Anda di halaman 1dari 24

Pembelajaran 1.

Menganilisis Agribisnis Tanaman

A. Kompetensi

Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda diharapkan


mampu menerapkan anilisis agribisnis tanaman dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi dalam pembelajaran ini, Anda mampu:

1. menentukan lokasi tanaman menghasilkan,


2. menggambar lokasi tanaman yang menghasilkan,
3. menghitung luas tanaman yang menghasilkan.
4. menghitung Taksasi Hasil Pertanian.

C. Uraian Materi

1. Menentukan lokasi tanaman menghasilkan

Penentuan lokasi tanaman menghasilkan pada tanaman hortikultura sangat


ditentukan oleh umur tanaman/waktu tanam yang serempak. Budidaya
tanaman hortikultura dengan penanaman yang bertahap/tidak serempak
penentuan tanaman menghasilkan dapat dilakukan dengan melihat umur
tanaman dan pengamatan langsung berdasarkan kriteria tanaman
menghasilkan sehingga penentuan panen akan dilakukan secara
bertahap/tidak serempak. Untuk menentukan lokasi tanaman menghasilkan
dan belum menghasilkan dapat dilakukan dengan pemberian tanda/simbol
pada petak lahan pertanaman atau pada peta lahan yang sudah
dipersiapkan sebagai bentuk perencanaan agribisnis tanaman. (Mudita, IW.
2005).
Pemberian tanda/symbol sebagai informasi penentuan lokasi tanaman
menghasilkan sangat berperan dalam manajemen budidaya tanaman. Peran

Agribisnis Tanaman I 1
tersebut diantaranya adalah menentuan taksasi hasil, perencanaan
pelaksanaan panen, perencanaan kebutuhan saprodi panen, kebutuhan
tenaga panen, pengorganisasian kerja, transportasi hingga penjualan produk.
Penentuan lokasi tanaman menghasilkan dilakukan dengan pengamatan
langsung dan menggunakan panduan peta lokasi lahan yang telah
dipetakan. Apabila dari hasil pengamatan menunjukan bahwa tanaman
menghasilkan ada pada petak 1, 2 dan 7 maka dilakukan pemberian tanda
dengan simbol atau sejenisnya untuk menandakan lokasi tersebut sudah
siap panen.
1. Penentuan lokasi tanaman menghasilkan secara manual.
Penentuan lokasi secara manual dilakukan dengan pemberian symbol atau
tanda pada peta lokasi yang sudah dibuat sebelumnya.

Gambar 1. Peta lahan pertanaman


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

Gambar 2. Penentuan lokasi tanaman menghasilkan secara manual


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

2. Penentuan lokasi tanaman menghasilkan menggunakan komputer dengan


1) Siapkan komputer yang terkoneksi internet dan terinstal aplikasi
google earth.
2) Buka aplikasi google earth

2 I Agribisnis
Gambar 3. Tampilan awal google earth
Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

3) Pada kolom search ketik lokasi kita berada (misalnya P4TK Cianjur)
atau mencari langsung dengan menscrol untuk membesarkan
dimana lokasi yang akan kita tuju.

Gambar 4. Tampilan menentukan lokasi


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

4) Tekan search untuk memproses lokasi kita berada, hingga muncul


peta lakasi kita berada.

Gambar 5. Lokasi yang dituju


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

Agribisnis Tanaman I 9
5) Tekan Add placemark

Gambar 6. Pemilihan simbol lokasi


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

6) Letakan pin placemark pada lokasi tanaman menghasilkan dan


berikan identitas pada kolom nama dalam kotak New Placemark
misalnya ‘Blok 1’ dan atur warna symbol yang akan kita tampilkan.

Gambar 7. Penentukan lokasi dan identitas lokasi


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

7) Hasil penentuan lokasi tanaman menghasilkan

10 I Agribisnis
Gambar 8. Penentuan lokasi tanaman menghasilkan menggunakan
aplikasi google earth
Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

2. Menggambar lokasi tanaman yang menghasilkan

Peta merupakan gambar mengenai suatu lokasi di permukaan bumi. Dalam


membuat peta diperlukan data. Data yang digunakan untuk membuat peta
terdiri dari (Adil, K. 2017)

1. Data spasial: Data koordinat geografik mengenai sutau lokasi di


permukaan bumi dengan sistem proyeksi tertentu
2. Data atribut: Data yang memuat keterangan mengenai suatu lokasi. Data
atribut dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif (misalnya uraian
atau foto mengenai lokasi atau prakiraan panen/taksasi.
Pembuatan peta lokasi dapat dilakukan secara manual yaitu dengan cara
menggambar langsung pada permukaan kertas atau dibuat dengan bantuan
komputer. Untuk menggambar lokasi pertanaman menggunakan komputer
diperlukan data: data lapangan hasil GPS (lokasi lahan/hamparan
pertanaman), citra penginderaan jauh yang tersida di program aplikasi
pemetaan Google Earth, dan data sekunder.

1.1. Menggambar lokasi pertanaman secara manual


Menggambar secara manual dilakukan berdasarkan pengamatan langsung di
lahan yaitu hasil perhitungan luas lahan, bentuk dan luasan per petak lahan.

Agribisnis Tanaman I
Gambar 9. Peta lokasi tanaman menghasilkan
Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

1.2. Menggambar lokasi pertanaman dengan software


Untuk menggambar lokasi pertanaman menggunakan komputer
a. Siapkan komputer/laptop yang terkoneksi internet dan sudah terinstal
aplikasi google earth.
b. Buka aplikasi google earth

Gambar 10. Tampilan awal google earth


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

c. Pada kolom search ketik lokasi kita berada (misalnya P4TK Cianjur)
atau mencari langsung dengan menscrol untuk membesarkan dimana
lokasi yang akan kita tuju.

12 I Agribisnis
Gambar 11. Tampilan menentukan lokasi
Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

d. Tekan search untuk memproses lokasi kita berada, hingga muncul peta
lakasi kita berada.

Gambar 12. Lokasi yang dipilih


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

e. Pada menu bar ‘Places’ klik kanan 🡺 Add 🡺 Folder 🡺 Ketik P4TK
Pertanian

Gambar 13. Pembuatan folder identitas


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

Agribisnis Tanaman I
f. Pada menu bar ‘Places’ folder P4TK Pertanian klik kanan 🡺 Add 🡺
Polygon 🡺 Ketik BLOK 1

Gambar 14. Pembuatan polygon


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

g. Pada Task bar New Polygon berisi informasi apa saja yang ingin kita
tampilkan, mulai dari luas lahan, satuan yang digunakan hingga
keterangan lainnya.

Gambar 15. Pemberian identitas


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

14 I Agribisnis
h. Tentukan titik demi titik pada lahan yang ingin kita ukur hingga
terhubung menjadi kesatuan petak.

Gambar 16. Menggambar lokasi lahan dan luas lahan blok 1


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

i. Lakukan langkah selanjutnya untuk lokasi lainnya, termasuk


keterangan. Setelah selesai, klik Ok

Gambar 17. Menggambar lokasi lahan dan luas lahan blok 2


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

j. Berikut tampilan hasil pengukuran dan menggambar peta


menggunakan google earth

Agribisnis Tanaman I
Gambar 18. Gambar lokasi lahan tanaman menghasilkan
Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

3. Menghitung luas tanaman yang menghasilkan

Menghitung luas lahan pertanaman dapat dilakukan dengan menggunakan 3


(tiga) cara yaitu dengan pengukuran langsung menggunakan meteran,
menggunakan GPS maupun menggunakan citra setelit (google earth).
Pengukuran secara manual menggunakan meteran membutuhkan tenaga
kerja lebih dari 1 (satu) orang dengan waktu pengukuran yang lebih lama
dibandingkan dengan menggunakan GPS atau google earth. Pengukuran
menggunakan GPS sangat dipengaruhi oleh alat dan kondisi cuaca. Akan
tetapi, GPS generasi terbaru lebih akurat walaupun kondisi cuaca mendung.
S mber:
w

Gambar 19. GPS (Global Positioning System)


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

GPS merupakan sistem navigasi yang menggunakan satelit yang didesain


agar dapat menyediakan posisi secara instan, kecepatan dan informasi waktu
di hampir semua tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi cuaca
apapun. Penggunaan GPS dan citra satelit banyak digunakan untuk

16 I Agribisnis
pengukuran lahan, begitu juga dalam menghitung luas lahan tanaman
menghasilkan.
Pengukuran luas tanaman menggunakan citra satelit harus memahami
karaktristik jenis tanaman yang akan diukur. Untuk mengukur luas tanaman
sayuran menghasilkan dapat dilakukan beradasarkan pengamatan lapang
bahwa lokasi tertentu telah siap panen maka pengukuran luas dapat langsung
diukur. Hal ini disebabkan oleh karekteristik tanaman sayuran memiliki tingkat
kematangan serempak, sehingga luas lahan tanaman menghasilkan dalam
ditentukan dengan citra satelit menggunakan google earth. Selain mengukur
luas lahan, penggunaan citra satelit dapat digunakan juga untuk menentukan
populasi, tinggi tanaman, hingga penentuan waktu panen.
Berdasarkan data yang diperoleh dari ketiga lokasi yaitu blok 1, blok 2 dan
blok 7 yaitu 1,11 ha (0,28 ha + 0,44 ha + 0,39 ha) dengan gambar tersaji
berikut
(Gambar 21)

Gambar 20. Menghitung luas lahan tanaman menghasilkan


Sumber: Kemendikbud, Estimasi/Taksasi Hasil

Agribisnis Tanaman I
4. Menghitung Taksasi Hasil Pertanian

Taksasi hasil merupakan perkiraan produksi hasil tanaman yang


dibudidayakan. Melakukan taksasi hasil merupakan kepentingan dalam
budidaya, khususnya berkaitan dengan persiapan pelaksanaan panen.
Berapa tenaga kerja yang perlu dipersiapkan, berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan panen, dan kebutuhan sarana dan prasarana
panen.

a. Identifikasi dan deskripsi sesuai kriteria tanaman


menghasilkan
Hasil budidaya tanaman akan ideal dipanen pada tahap kemasakan (maturity)
yang tepat. Komoditas tanaman tertentu, daiantaranya sayuran harus dipanen
pada tahap pertumbuhan yang tepat, jika tidak, sayuran tersebut akan cepat
tidak dapat dikonsumsi lagi, seperti mentimun gerkhin, jagung manis, kapri,
okra, kedelai, kacang panjang, paria, terung dan asparagus. Pertimbangan
harga merupakan faktor penentu waktu panen. Jarak antara pasar dengan
lama waktu sayuran masih layak dikonsumsi harus pula dipertimbangkan.
Sebagai contoh, untuk pasar yang dekat, tomat dapat dipanen pada saat
sudah matang (warna merah) atau dekat dengan matang, akan letapi apabiba
jarak pasarnya jauh (> 500 km) sehingga rantai pemasarannya panjang,
tomat harus dipanen pada saat masak hijau (green mature). Beberapa
tanaman sayur dpat dipanen pada tahap setelah bagian yang dapat dimakan
tebah mencapai ukuran yang sudah dapat dimanfaatkan, misalnya seperti ubi
jalar, labu Siam, Sawi putih dan pak-choi (eLISA UGM diakses 10 Februari
2018). Tanaman sayuran dapat dipanen apabila sayuran tersebut sudah
mencapai masak fisiologis atau telah masak komersial. Masak fisiologis
terjadi apabila pertumbuhan (development) dan kemasakan (maturation) dan
sayuran telah maksimum. Jadi masak fisiologis merupakan salah satu
tahapan dalam kehidupan organ tanaman. Contoh tanaman sayuran yang
dipanen pada saat masak fisiologis adalah tomat, semangka dan melon.
Masak komersial adalah tercapainya kondisi organ tanaman telah sesuai
dengan selera konsumen. Masak komersial ini tidak selalu bersamaan
dengan masak fisiologis, bisa lebih awal atau lebih akhir. Masak komersial
dapat terjadi pada tahapan

18 I Agribisnis
perkembangan (development) atau penuaan (senescence) dan organ
tanaman sayur. Gambar 1 memperlihatkan umur fisiologis pada saat masak
komersial dan beberapa komoditas hortikultura termasuk sayuran (eLISA
UGM diakses 10 Februari 2018).

Gambar 21. Umur fisiologis pada saat masak komersial dan beberapa
komoditas
Sumber: eLISA UGM (panen dan penanganan pascapanen sayuran)

Panen sayuran biasanya didasarkan atas kriteria tertentu yang tergolong


dalam masak komersial yang mencakup penampakan dan tingkat
perkembangan atau kemasakan yang masih dapat diterima oleh
konsumen.
Penentuan saat panen sayuran didasarkan atas:
a. Visual : Adanya perubahan warna, perubahan bentuk dan
ukuran, daun mulai menua (senercense), tubuh
tanaman mengeriang dan buah/biji sudah
berkembang penuh

Agribisnis Tanaman I
b. Fisik : Buah mudah dilepaskan dari tangkainya, perubahan
tingkat kekerasan buah dan meningkatnya berat jenis
buah
c. Kimia : Meningkatnya kandungan gula dan menurunnya
kandungan asam
d. Komputasi : Menghitung (menjumlahkan) suhu harian mulal sejak
benih ditanam sampai komoditas siap dipanen
(degree days atau heats unit), dan Menghitung umur
tanaman sejak benih ditanam sampai komoditas slap
dipanen.
e. Fisiologis : Mengukur pola respirasi untuk menentukan tingkat
kematangan, yaitu perbandingan CO2 dan O2
Panduan untuk panen beberapa komoditas sayuran tercantum dalam
Tabel 2. Sebagian besar sayuran, tanda-tanda siap panennya
berdasarkan pada kenampakan visualnya. Dan kenampakan visual
tersebut kemungkinan untuk petani tanaman sayur dalam skala usaha
kecil dan untuk pasar lokal sudah mencukupi tetapi harus diingat bahwa
lingkungan tumbuh tanaman sayur juga mempengaruhi kenampakan
visual sayuran tersebut. Sebagai contoh, pemberian nitrogen yang tinggi
akan menghasilkan tanaman sayur dengan intensitas warna hijau yang
lebih kuat (warna lebih hijau). Suhu yang tinggi setelah tomat dipanen
akan menyebabkan tomat tidak dapat memberikan warna merah yang
disukai oleh konsumen, tetapi warnanya akan menjadi oranye
kekuningan.
Tabel 2. Tanda-tanda tanaman siap panen
Komoditas
Tanda-tanda siap panen
sayuran
Sayuran umbi akar, bulb dan tuber
1 Lobak Akar sudah cukup besar dan renyah
Varietas genjah 3-4 minggu setelah tanam
Varietas dalam: 8-14 minggu setelah tanam.
2 Wortel Akar sudah cukup besar (diameter ± 2 cm) dan renyah.
3 Kentang, bawan Bagian atas tanaman (daun-daun dan batang) sudah
putih, bawang mengering dan rebah (lewat masak umbi keras/liat dan
merah, bawang berserat).
bombay, ketela
rambat, jahe
4 Bawang sayur Panjang dan lebar daun mencapai maksimum.
(green onion)

20 I Agribisnis
Sayuran batang
1. Asparagus Batang muda tingginya sudah mencapai 12,5- 20 cm dan
sebelum pucuk batang pecah mengeluarkan daun-daun.
Sayuran daun
1. Selada, pak Daun dan pelepah daun cukup besar dan cukup keras
choi, sawi tetapi belum berbunga (kelewat masak daun dan
2. Kubis pelepahnya menjadi ulet dan pahit, tangkai bunga
memanjang).
3. Seledri Daun cukup besar tetapi sebelum menjadi berserat.
Sayuran buah
1. Kacang Polong sudah tenisi tetapi biji di dalamnya
panjang, kecipir, masih sangat muda dan bila polong dipatahkan berbunyi,
buncis, kapri ujung polong sudah bisa dibengkokkan.
2. Kacang Polong sudah terisi penuh dan mulai kehilangan warna
hijau (berubah men jadi
coklat), kandungan pati dan protein meningkat.
3. Okra Polong sudah terisi penuh tetapi masih muda, ujung
polong bila dipatahkan berbunyi, laju
pertumbuhansudah
maksimum.
4. Labu botol (labu Buah masih dalam tahap pertumbuhan, kulit masih lunak,
air), gambas, sebelum masak. Kelewat masak bila buah dipijit dengan
pare ular ujung kuku ibu jan tidak dapat menembus daging buah.
5. Terong, pare, Buah sebelum masak (immature), kulit buah halus,
labu siam, berwarna cerah (tajam). Apabila kelewat masak warna kulit
mentimun buah menjadi pudar atau berubah dan ukuran biji menjadi
besar dan keras.
6. Jagung manis Jika ujung kuku ibu jari menekan biji (kernel) maka akan
keluar cairan seperti susu.
7. Tomat Warna buah berubah dan hijau menjadi warna jingga.
Apabila buah dibelah biji tergelincir keluar menempel pada
pisau.
8. Cabai Warna buah hijau tua menjadi hijau pudar atau merah.
9. Blewah Buah mudah dilepaskan dan tangkainya dengan diputar
ningan.
10 Melon Terjadi perubahan warna daging buah dan hijau keputihan
terang menjadi cream, aroma buah menyengat. Buah
mudah dilepaskan dan tangkainya dengan diputar ringan.
11 Semangka Warna bagian pangkal buah berubah menjadi cream, jika
buah ditepuk akan berbunyi nyaring bergema.
Sumber: eLISA UGM (panen dan penanganan pascapanen sayuran)

b. Menentukan populasi tanaman yang memenuhi kriteria


tanaman menghasilkan sesuai Karakteristik Jenis tanaman
Pada budidaya tanaman hortikultura yang dilakukan penanaman secara
serentak, pada hari yang sama akan menghasilkan keseragaman waktu
panen/tingkat kematangan buah. Maka proses panen dapat dilakukan secara

Agribisnis Tanaman I
serentak/ bersamaan. Oleh kerana itu, jika tanaman sampling siap panen,
sesuai kriteria panen maka secara keseluruhan tanaman dapat dipanen
bersamaan dan dapat menentukan taksi hasil produksi tanaman.
Perhitungan taksasi hasil tentunya harus mengetahui jumlah populasi
tanaman terlebih dahulu.
Menghitung jumlah populasi memang sangat penting dilakukan untuk
menghindari kerugian karena mengalami kekeliruan dalam menyediakan
benih atau bibit yang akan di butuhkan, kebutuhan sarana prasarana dan
jumlah tanaga kerja (Sumarni, 2015). Berikut ini merupakan rumus dasar
dalam menghitung jumlah populasi:

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑥 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚

Keterangan: 1. Penggunaan Efektivitas 80% untuk lahan datar


2. Penggunaan Efektivitas lahan 60% untuk lahan landai
3. Penggunaan Efektivitas 40% untuk lahan agak curam
Sebagai contoh, jika diketahui jarak tanam yang digunakan untuk tanaman
cabai besar adalah 60 x 70 cm pada hamparan lahan 1,11 ha (11.100 m2),
(untuk tanaman cabai yang ditanam di lahan yang datar efektivitas lahannya
yaitu 80%) dan dari hasil pengamatan tanaman cabai sudah siap panen
(memenuhi kriteria tanaman menghasilkan). Maka populasi tanaman cabai
yang menenuhi kriteria panen adalah:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 11.100 𝑚2 𝑥


80%
60 𝑐𝑚 𝑥 70 𝑐𝑚

11.100 𝑚2 𝑥
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 0,8
0,6 𝑚 𝑥 0,7 𝑚

8.880
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 =
0,42

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 21.142 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛

22 I Agribisnis
Jadi, penentuan populasi tanaman cabai besar yang memenuhi kriteria
tanaman menghasilkan sebanyak 21.142 tanaman.
Dalam kondisi jarak tanam yang teratur tentu tidak akan sulit menghitung
jumlah populasi per satuan luas. Namun demikian, keadaan akan menjadi
sulit apabila kondisi jarak tanam tidak beraturan. Berikut ini cara yang dapat
dilakukan untuk menghitung cepat populasi tanaman dalam kondisi jarak
tanam tidak diketahui atau tanaman tidak teratur.
1. Lakukan pengambilan sampel luasan yang mewakil populasi.
Sampel yang direkomendasikan untuk tanaman berukuran 4x5 m
(atau ukuran lainya asalkan luasnya 20 m2).
2. Tentukan 10 lokasi pengambilan sampel secara acak atau diagonal
3. Hitung jumlah tanaman yang mendapatkan luasan tersebut
4. Hitung rata-rata populasi hasil perhitungan
5. Hitung populasi tanaman dengan rumus

∑ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 [ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 ] x efektivitas lahan


𝑙𝑢𝑎𝑠

Contoh:
Luas hamparan lahan 1,1 ha dengan jarak tanam tidak teratur
Hasil perhitungan sampling = 50, 47, 46, 49, 49, 48, 46, 44, 48,
50 Rata-rata hasil sampling =
50+47+46+49+49+48+45+44+48+50
10
= 47,7
∑ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 [ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 ] x efektivitas lahan
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
11.100
= 47,7 𝑥 [ ] 𝑥 80%
20

= 26.473,5 x 0,8
= 21.178,8 tanaman
= 21.179 tanaman
Jadi jumlah populasi tanaman pada lahan seluas 1,1 ha sebanyak
21.179 pohon.

Agribisnis Tanaman I
a. Menghitung jumlah tanaman menghasilkan berdasarkan
persatuan luas

Setelah diketahui populasi tanaman menghasilkan pada soal di atas, kita


akan menghitung jumlah tanaman menghasilkan. Apabila diketahui tingkat
kematian tanaman 1% maka jumlah tanaman meghasilkan:

∑𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = % 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑥 ∑𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖

= 99% 𝑥 21.142 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛


= 20.930 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
Jadi, jumlah tanaman menghasilkan pada luasan lahan pertanaman 1,11
ha sebanyak 20.930 tanaman, ada 212 tanaman mengalami kematian.

b. Memprediksi (taksasi) hasil pertanaman

Dalam budidaya tanaman, kita sering mendengar produtivitas dan produksi


tanaman dimana kedua hal tersebut berbeda. Produksi merupakan jumlah
output atau hasil panen dari luas lahan (besarnya areal tanaman yang
digunakan untuk melakukan budidaya tanaman selama musim tanam yang
diukur dalam satuan luas) selama satu musim panen yang diukur dalam
satuan kg atau ton. Sedangkan produktivitas merupakan produksi tanaman
per satuan luas lahan yang digunakan dalam budidaya tanaman yang diukur
dalam satuan ton/hektar.Dalam melakukan prediksi (taksasi) hasil
pertanaman pada dasarnya digunakan produksi tanaman.

Melakukan estimasi (taksasi) hasil tanaman menghasilkan dapat dilakukan


dengan menggunakan 2 metode yaitu:

a. Potensi produksi perpohon atau perhektar


Berdasarkan potensi produksi yang dimiliki suatu varietas tanaman
cabai, misalnya tertera produksi tanaman perpohon adalah 420 gram
(0,42 kg) maka estimasi (taksasi) hasil tanaman cabai besar adalah
0,42 kg/pohon x 20.930 pohon = 8,79 ton
b. Menggunakan metode sampling.

24 I Agribisnis
Penggunaan metode sampling tidak sesuai untuk melakukan taksasi
produksi tanaman yang dipanen secara bertahap kecuali sudah
memiliki data produksi yang akurat/hasil penelitian. Penggunaan
metode sampling sesuai untuk tanaman sekali panen langsung habis
seperti bayam, kubis dan tanaman lainnya. Adapun untuk tanaman
yang dipanen bertahap, dapat digunakan untuk melakukan estimasi
hasil setiap akan panen. Untuk melakukan estimasi hasil tanaman
menghasilkan dengan metode sampling dilakukan dengan caranya
sebagai berikut:
a. Tentukan jumlah tanaman sampling, misalnya 10 tanaman
diambil secara acak atau diagonal.
b. Timbang dari hasil panen tersebut kemudian dirata-ratakan,
misalnya diperoleh rata-ratanya sebanyak 0,42 kg
c. Apabila diketahui jumlah pohon dalam luasan lahan yang
ditanam (1,11 ha) dan hidup (menghasilkan) adalah 20.930
pohon maka estimasi produksi tanaman menghasilkan = 0,42
kg x 20.930 pohon = 8.790 kg atau 8,79 ton
c. Menghitung tingkat produksi tanaman

Tingkat produksi tanaman merupakan tinggi rendahnya produksi yang


dihasilkan yang dibandingkan dengan standar atau perolehan tahun
sebelumnya atau tempat lain. Tingkat produksi dipengaruhi oleh cara
budidaya tanaman yang dilakukan dan kondisi lingkungan budidaya
tanaman. Untuk menghitung tingkat produksi tanaman harus menyajikan
rekaman produksi tanaman atau data produksi pembanding.

Tabel 3. Perkembangan produksi cabai besar

Tahun 2019 2020


Bulan 11 12 1 2 3*
Produksi (Ton) 7,52 10,81 9,93 6,53 8,79
Luas lahan 1,02 1,59 1,41 0,85 1,11
Produktivitas (ton/ha) 7,37 6,79 7,04 7,68 7,92
* prediksi Sumber:
kementan.co.id

Agribisnis Tanaman I
Berdasarkan data perkembangan produksi cabai besar (tabel 2), tingkat
produksi cabai yang dihasilkan pada prediksi produksi bulan Maret 2020
mengalami peningkatan persatuan luas (perhektar) sebesar 3,12%
dibandingkan bulan Februari 2020.

D. Latihan Soal

1. Data koordinat geografik mengenai suatu lokasi di permukaan bumi dengan


sistem proyeksi tertentu, disebut …

A. data parsial,
B. data spasial,
C. data atribut,
D. data Estimasi,
E. data kontribusi.

2. Pemberian tanda/symbol sebagai informasi penentuan lokasi tanaman


menghasilkan sangat berperan dalam manajemen budidaya tanaman. Peran
tersebut diantaranya adalah, menentukan:
A. proposal kelayakan usaha, taksasi hasil, perencanaan pelaksanaan
panen, perencanaan kebutuhan saprodi panen, kebutuhan tenaga panen,
pengorganisasian kerja, transportasi hingga penjualan produk
B. jenis komoditas, perencanaan pelaksanaan panen, perencanaan
kebutuhan saprodi panen, kebutuhan tenaga panen, pengorganisasian
kerja, transportasi hingga penjualan produk
C. taksasi hasil, perencanaan pelaksanaan panen, perencanaan kebutuhan
saprodi panen, kebutuhan tenaga panen, pengorganisasian kerja,
transportasi hingga penjualan produk
D. pangsa pasar, perencanaan pelaksanaan panen, perencanaan
kebutuhan saprodi panen, kebutuhan tenaga panen, pengorganisasian
kerja, transportasi hingga penjualan produk
E. taksasi hasil, pangsa pasar, perencanaan kebutuhan saprodi panen,
kebutuhan tenaga panen, pengorganisasian kerja, transportasi hingga
penjualan produk

26 I Agribisnis
3. Dalam menggambar lokasi pertanaman dengan software, Task bar New
Polygon berisi beberapa informasi yang ingin kita tampilkan, diantaranya ....
A. jenis komoditas dan populasinya,
B. waktu tanam dan perlakuan tanahnya,
C. karakter pemeliharaan dan tipe irigasi,
D. waktu panen dan kuantitas hasilnya,
E. luas lahan dan satuan yang digunakan,

4. Selain mengukur luas lahan, penggunaan citra satelit dapat digunakan juga
untuk menentukan ...
A. waktu tanam, hingga penentuan waktu panen
B. populasi, tinggi tanaman, hingga penentuan waktu panen
C. kesuburan tanaman, waktu pengendalian OPT, hingga penentuan
waktu panen
D. dosis pemupukan, potensi serangan OPT, hingga penentuan waktu
panen
E. populasi tanaman potensial dan yang mati, hingga penentuan
waktu panen

5. Taksasi hasil merupakan hal penting dalam budidaya, khususnya berkaitan


dengan ….
A. besarnya keuntungan, jumlah penyusutan, kebutuhan waktu dalam
panen, dan kebutuhan sarana dan prasarana panen,
B. persiapan anggaran, jumlah tenaga kerja, lama waktu panen, dan
kebutuhan sarana dan prasarana panen,
C. persiapan pelaksanaan panen, jumlah tenaga kerja , lama waktu panen,
dan kebutuhan sarana dan prasarana panen,
D. persiapan armada angkut hasil panen, jumlah tenaga kerja dan lama
waktu panen,
E. persiapan pelaksanaan panen, jumlah tenaga kerja , lama waktu panen,
dan jarak lokasi pemasaran.

Agribisnis Tanaman I
6. Jarak antara pasar dengan lama waktu sayuran masih layak dikonsumsi harus
pula dipertimbangkan. Sebagai contoh, untuk pasar yang dekat, komoditas
sayuran tertentu dapat dipanen pada saat sudah matang (warna merah) atau
dekat dengan matang, akan tetapi apabila jarak pasarnya jauh (> 500 km)
sehingga rantai pemasarannya panjang, komoditas sayuran tertentu dapat
dipanen pada saat masak hijau (green mature); komoditas dimaksud adalah
....
A. selada dan bayam,
B. kapri dan okra,
C. pakcoi dan sawi,
D. tomat dan cabai,
E. timun dan paria,

7. Masak fisiologis merupakan salah satu tahapan dalam periodisitas


pertumbuhan organ tanaman. Contoh tanaman sayuran yang dipanen pada
saat masak fisiologis adalah ….
A. cabai, tomat dan timun
B. tomat, timun dan okra
C. tomat, semangka dan melon
D. tomat, paprika dan melon
E. cabai, semangka dan timun

8. Penentuan saat panen sayuran didasarkan atas adanya perubahan warna,


perubahan bentuk dan ukuran, daun mulai menua (senercense), tubuh
tanaman mengeriang dan buah/biji sudah berkembang penuh, disebut metoda
….
A. esensial,
B. potensial,
C. fisiologis,
D. morfologis,
E. visual

28 I Agribisnis
E. Rangkuman

Penentuan lokasi tanaman menghasilkan pada tanaman hortikultura sangat


ditentukan oleh umur tanaman/waktu tanam yang serempak. Budidaya tanaman
hortikultura dengan penanaman yang bertahap/tidak serempak penentuan
tanaman menghasilkan dapat dilakukan dengan melihat umur tanaman dan
pengamatan langsung berdasarkan kriteria tanaman menghasilkan sehingga
penentuan panen akan dilakukan secara bertahap/tidak serempak. Untuk
menentukan lokasi tanaman menghasilkan dan belum menghasilkan dapat
dilakukan dengan pemberian tanda/simbol pada petak lahan pertanaman atau
pada peta lahan yang sudah dipersiapkan sebagai bentuk perencanaan agribisnis
tanaman. (Mudita, IW. 2005).

Peta merupakan gambar mengenai suatu lokasi di permukaan bumi. Dalam


membuat peta diperlukan data. Data yang digunakan untuk membuat peta terdiri
dari (Adil, K. 2017)
1. Data spasial: Data koordinat geografik mengenai sutau lokasi di
permukaan bumi dengan sistem proyeksi tertentu,
2. Data atribut: Data yang memuat keterangan mengenai suatu lokasi. Data
atribut dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif (misalnya uraian
atau foto mengenai lokasi atau prakiraan panen/taksasi.
Menghitung luas lahan pertanaman dapat dilakukan dengan menggunakan 3
(tiga) cara yaitu dengan pengukuran langsung menggunakan meteran,
menggunakan GPS maupun menggunakan citra setelit (google earth).
Pengukuran secara manual menggunakan meteran membutuhkan tenaga kerja
lebih dari 1 (satu) orang dengan waktu pengukuran yang lebih lama dibandingkan
dengan menggunakan GPS atau google earth. Pengukuran menggunakan GPS
sangat dipengaruhi oleh alat dan kondisi cuaca. Akan tetapi, GPS generasi
terbaru lebih akurat walaupun kondisi cuaca mend Panen sayuran biasanya
didasarkan atas kriteria tertentu yang tergolong dalam masak komersial yang
mencakup penampakan dan tingkat perkembangan atau kemasakan yang masih
dapat diterima oleh konsumen.
Penentuan saat panen sayuran didasarkan atas:

Agribisnis Tanaman I
1. Visual : Adanya perubahan warna, perubahan bentuk dan ukuran, daun
mulai menua (senercense), tubuh tanaman mengeriang
dan
buah/biji sudah berkembang penuh
2. Fisik : Buah mudah dilepaskan dari tangkainya, perubahan tingkat
kekerasan buah dan meningkatnya berat jenis buah
3. Kimia : Meningkatnya kandungan gula dan menurunnya kandungan
asam
4. Komputasi : Menghitung (menjumlahkan) suhu harian mulal sejak benih
ditanam sampai komoditas siap dipanen (degree days atau
heats unit), dan Menghitung umur tanaman sejak
benih ditanam sampai komoditas slap dipanen.
5. Fisiologis : Mengukur pola respirasi untuk menentukan tingkat
kematangan, yaitu perbandingan CO2 dan O2
Melakukan estimasi (taksasi) hasil tanaman menghasilkan dapat dilakukan
dengan menggunakan 2 metode yaitu:
1. Potensi produksi perpohon atau perhektar
2. Menggunakan metode sampling.
Tingkat produksi tanaman merupakan tinggi rendahnya produksi yang dihasilkan
yang dibandingkan dengan standar atau perolehan tahun sebelumnya atau
tempat lain. Tingkat produksi dipengaruhi oleh cara budidaya tanaman yang
dilakukan dan kondisi lingkungan budidaya tanaman. Untuk menghitung tingkat
produksi tanaman harus menyajikan rekaman produksi tanaman atau data
produksi pembanding.

30 I Agribisnis

Anda mungkin juga menyukai