Anda di halaman 1dari 2

Nama : Huswatun Hasanah

Prodi: PHL B
Nit: 20.4.13.146
Mata kuliah: Bioteknologi Hasil Perikanan

Soal

Bagaimana penangan limbah dengan menggunakan tanaman seperti eceng gondok, duckweed,
dan kiambang dalam pengolahan limbah secara biologi?

Jawab

1. Eceng Gondok
Tanaman eceng gondok memiliki kemampuan dalam mengolah limbah secara biologi. Dalam
Mengolah limbah khususnya limbah cair, tanaman eceng gondok digunakan sebagai
fitoremediasi yaitu akar eceng gondok menyerap kandungan berbahaya dalam limbah cair seperti
limbah logam berat diantaranya Cd, Mg, dan Pb. Hal ini seleras dengan pendapat Muramoto dan
Oki (1983) yang mengungkapkan, eceng gondok mampu menyerap logam berat Cd sebesar 1,24
mg/g; Pb sebesar 1,93 mg/g; dan Hg sebesar 0,98 mg/g terhadap berat keringnya yang
ditumbuhkan dalam media yang mengandung logam berat 1 ppm. kemampuan eceng gondok
dalam menyerap logam berat tergantung pada beberapa hal, seperti jenis logam berat dan umur
gulma. Penyerapan logam berat per satuan berat kering tersebut lebih tinggi pada umur muda
daripada umur tua.
Selain itu, eceng gondok juga mampu menyerap uranium yang terlarut dalam perairan.
Menurut Yatim (1991), uranium yang diserap dan terakumulasi pada akar sekitar 40 – 60%, dan
dapat terlepas pada pembilasan. Tingkat penyerapan uranium oleh eceng gondok juga
dipengaruhi pH, kadar nutrisi larutan dan berat awal eceng gondok. Pada pH yang lebih rendah,
penyerapan uranium oleh eceng gondok lebih banyak karena pada kondisi pH ini uranium
terdapat dalam bentuk ion uranil yang stabil dan mempunyai ukuran ion yang lebih kecil.

2. Duckweed
Selain eceng gondok, tanaman duckweed atau lemna juga dapat berfungsi sebagai
fitoremediator untuk mengolah limbah cair. Tanam duckweed merupakan salah satu jenis
tanaman yang dapat digunakan untuk pengolahan limbah cair karena memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi dan mampu untuk menyerap hara langsung (Fitoremediasi). Hal ini
selaras dengan pendapat Cedergreen & Madsen (2002) yang melaporkan kemampuan Lemna
minor mampu menyerap NH4 dan NO3 melalui bagian akar dan daunnya. Pada percobaan in
vitro, laju penyerapan senyawa nitrogen dan fosfor pada tumbuhan ini mencapai 3,36 g/m2/hari
dan 0,20 g/ m2/hari, sementara di lapangan mencapai 2,11 g/ m2/hari dan 0,59 g/ m2/hari
(Cheng et al., 2002). El-Kheir et al. (2007) melaporkan kemampuan Lemna gibba menyisihkan
berbagai parameter, meliputi padatan tersuspensi, BOD, COD, NO3, NH4, O-PO4, Cu, Pb, Zn,
dan Cd berturut-turut sebesar 96,3%, 90,6%, 89,0%, 100%, 82,0%, 64,4%, 100%, 93,6%, dan
66,7%.
3. Kiambang
Samahalnya dengan tumbuhan eceng gondok, dan duckweed, tanaman kiambang juga
memiliki kemamapuan sebagai fitoremediasi untuk menyerap dan menguraikan zat-zat yang
berbahaya yang terkandung dalam air ( limbah cair). Tanaman kiambang adalah salah satu
tanaman remediator yang sangat baik dalam meremediasi limbah organik maupun anorganik
karena memiliki sifat hiperakumulator yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat. Selain sebagai
fitoremediator limbah organic tanaman kiambang juga dapat digunakan sebagai fitoremediator
anorganik karena kiambang memilki sifat absorbsi yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai