Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“Produk Kewirausahaan dalam Aspek Fisika”

Disusun Oleh :

1. Ayong Damaledo 211011040013


2. Rafly Aditya Abudu 211011040026

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI FISIKA
UNUVERSITAS SAM RTULANGI
MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Kewirausahaan mengenai Produk
Kewirausahaan dalam Aspek Fisika, yaitu produksi Mobil Listrik. Makalah ini berisi
pendahuluan dan pembahasan mengenai mobil listrik.

Makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu kritik dan saran
dari pembaca sangat kami butuhkan.

Manado, Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I : Pendahuluan

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

BAB II : Pembahasan

a. Kaitan Ilmu Fisika dan Kewirausahaan


b. Sejarah Perkembangan Mobil Listrik
c. Masa Depan Mobil Listrik di Indonesia
d. Pemasaran Mobil Listrik di Indonesia

BAB III : Penutup

Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata wirausaha merupakan gabungan dari
dua kata yang masing-masing memiliki arti, wira dapat diartikan sebagai pahlawan atau laki-
laki, sedangkan kata usaha merupakan sebuah kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan
pikiran untuk mencapai suatu maksud.
Kegiatan yang dilakukan kakek pada cerita di atas, memiliki maksud untuk
mencukupi kebutuhan rumah tangga si kakek tersebut. Karena jika kakek ini tidak bekerja,
mungkin kebutuhan keluarganya tidak dapat tercukupi. Maka kata wirausaha, dapat diartikan
sebagai seorang yang melakukan sesuatu dengan segala kemampuannya untuk mencapai
maksud tertentu.
Pada perjalanannya, kegiatan wirausaha berkembang menjadi kewirausahaan, istilah
kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris.
Sebelum dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris, kata entrepreneurship sendiri berasal dari
kata berbahasa Perancis, yaitu entreprende yang memiliki arti petualang, pencipta, dan
pengelola usaha.
Pengertian kewirausahaan adalah suatu usaha untuk menentukan, mengembangkan,
kemudian menggabungkan inovasi, kesempatan, dan cara yang lebih baik agar memiliki nilai
yang lebih dalam kehidupan.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
a. Apa Kaitan Fisika dan Kewirausahaan?
b. Siapa Pencetus Ide Mobil Listrik?
c. Dimana Pertama Kali Mobil Listrik Dikembangkan?
d. Kapan Mobil Listrik mulai Dikembangkan?
e. Mengapa Mobil Listrik Mulai Banyak Diproduksi?
f. Bagaimana Pemasaran Mobil Listrik di Indonesia?
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Memahami hubungan antara imu Fisika dengan Kewirausahaan.
2. Mengetahui Sejarah dari perkembangan Mobil Listrik.
3. Mengetahui potensi Produksi Mobil Listrik di masa depan.
4. Mengetahui tentang Pemasaran Mobil Listrik di Indonesia.

BAB II
Pembahasan
A. Kaitan Ilmu Fisika dan Kewirausahaan
Pentingnya visi entrepreneurship dalam sains sangat disadari oleh komunitas
saintis dan engineer. Karenanya sebuah asosiasi fisikawan internasional di bawah
naungan Institute of Physics perlu membuat suatu wadah yang menjembatani sains
dan entrepreneurship. Untuk tujuan ini, Institute of Physics yang bermarkas di
London secara rutin mengadakan workshop entreprenial skill tiap tahunnya. Event ini
diadakan bagi saintis dan engineer yang ingin membekali diri dengan skill
kewirausahaan atau entrepreneurship. Event ini biasanya diadakan di sebuah fasilitas
science di science park Trieste Italia.
Di Eropa, fasilitas science dan technology memang sangat lengkap yang
memungkinkan pengembangan sains dan teknologi yang cepat. Lembaga atau asosiasi
saintis seperti Institute of Physics ini memang berkepentingan dengan pengembangan
sains dan juga sisi komersialnya melalui skill entrepreneurshipnya. Lembaga
semacam ini bisa menjadi wadah bagi saintis yang juga ingin mengembangkan hasil
risetnya menjadi produk yang memiliki sisi komersial. Tentu para peneliti ini tidak
ingin membuat atau mengembangkan produk yang hanya menjadi pajangan di
universitasnya tanpa bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan bahkan bisa menjadi
produk komersial.
Produk hasil riset dan inovasi yang memiliki sisi komersial tentu bisa
mendatangkan keuntungan finansial bagi pembuatnya. Peneliti tentu ingin mencapai
tujuan ini, produknya bisa bermanfaat bagi banyak orang dan juga mendatangkan
keuntungan finansial. Keuntungan finansial yang bisa diperoleh oleh saintis yang
terlibat dalam pengembangan ilmunya dalam membuat produk bisa berupa royalti dari
paten dan keuntungan penjualan produknya. Peneliti yang berhasil membuat produk
dapat beralih fungsi menjadi pemilik bisnis yang memproduksi massal produk yang
dibuatnya. Produknya tidak hanya berupa barang tapi bisa juga berupa jasa.
Perusahaan yang dibuat dari produk hasil riset di sebuah lembaga penelitian
pemerintah atau di bawah naungan universitas dapat dilakukan dengan melakukan
spin-off.
Dari penelitian yang dibiayai pemerintah atau sponsor, peneliti beralih dengan
membiayai sendiri proses produksi massal yang dilakukan perusahaannya melalui
berbagai cara misalnya pinjamdi bank atau kepemilikan saham. Produk yang
dihasilkan dari proses semacam ini bisa disebut sebagai science-based product atau
produk berbasis sains. Orang yang mengembangkan bisnis dengan pola seperti ini
bisa disebut sebagai teknopreneur atau sciencepreneur. Sekarang mari kita lihat
beberapa contoh bisnis berbasis sains ini melalui spin-off dari lembaga penelitian atau
universitas.
Contoh ini diambil dari kasus yang ada di luar negeri. Untuk beberapa contoh
yang ada di Indonesia kita bisa melihat kasus seperti mobil listrik yang coba
dipopulerkan oleh menteri BUMN Dahlan Iskan dan mobil esemka yang dipopulerkan
oleh Jokowi saat masih menjabat walikota Solo. QZN Technology Ltd adalah sebuah
perusahaan berbasis sains dan teknologi yang melakukan riset dalam bidang quantum
information processing and communication. quantum information processing and
communication sendiri merupakan bidang riset yang bisa digolongkan dalam quantum
computing, sebuah bidang yang mencoba mengembangkan metode komputasi
berbasis kuantum yang tujuan akhirnya membuat komputer super cepat dengan
berbasis kuantum.
QZN Technology Ltd ini berbasis di afrika selatan yang didirikan oleh orang-
orang berlatar belakang pendidikan fisika, sebagian sudah lulus dan bergelar doktor
dan sebagian sedang menyelesaikan program doktornya. QZN berdiri pada tahun
2010 sebagai spin-off dari riset di Centre for Quantum Technology, grup riset di
School of Physics University of KwaZulu-Natal Salah satu proyek prestisius dari
QZN technology ini adalah mengamankan sistem komunikasi dalam piala dunia 2010
FIFA dengan membangun QuantumStadium. Salah satu layanan dari QZN
Technology ini adalah quantum cryptography for network security, pengamanan
jaringan komputer menggunakan metode kriptografi kuantum.
Metode ini merupakan pengembangan terbaru dalam fisika kuantum untuk
membangun jaringan komputer yang aman dan tidak mudah ditembus. Dengan
menggunakan layanan dari QZN Technology Ltd, jaringan komputer yang digunakan
dalam piala dunia 2010 di Afrika Selatan terjaga keamanannya. Selain produk dalam
bentuk QuantumStadium yang dipakai selama perhelatan piala dunia 2010, QZN
Technology saat ini juga sedang mengembangkan QuantumCity Initiative yang
berusaha membangun jaringan aman yg menghubungkan seluruh kota. Ini merupakan
contoh nyata dan sekaligus juga mengukuhkan kemampuan produk dari hasil riset
dalam bidang fisika kuantum. Perusahaan QZN Technology ini juga terus
berkembang dengan mencoba membuat produk dan layanan berbasis quantum
information processing and communication dalam bentuk hardware dan software.
QZN Technology Ltd bisa jadi contoh model bisnis berbasis sains dengan riset
sebagai pendorong pengembangan bisnisnya.
Pembuatan televisi sangat erat kaitannya dengan fisika dan teknologi, dan
pemasarannya dan inovasi perkembangan televisi inilah yang sangat erat kaitannya
dengan kewirausahaan. Selain itu, dari beberapa contoh-contoh kasus yang
sebelumnya sudah di cantumkan, menjelaskan bahwa teknologi akan terius
berkembang jika ada inovasi dari peneliti yang memiliki jiwa kewirausahaan, dan
juga teknologi yang diciptakan bisa terkenal dan mendunia dengan adanya sistematika
bisnis dan kewirausahaan dalam bentuk produk.
Sehingga dari sini diharapkan mahasiswa bidang fisika dapat terus
menciptakan produk-produk yang berkaitan dengan fisika dan teknologi dan dapat
dipasarkannya dalam bentuk produk, tidak hanya itu produk tersebeut harus terus
berkembang dan mengeluarkan inovasi-inovasi terbaru sehingga ini sangat menuntut
jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa.

B. Sejarah Perkembangan Mobil Listrik


Model mobil modern pertama yang mengusung mobil tenaga listrik dibuat
oleh Karl Benz pada tahun 1885, namun sebenarnya konsep mengenai mobil
bertenaga listrik sudah ada puluhan tahun sebelumnya. Di abad ke 18, sudah banyak
ilmuwan dan inovator dari Hungaria, Belanda dan Amerika yang mulai berfokus
dengan konsep kendaraan bertenaga baterai dan menciptakan beberapa mobil listrik
dalam skala yang kecil.
Lalu ada pria Inggris yang bernama Robert Anderson yang mengembangkan
sebuah mobil roda tiga yang menggunakan baterai listrik sebagai penggeraknya di
tahun 1832. Temuan milik Anderson ini dianggap sebagai mobil tenaga listrik
pertama di dunia. Akhir abad ke 18, mobil listrik buatan William Morrison yang
dikenal sebagai ahli kimia sukses memulai debutnya pada tahun 1890. Mobil
bertenaga listrik buatannya mampu menampung hingga enam orang penumpang dan
melaju dengan kecepatan 22 km/jam.
Beberapa tahun berikutnya, model mobil tenaga listrik sudah mulai
bermunculan di kota New York. Bahkan saat itu jumlahnya mencapai hingga 60 taksi
listrik. Memasuki abad ke 19, mobil listrik berada pada masa jayanya walaupun di era
itu kuda masih menjadi transportasi utama. Namun seiring dengan tumbuhnya
perekonomian Amerika, orang-orang sudah mulai beralih menggunakan kendaraan
misalnya motor ataupun mobil yang pada saat itu baru ditemukan oleh Henry Ford.
Pada tahun 1898, Ferdinand Porsche mulai menciptakan mobil tenaga listrik
dengan model yang bernama P1. Di waktu yang sama juga, ia berhasil menciptakan
mobil hybrid pertama di dunia yang menggunakan listrik dan bensin sebagai sumber
tenaga utamanya.
Thomas Alva Edison sebagai salah satu penemu terkenal di tahun 1898
percaya bahwa mobil tenaga listrik kelak akan menjadi sebuah kendaraan di masa
depan. Oleh karena itu, beliau mulai menciptakan baterai yang dapat bertahan lama
untuk digunakan di mobil komersial. Ia juga bekerjasama dengan Henry Ford untuk
mengembangkan mobil listrik dengan harga murah pada tahun 1914.
Namun, mobil yang dinamai model T buatan Henry Ford kurang dilirik oleh
pasar. Mobil model T yang dibuat oleh Henry Ford pada saat itu masih menggunakan
bensin sebagai bahan bakar utama. Pada tahun 1912, harga mobil berbahan bakar
bensin dibanderol sebesar 650 dollar sementara mobil tenaga listrik di jual sekitar
1.750 dollar. Karena harga yang terbilang murah, mobil berbahan bakar bensin
semakin diminati masyarakat dan kebetulan di tahun yang sama Charles Kettering
memperkenalkan sistem starter listrik pada kendaraan berbahan bakar bensin.
Pesatnya peningkatan mobil yang berbahan bensin serta pembangunan jalan
raya yang menghubungkan berbagai negara bagian di Amerika dan ditemukannya
minyak mentah di Texas membuat mobil tenaga listrik akhirnya harus berhenti
dikembangkan pada tahun 1935. Absen selama kurang lebih 4 dekade, mobil tenaga
listrik mulai dilirik kembali oleh beberapa produsen. Salah satu produsen yang pada
saat itu mengembangkan mobil bertenaga listrik adalah General Motors dimana
prototipe mobil listrik pertama mereka dipamerkan di sebuah acara Simposium
Lingkungan.
Seakan tidak mau kalah, American Motor Company kemudian memproduksi
mobil jip listrik yang digunakan oleh kantor pos di Amerika Serikat pada tahun 1975.
Nasa sendiri mulai mengembangkan kendaraan listrik yang mereka gunakan untuk
melaju di bulan pada tahun 1971.

C. Masa Depan Mobil Listrik di Indonesia


Pemerintah Indonesia saat ini tengah gencar mempromosikan penggunaan
kendaraan listrik, seperti mobil listrik, untuk digunakan di dalam negeri. Presiden
Joko Widodo (Jokowi) pun berangan-angan agar kendaraan listrik bisa berkeliaran di
jalanan ibu kota dalam jumlah yangmasif.
Saat ini, penggunaan mobil listrik memang tengah digandrungi di beberapa
negara di dunia, misalnya China, Inggris, Amerika Serikat (AS) telah lebih dahulu
mengembangkan dan mendorong penggunaan mobil listrik. Salah satu alasan
utamanya yakni karena ramah lingkungan.
Menurut Sushant Gupta, Direktur Peneliti Wood Mackenzie, ia memprediksi
hingga 2027,pertumbuhan mobil listrik di Indonesia akan sangat minimum. Sampai
saat itu populasi mobil listrik hanya akan berada di kisaran 5.000-10.000 unit. Sangat
kecil dibandingkan dengan total populasi mobil konvensional yang mencapai 15 juta
unit. Setelah itu pertumbuhannya akan pesat, diprediksi pada 2040, populasi mobil
listrik di Indonesia akan mencapai 3,5 juta unit. Akan tetapi pada saat itu, jumlah
mobil konvensional juga akan meningkat hingga 50 juta unit. Artinya, porsi mobil
listrik masih akan tetap kecil dibandingkan dengan mobil konvensional, bahkan pada
2040 sekalipun.
Dampaknya, permintaan akan bensin cenderung tidak terpengaruh banyak
dengan adanya mobil listrik. Sushant memperkirakan pada tahun 2040, populasi
mobil listrik yang sebesar 3,5 juta unit hanya bisa mengurangi konsumsi bensin
sebesar 60.000 barel/hari. Padahal saat itu konsumsi bensin mencapai 950.000
barel/hari bila tidak ada mobil listrik. Sedangkan dalam jangka menengah (hingga
2027) permintaan bensin hanya akan terpangkas sebesar 30.000 barel/hari. Jumlah
yang cukup kecil dibandingkan dengan konsumsi bensin yang akan mencapai 700.000
barel/hari. Hanya berkurang sekitar 4,3%.
Dengan demikian, alasan adaptasi teknologi mobil listrik lebih condong untuk
kesehatan lingkungan. Dengan mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor,
atmosfer bumi memang akan lebih terpelihara. Pasalnya bila produksi minyak di
Indonesia tidak ditingkatkan, impor minyak akan terus meningkat. Ujung-ujungnya
transaksi berjalan akan terus terbebani. Devisa akan berhamburan ke luar negeri.
Belum lagi ditambah beban subsidi yang meningkat bila benar akan memberikan
insentif untuk kendaraan listrik. Tidak hanya itu, Sushant juga menyebutkan,
setidaknya ada tiga faktor kunci yang menjadi hambatan pertumbuhan kendaraan
listrik, yaitu teknologi baterai, infrastruktur pengisian daya, dan ketersediaan energi
listrik.
Saat ini harga baterai untuk kendaraan listrik berada di kisaran US$ 200/kwh.
Sebuah mobil listrik ukuran sedang (ukuran mobil penumpang biasa) rata-rata
menggunakan kapasitas baterai 60 kwh untuk mencapai jarak 250-300. Alhasil, harga
rata-rata baterai untuk satu mobil mencapai US$ 12.000, atau setara dengan Rp
171.600.000 (kurs Rp 14.300/US$). Pada posisi tersebut, harga mobil listrik (bila
tidak disubsidi) akan lebih mahal sekitar 30-35% dibanding mobil konvensional.
Diprediksi pada 2027, harga baterai akan turun menjadi US$ 100/kwh, atau
terpangkas setengahnya. Pada saat itu, harga dari kendaraan listrik menjadi sangat
kompetitif dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Setelah 2027 pertumbuhan
kendaraan listrik akan semakin pesat. Selain itu, pos pengisian baterai mobil yang
masih jarang ditemui sudah tentu akan membuat calon pembeli akan berpikir dua kali.
Pasalnya bila pengisian daya baterai masih sulit untuk dilakukan, malah akan
menghambat mobilitas.
Dalam hal ini, pemerintah memainkan peran besar untuk mendorong
pembangunan infrastruktur yang memadai untuk pengisian baterai. Dorongan kepada
pelaku usaha dan pengelola fasilitas umum untuk menyediakan pos pengisian baterai
perlu dilakukan bila ingin mendukung pertumbuhan mobil listrik. Dorongan juga
dibutuhkan dalam hal penanaman investasi pada industri kendaraan listrik.
Contohnya, pemerintah bisa menarik minat investor untuk berinvestasi di sektor
manufaktur baterai dan komponen lain yang dibutuhkan dengan cara memberikan
insentif pajak dan sebagainya.
Apalagi Indonesia memiliki sumber daya alam yang diperlukan untuk
pembuatan baterai, seperti nikel dan kobalt. Membuat investasi terkait baterai untuk
kendaraan listrik lebih menarik. Ketersediaan listrik di Indonesia sudah cukup untuk
mendukung penggunaan kendaraan listrik. Akan tetapi, bila ada banyak mobil listrik
yang melakukan pengisian baterai pada saat yang bersamaan, seperti pada malam
hari, maka beban puncak (peak load) listrik perlu ditingkatkan.
Memang, saat ini sudah ada beberapa investor yang sudah menyatakan
ketertarikan untuk membangun fasilitas pendukung ekosistem mobil listrik, seperti
Hyundai. Tetapi, tidak cukup hanya menunggu, pemerintah perlu membuat investasi
di industri kendaraan listrik ini lebih menarik, agar benar-benar terealisasi.

D. Pemasaran Mobil Listrik di Indonesia


Pasar otomotif di Indonesia bakal diramaikan oleh kehadiran mobil listrik.
Namun, masih ada sejumlah peluang dan tantangan agen tunggal pemegang merek
(ATPM) dalam memasarkan produk tersebut di Indonesia. Sekretaris Jenderal
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (GAIKINDO) Kukuh Kumara menyatakan,
selain faktor harga, masalah bahan bakar dan pengisian daya masih menjadi
pertimbangan utama konsumen membeli mobil listrik.
Meski secara teknologi kendaraan listrik lebih ramah lingkungan, namun
keberadaannya kurang populer di masyarakat. Terlebih lagi harga jual mobil listrik
umumnya lebih mahal dibandingkan mobil konvensional. Menurutnya, kebanyakan
masyarakat Indonesia membeli kendaraan dibawah Rp 200 juta. Oleh karena itu, jika
harga mobil listrik berharga sekitar Rp 600 juta akan sulit dilirik konsumen.
Berbeda dengan pasar mobil listrik di Tiongkok, yang separuh harganya
disubsidi oleh pemerintah sehingga penetrasi pasarnya lebih cepat. Menurut data
International Energy Agency (IEA), Tiongkok berada di posisi teratas dalam
penggunaan mobil listrik, jauh melampaui Eropa dan Amerika Serikat.
Masalah pengisian daya juga menurutnya masih menjadi perhatian konsumen.
Sebab mobil listrik memiliki jenis pengisian daya mobil listrik. Contohnya, jika
pengisian daya menggunakan fast charging, tentu daya pakai akan lebih pendek. Oleh
sebabnya dia menilai, pengembangan mobil listrik masih memiliki kendala dalam
memenuhi ekspektasi konsumen Indonesia.
Meski butuh waktu dalam melakukan penetrasi pasar, sejumlah perusahaan
otomotif percaya diri memasarkan produk tersebut di Indonesia. Marketing Director
PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandy mengatakan, penjualan mobil
listrik jenis Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)
dan Battery Electric Vehicle (BEV) sangat potensial di Indonesia. Bisnis ini
menurutnya akan tumbuh bertahap di tengah masyarakat Indonesia.
Belum lama ini perusahaan merilis Toyota Lexus UX 300E seharga Rp 1,245
miliar. Produk ini diluncurkan sebagai salah satu startegi perusaaan berkompetisi di
pasar kendaraan listrik. Lexus dinilai memiliki pengalaman dalam produk
elektrifikasi. Adapun produk tersebut ditargetkan untuk masyarakat urban, pasar anak
muda dan segmen premium. Menurutnya, segmen ini lebih dulu siap memiliki produk
elektrifikasi. Pasar mobil listrik pun mulai marak dimasuki sejumlah pemain industri
otomotif. Pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai sudah memasarkan mobil listrik
bernama Ioniq di Indonesia pada awal tahun.
Deputy Marketing Director PT Hyundai Mobil Indonesia Hendrik Wiradjaja
mengatakan mobil berjenis sedan liftback itu dijual seharga Rp 569 juta dan berstatus
off the road. Para pembeli harus menunggu tiga bulan untuk membeli mobil tersebut
karena didatangkan secara completely build-up (CBU) dari Korea Selatan. Direktur
Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa sebelumnya
mengungkapkan, kendaraan listrik di Indonesia berpotensi mencapai 10% - 20% dari
total pasar.
Pengembangan pasar ini akan lebih ideal jika pemerintah memberikan insentif
untuk produksi dan pajak kendaraan listrik. Dengan langkah ini, harga mobil elektrik
bisa ditekan menjadi sekitar Rp 400 juta. Selain insentif, dia juga mendorong
pemerintah dan pelaku usaha membuka pasar serta mendukung pembangunan fast
charging station.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ilmu Fisika memiliki kaitan erat dengan kewirausahaan
2. Model mobil modern pertama yang mengusung mobil tenaga listrik dibuat oleh
Karl Benz pada tahun 1885, namun sebenarnya konsep mengenai mobil bertenaga
listrik sudah ada puluhan tahun sebelumnya.
3. Hingga 2027,pertumbuhan mobil listrik di Indonesia akan sangat minimum.
Sampai saat itu populasi mobil listrik hanya akan berada di kisaran 5.000-10.000
unit. Sangat kecil dibandingkan dengan total populasi mobil konvensional yang
mencapai 15 juta unit. Setelah itu pertumbuhannya akan pesat, diprediksi pada
2040, populasi mobil listrik di Indonesia akan mencapai 3,5 juta unit.
4. Meski secara teknologi kendaraan listrik lebih ramah lingkungan, namun
keberadaannya kurang populer di masyarakat. Terlebih lagi harga jual mobil
listrik umumnya lebih mahal dibandingkan mobil konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/sitinurkhomsah/6190f8b406310e705e0538a4/fisika-dan-
kewirausahaan-apakah-ada-kaitannya
https://garasi.id/artikel/sejarah-dan-perkemabangan-mobil-listrik-di-dunia-yang-perlu-
diketahui/5d26f2073a6ae024f17c231
https://www.cnbcindonesia.com
https://katadata.co.id

Anda mungkin juga menyukai