Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR
“ANALISIS EKOSISTEM”
Di Ajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Biologi Dasar

Disusun oleh :
Nama : Billy Banaraji
NIM : 4442210159
Kelas :IE

JURUSAN AGREKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu
Oikos dan Logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan Logos
artinya ilmu atau pengetahuan. Semula ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari organisme di tempat tinggalnya. Namun bersamaan dengan
proses perkembangan ilmu pengetahuan, sampai saat ini ekologi didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya atau mempelajari hubungan timbal balik antar
kelompok organisme dengan lingkungannya
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
disebut dengan ekosistem. Hubungan timbal balik bertujuan untuk menjaga
kelangsungan hidup organisme dan keseimbangan didalamnya. Ekosistem
merupakan sebuah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik
antara organisme dengan lingkungan biotik dan abiotik.
Lingkungan memiliki dua macam yaitu biotik dan abiotik, lingkungan
biotik merupakan keseluruhan organisme yang berpotensi mempengaruhi
kehidupan organisme yang lain dan lingkungan abiotik merupakan
keseluruhan unsur tak hidup baik bersifat (fisika maupun kimia) yang
berpotensi mengenali kehidupan organisme tertentu.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengamati dan mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik pada
beberapa ekosistem terestial.
2. Mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukuran komponen abiotik
dan biotik pada beberapa ekoistem terestial.
3. Mengenal perbedaan dan kesamaan berbagai ekosistem terestial.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ekosistem


Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem sebagai suatu tatanan kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup dan saling mempengaruhi. Ekosistem
sebagai penggabungan dari setiap unit biosistem. Melibatkan interaksi timbal
balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energinya menuju
pada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi siklus materi antara organisme
dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energy, dalam
ekosistem, organisme pada komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme kemudian beradaptasi lagi
dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan
fisik untuk kelangsungan hidupnya.
Salah satu jenis ekosistem dilingkungan kita adalah ekosistem terestrial.
Ekosistem terestrial di indonesia mempunyai satu jenis yaitu hutan hujan
tropis, merupakan ekosistem dengan keanekaragaman yang tinggi, curah
hujan tinggi (200-450 cm pertahun), dan mendapatkan sinar matahari yang
cukup, tetapi sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan. Contoh
hewan yang ada yaitu kupu-kupu, capung, kera, gorila, orang utan, dan
kelalawar.

2
2.2 Komponen Biotik Dan Abiotik
Biotik, memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem
adalah makhluk hidup itu sendiri, sebab ekosistem tak akan pernah terbentuk
tanpa adanya makhluk hidup didalamya. Keberadaan makhluk hidup
kemudian membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem. Beberapa
contoh dari komponen biotik yang ada lingkungan sekitar kita.
a) Organisme Autotrof atau Produsen, disebut sebagai produsen karena
organisme ini mampu membuat makanannya sendiri, bahkan ia membuat
makanan bagi organisme lain yang tinggal di ekosistem. Produsen
kemudian akan membuat makanan dengan menyerap senyawa serta zat-
zat anorganik yang akan diubah menjadi senyawa organik melalui suatu
proses yang dinamakan sebagai fotosistensis.
b) Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda dengan
organisme pertama. Organisme heterotrof ini memperoleh makanan dari
organisme autotrof atau produsen dan akan memakan sesama organisme
heterotrof lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa organisme
heterotrof adalah organisme yang menggunakan bahan-bahan organik dari
organisme lain yang digunakan sebagai sumber energi dan makanannya.
Sebagai contoh adalah manusia dan hewan. Ketiganya nanti dibagi lagi
berdasarkan makanannya menjadi Herbivora, Karnivora serta Omnivora
c) Pengurai atau Dekomposer, merupakan Golongan terakhir dari komponen
biotik dalam sebuah ekosistem. Pengurai atau dekomposer ini adalah
organisme yang menguraikan sisa- sisa makhluk hidup (heterotrof atau
autotrof) yang telah mati. Dengan kata lain, pengurai adalah organisme
yang bekerja untuk merubah bahan bahan organik dari organisme yang
telah mati menjadi senyawa anorganik melalui suatu proses yang
dinamakan dekomposisi. Pengurai atau dekomposer akan menduduki
jabatan penting dalam suatu rantai makanan di bumi, karena perannya
paling akhir adalah kunci keberlangsungan rantai makanan. Beberapa
contoh pengurai atau dekomposer yang ada di sekitar lingkungan tempat
kita tinggal adalah ganggang, jamur, bakteri, cacing, dan lain sebagainya.
Abiotik

3
Abiotik atau komponen yang tak hidup. Dengan kata lain, komponen
abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda-benda bukan makhluk
hidup tetapi ada di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi kelangsungan
hidup. Beberapa jenis komponen abiotik yaitu suhu, sinar matahari, air,
angin, udara, kelembapan udara, dan banyak lagi benda mati yang ikut
berperan dalam ekosistem.
a). Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada suhu,
contohnya mamalia & burung sebagai makhluk hidup yang dapat
mengatur sendiri suhu tubuhnya.
b). Air: Sebuah ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu
organisme Contohnya Organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup
dengan memanfaatkan ketersediaan air yang berada di padang pasir.
c). Garam: Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air
dalam organisme melalui Osmosis. Contohnya pada Beberapa organisme
Terestrial yang dapat beradaptasi pada lingkungan dan kandungan
garamnya yang cukup tinggi.
d). Sinar Matahari: Intensitas & Kualitas pada sebuah Cahaya Matahari
akan mempengaruhi proses fotosintesis, karena air mampu menyerap
cahaya sehingga proses fotosintesis dapat terjadi di sekitar permukaan
matahari.

4
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Analisis Ekosistem ini dilaksanakan pada hari kamis, 18
Oktober 2021 pukul 15.30 – 16.30 WIB. Bertempat di Kp. Saruni,
Pandeglang, Banten.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi
alat yaitu Lup, Termometer Alkohol dan Lux Meter. Dan bahan yang
digunakan yaitu Kertas HVS.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu :
1. Disiapkan Semua alat, bahan dan lokasi pengamatan .
2. Diamati Lingkungan ternaungi dan tidak ternaungi.
3. Dicatat semua hasil pengamatan berupa faktor biotik dan abiotik yang
terdapat pada lingkungan.
4. Dibuat hasil praktikum dalam bentuk laporan

5
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Faktor Biotik
No Lokasi Pengamatan Jenis Biota
Semut
Rumput Teki
Pohon Mangga
Lebah
1. Ternaungi Lumut
Berudu
Kepik Coklat
Rumput Gajah
Kupu-Kupu
2. Tidak Ternaungi Semut
Alang-Alang
Putri Malu
Mauritius Hemp

Tabel 2. Hasil Pengamatan Faktor Abiotik


No Faktor Nama Alat Lokasi Waktu Hasil
Abiotik Pengukur Pengamatan Pengamatan Pengamatan
11.04 -11.24 31oC
Ternaungi
1. Suhu Termometer Tidak 11.04 -11.24 34oC
Ternaungi

6
11.04 -11.24 24,0
2. Intensitas Ternaungi
Cahaya Lux Meter Tidak 11.04 -11.24 95,1
Ternaungi

4.2 Pembahasan
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi
suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai
sumber dari semua energi yang ada (Campbell,2004).
Ekosistem merupakan sebuah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh
antara unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi dalam hubungan
timbal balik antara organisme dengan lingkungan biotik dan abiotik. Biotik
digolongkan menjadi tiga golongan yaitu produsen, konsumen, dekomposer
(pengurai). Sedangkan abiotik adalah komponen yang kedua dalam ekosistem
ditinjau dari aspek kehidupan. Komponen ini terdiri dari bahan tak hidup
berupa unsur-unsur fisik (lingkungan) dan unsur- unsur kimia (senyawa
organik dan senyawa anorganik), misalnya tanah, air, udara, sinar matahari
dan sebagainya, yang berada di lingkungan dalam bentuk medium atau
substrat melangsungkan kehidupan. Misalnya pada ekosistem danau
ditemukan komponen abiotik yang terdiri dari senyawa anorganik seperti
H2O, CO2, O2, K, Na, dan P, dan senyawa organik seperti senyawa asam
amino dan senyawa karbon (humus).
Ekosistem merupakan tingkatan yang paling tinggi dari komunitas, untuk
mendapatkan energi dan materi yang diperlukan untuk kehidupan semua
komunitas tergantung kepada sistem abiotik. Organisme produsen memiliki
oksigen, cahaya, air, dan garam yang semuanya diamnil dari Abiotik.Dimana
salah satu contoh dari ekosistem yaitu hutan hujan tropis yang berupa hutan

7
yang selalu basah, lembab, dan keanekaragaman yang tinggi, curah hujan
tinggi (200-450 cm pertahun), dan mendapatkan sinar matahari yang cukup,
tetapi sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada ptaktikum kali ini dapat di
lihat ditabel pertama yaitu pengamatan faktor biotik di tempat yang ternaungi
dan tidak ternaungi ternaungi di sini mempunyai beberapa jenis biota yaitu
ada semut, rumput teki, pohon mangga, lebah, lumut, berudu, dan kepik
coklat. Dan dalam jenis biota tidak ternaungi yaitu ada rumput gajah,
kupukupu, semut, alang-alang, putri malu, dan mauritius hemp. Alat dan
bahan yang diperlukan pada praktikum ini ada lup, termometer alkohol, dan
lux meter. Bahan yang digunakan yaitu kertas HVS.
Dan dalam tabel kedua yaitu pengamatan faktor abiotik yaitu suhu dan
intensitas cahaya dengan lokasi pengamatan ternaungi dan tidak ternaungi di
tabel dua ini kita membutuhkan alat yaitu termometer untuk pengukuran suhu
dan lux meter untuk pengukuran intensitas cahaya, pengamatan ini
memerlukan beberapa menit yaitu dari jam 11.04 – 11.24. Hasil pengamatan
dari suhu dalam lokasi ternangi memiliki nilai 31 oC, berbeda halnya dengan
lokasi tidak ternaungi yaitu mempunyai nilai 34oC. Dan untuk hasil dari
faktor abiotik intensitas cahaya dengan lokasi yang sama yaitu ternaungi dan
tidak ternanungi. Pengamatan ini menggunakan alat yaitu lux meter waktu
untuk pengukuran pun sama yaitu 11.04 – 11.24. Dengan memperoleh hasil
untuk lokasi ternaungi yaitu 24,0, dan untuk lokasi tidak ternaungi yaitu 95,1.
Pengukuran intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban. Alat yang digunakan
untuk mengukur intensitas cahaya matahari yaitu lux meter. Bagian lux meter
yang peka terhadap cahaya diarahkan pada pantulan datangnya cahaya,
besarnya intensitas dapat dilihat pada skala. Lux meter bekerja dengan sensor
cahaya. Lux meter cukup dipegang setinggi 75 cm di atas lantai hutan. Layar
penunjuknya akan menampilkan tingkat pencahayaan pada titik pengukuran.
Pengukuran Suhu dan kelembaban dilakukan dengan menggunakan alat
termomter. Untuk pengukuran intensitas cahaya, suhu dan kelembaban
dilakukan setiap 15 menit.

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi
suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai
sumber dari semua energi yang ada (Campbell,2004). Ekosistem merupakan
sebuah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik antara
organisme dengan lingkungan biotik dan abiotik. Biotik digolongkan menjadi
tiga golongan yaitu produsen, konsumen, dekomposer (pengurai). Sedangkan
abiotik adalah komponen yang kedua dalam ekosistem ditinjau dari aspek
kehidupan. Komponen ini terdiri dari bahan tak hidup berupa unsur-unsur
fisik (lingkungan) dan unsur- unsur kimia (senyawa organik dan senyawa
anorganik), misalnya tanah, air, udara, sinar matahari dan sebagainya, yang
berada di lingkungan dalam bentuk medium atau substrat melangsungkan
kehidupan. Dari praktikum ini dapat mengetahui alat untuk analisis ekosistem
dan cara menggunakan alat tersebut.

5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan untuk praktikum Biologi Dasar kedepannya
bisa di adakan secara offline agar materi yang di sampainya lebih paham lagi.

9
Dan agar dapat mencoba menggunakan alat secara langsung, dan untuk
praktikan semoga kedepannya bisa lebih serius dan bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ramlawati, M, Si., et al. 2017. Mata Pelajaran Ipa Kelas VI Ekologi.
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru Dan
Tenaga Kependidikan
Manickam, Bala, Subra, Maniam, Yusa. 2016. Buku Siswa Aktif dan Kreatif
Belajar Biologi. Bandung : Grafindo Media Pratama
Mustakim. 2018. Analisis Perubahan Ekosistem Kawasan Pesisir Pulau Sabang.
Jurnal Analisis Sosiologi. Vol. 7(2): 224-242
Nikmatus, Sholihah, Fatikhatu., et al. 2020. Miniatur Ekosistem sebagai Media
Pembelajaran Ekologi Dasar. Jawa Timur : LPPM Universitas KH. A.
Wahab Hasbullah
Wijayanto, Nurheni., et al. 2012. Intensitas Cahaya, Suhu, Kelembaban dan
Perakaran Lateral Mahoni (Swietenia macrophylla King.) di RPH
Babakan Madang, BKPH Bogor, KPH Bogor. Jurnal Sulvikultur
Tropika. Vol. 3(1) : 8-13

10
LAMPIRAN

Lampiran 1. Termometer Ternaungi Lampiran 2. Lux Meter Ternaungi

Lampiran 3. Termometer Lampiran 4. Lux Meter


Tidak Ternaungi Tidak Ternaungi

11
Lampiran 5. Semut (Biotik) Lampiran 6. Rumput Teki (Biotik)

12

Anda mungkin juga menyukai