DISUSUN OLEH :
NIM : 1193111002
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerah-Nya
yang melimpah sehingga saya dapat menyesaikan laporan ini guna memenuhi tugas CBR Telaah
Kurikulum.
Terima kasih kepada Bapak Edizal, selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum
yang telah memberikan tugas mengenai Critical Book Report (CBR). Tidak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang membantu dan memberi masukan dalam
penyusunan tugas ini.
Saya menyadari bahwa laporan yang saya susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk ke depannya lagi.
Semoga laporan yang saya buat ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………….……………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………….. 1
1.2 Tujuan CBR…………………………………………………... 1
1.3 Manfaat CBR……..……………………………………........... 1
1.4 Identitas Buku……..…………………………………..…….... 1
BAB II ISI BUKU
2.1. Ringkasan Buku….….………………………………………. 2
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Kelebihan Buku…………….…………….……………..…… 11
3.2. Kekurangan Buku…………….………….……………..…….. 11
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan……………………………………………………. 13
4.2. Saran…………………………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
Buku Utama
PEMBAHASAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat membanggakan,
baik di darat, laut, bahkan di udara, hanya saja masyarakat dan generasinya belum memiliki
kemampuan bepikir yang medai.
Katanya penduduk Indonesia pada saat ini sudah lebih dari 220 juta jiwa, juga dikenal sebagai
negara penghasil sumber daya alam dunia yang memiliki 325-350 jenis flora dan pauna. Katanya
negara Indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa, memiliki tanah yang subur.
Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang
kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan dan
tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem
pendidikan. Sistem pendidikan nasional senentiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena
kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidiikan,
baik oleh pengelolahan maupun penyelenggaraan; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh
karena itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak anak
bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyesuaikan kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum dibuat
oleh pemerintah pusat secara sentralistik, dan diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah
air Indonesia.
Karena kurikulum dibuat secara sentralistik, setiap satuan pendidikan diharuskan untuk
melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
yang disusun oleh pemerintah pusat menyertai kurikulum tersebut. Dalam hal ini, setiap sekolah
masing masing, dan biasanya yang banyak berkepentingan adalah guru. Tugas guru dalam kurikulum
yang sentralistik ini adalah menjabarkan kurikulum yang dibuat oleh pusat (pusat kurikulum/puskur,
sekarang Badan Standar Nasional Pendidikan/BSNP) ke dalam satuan pelajaran sesuai dengan mata
pelajaran masing masing.
Mereka tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan berakibatkan fatal terhadap
perkembangan peserta didik, lebi dari itu peserta didik tidak akan percaya lagi terhadap guru sia sia
saja usaha mereka selama bertahun tahun “karena nilai setitik rusak susu sebelanga”. Kalau susu
masih bisa di beli lagi, tetapi kalau yang rusaknya moral dan mentalnya peserta didik, lantas mau
dibagaimanakan. Ini yang harus direnungkan dan dipikirkan matang matang, agar kesalahan di masa
lalu tidak terulang kembali di masa depan. Apalagi, bahwa pemerintah telah menetapkan standart
kompetensi lulusan dan standart isi, untuk dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum tingkat
satiuan pendidikan (KTSP).
Apa itu KTSP?
KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang di kembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/ daerah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan karakterisrik peserta didik. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan
komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus berdasarkan
kerangka dasar kurikulum dan standart kompetensi kelulusan di bawah supervisi dinas kabupaten/
kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD,SMP,SMA, dan SMK, serta Departemen
yang menangani urusan pemerintah di bisang agma untuk, MI.MTS, MA dan MAK.
KTSP merupakan upaya untuk ,menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru,
karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai.
Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional
selalu relevan dan kompotitifhal tersebut juga sejalan dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standart nasional
pendidikan seperlunya acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
• KTSP dikembangkan sesuai dengan kondiisi satuan pendidikan, potensi dan karakterisktik
daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
• Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulus, dibawah
supervisi dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggung jawab
di bidang pendidikan.
• Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi
dikembnagkan dan ditetapkan oleh masing masing perguruan tinggi dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan.
B. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkan KTSP adalah untuk memandirikan dan memperdayakan
satuan pendidikan memulai pemberian kewenangan kepada lembangan pendidikan dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam perkembangan kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang undang dan peraturan
pemerintah sebagai berikut:
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan
dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolahan sumber belajar, profesionalisme
tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa
karakteristik KTSP sebagai berikut:
Melalui KTSP, sekolah dan satuan pendidikan perlu dikembangkan menjadi lembaga yang
diberi kewenangan dan tanggung jawab secara luas untuk mandiri, maju, dan berkembang
berdasarkan strategi kebijaksanaan manajemen pendidikan yang ditetapkan pemerintash. Persoalan
yang muncul adalah apakah kondisi aktual satuan pendidikan dan sekolah sekolah di Indonesia
beserta sumber dayanya sudah memiliki kesiapan untuk mengembangkan dan melaksanakan KTSP
yang akan mengubah pola dan sistem pengembangan kurikulum.
Sehubung dengan itu, agar perkembangan dan penerapan KTSP mampu mendorongkrak
kualitas pendidikan, perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam kebijakan pengelolah sekolah
yang menyangkut aspek aspek berikut:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tuhuan, kompetensi dasar,
materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiaatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Kurikulum untuk
jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
1. Kekompakkan mata pelajaran agama dan akhlak mulian yang dilaksanakan melaui kegiatan
gama, kewarganegaraan, keperibadian, ilmu pengetahuan dan teknologis , etika, jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keperibadian yang dilaksanakan melalui
kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, serta pendidikan
jasmani
3. Kekompakkan mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikalsanakan melalui
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan,
kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan
4. Kelompok mata pelajaran estetika yang dilaksanakan melalui kegiatan bahasa, seni dan
budaya, keterampilan dan muatan lokal yang relevan
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilaksanankan melalui
kegiatan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan muatan lokal
yang relevan.
Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara holistik, sehingga pembelajaran
masing masing kekompakkan mempengaruhi pemahaman dan penghayatan peserta didik, dan semua
kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan. Kurikulum dalam berbagai
jenis dan jenjang pendidikan menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca serta
menulis, kecakapan berhitung, dan kecakapan berhitung, dan kecakapan berkominikasi.
B. Struktur Kurikulum
Strukrut kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada
sistem satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai
dengan beban belajaran yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasar standar kompetensi lulusan.
Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum dasar dan menengah mencakup struktur kurikulum pendidikan umum dan
pendidikan khusus.
C. Beban Belajar
Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah menggunakan jam pembelajaran setiap
minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur sesuai kebutuhan dan ciri
khas masing masing. Beban belajar sitem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem
paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas
sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada sartuan pendidikan. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada sistem Paket dinyatakan dalam satuan pembelajaran.
A. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat dilukiskan dalam bagan
pengembangan kurikulum.
Dari gambar di atas, nampak bahwa pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkatan,
yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasiona, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungan
2. Beragama dan terpadu
3. Tanggapan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan
5. Menyusun dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbangan antara kepentingan global, nasional dan lokal
Terdapat beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan
KTSP, terutama berkaitan dengan sosialisasi KTSP di dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP,
terutama berkaitan dengan sosialisasi KTSP di sekolah, menciptakan suasana yang kondisif,
mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, membina disiplin, mengembangkan kemandirian kepala
sekolah, emngubah paradigma (pola pikir) guru, serta memperdayakan staf.
Proses penyusunan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks terhadap hal hal
sevagai berikut:
1. Analisis potensi, kekuatan, dan kelemahan yang ada di sekolah dan satuan pendidikan, baik
yang berkaitan dengan peserta didik, guru, kepala sekolah dan tenaga administrasi, sarana dan
prasarana, serta pembiayaan dan program program yang ada di sekolah
2. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, baik yang
bersumber dari komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia
industri dan dunia kerja, serta sumber daya alam dan sosial budaya
3. Mengidentifikasi stndar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan
Dalam garis besarnya KTSP memiliki enam komponen penting sebagai beriku:
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup stndar kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP, silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,
kegiatan pembelajarn, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar.
Silabus KTSP yang pengembangannya diserahkan kepada guru akan berbeda antara satu guru
dengan guru lain, dalam satu daerah, ataupun dalam daerah yang berbeda. Namun demikian, dengan
memperhatikan hakekat silabus di atas suatu silabus minimal memuat lima komponen utama yakni:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Indikator
4. Materi standar
5. Standar proses
6. Standar penilaian
1. Ilmiah
2. Relevan
3. Fleksibel
4. Konstinuitas
5. Konsisten
6. Memadai
7. Aktual dan kontekstual
8. Sertaa efektif dan efesien
C. Tugas dan Tanggungjawab Pengembangan Silabus
Seperti dikemukakan di atas, bahwa silabus merupakan kerangka ini dari KTSP yang
berisikan empat komponen utama untuk menjawab permasalahan sebagai berikut:
1. Komponen apakah yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan
pembelajaran
2. Kegiatan apakah yang harus dilakukan untuk menanamkan dan membentuk kompetensi
tersebut
3. Uapaya apakah yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah
dimiliki peserta didik
Silabus merupakan uraian yang lebih rinci mengenai kompotensi dasar, materi standar, dan
hasil belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata pelajaran, atau
kelompok mata pelajaran. Penyusunansilabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau
insitusi yang relevan di daerah setempat seperti tokoh masyrakat, instansi pemerintah, instansi swasta
termaksud perubahan dan industri, serta perguruan tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis penyusunan
silabus dilayani oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Departemen Pendidikan Nasional.
D. Prosedur Pengembangan Silabus
Pengembangan Silabus KTSP dalam garis besarnya mencakup langkah langkah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
3.2 Kelemahan
Adapun kekurangan dari buku ini adalah:
1. Jumlah halaman yang banyak
2. Tidak dipaparkan bagan guna memperjelas maksud pembahasan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
KTSP Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan itulah kurikulum yang dibicarakan di manan
mana, baik oleh pemerintah maupun oleh para pelaksanaan di lapangan. KTSP sempat
membingungkan sebagian orang yang berkecimpung dan menaruh perhatian terhadap pendidikan.
padahal KTSP itu diharapkan menjadi “dongkrak” kualitas pendidikan yang kondisinya semakin
mengkhawatirkan.
Dalam pelaksanannya, kurikulum ini dibuat oleh guru di setiap satuan pendidikan untuk
menggerakkan mesin utama pendidikan, yakni pembelajaran. Dengan demikian, kurikulum ini dapat
lebih disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah bersangkutan, serta memungkinkan untuk
memperbesar porsi muatan lokal.
3.2 Saran
Kami sangat menyarankan agar penulis tidak mengulang-ulang pembahasan karena hal demikian
sangat boros dalam kata, sehingga buku terlihat banyak pembahasan namun hanya berulang-ulang
saja, kami juga sangat mengharapkan agar penulis lebih memperhatikan kesalahan pada penulisan
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata.1997. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya