I MADE HERIYANA
SINGARAJA
15 April 2019
I MADE HERIYANA. CCMs
Tgl Lhr : 05 Mei 1976
RIWAYAT PEKERJAAN :
1995 S/d 2013 Menjadi SatpolPP Kota Denpasar
2005 S/d 2013 Menjadi PP dan Panitia PBJ SatpolPP Kota Denpasar
NO HP : 087878 878787
KATA PENGANTAR
1. Pasal 94 Perpres 16/2018 berlaku saat diundangkan tanggal 22 Maret 2018 dan turunannya Perlem 9 tahun 2018, mengatur
bahwa pekerjaan kontruksi dan jasa konsultansi kontruksi berpedoman pada ketentuan menteri yang membidangi jasa
kontruksi
2. Permen PU No 31/2015 sebagai pengaturan pengadaan untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang disusun
berdasarkan Perpes 54/2010 harus disesuaikan berdasarkan Perpes 16 Tahun 2018 dan SPSE 4.3 ( Keputusan Deputi 20 dan 29
tentang penggunaan SPSE Versi 4.3 )
3. Pasal 86 ayat 1 mengatur bahwa Menteri dapat menindaklanjuti pelaksanaan Perpres untuk pengadaan yang dibiayai APBN
dengan peraturan menteri.
4. Pasal 99 pupr 7 tahun 2019 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1285), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku
• PERMENPUPR NOMER 31/PRT/M2015 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA
KONSULTANSI
• PERMENPUPR NOMER 7/PRT/M/2019 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MELALUI PENYEDIA
JASA KONTRUKSI
2 PERLEM 9 /2018
Persyaratan SSKK, SSUK , Teknis pekerjaan, kualifikasi kontruksi ( administrasi kualifikasi, teknis kualifikasi dan keuangan
kualifikasi ) berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan jasa kontruksi
JASA KONTRUKSI
USAHA
MENGACU MURNI 30% KECIL
• Pasal 41 ayat ( 4)persyaratan/kriteria evaluasi teknis dan ambang batas ditetapkan oleh USAHA
20% BESAR
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.
.
NAIK APA .BURUK
TURUN BAIK
KUALIFIKASI?
K/M/B?
TIDAK MENGACU
KESELURUHAN
PERKADA
PERMEN 1.DIPERLUKAN PERKADA ATAU KADA SEBAGAI PAYUNG HUKUM KOTA B (10 M)
2.NILAI YANG BERBEDA DISETIAP KOTA ( APABILA PERDAERAH)
PUPR 7 3.BERPENGARUH PADA REGRITASI BADAN USAHA (PERMEN PU 8/PRT/M/2011)
TAHUN 4.PERSYARATAN DOKUMEN AKAN BERBEDA BEDA DISETIAP DAERAH
5.REGULASI PERATURAN AKAN SELALU BERUBAH, SEHINGGA BERDAMPAK PADA
2019 PERDA/PERKADA
KOTA A (2.5 M)
PERUBAHAN UMUM PEKERJAAN KONTRUKSI & JASA
KONSULTASI KONTRUKSI
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMER 7 TAHUN 2019
PEKERJAAN KONTRUKSI
BESAR
RP.100 M
MENENGAH KEATAS
SAMPAI RP.
KECIL RP. 10 10M S/D
M 100 M JASA KONSULTASI KONTRUKSI BESAR RP.2.5
M KEATAS
MENENGAH
SAMPAI
KECIL RP. 1 RP.1 M S/D
M 2.5 M
REMUNERASI MINIMAL TENAGA AHLI
• Kewajaran biaya pada rincian biaya langsung
personel untuk personel inti tenaga ahli didasarkan
Permen PUPR
pada ketentuan peraturan perundang-undangan
7 Tahun 2019 yang terkait dengan standar remunerasi tenaga ahli
yang ditetapkan Menteri.
• Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi yang
M
mampu dilaksanakan
terhadap penyebab oleh usaha kecil; dan
Tender/seleksi gagal karena kegagalan tender. • Penentuan tingkat
M
tidak ada penyedia jasa
kompleksitas
dengan kualifikasi Usaha Kecil CONTOH PENYEBABNYA pekerjaan
yang mendaftar ADALAH :
Peralatan utama dan tingkat
kesulitan pekerjaan yang akan Konsultansi :
ditenderkan tidak dapat • Penentuan tingkat
dipenuhi/dilaksanakan oleh kompleksitas
penyedia jasa dengan pekerjaan
kualifikasi Usaha Kecil • Ketersediaan pelaku Paket Pekerjaan ini dapat diikuti oleh
usaha Usaha Kecil ,dan Non Kecil
Pasal 21 ayat 4
TENDER CEPAT ,E-REVERSE AUCTION ,REPEAT ORDER,
PENGADAAN LANGSUNG DAN PENUNJUKAN LANGSUNG
PERMENPUPR
TIDAK ADA EREVERSE AUCTION
7 TAHUN 2019 DALAM JASA KONSULTASI
1.
2.
Proses Penunjukan Langsung dan
Negosiasi Teknis dan Harga/biaya
PERSONIL MANAJERIAL 1. Tenaga ahli atau tenaga teknis yang ditempatkan sesuai penugasan pekerjaan
2. Sertifikasi SKA/SKT tidak perlu dievaluasi
3. Tenaga Ahli hanya untuk usaha non kecil
SUBKONTRAK
1. Menggunakan pagu anggaran,bukan berdasarkan nilai hps.
2. Pagu anggaran sampai dengan 25 M, diatas Rp. 50M dan Rp. 100M
Pasal 49 ayat 2
Penambahan Dokumen yang dibutuhkan untuk menunjang atau menjadi persyaratan yang
persyaratan DOKUMEN LAIN YANG DISYARATKAN berkaitan terhadap barang/jasa dalam pekerjaan kontruksi
mendapatkan
persetujuan dari
Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya.
METODE KERJA
PERMENPUPR 7 TAHUN 2019
1 PERENCANAAN PENGADAAN
3 PELAKSANAAN PEMILIHAN 2
DOKUMEN PERSIAPAN PENGADAAN
Evaluasi Teknis Penawaran
Metode Kerja
Untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Usaha Kecil tidak mensyaratkan Tenaga Ahli dan Usaha
Menengah dan Usaha Besar tidak mensyaratkan Tenaga Teknisi atau Analis dan Operator.
Hanya mensyaratkan 1 (satu) sertifikat kompetensi kerja untuk setiap personel yang disyaratkan
Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja dari
pemberi tugas
Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis pekerjaan yang
ditenderkan (bukan berdasarkan jabatan yang ditawarkan).
Personil manajaerial tidak dapat ditawarkan untuk lebih dari satu paket pekerjaan ( baik
ditenderkan bersamaan/terikat kontrak lain )
Apabila pada saat rapat penunjukan penyedia tidak dapat membuktikan sertifikat SKK, maka
penyedia dapat sanksi daftar hitam oleh PPK
SUBKONTRAK
Sampai • Tidak dipersyaratkan dalam dokumen pemilihan,
dengan 25 M tapi ditetapkan dalam rancangan kontrak
PETUGAS/AHLI K3
penawaran. Biaya
Umum/Overhead
1. Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang baru berdiri
TEKNIS KUALIFIKASI kurang dari 3 (tiga) tahun
2. Untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Menengah dan Besar, memiliki
Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan 3 x NPt (Nilai pengalaman tertinggi):
3. untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman pekerjaan sesuai subklasifikasi SBU yang disyaratkan,
atau untuk kualifikasi Usaha Besar, pengalaman pekerjaan pada subklasifikasi SBU yang disyaratkan
KEUANGAN KUALIFIKASI dan JENIS PEKERJAAN
4. Tenaga tetap :
1 (satu) tenaga tetap bersertifikat terampil (SKT) yang sesuai dengan Klasifikasi SBU yang disyaratkan (untuk Usaha Kecil);
1 (satu) tenaga tetap bersertifikat ahli (SKA) Muda yang sesuai dengan Subklasifikasi SBU yang disyaratkan (untuk Usaha Menengah);
1 (satu) tenaga tetap bersertifikat ahli (SKA) Madya yang sesuai dengan Subklasifikasi SBU yang disyaratkan (untuk Usaha Besar).
MENENGAH • 10 M S/D
100 M
KLASIFIKASI DAN
SUBKLASIFIKASI
• DIATAS
BESAR
100 M
KLASIFIKASI DAN
SUBKLASIFIKASI
CARA EVALUASI IJIN USAHA ( SBU/SIJUK)
Pokja Peserta
Peserta menyampaikan
Masa berlaku SBU/Ijin Usaha yang
habis pada sudah berlaku seblum
saat evaluasi SPPBJ/ttd kontrak
Peserta diminta kepada PPK
penawaran
menyampaikan
SBU/Ijin Usaha
yang sudah
berlaku seblum
SPPBJ
( Klarifikasi
Kualifikasi )
SATU KESATUAN
Data kualifikasi pada form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi SPSE atau pada fasilitas upload
data kualifikasi lainnya merupakan bagian yang saling melengkapi
Dalam hal dijumpai perbedaan mengenai isian data kualifikasi dengan data yang diunggah
(upload), maka data yang dianggap benar adalah data yang terdapat dalam isian kualifikasi
form elektronik SPSE.
BUKTI PENGALAMAN PEKERJAAN
Persyaratan pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, dengan ketentuan:
1. Formulir 1721 A1 hanya diberikan untuk pegawai tetap saja, sedangkan untuk pegawai tidak tetap dan bukan
pegawai tidak dibuatkan.
2. Formulir 1721 A1 merupakan bukti pemotongan PPh pasal 21 untuk 1 tahun pajak atau selama pegawai tetap
bekerja pada pemberi pajak selama tahun pajak.
3. Formulir 1721 A1 akan digunakan oleh pegawai tetap dalam melaporkan SPT Tahunan PPh orang pribadi
SK, Susunan Organisasi, atau Daftar Gaji tidak dapat menjadi bukti tenaga kerja tetap.
CONTOH CARA MENGITUNG SKN KONTRUKSI
Ekuitas adalah RP. 7.5 Miliar NILAI HPS RP. 50 M Rp 50 M x Rp 10 % = Rp 5 M
• Rp 7.5 M x 0.6 = Rp. 4.5M
• Rp 4.5 M x 7 = Rp. 31.5 M
Pekerjaan yang sedang dilaksanakan total 2 (dua) Rumusan Sisa Kemampuan Nyata (SKN)
pekerjaan dengan nilai total kontrak Rp 30 M
SKN = KN - Σnilai kontrak paket pekerjaan yang sedang dikerjakan
Rp 31.5 M – Rp 30 M = Rp 1.5M KN = fp x MK MK = fl x KB
Kurang KN = Kemampuan Nyata
fp = Faktor perputaran modal (untuk usaha menengah dan besar, fp = 7)
dari MK = Modal Kerja
5M fl = Faktor likuiditas (untuk usaha menengah dan besar, fl = 0,6)
KB = Kekayaan Bersih/total ekuitas yang dilihat dari neraca keuangan tahun
terakhir
Prestasi ke 2 (dua) pekerjaan tersebut
adalah total 10 M
Rp 30 M – Rp 10 M = Rp 20 M
Lebih
Jadi perhitungan nya adalah : dari
Rp 31.5 M – Rp 20 M = Rp 10.5M 5M
KEMITRAAN ( KSO )
KUALIFIKASI KUALIFIKASI
BESAR MENENGAH
KUALIFIKASI KUALIFIKASI
• Untuk pekerjaan yang bersifat tidak kompleks dibatasi paling banyak 3 (tiga) perusahaan dalam1 (satu ) kerjasama operasi; dan
• untuk pekerjaan yang bersifat kompleks dibatasi paling banyak 5 (lima) perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama operasi.
Pasal 11 ayat 3 Leadfirm porsi modal paling banyak 70% (tujuh puluh persen).
BAGAIMANA CARA EVALUASI KSO?
LEADFIRM ANGGOTA
KSO
Pasal 12 ayat (1) Perencanaan pengadaan melalui Penyedia meliputi tahapan : Penyusunan biaya pendukung.
E-REVERSE . PROSES PENUNJUKAN LANGSUNG DAN
KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI TEKNIS DAN HARGA.
PESERTA YANG
MEMASUKAN
PENAWARAN LULUS
EVALUASI
PENAWARAN DAN
KUALIFIKASI
2 (DUA) PESERTA Hal yang
YANG TINDAK LANJUT 1 diklarifikasi adalah
MEMASUKAN (SATU) PENAWARAN
metode
PENAWARAN LULUS EVALUASI
LULUS EVALUASI PENAWARAN DAN pelaksanaan
PENAWARAN DAN KUALIFIKASI pekerjaan yang
KUALIFIKASI dapat
PROSES mempengaruhi
EREVERSE PENUNJUKAN
LANGSUNG
harga untuk
dilakukan
AUCTION negosiasi.
NEGOSIASI
TIDAK LANJUT 2 TEKNIS DAN
( DUA) PESERTA YANG
LULUS EVALUASI
KEMBALI HARGA
PENAWARAN DAN
KUALIFIKASI
EVALUASI
HARGA
Apabila di LDP di minta Untuk tindak lanjut e ereverse auction ( PERMEN 7/19 ) pada peserta yang lulus hanya 2 ( dua ) TIDAK WAJIB dilakukan, namun dalam hal dilakukan e-
reverse auction, ditetapkan juga pada LDP.
erervers auction Dan apabila menyebabkan nilai harga penawaran berulang dibawah 80%, maka Pokja kembali melakukan EVALUASI HARGA
EVALUASI HARGA
REVIU HPS?
dalam dokumen harga dasar upah Pastikan Upah mengacu pada UMK yaitu
PPK, untuk memastikan, apakah upah Undang Undang Nomer 13 Tahun 2003, pasal
sudah memenuhi upah UMK? 90 Pengusaha dilarang membayar Upah
dibawah Upah Minimum /UU Jasa Kontruksi
2. Apabila Upah tidak sesuai UMK, di pasal 73 ,untuk Tupah tenaga Kerja
Kontruksi sesuai ketentuan perundang
maka diusulkan agar diperbaiki, karena
undangan dan atau berdasarkan Permen PU
nanti sebagai dasar KLARIFIKASI
PASTIKAN UPAH 28 tahun 2016 harga standar upah
KEWAJARAN HARGA Upah peserta,
TENAGA KERJA berdasarkan standar yang ditetapkan
apabila penawaran dibawah 80%
Gubernur/Bupati/Walikota.
CONTOH :
UMK Kota Denpasar adalah
CONTOH HARGA UPAH (PPK) Rp.2.500.000,00, maka :
Rp.14.286/jam = Rp 2.500.000,00/25
hari x 7 jam kerja
Peserta diundang
klarifikasi dan diminta
menyampaikan analisa
Undangan ditujukan pada
harga satuan dan analisa
direktur atau kuasa
teknik satuan pekerjaan
direktur atau pegawai
tetap yang dikuasakan
APA SAJA YANG DIKLARIFIKASI DAN BAGAIMANA
MELAKUKAN KLARIFIKASI KEWAJARAN HARGA?
HARGA KLARIFIKASI
BAHAN APA SAJA 1. SEMEN
BERDASARKAN
DIBUTUHKAN 2. ASPAL HARGA BAHAN JENIS
3. AGREGAT BAHAN/MATERIAL
BERAPA UPAH
PEKERJAAN TENAGA KERJA APA 1. MANDOR
(HARI/JAM)
SAJA DIBUTUHKAN 2. TUKANG BATU TENAGA KERJA
MENGACU PADA
3. PEKERJA
UMK
PPK, Pokja Pemilihan dan Pemenang Siapakah yang mengundang pada saat
wajib melaksanakan Rapat Persiapan rapat penunjukan penyedia? PPK atau
Penunjukan Penyedia dengan ketentuan Pokja Pemilihan PPK
paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP)
diterima oleh PPK
Apa peran serta Pokja pemilihan pada saat Rapat Pokja pemilihan hanya
Persiapan Penunjukan, apakah hanya sekedar mendampingi dan menjelaskan
mendampingi PPK atau memiliki tugas kembali hal hal mengenai evaluasi atau
melakukan evaluasi? klarifikasi pada saat proses
pemilihan
@2021
،ب ِّز ْدنِّي ع ِّْل ًما
ِّ َر
َآمين يا َربَّ ْال َعالَمِّ يْن
Siregar dkk.
“Manajemen adalah proses untuk memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai
tujuan tertentu.”
EFEKTIF
SISTEMATIS ILMIAH
TUJUAN
ILM
U
FUNGS- SUMBER
MANAJEME FUNGSI
N
MANAJEMEN DAYA
SENI P
TERBATAS
O
A
KEINDAHAN C
S
C EFISIEN
B
Organisasi Pemimpin
• Sekumpulan orang
• Kerja sama
• Tujuan
• Seni
• Ilmu
• Profesi
PERIODE WAKTU ALIRAN MANAJEMEN KONTRIBUTOR
1771 - 1871 Awal Teori Manajemen R. Owen, Charles Babage
Ilmu (Science)
Suatu kumpulan pengetahuan yang telah diorganisasikan
secara sistematis dan telah diuji kebenarannya melalui
pengamatan atau percobaan dengan cermat dan teliti
Ciri/syaratnya : Objek Materi
Punya Objek Pengenal Manusia, alam
Punya Metode
Punya Sistematika Objek Forma
Bersifat Umum (Universal) Titik pusat perhatian
dari objek matri secara
khusus yg akan dapat
membedakan suatu
Metode ilmu dengan yang
lainnya
Cara kerja atau alat dan prosedur untuk
mengungkapkan suatu objek sehingga
memperoleh pengetahuan yang benar
Semua keterangan/fenomena dari objek yang
meterinya disusun urutannya secara
teratur/runtut harmonis dan terpadu dalam satu
kesatuan
Universal
Konsep, teori, prinsif, tekniknya dapat dipakai
dan diterapkan pada setiap organanisasi kerja
sama yang memerlukannya
Ilmu Murni (Pure Science)
Berorganisasi
Terbentuk :
1. Spontan
2. Seksama dan pertimbangan secara matang
Tradisional Modern/Baru
Terjadi karena perubahan lingkungan
di luar organisasi :
1. Masyarakat
2. Ekonomi
3. Global
4. Teknologi
• Mantap/Stabil • Dinamis
• Tidak Luwes • Luwes
• Berfokus pada kerja • Berfokus pada keterampilan
• Pekerjaan berdasarkan jabatan • Pekerjaan yg harus diselesaikan
• Berorientasi individu • Berorientasi pada tim
• Pekerjaan tetap/permanen • Pekerjaan sementara
• Berorientasi perintah • Berorientasi pada keterlibatan
• Manajer membuat keputusan • Pekerja berpartisifasi
• Berorientasi peraturan • Berorientasi pelanggan
• Gugus kerja relatif seragam • Gugus kerja beragam
• Hari kerja ditetapkan • Hari kerja tidak dibatasi waktu
• Hub. Bersifat hierarki • Hub. Bersifat lateral & jaringan
• Bekerja pd fasilitas organisasi • Bekerja di mana pun dan kapan
selama jam- jam tertentu pun
Seorang anggota organisasi yang
memadukan (mengintegrasikan) dan
mengkoordinasikan pekerjaan orang lain
Manajer puncak
Manajer Menengah
Proses Manajemen
Serangkaian keputusan dan kegiatan kerja
yang dilakukan secara terus menerus
Filsafat (Moekijat)
Suatu sistem pemikiran yang menjelaskan gejala tertentu dan
memberikan serangkaian prinsip-prinsip untukh memecahkan
probelema-problema yang ada berhubungan pencapaian tujuan
tertentu..
Filsafat Manajemen
Adalah bagian terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan
yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan
terhadap problem manajerial.
Adalah dimensi tanggung jawab sosial yang diembang oleh manajemen yang
berisi tentang hubungan kemanusiaan, penetapan harga, hubungan-
hubungan karyawan, pelestarian sumber daya, mutu dan keamanan produk,
dan operasi hak asasi manusia.
Pandangan tanggung jawab sosial
Pandangan klasik
Tokoh Pendukung : Milton Friedman (Ahli ekonomi dan pemenang
nobel)
Menurut aliran ini : berpandangan bahwa satu-satunya tanggung jawab
manajemen adalah untuk memaksimalkan keuntungan/laba:
Maka implikasinya :
1. kebanyakan manajer sekarang ini adalah manajer profesional, yang
berarti mereka tidak memiliki perusahaan yang mereka jalankan.
2. Manajer memutuskan sumber daya untuk organisasi bagi kebaikan
sosial
3. Penekatan yang dipakai adalah pendekatan mikro.
4. Terdapat tekanan kompetitif bagi investasi tertinggi.
Pandangan sosial ekonomi (the sosioeconomic view)
Menurut pandangan ini : bahwa tanggung jawab sosial manajemen jauh
mempaui sekedar memperoleh labamelainkan juga mencakup
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut pandangan ini :
1. Zaman sudah berubah, harapan masyarakat berubah .
2. Para manajer seharusnya prihatin dengan memaksimalkan pendapatan
finansial jangka panjang.
3. Mereka harus menerima kewajiban-kewajiban sosial dan biaya-biaya
yang menyertainya.
4. Panangan klasik itu melintas dihadapan realitas.
Prinsip adalah : suatu hasil generalisasi yang telah diuji keabsahanya dan
ternyata benar, serta dapat menjelaskan realita sehingga mampu
meramalkan apa yang akan terjadi dalam keadaan yang sama.
Hal lain :
1. Dinyatakatan tertulis Tujuan manajemen organisasi
:
2. Dapat diukur 1. Tujuan jasa
3. Dapat menunjukkan waktu spesifik 2. Tujuan laba
4. Dapat dicapai. 3. Tujuan sosial
Tujuan organisasi :
1. Pembuatan keputusan
2. Meningkatkan efisiensi
3. Perwujudan konsistensi
4. Membuat penilaian kinerja
Sasaran Manajemen
Sasaran manajerial : adalah tujaun yang ingin dicapai yang mencakup skup
tertentu yang menunjukkan arah kemana usaha-usaha manajer dikerahkan.
Sasaran
1. Sasaran strategis untuk manajemen puncak
2. Sasaran taktis fungsional untuk manajemen menengah
3. Sasaran operasional untuk manajer bawah.
Sasaran Manajemen :
1. Mencari laba
2. Kepentingan pekerja
3. Kepentingan masyarakat dan pembeli
4. Kepentingan stake holders.
Manajemen Puncak
Tingkatan Manajemen Menengah
Manajemen
KLASIFIKASI MANAJEMEN
Conceptual Skill
Kemampuan
Human Skill
Manajemen
Technical Skill
Misi Perusahaan
Profil Perusahaan
Kebijakan Dasar
Strategi Operasional
Manusia
Material Pasar
Menurut
Manullang
Mesin Uang
Metode
Man merujuk pada sumber
daya manusia yang dimiliki
oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor
manusia adalah yang paling
menentukan.
Money / uang merupakan
salah satu unsur yang
tidak dapat diabaikan.
▪ Fungsi-fungsi
manajemen
merupakan proses, dan
▪ Mengkoordinasi pelaksanaan
kegiatan.
▪ Mendistribusikan tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
▪ Memberikan pengarahan
penugasan dan motivasi.
d)Fungsi pengendalian
(controlling)
▪ Mengukur kualitas hasil.
▪ Membandingkan hasil terhadap standard
kualitas.
▪ Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi.
▪ Memberikan saran-saran perbaikan.
▪ Menyusun laporan kegiatan.
Manfaat dari fungsi
pengendalian adalah :
Memperkecil kemungkinan
kesalahan yang terjadi dari
segi kualitas, kuantitas,
biaya maupun waktu.
1.4 Tujuan
Oleh :
Dr. H. Fahrurrazi, M.Si.
fahrurrazi.id | @Dipertuanagung
“Ketika semua demi ibadah kepada Mu”
Perubahan
Tidak mencabut Perpres 16 Tahun 2018, namun hanya
mengganti beberapa ketentuan, yaitu 34 Pasal berubah dari
total 94 Pasal, 4 Pasal baru yang disisipkan, dan 144 Ayat
berubah dari total 421 Ayat
Penulisan :
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana yang telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
W
Latar Belakang
Perpres 12 Tahun 2021
01 02 03 04
1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
Pelaku Pengadaan
Perpres 12 Tahun 2021
1. PA
2. KPA
3. PPK
4. Pejabat Pengadaan
5. Pokja Pemilihan
6. Agen Pengadaan
7. Penyelenggara Swakelola
8. Penyedia
Catatan :
PPHP/PjPHP dihapus
Isu Aktual
Pelaku Pengadaan
Pengelola Keuangan
Diemban oleh PA/KPA dalam hal mengadakan ikatan untuk 1. menyusun perencanaan pengadaan;
pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan 2. melaksanakan Konsolidasi Pengadaan barang/Jasa
peraturan perundang-undangan. 3. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
4. menetapkan rancangan kontrak;
5. menetapkan HPS;
6. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan
kepada Penyedia;
7. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
8. menetapkan tim pendukung;
9. menetapkan tim atau tenaga ahli;
10. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
11. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
12. mengendalikan Kontrak;
13. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada
PA/ KPA;
14. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada
PA/ KPA dengan berita acara penyerahan;
15. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan; dan
16. menilai kinerja Penyedia.
Pokja Pemilihan
Pelaku Pengadaan
3 PA/KPA a. Dalam hal tidak ada penetapan PPK a. Berlaku secara umum untuk a. Cenderung tidak memiliki
menugaskan pada Pengadaan Barang/Jasa yang semua Perangkat Daerah pertentangan pemaknaan
PPTK untuk menggunakan anggaran belanja dari b. PA/KPA tetap berwenang dari sudut pandang aturan
laksanakan APBD, PA/KPA menugaskan PPTK untuk untuk berkontrak dan Pengelolaan Keuangan dan
tugas PPK melaksanakan tugas PPK (tugas huruf a menjalankan tugas yang Pelaku Pengadaan
(dengan sampai dengan m. PPTK yang tidak diserahkan kepada b. Mengoptimalkan tugas PPTK
Batasan) melaksanakan tugas PPK tersebut wajib PPTK sebagai bagian dari
memenuhi persyaratan kompetensi PPK. pengelola keuangan
(Pasal 11 ayat 3 dan 4 Perpres 12/2021) c. PA/KPA tetap dapat dibantu
b. PPTK memiliki tugas menyiapkan banyak pihak sesuai
dokumen pengadaan barang/jasa pada peraturan dalam
Kegiatan/Sub kegiatan SKPD/Unit SKPD menjalankan kewenangan
sesuai ketentuan peraturan (Ahli, Tim Teknis, Tim
perundangundangan yang mengatur Pendukung, Pengelola PBJ)
mengenai pengadaan barang/jasa (Bab d. Memperhatikan kewajiban
1 Bagian G Angka 3, Lampiran PMDN pemenuhan syarat
77/2020) kompetensi PPK bagi PPTK
yang ditugaskan
Pendekatan Sinkronisasi
Pengelola Keuangan dan Pelaku Pengadaan di Daerah
No Pilihan Dasar Kewenangan Contoh Pelaksanaan Catatan
4 PA/KPA a. KPA dalam Pengadaan Barang/Jasa a. Dapat digunakan pada a. Cenderung tidak memiliki
menugaskan sebagaimana melaksanakan Perangkat Daerah dengan pertentangan pemaknaan
PPK untuk pendelegasian sesuai dengan nilai anggaran relatif besar dari sudut pandang aturan
laksanakan pelimpahan dari PA. KPA dapat dan/atau pertimbangan Pengelolaan Keuangan dan
Pengadaan menugaskan PPK untuk melaksanakan rentang kendali/lokasi, Pelaku Pengadaan
(dengan kewenangan yang terkait dengan: a. contoh: Dinas PUPR, Dinas b. Mengoptimalkan tugas PPK
Batasan) melakukan tindakan yang Kesehatan, Dinas Pendidikan sebagai bagian dari Pelaku
mengakibatkan pengeluaran anggaran b. PA/KPA tetap berwenang Pengadaan
belanja; dan/atau b. mengadakan untuk berkontrak dan c. PA/KPA tetap dapat dibantu
perjanjian dengan pihak lain dalam menjalankan tugas yang banyak pihak sesuai
batas anggaran belanja yang telah tidak diserahkan kepada PPK peraturan dalam
ditetapkan (Pasal 10 ayat 1 dan 3 menjalankan kewenangan
Perpres 12/2021) (Ahli, Tim Teknis, Tim
b. PA memiliki kewenangan menetapkan Pendukung, Pengelola PBJ,
pejabat lainnya dalam SKPD yang PPTK)
dipimpinnya dalam rangka pengelolaan d. Memperhatikan kewajiban
keuangan daerah (Bab 1 Bagian E Angka pemenuhan syarat
1 huruf m, Lampiran PMDN 77/2020) pengangkatan PPK
e. Harus mempertimbangkan
beban kerja dan remunerasi
yang layak
Pendekatan Sinkronisasi
Pengelola Keuangan dan Pelaku Pengadaan di Daerah
5 PA a. PPK melaksanakan tugas pelimpahan a. Dapat digunakan pada a. Penerapan berdasarkan identifikasi
menetapkan kewenangan dari PA/KPA, meliputi: a. Perangkat Daerah dengan kebutuhan
PPK untuk melakukan tindakan yang nilai anggaran relatif besar b. Memuat potensi pertentangan
laksanakan mengakibatkan pengeluaran anggaran Dinas PUPR, Dinas pemaknaan dari sudut pandang
Pengadaan belanja; dan b. mengadakan dan Kesehatan, Dinas Pendidikan aturan Pengelolaan Keuangan dan
dan sampai menetapkan perjanjian dengan pihak b. PPK melaksanakan tugas Pelaku Pengadaan
dengan lain dalam batas anggaran belanja kewenangan dalam c. Dapat didukung pengaturan oleh
berkontrak yang telah ditetapkan. (Pasal 11 ayat 2 pengadaan, melaksanakan Kepala daerah yang memiliki
Perpres 12/2021) tugas pelimpahan kewenangan dalam menerbitkan
b. PA memiliki kewenangan menetapkan kewenangan dari PA/KPA Sisdur Pengelolaan Keuangan
pejabat lainnya dalam SKPD yang mengadakan dan Daerah, berdasarkan beban
dipimpinnya dalam rangka menetapkan perjanjian anggaran, rentang kendali dan/atau
pengelolaan keuangan daerah (Bab 1 dengan pihak lain dalam lokasi
Bagian E Angka 1 huruf m, Lampiran batas anggaran belanja yang d. Mengoptimalkan tugas PPK sebagai
PMDN 77/2020) telah ditetapkan. bagian dari Pelaku Pengadaan
c. Kewenangan bersifat mandat e. Memperhatikan kewajiban
atas nama PA/KPA pemenuhan syarat pengangkatan
PPK
f. Harus mempertimbangkan beban
kerja dan remunerasi yang layak
Bagaimana PPHP/PjPHP ?
1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
1. Kepala UKPBJ wajib memenuhi standar kompetensi
jabatan yang mencakup kompetensi teknis di bidang
Pengadaan Barang/Jasa.
2. Pembentukan UKPBJ dikecualikan bagi Lembaga
yang tidak memenuhi kriteria untuk membentuk
UKPBJ.
3. UKPBJ Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
melaksanakan peningkatan kapabilitas UKPBJ melalui
model kematangan UKPBJ untuk menuju pusat
Sumber : Materi Presentasi Kepala LKPP keunggulan Pengadaan Barang/Jasa
W
Point Utama Perubahan
1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
UMK, Koperasi, dan
PPDN
1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
Jasa Konstruksi
1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
Sumber : Materi Presentasi Kepala LKPP
W
Point Utama Perubahan
1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
E-Marketpalce
32
Penyebab Pelanggaran
03 Rakus / serakah
33
Kewenangan Dalam Beberapa
Penugasan
Kelembagaan
34
Bagaimana Jika PA/KPA ditanya :
Apa dasar Saudara memiliki kewenangan sebagai PA/KPA ?
Kapan Saudara menerima kewenangan sebagai PA/KPA ?
Apakah Saudara sudah membaca dan mengetahui apa saja kewenangan yang
diberikan kepada Saudara sebagai PA/KPA ?
Apa saja kewenangan Saudara sebagai PA/KPA dalam Pengadaan ? Apa
dasarnya ?
Terkait kewenangan melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
Bagaimana prosedur kerja Saudara dalam menjalankan kewenangan melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja ?
Bagaimana Saudara bisa memastikan proses pengadaan pekerjaan ini bisa
dibayarkan ? Bagaimana tugas Saudara mengendalikannya agar tidak
menyimpang?
Terkait kewenangan melakukan mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam
batas anggaran yang ditetapkan, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
Jika Saudara melakukan pelimpahan kewenangan dalam mengadakan perjanjian
dengan pihak lain dalam batas anggaran yang ditetapkan, siapa yang Saudara
limpahkan? Apakah memenuhi persyaratan pelimpahan kewenangan? Bagimana
kontrol Saudara dalam pelimpahan kewenangan?
Terkait kewenangan menetapkan perencanaan pengadaaan, apa saja yang sudah
Saudara lakukan?
35
Bagaimana Jika PPK ditanya :
Terkait kewenangan menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis / Kerangka
Acuan Kerja, apa saja yang sudah Saudara lakukan? Bagaimana proses kerja
Saudara menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja?
Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara susun dan
tetapkan ada justifikasi atau pertimbangan teknisnya? Apa saja?
Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara tetapkan dibantu
oleh Ahli/Tim Teknis dalam penyusunannya? Apakah sudah Saudara periksa?
Bagaimana tata cara Saudara memeriksanya?
Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara tetapkan terdapat
hal-hal yang berpotensi diskriminatif?
Terkait kewenangan menyusun dan menetapkan HPS, apa saja yang sudah
Saudara lakukan? Bagaimana proses kerja Saudara menyusun dan menetapkan
HPS?
Apakah HPS yang saudara susun dan tetapkan ada justifikasi atau pertimbangan
teknisnya? Apa saja?
Apakah HPS yang saudara tetapkan dibantu oleh Ahli/Tim Teknis dalam
penyusunannya? Apakah sudah saudara periksa? Bagaimana tata cara Saudara
memeriksanya?
Apakah HPS Acuan Saudara menyusun HPS? Perlihatkan bukti penyusunan HPS
dan cara perhitungannya!
Apakah Saudara mengetahui adanya diskon dalam nilai HPS ini?
36 Apakah HPS ini mengacu harga pasar? Perlihatkan buktinya!
Bagaimana Jika PPTK ditanya :
Apa dasar Saudara memiliki kewenangan sebagai PPTK ?
Kapan Saudara menerima kewenangan sebagai PPTK ?
Apakah Saudara sudah membaca dan mengetahui apa saja kewenangan yang
diberikan kepada Saudara sebagai PPTK ?
Apa saja kewenangan Saudara sebagai PPTK dalam Pengadaan ? Apa dasarnya ?
Terkait kewenangan melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
Bagaimana prosedur kerja Saudara dalam menjalankan kewenangan membantu
tugas PA/KPA dalam rangka melaksanakan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran atas Beban anggaran belanja yang melaksanakan anggaran SKPD
yang dipimpinnya ?
Bagaimana Saudara mengendalikan kegiatan?
Terkait kewenangan melakukan mengendalikan kegiatan, apa saja yang sudah
Saudara lakukan?
Bisa diperlihatkan, apa saya laporan perkembangan pelaksanaan Kegiatan yang
pernah saudara terbitkan?
Terkait kewenangan dalam pengadaaan, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
Saudara terlibat dalam penyusnan Spesifikasi Teknis dan HPS?
Apa peran Saudara dalam pelaksanaan kontrak
37
Pemberi
“Ketika akan memberikan
kewenangan, pelajari terlebih
dahulu kesesuaian aturan, sifat
kewenangan, dan batasan
kewenangan yang akan diberikan,
serta lakukan kajian mengukur
kapasitas kemampuan penerima
kewenangan”
Penerima
“Setelah diketahui kewenangan
akan diterima, pelajari secara
proaktif kesesuaian aturan, sifat
kewenangan, dan batasan
kewenangan yang diberikan,
kemudian lakukan pengukuran diri
atas kewenangan tersebut”
Contoh pada PPTK :
Tugas : melaksanakan kegiatan pengadaan
barang/jasa sesuai dengan ketentuan
peraturan perulndang-undangan yang
mengatur pengadaan barang/jasajaan
Pertanyaan :
⊷ Sudah pahamkah tahapan pengadaan?
⊷ Kompetensi mumpuni?
⊷ Dukungan Sumber Daya ada?
Tindaklanjut :
⊷ Komunikasi kepada pemberi kewenangan
⊷ Siapkan dukungan sumber daya
⊷ Berbagi peran dan tugas
40
“
Tak menutup kemungkinan
kewenangan memuat
tanggungjawab dan risiko yang
besar, untuk itu perlu dipersiapkan
ikhtiar mitigasi risiko, bahkan dengan
skema distribusi kepada pihak yang
layak
41
BIG
CONCEPT
Pastikan setiap kewenangan akan
menjadi ibadah
42
Terimakasih
Fahrurrazi, 085624222715
Weblog : fahrurrazi.id
SOSIALISASI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NO. 2 TAHUN 2017
TENTANG JASA KONSTRUKSI
2
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 2 2
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERBANDINGAN
PERUMAHAN RAKYAT UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI
UU NO. 18 TAHUN 1999 UU NO. 2 TAHUN 2017
Wilayah Jasa Konstruksi Industri Konstruksi
Pengaturan
Lingkup Pengguna dan Penyedia Jasa Jasa, Usaha Penyediaan Bangunan dan
Konstruksi Rantai Pasok
Pembinaan Sentralisasi Desentralisasi
Lingkup 1. Pengaturan, 1. Penetapan Kebijakan
Pembinaan Pemberdayaan dan 2. Penyelenggaraan Kebijakan
Pengawasan 3. Pengawasan, Pemantauan, dan Evaluasi
2. Pengembangan 4. Pengembangan Jasa Konstruksi dan
(dilaksanakan oleh LPJK) Pengembangan Kerjasama
Klasifikasi ASMET CPC (KBLI)
Usaha
Partisipasi 1. Forum Jasa Konstruksi 1. Satu Lembaga
Masyarakat 2. Melalui Pembentukan 2. Peningkatan Peran Asosiasi
suatu Lembaga 3. Forum dalam berbagai Media
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 3 3
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERBANDINGAN
PERUMAHAN RAKYAT UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI
UU NO. 18 TAHUN 1999 UU NO. 2 TAHUN 2017
(SISTEMATIKA) (SISTEMATIKA)
TERDIRI ATAS 12 BAB DENGAN 46 PASAL TERDIRI ATAS 14 BAB DENGAN 106 PASAL
1. BAB I. KETENTUAN UMUM 1. BAB I. KETENTUAN UMUM
2. BAB II. ASAS DAN TUJUAN 2. BAB II. ASAS DAN TUJUAN
3. BAB III. USAHA JASA KONSTRUKSI
3. BAB III. TANGGUNG JAWAB DAN
4. BAB IV. PENGIKATAN JASA KONSTRUKSI
KEWENANGAN
5. BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
4. BAB IV. USAHA JASA KONSTRUKSI
6. BAB VI. KEGAGALAN BANGUNAN
7. BAB VII. PERAN MASYARAKAT 5. BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
8. BAB VIII. PEMBINAAN 6. BAB VI. KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN
9. BAB IX. PENYELESAIAN SENGKETA DAN KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
10. BAB X. SANKSI
11. BAB XI. KETENTUAN PERALIHAN
7. BAB VII. TENAGA KERJA KONSTRUKSI
12. BAB XII. KETENTUAN PENUTUP 8. BAB VIII. PEMBINAAN
9. BAB IX. SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI
10. BAB X. PARTISIPASI MASYARAKAT
11. BAB XI. PENYELESAIAN SENGKETA
12. BAB XII. SANKSI ADMINISTRATIF
13. BAB XIII. KETENTUAN PERALIHAN
14. BAB XIV. KETENTUAN PENUTUP
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 4 4
KETENTUAN UMUM
5
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 5 5
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KETENTUAN UMUM
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 6
TANGGUNG JAWAB
DAN KEWENANGAN
7
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 7 7
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN
PERUMAHAN RAKYAT
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 8
USAHA
JASA KONSTRUKSI
9
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 9 9
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN STRUKTUR USAHA JASA KONSTRUKSI
PERUMAHAN RAKYAT
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 10 10
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SEGMENTASI PASAR
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
1. Berisiko sedang;
1. Badan Usaha Kualifikasi
2. Berteknologi madya; dan/atau
Menengah
3. Berbiaya sedang.
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 11 11
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
PERSYARATAN USAHA NASIONAL
Pasal 26-31
Berlaku di seluruh
wilayah RI
IZIN
TANDA
USAHA ORANG BADAN USAHA USAHA
DAFTAR
USAHA PERORANGAN JASA JASA
PERSEORANG KONSTRUKSI
KONSTRU
AN (TDUP)
KSI (IUJK)
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 12
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
SERTIFIKAT BADAN USAHA
Pasal 26-31
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 13
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENGATURAN USAHA
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI ASING
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 14 14
TENAGA KERJA
KONSTRUKSI
15
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 15 15
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA KERJA
PERUMAHAN RAKYAT KONSTRUKSI
KUALIFIKASI:
1. OPERATOR;
SERTIFIKASI
2. TEKNISI/ANALIS; DAN PELATIHAN KOMPETENSI
3. AHLI. KERJA
KLASIFIKASI:
1. ARSITEKTUR;
2. SIPIL;
3. MEKANIKAL;
4. ELEKTRIKAL;
5. TATA LINGKUNGAN; DAN LEMBAGA
6. MANAJEMEN SERTIFIKASI
PELAKSANAAN PROFESI
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 16
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA KERJA
PERUMAHAN RAKYAT KONSTRUKSI ASING
SERTIFIKAT
KOMPETENSI PENYELENGGARAAN
KERJA JASA KONSTRUKSI
WAJIB
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 17
PENYELENGGARAAN
JASA KONSTRUKSI
18
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 18 18
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
Dikerjakan sendiri
Usaha Jasa
Konstruksi Pengikatan jasa
konstruksi
Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
Usaha Dikerjakan sendiri
Penyediaan
Perjanjian penyediaan
Bangunan
bangunan
Pengguna
Hubungan kerja Penyedia Jasa
Jasa
Kontrak Kerja
Konstruksi
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 20 20
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT Pasal 47-50 KONTRAK KERJA KONSTRUKS
Memuat juga:
1. Kesepakatan tentang pemberian insentif Penggunaan bahasa:
2. Ketentuan Hak kekayaan intelektual untuk jasa 1. Dibuat dalam Bahasa Indonesia
perencanaan.
2. Dibuat dalam Bahasa Indonesia dan bahasa
3. Ketentuan tentang subpenyedia jasa serta
pemasok bahan, komponen bangunan, dan/atau Inggris dalam hal dengan pihak asing.
peralatan yang harus memenuhi standar untuk 3. Dalam hal terjadi perselisihan digunakan
pelaksanaan layanan jasa konstruksi.
kontrak dalam Bahasa Indonesia.
4. Kewajiban alih teknologi untuk kontrak yang
dilakukan dengan pihak asing.
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 21 21
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
PEMILIHAN PENYEDIA JASA
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 22 22
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENGELOLAAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 24 24
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KEGAGALAN BANGUNAN
PERUMAHAN RAKYAT
Kegagalan Bangunan:
Suatu keadaan keruntuhan bangunan
dan/atau tidak berfungsinya bangunan
Laporan/Pengaduan setelah penyerahan akhir
RUNTUHNYA HANGGAR DI BANDARA
MAKASSAR
Penerimaan Laporan Kegagalan
Bangunan oleh Menteri
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 25 25
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
Penetapan Penilai Ahli oleh Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
diterimanya laporan
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 26 26
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 27 27
PEMBINAAN
28
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 28 28
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PEMBINAAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
PEMERINTAH PUSAT
• Penetapan kebijakan
• Penyelenggaraan kebijakan strategis,
• Pemantauan dan evaluasi
• Pengembangan kerjasama dan
• Dukungan kepada gubernur
GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
• Penerapan pedoman teknis
• Penyelenggaraan kebijakan di wilayah provinsi
• Pemantauan dan evaluasi, dan
• Pemberdayaan
BUPATI/WALIKOTA
• Penyelenggaraan kebijakan di wilayah kabupaten/kota; dan
• Pemantauan dan evaluasi
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 29
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENGAWASAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
Bangunan perwakilan
Republik Indonesia di luar
Pemerintah negeri
Pusat
Mengawasi Bangunan perwakilan asing di
wilayah Indonesia
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 30
SISTEM INFORMASI
JASA KONSTRUKSI
31
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 31 31
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SISTEM INFORMASI
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 32
PARTISIPASI
MASYARAKAT
33
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 33 33
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 34
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
PENGADUAN PEMERIKSAAN
Aparat Penegak
Masyarakat Umum
Hukum PEKERJAAN KONSTRUKSI
Dikecualikan:
Masukan Perumusan Kebijakan
Jasa Konstruksi. a.Terjadi hilangnya nyawa seseorang
Forum Jasa Konstruksi di berbagai b.Tertangkap tangan melakukan tindak
MEDIA pidana korupsi.
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 35
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
PENYELESAIAN SENGKETA
TIDAK TERCAPAI
MUSYAWARAH
PENYELESAIAN DISESUAIKAN BERDASARKAN
UNTUK
SENGKETA KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
MUFAKAT
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 36
PENUTUP
37
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 37 37
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SANKSI ADMINISTRATIF,
PERUMAHAN RAKYAT KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 38
KELEMBAGAAN Menteri
UU
DIBENTUK DAN Dewan Pengawas 20/2014
BERTANGGUNG JAWAB
LEMBAGA
UNSUR:
1. Asosiasi Perusahaan Sesuai peraturan
2. Asosiasi Profesi perundangan
3. Penguna Jasa DIAKREDITA
SI
4. Perguruan Tinggi/Pakar
5. Asosiasi terkait Rantai REGISTRASI
Pasok Lembaga
UU
Diklat
ASOSIASI ASOSIASI 13/2003
Teregistrasi
LISENSI PERUSAHAAN PROFESI UU
PERSETUJUA TERAKREDITA TERAKREDITA 11/2014
N SI SI
dapat
DPR dapat membentuk dapat membentuk
LISENSI membentuk
LS-
LS-P
BU
SERTIFIKAS SERTIFIKAS LSP1 :
I REGISTRASI I
LSP2 :
LSP3 :
PERATURAN MENTERI
PERATURAN MENTERI PERATURAN
TENTANG PEMBINAAN TENTANG PEMBINAAN MENTERI
USAHA JASA TENAGA KERJA TENTANG
KONSTRUKSI KONSTRUKSI PEMBINAAN K4
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 40
TERIMA KASIH
Fauzi Rahmannullah
FAUZIRAHMANNULLAH
ARS - UPI
Pengertian organisasi yang paling sederhana
adalah bersatunya kegiatan-kegiatan dari dua
individu atau lebih di bawah satu koordinasi
dan berfungsi mempertemukan mereka
menjadi satu tujuan.
Fungsi organisasi kompleks adalah mengubah
sesuatu (dapat berupa material, informasi,
ataupun masyarakat) melalui suatu tatanan
terkoordinasi yang mampu memberi nilai
tambah, sedemikian rupa sehingga
memungkinkan organisasi mencapai tujuannya
dengan baik.
Proses pembentukan organisasi
yang kompleks diawali dengan
pembentukkan sekelompok orang,
di mana sekelompok orang tersebut
dapat di mulai dengan bertemunya
dua orang atau lebih.
Grup dapat berhasi jika setiap angggotanya
mampu menempatkan diri dalam posisinya
sesuai tujuan bersama dan bekerja dalam
kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
ROLE Perilaku yang diharapkan seseorang
yang dapat menempatkannya dalam
lingkungan sosial
NORMS Menerima tandar yang ditetapkan
STATUS Menempatkan pada lavel yang
bergengsi dalam grup
GROUP COHESIVENESS Bagaimana setiap anggota saling
terikat dalam grup dan berpandangan
sama
Kondisi dalam grup yang berpotensi menciptakan
ketidakakuran diantaranya akan menciptakan akibat yang
ditimbulkan dan akan berpengaruh secara tidak langsung
terhadap organisasi. Pengaruh tersebut adalah sebagai
berikut:
1. PERFORMING,
umumnya, pada tahap ini grup sudah berfungsi
dan mengarah pada pencapaian tujuan grup.
1. ADJOURNING,
tahap ini merupakan tahap akhir di mana stelah
tujuan tercapai, masing-masing anggotanya mulai
berhenti memainkan fungsi dan perannya.
TAHAP CIRI-CIRI
LAHIR
MASA TUMBUH ▪Jumlah pekerja meningkat
▪Pangsa pasar meningkat
▪Diversifikasi produk
▪Keuntungan meningkat
MASA DEWASA ▪Stabil
▪Bertahan pada posisinya
MENURUN ▪Penjualan menurun
▪Keuntungan menurun
▪Bukan yang terbaik
▪Produk tidak sesuai dengan pasar
MATI
Pihak manajemen harus tanggap terhadap perubahan yang terjadi di luar
organisasi sehingga dengan cepat dapat merombak strukturnya (organisasi
bersifat dinamis) untuk mengantisipasi atau meningkatkan kinerja organisasi
tersebut.
hubungan fungsional :
Pola hubungan yang berkaitan dengan
fungsi pihak-pihak tersebut, dan hubungan
kerja (formal) yaitu pola hubungan yang
berkaitan dengan kerjasama antara pihak-
pihak yang terlibat dalam suatu proyek
konstruksi yang dikukuhkan dengan
dokumen kontrak.
Lembaga Pemilik Konsultan: perencana, supervisi
Internal Proyek dan manajemen
Kontraktor Utama
Tenaga Kerja Kontraktor Khusus
Manajemen
Proyek
Badan
Pemasok (supplier)
Pemerintah
Lembaga
Masyarakat Institusi Keuangan
Pelayanan
Secara fungsional, ada 4 (Empat)
pihak yang sangat berperan dalam
suatu proyek konstruksi, yaitu :
▪ Pemilik proyek,
▪ Konsultan Perencana,
▪ Konsultan Pengawas dan
▪ Kontraktor.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
pemilihan bentuk organisasi (pendekatan
manajemen) dalam suatu proyek konstruksi
adalah
▪ jenis proyek,
▪ keadaan anggaran belanja,
▪ keadaan dan kemampuan pemberi tugas
yang berkaitan dengan teknis dan
administrasi, dan
▪ sifat proyek.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan
bentuk organisasi (pendekatan manajemen) dalam
suatu proyek konstruksi, adalah:
▪ Jenis proyek, misalnya konstruksi rekayasa berat,
konstruksi industri, konstruksi bangunan gedung,
konstruksi bangunan pemukiman.
▪ Keadaan anggaran biaya (kecepatan pengambilan
investasi).
▪ Keadaan dan kemampuan pemberi tugas yang
berkaitan dengan teknis dan administratif.
▪ Sifat proyek: tunggal, berulang sama, jangka panjang.
Manajemen proyek adalah
Tim
Proyek Tahapan Proyek
▪ Team Leader,
▪ Koordinator (Jika diperlukan) ,
▪ Tenaga Ahli (Arsitektur, Struktur, Mekanikal, Elektrikal,
Plumbing, Lingkungan, Interior, Infrastruktur, Lansekap, dll)
▪ Tenaga Pendukung Utama : Pengawas Lapangan, Estimator,
Drafter)
▪ Tenaga Administrasi (administrasi kontrak, personalia dan
keuangan)
▪ TenagaTambahan
Proyek Perencanaan dikelola oleh tim yang terdiri dari :
▪ Team Leader,
▪ Koordinator (jika diperlukan)
▪ Tenaga Ahli (Arsitektur, Struktur, Mekanikal, Elektrikal,
Plumbing, Lingkungan, Interior, Infrastruktur, Lansekap, dll)
▪ Assisten Ahli
▪ Tenaga Pendukung Utama : Surveyor, Estimator, Drafter)
▪ Tenaga Administrasi (administrasi kontrak, personalia dan
keuangan)
▪ TenagaTambahan (operator komputer, ob, security, driver,…)
oleh tim yang terdiri dari :
Konsultan
Kontraktor
Kontraktor
Pemilik Proyek
Manajemen
Konstruksi
Manajer Proyek
Divisi
Manajer Proyek Divisi Konstruksi
Perencanaan
Manajer Manajer
Perencana konstruksi
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris Bendahara
RIWAYAT PEKERJAAN
BP Konstruksi PU 2009
FANI DHUHA Kasi Penjaminan Mutu, Dit. KSP, 2015
kepala seksi standar dan pedoman Kasi Pasar Nasional, Dit. Investasi, 2016
subdit sistem penyelenggaraan Kasi Standar dan Pedoman, Dit BPJK, 2017
direktorat bina penyelenggaraan jasa konstruksi
OUTLINE
01 02 03
JASA KONSULTANSI PEKERJAAN
PENGANTAR
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
TEKNIS
PENYEDIA KUALIFIKASI
TEKNIS
KEUANGAN
PEMILIHAN
ADMINISTRATIF
HARGA/
BIAYA
12
SIMULASI DURASI PROSES TENDER
10 hari kerja 7 hari kerja 9 hari kerja 10 hari kerja 5 hari kerja 21 hari kerja
Pagu Biaya
Anggaran Terendah
Pemenang adalah peserta yang Pemenang adalah peserta yang
memiliki kombinasi nilai teknis tertinggi memiliki biaya terendah
dan penawaran biayanya dibawah
pagu anggaran
15
SEGMENTASI PEMAKETAN
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
MENENGAH
NON KECIL >1 M s/d 2,5 M
Di atas 750 Juta
BESAR
Di atas 2,5 M
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 16
PENGATURAN KERJASAMA OPERASI (KSO)
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, termasuk
termasuk pengalaman subkontrak kecuali bagi pengalaman subkontrak kecuali bagi Penyedia yang
Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun
tahun
PENILAIAN PENGALAMAN
PENGALAMAN PADA Bobot 25-40%
PERMEN PUPR 31/2015
Bobot 40-55%
Rumusan Kemampuan Nyata (KN) dan Sisa Kemampuan Nyata (SKN) adalah:
KN = fp. MK Keterangan :
= fp. (fl. KB) fp = faktor perputaran modal
fp untuk Usaha Menengah dan Besar = 7
KN = Rp…..
MK = Modal Kerja (hasil perhitungan
dari : fl x KB)
SKN = KN – Σ(nilai kontrak paket pekerjaan yang sedang fl = faktor likuiditas
dikerjakan-progres terbayar) fl untuk Usaha Menengah dan Besar = 0.6
= Rp....... - Rp..........
KB = Kekayaan Bersih / total ekuitas
= Rp........... (SKN ≥ 50% HPS) yang dilihat dari neraca keuangan
tahun terakhir
Dalam hal Tenaga Ahli yang diusulkan pernah menjabat sebagai ASN, maka pengalaman yang sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat diperhitungkan, dan dinilai kesesuaiannya dengan lingkup
pekerjaan “MENUNJANG” dan posisi “TIDAK SESUAI”
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 28
POKOK PERUBAHAN
Terkait Persyaratan Sertifikasi Personel Inti Tenaga Ahli
SKA SKA
Tenaga Ahli Tenaga Ahli
Penyedia menunjukkan
Pendaftaran & SKA Tenaga Ahli yang akan
Pemasukan ditugaskan sesuai usulan dalam
Rapat
Dokumen Dokumen Penawaran.
Persiapan
Penunjukan
Pelaksanaan
Pekerjaan
Penetapan &
Pengumuman
Pemenang Penandatanganan
Kontrak
Evaluasi Penetapan
Pengumuman Dokumen SPPBJ Serah Terima
SELEKSI KONTRAK
D IR E K TO R A TJ E N D E R A L B IN A K O N STR U K SI 29
EVALUASI HARGA PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
Harga
Terendah
Sistem Gugur
Harga
Terendah
Ambang Batas
Sistem
Nilai
MENENGAH MENENGAH
> 2,5 M s/d 50 M > 10 M s/d 100 M
BESAR BESAR
Di atas 50 M Di atas 100 M
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 34
PENGATURAN KERJASAMA OPERASI (KSO)
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Rumusan Kemampuan Nyata (KN) dan Sisa Kemampuan Nyata (SKN) adalah:
KN = fp. MK Keterangan :
= fp. (fl. KB) fp = faktor perputaran modal
fp untuk Usaha Menengah dan Besar = 7
KN = Rp…..
MK = Modal Kerja (hasil perhitungan
dari : fl x KB)
SKN = KN – Σ(nilai kontrak paket pekerjaan yang sedang fl = faktor likuiditas
dikerjakan-progres terbayar) fl untuk Usaha Menengah dan Besar = 0.6
= Rp....... - Rp..........
KB = Kekayaan Bersih / total ekuitas
= Rp........... (SKN ≥ 10% HPS) yang dilihat dari neraca keuangan
tahun terakhir
METODE PELAKSANAAN
TAHUN JENIS
KOMPETENSI SERTIFIKAT PEMBUKTIAN PENGALAMAN PENGALAMAN
01 02 03 04 05
SKA/SKT SKA/SKT
Personel Manajerial Personel Manajerial
Penyedia menunjukkan
Pendaftaran & SKA/SKT Personel Manajerial yang akan
Pemasukan Rapat ditugaskan sesuai usulan dalam
Dokumen Persiapan Dokumen Penawaran.
Penunjukan Pelaksanaan
Pekerjaan
Evaluasi Penetapan
Pengumuman Dokumen SPPBJ Serah Terima
TENDER KONTRAK
D IR E K TO R A TJ E N D E R A L B IN A K O N STR U K SI 46
EVALUASI TEKNIS PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
01 Paket pekerjaan di
atas 25 M s.d 100 M 02 Paket pekerjaan di atas 100 M
“Ditambahkan
kewajiban
subkon kepada Paket pekerjaan di atas 25 M s.d Paket pekerjaan di atas 100 M, wajib:
spesialis” 100 M mensubkontrakkan a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan utama kepada penyedia
jasa spesialis (apabila telah tersedia penyedia jasa spesialis) dan
sebagian pekerjaan utama
kepada spesialis (apabila telah dalam penawarannya sudah menominasikan penyedia jasa
tersedia penyedia jasa spesialis) spesialis tersebut, dan
b. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
dan pekerjaan yang bukan
utama kepada sub penyedia jasa Usaha Kecil dari lokasi
pekerjaan utama kepada sub
pekerjaan provinsi setempat kecuali tidak tersedia sub
penyedia jasa Usaha Kecil. penyedia jasa provinsi setempat yang dimaksud, dan dalam
penawarannya sudah menominasikan sub penyedia jasa Usaha
Kecil tersebut.
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 48
EVALUASI HARGA K3 DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
1 PPK, Pokja Pemilihan, dan Pemenang wajib melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia
dengan ketentuan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah BAHP diterima oleh PPK dari Pokja.
Perpes 16/2018 pasal 65 bukan mengatur segmentasi pemaketan untuk usaha kecil, tetapi mengatur kewajiban untuk
mencadangkan paket-paket barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya sampai dengan nilai Rp.2,5M untuk usaha kecil.
Permen 07/2019 mengatur bahwa segmentasi paket untuk usaha kecil s/d 10M, maka kewajiban mencadangkan paket
s/d 2,5M untuk usaha kecil sesuai aturan dalam Perpes 16/2018 telah terpenuhi.
Peserta dapat mengikuti tender lintas segmen, tetapi pada saat evaluasi, peserta dengan kualifikasi yang tidak sesuai
dengan persyaratan kualifikasi sesuai segmentasi pemaketan maka akan digugurkan.
Pekerjaan kompleks ditinjau dari 4 kriteria, yaitu membutuhkan teknologi tinggi, memiliki resiko tinggi, membutuhkan
peralatan khusus, dan pekerjaan yang sulit terdefinisi secara teknis.
PP 29/2000:
Pekerjaan dengan teknologi tinggi adalah pekerjaan konstruksi yang dalam pelaksanaannya banyak menggunakan
peralatan berat dan tenaga ahli maupun tenaga terampil.
PP 29/2000:
Pekerjaan dengan risiko tinggi adalah pekerjaan konstruksi yang dalam pelaksanaannya dapat membahayakan
keselamatan umum
Permen PU 05/2014
Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100
orang dan/atau nilai kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);
Dalam tender sesuai Permen 07/2019, terdapat persyaratan terkait tenaga tetap pada kualifikasi dan personel manajerial
pada penawaran. Dalam hal persyaratan personil manajerial, dapat disyaratkan lebih dari 1 (satu) sesuai kebutuhan
persyaratan yang ingin dikompetisikan.
Usaha besar tidak mensyaratkan tenaga teknis dan operator, padahal saat pelaksanaan yang dibutuhkan adalah tenaga
teknis tersebut?
Sesuai permen 07/2019, persyaratan personil yang akan dikompetisikan pada saat tender untuk usaha besar tidak
mensyaratkan tenaga teknis, analis, dan operator. Kebutuhan tenaga kerja konstruksi tersebut dituangkan dalam
spesifikasi teknis yang menjadi bagian dari dokumen pemilihan (tidak dikompetisikan).
Dalam hal ditemukan pekerja konstruksi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi kerja, maka pekerja konstruksi tersebut
harus disertifikasi.
Lokasi, merk, dan tahun pembuatan hanya merupakan acuan dalam proses klarifikasi dan pembuktian alat, dan hal
tersebut merupakan tanggung jawab badan usaha yang wajib mempersiapkan alat sesuai yang mereka tawarkan.
Evaluasi teknis penawaran metode pelaksanaan, tidak mensyaratkan alat yang digunakan tetapi dalam metode
dijelaskan atau sebaliknya, bagaimana?
Dalam evaluasi terhadap metode pelaksanaan, dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara metode kerja dengan
peralatan utama yang ditawarkan oleh penyedia dalam pelaksanaan pekerjaan;
Klarifikasi....sepanjang pokja dapat membuktikan bahwa peralatan tersebut bukan dalam penguasaan peserta maka
gugur. Tetapi apabila peserta, misal mampu menunjukkan perjanjian jual beli peralatan tersebut maka tidak dapat
digugurkan
Penawaran PT. A, pd daftar peralatan (status kepemilikan semuanya Sewa dgn PT. B). penawaran PT. B pd daftar
peralatan (ada milik sendiri, sewa dgn PT. C dan PT. D).PT. A & PT. B menyampaiakn penawaran dlm paket yg sama,
kemudian Direktur Utama PT. A juga terdaftar pd personil manajerial sbg pelaksana lapangan (bukan peg tetap) di PT. B,
bagaimana ini pa. trims
Tidak bisa digugurkan.... dulu pernah kita atur bahwa pemilik alat bila menyewakan alat dan ikut tender pada paket yang
sama.... ada indikasi persekongkolan....Aturan tersebut TIDAK BOLEH karena membatasi kesempatan
berusaha......Sehingga kasus tsb tidak dapat di gugurkan.
Yang tidak boleh adalah ada Direktur A tetapi juga sebagai tenaga tetap B, itu pertentangan kepentingan.
Sesuai permen 07/2019, RA bersifat pilihan (dapat diberlakukan atau tidak diberlakukan). Ketentuan tersebut harus
tertuang dalam Lembar Dokumen Pemilihan.
Karena apa E-Reverse Auction dilakukan? Karena apa tidak perlu dilakukan?
Dalam melakukan evaluasi terhadap metode pelaksanaan pekerjaan, Pokja Pemilihan membandingkan antara metode
kerja yang ditawarkan oleh peserta dengan metode kerja yang menjadi bagian persyaratan teknis yang telah ditetapkan
oleh PPK dengan cara menilai kesesuaian metode tersebut. Apabila tidak sesuai, Pokja melakukan evaluasi berdasarkan
kesesuaian metode kerja yang ditawarkan dengan peralatan utama, serta personel berdasarkan keahlian yang dapat
dipertanggungjawabkan
Perpres 16, Perka LKPP. Pasal 3 ayat 4 Permen 7/2019 permen ini menjadi acuan bagi pemerintahan daerah untuk
menyusun standar dokumen pengadaan (tidak hanya APBN) sesuai Permen 7/2019
Standar Dokumen Pemilihan (SDP) dengan Metode Pengadaan Langsung tidak diatur dalam Permen 07/2019, saat ini
masih dalam proses penyusunan
Paket kami mensyaratkan SBU BG001. Ada peserta dalam isian SPSE mengisi memiliki SBU SI001, tetapi dalam dokumen
mengupload SI001 dan BG001, apakah bisa diterima Pak?
Data kualifikasi pada form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi SPSE atau pada fasilitas upload data kualifikasi lainnya
merupakan bagian yang saling melengkapi. Dalam hal dijumpai perbedaan mengenai isian data kualifikasi dengan data
yang diunggah (upload), maka data yang dianggap benar adalah data yang terdapat dalam isian kualifikasi form elektronik
SPSE
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 64
02.a JADWAL TAHAPAN TENDER METODE PASCAKUALIFIKASI
TAHAPAN WAKTU
a. Pengumuman Tender Paling kurang 5 (lima) hari kerja
b. Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir Penyampaian Dokumen Penawaran
c. Pemberian Penjelasan Paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengumuman Tender
Disesuaikan dengan kebutuhan dan paling kurang 3 (tiga) hari kerja setelah Berita Acara Hasil
d. Penyampaian Dokumen Penawaran
Pemberian Penjelasan
e. Pembukaan Dokumen Penawaran Setelah masa penyampaian Dokumen Penawaran berakhir
f. Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan
Disesuaikan dengan kebutuhan
Kualifikasi
g. Pembuktian Kualifikasi Kepada Calon
Disesuaikan dengan kebutuhan
Pemenang
h. Penetapan Pemenang dan Pengumuman 1 (satu) hari kerja setelah klarifikasi kualifikasi
Selama 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman Pemenang dan jawaban sanggah paling lambat 3
i. Masa Sanggah
(tiga) hari kerja setelah akhir masa sanggah
j. Masa Sanggah Banding Selama 5 (lima) hari kerja setelah jawaban sanggah dan dan jawaban Sanggah Banding paling
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima klarifikasi Jaminan Sanggah Banding 65
02.a JADWAL TAHAPAN TENDER METODE PRAKUALIFIKASI
TAHAPAN WAKTU
a. Pengumuman Tender Paling kurang 7 (tujuh) hari kerja
b. Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir Penyampaian Dokumen Penawaran
c. Pemberian Penjelasan Paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengumuman Tender
d. Penyampaian Dokumen Kualifikasi Paling cepat 3 (tiga) hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman prakualifikasi
j. Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir penyampaian dokumen penawaran
Paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pememang dan jawaban sanggah paling
t. Masa Sanggah
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah masa sanggah berakhir
Paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah jawaban sanggah dan jawaban sanggah banding paling
u. Masa Sanggah Banding
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima klarifikasi Jaminan sanggah banding
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 67
02.b JADWAL TAHAPAN PQ JASA KONSULTANSI
SISTEM KUALITAS DAN BIAYA
TAHAPAN WAKTU
c. Pemberian penjelasan
Paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengumuman prakualifikasi
(apabila diperlukan)
d. Penyampaian Dokumen
Paling kurang 3 (tiga) hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman prakualifikasi
Kualifikasi
h. Pengumuman hasil evaluasi administrasi dan teknis 1 (satu) hari kerja setelah evaluasi penawaran
i. Pembukaan Dokumen Penawaran (file II) bagi yang
1 (satu) hari setelah pengumuman hasil evaluasi administrasi dan teknis
lulus evaluasi teknis
j. Evaluasi biaya Disesuaikan dengan kebutuhan
k. Penetapan dan pengumuman pemenang 1 (satu) hari kerja setelah evaluasi
Selama 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman Pemenang dan jawaban sanggah paling
l. Masa Sanggah
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah akhir masa sanggah
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 69
m. Negosiasi teknis dan biaya Setelah masa sanggah berakhir