NIM : 220107501007
Empat )
telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten, maka laporan ini
dinyatakan diterima.
A. Latar Belakang
Keterampilan proses sains terdiri atas keterampilan proses sains dasar dan
keterampilan proses sains integrasi atau terpadu. Ada beberapa keterampilan proses
sains dasar, dua diantaranya adalah pengamatan (observasi) dan bertanya.
Kemampuan melakukan pengamatan merupakan keterampilan proses yang paling
dasar dalam sains, termasuk biologi. Keterampilan ini sangat penting untuk
mengembangkan keterampilan proses sains lainnya. Sementara itu, bertanya dapat
menjadi penanda akan tingginya rasa ingin tahu (curiosity). Rasa ingin tahu inilah
yang menjadi pemantik bagi para ilmuwan biologi untuk melakukan penelitian
lebih lanjut sehingga biologi semakin berkembang. Pertanyaan yang dimaksud
adalah pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat dicari jawabannya melalui
metode ilmiah. Hasil observasi terhadap gejala alam biotik yang diikuti dengan
pertanyaan ilmiah, akan mendorong para ilmuwan untuk menyusun hipotesis
selanjutnya, hipotesis tersebut dapat diuji melalui eksperimen.
Gejala atau fenomena alam, baik yang bersifat biotik maupun yang bersifat
abiotik, dapat berupa kebendaan dan dapat pula berupa kejadian. Gejala alam biotik
kebendaan antara lain bermacam-macam tumbuhan, hewan, mikroorganisme, jentik
nyamuk diselokan, menusia populasi, komunitas dan ekosistem dengan berbagai
karakteristiknya; gejala alam biotik kejadian antara lain gugurnya daun tumbuhan,
daun yang menguning, buah mangga yang menjadi matang, mata berkedip, daun
tumbuhan yang berlubang-lubang karena dimakan ulut (serangga) bernapas,
berfotosintesis dan sebagainya.
Gejala alam biotik adalah gejala alam alam yang terjadi karena adanya
interaksi makhluk hidup, misalnya oleh manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Gejala alam biotik juga berkaitan dengan munculnya kehidupan dialam semesta,
dalam arti dengan adanya sebuah gejala alam biotik, maka diketahui tanda hidup
dalam kehidupan pada makhluk hidup itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
Praktikan dapat mengenal mengenal dan dapat membedakan gejala alam biotik
yang berupa kebendaan dan yang berupa kejadian serta dapat membuat pertanyaan ilmiah
mengenai gejala alam biotik kebendaan dan gejala alam biotik kejadian.
Salah satu bidang ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat serta
memberikan kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalah biologi.
Biologi berasal dari bahasa Latin: bios berarti hidup/kehidupan dan logos berarti
ilmu. Dengan demikian biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Objek studi (kajian)
biologi adalah makhluk hidup (organisme) serta seluk beluk kehidupannya;
selanjutnya dapat disebut gejala alam biotik (Lodang, Hamka 2022).
Lingkungan biotik mencakup lingkungan dengan komponen hidup atau
bernyawa. Keberlangsungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik tersebut
akan menjamin keseimbangan ekologi. Pemahaman tentang lingkungan tidak akan
lepas dari pembahasan tentang ekologi. Keseimbangan yang terjadi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya menjamin keberlangsungan perikehidupan.
Pencemaran lingkungan merupakan contoh terganggunya keseimbangan tersebut,
dimana substansi-substansi asing masuk ke dalam lingkungan yang akan
mempengaruhi aktivitas alamiah mahluk hidup di lingkungannya (Silalahi,
Marlinang I., dkk 2021).
Ekosistem yang ada dibumi terdiri atas dua komponen, yaitu komponen
biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik terdiri atas makhluk hidup yang
meliputi hewan, tumbuhan, manusia, dan mikroorganisme (jamur dan bakteri).
Sementara itu, komponen abiotik merupakan komponen tidak hidup yang terdapat
dalam ekosistem seperti air, tanah, udara, suhu, sinar matahari, dan kelembapan
udara. Berdasarkan keberadaan komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem,
dikenal dua macam gejala alam yaitu gejala alam biotik dan gejala alam abiotik.
Adapun pada pengamatan kali ini tentang gejala alam biotik (Tim Maestro Eduka,
2020).
Segala sesuatu yang terdapat disekitar makhluk hidup dan berpengaruh
terhadap makhluk hidup itu disebut lingkungan. Lingkungan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu lingkungan benda tak hidup yang meliputi tanah, batu,
air, udara, dan cahaua. Lingkungan benda hidup meliputi semua komponen biotik
yang berpengaruh terhadap makhluk hidup dalam lingkungan itu. Komponen biotik
yaitu bagian dari suatu ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup. Berdasarkan
fungsi di dalam ekosistem, komponen biotik dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu produsen, konsumen, dan decomposer (pengurai). Hubungan
makhluk hidup dan lingkungan, baik biotik maupun abiotik merupakan timbal balik
yang rumit dan kompleks. Keseimbangan ekosistem dapat terjadi bila ada hubungan
timbal balik diantara komponen-komponen ekosistem. Semula produsen, herbivora
dan karnivora berada pada tempat tertentu. Tumbuhan sebagai produsen yang
jumlahnya paling banyak. Apabila ada hal-hal yang mengubah lingkungan maka
organisme tersebut tidak akan mengalami perubahan, tetapi jika jumlah organisme
tidak terkendalikan akan membahayakan organisme lainnya (Sitanggang &
Yulistiana, 2015).
Gejala atau fenomena alam, baik yang bersifat biotik maupun yang bersifat
abiotik, dapat berupa kebendaan dan dapat pula berupa kejadian. Gejala alam biotik
kebendaan antara lain bermacam-macam tumbuhan, hewan, mikroorganisme, jentik
nyamuk diselokan, menusia populasi, komunitas dan ekosistem dengan berbagai
karakteristiknya; gejala alam biotik kejadian antara lain gugurnya daun tumbuhan,
daun yang menguning, buah mangga yang menjadi matang, mata berkedip, daun
tumbuhan yang berlubang-lubang karena dimakan ulut (serangga) bernapas,
berfotosintesis dan sebagainya (Lodang, Hamka 2022).
Gejala alam biotik adalah gejala alam yang terjadi karena adanya interaksi
makhluk hidup, misalnya oleh manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Gejala alam
biotik juga berkaitan dengan munculnya kehidupan di alam semesta, dalam arti
dengan adanya sebuah gejala alam biotik, maka diketahui tanda hidup dalam
kehidupan pada makhluk hidup itu sendiri (Wibowo, A.C, dkk 2015).
BAB III METODE PRAKTIKUM
1. Alat
a. Alat tulis menulis (secukupnya)
b. Kamera/Handphone (1 buah)
2. Bahan
a. Lembar observasi (secukupnya)
C. Prosedur Kerja
– Alat dan bahan yang diperlukan disiapkakan
– Pengamatan terhadap gejala atau fenomena alam biotik dari tingkat
individu hingga tingkat ekosistem dilakukan dalam lingkungan kampus
FMIPA Universitas Negeri Makassar.
– Setiap objek yang diamati direkam (difoto) masing-masing 10 buah
untuk gejala alam biotik kebendaan dan 10 buah untuk gejala alam
biotik kejadian.
– Hasil foto dimasukkan pada tempat yang telah disediakan.
– Minimal 1 pertanyaan ilmiah yang berhubungan dengan objek diajukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Gejala alam biotik kebendaan adalah keadaan atau ciri-ciri khusus yang
dimiliki oleh makhluk hidup merupakan gejala alam kebendaan komponen biotik.
Gejala alam biotik kebendaan antara lain bermacam-macam tumbuhan, hewan,
mikroorganisme, jentik nyamuk di selokan, manusia populasi, komunitas dan
ekosistem dengan berbagai karakteristiknya. Sedangkan gejala alam biotik kejadian
adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh makhluk hidup.
Gejala alam biotik kejadian antara lain gugurnya daun tumbuhan, daun yang
menguning, buah mangga yang menjadi matang, mata berkedip, daun tumbuhan
yang berlubang-lubang karena dimakan ulat (serangga), bernapas, borfotosintesis
dan sebagainya.
1. Gejala alam biotik kebendaan
a. Bunga bromelia (Neoregelia cruenta)
Bromelia merupakan tanaman dari famili Bromeliaceae, kingdom plantae,
ordo poales, dan genus bromelia yang memiliki banyak jenis hingga 3.000 spesies
yang ada pada saat ini. Tanaman ini juga telah dikembangkan lebih luas lagi
sehingga terdapat ribuan jenis hibrida terbaru. Salah satu ciri khas dari tanaman ini
adalah dalam satu pohon daunnya terdiri dari berbagai warna, seperti hijau, merah,
kuning.
Pada pengamatan yang telah dilakukan, bunga bromelia ini memiliki
perbedaan dari tanaman lainnya karena terdapat warna merah muda terang pada
ujung tanaman namun bahgian lainnya tetap berwarna hijau. Selain itu, ujung dari
tanaman ini juga lancip (tajam) sehingga tetap harus berhati-hati agar tidak ditusuk.
Dari hasil pengamatan tersebut sehingga tanaman ini digolongkan pada gejala alam
biotik kebendaan karena tumbuhan ini memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan
dari tanaman lainnya. Sehingga, dapat memunculkan pertanyaan “Mengapa
terdapat warna yang berbeda pada ujung tanaman?”.
b. Bayam merah (Iresine herbstii)
Bayam merah (Iresine herbstii) merupakan tanaman yang cantik untuk
diletakkan ditaman maupun di dalam ruangan. Bayam merah dikenal sebagai jenis
sayuran yang padat nutrisi. Bayam merah memiliki daun yang berbentuk bulat telur
yang ujungnya agak meruncing dan berwarna ungu kemerahan. Batangnya tumbuh
tegak, tebal, berdaging, dan bnayak mengandung air (herbaceus). Selain daunnya
yang berwarna ungu kemerahan, tanaman ini juga terkenal karena memiliki aneka
nama seperti daun darah dan tanaman ampela ayam. Tanaman ini lebih umum
berada di belahan bumi selatan, yang menjadikan hal baru dibelahan bumi utara.
Pada pengamatan yang telah dilakukan bayam merah (Iresine herbstii) ini
memiliki daun yang berbeda dengan tanaman yang ada disekitarnya. Warna daun
yang dilihat pada pengamatan ini adalah warna merah muda keunguan. Sehingga,
dapat memunculkan pertanyaan “Mengapa tanaman tersebut tidak berwarna
hijau?”.
c. Laba-laba (Argiope appensa)
Laba-lana adalah jenis hewan berbuku-buku dengan dua segmen tubuh.
Empat pasang kak, tak bersayap, dan tidak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis
laba-laba di golpngkan ke famili animalia, kelas dan ordo Archanida, dan filum
Arthropoda.
Pada pengamatan yang telah dilakukan Laba-laba (Argiope appensa)
memiliki 4 kaki yang belang-belang. Sehingga, dapat memunculkan pertanyaan,
“Mengapa ada perbedaan warna (belang-belang) pada kaki laba-laba?”.
d. Bunga kertas (Bougainvillea)
Bunga kertas adalah tanaman hias populer. Bentuknya berupa pohon kecil
yang sukar tumbub tegak. Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang
berwarna cerah dan menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunya. Tanaman
ini digolongan ke famili Nyctaginaceae, d i v i s i Tracheophyta, ordo
Caryophyllales dan genus Bougainvillea.
Pada pengamatan yang telah dilakukan, Bunga kertas (Bougainvillea) tidak
memiliki bunga, berduri, dan semua daunnya berwarna hijau. Sehingga dapat
memunculkan pertanyaan “Apakah duri tersebut dapat bertambah besar mengikti
pertumbuhan tanamannya?”.
e. Bambu air (Equisetum hyemale)
Bambu air ini digolongkan kedalam ordo Equitales yang merupakan ordo
tertua dengan ciri khas tanaman berpembuluh (vascular). Secara alami, tanaman ini
tumbuh di daerah rawa, padang rumput, di pinggiran sungai, di pinggiran kolam
dan danau. Namun, tanaman ini dianggap menjadi masalah ketika tumbuh area
pertanian seperti dipadang rumput, ladang pertanian, dan daerah perairan yang
dikendalikan. Tanaman ini memiliki rhizoma, membentuk koloni padat dan
dianggap berbahaya di padang rumput dan penggembalaan, karena beberapa spesies
mengandung alkoid yang beracun untuk hewan ternak.
b. Tanduk rusa
Paku tanduk rusa adalah sekelompok tumbuhan paku epifit yang semuanya
tergabung dalam genus Platycerium. Tumbuhan ini memiliki penampilan yang khas
karena memiliki dua tipe ental dengan fungsi dan bentuk yang jelas berbeda, dengan
salah satu tipe entalnya bercabang-cabang berbentuk seperti tanduk rusa.
Tumbuhan ini digolongkan pada kingdom Plantae, divisi Pteridophyta, famili
Polypodiaceae, kelas Pteridopsida, ordo Polypodiales, dan genus Platycerium.
Pada pengamatan yang telah dilakukan, tanduk rusa yang diamati kering,
daunnya berwarna coklat dan kuning, serta daunnya lebih layu daripada yang lain.
Sehingga, menimbulkan pertanyaan “Mengapa ujung daunnya menguning dan
mengering?”.
c. Daun mangga
Mangga termasuk tanaman evergreen sehingga daunnya tetap hijau
sepanjang tahun. Bentuk daunnya sederhana dengan ukuran panjang 15 cm hingga
35 cm, serta lebar 6 cm sampai 16 cm.
Pada pengamatan yang telah dilakukan, daun mangga tersebut jatuh ke tanah
dan berwarna hijau kekuningan. Sehingga menimbulkan pertanyaan “Mengapa
daunnya jatuh ke tanah?”.
d. Pohon mangga (Mangifera indica)
Mangga atau mempelam adalah nama jenis buah, demikian juga nama
pohonnya. Mangga termasuk ke dalam genus Mangifera, yang terdiri dari 35-40
anggota famili Anacardiaceae. Pada pengamatan yang telah dilakukan, pohon
mangga (Mangifera indica) batangnya besar dan tumbuh ke samping. Sehingga
menimbulkan pertanyaan “Apa penyebab terjadinya sehingga batang pohon
tersebut tumbuh ke samping?”.
e. Koloni semut merah (Selenopsis)
Semut api adalah salah satu genus semut yaitu genus Selenopsis. Panjang
semut pekerjanya mencapa 3 mm dan panjang ratu semut mencapai 6 mm. Jenis
semut ini berwarna coklat agak kemerahan. Serangga ini biasanya hidup dalam
koloni dengan jumlah koloni bisa mencapai hingga 100.000 ekor semut. Pada
pengamatan yang telah dilakukan, terlihat koloni semut yang berjalan diatas batu.
Sehingga memunculkan pertanyaan “Mengapa semut dapat jalan dengan
beriringan?”.
f. Tanaman kering
Pada pengamatan yang telah dilakukan, tanaman kering yang diamati batang
dan daunnya kering, serta berwarna coklat. Sehingga menimbulkan pertanyaan
“Apa penyebab sehingga terjadinya kekeringan pad tanaman tersebut?”.
g. Lumut (Bryophyta)
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk
dalam Bryophytina. Tumbuhan ini sudah menujukkan diferensiasi tegas antara
organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun
sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Pada
pengamatan yang telah dilakukan, terlihat permukaan batu yang diselimuti dengan
lumut sehingga membuat batu tersebut licin serta berwarna hijau. Pengamatan
tersebut menimbulkan pertanyaan “Mengapa tumbuh lumut pada batu tersebut?”.
h. Jaring laba-laba
Jaring laba-laba adalah kombinasi antara kekuatan dan kelenturan.
Sebagaimana ketika ditarik, benda tersebut melunak tapi kemudian menjadi kaku.
Pada pengamatan yang telah dilakukan, terlihat jaring laba-laba yang kokoh diatas
permukaan air. Sehingga, menimbulkan pertanyaan “Mengapa jaring laba-laba
kuat?”.
i. Bunga rejeki (Aglaonema)
Aglaonema adalah tanaman hias populer dari suku talas-talasan atau
Araceae. Genus tanaman ini memiliki sekitar 30 spesies. Mereka berasal dari daerah
tropis dan subtropis di Asia dan Mugini. Mereka umumnya dikenal sebagai Chines
evergreens. Pada pengaatan yang telah dilakukan, batang tanaman ini melengkung
ke bawah dan daunnya berwarna hijau bercorak putih. Sehingga menimbulkan
pertanyaan “Apa penyebab sehingga batang tanaman tersebut melengkung ke
bawah?”.
j. Tanaman liar
Pada pengamatan yang telah dilakukan, terdapat tanaman liar yang tumbuh
di permukaan tembok serta daunnya berwarna hijau dan menyirip. Dari pengamatan
ini, menimbulkan pertanyaan “Mengapa tumbuh tanaman pada tembok tersebut?”.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Saran untuk Laboraturium
Dapat meberikan dukungan dalam hal kelengkapan alat-alat laboraturium
agar praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan lebih maksimal.
2. Saran untuk Asisten
Dapat membimbing praktikan dalam menjalankan praktikum dengan lebih baik
sehingga praktikan dapat menjalankan prosedur kegiatan dengan lebih baik.
3. Saran untuk Praktikan
Dapat menjalankan praktikum dengan lebih baik, serta bertindak lebih aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Lodang, Drs. Hamka. 2022. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Makassar.
Wibowo A.C, dkk 2015. Web Based Biology Instructional Software On Biotic
And Abiotic Natural Symptoms. Jurnal Biologi.
LAMPIRAN
Lodang, Drs. Hamka. 2022. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Makassar.
Silalahi, Marlinang I, dkk 2021. Kesehatan Lingkungan Suatu Pengantar.
Sitanggang & Yulistiana, 2015. Peningkatan Hasil Belajar Ekosistem Melalui
Penggunaan Laboraturium. Jurnal Biologi.
Tim Maestro Eduka, 2020. Top Fokus Ulangan & Ujian.
Wibowo A.C, dkk 2015. Web Based Biology Instructional Software On Biotic And
Abiotic Natural Symptoms. Jurnal Biologi.