Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RANGKUMAN

Nama :
M. Hasnul Fajri
702021098

Dosen Pengampu :
Dr. Yuni Fitrianti, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
1. Eritropoesis
1) Rubiblast
Rubriblast disebut juga pronormoblast atau proeritroblast, merupakan sel
termudadalam sel eritrosit. Sel ini berinti bulat dengan beberapa anak inti dan
kromatin yang halus. Ukuran sel rubriblast bervariasi 18-25 mikron.
2) Prorubrisit
Prorubrisit disebut juga normoblast basofilik atau eritroblast basofilik. Ukuran
lebih kecil dari rubriblast. Jumlahnya dalam keadaan normal 1-4 % dari seluruh
sel berinti.
3) Rubrisit
Rubrisit disebut juga normoblast polikromatik atau eritroblast polikromatik.
Inti sel ini mengandung kromatin yang kasar dan menebal secara tidak teratur,
di beberapa tempat tampak daerah-daerah piknotik.
4) Metarubrisit
Sel ini disebut juga normoblast ortokromatik atau eritroblast ortokromatik. Inti
sel ini kecil padat dengan struktur kromatin yang menggumpal. Sitoplasma
telah mengandung lebih banyak hemoglobin sehingga warnanya merah
walaupun masih ada sisa-sisa warna biru dari RNA. Jumlahnya dalah keadaan
normal adalah 5- 10%.
5) Retikulosit
Pada proses maturasi eritrosit, setelah pembentukan hemoglobin dan
penglepasan inti sel, masih diperlukan beberapa hari lagi untuk melepaskan
sisa-sisa RNA. Sebagian proses ini berlangsung di dalam sumsum tulang dan
sebagian lagi dalam darah tepi. Setelah dilepaskan dari sumsum tulang sel
normal akan beredar sebagai retikulosit selama 1-2 hari.
6) Eritrosit
Eritrosit normal merupakan sel berbentuk cakram bikonkaf dengan ukuran
diameter 7-8 mikron dan tebal 1,5- 2,5 mikron. Bagian tengah sel ini lebih tipis
daripada bagian tepi. Dengan pewarnaan Wright, eritrosit akan berwarna
kemerah- merahan karena mengandung hemoglobin. Umur eritrosit adalah
sekitar 120 hari dan akan dihancurkan bila mencapai umurnya oleh limpa.

2. Metabolisme Heme
Heme adalah senyawa besi porfirin, dimana empat cincin pirol disatukan oleh
jembatan metenil. Delapan rantai samping dari empat cincin pirol dapat berupa
gugus asetil, metil, vinil dan propionil. Biosintesa cincin heme berlangsung
dalam mitokondria dan sitosol melalui delapan tahapan enzymatic. Gangguan
dalam setiap tahapan enzymatik sintesa heme mengakibatkan kelainan bawaan
yaitu porfiria.

3. Pembentukan Hemoblogin
Hb dibentuk oleh gabungan dari globin dan heme, heme di bentuk oleh 2 zat
yaitu Fe dan Bilirubin. Ketika eritrosit pecah (baik akibat Fisiologi atau
patologis) eritrosit akan kembali terbagi menjadi Heme dan globin, globin akan
kembali disimpen oleh tubuh, heme juga berubah kembali Fe dan Bilirubin.

4. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus?


a. Anamnesis
- Lemas
- Mata kuning
- Mata berkunang-kunang
- Jantung berdebar-debar
- BAK kuning
b. Pemeriksaan fisik
- Nadi Takikardi
- Respiratory rate Takipnea
- Tekanan darah Hipotensi
- Konjungtiva pucat
- Sklera ikterik
- Bibir pucat
- Splenomegalu
c. Pemeriksaan penunjang
- Hb di bawah normal
- Ht menurun
5. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang pada kasus
a. Direct Antiglonulin test
b. Direct Antiglonulin test
c. Tes rata-rata eritrosit (MCV)
d. Tes retikulosit
e. Tes bilrubin
6. Bagaiaman tatalaksana pada kasus?
a. Pemberian steroid
b. Pemberian imunosupresan
c. Splenektomi
d. Terapi Transfusi
7. Bagaimana Komplikasi pada kasus?
a. Ulserasi Kulit
b. Tromboemboli Vema
c. Disfungsi Ginjal
d. Komplikasi akibat pengobatan (Resiko Transfusi)
8. Bagaimana SKDU pada kasus?
3A: Bukan Gawat Darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai