Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN

KEPERAWATAN
INTRA OPERATIF
1.Aisyah Fadillah
2.Eka Nurul Alifah
3.Indra Wulan Ningrum
4.Sudandi
PENGERTIAN INTRA
OPERATIF
Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari tahapan keperawatan perioperatif.
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivtas yang dilakukan oleh
perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien
yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan
masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien. Tentunya pada saat dilakukan
pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis maupun psikologis pada diri
pasien.Secara umum anggota tim dalam prosedur pembedahan ada tigakelompok besar,
meliputi pertama, ahli anastesi dan perawat anastesi yang bertugas memberikan agen
analgetik dan membaringkan pasien dalam posisi yang tepat di mejaoperasi, kedua ahli
bedah dan asisten yang melakukan scrub dan pembedahan dan yang ketiga adalah
perawat intra operatif.
Peran dan Fungsi
Perawat Intra Operatif

Selain sebagai kepala advokat pasien dalam kamar operasi yang


menjamin kelancaran jalannya operasi dan menjamin keselamatan pasien
selama tindakan pembedahan. Secara umum fungsi perawat di dalam
kamar operasi seringkali dijelaskan dalam hubungan aktivitas-aktivitas
sirkulasi dan scrub (instrumentator). Deskripsi peran dan tanggung jawab
perawat pada fase introperatif:
a) Perawat sirkulasi (circulation nurse)
b) Scrub nurse (instrumentator)
c) Perawat anestesi
d) Aktivitas umum keperawatan pada fase inta operatif
a. Safety Menagement
Tindakan ini merupakan suatu bentuk jaminan keamanan bagi pasien selama
prosedur pembedahan. Tindakan yang dilakukan untuk jaminan keamanan
diantaranya adalah :
·Pengaturan posisi pasien
Pengaturan posisi pasien bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada klien dan
memudahkan pembedahan. Perawat perioperatif mengerti bahwa berbagai posisi
operasi berkaitan dengan perubahan-perubahan fisiologis yang timbul bila pasien
ditempatkan pada posisi tertentu. Faktor penting yang harus diperhatikan ketika
mengatur posisi di ruang operasi adalah:
oDaerah operasi
oUsia
oBerat badan pasien
oTipe anastesi
oNyeri : normalnya nyeri dialami oleh pasien yang mengalami gangguan
pergerakan, seperti artritis.
Hal-hal yang dilakukan oleh perawat terkait dengan
pengaturan
posisi pasien meliputi :
a. Kesejajaran fungsional
b. Pemajanan area pembedahan
c. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi

b. Monitoring fisiologis
Pemantauan fisiologis yang
dilakukan meliputi :

1. Melakukan balance cairan

2. Memantau kondisi
cardiopulmonal

Pemantauan terhadap
3. perubahan vital sign
c. Monitoring dan dukungan psikologis.
Dukungan Psikologis (sebelum induksi dan bila pasien sadar).
Dukungan psikologis yang dilakukan antara lain :
o Memberikan dukungan emosional pada pasien
o Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur
induksi
o Mengkaji status emosional klien
o Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan
(jika ada perubahan)
d. Pengaturan dan Koordinasi Nursing Care.
Tindakan yang dilakukan antara lain :
o Memanage keamanan fisik pasien
o Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis
TIM OPERASi
Anggota tim operasi secara umum dibagi dalam dua kelompok besar,
yaitu anggota tim steril dan anggota tim non steril. Berikut adalah bagan
anggota tim operasi.
a. Steril :
oAhli bedah
oAsisten bedah
oPerawat Instrumentator (Scub nurse)
a.Non Steril :
oAhli anastesi
oPerawat anastesi
oCirculating nurse
oTeknisi (operator alat, ahli patologi dll.)
Pembagian tugas Surgical Team:
a. Perawat steril bertugas :
oMempersiapkan pengadaan alat dan bahan yang diperlukan untuk operasi
oMembatu ahli bedah dan asisten saat prosedur bedah berlangsung
oMembantu persiapan pelaksanaan alat yang dibutuhkan seperti jatrum,
pisau bedah, kassa dan instrumen yang dibutuhkan untuk operasi.
b. Perawat sirkuler bertugas :
oMengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
aktivitas keperawatan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien.
oMempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman
oMenyiapkan bantuan kepada tiap anggota tim menurut kebutuhan.
oMemelihara komunikasi antar anggota tim di ruang operasi.
oMembantu mengatasi masalah yang terjadi
Perlengkapan Ruangan Kamar
Operasi
1.Perlengkapan Ruangan Kamar Operasi
oPenerangan yang cukup, dilengkapi dengan lampu cadangan yang
dapat segera menyala apabila aliran listrik terhenti.
oSuhu 20-28º C, kelembapa > 50%
oTitik keluar listrik (electric outlet) yang dikebumikan (grounded)
oTempat cuci tangan dan kelengkapannya
oJam dinding
oKereta pasien (brankard) yang dilengkapi dengan pagar disisi kanan
kirinya, atau dengan sabuk pengaman, kedudukan kepala dapat
diubah menjadi datar atau diatas.
Perlengkapan Peralatan
Anestesiologi dan Reanimasi

oSumber oksigen berupa tabung/silinder atau titik oksigen sentral yang dilengkapi dengan
katup penurunan tekanan (regulator) dan flow meter.
oAlat pelembab/humidifikasi oksigen, pipa karet/plastik yang dilengkapi dengan kanula
nasal dan sungkup muka.
oAlat penghisap lendir portable atau titik hisap sentral, pipa karet penghubung, botol
penampung dan kateter hisap.
oAlat resusitasi terdiri dari kantong sungkup muka (misalnya ambu bag/ air viva, laerdal),
laryngoskop dengan daun (blade) berbagai ukuran, pipa jalan napas oro/ nasopharinx
dan pipa trakheal berbagai ukuran, cunam magiil, pembuka mulut (fergusson mouth gag),
penghubung pipa (tube connector) dan stilet
oStetoskop, tensimeter dan thermometer.
oAlat-alat monitoring hendaknya dapat memperlihatkanwave form dan angka dari
elektrokardiogram (EKG), tekanan darah, nadi dan saturasi (SpO₂).
Lanjutan...
Pada keadaan tertentu juga diperlukan pemantauan tekanan arteri,
tekanan jantung dan tekanan intra kranial cara invasive, takanan
CO₂ekspirasi dan lain-lain.
oAlat infus terdiri dari set infuss, kateter vena, jarum suntikberbagai
ukuran, kapas, anti septic, plester, pembalut dan gunting.
oDefibrilator
oKereta dorong (trolley/crash cart) yang memuat alat-alat sesuai.
oAlat komunikasi (interkom)

l
Komplikasi Intra Operatif

Komplikasi selama operasi bisa muncul


sewaktu-waktu selama tindakan
pembedahan. Komplikasi yang sering muncul
adalah :
a) Hipotensi
b) Hipotermi
c) hipertermi malignan

Definisi
Tonsilitis
Tonsilitis adalah pendangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri
atau kuman streptococcus beta hemolitikus grup A, streptococcus vindans
dan pyogenes dan dapat disebabkan oleh virus. Faldor predisposisi
adanya rangsangan kronik (misalnya karena merokok atau makanan),
pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat tidak
higienis, mulut yang tidak bersih.. Tonsilitis akut adalah peradangan pada
tonsil yang masih bersifat ringan.
BAGIAN 3:
GAYA CHICAGO
Dikenal juga dengan gaya Turabian, gaya Chicago adalah gaya dokumentasi yang biasanya
digunakan sejarawan, namun juga umum digunakan di bidang bisnis, seni, dan humaniora.

Untuk soal 7-10, kutiplah publikasi menggunakan gaya Chicago.


Anda boleh melihat catatan dan berdiskusi dengan rekan.


Etiologi
Penyebab tonsilitis bermacam-macam, diantaranya adalah
yang tersebut dibawah yaitu:
a. Streptokokus Beta Hemolitikus
b. Streptokokus Viridans
c. Streptokokus Piogenes
d. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan
ludah (droplet infections).

Proses Patologi
Tonsilitis
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian
atas, akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui
sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil
menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil
membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara
Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring
serta ditemukannya eksudat berwarna putih kenbu pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau
mulut serta otalgia.
Pemeriksaan Penunjang Tonsilitis
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
untuk memperkuat diagnosa tonlitis akut adalah
pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemogoblin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur
bakteri dan tes sensifitas obat.

Komplikasi Tonsilitis
1. Tonsilitis Akut
2. Tonsilitis Kronik
Penatalaksanaan
1. Tonsilitis Akut
Antibiosk golongan penisilin atau sulfonamida selama 5 hari antipiretik, dan obat
kumur atau obat isap dengan desinfektan. Bila alergi pada penisilin dapat
diberikan eritromisin atau klindamisin.
2. Tonsilitis Kronik
a.Terapi lokal untuk higiene mulut dengan obat kumur atau obat isap.
b. Tradikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi
konservatif tidak berhasil.

Anda mungkin juga menyukai