Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT

DOSEN PENGAMPU : Dr. Edizal Hatmi M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : CHYNTIA JANICE ANGGADINATA

NIM : 1193111002

KELAS : D REGULER 2019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerah-Nya
yang melimpah sehingga saya dapat menyesaikan laporan ini guna memenuhi tugas CBR Telaah
Kurikulum.
Terima kasih kepada Bapak Edizal, selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum
yang telah memberikan tugas mengenai Critical Book Report (CBR). Tidak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang membantu dan memberi masukan dalam
penyusunan tugas ini.
Saya menyadari bahwa laporan yang saya susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk ke depannya lagi.
Semoga laporan yang saya buat ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.

Medan, April 2021

Chyntia Janice Anggadinata


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………….……………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………….. 1
1.2 Tujuan CBR…………………………………………………... 1
1.3 Manfaat CBR……..……………………………………........... 1
1.4 Identitas Buku……..…………………………………..…….... 1
BAB II ISI BUKU
2.1. Ringkasan Buku….….………………………………………. 2
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Kelebihan Buku…………….…………….……………..…… 11
3.2. Kekurangan Buku…………….………….……………..…….. 11
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan……………………………………………………. 13
4.2. Saran…………………………………………………………… 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


KTSP Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan itulah kurikulum yang dibicarakan di
manan mana, baik oleh pemerintah maupun oleh para pelaksanaan di lapangan. KTSP sempat
membingungkan sebagian orang yang berkecimpung dan menaruh perhatian terhadap
pendidikan. padahal KTSP itu diharapkan menjadi “dongkrak” kualitas pendidikan yang
kondisinya semakin mengkhawatirkan.
Dalam pelaksanannya, kurikulum ini dibuat oleh guru di setiap satuan pendidikan
untuk menggerakkan mesin utama pendidikan, yakni pembelajaran. Dengan demikian,
kurikulum ini dapat lebih disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah bersangkutan, serta
memungkinkan untuk memperbesar porsi muatan lokal.

1.2. Tujuan CBR


Adapun tujuan CBR ini adalah:
1. Mengulas isi sebuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Membandingkan isi buku

1.3. Manfaat CBR


Adapun tujuan CBR ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1.5 Identitas Buku

Buku Utama

1. Judul Buku : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


2. Penulis : Dr. E. Mulyasa, M.Pd
3. Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA
4. Tahun Terbit : Oktober 2006
5. Jumlah Halaman : 312 halaman
6. ISBN : 979-692-716-0
BAB I

PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah telah memperencanakan Millenium Development Goals, yang semula


dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015. Millenium Development Goals adalah era
pasar bebas atau era globalisasi, sebagai era persaingan mutu atau kualitas, siapa yang berkualitas
fialah yang akan maju dan mampu mempertahankan ekstensinya. Oleh karena itu, pembangunan
sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat ditawar
tawar lagi. Hal tersebut mutlak dipergunakan, nasional yang mandiri dan berkeadilan, good
governance and clean governace dari multidimensi krisis, kemiskinan,dan kesenjangan ekonomi.

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat membanggakan,
baik di darat, laut, bahkan di udara, hanya saja masyarakat dan generasinya belum memiliki
kemampuan bepikir yang medai.

Katanya penduduk Indonesia pada saat ini sudah lebih dari 220 juta jiwa, juga dikenal sebagai
negara penghasil sumber daya alam dunia yang memiliki 325-350 jenis flora dan pauna. Katanya
negara Indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa, memiliki tanah yang subur.

Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang
kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan dan
tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem
pendidikan. Sistem pendidikan nasional senentiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena
kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidiikan,
baik oleh pengelolahan maupun penyelenggaraan; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh
karena itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak anak
bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyesuaikan kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum dibuat
oleh pemerintah pusat secara sentralistik, dan diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah
air Indonesia.

Karena kurikulum dibuat secara sentralistik, setiap satuan pendidikan diharuskan untuk
melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
yang disusun oleh pemerintah pusat menyertai kurikulum tersebut. Dalam hal ini, setiap sekolah
masing masing, dan biasanya yang banyak berkepentingan adalah guru. Tugas guru dalam kurikulum
yang sentralistik ini adalah menjabarkan kurikulum yang dibuat oleh pusat (pusat kurikulum/puskur,
sekarang Badan Standar Nasional Pendidikan/BSNP) ke dalam satuan pelajaran sesuai dengan mata
pelajaran masing masing.

Meskipun demikian, bebagai kasus menunjukkan kurangnya pemahaman para penyelenggara,


dan para pelaksanaan, termaksud guru dan kepala sekolah terhadap kurikulum, bahkan tidak sedikit
guru atau instruktur yang tidak tahu kurikulum. Kelompok guru ini biasanya melaksanakan
pembelajaran berdasarkan urutan bab dalam buku dalam buku teks, dan menggunakan buku teks
sebagai satuan satuannya acuan dalam mengajar. Inilah yang sering mebuat guru kelabakan dan sering
kekurangan waktu mengajar, karena buku teks biasanya dirancang lebih dari target minimal sebuah
kurikulum, yang menuntut penyesuaian guru di sekolah; dan disilah pentingnya guru memahami
kurikulum, sehingga paham konsep konsep mana yang harus diajarkan secara keseluruhan, dan mana
yang bisa dikurangi bahkan diabaikan.

Kekurangpahaman guru dan penyelenggaraan pendidikan terhadap kurikulum bisa


berakibatkan fatal terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini terbukti, ketika mereka diharapkan pada
ujian nasional, mereka sering kelabakan dan sering ketakuan, takut kalau kalau peserta didik di
sekolahnya tidak bisa mengerjakan soal soal ujian dan tidak lulus. Bisanya mereka sering saling
menyalahkan, dan sering mencari “kambing hitam” untuk menutupi kesalahannya, makanya setiap
menjelang ujian nasional, kambing hitam di pasar pasar laku keras, lkarena sudah dipesan oleh para
penyelenggara pendidikan, guru, dan kepala sekolah yang pesimis dengan prestasi peserta didik.
Lebih parahnya lagi, sebagian dari mereka tidak siap untuk menghadapi kenyataan, lantas
memutarbalikkan fakta, yang ujung ujungnya menyalahkan aturan. Kelompok ini sampai sekarang
pun bersikukuh untuk menghapuskan ujian nasional, tanpa memberikan jalan keluarnya dan inilah
yang seringkali menghambat pendidikan nasional.

Mereka tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan berakibatkan fatal terhadap
perkembangan peserta didik, lebi dari itu peserta didik tidak akan percaya lagi terhadap guru sia sia
saja usaha mereka selama bertahun tahun “karena nilai setitik rusak susu sebelanga”. Kalau susu
masih bisa di beli lagi, tetapi kalau yang rusaknya moral dan mentalnya peserta didik, lantas mau
dibagaimanakan. Ini yang harus direnungkan dan dipikirkan matang matang, agar kesalahan di masa
lalu tidak terulang kembali di masa depan. Apalagi, bahwa pemerintah telah menetapkan standart
kompetensi lulusan dan standart isi, untuk dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum tingkat
satiuan pendidikan (KTSP).
Apa itu KTSP?

KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang di kembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/ daerah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan karakterisrik peserta didik. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan
komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus berdasarkan
kerangka dasar kurikulum dan standart kompetensi kelulusan di bawah supervisi dinas kabupaten/
kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD,SMP,SMA, dan SMK, serta Departemen
yang menangani urusan pemerintah di bisang agma untuk, MI.MTS, MA dan MAK.

KTSP merupakan upaya untuk ,menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru,
karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai.
Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional
selalu relevan dan kompotitifhal tersebut juga sejalan dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standart nasional
pendidikan seperlunya acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.

KTSP dikembangkan dengan memperhatikan standar kompetensi dan indikator kompetensi


dan indikator kompetensi sebagai pedoman penilaian dalm penentuan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan, standar isi yang telah di sahkan pemerintah, dengan penjelasan sebagai berikut.
Standar kompetensi lulus (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, yang pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, keperibadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. SKL pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan
untuk mengingkatkan kecerdasan, pengetahuan, keperibadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanju

BAB II HAKIKAT KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP(

A. Konsep Dasar KTSP

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

• KTSP dikembangkan sesuai dengan kondiisi satuan pendidikan, potensi dan karakterisktik
daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
• Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulus, dibawah
supervisi dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggung jawab
di bidang pendidikan.
• Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi
dikembnagkan dan ditetapkan oleh masing masing perguruan tinggi dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan.

B. Tujuan KTSP

Secara umum tujuan diterapkan KTSP adalah untuk memandirikan dan memperdayakan
satuan pendidikan memulai pemberian kewenangan kepada lembangan pendidikan dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam perkembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam


mengembangkan kurikulum, mengelola dan memperdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang
akan dicapai.

C. Landasan Pengembangan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang undang dan peraturan
pemerintah sebagai berikut:

• Undang undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas


• Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Indonesia
• Permendiknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetesi Kelulusan
• Permendiknas No 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no 22 dan 23
D. Karakteristik KTSP

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desntralisasi


pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang
bejalan selama ini. Hal ini diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan efesien dan
efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat peserta
didik datang dari berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial, salah satu perhatian sekolah
harus ditunjukkan pada asas pemerataan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Di sisi
lain, sekolah juga harus meningkatkan efesiensi, partisipasi, dan mutu serta bertanggung jawab
kepada massyarakat dan pemerintah.

Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan
dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolahan sumber belajar, profesionalisme
tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa
karakteristik KTSP sebagai berikut:

1. Pemberian otonomi luas kepada kepala sekolkah dan satuan pendidikan


2. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi
3. Kepemimpinan yang demokratis dan profesional
4. Tim kerja yang kompak dan trasparan

E. Akankah KTSP mendongkrak kualitas pendidikan

Melalui KTSP, sekolah dan satuan pendidikan perlu dikembangkan menjadi lembaga yang
diberi kewenangan dan tanggung jawab secara luas untuk mandiri, maju, dan berkembang
berdasarkan strategi kebijaksanaan manajemen pendidikan yang ditetapkan pemerintash. Persoalan
yang muncul adalah apakah kondisi aktual satuan pendidikan dan sekolah sekolah di Indonesia
beserta sumber dayanya sudah memiliki kesiapan untuk mengembangkan dan melaksanakan KTSP
yang akan mengubah pola dan sistem pengembangan kurikulum.

Sehubung dengan itu, agar perkembangan dan penerapan KTSP mampu mendorongkrak
kualitas pendidikan, perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam kebijakan pengelolah sekolah
yang menyangkut aspek aspek berikut:

1. Iklim pembelajaran yang kondusif


2. Otonomi sekolah dan satuan pendidikan
3. Kewajiban sekolah dan satuan pendidikan
4. Kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional
5. Revilitas partisipasi masyarakat dan orang tua
6. Menghidupkan serta meluruskan KKG dan MGMP
7. Kemandirian guru

BAB III MEMAHAMI DAN MEMAKNAI STNDAR ISI

A. Kerangka Dasar Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tuhuan, kompetensi dasar,
materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiaatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Kurikulum untuk
jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:

1. Kekompakkan mata pelajaran agama dan akhlak mulian yang dilaksanakan melaui kegiatan
gama, kewarganegaraan, keperibadian, ilmu pengetahuan dan teknologis , etika, jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keperibadian yang dilaksanakan melalui
kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, serta pendidikan
jasmani
3. Kekompakkan mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikalsanakan melalui
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan,
kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan
4. Kelompok mata pelajaran estetika yang dilaksanakan melalui kegiatan bahasa, seni dan
budaya, keterampilan dan muatan lokal yang relevan
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilaksanankan melalui
kegiatan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan muatan lokal
yang relevan.

Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara holistik, sehingga pembelajaran
masing masing kekompakkan mempengaruhi pemahaman dan penghayatan peserta didik, dan semua
kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan. Kurikulum dalam berbagai
jenis dan jenjang pendidikan menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca serta
menulis, kecakapan berhitung, dan kecakapan berhitung, dan kecakapan berkominikasi.

B. Struktur Kurikulum

Strukrut kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada
sistem satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai
dengan beban belajaran yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasar standar kompetensi lulusan.
Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Struktur kurikulum dasar dan menengah mencakup struktur kurikulum pendidikan umum dan
pendidikan khusus.

C. Beban Belajar

Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah menggunakan jam pembelajaran setiap
minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur sesuai kebutuhan dan ciri
khas masing masing. Beban belajar sitem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem
paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas
sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada sartuan pendidikan. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada sistem Paket dinyatakan dalam satuan pembelajaran.

BAB IV MENGEMBANGKAN KTSP

A. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat dilukiskan dalam bagan
pengembangan kurikulum.

Dari gambar di atas, nampak bahwa pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkatan,
yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasiona, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

B. Prinsip Pengembangan KTSP

Kurikulum tingkatan satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah


dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada stndar kompetensi lulusan dan
standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSPN, dengan memperhatikan
prinsip prinsip sebagai berikut (Permendiknas, no 22 tahun 2006)

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungan
2. Beragama dan terpadu
3. Tanggapan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan
5. Menyusun dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbangan antara kepentingan global, nasional dan lokal

C. Strategi Pengembangan KTSP

Terdapat beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan
KTSP, terutama berkaitan dengan sosialisasi KTSP di dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP,
terutama berkaitan dengan sosialisasi KTSP di sekolah, menciptakan suasana yang kondisif,
mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, membina disiplin, mengembangkan kemandirian kepala
sekolah, emngubah paradigma (pola pikir) guru, serta memperdayakan staf.

BAB V CARA MENYUSUN KTSP

A. Proses Menyusun KTSP

Proses penyusunan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks terhadap hal hal
sevagai berikut:

1. Analisis potensi, kekuatan, dan kelemahan yang ada di sekolah dan satuan pendidikan, baik
yang berkaitan dengan peserta didik, guru, kepala sekolah dan tenaga administrasi, sarana dan
prasarana, serta pembiayaan dan program program yang ada di sekolah
2. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, baik yang
bersumber dari komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia
industri dan dunia kerja, serta sumber daya alam dan sosial budaya
3. Mengidentifikasi stndar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan

Tujuh langkah yang harus dilaksanakan dalam proses penyusunan KTSP:

1. Menentukkan fokus atau kompetensi dasar


2. Menentukan variabel atau indikator
3. Menentukkan standar
4. Membandingkan standar dan kompetensi
5. Memnetukan kesenjangan yang terjadi
6. Merencanakan target untuk mencapai standar
7. Merumuskan cara cara dan program untuk mencapai target
B. Mengembangkan Kompenen KTSP

Dalam garis besarnya KTSP memiliki enam komponen penting sebagai beriku:

1. Visi dan misi


2. Tujuan pendidikan satuan pendidikan
3. Menyusun kalender pendidikan
4. Struktur muatan KTSP
5. Silabus
6. RPP

BAB VI CARA MENGEMBANGKAN SILABUS BERBASIS KTSP

A. Pengertian Silabus KTSP

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup stndar kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP, silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,
kegiatan pembelajarn, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar.

Silabus KTSP yang pengembangannya diserahkan kepada guru akan berbeda antara satu guru
dengan guru lain, dalam satu daerah, ataupun dalam daerah yang berbeda. Namun demikian, dengan
memperhatikan hakekat silabus di atas suatu silabus minimal memuat lima komponen utama yakni:

1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Indikator
4. Materi standar
5. Standar proses
6. Standar penilaian

Pengembangan terhadap komponen komponen tersebut merupakan kewenangan mutlak guru,


termasuk pengembangan format silabus, dan pemahaman komponen komponen lain dalam silabus di
luar komponen minimal. Semakin rinci silabus, semakin membantu memudahkan guru dalam
menjabarkannnya ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
B. Prinsip Pengembangan Silabus

Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan


pendidikan, khusunya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu, setiap satuan
pendidikan diberi kebebasan dan kelulusan dalam mengembangan silabus sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masing masing. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan
tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka perlu memperhatikan prinsip
prinsip pengembangan silabus. Prinsip tersebut adalah:

1. Ilmiah
2. Relevan
3. Fleksibel
4. Konstinuitas
5. Konsisten
6. Memadai
7. Aktual dan kontekstual
8. Sertaa efektif dan efesien
C. Tugas dan Tanggungjawab Pengembangan Silabus

Seperti dikemukakan di atas, bahwa silabus merupakan kerangka ini dari KTSP yang
berisikan empat komponen utama untuk menjawab permasalahan sebagai berikut:

1. Komponen apakah yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan
pembelajaran
2. Kegiatan apakah yang harus dilakukan untuk menanamkan dan membentuk kompetensi
tersebut
3. Uapaya apakah yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah
dimiliki peserta didik

Silabus merupakan uraian yang lebih rinci mengenai kompotensi dasar, materi standar, dan
hasil belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata pelajaran, atau
kelompok mata pelajaran. Penyusunansilabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau
insitusi yang relevan di daerah setempat seperti tokoh masyrakat, instansi pemerintah, instansi swasta
termaksud perubahan dan industri, serta perguruan tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis penyusunan
silabus dilayani oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Departemen Pendidikan Nasional.
D. Prosedur Pengembangan Silabus

Pengembangan Silabus KTSP dalam garis besarnya mencakup langkah langkah sebagai berikut:

❖ Mengisi kolom identitas


❖ Mengkajikan dan menganalisis standar kompetensi
❖ Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar
❖ Mengidentifikasi materi standar
❖ Mengembangkan pengalaman
❖ Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
❖ Menentukan jenis penilaian
❖ Akolasi waktu
❖ Menentukan sumber belajar
BAB III

PEMBAHASAN

1.1. Kelebihan Buku


Adapun kelebihan dari buku ini adalah:
1. Cover Buku sangat menarik
2. Penulisan rapi dan terstruktur
3. Memiliki penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
4. Pembahasannya sangat akurat dan terpercaya
5. Banyak memberikan contoh

3.2 Kelemahan
Adapun kekurangan dari buku ini adalah:
1. Jumlah halaman yang banyak
2. Tidak dipaparkan bagan guna memperjelas maksud pembahasan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

KTSP Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan itulah kurikulum yang dibicarakan di manan
mana, baik oleh pemerintah maupun oleh para pelaksanaan di lapangan. KTSP sempat
membingungkan sebagian orang yang berkecimpung dan menaruh perhatian terhadap pendidikan.
padahal KTSP itu diharapkan menjadi “dongkrak” kualitas pendidikan yang kondisinya semakin
mengkhawatirkan.

Dalam pelaksanannya, kurikulum ini dibuat oleh guru di setiap satuan pendidikan untuk
menggerakkan mesin utama pendidikan, yakni pembelajaran. Dengan demikian, kurikulum ini dapat
lebih disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah bersangkutan, serta memungkinkan untuk
memperbesar porsi muatan lokal.

3.2 Saran

Kami sangat menyarankan agar penulis tidak mengulang-ulang pembahasan karena hal demikian
sangat boros dalam kata, sehingga buku terlihat banyak pembahasan namun hanya berulang-ulang
saja, kami juga sangat mengharapkan agar penulis lebih memperhatikan kesalahan pada penulisan
DAFTAR PUSTAKA

Dr. E. Mulyasa, M.Pd.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.PT REMAJA ROSDAKARYA

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata.1997. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai