Anda di halaman 1dari 35

Laporan PkM-BR 2021

PENDAMPINGAN
PROSES PEMBELAJARAN KEAGAMAAN TENTANG HAID
BAGI SISWI SEKOLAH DASAR DI TPQ HIDAYATUL IHSAN
DESA TUTUL KECAMATAN BALUNG

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Lailatul Hamidah Al Maqqi

INSTITUT AGAMA ISLAM


AL-FALAH AS-SUNNIYYAH JEMBER
2021

1
Laporan PkM-BR 2021

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BERBASIS RISET

PENDAMPINGAN PROSES PEMBELAJARAN KEAGAMAAN TENTANG


HAID BAGI SISWI SEKOLAH DASAR DI TPQ HIDAYATUL IHSAN DESA
TUTUL KECAMATAN BALUNG

Oleh:

LAILATUL HAMIDAH AL MAQQI


Nim/Nimko: 201844012512/2018.4.044.0101.1.002506

Disahkan pada:

Hari :....
Tanggal :....

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Kepala TPQ Hidayatul Ihsan

Dr. Anawan, M. S. I. H. Imam Muhtadi


Nidn. 2025068302

Menyetujui,
Kepala LP2M INAIFAS Kencong

Akhmad Rudi Masrukhin, M. Pd.


Nidn. 2025108102
KATA PENGANTAR
2
Laporan PkM-BR 2021

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Penulis juga mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun sehat akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan laporan ini,
kareana tanpa petolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya
di akhirat nanti.

Alhamdulillah pelaksanaan Pendampingan Proses Pembelajaran Keagamaan


Tentang Haid Bagi Siswi Sekolah Dasar yang dilaksanakan Di TPQ Hidayatul Ihsan
Desa Tutul Kecamatan Balung yang dilaksanakan selama 40 hari berjalan dengan baik.
Yang mana pendampingan ini bertujuan untuk mengedukasi siswi-siswi sekolah dasar
untuk memahami dan mengerti akan pentingnya ilmu haid bagi perempuan dan hukum
belajar tentang ilmu haid bagi perempuan.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Dan apabila di kemudian hari
terdapat ada kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kami, Bapak Dr. Asnawan, M. S. I. yang telah
membimbing dan mendampingi kami selama proses pelaksanaan PkM-BR ini.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Aamiin. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jember, 21 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI
3
Laporan PkM-BR 2021

COVER.....................................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN LP2M......................................................................

PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................

A. Materi Haid Bagi Siswi Sekolah Dasar...............................................


B. Tujuan....................................................................................................
C. Alasan.....................................................................................................
D. Kondisi Subyek Dampingan.................................................................
E. Output yang diharapkan......................................................................

BAB II METODE PENDAMPINGAN............................................................

A. Strategi yang digunakan.......................................................................


B. Langkah-langkah dalam pendampingan............................................
C. Pemilihan subyek dampingan..............................................................

BAB III HASIL DAMPAK PERUBAHAN.......................................................

A. Dampak perubahan...............................................................................
B. Diskusi keilmuan...................................................................................

BAB IV PENUTUP..............................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................

REFERENSI.............................................................................................................

LAMPIRAN

BAB I

4
Laporan PkM-BR 2021

PENDAHULUAN

A. Materi Haid Bagi Siswi Sekolah Dasar


Anak usia sekolah dasar merupakan masa perkembangan anak yang luar
biasa. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk
mengoptimalkan segala aspek perkembangan, termasuk perkembangan dalam
pengetahuan, terutama pengetahuan tentang keagamaan. Seperti yang ditetapkan
dalam Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, BAB I pasal 1 menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”1
Dalam pandangan Islam, perempuan bagaikan permata yang dilindungi dan
disimpan, karena Islam menjamin syariat dan amal Islam yang sesuai dengan
sifat kewanitaannya, selama tidak menyalahi nash Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
serta tuntunan syariat. Sebagaimana laki-laki, perempuan juga mempunyai
kewajiban yang sama dalam hal beribadah. Akan tetapi, Islam membuat beberapa
ketentuan hukum bagi perempuan yang tentu saja disesuaikan dengan kapasitas
fisik dan biologisnya, seperti haid, hamil dan melahirkan, dimana laki-laki tidak
mengalami hal tersebut. Oleh karena itu perempuan yang sedang dalam keadaan
tersebut diberikan keringanan (rukhshah) untuk tidak mengerjakan ibadah ketika
dalam keadaan tersebut.
Haid merupakan suatu hal yang telah ditetapkan oleh Allah bagi seluruh
perempuan. Setiap perempuan yang menginjak masa remaja atau ‘aqil baligh akan
mengalami yang namanya haid/menstruasi. Para ulama sepakat bahwa umur
minimal seorang wanita ketika mengeluarkan darah haid adalah 9 tahun.
Sedikitnya atau sekurang-kurangnya umur perempuan yang baru haid adalah 9
tahun dan tidak ada batasan bagi banyaknya. Dan kenyataanya anak-anak Sekolah
Dasar sekarang sudah banyak yang mengalami haid rata-rata pada usia 10 sampai
15 tahun atau pada kelas IV (empat) sampai kelas VI (enam).
B. Tujuan

1
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-20-2003-sistem-pendidikan-nasional.
5
Laporan PkM-BR 2021

Perkembangan anak pada usia ‘aqil baligh yang merupakan periode sensitif
dan memiliki pegaruh yang besar terhadap psikologis anak, termasuk dalam hal
pembentukan kepribadian anak. Yang mana kepribadian manusia sangat
bermacam-macam sekali, mungkin sama banyaknya dengan banyaknya orang,
sehingga segolongan ahli berusaha menggolong-golongkan manusia itu ke
dalam tipe-tipe tertentu. 2
Anak laki-laki dan perempuan akan mengalami tanda yang berbeda. Bagi
beberapa anak perempuan yang baru memasuki usia ‘aqil baligh dan mengalami
haid adakalanya sulit untuk menerima dan merasakan perubahan yang terjadi
padanya sehingga terkadang banyak menimbulkan persoalan dan beberapa lagi
ada yang biasa saja, bahkan cenderung tidak peduli.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari pendampingan ini dimaksudkan,
kiranya penting bagi orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya untuk
memberikan pengarahan dan perhatian kepada anak-anak baik usia pra ‘aqil
baligh ataupun yang sudah memasuki usia ‘aqil baligh, sehingga dapat
meyakinkan anak-anak bahwa hal yang dialami saat itu adalah hal yang wajar,
serta dapat memberikan pengarahan mengenai hukum-hukum bagi perempuan
yang sedang haid sejak dini. Hal tersebut penting karena menyangkut tanggung
jawab mereka dalam ibadah sehari-hari dan tanggung jawab anak kepada diri
sendiri dan kepada Allah SWT. Jadi wajib hukumnya bagi perempuan untuk
memahami dan melaksanakan petunjuk mengenai pelaksanaan haid dengan baik
dan benar sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.
Tetapi kenyataan dimasyarakat menunjukkan bahwa masih banyak
perempuan yang belum mengetahui dan belum paham tentang hukum darah yang
keluar dari farji-nya. Hukum haid memanglah sangat rumit dan membingungkan,
karena tidak samanya darah yang keluar dari kaum hawa.
Berdasarkan dari latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan itulah,
kami tertarik untuk mengambil tema Pendampingan Proses Pembelajaran
Keagamaan tentang Haid Bagi Siswi Sekolah Dasar di TPQ Hidayatul Ihsan Desa
Tutul Kecamatan Balung.

C. Alasan

2
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Hal.77.
6
Laporan PkM-BR 2021

Di TPQ Hidayatul Ihsan Desa Tutul Kecamatan Balung memiliki beberapa


mata pelajaran yang di ajarkan kepada anak-anak, diantaranya ada pelajaran
tajwid, fiqih, al Qur’an dan ilmu haid. Dari beberapa mata pelajaran tersebut, mata
pelajaran ilmu haid merupakan cabang dari mata pelajaran fiqih.
Setelah kami melakukan interview dengan kepala TPQ dan para Ustadz dan
Ustadzah, kenapa mata pelajaran ilmu haid dipisah dari ranah fiqih? Mereka
menjawab bahwa masyarakat sekarang, terutama para orang tua jarang yang
peduli dengan pendidikan agama anak-anaknya, terutama masalah haid bagi anak-
anak perempuan, mereka cenderung melakukan dengan seenaknya sendiri,
terkadang ada yang sudah haid, tapi masih tidak bisa niat bersucinya. Dan ada
yang sudah suci dari haid tapi masih enak-enak tidak melaksanakan kewajiban
yang harus dilakukan, seperti sholat, puasa, dan lain-lain.
Jawaban beliau-beliau itulah yang membuat kami tertarik untuk melakukan
pendampingan di mata pelajaran ilmu haid ini. Dan Berdasarkan hal itulah, kami
memilih Pendampingan Proses Pembelajaran Keagamaan tentang Haid Bagi Siswi
Sekolah Dasar di TPQ Hidayatul Ihsan Desa Tutul Kecamatan Balung.

D. Kondisi Subyek Dampingan


TPQ Hidayatul Ihsan yang terletak di Desa Tutul Kecamatan Balung
memiliki kurang lebih 200 santri, 60% dari santri tersebut berjenis kelamin
perempuan. Santri di TPQ Hidayatul Ihsan dikelompokkan menjadi dua, yang
pertama golongan anak-anak di usia 14 sampai 20 tahun. Anak-anak ini diberikan
jadwal pembelajaran mulai dari jam 17.00 WIB sampai 19.30 WIB. Yang kedua
golongan anak-anak di usia 3 sampai 13 tahun, anak-anak ini di tingkat sekolah
formal mulai pra sampai sekolah dasar kelas VI.
Digolongan kedua inilah kami melakukan pendampingan pembelajaran ilmu
haid bagi anak-anak, yang diikuti oleh anak-anak perempuan mulai dari kelas 3
SD sampai kelas VI SD. Kondisi mereka ketika proses pembelajaran cukup
bersemangat dan antusias, karena memang pembelajaran yang mereka terima
tentang ilmu haid selama ini hanya sebatas global saja, baik itu di sekolah dasar
(SD) maupun madrasah ibtidaiyah (MI), tidak mendetail seperti yang ada di
pondok pesantren.

E. Output yang diharapkan


7
Laporan PkM-BR 2021

Haid/menstruasi yang merupakan suatu hal yang telah ditetapkan oleh


Allah bagi seluruh perempuan. Yang menurut Para ulama bahwa umur minimal
seorang wanita ketika mengeluarkan darah haid adalah 9 tahun. Sedikitnya atau
sekurang-kurangnya umur perempuan yang baru haid adalah 9 tahun dan tidak
ada batasan bagi banyaknya. Orang perempuan jaman dulu biasa mengalami awal
haid pada usia 15 tahun, Pada kenyataanya sekarang anak-anak Sekolah Dasar
sudah banyak yang mengalami haid rata-rata pada usia 10 sampai 15 tahun atau
pada kelas IV (empat) sampai kelas VI (enam).
Karena itulah penting adanya pendidikan tentang haid sejak dini bagi
anak-anak perempuan. Dengan harapan anak-anak lebih mengetahui dan
mengerti tentang ilmu haid dan mau menjalankan aturan yang sesuai syariat
islam. Terutama anak-anak yang ada di TPQ Hidayatul Ihsan ini, khususnya
anak-anak perempuannya.

8
Laporan PkM-BR 2021

BAB II

METODE PENDAMPINGAN

A. Strategi yang digunakan


Pendampingan pembelajaran yang kami lakukan di TPQ Hidayatul Ihsan,
bertujuan untuk Mengedukasi siswi sekolah dasar supaya lebih mengetahui
tentang dasar ilmu haid, dan juga supaya mengetahui ketika haid sudah selesai
tahu kapan waktu suci dan mengetahui bahwa sudah waktunya suci, serta melatih
mereka ketika sudah masuk masa haid supaya menjalankan aturan sesuai syariat
islam dan Membiasakan menjalankan aturan sesuai syariat islam.
Dalam pendampingan pengabdian ini, metode yang kami lakukan adalah
seringnya pemberian soal kasus yang kemudian dipadukan dengan metode atau
strategi reading guide, baik dengan tutor sebaya maupun oleh guru pengampu
mata pelajaran ini. Dengan inovasi metode/strategi baru yang belum pernah
mereka tahu sebelumnya, mereka menjadi semangat dalam belajar.
Dari hasil program yang telah kami lakukan, terkait dengan Pendampingan
Proses Pembelajaran Keagamaan tentang Haid Bagi Siswi SD, di TPQ Hidayatul
Ihsan desa Tutul Kecamatan Balung, menunjukkan bahwa Materi haid dasar bagi
anak-anak perempuan sangat penting, karena dengan begitu mereka menjadi tahu
tentang asal-usul haid, hikmah haid bagi perempuan yang sedang haid, macam-
macam warna dan sifat darah haid, waktu haid dan waktu suci bagi perempuan,
mandi bagi orang yang berhadast besar dan tata cara serta kesunahan di saat
mandi besar haid.

B. Langkah-langkah dalam pendampingan


Dalam SPendampingan Proses Pembelajaran Keagamaan tentang Haid Bagi
Siswi Sekolah Dasar di TPQ Hidayatul Ihsan Desa Tutul Kecamatan Balung,
meliputi langkah langkah sebagai berikut:
1. Tahap Explorasi
Pada tahap ini problem yang kami temukan pada lingkungan
masyarakat khususnya di lembaga TPQ Hidayatul Ihsan desa Tutul
Kecamatan Balung yaitu banyaknya anak-anak perempuan kelas III sekolah
dasar sudah mengalami haid. Pada saat kami interview, kami tanya tentang
pengetahuan tentang haid, banyak dari mereka yang tidak mengatahui
tentang haid, yang mereka tahu hanya sekedar bahwa mereka mengeluarkan
9
Laporan PkM-BR 2021

darah dari farjinya dan untuk pengetahuan yang lain tentang haid mereka
tidak tahu sama sekali. Selain faktor tersebut orang tua mereka kurang
begitu menyadari tentang pentingnya pembelajaran haid sejak dini bagi
anak-anak perempuan. Selain itu pembelajaran tentang haid di sekolah dasar
formal sangatlah terbatas, dan hanya diberikan di kelas atas saja yakni di
kelas VI (enam).
Di lembaga TPQ Hidayatul Ihsan desa Tutul Kecamatan Balung,
membuat kelas dengan mata pelajaran haid bagi siswi sekolah dasar selain
dikarenakan problem yang ada, di lembaga ini memiliki tenaga pendidik
yang tercukupi dan mumpuni dalam ilmu haid, dan mendapat dukungan dari
para wali santri TPQ. Untuk lebih mengembangkan pelajaran haid bagi
siswi sekolah dasar, lembaga berupaya untuk membuat pembelajaran lebih
menarik bagi anak-anak.
Hambatan yang dihadapi oleh lembaga TPQ Hidayatul Ihsan desa
Tutul Kecamatan Balung dalam proses pembelajaran adalah pada saat-saat
tertentu anak-anak jarang datang atau berangkat mengaji ketika ada jadwal
pelajaran haid dikarenakan ada kepentingan lain yang tidak begitu
mendesak, dan beberapa wali murid kurang peduli pada pelajaran yang
anak-anak terima, sehingga ketika dirumah mereka tidak mengulang-ulang
atau membaca materi yang di terima dan mengakibatkan anak-anak mudah
melupakan materi tersebut.
2. Tahap Create and Action
Pendampingan Proses Pembelajaran Keagamaan tentang Haid Bagi
Siswi Sekolah Dasar di TPQ Hidayatul Ihsan Desa Tutul Kecamatan Balung
bertujuan untuk Mengedukasi siswi Sekolah Dasar supaya lebih mengetahui
tentang ilmu haid dan dasar ilmu haid, serta supaya mereka mengetahui
ketika haid sudah selesai, tahu kapan waktu untuk suci dan bagaimana cara
mengetahui bahwa sudah waktunya suci. Selain itu anak-anak yang sudah
masuk masa haid, supaya bisa menjalankan aturan sesuai syariat islam dan
Membiasakan menjalankan aturan sesuai syariat islam.
Dalam Pendampingan Proses Pembelajaran Keagamaan tentang Haid
Bagi Siswi Sekolah Dasar di TPQ Hidayatul Ihsan Desa Tutul Kecamatan
Balung ini sasaran yang kami targetkan adalah 60% santriwati yang ada,
dengan kapasitas 1 kelas dengan jumlah siswi sebanyak 30 santriwati.
Dalam pendampingan ini juga ikut terlibat guru pengampu yaitu Ustadzah
10
Laporan PkM-BR 2021

Zahro, dan juga dukungan dari kepala TPQ Hidayatul Ihsan yaitu H. Imam
Muhtadi, juga para Ustadz dan Ustadzah di lembaga TPQ Hidayatul Ihsan
desa Tutul Kecamatan Balung.
Proses pendampingan ini dengan estimasi waktu 30 hari dengan
tahapan; satu hari untuk permohonan izin kepada kepala TPQ Hidayatul
Ihsan, Satu hari untuk koordinasi dengan Ustadzah pengampu mata
pelajaran, 25 hari untuk pendampingan pembelajaran, dan Dua hari untuk
eavaluasi. Dengan penggunaan strategi pemberian soal kasus haid dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Tahap Evaluation
Pada tahap ini Pendampingan pembelajaran keagamaan pelajaran ilmu
haid bagi siswi Sekolah Dasar di TPQ Hidayatul Ihsan dengan tujuan
supaya siswi Sekolah Dasar lebih mengetahui tentang ilmu haid berjalan
dengan lancar, akan tetapi siswi Sekolah Dasar yang sudah mengalami masa
haid, ada beberapa yang tidak mengaplikasikannya/mempraktikkan ilmu
yang sudah di pelajarinya. Dan beberapa siswi lain masih kurang begitu
paham tentang perhitungan waktu haid dan masih membutuhkan penjelasan
yang berulang-ulang.
Capaian dalam pendampingan ini kami targetkan 60% santriwati TPQ
Hidayatul Ihsan dapat mengerti dan memahami tentang ilmu haid, akan
tetapi setelah proses pendampingan hanya sekitar 50% santriwati yang
benar-benar paham dan mengerti.
Pendampingan pembelajaran keagamaan tentang ilmu haid ini
berjalan sesuai dengan yang direncanakan, walaupun target yang
direncanakan adalah 60% santriwati dan yang memenuhi target adalah 50%.
Penggunaan strategi yang direncanakan dan di persiapkan sudah
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dengan estimasi waktu 30 hari.
4. Tahap Report and Dessimination
Pendampingan pembelajaran keagamaan pelajaran ilmu haid bagi
siswi Sekolah Dasar di TPQ Hidayatul Ihsan dengan tujuan supaya siswi
Sekolah Dasar lebih mengetahui tentang ilmu haid berjalan dengan lancar,
akan tetapi siswi Sekolah Dasar yang sudah mengalami masa haid, ada
beberapa yang tidak mengaplikasikannya/mempraktikkan ilmu yang sudah
di pelajarinya. Dan beberapa siswi lain masih kurang begitu paham tentang
perhitungan waktu haid. Sehingga Capaian ditargetkan 60% santriwati TPQ
11
Laporan PkM-BR 2021

Hidayatul Ihsan dapat mengerti dan memahami tentang ilmu haid, setelah
proses pendampingan hanya sekitar 50% santriwati yang benar-benar paham
dan mengerti.
Dalam pendampingan pembelajaran keagamaan ini di lakukan dalam
empat tahap, yakni permohonan izin kepada kepala TPQ, koordinasi dengan
ustadzah pengampu mata pelajaran, pendampingan pembelajaran, evaluasi.
Yang kesemuanya berjalan sesuai dengan yang direncanakan yakni dengan
estimasi waktu 30 hari. Penggunaan strategi yang direncanakan dan di
persiapkan, yakni strategi Reading Guide dan pemberian soal kasus sudah
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.

C. Pemilihan subyek dampingan


TPQ Hidayatul Ihsan terletak di Desa Tutul Kecamatan Balung, lebih
tepatnya lembaga ini terletak di sebelah barat kantor desa Tutul. Di lembaga ini
memiliki beberapa mata pelajaran yang di ajarkan kepada anak-anak, diantaranya
ada pelajaran tajwid, fiqih, al Qur’an dan ilmu haid. Dan dari beberapa mata
pelajaran tersebut, mata pelajaran ilmu haid merupakan cabang dari mata
pelajaran fiqih.
Pemilihan subyek dampingan kali ini berdasarkan hasil interview dengan
masyarakat sekitar tentang sesuatu atau hal yang menarik pada saat ini. Kemudian
dilajutkan interview dengan kepala TPQ dan para Ustadz/Ustadzah. Dari hasil
interview dijelaskan bahwa masyarakat sekarang, terutama para orang tua jarang
yang peduli dengan pendidikan agama anak-anaknya, terutama masalah haid bagi
anak-anak perempuan, mereka cenderung melakukan dengan seenaknya sendiri,
terkadang ada yang sudah haid, tapi masih tidak bisa niat bersucinya. Dan ada
yang sudah suci dari haid tapi masih enak-enak tidak melaksanakan kewajiban
yang harus dilakukan, seperti sholat, puasa, dan lain-lain.
Hal inilah yang membuat kami tertarik untuk melakukan pendampingan di
mata pelajaran ilmu haid ini. Dan Berdasarkan hal itulah, kami memilih
Pendampingan Proses Pembelajaran Keagamaan tentang Haid Bagi Siswi Sekolah
Dasar di TPQ Hidayatul Ihsan Desa Tutul Kecamatan Balung

12
Laporan PkM-BR 2021

BAB III

HASIL DAMPAK PERUBAHAN

A. Hasil dan Diskusi


Seperti yang kita ketahui, pendidikan merupakan hal yang sangat penting
yang harus diberikan kepada anak-anak. Seperti yang ditetapkan dalam Undang-
undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB I
pasal 1: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”3 Termasuk pemberian
pendidikan dasar tentang haid bagi anak-anak perempuan sejak dini.
Pembelajaran keagamaan pelajaran ilmu haid bagi siswi Sekolah Dasar di
TPQ Hidayatul Ihsan yang diikuti oleh 60% santriwati TPQ Hidayatul Ihsan
sesuai dengan yang sudah direncanakan. Dengan berbekal sumber tenaga pendidik
yang memadai dan dukungan kepala TPQ serta Ustadz/Ustadzah TPQ Hidayatul
Ihsan. Dengan hasil sekitar 50% santriwati saja yang benar-benar mengerti dan
memahami tentang ilmu dasar tentang haid yang diajarkan
Di dalam Al Qur’an surah At Tahrim ayat 6 dijelaskan bahwa pendidikan
anak merupakan kawajiban orang tua maka dengan dasar itulah kami melakukan
pendampingan pembelajaran tentang haid untuk siswi sekolah dasar di TPQ
Hidayatul Ihsan, karena dirasa sangat penting dan diperlukan bagi anak-anak
khususnya anak perempuan. Di tambah dengan latar belakang permasalahan bahwa
anak kurang memiliki pengetahuan dasar yang cukup mengenai haid/menstruasi,
dan kurangnya perhatian serta pengetahuan orang tua dalam memperhatikan
anak-anaknya.
Bila kita telaah secara mendalam, memang benar apabila tanggung jawab
pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak dapat dipikulkan kepada
orang lain. Kecuali apabila orang tua merasa tidak mampu melakukan sendiri,
maka bolehlah tanggung jawabnya diserahkan kepada orang lain. Misalnya dengan
cara disekolahkan, baik disekolah formal maupun sekolah non formal, seperti TPQ
atau Madrasah Diniyah.

3
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-20-2003-sistem-pendidikan-nasional
13
Laporan PkM-BR 2021

Haid adalah kodrat wanita yang tidak bisa dihindari dan sangat erat
kaitannya dengan aktifitas ibadahnya sehari-hari. Seperti yang dijelaskan dalam
hadits nabi yang artinya, “Ini (haidl) merupakan sesuatu yang telah ditakdirkan
Allah kepada cucu-cucu wanita Adam”4. Haid atau biasa disebut menstruasi, secara
harfiah mempunyai arti mengalir. Sedangkan menurut syara’ adalah darah yang
keluar melalui alat kelamin wanita yang sudah mencapai usia minimal 9 tahun
kurang 16 hari dan keluar secara alami bukan disebabkan melahirkan atau suatu
penyakit dalam rahim.
Waktu terjadinya haid atau waktu minimal haid adalah sehari semalam.
Umumnya haid terjadi selama 6-7 hari dan maksimal lama waktu haid adalah 15
hari 15 malam. Sementara itu, waktu minimal suci antara dua haid adalah 15 hari
15 malam. Selain itu, usia wanita yang haid minimal 9 tahun sampai ia
menopause (sekitar 50 tahun).
Jika ada seorang perempuan yang mengeluarkan darah dari kemaluannya
dalam waktu kurang dari 24 jam atau lebih dari 15 hari 15 malam, maka darah
yang keluar tidak bisa disebut darah haid. Begitu juga jika ada seorang wanita
yang suci dari haid belum mencapai 15 hari namun sudah mengeluarkan darah
kembali maka darah tersebut juga tidak bisa disebut darah haid. Darah yang
keluarnya kurang dari masa minimal haid atau lebih dari masa maksimal haid
disebut sebagai darah istihadhah.
Darah istihadah adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita di luar
kebiasaan haidnya atau di luar waktu haid, serta bukan disebabkan karena
melahirkan. Istihadhah terjadi dalam tiga kondisi, yaitu;
1. Darah keluar dalam waktu kurang dari 24 jam,
2. Darah keluar dalam waktu lebih dari 15 hari 15 malam,
3. Darah keluar sebelum 15 hari dari masa suci haid sebelumnya.
Warna darah haid bermacam-macam baik dari segi sifat ataupun bentuknya,
sesuai dengan jenis darahnya termasuk darah kuat (qowy) atau darah lemah
(do’if).
Adapun warna darah kuat adalah;
1. Merah kehitam-hitaman,
2. Kelabu (hitam keputih-putihan),
3. Merah kekuning-kuningan.

4
“Uyunul masail linnisa’” sumber rujukan permasalahan wanita. Lirboyo, kediri: Lajnah bahtsul masail. 2021
14
Laporan PkM-BR 2021

Adapun warna darah lemah adalah;

1. Kuning,
2. Keruh,
3. Cair.

Jika terdapat perempuan mengalami haid selama 20 hari atau lebih dan
keluranya terus menerus serta berupa darah kuat, maka haidnya dihukumi 15
hari dan sucinya juga 15 hari, jadi harus melaksanakan sholat selama selebihnya
15 hari itu. Tetapi jika keluar darah selama 20 hari atau lebih secara berselang-
selang, kadang- kadang darah kuat, kadang- kadang darah lemah maka dalam hal
ini hendaknya berhati- hati. Permasalahan ini ada 5 kemungkinan, yaitu:

1. Pertama, Mubtadiah mumayyizah (perempuan yang pertama kali mengalami


haid dan dapat membedakan warna haid).
Perempuan yang demikian harus dapat membedakan antara darah kuat dan
darah lemah selama mengeluarkan darah tersebut. Lalu menghitung berapa
hari darah kuatnya dan ini yang termasuk haid. Adapun darah lemah
dihukumi istihadhoh (dihukumi suci antara dua haid).
2. Kedua, Mubtadiah ghairu mumayyizah (perempuan yang pertama kali
mengalami haid dan tidak bisa membedakan warna darah haid).
Perempuan yang demikian ini karena dia tidak dapat membedakan antara
darah kuat dan darah lemah, juga tidak dapat menghitung lamanya masa haid
serta baru mengalami haid, maka dia cukup mengikuti lama masa haid yang
biasanya dialami ibu atau saudari-saudarinya, seberapa harinya.
3. Ketiga, Mu’tadah mumayyizah (perempuan yang sudah mengalami haid dan
dapat membedakan warna darah haid).
Perempuan yang demikian ini dihukumi seperti mubtadiah mumayyizah
diatas.
4. Keempat, Mu’tadah ghairu mumayyizah (perempuan yang sudah mengalami
haid tapi tidak dapat membedakan warna darah haid).
Perempuan yang demikian ini, jika masih ingat lama masanya haid yang
lalu, maka dia harus mengikutinya seperti yang lalu. Jika biasanya 15 hari,
haid yang sekarang juga dianggap 15 hari.
5. Kelima, Mutahayyirah (perempuan yang sama sekali bingung/tidak ingat).

15
Laporan PkM-BR 2021

Dia tidak ingat apakah pernah haid atau belum dan lupa hari apa haid
pertamanya serta tidak memperhatikan warna darah haidnya. Perempuan
yang demikian ini hukumnya disamakan dengan mubtadiah ghairu
mumayyizah, yaitu cukup mengikuti lama masa haid yang biasanya dialami
oleh ibu atau saudari-saudarinya, seberapa harinya. Jika tidak ada maka
cukup mengikuti kebiasaan haidnya perempuan di daerah itu.
Perempuan yang Sedang Haid dikatakan berhadas besar. Oleh karena itu, wanita
yang sedang haid dilarang untuk mengerjakan beberapa ibadah. Adapun yang
dilarang bagi perempuan yang sedang haid antar lain;
1. Shalat,
2. Puasa,
3. Thawaf (mengelilingi Ka’bah),
4. Menyentuh mushaf dan membaca al-Qur’an, dan
5. I’tikaf (berdiam diri) dimasjid.
Hadas adalah keadaan tidak suci pada pada diri seorang muslim yang
menyebabkan ia tidak boleh shalat, tawaf dan lain sebagainya. Haid termasuk
hadas besar. Jika hadas kecil dapat disucikan dengan cara berwudhu maka hadas
besar disucikan dengan cara mandi besar atau mandi wajib. Dikatakan mandi
wajib karena ia wajib dilaksanakan ketika seseorang hendak menunaikan shalat,
tawaf, menyentuh mushaf Al-Qur’an, dan lainnya. Hal ini berbeda dari mandi
mubah (mandi biasa) untuk membersihkan dan menyegarkan tubuh atau mandi
sunnah seperti ketika hendak berangkat shalat Jumat, shalat Idul Fitri, shalat Idul
Adha, memasuki kota Makkah, atau setelah sadar dari pingsan.
Adapun Cara bersuci dari hadas besar dapat dilaksanakan dengan mandi
wajib. Dalam melaksanakan mandi wajib untuk bersuci dari hadas besar tidak
bisa kita lakukan secara sembarangan. Mandi wajib mempunyai tata cara tertentu.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar mandi wajib menjadi sah.

Hal-hal yang harus kita perhatikan saat mandi wajib antara lain:

1. Melaksanakan rukun mandi wajib.


Rukun adalah sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan.
Rukun mandi wajib artinya, sesuatu yang harus dipenuhi agar mandi
wajibnya sah. Jadi apabila mandi wajib tidak memenuhi salah satu
rukunnya maka mandi wajibnya menjadi tidak sah. Rukun mandi wajib ada
2 yakni;
16
Laporan PkM-BR 2021

a. Niat,
Niat mandi wajib tidak harus diucapkan. Niat boleh dilakukan di dalam
hati, namun mengucapkan niat hukumnya sunnah. Oleh karena itu, akan
lebih baik jika niat mandi kita lafalkan. Niat mandi wajib dilaksanakan
pada awal mengguyurkan air ke badan. Jadi dalam mandi wajib, kita
dihitung mulai mandi wajib saat melaksanakan niat. Adapun anggota
badan yang sudah kita basahi sebelum niat, maka anggota badan tersebut
belum dianggap disucikan dengan mandi wajib. Mengingat niat
merupakan rukun mandi wajib, artinya jika kita mandi wajib namun lupa
tidak berniat maka mandi wajib kita tidak sah sehingga kita masih dalam
kondisi berhadas besar. Jika kita masih berhadas besar, tentunya kita
belum bisa melaksanakan shalat, membaca al- Qur’an dan sebagainya.
Oleh karena itu, jangan sampai kita lupa berniat ketika ingin mandi
wajib.
b. Meratakan air ke seluruh tubuh,
Rukun mandi wajib yang kedua adalah meratakan air ke seluruh tubuh.
Ini berarti apabila kita mandi wajib namun ada anggota badan yang
masih kering artinya mandi wajib kita belum bisa dikatakan sah. Oleh
karena itu, apabila kita melihat ada anggota badan kita yang masih
kering setelah mandi wajib, kita wajib membasuhnya. Air yang
digunakan untuk mandi wajib haruslah air yang suci dan menyucikan.
Oleh karena itu, tidak sah mandi menggunakan air yang najis atau air
yang telah bercampur dengan sesuatu yang dapat mengubah warna, rasa
atau baunya. Adapun yang perlu kita perhatikan ketika mandi wajib
adalah daerah-daerah yang agak tersembunyi yang biasanya tidak bisa
basah jika tidak kita perhatikan dengan seksama, Contohnya apabila kita
memakai cincin yang pas di jari kita sehingga ketika kita guyur, maka
bagian yang tertutup cincin tersebut tidak terkena air. Hal ini bisa
menyebabkan mandi kita tidak sah. Oleh karena itu, kita harus benar-
benar memastikan bahwa seluruh tubuh kita telah terkena air secara
merata. Daerah yang perlu kita perhatikan lagi adalah daerah lubang
hidung, belakang telinga, lipatan-lipatan pada tubuh, sela-sela jari dan
kaki, dan lain-lain.
2. Melakukan Sunnah Mandi Wajib

17
Laporan PkM-BR 2021

Sunnah adalah sesuatu yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala


namun bila tidak dikerjakan tidak berpengaruh pada keabsahannya.
Artinya mandi wajib kita sudah sah apabila memenuhi rukun-rukun mandi
wajib meskipun tidak melaksanakan sunnah-sunnahnya. Meskipun
demikian, alangkah baiknya jika kita dapat melaksanakan mandi wajib
dengan sempurna sunnah-sunnahnya karena hal tersebut lebih disukai oleh
Allah Swt.
Adapun sunnah mandi wajib antara lain:
a. Membaca basmalah bersamaan dengan niat mandi,
b. Membersihkan kedua telapak tangan sebelum memasukan ketempat air,
c. Menghilangkan kotoran yang ada pada badan,
d. Membersihkan kemaluan atau beristinja’,
e. Berwudlu dengan sempurna sebelum mandi,
f. Mencelupkan kedua tangan ke dalam air dan siramkan air ke akar-akar
rambut kepala,
g. Menyiram air ke kepala sebanyak tiga kali dan mengguyurkannya
keseluruh tubuh,
h. Mendahulukan anggota badan sebelah kanan,
i. Tidak meminta tolong kepada orang lain kecuali ada uzur,
j. Tidak berbicara kecuali ada kebutuhan.
Sebagai seorang Muslim yang sudah baligh, kita mempunyai kewajiban
shalat tepat pada waktunya. Apabila kita tidak shalat tepat waktu, maka kita akan
berdosa. Oleh sebab itu, hendaknya kita senantiasa berhati- hati agar waktu shalat
tidak terlewat. Salah satu cara untuk menjaga agar shalat tidak terlewat adalah
dengan bersegera mandi wajib setelah ihtilam ataupun setelah darah haid berhenti
keluar. Jika kita menunda-nunda mandi wajib sehingga ada shalat yang terlewat,
maka kita berdosa. Jika kita sudah terlanjur menunda-nunda waktu bersuci
sehingga waktu shalat terlewat, maka kita harus mengqadha shalat yang sudah
terlewat tadi dan banyak-banyak meminta ampun kepada Allah Swt.
Adapun Perbedaan Mandi Wajib, Mandi Biasa dan Mandi Sunnah, yaitu:
1. Mandi wajib adalah mandi yang kita laksanakan untuk menyucikan diri dari
hadas besar. Hukumnya wajib artinya jika tidak kita lakukan maka berdosa.
2. Mandi Sunnah banyak sekali contohnya, misalnya mandi Jum’at, mandi
sebelum shalat idul adha dan shalat idul fitri, mandi sunnah taubat, dan lain-
lain.
18
Laporan PkM-BR 2021

3. Mandi Biasa adalah mandi yang biasa kita laksanakan sehari dua kali.
Berikut akan diuraikan perbedaan ketiganya.
Mandi wajib mempunyai banyak hikmah. Hikmah mandi wajib antara lain:
1. Mendapatkan pahala dari Allah Swt.,
2. Menjaga Kebersihan Badan,
3. Menumbuhkan Rasa Semangat,
Karena Badan yang kotor cenderung membuat kita letih lesu, jadi dengan
mandi membuat badan terasa segar sehingga dapat menghilangkan rasa
lemah, letih dan lesu yang kita rasakan dan menumbuhkan rasa semangat,
4. Meningkatkan Kepercayaan Diri,
Dengan badan bersih, kita akan lebih percaya diri dalam melaksanakan
kegiatan kita sehari-hari,
5. Memberi rasa nyaman kepada orang lain,
Dengan badan yang bersih, orang akan senang berada di dekat kita.
Mengingat permasalahan haid selalu bersentuhan dengan rutinitas ibadah
setiap hari, maka seorang wanita dituntut untuk mengetahui hukum-hukum
permasalahan yang dialaminya, agar ibadah yang dilakukan sah dan benar menurut
syara’. Untuk mengetahui hukum permasalahan tersebut tidak ada jalan lain
kecuali belajar. Sedangkan ketentuan hukum mempelajarinya adalah sebagai
berikut:
1. Fardlu ‘ain bagi wanita yang baligh
Artinya wajib bagi setiap wanita yang sudah baligh untuk belajar dan
mengerti pemasalahan yang berhubungan dengan haid, nifas dan istihadloh.
Sebab mempelajari hal-hal yang menjadi syarat keabsahan dan batalnya
suatu ibadah adalah fardlu ‘ain. Sehingga setiap wanita wajib keluar dari
rumah untuk mempelajari hal tersebut. Dan bagi suami atau mahram tidak
boleh mencegahnya, manakala mereka tidak mampu mengajarinya. Jika
mampu, maka wajib bagi mereka memberi penjelasan dan diperbolehkan
baginya untuk mencegah wanita tersebut keluar dari rumah.
2. Fardlu kifayah bagi laki-laki
Mengingat permasalahan haid, nifas dan istihadloh tidak bersentuhan
langsung dengan rutinitas ibadah kaum laki-laki, maka hukum
mempelajarinya adalah fardu kifayah. Sebab mempelajari ilmu-ilmu yang
tidak bersentuhan langsung dengan amaliah ibadah yang harus dilakukan,

19
Laporan PkM-BR 2021

hukumnya adalah fardu kifayah. Hal ini untuk menegakkan ajaran agama
dan untuk keperluan ifta’ (fatwa).5
B. Dampak perubahan
Pendampingan pembelajaran yang kami lakukan di TPQ Hidayatul Ihsan,
dengan tujuan agar santriwati TPQ Hidayatul Ihsan menyadari pentingnya ilmu
haid bagi orang perempuan, bisa mengerti dan Memahami tentang dasar ilmu
haid, dan bisa Memahami tentang hukum mempelajari ilmu haid bagi orang
perempuan, sudah berhasil dilaksanakan dengan baik. Pendampingan
pembelajaran ini memberi dampak dan pengaruh yang cukup besar bagi santriwati
TPQ Hidayatul Ihsan.
Diantara pengaruh dan dampak tersebut antara lain; santriwati lebih
bersemangat datang dalam mengikuti pembelajaran, santriwati yang biasa jarang
datang menjadi rajin datang untuk mengikuti pelajaran, kelas yang biasa terisi
hanya separo dari jumlah santriwati menjadi full kelas.
Kiranya juga penting bagi orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya
untuk memberikan pengarahan dan perhatian kepada anak-anak baik usia pra
‘aqil baligh ataupun yang sudah memasuki usia ‘aqil baligh, sehingga dapat
meyakinkan anak-anak tentang hal-hal yang wajar mereka alami di usia tersebut.
Serta dapat memberikan pengarahan mengenai hukum-hukum bagi perempuan
yang sedang haid sejak dini. Hal tersebut penting karena menyangkut tanggung
jawab mereka dalam ibadah sehari-hari dan tanggung jawab anak kepada diri
sendiri dan kepada Allah SWT. Jadi wajib hukumnya bagi perempuan untuk
memahami dan melaksanakan petunjuk mengenai pelaksanaan haid dengan baik
dan benar sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.
C. Diseminasi
Pendampingan pembelajaran yang kami lakukan di TPQ Hidayatul Ihsan,
banyak melibatkan beberapa pihak, diantaranya guru pengampu mata pelajaran,
kepala TPQ Hidayatul Ihsan, Ustadz dan Ustadzah TPQ Hidayatul Ihsan. Selain
itu, lokasi TPQ Hidayatul Ihsan yang terletak di tempat yang strategis dan mudah
dijangkau dari jalan raya, dan dekat dengan jantung Desa Tutul, lebih tepatnya
dekat dengan kantor desa Tutul menjadi faktor penting yang menunjang
kelancaran proses pendampingan ini.
Selain dua faktor penting diatas, Tujuan menjadi salah satu unsur vital dari
pendampingan pembelajaran ini, karena setiap proses pembelajaran pasti memiliki
5
Ibid hal 6-7
20
Laporan PkM-BR 2021

tujuan, dengan begitu pembelajaran menjadi punya arah pasti. Salah satu unsur
vital lain adalah subyek penelitian yakni santriwati TPQ Hidayatul Ihsan dengan
adanya pendampingan pembelajaran ini mereka jadi lebih bersemangat dalam
belajar, apalagi dengan metode-metode atau strategi pembelajaran baru yang
belum pernah mereka ketahui dan alami.

BAB IV

21
Laporan PkM-BR 2021

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak usia sekolah dasar merupakan masa perkembangan anak yang luar
biasa. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk
mengoptimalkan segala aspek perkembangan, termasuk perkembangan dalam
pengetahuan, terutama pengetahuan tentang keagamaan. Dalam pandangan Islam,
perempuan bagaikan permata yang dilindungi dan disimpan, karena Islam
menjamin syariat dan amal Islam yang sesuai dengan sifat kewanitaannya,
selama tidak menyalahi nash Al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta tuntunan syariat.
Haid merupakan suatu hal yang telah ditetapkan oleh Allah bagi seluruh
perempuan. Setiap perempuan yang menginjak masa remaja atau ‘aqil baligh akan
mengalami yang namanya haid/menstruasi. Para ulama sepakat bahwa umur
minimal seorang wanita ketika mengeluarkan darah haid adalah 9 tahun. Hal
tersebut menjadikan wajib hukumnya bagi perempuan untuk memahami dan
melaksanakan petunjuk mengenai pelaksanaan haid dengan baik dan benar sesuai
dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.
Haid adalah kodrat wanita yang tidak bisa dihindari dan sangat erat
kaitannya dengan aktifitas ibadahnya sehari-hari. Haid atau biasa disebut
menstruasi, secara harfiah mempunyai arti mengalir. Sedangkan menurut syara’
adalah darah yang keluar melalui alat kelamin wanita yang sudah mencapai usia
minimal 9 tahun kurang 16 hari dan keluar secara alami bukan disebabkan
melahirkan atau suatu penyakit dalam rahim. Mengingat permasalahan haid selalu
bersentuhan dengan rutinitas ibadah setiap hari, maka seorang wanita dituntut
untuk mengetahui hukum-hukum permasalahan yang dialaminya, agar ibadah yang
dilakukan sah dan benar menurut syara’. Sedangkan ketentuan hukum
mempelajarinya adalah Fardlu ‘ain bagi wanita yang baligh dan Fardlu kifayah
bagi laki-laki.
Metode yang kami gunakan dalam melakukan Pendampingan Proses
Pembelajaran Keagamaan tentang Haid Bagi Siswi Sekolah Dasar di TPQ
Hidayatul Ihsan Desa Tutul Kecamatan Balung dengan beberapa tahapan, yaitu;
Tahap Explorasi, Tahap Create and Action, Tahap Evaluation Tahap dan Report
and Dessimination. Yang mana keempat tahap tersebut sudah berjalan sesuai
dengan yang dijadwalkan dan direncanakan.

22
Laporan PkM-BR 2021

Adapun hasil dari pendampingan proses pembelajaran keagamaan tentang


haid bagi siswi sekolah dasar di TPQ Hidayatul Ihsan desa Tutul kecamatan
Balung adalah 60% santriwati TPQ Hidayatul Ihsan yang ditargetkan sesuai
dengan yang sudah direncanakan, dengan hasil hanya sekitar 50% santriwati saja
yang benar-benar mengerti dan memahami tentang ilmu dasar tentang haid yang
diajarkan. Dengan berbekal sumber tenaga pendidik yang memadai dan dukungan
kepala TPQ serta Ustadz/Ustadzah TPQ Hidayatul Ihsan.

B. Saran
Berdasarkan penelitian dalam pendampingan, peneliti memberikan beberapa
saran untuk keberlanjuatan PkM-BR selanjutnya, yaitu:
1. Untuk kegiatan supervisi lebih dioptimalkan lagi, misalnya dengan pengadaan
supervisi tiap kelompok, bukan tiap empat kelompok.
2. Untuk lainnya sudah cukup bagus.

23
Laporan PkM-BR 2021

REFERENSI

UU sistem pendidikan nasional. Diakses dari: https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-


20-2003-sistem-pendidikan-nasional.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Cet. 21. Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2014.

LBM-PPL. “Uyunul masail linnisa’” sumber rujukan permasalahan wanita. Lirboyo,


kediri: Lajnah bahtsul masail. 2021.

Alimah, Shofiyatul. Analisis Kitab Risalatul Mahid Karya Masruhan Ihsan dan
Relevansinya dengan Materi Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah. Skripsi, IAIN Ponorogo,
2021. Dalam http://etheses.iainponorogo.ac.id/15852/, diakses pada 15 Oktober 2021.

Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD. 2005.

Amalia, Riska dkk. Risalatul Mahid dan Relevansinya pada Anak Usia ‘Aqil Baligh.
Jurnal, UIN Yogyakarta, 2019. Dalam
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mdr/article/view/1438/0, diakses
pada 15 Oktober 2021.

Masfiah, Umi. Respons Santri Terhadap Kitab Risalah Al Mahid sebagai Pedoman
Haid Santri di Pesantren Manbail Futuh, Jenu, Tuban, Jawa Timur. Dalam
https://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/analisa/article/view/41, diakses
pada 15 Oktober 2021.

Ihsan, Masruhan. “Risalah al Mahid”.

Yanggo, Huzaemah Tahido. Fiqih Perempuan Kontemporer. Ghalia Indonesia:


2010.

Abdillah, Samsudin Abu. Fathul Qarib Al-Mujib, Terj. Abu H.F Ramadhan
Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995.

Purwakania, Aliah. B. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2006.

24
Laporan PkM-BR 2021

LAMPIRAN
1. Surat Tugas

25
Laporan PkM-BR 2021

2. Surat Keterangan Kepala TPQ Hidayatul Ihsan

26
Laporan PkM-BR 2021

3. Foto-foto

27
Laporan PkM-BR 2021

28
Laporan PkM-BR 2021

29
Laporan PkM-BR 2021

30
Laporan PkM-BR 2021

4. Materi-materi

31
Laporan PkM-BR 2021

32
Laporan PkM-BR 2021

5. Form PkM-BR

33
Laporan PkM-BR 2021

34
Laporan PkM-BR 2021

6. Jadwal Kegiatan

35

Anda mungkin juga menyukai