah swt. berfirman :

‫صي ُر‬ َّ ‫س َك ِم ْثلِ ِه ش َْي ٌء ۖ َوه َُو ال‬


ِ َ‫س ِمي ُع ا ْلب‬ َ ‫لَ ْي‬
Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai atau sama dengan Dia, dan Dia-lah Yang
Maha Mendengar dan Maha Melihat.” – QS. Ash-Shura [42:11]

13. Kalam (Berbicara atau Berfirman)


Sifat Kalam ialah bahwa Allah itu Maha Bicara. Allah swt. berfirman :

َ ‫َو َكلَّ َم اللَّـهُ ُمو‬


‫س ٰى تَ ْكلِي ًما‬
Artinya : “Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” – QS. An-Nisa [4:164]

ُ‫س ٰى لِ ِميقَاتِنَا َو َكلَّ َمهُ َربُّه‬


َ ‫َولَ َّما َجا َء ُمو‬
Artinya : “Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang Kami
tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” – QS. Al-A’raf [7:143]
14. Kaunuhu Qodiron
Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Qodiron, artinya terbukti Allah yang Maha Kuasa
dan Mustahil Allah tidak Kuasa. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Qudrot.

15. Kaunuhu Muridan


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Muridan, artinya terbukti Allah yang Maha
berkehendak dan mustahil Allah tidak mempunyai kehendak. Adapun dalil – dalilnya cukup
dengan sifat Irodat.

16. Kaunuhu ‘Aliman


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu ‘Aliman, artinya terbukti Allah yang Maha
Mengetahui dan mustahil Allah yang bodoh. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat ‘Ilmu.

17. Kaunuhu Hayyan


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Hayyan, artinya terbukti Allah yang Hidup dan
mustahil Allah mati. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Hayat.

18. Kaunuhu Sami’an


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Sami’an, artinya terbukti Allah yang Maha
Mendengar dan mustahil Allah yang tuli. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Sama’.

19. Kaunuhu Bashiron


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Bashiron, artinya terbukti Allah yang Maha Melihat
dan mustahil Allah yang buta. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Bashor.

20. Kaunuhu Mutakalliman


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Mutakalliman, artinya terbukti Allah yang
Berfirman, dan mustahil Allah yang bisu. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Kalam.

14. Kaunuhu Qodiron


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Qodiron, artinya terbukti Allah yang Maha Kuasa
dan Mustahil Allah tidak Kuasa. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Qudrot.

15. Kaunuhu Muridan


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Muridan, artinya terbukti Allah yang Maha
berkehendak dan mustahil Allah tidak mempunyai kehendak. Adapun dalil – dalilnya cukup
dengan sifat Irodat.

16. Kaunuhu ‘Aliman


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu ‘Aliman, artinya terbukti Allah yang Maha
Mengetahui dan mustahil Allah yang bodoh. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat ‘Ilmu.

17. Kaunuhu Hayyan


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Hayyan, artinya terbukti Allah yang Hidup dan
mustahil Allah mati. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Hayat.

18. Kaunuhu Sami’an


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Sami’an, artinya terbukti Allah yang Maha
Mendengar dan mustahil Allah yang tuli. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Sama’.

19. Kaunuhu Bashiron


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Bashiron, artinya terbukti Allah yang Maha Melihat
dan mustahil Allah yang buta. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Bashor.

20. Kaunuhu Mutakalliman


Wajib aqli Allah mempunyai sifat Kaunuhu Mutakalliman, artinya terbukti Allah yang
Berfirman, dan mustahil Allah yang bisu. Adapun dalil – dalilnya cukup dengan sifat Kalam.
Kawan-kawan semua pasti sudah mengenal nabi Muhammad SAW bukan? Bahkan di Indonesia
Nama Muhammad banyak dijadikan nama yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Luar
biasanya lagi, Nabi Muhammad SAW juga dinobatkan sebagai manusia yang paling berpengaruh
di dunia. Nabi Muhammad SAW merupakan penutup para nabi yang diutus Allah untuk
menyempurnakan Akhlak Para Manusia. Nabi Muhammad SAW adalah pembawa rahmat untuk
seluruh alam dan merupakan Rasulullah bagi seluruh umat di dunia.  Sesungguhnya Nabi
Muhammad S.A.W merupakan satu anugerah dan kurniaan Allah SWT kepada umat manusia
Kawan-kawan semua pasti sudah mengenal nabi Muhammad SAW bukan? Bahkan di Indonesia
Nama Muhammad banyak dijadikan nama yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Luar
biasanya lagi, Nabi Muhammad SAW juga dinobatkan sebagai manusia yang paling berpengaruh
di dunia. Nabi Muhammad SAW merupakan penutup para nabi yang diutus Allah untuk
menyempurnakan Akhlak Para Manusia. Nabi Muhammad SAW adalah pembawa rahmat untuk
seluruh alam dan merupakan Rasulullah bagi seluruh umat di dunia.  Sesungguhnya Nabi
Muhammad S.A.W merupakan satu anugerah dan kurniaan Allah SWT kepada umat manusia
untuk menunjukkan jalan yang lurus dan benar. Berikut ini akan penulis ulas secara singkat
terkait perjalanan hidup nabi Muhammad dari mulai kelahiran hingga wafatnya nabi
Muhammad. Tentu saja banyak kisah-kisah lainnya yang tidak cukup dibahas disini, maka
dianjurkan pembaca membaca referensi lebih dalam apabila ingin mengetahui lebih banyak
tentang perjalanan nabi Muhammad SAW.

Kisah Lengkap Nabi Muhammad SAW

 Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Kelahiran Nabi Muhammad SAW – Nabi Muhammad dilahirkan di Mekah dan kembali ke
rahmatullah di Madinah. Nabi Muhammad S.A.W merupakan Rasul dan Nabi terakhir bagi umat
manusia dan seluruh alam. Nabi Muhammad merupakan pelengkap ajaran Islam. Beliau juga
digelar Al Amin (‫ )األمين‬yang bermaksud ‘yang terpuji’. Nabi Muhammad SAW adalah anak dari
Abdullah bin Abdul Muttalib. ibunya bernama Aminah binti Wahab. Nabi Muhammad SAW
lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah (atau, 20 April 571 Masehi). Kawan-kawan
semua pasti sudah mengenal nabi Muhammad SAW bukan? Bahkan di Indonesia Nama
Muhammad banyak dijadikan nama yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Luar
biasanya lagi, Nabi Muhammad SAW juga dinobatkan sebagai manusia yang paling berpengaruh
di dunia. Nabi Muhammad SAW merupakan penutup para nabi yang diutus Allah untuk
menyempurnakan Akhlak Para Manusia. Nabi Muhammad SAW adalah pembawa rahmat untuk
seluruh alam dan merupakan Rasulullah bagi seluruh umat di dunia.  Sesungguhnya Nabi
Muhammad S.A.W merupakan satu anugerah dan kurniaan Allah SWT kepada umat manusia
untuk menunjukkan jalan yang lurus dan benar. Berikut ini akan penulis ulas secara singkat
terkait perjalanan hidup nabi Muhammad dari mulai kelahiran hingga wafatnya nabi
Muhammad. Tentu saja banyak kisah-kisah lainnya yang tidak cukup dibahas disini, maka
dianjurkan pembaca membaca referensi lebih dalam apabila ingin mengetahui lebih banyak
tentang perjalanan nabi Muhammad SAW.

Kisah Lengkap Nabi Muhammad SAW


 Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Kelahiran Nabi Muhammad SAW – Nabi Muhammad dilahirkan di Mekah dan kembali ke
rahmatullah di Madinah. Nabi Muhammad S.A.W merupakan Rasul dan Nabi terakhir bagi umat
manusia dan seluruh alam. Nabi Muhammad merupakan pelengkap ajaran Islam. Beliau juga
digelar Al Amin (‫ )األمين‬yang bermaksud ‘yang terpuji’. Nabi Muhammad SAW adalah anak dari
Abdullah bin Abdul Muttalib. ibunya bernama Aminah binti Wahab. Nabi Muhammad SAW
lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah (atau, 20 April 571 Masehi). Dinamakan
tahun Gajah, karena ketika beliau lahir, kota Makkah diserbu oleh Raja Abrahah dan tentaranya
dari negeri Habasyah dengan bala tentaranya menunggang gajah. Mereka hendak
menghancurkan Ka’bah karena iri hati terhadapnya. Tetapi Allah melindungi bangunan suci itu
dan seluruh penduduk Makkah, dengan menjatuhkan batu-batu Sijjil (dari neraka) melalui
burung-burung ababil.

Ketika Nabi Muhammad SAW. masih. di dalam kandungan ibunya, Abdullah, ayahnya, pergi ke
negeri Syam (Siria) untuk berdagang. Tetapi, sepulang dari sana, ketika sampai di kota Madinah,
ia menderita sakit dan wafat dalam usia 18 tahun. Abdullah dimakamkan di kota Madinah.
Maka, Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia dalam keadaan yatim. Setelah beberapa bulan
dari wafatnya sang ayah berlalu, Nabi pamungkas para nabi lahir di bulan Rabi’ul Awal, tahun
571 Masehi di Makkah, dan dengan kelahirannya itu, dunia menjadi terang-benderang. Sesuai
dengan kebiasaan para bangsawan Makkah, ibundanya menyerahkan Muhammad kecil kepada
Halimah Sa’diyah dari kabilah Bani Sa’d untuk disusui.

Kemudian setelah 4 tahun berselang, nabi Muhammad diserahkan kembali kepada ibunya. Pada
usia 6 tahun (48 SH), beliau diajak oleh ibunya berziarah ke makm ayahnya dan berziarah ke
keluarganya dari Bani Adiy. Dalam perjalanan pulang ketika sampai di Abwa sebuah dusun yang
berdekatan dengan Madinah, ibunya sakit dan tidak lama kemudian dalam perjalanan itu ibunya
meninggal dunia.
 Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Pada masa kecilnya, nabi Muhammad SAW  bekerja sebagai pengembala kambing, hal ini
memberikan tempaan kepada nabi Muhammad untuk  melihat alam yang luas membentang,
langit yang terbuka dan alam sekitarnya untuk ia renungkan sejak masa kecilnya.

Setelah menjadi yatim piatu, Akhirnya nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya yang
bernama Abdul Muthallib. Dalam masa-masa itu beliau menjadi penggembara kambing milik
kakeknya. Namun rupanya usia Abdul Muthallib semakin tua dan sudah mendekati ajalnya,
Abdul Muthallib wafat pada saat usianya 8 tahun (46 SH), sebelum wafat beliau menyerahkan
nabi Muhammad kepada Abu Thalib untuk diasuhnya sebagai anaknya sendiri.

Abu Thalib menjadi pengasuh setia bagi Nabi Muhammad, diajaknya beliau berdagang ke Syam.
Dilewatinya perjalanan dagang yang telah dilewati ayahnya, dan menikmati perjalan itu dengan
membuktikan cerita-cerita orang yang telah didengarnya. Ditengah perjalanan ia berjumpa
dengan seorang Rahib Buhaira yang bernama nastur, melihat tanda-tanda kenabian padanya,
bahwa akan datang suatu hari kelak para pedagang dari arah selatan yang akan membawa
seorang anak yang akan menjadi Nabi akhir zaman, lalu ia berkata kepada Abu Thalib:
”Sesungguhnya anak ini akan memiliki urusan besar”.

Baca Juga Biografi: Kisah Nabi Nuh AS, Pembuat Kapal Terbaik Sepanjang Masa
 Nabi Muhammad SAW Berdagang ke Negeri Syam

Nabi Muhammad SAW Berdagang ke Negeri Syam

Setelah Nabi Muhammad SAW berusia hampir 25 tahun, Abu Thalib, paman beliau merasa
bahwa nabi Muhammad telah cukup dewasa. Maka dipanggilnya Nabi Muhammad, lalu
ditawarkanlah kepadanya suatu pekerjaan yang menguntungkan, seraya berkata: “Wahai anakku,
sesungguhnya kita bukanlah keluarga yang berkecukupan. Bahkan, kurasakan akhir-akhir ini
kebutuhan kita semakin sulit didapat. Alangkah baiknya jika engkau pergi kepada Khadijah
untuk meminta izinnya membawa barang-barang dagangannya ke negeri Syam. Mudah-mudahan
dari usaha itu engkau akan beroleh keuntungan yang besar.”

Nabi Muhammad SAW menyetujui usul pamannya, sebab beliau memaklumi sepenuhnya akan
kesulitan yang dihadapi pamannya itu dalam menanggung beban belanja rumah tangganya.
Segera beliau pergi kepada Siti Khadijah untuk meminta izinnya memperdagangkan barang-
barangnya. Siti Khadijah adalah seorang janda kaya di Makkah. la dikenal sebagai wanita
Quraisy yang mulia karena keturunan dan akhlaknya. la adalah wanita budiman, gemar
membantu sesamanya, dan senantiasa menjaga kehormatan dirinya, sehingga mendapat gelar At-

, karena ia telah cukup mengenal Nabi Muhammad SAW sebagai pemuda yang ramah , jujur,
clan sopan-santun. Maka berangkatlah Nabi Muhammad SAW ke negeri Syam, ditemani oleh
Maisarah, budak Siti Khadijah. Pulang dari Syam, Nabi Muhammad memperoleh keuntungan
amat besar, yang belum pernah dicapai oleh para pedagang lain. Thahirah (Wanita Suci).

Menanggapi permohonan Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah tanpa pikir panjang langsung
menyambutnya dengan senang hati
 Pernikahan dengan Khadijah

Pernikahan dengan Khadijah

Siti Khadijah amat kagum terhadap pemuda bernama Muhammad. Lebih-lebih ketika ia
mendengar sendiri dari Maisarah, bagaimana agungnya perangai Nabi Muhammad selama di
perjalanan maupun ketika berdagang. Maka berubahlah rasakagum itu menjadi rasa cinta. Maka
dinyatakanlah oleh Khadijah keinginannya untuk meminta Nabi Muhammad menjadi suami
baginya. Sedangkan khodjah saat itu berumur 40 tahun. Saat keinginan Khodijah disampaikan
kepadanya, beliau mengatakan tidak memiliki apa-apa untuk perkawinan. Maysarah mengatakan
bahwa Khodijah memintanya untuk menjadi suaminya. Maka akhirnya menikahlah beliau
dengan Khodijah dengan selisih umur yang cukup jauh (28 SH/ 595 M). Perkawinan beliau
dengan Khodijah membuahkan anak-anak: Qosim, Ruqayyah, ummi Kultsum dan Fatimah, yang
kesemuanya wafat kecuali hanya satu saja yang hidup, yakni Fatimah.

Baca Juga Biografi: Kisah Nabi Idris AS, Sebuah Nasihat yang Menggugah
 Cerita Batu Hajar Aswad dan Gelar Al’amin

Cerita Batu Hajar Aswad dan Gelar Al’amin

Cerita Batu Hajar Aswad dan Gelar Al’amin – Ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun, di
Makkah terjadi bencana banjir sehingga merusakkan sebagian dinding Ka’bah. Setelah usai
bencana, kaum Quraisy beramai-ramai memperbaiki dinding Ka’bah yang runtuh itu. Pada saat
pekerjaan telah selesai, tinggal Hajar al-Aswad (batu hitam) yang mesti dikembalikan di
tempatnya semula, terjadilah perselisihan di antara mereka. Masing-masing suku ingin
memperoleh kehormatan dengan meletakkan Hajar al-Aswad itu di tempatnya. Hampir saja
terjadi pertumpahan darah di antara merreka. Tetapi, tiba-tiba salah seorang berkata: “Wahai
kaumku, janganlah kalian saling bermusuhan karena ini. Sebaiknya kita tunggu saja esok pagi,
siapa yang pertama kali datang ke pintu Masjid ini, dialah yang berhak mengambil keputusan.”

Pagi-pagi keesokan harinya, kaum Quraisy mendapati bahwa orang yang pertama kali masuk ke
pintu Masjid adalah Nabi Muhammad s.a.w. Maka bersoraklah mereka menyambutnya, karena
mereka yakin akan kejujuran pemuda Muhammad. Jadilah Nabi Muhammad s.a.w. sebagai
hakim yang memutuskan perkara Hajar al-Aswad itu.

Nabi Muhammad s.a.w. kemudian menggelarkan kain surbannya di atas tanah dan meletakkan
Hajar al-Aswad di atasnya. Lalu, kepada masing-maing kepala suku, beliau memerintahkan
untuk memegang tiap-tiap ujung kain itu dan mengangkatnya. Sampai diatas, beliau lalu
mengangkat batu suci dengan tangannya sendiri, dan meletakkannya di tempatnya semula.
Dengan cara itu, seluruh kaum Quraisy merasa puas, dan berseru: “Kami rela atas keputusan
yang dibuat oleh orang yang dipercaya ini!”
Sejak itu, Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelar “Al-Amin”, artinya “Yang Dipercaya”.

 Menerima Wahyu Pertama

Menerima Wahyu Pertama

Saat usia beliau menginjak 35 tahun, Muhammad sering mengasingkan diri keluar kota Mekkah
agar lebih tenang dan dapat berfikir jernih. Sebagai seorang yang sangat peduli dengan
lingkungannya dan bangsanya, Muhammad ingin melakukan sesuatu agar kerusakan moral yang
terjadi di kalangan masyarakat Arab tak terus berlanjut. Namun beliau sendiri bingung harus
memulai dari mana. Tempat yang beliau pilih untuk merenung dan berfikir adalah Gua Hira’.

Akhirnya pada saat usia Muhammad 40 tahun disuatu malam saat beliau sedang khusyuk berdoa
pada sang Khalik, muncullah cahaya putih yang tak lain adalah malaikat Jibril dan berkata
“Iqra’” yang berarti “Bacalah” dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Memang Nabi
Muhammad adalah seorang yang Umi atau buta huruf. Karena saat itu sangat jarang sekali orang
yangbisa membaca dan menulis jika bukan seorang yang khusus mempelajari syair dan sastra.
Orang yang tidak bergulat dibidang syair jarang yang bisa membaca dan menulis.

Lalu Jibril mengatakan lagi “Iqra’” dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Kemudian
Jibril mendekat dan merangkul Muhammad yang saat itu sedang ketakutan karena didatangi
orang asing dan berkata padanya untuk yang ketiga kalinya “Iqra’ bismirabbikalladzii Khalaq…”
Itu adalah surat AL-‘Alaq ayat 1-5 yaitu wahyu yang pertama kali turun pada Muhammad dan
resmilah saat itu yaitu malam 17 Ramadhan Muhammad diangkat oleh Alloh menjadi Rasulnya.

Berikut ini adalah bunyi wahyu pertama “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha
Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq 96: 1-5)
Nabi Muhammad sangat gugup menerima wahyu itu, dan berulang-ulang malaikat Jibril
memerintahkan kepadanya untuk membaca. Sampai akhirnya dieja bacaannya satu demi satu,
hingga sempurna bacaan itu. Kemudian nabi Muhammad pulang ke rumahnya. Khodijah amat
terkejut melihat suaminya menggigil dan badannya basah oleh peluh keringatnya. Beliau minta
Khodijah menyelimutinya. Dan tiba-tiba Malaikat Jibril kembali datang kepadanya. Dalam
keadaan berselimut itu datanglah malikat Jibril menyampaikan wahyu kedua yang artinya:

“ hai orang yang berselimut! Bangunlah dan beri peringatan! Besarkanlah Nama Tuhanmu,
bersihkanlah pakaianmu dan jauhilah perbuatan Maksiat, janganlah kamu member karena ingin
memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah
Tuhanmu.” (Al- Muddatstsir: 1-7)

Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa Muhammad diperintahkan menyampaikan Risalah-Nya.


Yaitu menyembah Allah Yang Maha Esa.

 Proses Dakwah Nabi Muhammad SAW

Proses Dakwah Nabi Muhammad SAW

Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah terbagi kedalam 2 fase, fase yang pertama adalah
dakwah secara sembunyi-sembunyi, dimana Rasulullah berdakwah melalui keluarga dan kerabat
terdekat mendapat ajaran dan gemblengan keimanan dari Rasulullah di rumah Arqam bin Abil
Arqam. Pada fase ini agama Islam perlahan-lahan mulai berkembang.

Pada fase yang kedua, yaitu fase secara terang-terangan, Rasulullah mulai mensyi’arkan Islam
lebih luas, akibatnya banyak ancaman-ancaman serta intimidasi yang dialami oleh kaum
musilimin pada saat itu. Beberapa pengikut beliau Yang mendapat siksaan dari orang kafir antara
lain: Bilal bin Rabah, yaitu seorang budak milik Ummayyah half. Bilal ditelentangkan d i atas
terik matahari padang pasir, ditubuhnva ditindihkan batu besar. la dipaksa supaya meninggalkan
Islam namun is tetap teguh dan imannya bertambah tebal. Bilal akhimya dibebaskan oleh Abu
Bakar yang membelinya dari Umayyah bin Khalf.

Baca Juga Biografi: Kisah Nabi Adam A.S, Cerita Penciptaan Manusia pertama

 Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW – Selama menyebarkan Islam, Nabi Muhammad selalu
dimusuhi oleh kafir Quraisy. Namun begitu para kafir Quraisy tak berani terlalu jauh dalam
memusuhinya karena Nabi Muhammad mendapat perlindungan dari pamannya yaitu Abu Thalib
seorang pemimpin Quraisy yang sangat disegani. Walau Abu Thalib belum mengucap dua
kalimat syahadat namun beliau sangat mendukung dakwah Nabi dan selalu melindunginya dari
orang kafir lainnya yang mau menyakiti Nabi. Namun saat Abu Thalib wafat, dan pemimpin
Quraisy dari bani Hasyim beralih ke yang lain, saat itu juga perlindungan terhadap Muhammad
dicabut dan semakin menjadi-jadilah orang kafir memusuhi Muhammad dan orang Islam
lainnya.

 Satu lagi pelindung Muhammad dalam berdakwah adalah Khadijah, istri Nabi sendiri. Sudah
disebutkan diatas bahwa Khadijah bukanlah wanita sembarangan, beliau adalah wanita yang
terhormat, kaya-raya dan memiliki pengaruh di kalangan orang Makkah. Dengan harta dan
kedudukannya sebagai bangsawan tersebut Khadijah selalu membela Nabi dari kejahatan para
kafir Quraisy yang ingin menyakiti dan membunuh Nabi. Namun saat Khadijah wafat bertambah
sedihlah hati Nabi, sudah tak ada lagi orang-orang dekat yang selalu melindungi dan
mendukungnya.

Tahun dimana Khadijah dan Abu Thalib wafat yang berada di tahun yang sama membuat Nabi
merasa sedih begitu mendalam, tahun ini disebut tahun kesediahan atau Amul Husna. Allah
SWT mengerti kesedihan yang dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW, lalu pada suatu malam,
tanggal 27 Rajab setahun sebelum Nabi Hijrah ke Madinah, Nabi didatangi malaikat Jibril.
Malaikat Jibril kemudian mengajak Nabi menaiki Buroq. Nabi kemudian diterbangkan menuju
Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Palestina (Isra’) lalu naik ke Sidratul Muntaha atau langit ke
tujuh (Mi’raj). Di sana Nabi menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Alloh.

Dalam perjalanan spiritual ini Nabi benar-benar merasa di cash kembali oleh Allah setelah
kesedihan yang dialaminya dan semakin bersemangat dalam berdakwah. Dalam perjalanan itu
Nabi juga bertemu dengan Rasul-Rasul terdahulu serta diperlihatkan Surga dan Neraka. Setelah
pulang dari perjalanan, Nabi pun menceritakan pada sahabatnya, awalnya banyak yang heran
namun karena Nabi terkenal tak pernah berbohong maka sahabat langsung mempercayainya dan
semakin bertambah keimanannya. Sahabat yang pertama kali mempercayai Isra’ Mi’raj adalah
Abu Bakar dan dari sinilah beliau diberi gelar As Sidiq yang artinya “yang mempercayai”.
 Hijrah Ke Madinah

Hijrah Ke Madinah

Mekkah dianggap sudah tidak aman lagi bagi Rasulullah dan pengikutnya, sementara di satu sisi
orang-orang Madinah atau Madinah setiap hari semakin banyak yang masuk islam dan
merindukan beliau hadir di tengah-tengah mereka.Maka Rasulullah memerintahkan para
pengikutnya untuk hijrah ke Madinah. Berangkatlah para pengikut Nabi, secara diam-diam ke
madinah, mereka ikhlas meninggalkan harta benda  dan rumah-rumah mereka demi memenuhi
perintah Rasul. Sedang Rasulullah dan Abu Bakar akan menyusul di belakang hari.

Kabar tentang hijrah itu segera tercium oleh kaum kafir Qurais mereka sepakat untuk membunuh
Rasulullah. Namun rencana mereka gagal. Allah melindungi Rasul-Nya. Setelah melalui
berbagai rintangan sampailah Rasulullah di desa Quba yaitu sebuah tempat jaraknya 10
Kilometer dari Madinah. Di Quba beliau mendirikan masjid, maka hingga sekarang masjid
tersebut dinamakan Masjid Quba. Inilah masjid yang pertama kali di bangun umat Islam. Setelah
empat hari beristirahat di Quba beliau meneruskan perjalanannya ke Madinah. Di sana beliau
disambut dengan hangat oleh para pengikutnya yang telah lama merindukan kedatangannya.
 Kemenangan Umat Islam

Kemenangan Umat Islam

Ternyata dari Madinah Inilah Rasulullah dapat menyusun kekuatan dan membina masyarakat
Islam dengan sempunna. Madinah kemudian diubah namanya menjadi Madinatun Nabawi atau
kemudian disebut Madinah. Di Madinah ini beliau membentuk angkatan perang dan membina
strategi perang. Sejarah kemudian mencatat bahwa Muhamad strategi perang. hanya seorang
Nabi dan Rasul tapi juga seorang Kepala Negara. ahli tata masyarakat, Panglima Perang yang
tangguh dan seorang ayah yang pastas diteladani oleh putra-putrinya.

Sesudah terjadi Perang Badar, perang Uhud dan peperanglainnya. akhirya Mekkah pun jatuh
dalam kekuasaan beliau. Dengan  jatuhnya Mekkah, maka hampir dekatlah tugas kerasulan
beliau.
 Nabi Muhammad SAW Wafat

Makan Rasulullah Muhammad SAW

Setelah melaksanakan haji wada’, pada tanggal 12 Maulud hari Senin tahun 11 Hijriyah beliau
wafat meninggalkan umatnya. Dalam penanggalan Masehi bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632
dalam usia 63 tahun. Beliau dimakamkan di Madinah. Hingga sekarang makamnya selalu ramai
diziarahi umat Islam dari seluruh dunia ketika mereka melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Beliau meninggalkan wasiat yang berharga bagi seluruh pengikut beliau. Warisan beliau
bukanlah warisan berupa harta dan benda. Beliau hanya meninggalkan dua perkara yaitu Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Barang siapa umatnya yang tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan
Al-Hadits maka mereka tidak akan pernah tersesat selama-lamanya.

MasyaAllah, itulah cerita singkat tentang manusia yang paling mulia di muka bumi ini. Semoga
kita senantiasa dapat meneladani sifat-sifat dan teladan dari nabi Muhammad SAW. Yuk
sahabat, mari kita perbanyak bershalawat kepada beliau agar kita tergolong manusia yang diberi
syafaat oleh Nabi Muhammad SAW di yaumil akhir nanti. Aamiin.

Dinamakan tahun Gajah, karena ketika beliau lahir, kota Makkah diserbu oleh Raja Abrahah dan
tentaranya dari negeri Habasyah dengan bala tentaranya menunggang gajah. Mereka hendak
menghancurkan Ka’bah karena iri hati terhadapnya. Tetapi Allah melindungi bangunan suci itu
dan seluruh penduduk Makkah, dengan menjatuhkan batu-batu Sijjil (dari neraka) melalui
burung-burung ababil.

Ketika Nabi Muhammad SAW. masih. di dalam kandungan ibunya, Abdullah, ayahnya, pergi ke
negeri Syam (Siria) untuk berdagang. Tetapi, sepulang dari sana, ketika sampai di kota Madinah,
ia menderita sakit dan wafat dalam usia 18 tahun. Abdullah dimakamkan di kota Madinah.
Maka, Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia dalam keadaan yatim. Setelah beberapa bulan
dari wafatnya sang ayah berlalu, Nabi pamungkas para nabi lahir di bulan Rabi’ul Awal, tahun
571 Masehi di Makkah, dan dengan kelahirannya itu, dunia menjadi terang-benderang. Sesuai
dengan kebiasaan para bangsawan Makkah, ibundanya menyerahkan Muhammad kecil kepada
Halimah Sa’diyah dari kabilah Bani Sa’d untuk disusui.

Kemudian setelah 4 tahun berselang, nabi Muhammad diserahkan kembali kepada ibunya. Pada
usia 6 tahun (48 SH), beliau diajak oleh ibunya berziarah ke makm ayahnya dan berziarah ke
keluarganya dari Bani Adiy. Dalam perjalanan pulang ketika sampai di Abwa sebuah dusun yang
berdekatan dengan Madinah, ibunya sakit dan tidak lama kemudian dalam perjalanan itu ibunya
meninggal dunia.

 Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Pada masa kecilnya, nabi Muhammad SAW  bekerja sebagai pengembala kambing, hal ini
memberikan tempaan kepada nabi Muhammad untuk  melihat alam yang luas membentang,
langit yang terbuka dan alam sekitarnya untuk ia renungkan sejak masa kecilnya.

Setelah menjadi yatim piatu, Akhirnya nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya yang
bernama Abdul Muthallib. Dalam masa-masa itu beliau menjadi penggembara kambing milik
kakeknya. Namun rupanya usia Abdul Muthallib semakin tua dan sudah mendekati ajalnya,
Abdul Muthallib wafat pada saat usianya 8 tahun (46 SH), sebelum wafat beliau menyerahkan
nabi Muhammad kepada Abu Thalib untuk diasuhnya sebagai anaknya sendiri.

Abu Thalib menjadi pengasuh setia bagi Nabi Muhammad, diajaknya beliau berdagang ke Syam.
Dilewatinya perjalanan dagang yang telah dilewati ayahnya, dan menikmati perjalan itu dengan
membuktikan cerita-cerita orang yang telah didengarnya. Ditengah perjalanan ia berjumpa
dengan seorang Rahib Buhaira yang bernama nastur, melihat tanda-tanda kenabian padanya,
bahwa akan datang suatu hari kelak para pedagang dari arah selatan yang akan membawa
seorang anak yang akan menjadi Nabi akhir zaman, lalu ia berkata kepada Abu Thalib:
”Sesungguhnya anak ini akan memiliki urusan besar”.

Baca Juga Biografi: Kisah Nabi Nuh AS, Pembuat Kapal Terbaik Sepanjang Masa

 Nabi Muhammad SAW Berdagang ke Negeri Syam

Nabi Muhammad SAW Berdagang ke Negeri Syam

Setelah Nabi Muhammad SAW berusia hampir 25 tahun, Abu Thalib, paman beliau merasa
bahwa nabi Muhammad telah cukup dewasa. Maka dipanggilnya Nabi Muhammad, lalu
ditawarkanlah kepadanya suatu pekerjaan yang menguntungkan, seraya berkata: “Wahai anakku,
sesungguhnya kita bukanlah keluarga yang berkecukupan. Bahkan, kurasakan akhir-akhir ini
kebutuhan kita semakin sulit didapat. Alangkah baiknya jika engkau pergi kepada Khadijah
untuk meminta izinnya membawa barang-barang dagangannya ke negeri Syam. Mudah-mudahan
dari usaha itu engkau akan beroleh keuntungan yang besar.”

Nabi Muhammad SAW menyetujui usul pamannya, sebab beliau memaklumi sepenuhnya akan
kesulitan yang dihadapi pamannya itu dalam menanggung beban belanja rumah tangganya.
Segera beliau pergi kepada Siti Khadijah untuk meminta izinnya memperdagangkan barang-
barangnya. Siti Khadijah adalah seorang janda kaya di Makkah. la dikenal sebagai wanita
Quraisy yang mulia karena keturunan dan akhlaknya. la adalah wanita budiman, gemar
membantu sesamanya, dan senantiasa menjaga kehormatan dirinya, sehingga mendapat gelar At-
Thahirah (Wanita Suci).

Menanggapi permohonan Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah tanpa pikir panjang langsung
menyambutnya dengan senang hati, karena ia telah cukup mengenal Nabi Muhammad SAW
sebagai pemuda yang ramah , jujur, clan sopan-santun. Maka berangkatlah Nabi Muhammad
SAW ke negeri Syam, ditemani oleh Maisarah, budak Siti Khadijah. Pulang dari Syam, Nabi
Muhammad memperoleh keuntungan amat besar, yang belum pernah dicapai oleh para pedagang
lain.

 Pernikahan dengan Khadijah

Pernikahan dengan Khadijah

Siti Khadijah amat kagum terhadap pemuda bernama Muhammad. Lebih-lebih ketika ia
mendengar sendiri dari Maisarah, bagaimana agungnya perangai Nabi Muhammad selama di
perjalanan maupun ketika berdagang. Maka berubahlah rasakagum itu menjadi rasa cinta. Maka
dinyatakanlah oleh Khadijah keinginannya untuk meminta Nabi Muhammad menjadi suami
baginya. Sedangkan khodjah saat itu berumur 40 tahun. Saat keinginan Khodijah disampaikan
kepadanya, beliau mengatakan tidak memiliki apa-apa untuk perkawinan. Maysarah mengatakan
bahwa Khodijah memintanya untuk menjadi suaminya. Maka akhirnya menikahlah beliau
dengan Khodijah dengan selisih umur yang cukup jauh (28 SH/ 595 M). Perkawinan beliau
dengan Khodijah membuahkan anak-anak: Qosim, Ruqayyah, ummi Kultsum dan Fatimah, yang
kesemuanya wafat kecuali hanya satu saja yang hidup, yakni Fatimah.

Baca Juga Biografi: Kisah Nabi Idris AS, Sebuah Nasihat yang Menggugah
 Cerita Batu Hajar Aswad dan Gelar Al’amin

Cerita Batu Hajar Aswad dan Gelar Al’amin

Cerita Batu Hajar Aswad dan Gelar Al’amin – Ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun, di
Makkah terjadi bencana banjir sehingga merusakkan sebagian dinding Ka’bah. Setelah usai
bencana, kaum Quraisy beramai-ramai memperbaiki dinding Ka’bah yang runtuh itu. Pada saat
pekerjaan telah selesai, tinggal Hajar al-Aswad (batu hitam) yang mesti dikembalikan di
tempatnya semula, terjadilah perselisihan di antara mereka. Masing-masing suku ingin
memperoleh kehormatan dengan meletakkan Hajar al-Aswad itu di tempatnya. Hampir saja
terjadi pertumpahan darah di antara merreka. Tetapi, tiba-tiba salah seorang berkata: “Wahai
kaumku, janganlah kalian saling bermusuhan karena ini. Sebaiknya kita tunggu saja esok pagi,
siapa yang pertama kali datang ke pintu Masjid ini, dialah yang berhak mengambil keputusan.”

Pagi-pagi keesokan harinya, kaum Quraisy mendapati bahwa orang yang pertama kali masuk ke
pintu Masjid adalah Nabi Muhammad s.a.w. Maka bersoraklah mereka menyambutnya, karena
mereka yakin akan kejujuran pemuda Muhammad. Jadilah Nabi Muhammad s.a.w. sebagai
hakim yang memutuskan perkara Hajar al-Aswad itu.

Nabi Muhammad s.a.w. kemudian menggelarkan kain surbannya di atas tanah dan meletakkan
Hajar al-Aswad di atasnya. Lalu, kepada masing-maing kepala suku, beliau memerintahkan
untuk memegang tiap-tiap ujung kain itu dan mengangkatnya. Sampai diatas, beliau lalu
mengangkat batu suci dengan tangannya sendiri, dan meletakkannya di tempatnya semula.
Dengan cara itu, seluruh kaum Quraisy merasa puas, dan berseru: “Kami rela atas keputusan
yang dibuat oleh orang yang dipercaya ini!”

Sejak itu, Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelar “Al-Amin”, artinya “Yang Dipercaya”.
 Menerima Wahyu Pertama

Menerima Wahyu Pertama

Saat usia beliau menginjak 35 tahun, Muhammad sering mengasingkan diri keluar kota Mekkah
agar lebih tenang dan dapat berfikir jernih. Sebagai seorang yang sangat peduli dengan
lingkungannya dan bangsanya, Muhammad ingin melakukan sesuatu agar kerusakan moral yang
terjadi di kalangan masyarakat Arab tak terus berlanjut. Namun beliau sendiri bingung harus
memulai dari mana. Tempat yang beliau pilih untuk merenung dan berfikir adalah Gua Hira’.

Akhirnya pada saat usia Muhammad 40 tahun disuatu malam saat beliau sedang khusyuk berdoa
pada sang Khalik, muncullah cahaya putih yang tak lain adalah malaikat Jibril dan berkata
“Iqra’” yang berarti “Bacalah” dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Memang Nabi
Muhammad adalah seorang yang Umi atau buta huruf. Karena saat itu sangat jarang sekali orang
yangbisa membaca dan menulis jika bukan seorang yang khusus mempelajari syair dan sastra.
Orang yang tidak bergulat dibidang syair jarang yang bisa membaca dan menulis.

Lalu Jibril mengatakan lagi “Iqra’” dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Kemudian
Jibril mendekat dan merangkul Muhammad yang saat itu sedang ketakutan karena didatangi
orang asing dan berkata padanya untuk yang ketiga kalinya “Iqra’ bismirabbikalladzii Khalaq…”
Itu adalah surat AL-‘Alaq ayat 1-5 yaitu wahyu yang pertama kali turun pada Muhammad dan
resmilah saat itu yaitu malam 17 Ramadhan Muhammad diangkat oleh Alloh menjadi Rasulnya.

Berikut ini adalah bunyi wahyu pertama “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha
Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq 96: 1-5)

Nabi Muhammad sangat gugup menerima wahyu itu, dan berulang-ulang malaikat Jibril
memerintahkan kepadanya untuk membaca. Sampai akhirnya dieja bacaannya satu demi satu,
hingga sempurna bacaan itu. Kemudian nabi Muhammad pulang ke rumahnya. Khodijah amat
terkejut melihat suaminya menggigil dan badannya basah oleh peluh keringatnya. Beliau minta
Khodijah menyelimutinya. Dan tiba-tiba Malaikat Jibril kembali datang kepadanya. Dalam
keadaan berselimut itu datanglah malikat Jibril menyampaikan wahyu kedua yang artinya:

“ hai orang yang berselimut! Bangunlah dan beri peringatan! Besarkanlah Nama Tuhanmu,
bersihkanlah pakaianmu dan jauhilah perbuatan Maksiat, janganlah kamu member karena ingin
memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah
Tuhanmu.” (Al- Muddatstsir: 1-7)

Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa Muhammad diperintahkan menyampaikan Risalah-Nya.


Yaitu menyembah Allah Yang Maha Esa.

 Proses Dakwah Nabi Muhammad SAW

Proses Dakwah Nabi Muhammad SAW

Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah terbagi kedalam 2 fase, fase yang pertama adalah
dakwah secara sembunyi-sembunyi, dimana Rasulullah berdakwah melalui keluarga dan kerabat
terdekat mendapat ajaran dan gemblengan keimanan dari Rasulullah di rumah Arqam bin Abil
Arqam. Pada fase ini agama Islam perlahan-lahan mulai berkembang.

Pada fase yang kedua, yaitu fase secara terang-terangan, Rasulullah mulai mensyi’arkan Islam
lebih luas, akibatnya banyak ancaman-ancaman serta intimidasi yang dialami oleh kaum
musilimin pada saat itu. Beberapa pengikut beliau Yang mendapat siksaan dari orang kafir antara
lain: Bilal bin Rabah, yaitu seorang budak milik Ummayyah half. Bilal ditelentangkan d i atas
terik matahari padang pasir, ditubuhnva ditindihkan batu besar. la dipaksa supaya meninggalkan
Islam namun is tetap teguh dan imannya bertambah tebal. Bilal akhimya dibebaskan oleh Abu
Bakar yang membelinya dari Umayyah bin Khalf.
Baca Juga Biografi: Kisah Nabi Adam A.S, Cerita Penciptaan Manusia pertama

 Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW – Selama menyebarkan Islam, Nabi Muhammad selalu
dimusuhi oleh kafir Quraisy. Namun begitu para kafir Quraisy tak berani terlalu jauh dalam
memusuhinya karena Nabi Muhammad mendapat perlindungan dari pamannya yaitu Abu Thalib
seorang pemimpin Quraisy yang sangat disegani. Walau Abu Thalib belum mengucap dua
kalimat syahadat namun beliau sangat mendukung dakwah Nabi dan selalu melindunginya dari
orang kafir lainnya yang mau menyakiti Nabi. Namun saat Abu Thalib wafat, dan pemimpin
Quraisy dari bani Hasyim beralih ke yang lain, saat itu juga perlindungan terhadap Muhammad
dicabut dan semakin menjadi-jadilah orang kafir memusuhi Muhammad dan orang Islam
lainnya.

 Satu lagi pelindung Muhammad dalam berdakwah adalah Khadijah, istri Nabi sendiri. Sudah
disebutkan diatas bahwa Khadijah bukanlah wanita sembarangan, beliau adalah wanita yang
terhormat, kaya-raya dan memiliki pengaruh di kalangan orang Makkah. Dengan harta dan
kedudukannya sebagai bangsawan tersebut Khadijah selalu membela Nabi dari kejahatan para
kafir Quraisy yang ingin menyakiti dan membunuh Nabi. Namun saat Khadijah wafat bertambah
sedihlah hati Nabi, sudah tak ada lagi orang-orang dekat yang selalu melindungi dan
mendukungnya.

Tahun dimana Khadijah dan Abu Thalib wafat yang berada di tahun yang sama membuat Nabi
merasa sedih begitu mendalam, tahun ini disebut tahun kesediahan atau Amul Husna. Allah
SWT mengerti kesedihan yang dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW, lalu pada suatu malam,
tanggal 27 Rajab setahun sebelum Nabi Hijrah ke Madinah, Nabi didatangi malaikat Jibril.
Malaikat Jibril kemudian mengajak Nabi menaiki Buroq. Nabi kemudian diterbangkan menuju
Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Palestina (Isra’) lalu naik ke Sidratul Muntaha atau langit ke
tujuh (Mi’raj). Di sana Nabi menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Alloh.

Dalam perjalanan spiritual ini Nabi benar-benar merasa di cash kembali oleh Allah setelah
kesedihan yang dialaminya dan semakin bersemangat dalam berdakwah. Dalam perjalanan itu
Nabi juga bertemu dengan Rasul-Rasul terdahulu serta diperlihatkan Surga dan Neraka. Setelah
pulang dari perjalanan, Nabi pun menceritakan pada sahabatnya, awalnya banyak yang heran
namun karena Nabi terkenal tak pernah berbohong maka sahabat langsung mempercayainya dan
semakin bertambah keimanannya. Sahabat yang pertama kali mempercayai Isra’ Mi’raj adalah
Abu Bakar dan dari sinilah beliau diberi gelar As Sidiq yang artinya “yang mempercayai”.

 Hijrah Ke Madinah

Hijrah Ke Madinah

Mekkah dianggap sudah tidak aman lagi bagi Rasulullah dan pengikutnya, sementara di satu sisi
orang-orang Madinah atau Madinah setiap hari semakin banyak yang masuk islam dan
merindukan beliau hadir di tengah-tengah mereka.Maka Rasulullah memerintahkan para
pengikutnya untuk hijrah ke Madinah. Berangkatlah para pengikut Nabi, secara diam-diam ke
madinah, mereka ikhlas meninggalkan harta benda  dan rumah-rumah mereka demi memenuhi
perintah Rasul. Sedang Rasulullah dan Abu Bakar akan menyusul di belakang hari.

Kabar tentang hijrah itu segera tercium oleh kaum kafir Qurais mereka sepakat untuk membunuh
Rasulullah. Namun rencana mereka gagal. Allah melindungi Rasul-Nya. Setelah melalui
berbagai rintangan sampailah Rasulullah di desa Quba yaitu sebuah tempat jaraknya 10
Kilometer dari Madinah. Di Quba beliau mendirikan masjid, maka hingga sekarang masjid
tersebut dinamakan Masjid Quba. Inilah masjid yang pertama kali di bangun umat Islam. Setelah
empat hari beristirahat di Quba beliau meneruskan perjalanannya ke Madinah. Di sana beliau
disambut dengan hangat oleh para pengikutnya yang telah lama merindukan kedatangannya.
 Kemenangan Umat Islam

Kemenangan Umat Islam

Ternyata dari Madinah Inilah Rasulullah dapat menyusun kekuatan dan membina masyarakat
Islam dengan sempunna. Madinah kemudian diubah namanya menjadi Madinatun Nabawi atau
kemudian disebut Madinah. Di Madinah ini beliau membentuk angkatan perang dan membina
strategi perang. Sejarah kemudian mencatat bahwa Muhamad strategi perang. hanya seorang
Nabi dan Rasul tapi juga seorang Kepala Negara. ahli tata masyarakat, Panglima Perang yang
tangguh dan seorang ayah yang pastas diteladani oleh putra-putrinya.

Sesudah terjadi Perang Badar, perang Uhud dan peperanglainnya. akhirya Mekkah pun jatuh
dalam kekuasaan beliau. Dengan  jatuhnya Mekkah, maka hampir dekatlah tugas kerasulan
beliau.
 Nabi Muhammad SAW Wafat

Makan Rasulullah Muhammad SAW

Setelah melaksanakan haji wada’, pada tanggal 12 Maulud hari Senin tahun 11 Hijriyah beliau
wafat meninggalkan umatnya. Dalam penanggalan Masehi bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632
dalam usia 63 tahun. Beliau dimakamkan di Madinah. Hingga sekarang makamnya selalu ramai
diziarahi umat Islam dari seluruh dunia ketika mereka melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Beliau meninggalkan wasiat yang berharga bagi seluruh pengikut beliau. Warisan beliau
bukanlah warisan berupa harta dan benda. Beliau hanya meninggalkan dua perkara yaitu Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Barang siapa umatnya yang tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan
Al-Hadits maka mereka tidak akan pernah tersesat selama-lamanya.

MasyaAllah, itulah cerita singkat tentang manusia yang paling mulia di muka bumi ini. Semoga
kita senantiasa dapat meneladani sifat-sifat dan teladan dari nabi Muhammad SAW. Yuk
sahabat, mari kita perbanyak bershalawat kepada beliau agar kita tergolong manusia yang diberi
syafaat oleh Nabi Muhammad SAW di yaumil akhir nanti. Aamiin.

untuk menunjukkan jalan yang lurus dan benar. Berikut ini akan penulis ulas secara singkat
terkait perjalanan hidup nabi Muhammad dari mulai kelahiran hingga wafatnya nabi
Muhammad. Tentu saja banyak kisah-kisah lainnya yang tidak cukup dibahas disini, maka
dianjurkan pembaca membaca referensi lebih dalam apabila ingin mengetahui lebih banyak
tentang perjalanan nabi Muhammad SAW.
Kisah Lengkap Nabi Muhammad SAW

 Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Kelahiran Nabi Muhammad SAW – Nabi Muhammad dilahirkan di Mekah dan kembali ke
rahmatullah di Madinah. Nabi Muhammad S.A.W merupakan Rasul dan Nabi terakhir bagi umat
manusia dan seluruh alam. Nabi Muhammad merupakan pelengkap ajaran Islam. Beliau juga
digelar Al Amin (‫ )األمين‬yang bermaksud ‘yang terpuji’. Nabi Muhammad SAW adalah anak dari
Abdullah bin Abdul Muttalib. ibunya bernama Aminah binti Wahab. Nabi Muhammad SAW
lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah (atau, 20 April 571 Masehi). Dinamakan
tahun Gajah, karena ketika beliau lahir, kota Makkah diserbu oleh Raja Abrahah dan tentaranya
dari negeri Habasyah dengan bala tentaranya menunggang gajah. Mereka hendak
menghancurkan Ka’bah karena iri hati terhadapnya. Tetapi Allah melindungi bangunan suci itu
dan seluruh penduduk Makkah, dengan menjatuhkan batu-batu Sijjil (dari neraka) melalui
burung-burung ababil.

Ketika Nabi Muhammad SAW. masih. di dalam kandungan ibunya, Abdullah, ayahnya, pergi ke
negeri Syam (Siria) untuk berdagang. Tetapi, sepulang dari sana, ketika sampai di kota Madinah,
ia menderita sakit dan wafat dalam usia 18 tahun. Abdullah dimakamkan di kota Madinah.
Maka, Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia dalam keadaan yatim. Setelah beberapa bulan
dari wafatnya sang ayah berlalu, Nabi pamungkas para nabi lahir di bulan Rabi’ul Awal, tahun
571 Masehi di Makkah, dan dengan kelahirannya itu, dunia menjadi terang-benderang. Sesuai
dengan kebiasaan para bangsawan Makkah, ibundanya menyerahkan Muhammad kecil kepada
Halimah Sa’diyah dari kabilah Bani Sa’d untuk disusui.

Kemudian setelah 4 tahun berselang, nabi Muhammad diserahkan kembali kepada ibunya. Pada
usia 6 tahun (48 SH), beliau diajak oleh ibunya berziarah ke makm ayahnya dan berziarah ke
keluarganya dari Bani Adiy. Dalam perjalanan pulang ketika sampai di Abwa sebuah dusun yang
berdekatan dengan Madinah, ibunya sakit dan tidak lama kemudian dalam perjalanan itu ibunya
meninggal dunia.
 Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Pada masa kecilnya, nabi Muhammad SAW  bekerja sebagai pengembala kambing, hal ini
memberikan tempaan kepada nabi Muhammad untuk  melihat alam yang luas membentang,
langit yang terbuka dan alam sekitarnya untuk ia renungkan sejak masa kecilnya.

Setelah menjadi yatim piatu, Akhirnya nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya yang
bernama Abdul Muthallib. Dalam masa-masa itu beliau menjadi penggembara kambing milik
kakeknya. Namun rupanya usia Abdul Muthallib semakin tua dan sudah mendekati ajalnya,
Abdul Muthallib wafat pada saat usianya 8 tahun (46 SH), sebelum wafat beliau menyerahkan
nabi Muhammad kepada Abu Thalib untuk diasuhnya sebagai anaknya sendiri.

Abu Thalib menjadi pengasuh setia bagi Nabi Muhammad, diajaknya beliau berdagang ke Syam.
Dilewatinya perjalanan dagang yang telah dilewati ayahnya, dan menikmati perjalan itu dengan
membuktikan cerita-cerita orang yang telah didengarnya. Ditengah perjalanan ia berjumpa
dengan seorang Rahib Buhaira yang bernama nastur, melihat tanda-tanda kenabian padanya,
bahwa akan datang suatu hari kelak para pedagang dari arah selatan yang akan membawa
seorang anak yang akan menjadi Nabi akhir zaman, lalu ia berkata kepada Abu Thalib:
”Sesungguhnya anak ini akan memiliki urusan besar”.

Baca Juga Biografi: Kisah Nabi Nuh AS, Pembuat Kapal Terbaik Sepanjang Masa
 Nabi Muhammad SAW Berdagang ke Negeri Syam

Nabi Muhammad SAW Berdagang ke Negeri Syam

Setelah Nabi Muhammad SAW berusia hampir 25 tahun, Abu Thalib, paman beliau merasa
bahwa nabi Muhammad telah cukup dewasa. Maka dipanggilnya Nabi Muhammad, lalu
ditawarkanlah kepadanya suatu pekerjaan yang menguntungkan, seraya berkata: “Wahai anakku,
sesungguhnya kita bukanlah keluarga yang berkecukupan. Bahkan, kurasakan akhir-akhir ini
kebutuhan kita semakin sulit didapat. Alangkah baiknya jika engkau pergi kepada Khadijah
untuk meminta izinnya membawa barang-barang dagangannya ke negeri Syam. Mudah-mudahan
dari usaha itu engkau akan beroleh keuntungan yang besar.”

Nabi Muhammad SAW menyetujui usul pamannya, sebab beliau memaklumi sepenuhnya akan
kesulitan yang dihadapi pamannya itu dalam menanggung beban belanja rumah tangganya.
Segera beliau pergi kepada Siti Khadijah untuk meminta izinnya memperdagangkan barang-
barangnya. Siti Khadijah adalah seorang janda kaya di Makkah. la dikenal sebagai wanita
Quraisy yang mulia karena keturunan dan akhlaknya. la adalah wanita budiman, gemar
membantu sesamanya, dan senantiasa menjaga kehormatan dirinya, sehingga mendapat gelar At-
Thahirah (Wanita Suci).

Menanggapi permohonan Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah tanpa pikir panjang langsung
menyambutnya dengan senang hati, karena ia telah cukup mengenal Nabi Muhammad SAW
sebagai pemuda yang ramah , jujur, clan sopan-santun. Maka berangkatlah Nabi Muhammad
SAW ke negeri Syam, ditemani oleh Maisarah, budak Siti Khadijah. Pulang dari Syam, Nabi
Muhammad memperoleh keuntungan amat besar, yang belum pernah dicapai oleh para pedagang
lain.
 Pernikahan dengan Khadijah

Pernikahan dengan Khadijah

Siti Khadijah amat kagum terhadap pemuda bernama Muhammad. Lebih-lebih ketika ia
mendengar sendiri dari Maisarah, bagaimana agungnya perangai Nabi Muhammad selama di
perjalanan maupun ketika berdagang. Maka berubahlah rasakagum itu menjadi rasa cinta. Maka
dinyatakanlah oleh Khadijah keinginannya untuk meminta Nabi Muhammad menjadi suami
baginya. Sedangkan khodjah saat itu berumur 40 tahun. Saat keinginan Khodijah disampaikan
kepadanya, beliau mengatakan tidak memiliki apa-apa untuk perkawinan. Maysarah mengatakan
bahwa Khodijah memintanya untuk menjadi suaminya. Maka akhirnya menikahlah beliau
dengan Khodijah dengan selisih umur yang cukup jauh (28 SH/ 595 M). Perkawinan beliau
dengan Khodijah membuahkan anak-anak: Qosim, Ruqayyah, ummi Kultsum dan Fatimah, yang
kesemuanya wafat kecuali hanya satu saja yang hidup, yakni Fatimah.

Baca Juga Biografi: Kisah Nabi Idris AS, Sebuah Nasihat yang Menggugah
 Cerita Batu Hajar Aswad dan Gelar Al’amin

Cerita Batu Hajar Aswad dan Gelar Al’amin

Cerita Batu Hajar Aswad dan Gelar Al’amin – Ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun, di
Makkah terjadi bencana banjir sehingga merusakkan sebagian dinding Ka’bah. Setelah usai
bencana, kaum Quraisy beramai-ramai memperbaiki dinding Ka’bah yang runtuh itu. Pada saat
pekerjaan telah selesai, tinggal Hajar al-Aswad (batu hitam) yang mesti dikembalikan di
tempatnya semula, terjadilah perselisihan di antara mereka. Masing-masing suku ingin
memperoleh kehormatan dengan meletakkan Hajar al-Aswad itu di tempatnya. Hampir saja
terjadi pertumpahan darah di antara merreka. Tetapi, tiba-tiba salah seorang berkata: “Wahai
kaumku, janganlah kalian saling bermusuhan karena ini. Sebaiknya kita tunggu saja esok pagi,
siapa yang pertama kali datang ke pintu Masjid ini, dialah yang berhak mengambil keputusan.”

Pagi-pagi keesokan harinya, kaum Quraisy mendapati bahwa orang yang pertama kali masuk ke
pintu Masjid adalah Nabi Muhammad s.a.w. Maka bersoraklah mereka menyambutnya, karena
mereka yakin akan kejujuran pemuda Muhammad. Jadilah Nabi Muhammad s.a.w. sebagai
hakim yang memutuskan perkara Hajar al-Aswad itu.

Nabi Muhammad s.a.w. kemudian menggelarkan kain surbannya di atas tanah dan meletakkan
Hajar al-Aswad di atasnya. Lalu, kepada masing-maing kepala suku, beliau memerintahkan
untuk memegang tiap-tiap ujung kain itu dan mengangkatnya. Sampai diatas, beliau lalu
mengangkat batu suci dengan tangannya sendiri, dan meletakkannya di tempatnya semula.
Dengan cara itu, seluruh kaum Quraisy merasa puas, dan berseru: “Kami rela atas keputusan
yang dibuat oleh orang yang dipercaya ini!”

Sejak itu, Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelar “Al-Amin”, artinya “Yang Dipercaya”.

 Menerima Wahyu Pertama

Menerima Wahyu Pertama

Saat usia beliau menginjak 35 tahun, Muhammad sering mengasingkan diri keluar kota Mekkah
agar lebih tenang dan dapat berfikir jernih. Sebagai seorang yang sangat peduli dengan
lingkungannya dan bangsanya, Muhammad ingin melakukan sesuatu agar kerusakan moral yang
terjadi di kalangan masyarakat Arab tak terus berlanjut. Namun beliau sendiri bingung harus
memulai dari mana. Tempat yang beliau pilih untuk merenung dan berfikir adalah Gua Hira’.

Akhirnya pada saat usia Muhammad 40 tahun disuatu malam saat beliau sedang khusyuk berdoa
pada sang Khalik, muncullah cahaya putih yang tak lain adalah malaikat Jibril dan berkata
“Iqra’” yang berarti “Bacalah” dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Memang Nabi
Muhammad adalah seorang yang Umi atau buta huruf. Karena saat itu sangat jarang sekali orang
yangbisa membaca dan menulis jika bukan seorang yang khusus mempelajari syair dan sastra.
Orang yang tidak bergulat dibidang syair jarang yang bisa membaca dan menulis.

Lalu Jibril mengatakan lagi “Iqra’” dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Kemudian
Jibril mendekat dan merangkul Muhammad yang saat itu sedang ketakutan karena didatangi
orang asing dan berkata padanya untuk yang ketiga kalinya “Iqra’ bismirabbikalladzii Khalaq…”
Itu adalah surat AL-‘Alaq ayat 1-5 yaitu wahyu yang pertama kali turun pada Muhammad dan
resmilah saat itu yaitu malam 17 Ramadhan Muhammad diangkat oleh Alloh menjadi Rasulnya.

Berikut ini adalah bunyi wahyu pertama “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha
Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq 96: 1-5)

Nabi Muhammad sangat gugup menerima wahyu itu, dan berulang-ulang malaikat Jibril
memerintahkan kepadanya untuk membaca. Sampai akhirnya dieja bacaannya satu demi satu,
hingga sempurna bacaan itu. Kemudian nabi Muhammad pulang ke rumahnya. Khodijah amat
terkejut melihat suaminya menggigil dan badannya basah oleh peluh keringatnya. Beliau minta
Khodijah menyelimutinya. Dan tiba-tiba Malaikat Jibril kembali datang kepadanya. Dalam
keadaan berselimut itu datanglah malikat Jibril menyampaikan wahyu kedua yang artinya:

“ hai orang yang berselimut! Bangunlah dan beri peringatan! Besarkanlah Nama Tuhanmu,
bersihkanlah pakaianmu dan jauhilah perbuatan Maksiat, janganlah kamu member karena ingin
memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah
Tuhanmu.” (Al- Muddatstsir: 1-7)

Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa Muhammad diperintahkan menyampaikan Risalah-Nya.


Yaitu menyembah Allah Yang Maha Esa.

 Proses Dakwah Nabi Muhammad SAW

Proses Dakwah Nabi Muhammad SAW

Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah terbagi kedalam 2 fase, fase yang pertama adalah
dakwah secara sembunyi-sembunyi, dimana Rasulullah berdakwah melalui keluarga dan kerabat
terdekat mendapat ajaran dan gemblengan keimanan dari Rasulullah di rumah Arqam bin Abil
Arqam. Pada fase ini agama Islam perlahan-lahan mulai berkembang.

Pada fase yang kedua, yaitu fase secara terang-terangan, Rasulullah mulai mensyi’arkan Islam
lebih luas, akibatnya banyak ancaman-ancaman serta intimidasi yang dialami oleh kaum
musilimin pada saat itu. Beberapa pengikut beliau Yang mendapat siksaan dari orang kafir antara
lain: Bilal bin Rabah, yaitu seorang budak milik Ummayyah half. Bilal ditelentangkan d i atas
terik matahari padang pasir, ditubuhnva ditindihkan batu besar. la dipaksa supaya meninggalkan
Islam namun is tetap teguh dan imannya bertambah tebal. Bilal akhimya dibebaskan oleh Abu
Bakar yang membelinya dari Umayyah bin Khalf.

Baca Juga Biografi: Kisah Nabi Adam A.S, Cerita Penciptaan Manusia pertama

 Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW – Selama menyebarkan Islam, Nabi Muhammad selalu
dimusuhi oleh kafir Quraisy. Namun begitu para kafir Quraisy tak berani terlalu jauh dalam
memusuhinya karena Nabi Muhammad mendapat perlindungan dari pamannya yaitu Abu Thalib
seorang pemimpin Quraisy yang sangat disegani. Walau Abu Thalib belum mengucap dua
kalimat syahadat namun beliau sangat mendukung dakwah Nabi dan selalu melindunginya dari
orang kafir lainnya yang mau menyakiti Nabi. Namun saat Abu Thalib wafat, dan pemimpin
Quraisy dari bani Hasyim beralih ke yang lain, saat itu juga perlindungan terhadap Muhammad
dicabut dan semakin menjadi-jadilah orang kafir memusuhi Muhammad dan orang Islam
lainnya.

 Satu lagi pelindung Muhammad dalam berdakwah adalah Khadijah, istri Nabi sendiri. Sudah
disebutkan diatas bahwa Khadijah bukanlah wanita sembarangan, beliau adalah wanita yang
terhormat, kaya-raya dan memiliki pengaruh di kalangan orang Makkah. Dengan harta dan
kedudukannya sebagai bangsawan tersebut Khadijah selalu membela Nabi dari kejahatan para
kafir Quraisy yang ingin menyakiti dan membunuh Nabi. Namun saat Khadijah wafat bertambah
sedihlah hati Nabi, sudah tak ada lagi orang-orang dekat yang selalu melindungi dan
mendukungnya.
Tahun dimana Khadijah dan Abu Thalib wafat yang berada di tahun yang sama membuat Nabi
merasa sedih begitu mendalam, tahun ini disebut tahun kesediahan atau Amul Husna. Allah
SWT mengerti kesedihan yang dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW, lalu pada suatu malam,
tanggal 27 Rajab setahun sebelum Nabi Hijrah ke Madinah, Nabi didatangi malaikat Jibril.
Malaikat Jibril kemudian mengajak Nabi menaiki Buroq. Nabi kemudian diterbangkan menuju
Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Palestina (Isra’) lalu naik ke Sidratul Muntaha atau langit ke
tujuh (Mi’raj). Di sana Nabi menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Alloh.

Dalam perjalanan spiritual ini Nabi benar-benar merasa di cash kembali oleh Allah setelah
kesedihan yang dialaminya dan semakin bersemangat dalam berdakwah. Dalam perjalanan itu
Nabi juga bertemu dengan Rasul-Rasul terdahulu serta diperlihatkan Surga dan Neraka. Setelah
pulang dari perjalanan, Nabi pun menceritakan pada sahabatnya, awalnya banyak yang heran
namun karena Nabi terkenal tak pernah berbohong maka sahabat langsung mempercayainya dan
semakin bertambah keimanannya. Sahabat yang pertama kali mempercayai Isra’ Mi’raj adalah
Abu Bakar dan dari sinilah beliau diberi gelar As Sidiq yang artinya “yang mempercayai”.

 Hijrah Ke Madinah

Hijrah Ke Madinah

Mekkah dianggap sudah tidak aman lagi bagi Rasulullah dan pengikutnya, sementara di satu sisi
orang-orang Madinah atau Madinah setiap hari semakin banyak yang masuk islam dan
merindukan beliau hadir di tengah-tengah mereka.Maka Rasulullah memerintahkan para
pengikutnya untuk hijrah ke Madinah. Berangkatlah para pengikut Nabi, secara diam-diam ke
madinah, mereka ikhlas meninggalkan harta benda  dan rumah-rumah mereka demi memenuhi
perintah Rasul. Sedang Rasulullah dan Abu Bakar akan menyusul di belakang hari.

Kabar tentang hijrah itu segera tercium oleh kaum kafir Qurais mereka sepakat untuk membunuh
Rasulullah. Namun rencana mereka gagal. Allah melindungi Rasul-Nya. Setelah melalui
berbagai rintangan sampailah Rasulullah di desa Quba yaitu sebuah tempat jaraknya 10
Kilometer dari Madinah. Di Quba beliau mendirikan masjid, maka hingga sekarang masjid
tersebut dinamakan Masjid Quba. Inilah masjid yang pertama kali di bangun umat Islam. Setelah
empat hari beristirahat di Quba beliau meneruskan perjalanannya ke Madinah. Di sana beliau
disambut dengan hangat oleh para pengikutnya yang telah lama merindukan kedatangannya.

 Kemenangan Umat Islam

Kemenangan Umat Islam

Ternyata dari Madinah Inilah Rasulullah dapat menyusun kekuatan dan membina masyarakat
Islam dengan sempunna. Madinah kemudian diubah namanya menjadi Madinatun Nabawi atau
kemudian disebut Madinah. Di Madinah ini beliau membentuk angkatan perang dan membina
strategi perang. Sejarah kemudian mencatat bahwa Muhamad strategi perang. hanya seorang
Nabi dan Rasul tapi juga seorang Kepala Negara. ahli tata masyarakat, Panglima Perang yang
tangguh dan seorang ayah yang pastas diteladani oleh putra-putrinya.

Sesudah terjadi Perang Badar, perang Uhud dan peperanglainnya. akhirya Mekkah pun jatuh
dalam kekuasaan beliau. Dengan  jatuhnya Mekkah, maka hampir dekatlah tugas kerasulan
beliau.
 Nabi Muhammad SAW Wafat

Makan Rasulullah Muhammad SAW

Setelah melaksanakan haji wada’, pada tanggal 12 Maulud hari Senin tahun 11 Hijriyah beliau
wafat meninggalkan umatnya. Dalam penanggalan Masehi bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632
dalam usia 63 tahun. Beliau dimakamkan di Madinah. Hingga sekarang makamnya selalu ramai
diziarahi umat Islam dari seluruh dunia ketika mereka melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Beliau meninggalkan wasiat yang berharga bagi seluruh pengikut beliau. Warisan beliau
bukanlah warisan berupa harta dan benda. Beliau hanya meninggalkan dua perkara yaitu Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Barang siapa umatnya yang tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan
Al-Hadits maka mereka tidak akan pernah tersesat selama-lamanya.

MasyaAllah, itulah cerita singkat tentang manusia yang paling mulia di muka bumi ini. Semoga
kita senantiasa dapat meneladani sifat-sifat dan teladan dari nabi Muhammad SAW. Yuk
sahabat, mari kita perbanyak bershalawat kepada beliau agar kita tergolong manusia yang diberi
syafaat oleh Nabi Muhammad SAW di yaumil akhir nanti. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai