Anda di halaman 1dari 11

L A P O R A N HAS I L P E N E L I T I A N

PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SALAH SATU IKON WISATA DI KOTA MAKASSAR

“Diajukan sebagai tugas mid di mata kuliah psikologi sosial”

DOSEN PENGAMPU :
MUH.NUR HIDAYAT NURDIN S.Psi, M.Si
IRDIANTI S.Psi, M.Psi

PENYUSUN (KELOMPOK-3 KELAS-J)


ANDI KHUSNUL HATIMAH G (220701501158)
NURFHATIN (220701501011)
NURFADILLAH A. TADJAN (220701502096)
PUTRI DEWI ANANDA ARIFIN M.NR (220701500037)
NURUL RAMADHANI ANDI RUKKA (220701502166)
PUTRI ALVINA TARILSA (220701500029)
NURUL FARHANI WARDIN (220701500037)
PUTRI AMALIA (220701500078)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022/2023
A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negeri kepulauan dimana nyaris mayoritas dari


penduduknya tinggal di pesisir serta mempunyai mata pencaharian selaku nelayan serta
orang dagang. Selaku negeri kepulauan, bagi Supriharyono( 2002), diperkirakan 60%
dari penduduk Indonesia hidup serta tinggal di wilayah pesisir. Di Sulawesi Selatan
khususnya Kota Makassar merupakan wilayah yang terkenal dalam sektor pariwisata.
Kota Makassar bukan hanya terkenal dalam sektor pariwisata, tapi juga budaya,
kulinernya, serta berbagai daya  tarik wisata, seperti daya  tarik wisata sejarah, bahari,
buatan dan juga daya  tarik wisata alam. Daya tarik wisata alam yang terkenal di Kota
Makassar salah satunya adalah Pantai Tanjung Bayang. Pantai tanjung bayang berada di
Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan,
Indonesia. Tanjung Bayang berjarak kira-kira 4 km ke arah barat dari kota Makassar.
Lokasi ini agak sedikit sulit dijangkau dikarenakan transportasi umum tidak dapat
melewati jalan untuk menuju ke tanjung bayang kecuali menggunakan kendaraan pribadi.

Kasus mengenai pencemaran lingkungan sudah banyak ditemukan di dekat


kita. Semacam diibaratkan bola salju yang menggelinding, terus menjadi lama terus
menjadi membengkak. Kita selaku manusia hendaknya melindungi area dekat supaya
tidak terancam kerusakannya. Tetapi, cuma sebagian orang saja yang betul- betul hirau
dengan area di dekat kita. Sebenarnya pantai ini sangat berpotensi menarik perhatian
banyak dari para wisatawan, jika adanya kerja sama oleh Pemerintah maupun
Stakeholder di bidang pariwisata untuk mengembangkan daya tarik wisata si wilayah
tersebut agar tak kalah dengan daya tarik wisata lainnya. Adapun bukti dokumentasi saat
kami melakukan observasi di Pantai Tanjung Bayang pada hari Jumat sore tanggal 7
Oktober 2022 :
Kami telah melakukan observasi di lokasi pantai ini dan berhasil
mewawancarai salah satu penduduk yang mencari nafkah di sekitar lokasi ini. Menurut
penduduk yang kami wawancarai, pantai ini di kelola oleh LPM (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat) di daerah sekitar namun uang pemasukan yang di hasilkan
dari para turis dan wisatawan di kelola oleh pihak RW setempat. Pantai ini di bersihkan
oleh petugas yang ditugaskan membersihkan pantai ini setiap pagi, mereka
membersihkan pantai ini karena mendapatkan upah namun tidak di ketahui berapa
pendapatan yang diperoleh. Pemerintah Kota Makassar telah memberikan upaya untuk
mengatasi pencemaran yang ada di pantai tanjung bayang ini, salah satunya LISA (Lihat
Sampah Ambil) lalu buang di tempat sampah yang telah disediakan sesuai kategori
sampah yang di buang seperti tempat sampah basah dan tempat sampah kering dan
kebijakan pemerintah ini sudah terlaksana namun masih ada sampah yang berserakan di
pinggir pantai. Dimana saat airnya sedang pasang, pantai akan membawa sampah yang
terbawa dari sungai ke pinggir pantai ini seperti eceng gondok dan mungkin juga ada
sampah yang dibuang oleh wisatawan saat berkunjung di pantai sehingga sampah
tersebut bisa membuat pantai tercemar dengan sampah. Pencemaran sampah di pantai ini
membuat masyarakat kecewa karena dengan banyaknya sampah pada pantai ini membuat
para wisatawan kurang berkunjung karena dianggap kotor namun belum ada yang
memprotes mengenai hal ini.

B. Grand Theory (teori utama)

Berdasarkan kasus yang telah kami observasi, kasus ini menggunakan teori
Psikologi Sosial yaitu : Sikap (Attitude).

Dalam ilmu psikologi terdapat banyak penjelasan mengenai sikap. Sikap sendiri memiliki
banyak sekali definisi karena banyaknya pendapat menurut para ahli yang berbeda- beda.
Istilah sikap (attitude) pertama kali digunakan oleh Helbert Spencer, untuk menunjuk
suatu status mental seseorang. Sikap selalu terarah pada suatu hal ataupun suatu objek.
Berikut beberapa definisi dari sikap menurut para ahli, yakni:

 Sarnoff berpendapat bahwa sikap menjadi kesediaan yang diperuntukkan bereaksi , baik
secara positif maupun negatif pada objek tertentu.
 D.Krech & R.S Crutchfield menyatakan bahwa sikap sebagai sebuah organisasi yang
memiliki sifat yang tetap dari proses emosional, motivasional, perseptual, dan kognitif
yang berkaitan dengan aspek dunia individu.
 La Peirre mendefinisikan sikap sebagai sebuah pola perilaku, kesiapan antisipatif, dan
predisposisi, dimana digunakan untuk dapat menyesuaikan diri di dalam situasi sosial.
Singkatnya, sikap merupakan respon pada stimuli sosial yang sudah terkondisikan.
 Soetarno, sikap adalah pandangan ataupun perasaan yang disertai dengan kecenderungan
untuk dapat bertindak pada objek tertentu. Sikap juga ditujukan pada benda, orang,
pandangan, peristiwa, norma, lembaga, dan lain-lain.
Mengapa kami mengatakan teori sikap ini menjadi teori utama dalam kasus
yang kami observasi ini? Karena kasus kami erat kaitannya dengan sikap atau attitude
dimana pencemaran sampah atau lingkungan ini pada dasarnya dilakukan secara sadar
oleh sikap dari manusia itu sendiri. Alasan pantai tajung bayang ini masih terdapat
sampah yang membuat pantai ini tercemar yaitu karena ada sikap dari para wisatawan
yang masih kurang peduli jika membuang sampah di pinggir pantai, membuang sampah
seenaknya tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan bila hal tersebut terus
menerus dilakukan.

Izinkan kami melampirkan inti dari isi wawancara kami dengan narasumber
kami pak sebagai tambahan dalam tugas kami.

Ket : M = Mahasiswa

N = Narasumber

M: “Assalamualaikum pak, permisi kami mahasiswi dari Universitas Negeri


Makassar saat ini sedang menjalankan tugas observasi salah satu mata kuliah
kami. Apakah bapak berkenan untuk kami wawancara?”

N: “Waalaikumsalam, oh bisa, saya akan menjawab pertanyaan kalian jika saya


mengetahuinya”

M: “Baik pak, jadi kami ingin menanyakan apakah bapak mengetahui siapa yang
menjadi pemilik atau pengelola dari pantai ini?jika iya, apakah bisa bapak
memberitahukan kepada kami siapakah yang mengelola pantai ini?”

N : “Setau saya pemilik dari pantai ini belum diketahui siapa namun pantai ini
dikelola oleh LPM dan pendapatan yang diperoleh dari wisatawan masuk ke
dalam RW setempat”

M : “Apakah ada petugas yang ditugaskan setiap hari membersihkan area pantai?
Mereka melakukannya secara sukarelawan atau ada upah yang di peroleh
setelah mereka membersihkan pantai?”

N: “Ada, mereka mendapatkan upah setelah membersihkan area ini di pagi hari
namun saya tidak mengetahui berapa pendapatan yang mereka dapatkan setelah
membersihkan pantai.”
M: “Apakah bapak bisa menjelaskan akibat yang ditimbulkan karena adanya
sampah yang berserakan di sekitar sini?”

N: “Ya dampak yang ditimbulkan sih pasti pantai ini dicap sebagai pantai yang
kotor disebabkan kurangnya sikap kesadaran dari para wisatawan yang datang
sehingga kami merasa sedih dan kecewa namun kami belum ada yang protes
kepada pemkot Makassar atau ke Dinas Pariwisata”

M: “Sebutkan kebijakan apa saja yang telah pemerintah lakukan untuk mengatasi
pencemaran lingkungan pada salah satu ikonik wisata di pusat kota seperti
pantai ini!”

N: “Ada kebijakan, seperti LiSA (Lihat Sampah Ambil) dan ini sudah terlaksana
namun tetap masih ada yang kurang menerapkan kebijakan dari pemkot lalu
sampah yang kalian lihat banyak disini itu berasal dari sungai, sampah seperti
enceng gondok ini terseret dan terbawa air sampai ke pantai ini”

M: “Ada berapa macam jenis sampah yang biasanya bapak temukan di pesisir
pantai ini? “

N: “2 jenis sampah, ada sampah basah dan sampah kering.”

M: “Selain kebijakan yang pemerintah lakukan, apakah bapak memiliki solusi


sehingga mungkin saja bisa meminimalisirkan agar pantai ini tidak tercemar
lagi?”

N: “Kalau saya sendiri, tidak memiliki solusi untuk pantai ini”

M: “Baik pak, terimakasih sudah berkenan untuk kami wawancarai, kami pamit
dan sukses selalu buat bapak”

N: “Terima kasih de”


C. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan teori sikap yang kami jadikan sebagai acuan dasar teori di kasus
yang kami observasi, dimana kami akan menawarkan beberapa alternatif pemecahan
masalah. Dalam menangani masalah pencemaran sampah ini, perlu adanya kegiatan aktif
dan cepat tanggap yang harus dilakukan oleh pemerintah kepada para wisatawan yang
akan berkunjung tempat ini yakni :

1. Mungkin pihak dari pemerintah dinas kebersihan bisa membuat TPA


(Tempat Pembuangan Akhir) di dekat area Pantai Tanjung Bayang. Alasan
kami karena saat kami datang mengobservasi disana, banyak sampah yang
terkumpul di satu tempat padahal itu bukan tempat pembuangan akhir jadi
saat kami melihatnya itu kami merasa agak risih dan menyarankan agar
mungkin pemerintah di kota kami membangun tempat pembuangan akhir di
dekat area pantai seperti TPA yang ada di Antang agar wisatawan tidak
akan merasa terganggu dan risih dengan tertumpuknya sampah di satu
tempat dekat pantai tanjung bayang.
2. Mengadakan kegiatan membersihkan pantai bersama antara pihak
pemerintah dan juga warga kota Makassar sebagai bentuk peduli terhadap
lingkungan. Mungkin cara ini bisa dilakukan bersama-sama baik
pemerintah ataupun warga, selama akhir pekan atau paling tidak di lakukan
sebulan sekali di tempat wisata yang bisa di selipkan kegiatan pemberian
reward kepada masyarakat yang beruntung setelah melakukan kegiatan
bersih-bersih ini.
3. Membuat lembaga khusus dari pemerintah yang bertugas untuk melihat
sekeliling daerah pantai dan jika mendapatkan wisatawan yang membuang
sampah tidak pada tempatnya, mereka harus tegas untuk memberikan
sanksi kepada yang bersangkutan. Sanksi disini tidak selalu mengenai uang
namun bisa juga diberikan sanksi untuk membersihkan area pantai saat
yang bersangkutan telah berbuat kesalahan membuang sampah untuk
membuat efek jera agar mereka bisa menjaga sikap dan peduli dengan
lingkungan. Padahalkan pemerintah sudah memberikan tempat
pembuangan sampah sesuai kategori sampah yang akan dibuang namun
malah memilih untuk membuang sampah di pinggir pantai.
4. Kepada para wisatawan yang akan berkunjung ataupun siapapun
masyarakat yang ingin menghabiskan masa weekend mereka di pantai agar
bisa membawa bekal dari rumah saja. Selain bisa meminimalisirkan
sampah yang dihasilkan, wisatawan pun bisa menghemat uang mereka saat
lagi menikmati hari weekend dengan melihat keindahan pantai dan juga
tetap terjaga pola makan karena makanan yang dibawa adalah makanan
rumahan sehingga hal ini bisa membantu pemerintah dan menjaga
ekosistem lingkungan di sekitar area pantai.
5. Jika para penjual yang tadinya mereka menjual di dekat pantai dan ingin
tetap berjualan di sekitar itu agar mungkin bisa mengganti alat makan yang
mereka jual seperti yang tadinya mereka memakai plastik untuk beralih
menggunakan sterofoam untuk tempat makan yang akan dijual sehingga
penggunaan plastik pun bisa berkurang.
6. Saran terakhir yang bisa kami tawarkan untuk memecahkan masalah ini
adalah pencemaran ini ada karena kurangnya sikap peduli masyarakat
terhadap lingkungan. Jadi kami menyarankan agar setiap masyarakat bisa
sadar bahwa sikap membuang sampah tidak pada tempatnya itu merupakan
sikap sosial yang buruk dan dampak yang akan dirasakan bukan hanya ke
dia melainkan kepada seluruh masyarakat terkhusus ke wisatawan yang
datang ke tempat ikonik seperti pantai, pasti mereka merasa risih jika
tempat wisata yang di datangi itu banyak sampah. Intinya, kembali kepada
sikap dan pribadi masyarakat masing-masing agar bisa sadar akan
lingkungan sekitar mereka.
D. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil observasi yang telah kami lakukan mengenai
pencemaran lingkungan di salah satu ikon wisata di Kota Makassar dapat
dijelaskan sebagai berikut : 1. Pencemaran lingkungan ini didasari oleh
kurangnya kesadaran sikap akan kebersihan pantai, mereka membuang
sampah dengan seenaknya tanpa memikirkan penyebab apa yang akan
timbul bila mereka melakukan sikap yang buruk ini secara terus menerus
walaupun mereka tidak tiap saat datang ke pantai namun sikap buruk itu
bisa membuat pantai yang tadi nya sangat indah dipandang karena belum
ada pencemaran oleh sampah malah menjadi tidak enak dipandang karena
telah tercemar akibat perilaku sikap buruk wisatawan.
2. Kurangnya ketegasan pemerintah terhadap pelaku yang telah membuang
sampah tidak pada tempatnya, sehingga para wisatawan yang melakukan
pembuangan sampah sembarangan ini tidak merasakan efek jera karena
pemerintah kurang tegas untuk sanksi yang harusnya diberikan kepada
pelaku yang suka membuang sampah tidak pada tempatnya.
b. Saran
Menurut kami, air di pantai tanjung bayang mungkin telah tercemar dengan
sampah-sampah baik yang disebabkan oleh para wisatawan ataupun sampah
yang dibawa oleh arus pantai dari sungai untuk memberikan saran kepada
pemerintah kami untuk menanggulangi dampak pencemaran air tersebut
dengan mempercepat pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) di area itu. Para wisatawan pun dihimbau agar bisa sadar terhadap
lingkungan agar tidak lagi tempat wisata ini kotor karena sampah dan kasus
dengan topik ini bisa berkurang sehingga pemerintah pun tidak khawatir
soal masalah pencemaran sampah di lingkungan pantai.
DAFTAR PUSTAKA

Bertus Hohoba, I. A. (2019). Pengelolaan Sampah Wisata Tanjung Bayang untuk Meningkatkan
Daya Tarik Kunjungan Wisata Kelurahan Tanjung Mardeka Kecamatan Tamalate Kota
Makassar. Jurnal Environmental.

Afifah Hasani, A. A. (2012). Sikap.

Devi Marhawani, W. W. (2016). Dampak Positif dan Negatif Lingkungan di Pantai Tanjung
Bayang Makassar.

Jaya, A. M. (2012). Kajian Kondisi Lingkungan dan Perubahan Sosial Ekonomi Reklamasi
Pantai Losari dan Tanjung Bunga.

Savitri, K. (2017). 3 Teori Sikap dalam Psikologi Menurut Para Ahli.

Yusri, R. A. (2016). Deskripsi Tanjung Bayang Makasaar.

Devi Marhawani, W. W. (2016). Dampak Positif dan Negatif Lingkungan di Pantai Tanjung
Bayang Makassar.
CEK PLAGIARISME

Anda mungkin juga menyukai