Anda di halaman 1dari 371

TATA CARA EVALUASI (KONTRUKSI/JASA

KONSULTANSI KONTRUKSI ) BERDASARKAN


DOKUMEN PEMILIHAN
PERMEN PUPR 7 TAHUN 2019
POKJA PEMILIHAN

I MADE HERIYANA
SINGARAJA
15 April 2019
I MADE HERIYANA. CCMs
Tgl Lhr : 05 Mei 1976

Alamat : Denpasar Bali

RIWAYAT PEKERJAAN :
1995 S/d 2013 Menjadi SatpolPP Kota Denpasar
2005 S/d 2013 Menjadi PP dan Panitia PBJ SatpolPP Kota Denpasar

2013 S/d 2019 Menjadi Pokja Pemilihan Kota Denpasar


Sertifikat TOT dan Sertifikat CCMs ( certifiet Contract Management Spesialist)

NO HP : 087878 878787
KATA PENGANTAR
1. Pasal 94 Perpres 16/2018 berlaku saat diundangkan tanggal 22 Maret 2018 dan turunannya Perlem 9 tahun 2018, mengatur
bahwa pekerjaan kontruksi dan jasa konsultansi kontruksi berpedoman pada ketentuan menteri yang membidangi jasa
kontruksi
2. Permen PU No 31/2015 sebagai pengaturan pengadaan untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang disusun
berdasarkan Perpes 54/2010 harus disesuaikan berdasarkan Perpes 16 Tahun 2018 dan SPSE 4.3 ( Keputusan Deputi 20 dan 29
tentang penggunaan SPSE Versi 4.3 )
3. Pasal 86 ayat 1 mengatur bahwa Menteri dapat menindaklanjuti pelaksanaan Perpres untuk pengadaan yang dibiayai APBN
dengan peraturan menteri.
4. Pasal 99 pupr 7 tahun 2019 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1285), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku

• PERMENPUPR NOMER 31/PRT/M2015 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA
KONSULTANSI
• PERMENPUPR NOMER 7/PRT/M/2019 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MELALUI PENYEDIA

BERDASARKAN UU JASA KONTRUKSI NOMER 2 TAHUN 2017


Jasa Konstruksi Adalah Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi Dan/Atau Pekerjaan Konstruksi
PASAL 86 AYAT 1
1 Menteri/ kepala lembaga dapat menindaklanjuti pelaksanaan Peraturan Presiden ini untuk
PERPRES 16 / 2018 pengadaan yang dibiayai APBN dengan peraturan menteri/peraturan kepala lembaga.

JASA KONTRUKSI
2 PERLEM 9 /2018
Persyaratan SSKK, SSUK , Teknis pekerjaan, kualifikasi kontruksi ( administrasi kualifikasi, teknis kualifikasi dan keuangan
kualifikasi ) berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan jasa kontruksi

PASAL 3 PASAL 3 AYAT 4


3 PERMENPUPERA Peraturan Menteri ini diperuntukkan
bagi pelaksanaan Pemilihan Penyedia
7/PRT/M/2019 Peraturan Menteri ini menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun dokumen
Jasa Konstruksi melalui pengadaan Jasa Konstruksi melalui PenyediA
Tender/Seleksi di lingkungan
kementerian/lembaga yang
pembiayaannya dari anggaran
pendapatan dan belanja negar
PASAL 86 AYAT 2
Kepala Daerah dapat menindaklanjuti pelaksanaan Peraturan Presiden ini untuk pengadaan
yang dibiayai APBD dengan peraturan daerah/peraturan kepala daeraH

JASA KONTRUKSI
USAHA
MENGACU MURNI 30% KECIL

PERMEN 1.PASTIKAN KUALIFIKASI BADAN USAHA DI DAERAH USAHA


PUPR 7 2.PASTIKAN KINERJA BADAN USAHA KECIL DI DAERAH MENENGAH 60%
TAHUN 2019 3.TIDAK DAPAT MENGGUNAKAN SISTIM GUGUR AMBANG BATAS

• Pasal 41 ayat ( 4)persyaratan/kriteria evaluasi teknis dan ambang batas ditetapkan oleh USAHA
20% BESAR
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.

.
NAIK APA .BURUK
TURUN BAIK
KUALIFIKASI?
K/M/B?

TIDAK MENGACU
KESELURUHAN
PERKADA
PERMEN 1.DIPERLUKAN PERKADA ATAU KADA SEBAGAI PAYUNG HUKUM KOTA B (10 M)
2.NILAI YANG BERBEDA DISETIAP KOTA ( APABILA PERDAERAH)
PUPR 7 3.BERPENGARUH PADA REGRITASI BADAN USAHA (PERMEN PU 8/PRT/M/2011)
TAHUN 4.PERSYARATAN DOKUMEN AKAN BERBEDA BEDA DISETIAP DAERAH
5.REGULASI PERATURAN AKAN SELALU BERUBAH, SEHINGGA BERDAMPAK PADA
2019 PERDA/PERKADA
KOTA A (2.5 M)
PERUBAHAN UMUM PEKERJAAN KONTRUKSI & JASA
KONSULTASI KONTRUKSI
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMER 7 TAHUN 2019

PEKERJAAN KONTRUKSI
BESAR
RP.100 M
MENENGAH KEATAS
SAMPAI RP.
KECIL RP. 10 10M S/D
M 100 M JASA KONSULTASI KONTRUKSI BESAR RP.2.5
M KEATAS
MENENGAH
SAMPAI
KECIL RP. 1 RP.1 M S/D
M 2.5 M
REMUNERASI MINIMAL TENAGA AHLI
• Kewajaran biaya pada rincian biaya langsung
personel untuk personel inti tenaga ahli didasarkan
Permen PUPR
pada ketentuan peraturan perundang-undangan
7 Tahun 2019 yang terkait dengan standar remunerasi tenaga ahli
yang ditetapkan Menteri.

Permen PU • Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan


19/PRT/M/20 dalam menentukan Remunerasi Minimal Tenaga
Kerja Konstruksi pada jenjang JABATAN AHLI pada
17 layanan jasa konsultansi konstruksi TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA
JENJANG JABATAN AHLI
1. Ahli Muda;
Bagaimana dibawah remunerasi ? 2. Ahli Madya; dan
3. Ahli Utama
( jawaban konsultasi PUPR)
1. Apabila dibahwa remunerasi , maka tidak wajar dan nilai penawaran biaya peserta
diberi nilai 0 (nol)
Bagaimana dengan di Kota/Kabupaten yang
2. Tidak gugur : Harga remunerasi nya di bawah Menteri?
a. Apabila menggunakan kombinasi ( kualitas dan biaya ) maka harus lulus teknis dan
menjadi prioritas pemenang akhir, dan
b. Jika tidak kombinasi ( pagu anggaran, kualitas atau biaya terendah )maka tetap sama 1. TA dikurangi
menjadi pemenang akhir. 2. Ruang Lingkup Pekerjaan dikurangi
c. Apabila menjadi pemenang , maka wajib membuat surat pernyataan pada pelaksanaan
pekerjaan membayar tenaga ahli sesuai ketentuan perundang2n 3. Jika tidak bisa, membuat Perkada
BISAKAH NILAI UNTUK USAHA KECIL
DIPERUNTUKAN UNTUK USAHA KECIL DAN NON
KECIL?
P 7/2019
PASAL 14 DAN
TINDAK LANJUT
15
TENDER/SELEKSI
PERTAMA GAGAL
Lakukan reviu kembali
Kontruksi

• Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi yang
M
mampu dilaksanakan
terhadap penyebab oleh usaha kecil; dan
Tender/seleksi gagal karena kegagalan tender. • Penentuan tingkat

M
tidak ada penyedia jasa
kompleksitas
dengan kualifikasi Usaha Kecil CONTOH PENYEBABNYA pekerjaan
yang mendaftar ADALAH :
Peralatan utama dan tingkat
kesulitan pekerjaan yang akan Konsultansi :
ditenderkan tidak dapat • Penentuan tingkat
dipenuhi/dilaksanakan oleh kompleksitas
penyedia jasa dengan pekerjaan
kualifikasi Usaha Kecil • Ketersediaan pelaku Paket Pekerjaan ini dapat diikuti oleh
usaha Usaha Kecil ,dan Non Kecil

Pasal 21 ayat 4
TENDER CEPAT ,E-REVERSE AUCTION ,REPEAT ORDER,
PENGADAAN LANGSUNG DAN PENUNJUKAN LANGSUNG

Permen PUPR 7 tahun 2019 hanya mengatur


BELUM DIATUR TENDER CEPAT tender dan seleksi biasa

Dalam jasa konsultasi kontruksi sulit untuk


TIDAK ADA REPEAT ORDER DALAM menemukan ruang lingkup, pekerjaan dan nilai
JASA KONSULTASI yang sama dalam pekerjaan yang berbeda

PERMENPUPR
TIDAK ADA EREVERSE AUCTION
7 TAHUN 2019 DALAM JASA KONSULTASI
1.
2.
Proses Penunjukan Langsung dan
Negosiasi Teknis dan Harga/biaya

Untuk SDP pengadaan Langsung Kontruksi di


BELUM DIATUR PENGADAAN Daerah Perkada.
LANGSUNG

Akan di atur Permen sendiri


PENUNJUKAN LANGSUNG
PENYEBUTAN MEREK
JANGAN MENGGUNAKAN ‘SETARA’

PASAL 19 AYAT 2 P7/19 Keramik merk toto


Spesifikasi teknis disusun dengan ketentuan Keramik merk itali
mencantumkan ruang lingkup Pekerjaan
Konstruksi yang dibutuhkan dapat
menyebutkan MEREK DAN TIPE

BAB X SPESIFIKASI TEKNIS Dapat menyebutkan merk dan


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang tipe serta sedapat mungkin
akan ditenderkan, dengan ketentuan : menggunakan produksi dalam
negeri

PASAL 19 AYAT 2 HURUF A, P 16/18


Dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK dimungkinkan penyebutan merek terhadap
KOMPONEN BARANG/JASA
7/PRT/M2019
Dalam melakukan evaluasi terhadap metode pelaksanaan pekerjaan, Pokja Pemilihan
METODE PELAKASANAAN PEKERJAAN membandingkan antara METODE KERJA yang ditawarkan oleh peserta dengan METODE
KERJA yang menjadi bagian persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh PPK dengan cara
menilai kesesuaian metode tersebut
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
PEKERJAAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN SESUAI WAKTU DI LDP

PERALATAN UTAMA 1. Milik sendiri, dilakukan terhadap bukti kepemilikan peralatan


2. Sewa Beli, dilakukan terhadap bukti pembayaran Sewa Beli
3. Sewa dilakukan terhadap kebenaran surat perjanjian sewa

PERSONIL MANAJERIAL 1. Tenaga ahli atau tenaga teknis yang ditempatkan sesuai penugasan pekerjaan
2. Sertifikasi SKA/SKT tidak perlu dievaluasi
3. Tenaga Ahli hanya untuk usaha non kecil

SUBKONTRAK
1. Menggunakan pagu anggaran,bukan berdasarkan nilai hps.
2. Pagu anggaran sampai dengan 25 M, diatas Rp. 50M dan Rp. 100M

Dokumen rencana keselamatan kontruksi oleh penyedia ( pemilihan ) dan


DOKUMEN RKK disetujui oleh pengguna ( pada saat kontrak)

Pasal 49 ayat 2
Penambahan Dokumen yang dibutuhkan untuk menunjang atau menjadi persyaratan yang
persyaratan DOKUMEN LAIN YANG DISYARATKAN berkaitan terhadap barang/jasa dalam pekerjaan kontruksi
mendapatkan
persetujuan dari
Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya.
METODE KERJA
PERMENPUPR 7 TAHUN 2019

1 PERENCANAAN PENGADAAN

PASAL 12 AYAT • Perencanaan pengadaan melalui Penyedia penyusunan spesifikasi teknis/KAK


1 HURUF E meliputi tahapan:
• Spesifikasi teknis sebagaimana dimaksud
PASAL 19 AYAT dalam Pasal 12 ayat (1) huruf e untuk spesifikasi metode konstruksi/metode
1 HURUF D pengadaan Pekerjaan Konstruksi meliputi : pelaksanaan/METODE KERJA

3 PELAKSANAAN PEMILIHAN 2
DOKUMEN PERSIAPAN PENGADAAN
Evaluasi Teknis Penawaran
Metode Kerja

Dalam melakukan evaluasi terhadap metode pelaksanaan pekerjaan, Pokja


Pemilihan membandingkan antara metode kerja yang ditawarkan oleh DITETAPKAN
peserta dengan metode kerja yang menjadi bagian persyaratan teknis yang
telah DITETAPKAN OLEH PPK dengan cara menilai kesesuaian metode
PPK
tersebut
PERSONIL MANAJERIAL

Untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Usaha Kecil tidak mensyaratkan Tenaga Ahli dan Usaha
Menengah dan Usaha Besar tidak mensyaratkan Tenaga Teknisi atau Analis dan Operator.

Hanya mensyaratkan 1 (satu) sertifikat kompetensi kerja untuk setiap personel yang disyaratkan

Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja dari
pemberi tugas

Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis pekerjaan yang
ditenderkan (bukan berdasarkan jabatan yang ditawarkan).

Personil manajaerial tidak dapat ditawarkan untuk lebih dari satu paket pekerjaan ( baik
ditenderkan bersamaan/terikat kontrak lain )

Apabila pada saat rapat penunjukan penyedia tidak dapat membuktikan sertifikat SKK, maka
penyedia dapat sanksi daftar hitam oleh PPK
SUBKONTRAK
Sampai • Tidak dipersyaratkan dalam dokumen pemilihan,
dengan 25 M tapi ditetapkan dalam rancangan kontrak

Pagu diatas • Subkontrak spesialis apabila ada penyedia


Pekerjaan utama ,tidak 50M s/d spesialis
terbatas nilai dan 100M
kualifikasi basan usaha
Subko Pagu diatas • Subkontrak spesialis apabila ada penyedia
• Spesialis
ntrak 100M spesialis

Subkon • Bukan pekerjaan Sampai • Tidak dipersyaratkan dalam dokumen pemilihan,


dengan 25 M tapi ditetapkan dalam rancangan kontrak
trak utama
Hanya untuk usaha kecil Pagu diatas • Wajib mensubkontrakan kepada usaha kecil
50M s/d untuk pekerjaan bukan utama
100M

Pagu diatas • Wajib mensubkontrakan kepada usaha kecil


100M lokal
TIDAK BOLEH
MENSUBKONTRAKAN
PEKERJAANNYA YANG
DIPEROLEH
CONTOH DOKUMEN SYARAT
LAINYA :

TANPA PERSETUJUAN MEMERLUKAN PERSETUJUAN


1. surat dukungan barang impor sesuai pasal 66, 1. semisal dalam teknis penawaran misalkan menambah network
Supporting Letter/Letter of Intent/Letter of plan, bartcat, jadwal material, jadwal penggunaan alat.
Agreement dari pabrikan/prinsipal di negara asal.
2. surat perjanjian /sewa peralatan yang berkaitan 2. semisal dalam kualifikasi, menambah memiliki rekening koran
dengan peralatan utama /modal bebrpa persen pada bank, menambah pernyataan bawah
3. refrensi pengalaman yang berkaitan dengan personil bebas dari temuan
manajerial
4. surat dukungan material yang berkaitan dengan
spesifikasi pekerjaan yang membutuhkan bahan
material yang bersifat khusus dipasaran
Untuk KONSULTAN
BIAYA RKK DAN BIAYA K3 SERTA masuk dalam total

PETUGAS/AHLI K3
penawaran. Biaya
Umum/Overhead

Komponen/item pekerjaan Bagaimana cara


penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta Keselamatan penerapannya?
Konstruksi dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dengan besaran
biaya sesuai dengan kebutuhan.

Tidak diperlukan , karena


Pokja Pemilihan (yang bersertifikat kalimatnya hanya
Dalam hal Pokja pemilihan tidak memiliki
Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan melibatkan.
sertifikat pelatihan K3 ( petugas K3) /Ahli K3,
melibatkan Ahli K3/Petugas K3 maka melibatkan ahli K3/Petugas K3. Apakah
Konstruksi) harus menilai kesesuaian diperlukan SK terhadap tenaga ahli /petugas K3
identifikasi bahaya dari setiap tahapan tersebut?
kegiatan yang sudah ditetapkan oleh
Semua orang yg memiliki
PPK
keahlian K3/Petugas K3 dan
Siapa saja ahli K3/Petugas K3 yang dapat dari Konsultan
dimaksud? perencana
PERUBAHAN UMUM PEKERJAAN KONTRUKSI 7/PRT/M
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2019
1. Untuk usaha kecil hanya mempersyaratkan klasifikasi, sedangkan untuk M dan B mempersyaratkan
Subklasifikasi.
2. Penilaian hanya untuk masa berlaku usaha tidak termasuk regritasi SBU
3. Perbedaan formulir isian kualifikasi dengan data yang diungah, maka berlaku formulir isian kualifikasi
ADMINISTRASI KUALIFIKASI

1. Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang baru berdiri
TEKNIS KUALIFIKASI kurang dari 3 (tiga) tahun
2. Untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Menengah dan Besar, memiliki
Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan 3 x NPt (Nilai pengalaman tertinggi):
3. untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman pekerjaan sesuai subklasifikasi SBU yang disyaratkan,
atau untuk kualifikasi Usaha Besar, pengalaman pekerjaan pada subklasifikasi SBU yang disyaratkan
KEUANGAN KUALIFIKASI dan JENIS PEKERJAAN
4. Tenaga tetap :
1 (satu) tenaga tetap bersertifikat terampil (SKT) yang sesuai dengan Klasifikasi SBU yang disyaratkan (untuk Usaha Kecil);
1 (satu) tenaga tetap bersertifikat ahli (SKA) Muda yang sesuai dengan Subklasifikasi SBU yang disyaratkan (untuk Usaha Menengah);
1 (satu) tenaga tetap bersertifikat ahli (SKA) Madya yang sesuai dengan Subklasifikasi SBU yang disyaratkan (untuk Usaha Besar).

Pasal 49 ayat 2 5. SKP ntuk usaha kecil


Penambahan
persyaratan Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai paling kurang sama dengan 10% (sepuluh perseratus) dari
mendapatkan nilai total HPS, yang disertai dengan laporan keuangan (untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Usaha
persetujuan dari Menengah dan Besar. Khusus untuk Usaha Besar, laporan keuangan wajib telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Pejabat Pimpinan Publik);
Tinggi Madya.
KLASIFIKASI DAN SUBKLASIFIKASI
CONTOH :
• SAMPAI KLASIFIKASI PAKET PEKERJAAN GEDUNG RUMAH SAKIT
KECIL 10 M DENGAN NILAI 8M ,PPK
MEMPERSYARATKAN KUALIFIKASI
MEMILIKI SBU BANGUNAN GEDUNG
KESEHATAN (BG OO8)

MENENGAH • 10 M S/D
100 M
KLASIFIKASI DAN
SUBKLASIFIKASI

• DIATAS
BESAR
100 M
KLASIFIKASI DAN
SUBKLASIFIKASI
CARA EVALUASI IJIN USAHA ( SBU/SIJUK)

Pokja Peserta
Peserta menyampaikan
Masa berlaku SBU/Ijin Usaha yang
habis pada sudah berlaku seblum
saat evaluasi SPPBJ/ttd kontrak
Peserta diminta kepada PPK
penawaran
menyampaikan
SBU/Ijin Usaha
yang sudah
berlaku seblum
SPPBJ
( Klarifikasi
Kualifikasi )

Masa berlaku habis


sebelum batas akhir
pemasukan
penawaran.
GUGUR
PERBEDAAN FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
DENGAN FASILITAS UNGGAHAN KUALIFIKASI

FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNGGAHAN ISIAN KUALIFIKASI/UPLOAD

SATU KESATUAN

Data kualifikasi pada form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi SPSE atau pada fasilitas upload
data kualifikasi lainnya merupakan bagian yang saling melengkapi

Dalam hal dijumpai perbedaan mengenai isian data kualifikasi dengan data yang diunggah
(upload), maka data yang dianggap benar adalah data yang terdapat dalam isian kualifikasi
form elektronik SPSE.
BUKTI PENGALAMAN PEKERJAAN
Persyaratan pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, dengan ketentuan:

Pengalaman diambil dari daftar


pengalaman pada isian kualifikasi
yang dibuktikan pada saat pengalaman sebagai subkontraktor, maka
pembuktian kualifikasi dengan selain membawa dan memperlihatkan
membawa KONTRAK ASLI DAN kontrak subkontrak, juga harus dilengkapi
BERITA ACARA SERAH TERIMA; dengan SURAT REFERENSI DARI
PPK/PEMILIK PEKERJAAN yang menyatakan
bahwa peserta memang benar adalah
subkontrak untuk pekerjaan dimaksud
TENAGA TETAP
Untuk pekerjaan yang
diperuntukkan bagi Usaha Dapat ditawarkan menjadi
Kecil mensyaratkan personil manajerial hanya
Tenaga tetap ber SKT atau pada satu paket pekerjaan
Ber SKA untuk non kecil

Dapat menjadi tenaga


Persyaratan jumlah tenaga
tetap di beberapa paket
tetap sejumlah SBU yang
pakerjaan selama SKP/SKN
dipersyaratkan
masih memenuhi
PEMBUKTIAN TENAGA TETAP
Bukti kepersertaan BPJS
Ketenagakerjaan yang 1. Pokja pemilihan sulit
mencantumkan nama jelas untuk mengklarifikasi
serta nama perusahaan yang 2. BPJS Ketenagakerjaan
sama dengan nama
perusahaan peserta tender
dapat dimiliki bukan
tenaga tetap saja
3. Dalam kartu BPJS nama
perusahaan tidak tertera

Bukti setor pajak PPh Pasal


21 Form 1721 atau Form
1721-A1

1. Formulir 1721 A1 hanya diberikan untuk pegawai tetap saja, sedangkan untuk pegawai tidak tetap dan bukan
pegawai tidak dibuatkan.
2. Formulir 1721 A1 merupakan bukti pemotongan PPh pasal 21 untuk 1 tahun pajak atau selama pegawai tetap
bekerja pada pemberi pajak selama tahun pajak.
3. Formulir 1721 A1 akan digunakan oleh pegawai tetap dalam melaporkan SPT Tahunan PPh orang pribadi

SK, Susunan Organisasi, atau Daftar Gaji tidak dapat menjadi bukti tenaga kerja tetap.
CONTOH CARA MENGITUNG SKN KONTRUKSI
Ekuitas adalah RP. 7.5 Miliar NILAI HPS RP. 50 M Rp 50 M x Rp 10 % = Rp 5 M
• Rp 7.5 M x 0.6 = Rp. 4.5M
• Rp 4.5 M x 7 = Rp. 31.5 M
Pekerjaan yang sedang dilaksanakan total 2 (dua) Rumusan Sisa Kemampuan Nyata (SKN)
pekerjaan dengan nilai total kontrak Rp 30 M
SKN = KN - Σnilai kontrak paket pekerjaan yang sedang dikerjakan
Rp 31.5 M – Rp 30 M = Rp 1.5M KN = fp x MK MK = fl x KB
Kurang KN = Kemampuan Nyata
fp = Faktor perputaran modal (untuk usaha menengah dan besar, fp = 7)
dari MK = Modal Kerja
5M fl = Faktor likuiditas (untuk usaha menengah dan besar, fl = 0,6)
KB = Kekayaan Bersih/total ekuitas yang dilihat dari neraca keuangan tahun
terakhir
Prestasi ke 2 (dua) pekerjaan tersebut
adalah total 10 M

Rp 30 M – Rp 10 M = Rp 20 M
Lebih
Jadi perhitungan nya adalah : dari
Rp 31.5 M – Rp 20 M = Rp 10.5M 5M
KEMITRAAN ( KSO )
KUALIFIKASI KUALIFIKASI

BESAR MENENGAH
KUALIFIKASI KUALIFIKASI

KUALIFIKASI KUALIFIKASI BESAR MENENGAH


BESAR MENENGAH
KUALIFIKASI KUALIFIKASI
MEMILIKI USAHA DENGAN KUALIFIKASI YANG
SETINGKAT, KECUALI UNTUK USAHA BERKUALIFIKASI KECIL
MENENGAH KECIL
Dalam hal sifat dan lingkup pekerjaan yang terlalu luas, atau jenis keahlian yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh 1 (satu) MEMILIKI USAHABERKUALIFIKASI BESAR ATAU BERKUALIFIKASI
Penyedia, maka diberikan kesempatan yang memungkinkan para Penyedia saling MENENGAH DENGAN USAHA BERKUALIFIKASI 1 (SATU) TINGKAT DI
bergabung dalam suatu konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk BAWAHNYA
kerjasama lain

• Untuk pekerjaan yang bersifat tidak kompleks dibatasi paling banyak 3 (tiga) perusahaan dalam1 (satu ) kerjasama operasi; dan
• untuk pekerjaan yang bersifat kompleks dibatasi paling banyak 5 (lima) perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama operasi.

Pasal 11 ayat 3 Leadfirm porsi modal paling banyak 70% (tujuh puluh persen).
BAGAIMANA CARA EVALUASI KSO?

LEADFIRM ANGGOTA
KSO

Saling melengkapi Wajib semua KSO Wajib leadrfirm


1. serttifikat Manajemen
1. setiap anggota KSO harus 1. Memiliki kemampuan dasar
Mutu, Sertifikat Manajemen
memiliki salah satu dari SBU (KD)
Lingkungan, serta Sertifikat
yang disyaratkan. 2. Semua persyaratan
Keselamatan dan Kesehatan
2. Memiliki IUJK kualifikasi usaha (
Kerja; (hanya disyaratkan
3. NPWP dan SPT SBU)
untuk Pekerjaan Konstruksi
4. Akte perusahaan
yang bersifat
5. Pengalaman 1 tahun dalam
Kompleks/Berisiko Tinggi
4 tahun terakhir
dan/atau diperuntukkan
6. Tenaga tetap
bagi Kualifikasi Usaha Besar
7. Sisa kemampuan Paket
2. Sisa kemampuan Nyata
KLARIFIKASI TEKNIS DAN
KUALIFIKASI
Verifikasi lapangan dan/atau klarifikasi, khususnya kepada
pabrikan/produsen/agen/ distributor MATERIAL/ALAT untuk
menjamin konsistensi jenis material/alat serta kemampuan
untuk menyediakan material/peralatan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan serta kebenaran PENYEWAAN TERHADAP
KLARIFIKASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
TEKNIS

Memverifikasi kesesuaian data pada informasi Formulir


elektronik isian kualifikasi pada SPSE atau fasilitas lain yang
disediakan dengan dokumen asli, salinan dokumen yang sudah
KLARIFIKASI dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan meminta salinan
dokumen tersebut, dan/atau melalui fasilitas elektronik yang
KUALIFIKASI disediakan oleh penerbit dokumen. Pembuktian kualifikasi
terhadap ALAMAT PENYEDIA, PERALATAN, DAN/ATAU
SUMBER DAYA MANUSIA SERTA PERSYARATAN KUALIFIKASI
LAINNYA dapat dilakukan dengan klarifikasi/verifikasi lapangan
apabila dibutuhkan.

Pasal 12 ayat (1) Perencanaan pengadaan melalui Penyedia meliputi tahapan : Penyusunan biaya pendukung.
E-REVERSE . PROSES PENUNJUKAN LANGSUNG DAN
KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI TEKNIS DAN HARGA.

PESERTA YANG
MEMASUKAN
PENAWARAN LULUS
EVALUASI
PENAWARAN DAN
KUALIFIKASI
2 (DUA) PESERTA Hal yang
YANG TINDAK LANJUT 1 diklarifikasi adalah
MEMASUKAN (SATU) PENAWARAN
metode
PENAWARAN LULUS EVALUASI
LULUS EVALUASI PENAWARAN DAN pelaksanaan
PENAWARAN DAN KUALIFIKASI pekerjaan yang
KUALIFIKASI dapat
PROSES mempengaruhi
EREVERSE PENUNJUKAN
LANGSUNG
harga untuk
dilakukan
AUCTION negosiasi.

NEGOSIASI
TIDAK LANJUT 2 TEKNIS DAN
( DUA) PESERTA YANG
LULUS EVALUASI
KEMBALI HARGA
PENAWARAN DAN
KUALIFIKASI
EVALUASI
HARGA

Apabila di LDP di minta Untuk tindak lanjut e ereverse auction ( PERMEN 7/19 ) pada peserta yang lulus hanya 2 ( dua ) TIDAK WAJIB dilakukan, namun dalam hal dilakukan e-
reverse auction, ditetapkan juga pada LDP.
erervers auction Dan apabila menyebabkan nilai harga penawaran berulang dibawah 80%, maka Pokja kembali melakukan EVALUASI HARGA
EVALUASI HARGA

DIATAS 80% DAN DIBAWAH 80%


PERMEN PU 31/2015 PERMEN PU 7/2019

DIATAS 80% DAN DIBAWAH 80%


EVALUASI KEWAJARAN
HARGA EVALUASI BIAYA
KLARIFIKASI HARGA 110% (bagian pekerjaan RKK DAN RK3
lumsum dan bagian
pekerjaan harga satuan) ( MENGGUGURKAN)

KLARIFIKASI HARGA KLARIFIKASI KOREKSI


PERNYATAAN HARGA DIATAS 110% ARIMATIK APABILA ADA
TIMPANG PERUBAHAN

KLARIFIKASI HARGA KLARIFIKASI HARGA


DIBWH 80% DIBAWAH 80%
(DAPAT PERNYATAAN TIMPANG (DAPAT
MENGGUGURKAN) MENGGUGURKAN)
SIMULASI TATA CARA
KLARIFIKASI KEWAJARAN
HARGA PERMENPUPR 7 TAHUN
2019
BAGAIMANA CARA POKJA
POKJAPEMILIHAN
PEMILIHAN memastikan:

POKJA MELAKUKAN 1. Semua upah tenaga yang tercantum

REVIU HPS?
dalam dokumen harga dasar upah Pastikan Upah mengacu pada UMK yaitu
PPK, untuk memastikan, apakah upah Undang Undang Nomer 13 Tahun 2003, pasal
sudah memenuhi upah UMK? 90 Pengusaha dilarang membayar Upah
dibawah Upah Minimum /UU Jasa Kontruksi
2. Apabila Upah tidak sesuai UMK, di pasal 73 ,untuk Tupah tenaga Kerja
Kontruksi sesuai ketentuan perundang
maka diusulkan agar diperbaiki, karena
undangan dan atau berdasarkan Permen PU
nanti sebagai dasar KLARIFIKASI
PASTIKAN UPAH 28 tahun 2016 harga standar upah
KEWAJARAN HARGA Upah peserta,
TENAGA KERJA berdasarkan standar yang ditetapkan
apabila penawaran dibawah 80%
Gubernur/Bupati/Walikota.

CONTOH :
UMK Kota Denpasar adalah
CONTOH HARGA UPAH (PPK) Rp.2.500.000,00, maka :

Upah orang per jam (OJ) = Upah orang


perbulan/25 hari / 7 jam kerja

Rp.14.286/jam = Rp 2.500.000,00/25
hari x 7 jam kerja

Contoh bila Upah orang per hari (OH) = Upah orang


/hari perbulan/25 hari
Rp.100.000,00/Hari
=Rp.2.500.000,00/25 hari
TAHAPAN KLARIFIKASI
KEWAJARAN HARGA
SELAMAT SIANG
PAK HERI
Pokja pemilihan mengundang
peserta untuk melakukan
klarifikasi kewajaran harga
dengan membawa :

1. Analisa harga satuan dan


analisa teknik satuan
pekerjaan
2. Bukti harga yang dapat
dpertangungjwabkan
HELLO DENGAN
PT UNTUNG YA?

Peserta diundang
klarifikasi dan diminta
menyampaikan analisa
Undangan ditujukan pada
harga satuan dan analisa
direktur atau kuasa
teknik satuan pekerjaan
direktur atau pegawai
tetap yang dikuasakan
APA SAJA YANG DIKLARIFIKASI DAN BAGAIMANA
MELAKUKAN KLARIFIKASI KEWAJARAN HARGA?

ANALISA TEKNIS SATUAN PEKERJAAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

HARGA KLARIFIKASI
BAHAN APA SAJA 1. SEMEN
BERDASARKAN
DIBUTUHKAN 2. ASPAL HARGA BAHAN JENIS
3. AGREGAT BAHAN/MATERIAL

BERAPA UPAH
PEKERJAAN TENAGA KERJA APA 1. MANDOR
(HARI/JAM)
SAJA DIBUTUHKAN 2. TUKANG BATU TENAGA KERJA
MENGACU PADA
3. PEKERJA
UMK

ALAT APA SAJA 1. WHEL LOADER


HARGA SEWA
DIBUTUHKAN
2. GENSET HARGA ALAT
3. DUMTRUCK PERALATAN
ISTILAH HARGA DALAM KLARIFIKASI
SUMBER HARGA DARI HARGA HSD DARI
HARGA PASAR HARGA DISCON
PENYEDIA SELURUH PENAWAR

Harga yang disepakati oleh Harga discon ada dua istilah,


Adalah harga yang didapat oleh Adalah harga rata rata seluruh
penjual dan pembeli pada yaitu yang pertama adalah
penyedia pada saat menyusun harga satuan dasar peserta yang
saat terjadinya transaksi. discon pembelian dan discon
penawaran harga. mengikuti tender, dimana semisal
ada satu penyedia yang menawar penjualan.
dibawah 80%.

Contoh dalam harga dasar satuan


semen adalah
1. CV. A Rp. 10.000/kg,
2. CV B Rp. 9.900/Kg
3. CV C. Rp.10.500/KG dan
4. CV D adalah RP. 9.800/KG.

HARGA TERKLARIFIKASI SAAT KLARIFIKASI HARGA DILAKUKAN .


RAPAT PENUNJUKAN PENYEDIA

PPK, Pokja Pemilihan dan Pemenang Siapakah yang mengundang pada saat
wajib melaksanakan Rapat Persiapan rapat penunjukan penyedia? PPK atau
Penunjukan Penyedia dengan ketentuan Pokja Pemilihan PPK
paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP)
diterima oleh PPK
Apa peran serta Pokja pemilihan pada saat Rapat Pokja pemilihan hanya
Persiapan Penunjukan, apakah hanya sekedar mendampingi dan menjelaskan
mendampingi PPK atau memiliki tugas kembali hal hal mengenai evaluasi atau
melakukan evaluasi? klarifikasi pada saat proses
pemilihan

Dalam hal pemenang Dilakukan penilaian secara


manual terhadap peserta yang
cadangan 2 tidak memenuhi, masih terdapat saat proses
maka PPK bersama Pokja Pemilihan
melaksanakan rapat persiapan penunjukan
pemilihan
penyedia bersama peserta yang memenuhi
persyaratan penawaran dan kualifikasi
(apabila ada) sesuai urutan berikutnya.
TERIMA
KASIH
 Tim Dosen :
 Adi Ardiansyah, S.Pd., MT.

Fauzi Rahmannullah, S.Pd., MT.


KBK Sains Teknologi dan Material

@2021
 ،‫ب ِّز ْدنِّي ع ِّْل ًما‬
ِّ ‫َر‬

Ya Alloh Tambahkanlah kami ilmu


‫َوارْ زُ ْقن ِّْي فَ ْهمًً ا‬
Dan berilah kami karunia untuk dapat memahaminya
َّ ‫َواجْ َع ْلن ِّْي مِّ نَ ال‬
َ‫صالِّحِّ يْن‬

Dan jadikanlah kami termasuk golongannya orang-


orang yang sholeh/ah


َ‫آمين يا َربَّ ْال َعالَمِّ يْن‬

Ya Alloh kabulkanlah do'a kami ini


 1. Setiap mahasiswa diharuskan mengenakan pakaian yang
layak sesuai dengan etika yang berlaku di UPI, antara lain :
tidak boleh memakai kaos oblong, dan bagi mahasiswi
dilarang menggunakan pakaian ketat, berlebihan, transparan
apalagi terbuka.

 2. Selama perkuliahan, handphone harus dalam kondisi silent


 3. Toleransi keterlambatan maksimal 15 menit. Apabila
keterlambatan antara 15-30 menit mahasiswa diijinkan
mengikuti kuliah tetapi tidak boleh mengisi daftar hadir.
Sedangkan apabila terlambat lebih dari 30 menit mahasiswa
tidak diijinkan masuk kelas.
 5. Rencana komponen penilaian adalah tugas
(30%), UTS (20%), UAS (40%), dan softskill (10%).

 Untuk grade A : >=90, A- : >=80 -90 B+ : 70-80, B :60-


70, B- : 60-70, C +: 55-60C : 50-55. D : 40 – 50, E 0 –
40 (tidak lulus)

 6. Mahasiswa diwajibkan mencari referensi


tambahan mengenai materi kuliah karena yang
disampaikan dosen berkisar 40% dari keseluruhan
sehingga 60% sisanya harus diperoleh secara
mandiri.
Hal-hal lain :
 Kalau memungkinkan on camera
 Doa mulai/selesai masing-masing,
 Jika mau bertanya acungkan tangan, atau
langsung ijin
 WA/Komunikasi ke dosen biasakan
dengan jelas dan sopan,
“Manajemen adalah ilmu pengetahuan (science) dan seni
(art), yang melalui suatu proses yang terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling)
yang memanfaatkan SDM yang terbatas untuk mencapai
tujuan/sasaran yang telah ditetapkan.
Manajemen mencakup urutan kegiatan yang dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tertentu.” (Terry)

 Siregar dkk.
“Manajemen adalah proses untuk memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai
tujuan tertentu.”
EFEKTIF
SISTEMATIS ILMIAH

TUJUAN
ILM
U
FUNGS- SUMBER
MANAJEME FUNGSI
N
MANAJEMEN DAYA

SENI P
TERBATAS
O
A
KEINDAHAN C
S
C EFISIEN
B
Organisasi Pemimpin

• Sekumpulan orang
• Kerja sama
• Tujuan

• Seni
• Ilmu
• Profesi
PERIODE WAKTU ALIRAN MANAJEMEN KONTRIBUTOR
1771 - 1871 Awal Teori Manajemen R. Owen, Charles Babage

1870 - 1930 Manajemen Ilmiah Fw. Taylor, Frank & Lilian


Gilberth, Henry Ganti,
Harington Emerson

1900 - 1930 Teori Organisasi Klasik Henry Fayol, James. D


Money, Marry Porker Follet,
Herbert Simon, Chester J.
Benard

1930 - 1940 Hubungan Manusiawi Hawthorne Studies, Elton


Mayo, Fritz Roethlisberger,
Hugo Munsterberg

1940 - Now Manajemen modern Abraham Maslow, Chris


Argyris, D. Mc. Gregor,
Edgar Schein, D. MC.
Cleland, R. Blake & J.
Mouton, Ernest Dale, Peter
Drucker, dsb
Pengetahuan (Knowledge)

Keseluruhan dari fakta-fakta, nilai-nilai,, asas-asas dan


ketarangan-keterangan yang diperoleh melalui, belajar,
penelaahan, ilham, intuisi dan pengalaman

Ilmu (Science)
Suatu kumpulan pengetahuan yang telah diorganisasikan
secara sistematis dan telah diuji kebenarannya melalui
pengamatan atau percobaan dengan cermat dan teliti
Ciri/syaratnya : Objek Materi
 Punya Objek Pengenal Manusia, alam
 Punya Metode
 Punya Sistematika Objek Forma
 Bersifat Umum (Universal) Titik pusat perhatian
dari objek matri secara
khusus yg akan dapat
membedakan suatu
Metode ilmu dengan yang
lainnya
Cara kerja atau alat dan prosedur untuk
mengungkapkan suatu objek sehingga
memperoleh pengetahuan yang benar
Semua keterangan/fenomena dari objek yang
meterinya disusun urutannya secara
teratur/runtut harmonis dan terpadu dalam satu
kesatuan

Universal
Konsep, teori, prinsif, tekniknya dapat dipakai
dan diterapkan pada setiap organanisasi kerja
sama yang memerlukannya
Ilmu Murni (Pure Science)

Ilmu Terapan (Applied Science)


(The Liang Gie)

Ilmu Murni (Pure Science)


Bersifat menciptakan teori-teori dasar yang merupakan
tujuan pokoknya, sementara kemungkinan pemanfaatannya
dalam kehidupan praktis merupakan persoalan kedua atau
bahkan dianggap berada di luar relevansi ilmu-ilmu jenis
ini.c

Ilmu Terapan (Applied Science)

Berpusat pada relevansi teori-teori dasar tersebut dengan


bidang terapan tertentu.

Ilmu Murni (Pure Science)


Mendasari
Ilmu Terapan (Applied Science)
 Sebagai suatu disiplin ilmu yang bertugas mencari
kebenaran yang disandang dalam predikat dimensi teoritis
dan metodologi, yang harus diuji dan dibuktikan
berdasarkan fakta/data secara objektif akan kebenaranya.
Oleh karena itu manajemen sebagai ilmu penting untuk
dikembangkan, agar didapatkan kebenaran ilmu.

 Sebagai ilmu terapan, manajemen harus peduli dengan


fungsi sosialnya di masyarakat (Mempunyai kegunaan yang
dapat dipakai dalam setiap organisasi untuk mencapai
tujuannya).

Sebagai ilmu, manajemen merupakan objek


studi
Ilmu manajemen akan dapat dipelajari dan
diaplikasikan dengan daya lenting penyesuaiannya
sebagai suatu keahlian , kemahiran atau keterampilan
yang dapat dipakai dalam kehidupan manusia.

Sebagai suatu seni, manajemen merupakan suatu siasat


dan usaha tata kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Organon = alat Bhs. Yunani
Unsur Dasar :
• Kumpulan Orang
• Kerjsa sama
• Tujuan
 Ketidakterbatasan kebutuhan manusia
 Keterbatasan kemampuan manusia

Berorganisasi
Terbentuk :
1. Spontan
2. Seksama dan pertimbangan secara matang
Tradisional Modern/Baru
Terjadi karena perubahan lingkungan
di luar organisasi :
1. Masyarakat
2. Ekonomi
3. Global
4. Teknologi

Persoalan yang kompleks dan rumit


Tradisional Modern/Baru

• Mantap/Stabil • Dinamis
• Tidak Luwes • Luwes
• Berfokus pada kerja • Berfokus pada keterampilan
• Pekerjaan berdasarkan jabatan • Pekerjaan yg harus diselesaikan
• Berorientasi individu • Berorientasi pada tim
• Pekerjaan tetap/permanen • Pekerjaan sementara
• Berorientasi perintah • Berorientasi pada keterlibatan
• Manajer membuat keputusan • Pekerja berpartisifasi
• Berorientasi peraturan • Berorientasi pelanggan
• Gugus kerja relatif seragam • Gugus kerja beragam
• Hari kerja ditetapkan • Hari kerja tidak dibatasi waktu
• Hub. Bersifat hierarki • Hub. Bersifat lateral & jaringan
• Bekerja pd fasilitas organisasi • Bekerja di mana pun dan kapan
selama jam- jam tertentu pun
Seorang anggota organisasi yang
memadukan (mengintegrasikan) dan
mengkoordinasikan pekerjaan orang lain

Manajer puncak

Manajer Menengah

Manajer Lini Pertama

Karyawan Non Manajerial


Pedoman untuk mencapai
tujuan organisasi yang
efektif dan efisien

 Perumusan Tujuan SPIRO


 Pembagian Tugas Pekerjaan • Specific
 Pendelegasian Kekuasaan • Pay Off - Oriented
 Rentang Pengawasan • Intrinsically Rewarding
 Tingkat Pengawasan • Realistic
• Observable
John E. Johes

Syarat Penyusunan Tujuan Organisasi


1. Spesific 4. Challanging
2. Realistic 5. Measurable
3. Moderate Risk 6. Time Phased
Untuk menjamin
Pembagian Tugas kelancaran pekerjaan

Pelimpahan kekuasaan kepada


bawahan untuk menjalankan
tugas yang dibebankan
mengingat yang bersangkutan
terikat dengan tanggung jawab
mengenai tugas tersebut
Unsur Pendelegasian
Proses mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
kerja dalam rangka mencapai tujuan
yang efektif dan efisien dengan
menggunakan orang lain

Proses Manajemen
Serangkaian keputusan dan kegiatan kerja
yang dilakukan secara terus menerus

Dalam istilah manajemen terkandung dua pengertian :


1. Suatu Pekerjaan (Job)
2. Suatu jabatan (Position)
Filsafat
Philein = cinta (hasrat, kemauan atau keinginan
yang besar, berkobar-kobar, sungguh-sungguh)
Sophia = kebijakan (kebenaran sejati atau
kebenaran yang sungguh-sungguh)

Filsafat = hasrat, kemauan, atau keinginan akan


kebenaran sejati

Filsafat (Moekijat)
Suatu sistem pemikiran yang menjelaskan gejala tertentu dan
memberikan serangkaian prinsip-prinsip untukh memecahkan
probelema-problema yang ada berhubungan pencapaian tujuan
tertentu..
Filsafat Manajemen
Adalah bagian terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan
yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan
terhadap problem manajerial.

Faktor-faktor dalam Filsafat Manajemen :


1. Kepentingan umum
2. Tujuan usaha
3. Pimpinan pelaksana
4. Kebijakan
5. Fungsi
6. Faktor dasar
7. Struktur organisasi
8. Prosedur
9. Moral kerja
KERANGKA TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

Adalah dimensi tanggung jawab sosial yang diembang oleh manajemen yang
berisi tentang hubungan kemanusiaan, penetapan harga, hubungan-
hubungan karyawan, pelestarian sumber daya, mutu dan keamanan produk,
dan operasi hak asasi manusia.
Pandangan tanggung jawab sosial
Pandangan klasik
Tokoh Pendukung : Milton Friedman (Ahli ekonomi dan pemenang
nobel)
Menurut aliran ini : berpandangan bahwa satu-satunya tanggung jawab
manajemen adalah untuk memaksimalkan keuntungan/laba:

Maka implikasinya :
1. kebanyakan manajer sekarang ini adalah manajer profesional, yang
berarti mereka tidak memiliki perusahaan yang mereka jalankan.
2. Manajer memutuskan sumber daya untuk organisasi bagi kebaikan
sosial
3. Penekatan yang dipakai adalah pendekatan mikro.
4. Terdapat tekanan kompetitif bagi investasi tertinggi.
Pandangan sosial ekonomi (the sosioeconomic view)
Menurut pandangan ini : bahwa tanggung jawab sosial manajemen jauh
mempaui sekedar memperoleh labamelainkan juga mencakup
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut pandangan ini :
1. Zaman sudah berubah, harapan masyarakat berubah .
2. Para manajer seharusnya prihatin dengan memaksimalkan pendapatan
finansial jangka panjang.
3. Mereka harus menerima kewajiban-kewajiban sosial dan biaya-biaya
yang menyertainya.
4. Panangan klasik itu melintas dihadapan realitas.

Argumen yang mendukung :


7. Keseimbangan tanggungjawab
1. Harapan masyarakat dengan kekuasaan
2. Laba jangka panjang 8. Kepentingan-kepentingan
3. Kewajiban etis pemegang saham
4. Citra masyarakat 9. Kepemilikan sumber-sumber
5. Lingkungan yang lebih baik 10. Keunggulan pemegang atas
penanganan masalah.
6. Menghambat peraturan
pemerintah
Argumen yang menentang
1. Menghalangi maksimali laba
2. Lunturnya tujuan
3. Biaya-biaya
4. Terlampau banyak kekuasaan
5. Kurangnya keterampilan
6. Kurangnya pertanggung jawaban
7. Kurangnya dukungan masyarakat luas

Tanggung jawab sosial : adalah suatu kewajiban perusahaan di luar


tanggung jawab yang diminta oleh hukum dan ekonomi, untuk mengejar
sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat.

Kewajiban sosial : Kewajiban suatu bisnis untuk memenuhi


tanggung jawab ekonomi dan hukum.

Tanggapan sosial : kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan


dengan keadaan masyarakat yang berubah-ubah.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN

Prinsip adalah : suatu hasil generalisasi


yang telah diuji keabsahanya dan ternyata
benar, serta dapat menjelaskan realita
sehingga mampu meramalkan apa yang
akan terjadi dalam keadaan yang sama.

Prinsip Ilmu Manajemen :


1.Pengembangan ilmu yang benar
2.Pemilihan yang berdasarkan keilmuan dari
setiap unsur pekerjaan.
3.Pendidikan yang ilmiah dan pengembangan
berdasarkan ilmu.
4.Kerjasama kemitraan yang harmonis antara
manajemen dengan setiap ilmu.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN

Prinsip adalah : suatu hasil generalisasi yang telah diuji keabsahanya dan
ternyata benar, serta dapat menjelaskan realita sehingga mampu
meramalkan apa yang akan terjadi dalam keadaan yang sama.

Prinsip manajemen : kebenaran universal mengenai manajemen yang


dapat diajarkan di sekolah.

Prinsip Ilmu Manajemen :


1. Pengembangan ilmu yang benar
2. Pemilihan yang berdasarkan keilmuan dari setiap unsur pekerjaan.
3. Pendidikan yang ilmiah dan pengembangan berdasarkan ilmu.
4. Kerjasama kemitraan yang harmonis antara manajemen dengan setiap
ilmu.
Prinsip Manajemen menurut Henry Fayol
1. Pembagian kerja (division of work) 8. Sentralisasi
2. Wewenang dan tanggungjawab 9. Rantai skala
3. Disiplin 10. Ketertiban
4. Kesatuan perintah 11. Keadilan
5. Kesatuan arah 12. Kesetabilan kerja
6. Sub ordinasi kepentingan 13. Inisiatif
7. Balas jasa 14. Kesetiaan pada kelompk.
Tujun Manajemen
Mengapa manajer perlu mengetahui Manajemen ? Maksudnya adalah agar
tujuan organisasi dapat dimengerti dan diterima oleh pegawai, dicamkan
sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Sifat-sifat tujuan :
1. Apa yang menjadi tujuan ditentukan terlebih dahulu titik akhirnya.
2. Tujuan harus dimengerti oleh mereka yang akan melaksanakannya
3. Tujuan harus dinyatakan baik tertulis maupun lisan

Hal lain :
1. Dinyatakatan tertulis Tujuan manajemen organisasi
:
2. Dapat diukur 1. Tujuan jasa
3. Dapat menunjukkan waktu spesifik 2. Tujuan laba
4. Dapat dicapai. 3. Tujuan sosial

Tujuan organisasi :
1. Pembuatan keputusan
2. Meningkatkan efisiensi
3. Perwujudan konsistensi
4. Membuat penilaian kinerja
Sasaran Manajemen
Sasaran manajerial : adalah tujaun yang ingin dicapai yang mencakup skup
tertentu yang menunjukkan arah kemana usaha-usaha manajer dikerahkan.
Sasaran
1. Sasaran strategis untuk manajemen puncak
2. Sasaran taktis fungsional untuk manajemen menengah
3. Sasaran operasional untuk manajer bawah.

Maka sasaran dapat digambarkan :


Sasaran perusahaan : untuk memperoleh laba
Sasaran pekerja : tercapainya kepuasan ekonomis, sosial psikologis

Sasaran Manajemen :
1. Mencari laba
2. Kepentingan pekerja
3. Kepentingan masyarakat dan pembeli
4. Kepentingan stake holders.
Manajemen Puncak
Tingkatan Manajemen Menengah
Manajemen
KLASIFIKASI MANAJEMEN

Manajemen Tingkat Bawah

Conceptual Skill
Kemampuan
Human Skill
Manajemen
Technical Skill

Misi Perusahaan

Profil Perusahaan

Strategi Manajemen Tujuan Jangka Panjang

Kebijakan Dasar

Strategi Operasional
Manusia

Material Pasar

Menurut
Manullang
Mesin Uang

Metode
Man merujuk pada sumber
daya manusia yang dimiliki
oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor
manusia adalah yang paling
menentukan.
Money / uang merupakan
salah satu unsur yang
tidak dapat diabaikan.

Uang merupakan alat tukar


dan alat pengukur nilai.
Material terdiri dari :

-bahan setengah jadi (raw


material)
- bahan jadi.
Machine atau mesin
digunakan untuk memberi
kemudahan atau
menghasilkan keuntungan
yang lebih besar serta
menciptakan efesiensi kerja
Metode adalah
suatu tata cara kerja
yang memperlancar
jalannya pekerjaan
manajer
Market atau pasar adalah
tempat di mana organisasi
menyebarluaskan
(memasarkan) produknya
• PERENCANAAN ( P LANNING)

• ORGANISASI ( ORGANIZING) KORDINASI (


KOORDINATING )

• PELAKSANAAN ( A ctuating) DIRECTING


• PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN (
CONTROLING)
September 14, 2021 51
1. Henri Fayol 3. Luther Gullik
a. Planning a. P
b. Organizing b. O
c. Comanding c. Staffing
d. Coordinating d. Directing
e. Controling e. Coordinating
2. George R. Terry f. Reporting
a. P g. C
b. O 4. Koontz & O’doonel
c. Actuating a. P
d. C b. O
c. Staffing
d.Directing
e. C
Fungsi
Sebagai suatu proses, manajemen
mengenal suatu urutan
pelaksanaan yang logis,yang
menggambarkan bahwa ada
tindakan-tindakan manajemen
semata-mata diarahkan kepada
pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan.
Ilustrasi Manajemen :
▪ Sumberdaya yang tersedia
merupakan input.

▪ Fungsi-fungsi
manajemen
merupakan proses, dan

▪ Tujuan merupakan output.


a)Fungsi perencanaan
(Planning)
▪ Menetapkan tujuan dan sarana usaha.
▪ Menyusun sarana induk jangka panjang
dan pendek.
▪ Menyumbangkan strategi dan prosedur
operasi.
▪ Menyiapkan pendanaan serta standard
kualitas yang diharapkan.
b)FungsiOrganisasi
(Organizing)

▪ Menetapkan daftar penugasan


▪ Menyusun lingkup kegiatan
▪ Menyusun struktur kegiatan.
▪ Menyusun daftar personil
organisasi berikut lingkup
tugasnya.
c)Fungsi pelaksanaan
(Actuating)

▪ Mengkoordinasi pelaksanaan
kegiatan.
▪ Mendistribusikan tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
▪ Memberikan pengarahan
penugasan dan motivasi.
d)Fungsi pengendalian
(controlling)
▪ Mengukur kualitas hasil.
▪ Membandingkan hasil terhadap standard
kualitas.
▪ Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi.
▪ Memberikan saran-saran perbaikan.
▪ Menyusun laporan kegiatan.
Manfaat dari fungsi
pengendalian adalah :

Memperkecil kemungkinan
kesalahan yang terjadi dari
segi kualitas, kuantitas,
biaya maupun waktu.
1.4 Tujuan

Tujuan pokok dari manajemen


adalah
mengelola fungsi-fungsi
manajemen sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil optimum
sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan, penggunaan
sumber daya yang seefisien dan
seefektif mungkin.
1.5 Tingkat Manajemen
1. Manajemen Puncak (Higher Management)
Manajernya merupkan manajer puncak/top manajer
yang bertanggung jawab atas keseluruhan
manajemen organiasi.

2. Manajemen Menengah (Middle Management)


Manajernya adalah manajer menengah/madya yang
merupakan manajer departemen yang
mengkoordinir/membawahi beberapa seksi.

3. Manajer Tingkat Bawah (Lower Management)


Manajernya adalah manajer operasional,
merupakan level bawah pada struktur organisasinya.
Ada 3 (tiga) kemampuan yang
harus dimiliki seorang manajer
,yaitu :
▪ Kemampuan mengkonsepkan (Conceptual
Skill)

▪ Kemampuan berhubungan dengan peserta


lain (Human Skill)

▪ Kemampuan Teknik (Technical Skill)


Strategi Manajemen
Didalam melaksanakan analisis strategi
suatu perusahaan perlu ditinjau beberapa
asfek, yaitu :

▪ Misi Perusahaan (Company Mission)


▪ Profil Perusahaan (Company Profile)
▪ Kondisi Lingkungan Eksternal (External
Environment)
▪ Tujuan Jangka Panjang (Long-term
objective)
▪ Kebijaan Dasar (Grand Strategy)
▪ Strategi Operasional (Operational
Strategy)
Sosialisasi Peraturan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Implementasi Peraturan Presiden Nomor 12


Tahun 2021 Bagi Pengelola Keuangan Daerah dan
Pelaku Pengadaan

Oleh :
Dr. H. Fahrurrazi, M.Si.
fahrurrazi.id | @Dipertuanagung
“Ketika semua demi ibadah kepada Mu”

Nama : Dr. H. FAHRURRAZI, M.Si.


Lahir : Pontianak, 21 April 1980
Alamat : Puri Cibeureum Permai II, Jln. Flamboyan No. 7 Sukabumi
Pendidikan : S-3 Doktor Administrasi Pendidikan
Jabatan : Inspektur Pembantu, Inspektorat Kota Sukabumi
Penugasan PBJ : 1. Wakil Ketua III, DPD IAPI Jawa Barat
2. Instruktur / Trainer / Narasumber PBJ
3. Pemberi Keterangan Ahli / Saksi Ahli PBJ
4. Asesor Kompetensi Ahli PBJ
5. Advisor Ahli PBJ
6. Mentor COE Modernisasi Pengadaan
7. Mediator dan Arbiter Pengadaan
Tugas lainnya : Dosen Institut Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI)
Email : erazeti@gmail.com
HP : 085624222715
Weblog : fahrurrazi.id #PetuahPengadaan
#ProcureAsWorship
PERPRES 12 TAHUN 2021

Perubahan
Tidak mencabut Perpres 16 Tahun 2018, namun hanya
mengganti beberapa ketentuan, yaitu 34 Pasal berubah dari
total 94 Pasal, 4 Pasal baru yang disisipkan, dan 144 Ayat
berubah dari total 421 Ayat

Berlaku sejak diundangkan, yaitu tanggal 02 Februari 2021

Penulisan :
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana yang telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
W
Latar Belakang
Perpres 12 Tahun 2021

01 02 03 04

UU Ciptaker Jabfung PPBJ Kelembagaan PBJ Perbaikan Pengaturan


Klaster Kemudahan dan Masih belum Masih belum Memperjelas ketentuan
Perlindungan UMKM optimalnya ketersedia optimalnya Maturitas sebelumnya
kelembagaan
Klaster Kemudahan Upaya optimalisasi Memperbaiki aturan
Berusaha eksistensi Upaya Optimalisasi sebelumnya untuk lebih
eksistensi baik
W
Point Utama Perubahan

Perpres 12 Tahun 2021

1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
Pelaku Pengadaan
Perpres 12 Tahun 2021

1. PA
2. KPA
3. PPK
4. Pejabat Pengadaan
5. Pokja Pemilihan
6. Agen Pengadaan
7. Penyelenggara Swakelola
8. Penyedia

Catatan :
PPHP/PjPHP dihapus
Isu Aktual

1. Bagaimana Implementasi Eksistensi Pelaku


Pengadaan dalam Tatanan Pengelolaan
Keuangan Daerah, khususnya dengan pengaturan
PMDN 77 Tahun 2020 ?
2. Bagaimana Peran PPTK sebagai Pihak yang juga
muncul dalam Perpres 12 Tahun 2021 ?
3. Siapa yang melaksanakan tugas PPHP/PjPHP
ketika sudah dihapus ?
PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
(Bab 1 Lampiran PMDN 77/2020)

1. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan


Daerah
2. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
3. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah
4. BUD
5. Kuasa BUD
6. Pengguna Anggaran
7. Kuasa Pengguna Anggaran
8. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

PMDN 77 / 2020 9. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD


10.Pejabat Penatausahaan Keuangan Unit SKPD
Pedoman Teknis 11.Bendahara Penerimaan
Pengelolaan Keuangan 12.Bendahara Penerimaan Pembantu
Daerah 13.Bendahara Pengeluaran
14.Bendahara Pengeluaran Pembantu
15.Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
Kolaborasi Kewenangan
Pengelola Keuangan dan Pelaku Pengadaan

Pelaku Pengadaan
Pengelola Keuangan

• Pengguna Anggaran • Pengguna Anggaran


• Kuasa Pengguna • Kuasa Pengguna
Anggaran Anggaran
• Pejabat Pelaksana • Pejabat Pembuat
Teknis Kegiatan Komitmen
PENGGUNA ANGGARAN

Pengelola Keuangan Pelaku Pengadaan

1. Menyusun RKA-SKPD; 1. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran


2. Menyusun DPA-SKPD; anggaran belanja;
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas 2. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
beban anggaran belanja dan/atau pengeluaran pembiayaan; anggaran belanja yang telah ditetapkan;
4. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya; 3. Menetapkan perencanaan pengadaan;
5. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan 4. Menetapkan dan mengumumkan RUP;
pembayaran; 5. Melaksanakan konsolidasi pengadaan barang/jasa;
6. Melaksanakan pemungutan retribusi daerah; 6. Menetapkan penunjukan langsung untuk tender/ seleksi
7. Mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain ulang gagal;
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan; 7. Menetapkan pengenaan sanksi daftar hitam;
8. Menandatangani SPM; 8. Menetapkan PPK, pejabat pengadaan, penyelenggara
9. Mengelola utang dan piutang daerah yang menjadi swakelola, tim teknis, tim juri/tim ahli pelaksanaan melalui
tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya; sayembara/ kontes;
10. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang 9. Menyatakan tender gagal seleksi gagal; dan
dipimpinnya; 10. Menetapkan pemenang pemilihan/penyedia untuk metode
11. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya; pemilihan: 1) tender/penunjukan langsung/e-purchasing
12. Menetapkan PPTK dan PPK-SKPD; untuk paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa
13. Menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya lainnya dengan nilai pagu anggaran paling sedikit di atas
dalam rangka pengelolaan keuangan daerah; dan rp100.000.000.000,00; atau seleksi/penunjukan langsung
14. Melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan untuk paket pengadaan jasa konsultansi dengan nilai pagu
peraturan perundang-undangan. anggaran paling sedikit di atas rp10.000.000.000,00.
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN

Pengelola Keuangan Pelaku Pengadaan

Pelimpahan sebagian kewenangan PA meliputi: 1. Melaksanakan pendelegasian sesuai dengan pelimpahan


1. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas dari PA.
beban anggaran belanja; 2. Menjawab Sanggah Banding peserta Tender Pekerjaan
2. melaksanakan anggaran Unit SKPD yang dipimpinnya; Konstruksi.
3. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan 3. KPA dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan
pembayaran; kewenangan yang terkait dengan: a. melakukan tindakan
4. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja;
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan; dan/atau b. mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam
5. melaksanakan pemungutan retribusi daerah; batas anggaran belanja yang telah ditetapkan.
6. mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung
jawabnya; dan
7. melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN

Pengelola Keuangan Pelaku Pengadaan

Diemban oleh PA/KPA dalam hal mengadakan ikatan untuk 1. menyusun perencanaan pengadaan;
pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan 2. melaksanakan Konsolidasi Pengadaan barang/Jasa
peraturan perundang-undangan. 3. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
4. menetapkan rancangan kontrak;
5. menetapkan HPS;
6. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan
kepada Penyedia;
7. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
8. menetapkan tim pendukung;
9. menetapkan tim atau tenaga ahli;
10. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
11. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
12. mengendalikan Kontrak;
13. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada
PA/ KPA;
14. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada
PA/ KPA dengan berita acara penyerahan;
15. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan; dan
16. menilai kinerja Penyedia.
Pokja Pemilihan

Pelaku Pengadaan

1. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan


Penyedia kecuali E-purchasing dan Pengadaan Langsung
2. menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode
Catatan : pemilihan: Tender/Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
1. Bukan Pengelola Keuangan
dengan nilai PaguAnggaran paling banyak Rp100M; dan
2. Menghilangkan tugas Pokja melaksanakan persiapan dan
Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
pelaksanaan pemilihan Penyedia dalam rangka katalog
Konsultansi dengan nilai Pagu Arrggaran paling banyak
elektronik
Rp10 M.
3. Penegasan pengecualian tugas pokja pemilihan untuk E-
purchasing dan Pengadaan Langsung
4. Perbaikan redaksional bahwa Pokja Pemilihan dapat dibantu
oleh tim ahli atau tenaga ahli
5. Pengaturan Rencana Aksi Pemenuhan SDM Pengelola
Fungsi Pengadaan, seperti komposisi Pokja, pengaturan
Personel lain dalam komposisi Pokja, Pejabat Pengadaan
kerita belum Pengelola Pengadaan
PEJABAT PELAKSANA
TEKNIS KEGIATAN

Pengelola Keuangan Pelaku Pengadaan


1. Mengendalikan dan melaporkan perkembangan pelaksanaan
Bukan pelaku pengadaan, namun dalam hal tidak ada
teknis Kegiatan/sub kegiatan SKPD/Unit SKPD:
penetapan PPK pada Pengadaan Barang/,Jasa yang
a. menyusun jadwal pelaksanaan Kegiatan/Sub kegiatan;
menggunakan anggaran belanja dari APBD, PA/KPA
b. memonitoring dan evaluasi pelaksanaan Kegiatan/Sub
menugaskan PPTK untuk melaksanakan tugas PPK, sepanjang
kegiatan; dan
memenuhi persyaratan kompetensi PPK, yaitu :
c. melaporkan perkembangan pelaksanaan Kegiatan/Sub
1. menyusun perencanaan pengadaan;
kegiatan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
2. melaksanakan Konsolidasi Pengadaan barang/Jasa
Anggaran.
3. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
2. Menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan anggaran 4. menetapkan rancangan kontrak;
atas Beban pengeluaran pelaksanaan Kegiatan/Sub 5. menetapkan HPS;
kegiatan, meliputi : 6. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada
a. menyiapkan laporan kinerja pelaksanaan Kegiatan/Sub Penyedia;
kegiatan; 7. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
b. menyiapkan dokumen administrasi pembayaran sesuai 8. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
perundang-undangan; dan 9. mengendalikan Kontrak;
c. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen 10. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada
pelaksanaan kegiatan. PA/ KPA;
3. Menyiapkan dokumen pengadaan barang/jasa pada 11. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/
Kegiatan/Sub kegiatan SKPD/Unit SKPD sesuai ketentuan KPA dengan berita acara penyerahan;
peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai 12. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pengadaan barang/jasa. pelaksanaan kegiatan; dan
13. menilai kinerja Penyedia.
Membentuk Pengelola Keuangan
dan Pelaku Pengadaan
Approach

1. Tidak digeneralisir setiap Perangkat Daerah akan memiliki pola organisasi


pengelola keuangan dan pengadaan yang sama
2. Mempertimbangkan segenap aturan atas tugas kewenangan masing-masing
pihak serta sifat kewenangan itu sendiri (Atribusi, Delegasi, mandat)
3. Mempertimbangkan beban/besaran anggaran, rentang kendali, dan/atau lokasi
4. Penugasan dan pelimpahan tugas didasari justifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan, bukan karena menghindar dari tanggungjawab
Pendekatan Sinkronisasi
Pengelola Keuangan dan Pelaku Pengadaan di Daerah

No Pilihan Dasar Kewenangan Contoh Pelaksanaan Catatan


1 PA a. Sebagai Pengelola Keuangan dan Pelaku a. Berlaku secara umum untuk a. Cenderung tidak memiliki
bertindak Pengadaan, PA memiliki kewenangan semua Perangkat Daerah pertentangan pemaknaan
sebagai Melakukan tindakan yang mengakibatkan b. Dapat digunakan pada dari sudut pandang aturan
PPK pengeluaran anggaran belanja dan Perangkat Daerah dengan Pengelolaan Keuangan dan
Mengadakan perjanjian dengan pihak lain nilai anggaran relatif kecil, Pelaku Pengadaan
dalam batas anggaran belanja yang telah contoh Kecamatan (tanpa b. Lebih efisien dalam
ditetapkan (Pasal 9 Perpres 12/2021 dan kelurahan), Dinas penggunaan sumber daya
Bab 1 Bagian E Angka 1, Lampiran PMDN Perpustakaan dan Arsip, personel dan pembiayaan
77/2020) Inspektorat secara langsung
b. Dalam hal mengadakan ikatan untuk c. PA bertindak sebagai PPK c. PA dapat dibantu banyak
pengadaan barang dan jasa, PA bertindak dan menandatangani pihak sesuai peraturan
sebagai pejabat pembuat komitmen kontrak, dibantu oleh PPTK dalam menjalankan
sesuai dengan ketentuan peraturan dalam menyiapkan kewenangan (Ahli, Tim
perundang-undangan (Bab 1 Bagian E dokumen proses Teknis, Tim Pendukung,
Angka 8, Lampiran PMDN 77/2020) pengadaannya Pengelola PBJ, PPTK)
Pendekatan Sinkronisasi
Pengelola Keuangan dan Pelaku Pengadaan di Daerah
No Pilihan Dasar Kewenangan Contoh Pelaksanaan Catatan
2 KPA a. Sebagai Pelaku Pengadaan, KPA memiliki a. Dapat digunakan pada a. Cenderung tidak memiliki
bertindak kewenangan melaksanakan pendelegasian Sekretariat Daerah (Kepala pertentangan pemaknaan
sebagai sesuai dengan pelimpahan dari PA, Biro untuk Provinsi dan dari sudut pandang aturan
PPK termasuk dalam mengadakan perjanjian Kepala Bagian untuk Pengelolaan Keuangan dan
(Pasal 10 Perpres 12/2021) Kota/Kab sebagai KPA) Pelaku Pengadaan
b. Sebagai pengelola keuangan, KPA memiliki b. Dapat digunakan pada b. Lebih efisien dalam
kewenangan melakukan tindakan yang Perangkat Daerah dengan penggunaan sumber daya
mengakibatkan pengeluaran anggaran nilai anggaran relatif besar personel dan pembiayaan
belanja dan mengadakan ikatan dengan dan/atau pertimbangan secara langsung
pihak lain dalam batas anggaran belanja rentang kendali/lokasi, c. KPA dapat dibantu banyak
yang telah ditetapkan (Bab 1 Bagian F contoh: Dinas PUPR, Dinas pihak sesuai peraturan
Angka 6, Lampiran PMDN 77/2020) Kesehatan, Dinas dalam menjalankan
c. Dalam hal mengadakan ikatan untuk Pendidikan, Kecamatan kewenangan (Ahli, Tim
pengadaan barang dan jasa, KPA bertindak (dengan kelurahan) Teknis, Tim Pendukung,
sebagai pejabat pembuat komitmen c. KPA bertindak sebagai PPK Pengelola PBJ, PPTK)
sesuai dengan ketentuan peraturan dan menandatangani d. KPA diangkat oleh Kepala
perundang-undangan (Bab 1 Bagian F kontrak, dibantu oleh PPTK daerah berdasarkan usulan
Angka 10, Lampiran PMDN 77/2020) dalam menyiapkan PA sesuai kriteria yang
dokumen proses ditetapkan Kepala Daerah
pengadaannya
Pendekatan Sinkronisasi
Pengelola Keuangan dan Pelaku Pengadaan di Daerah

No Pilihan Dasar Kewenangan Contoh Pelaksanaan Catatan

3 PA/KPA a. Dalam hal tidak ada penetapan PPK a. Berlaku secara umum untuk a. Cenderung tidak memiliki
menugaskan pada Pengadaan Barang/Jasa yang semua Perangkat Daerah pertentangan pemaknaan
PPTK untuk menggunakan anggaran belanja dari b. PA/KPA tetap berwenang dari sudut pandang aturan
laksanakan APBD, PA/KPA menugaskan PPTK untuk untuk berkontrak dan Pengelolaan Keuangan dan
tugas PPK melaksanakan tugas PPK (tugas huruf a menjalankan tugas yang Pelaku Pengadaan
(dengan sampai dengan m. PPTK yang tidak diserahkan kepada b. Mengoptimalkan tugas PPTK
Batasan) melaksanakan tugas PPK tersebut wajib PPTK sebagai bagian dari
memenuhi persyaratan kompetensi PPK. pengelola keuangan
(Pasal 11 ayat 3 dan 4 Perpres 12/2021) c. PA/KPA tetap dapat dibantu
b. PPTK memiliki tugas menyiapkan banyak pihak sesuai
dokumen pengadaan barang/jasa pada peraturan dalam
Kegiatan/Sub kegiatan SKPD/Unit SKPD menjalankan kewenangan
sesuai ketentuan peraturan (Ahli, Tim Teknis, Tim
perundangundangan yang mengatur Pendukung, Pengelola PBJ)
mengenai pengadaan barang/jasa (Bab d. Memperhatikan kewajiban
1 Bagian G Angka 3, Lampiran PMDN pemenuhan syarat
77/2020) kompetensi PPK bagi PPTK
yang ditugaskan
Pendekatan Sinkronisasi
Pengelola Keuangan dan Pelaku Pengadaan di Daerah
No Pilihan Dasar Kewenangan Contoh Pelaksanaan Catatan
4 PA/KPA a. KPA dalam Pengadaan Barang/Jasa a. Dapat digunakan pada a. Cenderung tidak memiliki
menugaskan sebagaimana melaksanakan Perangkat Daerah dengan pertentangan pemaknaan
PPK untuk pendelegasian sesuai dengan nilai anggaran relatif besar dari sudut pandang aturan
laksanakan pelimpahan dari PA. KPA dapat dan/atau pertimbangan Pengelolaan Keuangan dan
Pengadaan menugaskan PPK untuk melaksanakan rentang kendali/lokasi, Pelaku Pengadaan
(dengan kewenangan yang terkait dengan: a. contoh: Dinas PUPR, Dinas b. Mengoptimalkan tugas PPK
Batasan) melakukan tindakan yang Kesehatan, Dinas Pendidikan sebagai bagian dari Pelaku
mengakibatkan pengeluaran anggaran b. PA/KPA tetap berwenang Pengadaan
belanja; dan/atau b. mengadakan untuk berkontrak dan c. PA/KPA tetap dapat dibantu
perjanjian dengan pihak lain dalam menjalankan tugas yang banyak pihak sesuai
batas anggaran belanja yang telah tidak diserahkan kepada PPK peraturan dalam
ditetapkan (Pasal 10 ayat 1 dan 3 menjalankan kewenangan
Perpres 12/2021) (Ahli, Tim Teknis, Tim
b. PA memiliki kewenangan menetapkan Pendukung, Pengelola PBJ,
pejabat lainnya dalam SKPD yang PPTK)
dipimpinnya dalam rangka pengelolaan d. Memperhatikan kewajiban
keuangan daerah (Bab 1 Bagian E Angka pemenuhan syarat
1 huruf m, Lampiran PMDN 77/2020) pengangkatan PPK
e. Harus mempertimbangkan
beban kerja dan remunerasi
yang layak
Pendekatan Sinkronisasi
Pengelola Keuangan dan Pelaku Pengadaan di Daerah

No Pilihan Dasar Kewenangan Contoh Pelaksanaan Catatan

5 PA a. PPK melaksanakan tugas pelimpahan a. Dapat digunakan pada a. Penerapan berdasarkan identifikasi
menetapkan kewenangan dari PA/KPA, meliputi: a. Perangkat Daerah dengan kebutuhan
PPK untuk melakukan tindakan yang nilai anggaran relatif besar b. Memuat potensi pertentangan
laksanakan mengakibatkan pengeluaran anggaran Dinas PUPR, Dinas pemaknaan dari sudut pandang
Pengadaan belanja; dan b. mengadakan dan Kesehatan, Dinas Pendidikan aturan Pengelolaan Keuangan dan
dan sampai menetapkan perjanjian dengan pihak b. PPK melaksanakan tugas Pelaku Pengadaan
dengan lain dalam batas anggaran belanja kewenangan dalam c. Dapat didukung pengaturan oleh
berkontrak yang telah ditetapkan. (Pasal 11 ayat 2 pengadaan, melaksanakan Kepala daerah yang memiliki
Perpres 12/2021) tugas pelimpahan kewenangan dalam menerbitkan
b. PA memiliki kewenangan menetapkan kewenangan dari PA/KPA Sisdur Pengelolaan Keuangan
pejabat lainnya dalam SKPD yang mengadakan dan Daerah, berdasarkan beban
dipimpinnya dalam rangka menetapkan perjanjian anggaran, rentang kendali dan/atau
pengelolaan keuangan daerah (Bab 1 dengan pihak lain dalam lokasi
Bagian E Angka 1 huruf m, Lampiran batas anggaran belanja yang d. Mengoptimalkan tugas PPK sebagai
PMDN 77/2020) telah ditetapkan. bagian dari Pelaku Pengadaan
c. Kewenangan bersifat mandat e. Memperhatikan kewajiban
atas nama PA/KPA pemenuhan syarat pengangkatan
PPK
f. Harus mempertimbangkan beban
kerja dan remunerasi yang layak
Bagaimana PPHP/PjPHP ?

Pemeriksaan dan penerimaan hasil


pekerjaan menjadi tanggungjawab
PPK (Pihak yang berkontrak)

Proses pemeriksaan kelengkapan


administrasi dilakukan masing-masing pihak
sesuai tugas dan kewenangan

PPK dalam pemeriksaan dan penerimaan


dapat dibantu Ahli/Tim Teknis/Tim
Pendukung
W
Point Utama Perubahan

Perpres 12 Tahun 2021

1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
1. Kepala UKPBJ wajib memenuhi standar kompetensi
jabatan yang mencakup kompetensi teknis di bidang
Pengadaan Barang/Jasa.
2. Pembentukan UKPBJ dikecualikan bagi Lembaga
yang tidak memenuhi kriteria untuk membentuk
UKPBJ.
3. UKPBJ Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
melaksanakan peningkatan kapabilitas UKPBJ melalui
model kematangan UKPBJ untuk menuju pusat
Sumber : Materi Presentasi Kepala LKPP keunggulan Pengadaan Barang/Jasa
W
Point Utama Perubahan

Perpres 12 Tahun 2021

1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
UMK, Koperasi, dan
PPDN

Spesifikasi Alokasi Produk Alokasi nilai PPDN


Teknis / KAK UKK dan PDN paket UKK

Spesifikasi teknis/KAK K/L/Pemda wajib Paket pengadaan Kewajiban PPDN


menggunakan: menggunakan produk Barang/Pekerjaan dilakukan apabila
a. produk dalam usaha kecil serta Konstruksi/Jasa terdapat produk
negeri; koperasi dari hasil Lainnya dengan nilai dalam negeri yang
b. Produk produksi dalam negeri Pagu Anggaran memiliki penjumlahan
bersertifikat SNI; sampai dengan nilai TKDN ditambah
c. produk usaha K/L/Pemda wajib Rp15.000.000.000,00 nilai BMP paling
mikro dan kecil mengalokasikan (lima belas miliar sedikit 40%
serta koperasi dari paling sedikit 40% rupiah) diperuntukan Kewajiban PPDN
hasil produksi dari nilai anggaran bagi usaha kecil dilakukan pada tahap
dalam negeri; dan belanja barang/jasa dan/atau koperasi. Perencanaan,
d. produk ramah K/L/Pemda Persiapan, atau
lingkungan hidup. Pemilihan Penyedia.
W
Point Utama Perubahan

Perpres 12 Tahun 2021

1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
Jasa Konstruksi

1. Pengaturan Pengadaan Jasa Konstruksi


oleh LKPP
2. Pengaturan dalam ketentuan Klaster
Pemilihan Penyedia
W
Point Utama Perubahan

Perpres 12 Tahun 2021

1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
Sumber : Materi Presentasi Kepala LKPP
W
Point Utama Perubahan

Perpres 12 Tahun 2021

1. Pelaku Pengadaan
2. SDM dan Kelembagaan
3. UMK, Koperasi, dan PPDN
4. Jasa Konstruksi
5. Pembinaan Penyedia
6. E-Marketplace Pengadaan
E-Marketpalce

Pembelian secara Elektronik yang selanjutnya disebut E-


purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa
melalui sistem katalog elektronik atau toko daring

Katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada


memuat informasi berupa daftar, jenis, spesifikasi teknis,
TKDN, produk dalam negeri, produk SNI, produk ramah
lingkungan hidup, negara asal, harga, Penyedia, dan
informasi lainnya terkait barang/jasa.

Barang/jasa yang ditransaksikan melalui Toko Daring


memiliki kriteria:
a. standar atau dapat distandarkan;
b. memiliki sifat risiko rendah;
c. harga sudah terbentuk di pasar.
Barang/jasa tersebut tidak ditayangkan pada Katalog
Elektronik.
Lebih lanjut mengenai Toko Daring diatur dalam
Peraturan Kepala Lembaga.
Catatan !
Tidak tercapainya sebuah target kerja, sering
ditimpakan penanggung jawab kegagalan
tersebut adalah pihak pemilik tugas dan
kewenangan.

Permasalahan besar yang kerap terjadi adalah


ketika pemilik tugas dan kewenangan tidak
mengetahui tanggungjawab yang diemban.

32
Penyebab Pelanggaran

01 Tugas dan kewenangan yang tidak berjalan

02 Ketidaktahuan atas peraturan

03 Rakus / serakah

04 Intervensi kewenangan untuk menyimpang

05 Persepsi pembiasaan pelanggaran

33
Kewenangan Dalam Beberapa
Penugasan

Kelembagaan

34
Bagaimana Jika PA/KPA ditanya :
Apa dasar Saudara memiliki kewenangan sebagai PA/KPA ?
Kapan Saudara menerima kewenangan sebagai PA/KPA ?
Apakah Saudara sudah membaca dan mengetahui apa saja kewenangan yang
diberikan kepada Saudara sebagai PA/KPA ?
Apa saja kewenangan Saudara sebagai PA/KPA dalam Pengadaan ? Apa
dasarnya ?
Terkait kewenangan melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
Bagaimana prosedur kerja Saudara dalam menjalankan kewenangan melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja ?
Bagaimana Saudara bisa memastikan proses pengadaan pekerjaan ini bisa
dibayarkan ? Bagaimana tugas Saudara mengendalikannya agar tidak
menyimpang?
Terkait kewenangan melakukan mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam
batas anggaran yang ditetapkan, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
Jika Saudara melakukan pelimpahan kewenangan dalam mengadakan perjanjian
dengan pihak lain dalam batas anggaran yang ditetapkan, siapa yang Saudara
limpahkan? Apakah memenuhi persyaratan pelimpahan kewenangan? Bagimana
kontrol Saudara dalam pelimpahan kewenangan?
Terkait kewenangan menetapkan perencanaan pengadaaan, apa saja yang sudah
Saudara lakukan?
35
Bagaimana Jika PPK ditanya :
Terkait kewenangan menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis / Kerangka
Acuan Kerja, apa saja yang sudah Saudara lakukan? Bagaimana proses kerja
Saudara menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja?
Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara susun dan
tetapkan ada justifikasi atau pertimbangan teknisnya? Apa saja?
Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara tetapkan dibantu
oleh Ahli/Tim Teknis dalam penyusunannya? Apakah sudah Saudara periksa?
Bagaimana tata cara Saudara memeriksanya?
Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara tetapkan terdapat
hal-hal yang berpotensi diskriminatif?
Terkait kewenangan menyusun dan menetapkan HPS, apa saja yang sudah
Saudara lakukan? Bagaimana proses kerja Saudara menyusun dan menetapkan
HPS?
Apakah HPS yang saudara susun dan tetapkan ada justifikasi atau pertimbangan
teknisnya? Apa saja?
Apakah HPS yang saudara tetapkan dibantu oleh Ahli/Tim Teknis dalam
penyusunannya? Apakah sudah saudara periksa? Bagaimana tata cara Saudara
memeriksanya?
Apakah HPS Acuan Saudara menyusun HPS? Perlihatkan bukti penyusunan HPS
dan cara perhitungannya!
Apakah Saudara mengetahui adanya diskon dalam nilai HPS ini?
36 Apakah HPS ini mengacu harga pasar? Perlihatkan buktinya!
Bagaimana Jika PPTK ditanya :
Apa dasar Saudara memiliki kewenangan sebagai PPTK ?
Kapan Saudara menerima kewenangan sebagai PPTK ?
Apakah Saudara sudah membaca dan mengetahui apa saja kewenangan yang
diberikan kepada Saudara sebagai PPTK ?
Apa saja kewenangan Saudara sebagai PPTK dalam Pengadaan ? Apa dasarnya ?
Terkait kewenangan melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
Bagaimana prosedur kerja Saudara dalam menjalankan kewenangan membantu
tugas PA/KPA dalam rangka melaksanakan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran atas Beban anggaran belanja yang melaksanakan anggaran SKPD
yang dipimpinnya ?
Bagaimana Saudara mengendalikan kegiatan?
Terkait kewenangan melakukan mengendalikan kegiatan, apa saja yang sudah
Saudara lakukan?
Bisa diperlihatkan, apa saya laporan perkembangan pelaksanaan Kegiatan yang
pernah saudara terbitkan?
Terkait kewenangan dalam pengadaaan, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
Saudara terlibat dalam penyusnan Spesifikasi Teknis dan HPS?
Apa peran Saudara dalam pelaksanaan kontrak
37
Pemberi
“Ketika akan memberikan
kewenangan, pelajari terlebih
dahulu kesesuaian aturan, sifat
kewenangan, dan batasan
kewenangan yang akan diberikan,
serta lakukan kajian mengukur
kapasitas kemampuan penerima
kewenangan”
Penerima
“Setelah diketahui kewenangan
akan diterima, pelajari secara
proaktif kesesuaian aturan, sifat
kewenangan, dan batasan
kewenangan yang diberikan,
kemudian lakukan pengukuran diri
atas kewenangan tersebut”
Contoh pada PPTK :
Tugas : melaksanakan kegiatan pengadaan
barang/jasa sesuai dengan ketentuan
peraturan perulndang-undangan yang
mengatur pengadaan barang/jasajaan

Pertanyaan :
⊷ Sudah pahamkah tahapan pengadaan?
⊷ Kompetensi mumpuni?
⊷ Dukungan Sumber Daya ada?

Tindaklanjut :
⊷ Komunikasi kepada pemberi kewenangan
⊷ Siapkan dukungan sumber daya
⊷ Berbagi peran dan tugas

40

Tak menutup kemungkinan
kewenangan memuat
tanggungjawab dan risiko yang
besar, untuk itu perlu dipersiapkan
ikhtiar mitigasi risiko, bahkan dengan
skema distribusi kepada pihak yang
layak

41
BIG
CONCEPT
Pastikan setiap kewenangan akan
menjadi ibadah

42
Terimakasih

Fahrurrazi, 085624222715
Weblog : fahrurrazi.id
SOSIALISASI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NO. 2 TAHUN 2017
TENTANG JASA KONSTRUKSI

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PERBANDINGAN
UNDANG-UNDANG
JASA KONSTRUKSI

2
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 2 2
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERBANDINGAN
PERUMAHAN RAKYAT UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI
UU NO. 18 TAHUN 1999 UU NO. 2 TAHUN 2017
Wilayah Jasa Konstruksi Industri Konstruksi
Pengaturan
Lingkup Pengguna dan Penyedia Jasa Jasa, Usaha Penyediaan Bangunan dan
Konstruksi Rantai Pasok
Pembinaan Sentralisasi Desentralisasi
Lingkup 1. Pengaturan, 1. Penetapan Kebijakan
Pembinaan Pemberdayaan dan 2. Penyelenggaraan Kebijakan
Pengawasan 3. Pengawasan, Pemantauan, dan Evaluasi
2. Pengembangan 4. Pengembangan Jasa Konstruksi dan
(dilaksanakan oleh LPJK) Pengembangan Kerjasama
Klasifikasi ASMET CPC (KBLI)
Usaha
Partisipasi 1. Forum Jasa Konstruksi 1. Satu Lembaga
Masyarakat 2. Melalui Pembentukan 2. Peningkatan Peran Asosiasi
suatu Lembaga 3. Forum dalam berbagai Media

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 3 3
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERBANDINGAN
PERUMAHAN RAKYAT UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI
UU NO. 18 TAHUN 1999 UU NO. 2 TAHUN 2017
(SISTEMATIKA) (SISTEMATIKA)
TERDIRI ATAS 12 BAB DENGAN 46 PASAL TERDIRI ATAS 14 BAB DENGAN 106 PASAL
1. BAB I. KETENTUAN UMUM 1. BAB I. KETENTUAN UMUM
2. BAB II. ASAS DAN TUJUAN 2. BAB II. ASAS DAN TUJUAN
3. BAB III. USAHA JASA KONSTRUKSI
3. BAB III. TANGGUNG JAWAB DAN
4. BAB IV. PENGIKATAN JASA KONSTRUKSI
KEWENANGAN
5. BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
4. BAB IV. USAHA JASA KONSTRUKSI
6. BAB VI. KEGAGALAN BANGUNAN
7. BAB VII. PERAN MASYARAKAT 5. BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
8. BAB VIII. PEMBINAAN 6. BAB VI. KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN
9. BAB IX. PENYELESAIAN SENGKETA DAN KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
10. BAB X. SANKSI
11. BAB XI. KETENTUAN PERALIHAN
7. BAB VII. TENAGA KERJA KONSTRUKSI
12. BAB XII. KETENTUAN PENUTUP 8. BAB VIII. PEMBINAAN
9. BAB IX. SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI
10. BAB X. PARTISIPASI MASYARAKAT
11. BAB XI. PENYELESAIAN SENGKETA
12. BAB XII. SANKSI ADMINISTRATIF
13. BAB XIII. KETENTUAN PERALIHAN
14. BAB XIV. KETENTUAN PENUTUP

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 4 4
KETENTUAN UMUM

5
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 5 5
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KETENTUAN UMUM

Jasa Konstruksi adalah


layanan jasa konsultansi Menteri adalah menteri yang
konstruksi dan/atau pekerjaan menyelenggarakan urusan
konstruksi pemerintahan di bidang jasa
konstruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah
keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi Konsultansi Konstruksi
pembangunan, pengoperasian, adalah layanan keseluruhan
pemeliharaan, pembongkaran, Usaha Penyediaan
atau sebagian kegiatan yang
dan pembangunan kembali Bangunan adalah
meliputi pengkajian,
suatu bangunan pengembangan jenis usaha
perencanaan, perancangan,
jasa konstruksi yang dibiayai
pengawasan, dan manajemen
Standar Keamanan, sendiri oleh Pemerintah
penyelenggaraan konstruksi
Keselamatan, Kesehatan Pusat, Pemerintah Daerah,
suatu bangunan
dan Keberlanjutan adalah badan usaha, atau
pedoman teknis Keamanan, masyarakat, dan dapat
Keselamatan, Kesehatan tempat melalui pola kerjasama untuk Kegagalan Bangunan adalah
kerja konstruksi dan mewujudkan, memiliki, suatu keadaan keruntuhan
perlindungan sosial tenaga kerja, menguasai, mengusahakan, bangunan dan/atau tidak
serta tata lingkungan setempat dan/atau meningkatkan berfungsinya bangunan setelah
dan pengelolaan lingkungan kemanfaatan bangunan penyerahan akhir hasil jasa
hidup dalam penyelenggaraan konstruksi
jasa konstruksi

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 6
TANGGUNG JAWAB
DAN KEWENANGAN

7
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 7 7
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN
PERUMAHAN RAKYAT

Selaras dengan UU No. 23 Tahun 2014


Tentang Pemerintah Daerah
untuk Sub Urusan Jasa Konstruksi
TANGGUNG JAWAB KEWENANGAN
PEMERINTAH PUSAT KEPALA DAERAH
a. Peningkatan kapasitas usaha Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi yaitu :
b. Terciptanya kesetaraan hak-kewajiban a. Sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan
pengguna dan penyedia jasa Pemberdayaan dan Pengawasan
c. Terselenggaranya jasa konstruksi sesuai b. Pelatihan tenaga ahli
K4 c. Pengelolaan Sistem Informasi
d. Peningkatan kompetensi
Kewenangan Pemerintah Daerah
e. Peningkatan material dan peralatan Kabupaten/Kota:
dalam negeri a. Pelatihan tenaga terampil
f. Peningkatan partisipasi masyarakat b. Pengelolaan sistem informasi
g. Penyediaan sistem informasi jasa c. Penerbitan IUJK
konstruksi d. Pengawasan tertib usaha dan
penyelenggaraan

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 8
USAHA
JASA KONSTRUKSI

9
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 9 9
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN STRUKTUR USAHA JASA KONSTRUKSI
PERUMAHAN RAKYAT

JENIS USAHA SIFAT KLASIFIKASI LAYANAN USAHA


Umum 1. Arsitektur; 1. Pengkajian;
2. Rekayasa; 2. Perencanaan;
3. Rekayasa terpadu; dan 3. Perancangan;
4. Arsitektur lanskap dan 4. Pengawasan; dan/atau
Jasa Konsultansi perencanaan wilayah. 5. Manajemen penyelenggaraan konstruksi.
Konstruksi
Spesialis 1. Konsultansi ilmiah dan 1. Survei;
teknis; dan 2. Pengujian Teknis; dan/atau
2. Pengujian dan analisi teknis. 3. Analisis.

Umum 1. Bangunan gedung; dan 1. Pembangunan;


2. Bangunan sipil. 2. Pemeliharaan;
3. Pembongkaran; dan/atau
4. Pembangunan kembali.

Pekerjaan Konstruksi Spesialis 1. Instalasi; 1. Pekerjaan bagian tertentu dari bangunan


2. Konstruksi khusus; konstruksi atau bentuk fisik lainnya.
3. Konstruksi prapabrikasi;
4. Penyelesaian bangunan; dan
5. Penyewaan peralatan.

Pekerjaan Konstruksi 1. Bangunan gedung; dan 1. Rancang bangun; dan


Terintegrasi 2. Bangunan sipil. 2. Perekayasaan, pengadaan, dan pelaksanaan.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 10 10
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SEGMENTASI PASAR
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Bentuk dan Kualifikasi Usaha Segmentasi Pasar


1. Berisiko Kecil;
1. Orang Perseorangan dan
2. Berteknologi sederhana; dan
2. Badan Usaha Kualifikasi Kecil
3. Berbiaya kecil.

1. Berisiko sedang;
1. Badan Usaha Kualifikasi
2. Berteknologi madya; dan/atau
Menengah
3. Berbiaya sedang.

1. Badan Usaha Kualifikasi


1. Berisiko Besar;
Besar
2. Berteknologi Tinggi; dan/atau
2. Perwakilan Badan Usaha Jasa
3. Berbiaya Besar.
Konstruksi Asing

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 11 11
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
PERSYARATAN USAHA NASIONAL

Pasal 26-31

TDUP dan IUJK


diberikan oleh
Pemerintah
Daerah di
Kabupaten/Kota
tempat domisili

Berlaku di seluruh
wilayah RI

IZIN
TANDA
USAHA ORANG BADAN USAHA USAHA
DAFTAR
USAHA PERORANGAN JASA JASA
PERSEORANG KONSTRUKSI
KONSTRU
AN (TDUP)
KSI (IUJK)

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 12
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
SERTIFIKAT BADAN USAHA

Pasal 26-31

1 Wajib memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU).

2 SBU diterbitkan melalui sertifikasi dan registrasi oleh Menteri.


BADAN
USAHA JASA
SBU memuat jenis usaha, sifat usaha, klasifikasi usaha, dan
KONSTRUKSI 3 kualifikasi usaha.

Mengajukan permohonan SBU kepada Menteri melalui lembaga


4 sertifikasi Badan Usaha yang dibentuk oleh asosiasi terakreditasi
yang memenuhi persyaratan tertentu.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 13
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENGATURAN USAHA
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI ASING

1.Cara BUJK asing berusaha di indonesia melalui:


a. Membuka kantor perwakilan
b. Kerjasama modal dengan BUJK Nasional

2.Kewajiban BUJK Asing antara lain:


a. Kerjasama dengan BUJK Nasional kualifikasi besar
b. Menempatkan WNI sebagai PEJABAT
TERTINGGI
c. Mempekerjakan lebih banyak TKI
d. Melaksanakan alih teknologi

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 14 14
TENAGA KERJA
KONSTRUKSI

15
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 15 15
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA KERJA
PERUMAHAN RAKYAT KONSTRUKSI

STANDAR REMUNERASI TENAGA


MINIMUM KERJA
KONSTRUKSI

KUALIFIKASI:
1. OPERATOR;
SERTIFIKASI
2. TEKNISI/ANALIS; DAN PELATIHAN KOMPETENSI
3. AHLI. KERJA
KLASIFIKASI:
1. ARSITEKTUR;
2. SIPIL;
3. MEKANIKAL;
4. ELEKTRIKAL;
5. TATA LINGKUNGAN; DAN LEMBAGA
6. MANAJEMEN SERTIFIKASI
PELAKSANAAN PROFESI

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 16
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA KERJA
PERUMAHAN RAKYAT KONSTRUKSI ASING

SERTIFIKAT
KOMPETENSI PENYELENGGARAAN
KERJA JASA KONSTRUKSI

WAJIB

KETENTUAN YANG WAJIB


DIPENUHI:
1.Memiliki RPTKA dan IMTA
2.Hanya Jabatan tertentu
3.Teregistrasi dari Menteri
Tenaga
Kerja
4.Melakukan alih pengetahuan dan
Konstruksi teknologi
Asing

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 17
PENYELENGGARAAN
JASA KONSTRUKSI

18
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 18 18
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Dikerjakan sendiri
Usaha Jasa
Konstruksi Pengikatan jasa
konstruksi
Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
Usaha Dikerjakan sendiri
Penyediaan
Perjanjian penyediaan
Bangunan
bangunan

Pemda Provinsi dapat membuat kebijakan khusus


untuk meningkatkan kapasitas pelaku jasa konstruksi di
daerah
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 19 19
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN KONTRAK KERJA KONSTR
RAKYAT Pasal 46

Pengguna
Hubungan kerja Penyedia Jasa
Jasa

Kontrak Kerja
Konstruksi

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 20 20
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT Pasal 47-50 KONTRAK KERJA KONSTRUKS

Kontrak kerja konstruksi mencakup uraian:


a. Para pihak; i. Pemutusan Kontrak Kerja Konstruksi;
b. Rumusan pekerjaan; j. Keadaan memaksa;
c. Masa pertanggungan; k. Kegagalan bangunan;
d. Hak dan kewajiban yang setara; l. Pelindungan pekerja;
e. Penggunaan tenaga kerja m.Pelindungan terhadap pihak ketiga;
konstruksi bersertifikat; n. Aspek lingkungan;
f. Cara pembayaran; o. Jaminan atas risiko; dan
g. Wanprestasi; p. Pilihan penyelesaian sengketa
h. Penyelesaian perselisihan; konstruksi.

Memuat juga:
1. Kesepakatan tentang pemberian insentif Penggunaan bahasa:
2. Ketentuan Hak kekayaan intelektual untuk jasa 1. Dibuat dalam Bahasa Indonesia
perencanaan.
2. Dibuat dalam Bahasa Indonesia dan bahasa
3. Ketentuan tentang subpenyedia jasa serta
pemasok bahan, komponen bangunan, dan/atau Inggris dalam hal dengan pihak asing.
peralatan yang harus memenuhi standar untuk 3. Dalam hal terjadi perselisihan digunakan
pelaksanaan layanan jasa konstruksi.
kontrak dalam Bahasa Indonesia.
4. Kewajiban alih teknologi untuk kontrak yang
dilakukan dengan pihak asing.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 21 21
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
PEMILIHAN PENYEDIA JASA

METODE PEMILIHAN PENYEDIA JASA

Pekerjaan Konstruksi Jasa Konsultansi Konstruksi


a. Tender: Pascakualifikasi, a. Seleksi: Pascakualifikasi
Prakualifikasi, dan Cepat dan Prakualifikasi
b. Pengadaan secara b. Pengadaan Langsung
eletronik
c. Pengadaan Langsung c. Penunjukan Langsung
d. Penunjukan Langsung

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 22 22
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENGELOLAAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

PENYEDIA JASA PENGGUNA JASA


1. Hasil Pekerjaan Tepat Membayar Hasil
Biaya, Mutu, dan Kontrak
Waktu Kerja Pekerjaan
2. Pelaksanaan sesuai Konstruksi
Perjanjian Kontrak
3. Memenuhi standar K4 Sumber Dana
Pemerintah; Badan
SUB PENYEDIA JASA Usaha; dan/atau
1. Hasil Pekerjaan Tepat Masyarakat.
Biaya, Mutu, Dan Waktu
2. Pekerjaan Utama
diberikan kepada BUKTI KEMAMPUAN
Spesialis
3. Pekerjaan Penunjang
MEMBAYAR DAN/ATAU
diberikan kepada KOMITMEN
Kualifikasi Kecil PENGUSAHAAN
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 23 23
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENJAMINAN PENYEDIA
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Jaminan terdiri atas:


1. Jaminan penawaran;
2. Jaminan pelaksanaan;
3. Jaminan uang muka;
4. Jaminan pemeliharaan; dan/atau
5. Jaminan sanggah banding.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 24 24
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KEGAGALAN BANGUNAN
PERUMAHAN RAKYAT
Kegagalan Bangunan:
Suatu keadaan keruntuhan bangunan
dan/atau tidak berfungsinya bangunan
Laporan/Pengaduan setelah penyerahan akhir
RUNTUHNYA HANGGAR DI BANDARA
MAKASSAR
Penerimaan Laporan Kegagalan
Bangunan oleh Menteri

Penetapan Penilai Ahli oleh


Menteri 1. Standar Mutu Bahan
2. Standar Mutu Peralatan
3. Standar Keselamatan Kerja Dan Kesehatan
4. Standar Prosedur Pelaksanaan
Laporan dari Penilai Ahli 5. Standar Mutu Hasil Pelaksanaan
6. Standar Operasi Dan Pemeliharann
7. Pedoman Pelindungan Sosial Tenaga Kerja
8. Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penentuan Pihak yang 9. Memperhatikan Kondisi Geografi Rawan
Bertanggungjawab Gempa

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 25 25
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

Penetapan Penilai Ahli oleh Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
diterimanya laporan

Kriteria Penilai Ahli:

1. memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja pada jenjang jabatan ahli


di bidang yang sesuai klasifikasi bangunan yang di nilai

2. Memiliki pengalaman sebagai perencana, pelaksana, dan/atau


pengawas untuk klasifikasi bangunan yang di nilai

3. Terdaftar di kementerian yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang Jasa Konstruksi

4. Bekerja secara profesional dan tidak memihak

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 26 26
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

• Pengguna Jasa bertanggung jawab


atas Kegagalan Bangunan yang
terjadi setelah jangka waktu yang
telah ditentukan
Penentuan Pihak
yang
Bertanggungjawab
dalam Kegagalan • Penyedia Jasa wajib bertanggung
Bangunan jawab atas Kegagalan Bangunan
dalam jangka waktu yang ditentukan
sesuai dengan rencana umur
konstruksi paling lama 10 (sepuluh)
tahun terhitung sejak penyerahan
akhir layanan Jasa Konstruksi
Jangka waktu
pertanggungjawaban atas
Kegagalan Bangunan harus
dinyatakan dalam Kontrak
Kerja Konstruksi

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 27 27
PEMBINAAN

28
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 28 28
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PEMBINAAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH PUSAT
• Penetapan kebijakan
• Penyelenggaraan kebijakan strategis,
• Pemantauan dan evaluasi
• Pengembangan kerjasama dan
• Dukungan kepada gubernur
GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
• Penerapan pedoman teknis
• Penyelenggaraan kebijakan di wilayah provinsi
• Pemantauan dan evaluasi, dan
• Pemberdayaan
BUPATI/WALIKOTA
• Penyelenggaraan kebijakan di wilayah kabupaten/kota; dan
• Pemantauan dan evaluasi

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 29
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENGAWASAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Pemerintah Tertib penyelenggaraan


Pusat dan/atau
Pemerintah Tertib usaha dan perizinan
Daerah tata bangunan
Mengawasi Tertib pemanfaatan dan
kinerja Penyedia Jasa

Bangunan perwakilan
Republik Indonesia di luar
Pemerintah negeri
Pusat
Mengawasi Bangunan perwakilan asing di
wilayah Indonesia

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 30
SISTEM INFORMASI
JASA KONSTRUKSI

31
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 31 31
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SISTEM INFORMASI
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Pengguna, Penyedia, dan


Institusi terkait HARUS
memberikan
DATA dan INFORMASI Tanggung jawab dan
kewenangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah

SISTEM INFORMASI Pembinaan Pemerintah Pusat


TERINTEGRASI: dan Pemerintah Daerah

Tugas dan layanan yang


DIKELOLA dilakukan oleh masyarakat
PEMERINTAH PUSAT

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 32
PARTISIPASI
MASYARAKAT

33
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 33 33
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Masyarakat melalui SATU LEMBAGA akan


melaksanakan sebagian wewenang pemerintah pusat
Kepengurusan LEMBAGA yang dibentuk oleh Menteri
mendapat persetujuan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

• Jumlah dan sebaran anggota


PERSYARATAN • Pemberdayaan anggota
ASOSIASI
• kepengurusan yang demokratis
TERAKREDITASI
• Sarana dan prasarana

• APBN dan/atau sumber lain yang sah


PEMBIAYAAN
• PNBP

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 34
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Akses informasi 1. Dugaan Kejahatan dan Pelanggaran tidak


pengaduan, gugatan, dan mengganggu atau menghentikan
upaya mendapatkan ganti penyelenggaraan jasa konstruksi
kerugian atau kompensasi
2. Dugaan Kerugian Negara dilakukan
Membentuk asosiasi
berdasarkan hasil pemeriksaan dari
BPK

PENGADUAN PEMERIKSAAN

Aparat Penegak
Masyarakat Umum
Hukum PEKERJAAN KONSTRUKSI

Dikecualikan:
 Masukan Perumusan Kebijakan
Jasa Konstruksi. a.Terjadi hilangnya nyawa seseorang
 Forum Jasa Konstruksi di berbagai b.Tertangkap tangan melakukan tindak
MEDIA pidana korupsi.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 35
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
PENYELESAIAN SENGKETA

TIDAK TERCAPAI

MUSYAWARAH
PENYELESAIAN DISESUAIKAN BERDASARKAN
UNTUK
SENGKETA KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
MUFAKAT

TAHAPAN UPAYA PENYELESAIAN


SENGKETA MELIPUTI : YA
a. MEDIASI; Dapat dibentuk Tercantum upaya
b. KONSILIASI DAN; Dewan Sengketa penyelesaian?
c. ARBITRASE;
TIDAK
PARA PIHAK BERSENGKETA
Anggota dewan sengketa harus MEMBUAT TATA CARA
PROFESIONAL dan NETRAL PENYELESAIAN SENGKETA
YANG DIPILIH.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 36
PENUTUP

37
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 37 37
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SANKSI ADMINISTRATIF,
PERUMAHAN RAKYAT KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

1. SANKSI ADMINISTRATIF DIBERIKAN KEPADA YANG


TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
2. LEMBAGA SESUAI UU NO. 18 TAHUN 1999 TETAP
MENJALANKAN TUGAS SAMPAI DENGAN
TERBENTUKNYA LEMBAGA SESUAI UNDANG-
UNDANG INI

3. UNDANG-UNDANG NO. 18 TAHUN 1999 DINYATAKAN


TIDAK BERLAKU.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 38
KELEMBAGAAN Menteri
UU
DIBENTUK DAN Dewan Pengawas 20/2014
BERTANGGUNG JAWAB

LEMBAGA
UNSUR:
1. Asosiasi Perusahaan Sesuai peraturan
2. Asosiasi Profesi perundangan
3. Penguna Jasa DIAKREDITA
SI
4. Perguruan Tinggi/Pakar
5. Asosiasi terkait Rantai REGISTRASI
Pasok Lembaga
UU
Diklat
ASOSIASI ASOSIASI 13/2003
Teregistrasi
LISENSI PERUSAHAAN PROFESI UU
PERSETUJUA TERAKREDITA TERAKREDITA 11/2014
N SI SI

dapat
DPR dapat membentuk dapat membentuk
LISENSI membentuk

LS-
LS-P
BU
SERTIFIKAS SERTIFIKAS LSP1 :
I REGISTRASI I
LSP2 :
LSP3 :

BADAN USAHA KONSTRUKSI TK. KONSTRUKSI

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK


INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG 39
JASA KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH


PEMBINAAN DAN PERAN TENTANG PENYELENGGARAAN
TENTANG USAHA JASA
MASYARARAKAT JASA KONSTRUKSI JASA KONSTRUKSI
KONSTRUKSI

PERATURAN PERATURAN MENTERI PERATURAN PRESIDEN PERATURAN PRESIDEN


MENTERI TENTANG TENTANG SISTEM TENTANG PENYEDIAAN TENTANG PENJAMINAN
PERAN SERTA INFORMASI JASA BANGUNAN PENYELENGGARAAN JASA
MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI
PERATURAN MENTERI PERATURAN
TENTANG PEMBINAAN TENTANG PEMBINAAN MENTERI
USAHA JASA TENAGA KERJA TENTANG
KONSTRUKSI KONSTRUKSI PEMBINAAN K4

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 40
TERIMA KASIH
Fauzi Rahmannullah
FAUZIRAHMANNULLAH
ARS - UPI
Pengertian organisasi yang paling sederhana
adalah bersatunya kegiatan-kegiatan dari dua
individu atau lebih di bawah satu koordinasi
dan berfungsi mempertemukan mereka
menjadi satu tujuan.
Fungsi organisasi kompleks adalah mengubah
sesuatu (dapat berupa material, informasi,
ataupun masyarakat) melalui suatu tatanan
terkoordinasi yang mampu memberi nilai
tambah, sedemikian rupa sehingga
memungkinkan organisasi mencapai tujuannya
dengan baik.
Proses pembentukan organisasi
yang kompleks diawali dengan
pembentukkan sekelompok orang,
di mana sekelompok orang tersebut
dapat di mulai dengan bertemunya
dua orang atau lebih.
Grup dapat berhasi jika setiap angggotanya
mampu menempatkan diri dalam posisinya
sesuai tujuan bersama dan bekerja dalam
kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
ROLE Perilaku yang diharapkan seseorang
yang dapat menempatkannya dalam
lingkungan sosial
NORMS Menerima tandar yang ditetapkan
STATUS Menempatkan pada lavel yang
bergengsi dalam grup
GROUP COHESIVENESS Bagaimana setiap anggota saling
terikat dalam grup dan berpandangan
sama
Kondisi dalam grup yang berpotensi menciptakan
ketidakakuran diantaranya akan menciptakan akibat yang
ditimbulkan dan akan berpengaruh secara tidak langsung
terhadap organisasi. Pengaruh tersebut adalah sebagai
berikut:

Pengaruh pada struktur organisasi:


▪ Grup menjadi tertutup, dibutuhkan loyalitas anggotanya.
▪ Terjadi perubahan fungsi dari fungsi sosial menjadi fungsi
kegiatan untuk mendapatkan grup yang efektif.
▪ Grup akan efektif jika anggota grup siap menerima
pimpinan dalam grup.
▪ Struktur kerja grup menjadi mekanistik.
Muncul sikap terhadap grup lain:
▪ Beranggapan grup lain adalah musuh.
▪ Beranggapan grup kita adalah yang terbaik.
▪ Meningkatnya sikap permusuhan.
▪ Grup harus mendukung jika salah satu anggota berbuat
kesalahan.
Perilaku grup yang berhasil:
▪ Dalam kondisi apapun harus berhasil.
▪ Cenderung menjadi lamban/terarur.
▪ Percaya diri bahwa grupnya adalah yang terbaik.
▪ Terjadi perubahan hubungan antaranggota, dari task
centered menjadi relationship centered.
Perilaku grup yang gagal:

▪ Tidak mau menerima kesalahan.


▪ Mencari kambing hitam di luar grup. Bila tidak
memperolehnya, akan dicari di dalam grup.
▪ Menerima kekalahan dan berusaha
memperbaiki pada kesempatan mendatang.

Mencegah terjadinya konflik dalam grup:


▪ Berkonsentrasi pada sasaran jangka panjang.
▪ Saling berkomunikasi.
▪ Perputaran tugas dalam grup atau departemen.
1. PRESTAGE,
setiap anggota mempunyai karakter dan ketertarikan
yang berbeda dan perbedaan disini dituangkan ke
dalam visi dan misi.
1. FORMING,
dapat dikatakan bahwa tahap ini merupakan scanning
di mana setiap anggota meraba dan menganggap
setiap anggota sebagai bagian dari hidup.
1. STORMING,
setiap anggota dengan berbagai ketertarikan sebagai
hasil scanning karakter mulai melakukan
pengelompokkan.
1. NORMING,
tujuan utamanya dalah membawa grup tetap
berfokus pada tujuan grup, bukan tujuan individu.

1. PERFORMING,
umumnya, pada tahap ini grup sudah berfungsi
dan mengarah pada pencapaian tujuan grup.

1. ADJOURNING,
tahap ini merupakan tahap akhir di mana stelah
tujuan tercapai, masing-masing anggotanya mulai
berhenti memainkan fungsi dan perannya.
TAHAP CIRI-CIRI
LAHIR
MASA TUMBUH ▪Jumlah pekerja meningkat
▪Pangsa pasar meningkat
▪Diversifikasi produk
▪Keuntungan meningkat
MASA DEWASA ▪Stabil
▪Bertahan pada posisinya
MENURUN ▪Penjualan menurun
▪Keuntungan menurun
▪Bukan yang terbaik
▪Produk tidak sesuai dengan pasar
MATI
Pihak manajemen harus tanggap terhadap perubahan yang terjadi di luar
organisasi sehingga dengan cepat dapat merombak strukturnya (organisasi
bersifat dinamis) untuk mengantisipasi atau meningkatkan kinerja organisasi
tersebut.

Wallce mengidentifikasikan empat faktor utama yang dapat menyebabkan


reorganisasi, yaitu:

▪ Technology revolution, kompleksitas dan keanekaragaman produk, adanya


material baru dalam proses, pengaruh hasil-hasil penelitian.
▪ Competition and the profit squeeze, pasar yang telah jenuh, inflasi atas upah
dan harga material, efisiensi produk.
▪ The high cost of marketing
▪ The unpredictablility of consumer demands.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
proyek umumnya dibedakan atas :

hubungan fungsional :
Pola hubungan yang berkaitan dengan
fungsi pihak-pihak tersebut, dan hubungan
kerja (formal) yaitu pola hubungan yang
berkaitan dengan kerjasama antara pihak-
pihak yang terlibat dalam suatu proyek
konstruksi yang dikukuhkan dengan
dokumen kontrak.
Lembaga Pemilik Konsultan: perencana, supervisi
Internal Proyek dan manajemen

Kontraktor Utama
Tenaga Kerja Kontraktor Khusus
Manajemen
Proyek
Badan
Pemasok (supplier)
Pemerintah

Lembaga
Masyarakat Institusi Keuangan
Pelayanan
Secara fungsional, ada 4 (Empat)
pihak yang sangat berperan dalam
suatu proyek konstruksi, yaitu :

▪ Pemilik proyek,
▪ Konsultan Perencana,
▪ Konsultan Pengawas dan
▪ Kontraktor.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
pemilihan bentuk organisasi (pendekatan
manajemen) dalam suatu proyek konstruksi
adalah
▪ jenis proyek,
▪ keadaan anggaran belanja,
▪ keadaan dan kemampuan pemberi tugas
yang berkaitan dengan teknis dan
administrasi, dan
▪ sifat proyek.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan
bentuk organisasi (pendekatan manajemen) dalam
suatu proyek konstruksi, adalah:
▪ Jenis proyek, misalnya konstruksi rekayasa berat,
konstruksi industri, konstruksi bangunan gedung,
konstruksi bangunan pemukiman.
▪ Keadaan anggaran biaya (kecepatan pengambilan
investasi).
▪ Keadaan dan kemampuan pemberi tugas yang
berkaitan dengan teknis dan administratif.
▪ Sifat proyek: tunggal, berulang sama, jangka panjang.
Manajemen proyek adalah

semua perencanaan, pelaksanaan,


pengendalian dan koordinasi suatu
proyek dari awal (gagasan) hingga
berakhirnya proyek untuk menjamin
pelaksanaan proyek secara tepat
waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
Tentukan Tujuan Survey
Sumber Daya Susun
Strategi
(PERENCANAAN)

Sumber Ukur Pencapaian Sasaran Alokasi Sumber Daya


daya Pelaporan Penyelesaian Petunjuk Pelaksanaan Hasil
Proyek Masalah Koordinasi dan Motivasi Akhir
(5 M) (PENGENDALIAN) Staf (PELAKSANAAN)

Tim
Proyek Tahapan Proyek

Penjelasan Disain Pengadaan Pelaksanaan


Proyek konstruksi dikelola oleh sekelompok orang yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Setiap proyek MK dikelola oleh tim yang terdiri dari :

▪ Team Leader,
▪ Koordinator (Jika diperlukan) ,
▪ Tenaga Ahli (Arsitektur, Struktur, Mekanikal, Elektrikal,
Plumbing, Lingkungan, Interior, Infrastruktur, Lansekap, dll)
▪ Tenaga Pendukung Utama : Pengawas Lapangan, Estimator,
Drafter)
▪ Tenaga Administrasi (administrasi kontrak, personalia dan
keuangan)
▪ TenagaTambahan
Proyek Perencanaan dikelola oleh tim yang terdiri dari :

▪ Team Leader,
▪ Koordinator (jika diperlukan)
▪ Tenaga Ahli (Arsitektur, Struktur, Mekanikal, Elektrikal,
Plumbing, Lingkungan, Interior, Infrastruktur, Lansekap, dll)
▪ Assisten Ahli
▪ Tenaga Pendukung Utama : Surveyor, Estimator, Drafter)
▪ Tenaga Administrasi (administrasi kontrak, personalia dan
keuangan)
▪ TenagaTambahan (operator komputer, ob, security, driver,…)
oleh tim yang terdiri dari :

▪ Manajer Proyek ( Project Manager),


▪ Site Manager,
▪ Pelaksana Lapangan (Ars, Struktur, Interior, ME, Lansekap,
dll)
▪ Tenaga Pendukung Utama : Surveyor, Estimator, Logistik,
Drafter)
▪ Tenaga Administrasi (administrasi kontrak, personalia dan
keuangan)
▪ TenagaTambahan : Security, Driver, OB,
Team Leader/Project Manager dapat
didefinisikan sebagai :

seseorang yang bertanggung jawab


terhadap pelaksanaan hingga selesainya
suatu proyek, mulai dari kegiatan yang
paling awal samapi akhir
bentuk organisasi atau pendekatan
manajemen, yaitu:

1. Tradisional (traditional/classical organizatio).


2. Swakelola (force account).
3. Proyek putar kunci (turnkey project).
4. Proyek yang memisahkan kegiatan
perencanaan dengan kegiatan pengawasan
pelaksanaan proyek.
5. Proyek yang menggunakan konsultan
manajemen sebagai manajer konstruksi.
Ciri-ciri bentuk organisasi semacam ini adalah:
▪ Konsultan perencana terpisah
▪ Kontraktor utama tunggal

▪ Banyak melibatkan subkontraktor atau dikerjakan


sendiri oleh kontraktor utama
▪ Jenis-jenis kontrak yang biasanya diterapkan:
harga tetap (fixed cost/Lumpsum), harga satuan
(unit price), maksimum bergaransi, kontrak biaya
tambah-upah tetap.
Pemilik Proyek

Konsultan Kontraktor Utama

Kontraktor Utama Kerja dengan


kemampuan sendiri
Ciri-ciri bentuk organisasi proyek swakelola
adalah:
▪ Pemilik proyek bertanggung jawab atas
perencanaan dan pelaksanaan proyek
(bertindak sebagai konsultan perencana dan
kontraktor).
▪ Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
kemampuan sendiri secara fakultatif atau
dilaksanakan oleh kontraktor/subkontraktor.
▪ Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap,
harga satuan, kontrak yang dinegosiasikan.
Pemilik Proyek

Divisi Perencana Divisi Pleaksana

Kontraktor Kerja dengan


Sub-kontraktor kemampuan sendiri
Ciri-ciri bentuk organisasi proyek
putar kunci /Turn Key

Konsultan-kontraktor berfungsi sebagai perencana


dan pelaksana adalah:

▪ Suatu perusahaan yang bertanggung jawab baik


untuk perencanaan maupun pelaksana konstruksi.
▪ Melibatkan kontraktor spesialis.
▪ Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga
maksimum bergaransi, kontrak konstruksi desain
dengan biaya tambah upah tetap.
Pemilik Proyek

Konsultan
Kontraktor

Konsultan Kontraktor Utama

Sub-kontraktor Kerja dengan


kemampuan sendiri
Ciri-ciri organisasi putar kunci di mana konsultan-
kontraktor berfungsi sebagai perencana dan
pengawas adalah:

▪ Pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan


perencanaan berbeda dengan pihak yang
bertanggug jawab terhadap pengawasan.

▪ Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga


maksimum bergaransi, kontrak konstruksi desain
dengan biaya tambah upah tetap.
Pemilik Proyek

Konsultan Konsultan Supervisi


Perencana

Kontraktor
Pemilik Proyek

Manajemen
Konstruksi

Konsultan Perencana Kontraktor


Karakteristik organisasi garis (line organization) adalah:
▪ Bentuk organisasi tertua dan paling sederhana
▪ Jumlah karyawan sedikit; pemilik merupakan pimpinan
tertinggi
▪ Pemberian wewenang dan tanggung jawabbergerak
vertikal dari atas ke bawah
Keunggulan:
▪ Bentuk organiasasi sederhana, mudah dipahami dan
dilaksanakan.
▪ Pemberian tugas, tanggung jawab dan wewenang cukup
jelas.
▪ Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat
karena komunikasi mudah.
Kekurangan:

▪ Bentuk organisasi tidak fleksibel.


▪ Kemungkinan pimpinan bertindak otokratis
cukup besar.
▪ Ketergantungan pada seseorang cukup
besar; jika salah satu “hilang” akan terjadi
kekacauan.
Owner

Manajer Proyek

Manajer Layanan Manajer


Perencana Pendukung konstruksi
Owner

Divisi Perencanaan Manajer Proyek Divisi Konstruksi

Manajer Layanan Manajer


Perencana Pendukung konstruksi
Owner

Divisi Perencanaan Manajer Proyek Divisi Konstruksi


Owner

Divisi
Manajer Proyek Divisi Konstruksi
Perencanaan

Manajer Manajer
Perencana konstruksi
Ketua
Wakil Ketua

Sekretaris Bendahara

Seksi Seksi Seksi


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07 TAHUN 2019
TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI
MELALUI PENYEDIA
Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
RIWAYAT PENDIDIKAN
SMA Negeri 1 Medan
S1 Teknik Sipil UGM
S2 Const. Contract Manag. UTM

RIWAYAT PEKERJAAN
BP Konstruksi PU 2009
FANI DHUHA Kasi Penjaminan Mutu, Dit. KSP, 2015
kepala seksi standar dan pedoman Kasi Pasar Nasional, Dit. Investasi, 2016
subdit sistem penyelenggaraan Kasi Standar dan Pedoman, Dit BPJK, 2017
direktorat bina penyelenggaraan jasa konstruksi
OUTLINE

01 02 03
JASA KONSULTANSI PEKERJAAN
PENGANTAR
KONSTRUKSI KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 3


pengantar 01
PERATURAN TERKAIT PBJ
• PERPRES 16 2018 • UU 2 2017
• PERLEM LKPP • PP (masih dalam penyusunan)
• PERMEN 07 2019

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 5


LATAR BELAKANG

PERPRES 16 TAHUN 2018 PERLEM LKPP NO 9 TAHUN 2018

Perpres 54/2010 beserta perubahannya Pekerjaan Konstruksi dan


dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Jasa Konsultansi Konstruksi
Permen PU No 7/2011 sebagai pengaturan
pengadaan untuk pekerjaan konstruksi dan • SSUK,
jasa konsultansi yang disusun berdasarkan • SSKK,
Perpes 54/2010 harus disesuaikan • Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas,
berdasarkan Perpes 16 Tahun 2018 • Persyaratan kualifikasi teknis,
• Persyaratan kualifikasi kemampuan keuangan,
• Pelaksanaan evaluasi teknis
Menteri dapat menindaklanjuti pelaksanaan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pepres untuk pengadaan yang dibiayai APBN yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi Jasa
dengan peraturan menteri. Konstruksi

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 6


JUDUL PERATURAN MENTERI
PERBEDAAN:
1. “Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi”, diubah menjadi
Permen PU Nomor 7 “Jasa Konstruksi”. Hal ini sesuai
Tahun 2011 dengan definisi “Jasa Konstruksi”
tentang Standar dan Pedoman dalam UU No.2 Tahun 2017 bahwa
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Jasa Konstruksi adalah layanan
dan Jasa Konsultansi jasa konsultansi konstruksi
(revisi terakhir: Permen PUPR
No.31 Tahun 2015)
dan/atau pekerjaan konstruksi.

Permen PUPR 2. Ditambahkan kata “melalui


Nomor 7 Tahun 2019 Penyedia”, karena permen hanya
mengatur tatacara pengadaan jasa
tentang Standar dan Pedoman
konstruksi melalui tender/seleksi,
Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia yang nantinya akan dilaksanakan
oleh penyedia jasa, tidak mengatur
yang dilaksanakan secara
swakelola.
LINGKUP PENGATURAN

PERMEN PU No. 7 PERMEN PUPR No. 7


Tahun 2011 Tahun 2019
Pasal 3 ayat (1) mengatur bahwa Peraturan
Pasal 3 mengatur bahwa Pengadaan
Menteri ini diperuntukkan bagi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan jasa Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi melalui
konsultansi dalam penyelenggaraan jasa Tender/Seleksi di lingkungan
konstruksi yang pembiayaannya baik kementerian/lembaga yang pembiayaannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara.
dari anggaran pembangunan
pemerintah (pusat/daerah). Pasal 3 ayat (4) mengatur bahwa Peraturan
Menteri ini menjadi acuan bagi pemerintah
daerah dalam menyusun dokumen pengadaan
Jasa Konstruksi melalui Penyedia
PERUBAHAN STRUKTUR

PERMEN PUPR No. 7


Tahun 2019
Bab I 3 pasal
Bab II 8 pasal

PERMEN PU No. 7 Bab III 14 pasal

Tahun 2011 Bab IV 8 pasal


Bab V 17 pasal
 25 pasal Bab VI 41 pasal
 Tanpa pembagian Bab Bab VII 4 pasal
Bab VIII 1 pasal
Bab IX 2 pasal
Bab X 2 pasal
(TOTAL 10 BAB) (TOTAL 100 PASAL)
LAMPIRAN SDP

1. Standar Dokumen Kualifikasi


JASA KONSULTANSI

2. Standar Dokumen Seleksi Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya


3. Standar Dokumen Seleksi Metode Evaluasi Kualitas a. Kontrak Waktu
4. Standar Dokumen Seleksi Metode Pagu Anggaran Penugasan
5. Standar Dokumen Seleksi Metode Biaya Terendah b. Kontrak LS
6. Standar Dokumen Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Berbentuk Perorangan
PEK. KONSTRUKSI

1. Standar Dokumen Kualifikasi


2. Standar Dokumen Pemilihan Metode Evaluasi Harga Terendah Sistem Gugur a. Kontrak
3. Standar Dokumen Pemilihan Metode Evaluasi Harga Terendah Ambang Batas Gabungan
4. Standar Dokumen Pemilihan Sistem Nilai Metode Pascakualifikasi b. Kontrak LS
5. Standar Dokumen Tender Sistem Nilai Metode Prakualifikasi c. Kontrak HS

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 10


PROSES PEMILIHAN
ADMINISTRATIF

TEKNIS
PENYEDIA KUALIFIKASI
TEKNIS
KEUANGAN

PEMILIHAN
ADMINISTRATIF

BARANG/JASA PENAWARAN TEKNIS

HARGA/
BIAYA

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 11


METODE KUALIFIKASI

Kualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan


kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan
tertentu lainnya dari Penyedia

Untuk pengadaan JK Badan usaha dan PK bersifat kompleks

PRAKUALIFIKASI Proses penilaian kualifikasi yang dilakukan


sebelum pemasukan penawaran

Untuk pengadaan JK Perorangan dan PK bersifat tidak kompleks

PASCAKUALIFIKASI Proses penilaian kualifikasi yang dilakukan


setelah pemasukan penawaran

12
SIMULASI DURASI PROSES TENDER

PASCAKUALIFIKASI 1 FILE HARGA TERENDAH = 35 hari kerja

Pengumuman dan Evaluasi dan Penetapan Pemenang,


Pemasukan Dok Pembuktian Masa Sanggah, Sanggah
Penawaran Kualifikasi Banding

7 hari kerja 7 hari kerja 21 hari kerja

PRAKUALIFIKASI 2 FILE SISTEM NILAI = 62 hari kerja

Pengumuman Penetapan PQ Undangan dan Penetapan


Evaluasi dan Evaluasi Pemenang, Masa
dan Pemasukan dan Masa Pemasukan Sanggah, Sanggah
Pembuktian PQ Penawaran
Dok PQ Sanggah PQ Penawaran Banding

10 hari kerja 7 hari kerja 9 hari kerja 10 hari kerja 5 hari kerja 21 hari kerja

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
jasa konsultansi konstruksi 02
METODE SELEKSI JK

Pemenang adalah peserta yang Pemenang adalah peserta yang


memiliki kombinasi nilai teknis dan memiliki kombinasi nilai teknis tertinggi
biaya tertinggi
Kualitas &
Biaya
Kualitas

Pagu Biaya
Anggaran Terendah
Pemenang adalah peserta yang Pemenang adalah peserta yang
memiliki kombinasi nilai teknis tertinggi memiliki biaya terendah
dan penawaran biayanya dibawah
pagu anggaran

15
SEGMENTASI PEMAKETAN
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

Permen PUPR 31/2015 Permen PUPR 07/2019


&
KECIL KECIL
Max. 750 Juta Max. 1 M

MENENGAH
NON KECIL >1 M s/d 2,5 M
Di atas 750 Juta

BESAR
Di atas 2,5 M
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 16
PENGATURAN KERJASAMA OPERASI (KSO)
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

“Leadfirm harus memiliki kualifikasi


Besar –
Besar setingkat atau lebih tinggi dari
anggota KSO, dengan porsi modal
Kualifikasi paling banyak 70%”
Sama
Menengah –
Menengah
KSO
dapat dilakukan Besar –
antar penyedia: Menengah
Kualifikasi
Jumlah anggota KSO dibatasi: 1 Tingkat
a. Maksimal 3, untuk pekerjaan dibawahnya
tidak kompleks Menengah
b. Maksimal 5, untuk pekerjaan – Kecil
kompleks
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 17
SYARAT KUALIFIKASI ADMINISTRASI BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

Mengisi data kualifikasi pada Data Isian Kualifikasi


melalui SPSE TETAP

Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).


Untuk Badan Usaha Jasa Konsultansi Asing memiliki TETAP
bukti Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konsultansi
Asing

Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) sesuai dengan


Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan kualifikasi usaha......... serta disyaratkan:
Kualifikasi dan Klasifikasi/Subklasifikasi yang sesuai a. Klasifikasi ………,
persyaratan b. dan subklasifikasi ……… (hanya diisi untuk
pekerjaan yang diperuntukkan bagi usaha
SE MENTERI PUPR NO .../2018 menengah dan/atau besar)
SYARAT KUALIFIKASI ADMINISTRASI BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban TETAP


perpajakan

Memiliki Akta Pendirian Perusahaan dan


TIDAK DISYARATKAN perubahannya (apabila ada)

SE MENTERI PUPR NO .../2018


SYARAT KUALIFIKASI ADMINISTRASI BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, termasuk
termasuk pengalaman subkontrak kecuali bagi pengalaman subkontrak kecuali bagi Penyedia yang
Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun
tahun

Memiliki paling kurang 1 (satu) Tenaga Ahli Tetap


Memiliki Tenaga Ahli Tetap dengan kualifikasi bersertifikat Ahli (SKA) yang sesuai dengan
keahlian yang disyaratkan subklasifikasi SBU yang disyaratkan

Memiliki kemampuan menyediakan personil yang


Bukan persyaratan KUALIFIKASI
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan


peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan Bukan persyaratan KUALIFIKASI
SE MENTERI PUPR NO .../2018
pekerjaan
SYARAT KUALIFIKASI TEKNIS BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

PENILAIAN PENGALAMAN
PENGALAMAN PADA Bobot 25-40%
PERMEN PUPR 31/2015

Bobot 40-55%

PERMEN PUPR 07/2019


PEKERJAAN SEJENIS dalam waktu 10 thn terakhir

Bobot 35-45% KESESUAIAN BESARAN Bobot 35-45%


Nilai pekerjaan diselesaikan dengan yang akan NILAI PEKERJAAN dalam waktu 10 thn terakhir
dikompetisikan
SEJENIS Nilai pekerjaan diselesaikan dengan yang akan dikompetisikan

Bobot 5-15% PENGALAMAN Bobot 20-30%


dalam waktu 10 thn terakhir
pada lokasi yang sama pada tingkat PEKERJAAN PADA pada lokasi yang sama pada tingkat Provinsi atau
Kabupaten/ Kota LOKASI KEGIATAN Kabupaten/ Kota (dipilih)

Bobot 5% DOMISILI Bobot 5%


(tingkat Provinsi/ Kabupaten/ Kota, kecuali
(tingkat Provinsi/ Kabupaten/ Kota, kecuali PERUSAHAAN INDUK Provinsi DKI Jakarta)
Provinsi DKI Jakarta)

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 21


SYARAT KUALIFIKASI KEUANGAN BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai


paling kurang sama dengan 50% (limapuluh
Tidak disyaratkan perseratus) dari HPS, yang disertai dengan laporan
keuangan (untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi
Usaha Menengah dan Besar. Khusus untuk Usaha
Besar, laporan keuangan wajib telah diaudit)

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 22


SYARAT KUALIFIKASI KEUANGAN BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

PERHITUNGAN SISA KEMAMPUAN NYATA (SKN)

Rumusan Kemampuan Nyata (KN) dan Sisa Kemampuan Nyata (SKN) adalah:

KN = fp. MK Keterangan :
= fp. (fl. KB) fp = faktor perputaran modal
fp untuk Usaha Menengah dan Besar = 7
KN = Rp…..
MK = Modal Kerja (hasil perhitungan
dari : fl x KB)
SKN = KN – Σ(nilai kontrak paket pekerjaan yang sedang fl = faktor likuiditas
dikerjakan-progres terbayar) fl untuk Usaha Menengah dan Besar = 0.6
= Rp....... - Rp..........
KB = Kekayaan Bersih / total ekuitas
= Rp........... (SKN ≥ 50% HPS) yang dilihat dari neraca keuangan
tahun terakhir

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 23


PENGATURAN LAIN DI KUALIFIKASI
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

01 EVALUASI TEKNIS KUALIFIKASI MENGGUNAKAN AMBANG BATAS


Nilai ambang batas ditentukan oleh Pokja berdasarkan kebutuhan pekerjaan.

02 MEMBERLAKUKAN SANGGAH KUALIFIKASI


Sanggah disampaikan kepada Pokja Pemilihan sejak 1 (satu) hari kerja setelah
pengumuman sampai dengan 5 (lima) hari kerja.

03 PERUBAHAN BATAS SHORTLIST/DAFTAR PENDEK


Untuk Jasa Konsultansi ditetapkan Daftar Pendek peserta seleksi yang lulus
prakualifikasi berjumlah 3 (tiga) sampai 7 (tujuh).

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 24


EVALUASI TEKNIS PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

UNSUR YANG DIEVALUASI

PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

Unsur-unsur yang dinilai, antara lain Unsur-unsur yang dinilai, antara


meliputi: lain meliputi:
a. Pengalaman (10 – 20 %); a. Pengalaman (10 – 25 %)
b. pendekatan dan metodologi (20 – b. Proposal Teknis (25 – 45 %)
40 %); c. kualifikasi tenaga ahli (50 – 70 %)
c. kualifikasi tenaga ahli (50 – 70 %)

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 25


EVALUASI TEKNIS PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

SUB UNSUR DARI PENGALAMAN

PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019


1. pengalaman melaksanakan proyek/
kegiatan sejenis 1. pengalaman melaksanakan proyek/
kegiatan sejenis (5-10%)
2. pengalaman melaksanakan di lokasi
proyek/kegiatan 2. pengalaman melaksanakan di lokasi
proyek/kegiatan (2-7%)
3. pengalaman manajerial dan fasilitas
utama 3. nilai paket tertinggi dari proyek/kegiatan
sejenis yang pernah dikerjakan (3-8%)
4. kapasitas perusahaan dengan
memperhatikan jumlah tenaga ahli tetap

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 26


EVALUASI TEKNIS PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

SUB UNSUR DARI PROPOSAL TEKNIS

PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019


1. pemahaman atas jasa layanan 1. pemahaman atas jasa layanan yang
yang tercantum dalam KAK, tercantum dalam KAK (5-10%),
2. kualitas metodologi, 2. kualitas metodologi (10-20%),
3. Penilaian hasil kerja, 3. Penilaian hasil kerja (5-10%),
4. fasilitas pendukung dalam 4. Gagasan baru (5%).
melaksanakan pekerjaan yang
diminta dalam KAK,
5. Gagasan baru.

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 27


EVALUASI TEKNIS PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

SUB UNSUR DARI KUALIFIKASI TENAGA AHLI


PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019
1. tingkat dan jurusan Pendidikan (10-15%);
1. tingkat pendidikan;
2. pengalaman kerja professional (30-45%);
2. pengalaman kerja profesional;
3. Status tenaga ahli (5%);
3. sertifikat keahlian/profesi
4. lain-lain: penguasaan bahasa Inggris,
4. lain-lain: penguasaan bahasa Inggris,
bahasa Indonesia (5%)
bahasa Indonesia
• SKA Personil yang ditawarkan dibuktikan pada saat
Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia;

Dalam hal Tenaga Ahli yang diusulkan pernah menjabat sebagai ASN, maka pengalaman yang sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat diperhitungkan, dan dinilai kesesuaiannya dengan lingkup
pekerjaan “MENUNJANG” dan posisi “TIDAK SESUAI”
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 28
POKOK PERUBAHAN
Terkait Persyaratan Sertifikasi Personel Inti Tenaga Ahli

SKA SKA
Tenaga Ahli Tenaga Ahli
Penyedia menunjukkan
Pendaftaran & SKA Tenaga Ahli yang akan
Pemasukan ditugaskan sesuai usulan dalam
Rapat
Dokumen Dokumen Penawaran.
Persiapan
Penunjukan

Pelaksanaan
Pekerjaan
Penetapan &
Pengumuman
Pemenang Penandatanganan
Kontrak

Evaluasi Penetapan
Pengumuman Dokumen SPPBJ Serah Terima

SELEKSI KONTRAK
D IR E K TO R A TJ E N D E R A L B IN A K O N STR U K SI 29
EVALUASI HARGA PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

Salah satu unsur yang perlu KEWAJARAN BIAYA PADA


diteliti dan dinilai dalam RINCIAN BIAYA LANGSUNG
evaluasi penawaran biaya PERSONEL (REMUNERATION)
adalah: untuk TENAGA AHLI

Pengguna dan Penyedia Jasa wajib


memenuhi standar remunerasi minimal
Penyedia yang menawar dibawah
remunerasi minimal,
maka nilai penawaran biaya = 0

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 30


RAPAT PERSIAPAN PENUNJUKAN PENYEDIA
PERUBAHAN PENGATURAN JASA KONSULTANSI

PPK, Pokja Pemilihan dan Pemenang wajib melaksanakan Rapat


Persiapan Penunjukan Penyedia dengan ketentuan paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima BAHP dari Pokja.

Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia, dilaksanakan untuk


memastikan pemenang memenuhi ketentuan:
a. Keberlakuan data isian kualifikasi;
b. Bukti sertifikat kompetensi tenaga ahli (SKA).

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 31


pekerjaan konstruksi 03
METODE TENDER
PEKERJAAN KONSTRUKSI

Harga
Terendah
Sistem Gugur

Harga
Terendah
Ambang Batas

Sistem
Nilai

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 33


SEGMENTASI PEMAKETAN
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Permen PUPR 31/2015 Permen PUPR 07/2019


&
KECIL KECIL
Max. 2,5 M Max. 10 M

MENENGAH MENENGAH
> 2,5 M s/d 50 M > 10 M s/d 100 M

BESAR BESAR
Di atas 50 M Di atas 100 M
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 34
PENGATURAN KERJASAMA OPERASI (KSO)
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

“Leadfirm harus memiliki kualifikasi


Besar –
Besar setingkat atau lebih tinggi dari
anggota KSO, dengan porsi modal
Kualifikasi paling banyak 70%”
Sama
Menengah –
Menengah
KSO
dapat dilakukan Besar –
antar penyedia Menengah
Kualifikasi
Jumlah anggota KSO dibatasi: 1 Tingkat
a. Maksimal 3, untuk pekerjaan dibawahnya
tidak kompleks Menengah
b. Maksimal 5, untuk pekerjaan – Kecil
kompleks
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 35
SYARAT KUALIFIKASI ADMINISTRASI BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

Mengisi data Formulir isian kualifikasi TETAP

Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).


Untuk Badan Usaha Jasa Konsultansi Asing
memiliki bukti Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa
TETAP
Konsultansi Asing

Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) sesuai dengan


kualifikasi usaha......... serta disyaratkan:
Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan a. Klasifikasi ………,
Kualifikasi dan Klasifikasi/Subklasifikasi yang b. dan subklasifikasi ……… (hanya diisi untuk
sesuai persyaratan pekerjaan yang diperuntukkan bagi usaha
PERMEN PUPR No. 14/SE/M/2018
menengah dan/atau besar)
SYARAT KUALIFIKASI ADMINISTRASI BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

Dalam hal pekerjaan kompleks/bersifat kompleks


dapat mempersyaratkan memiliki Sertifikat Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu dan Sertifikat
Manajemen Mutu perusahaan (SNI/ISO 9001), Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
memiliki Sertifikat Manajemen Keselamatan dan Sertifikat Manajemen Lingkungan untuk Pekerjaan
Kesehatan Kerja (K3) (misal : OHSAS 18000) Konstruksi yang bersifat kompleks dan/atau untuk
dan/atau Sertifikat Manajemen Lingkungan (misal : pelaku usaha dengan kualifikasi Besar
14001)

Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban


perpajakan TETAP

Memiliki Akta Pendirian Perusahaan dan


TIDAK DISYARATKAN perubahannya (apabila ada)
SE MENTERI PUPR No. 14/SE/M/2018
SYARAT KUALIFIKASI TEKNIS BADAN
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
USAHA
PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan


Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir,
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, termasuk
termasuk pengalaman subkontrak kecuali bagi
pengalaman subkontrak kecuali bagi Penyedia yang
Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun
tahun

Memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk pekerjaan yang


diperuntukkan bagi Usaha Menengah dan Usaha Besar
memiliki pengalaman pada sub dengan nilai KD sama dengan 3 NPt (Nilai pengalaman
klasifikasi..... dengan Kemampuan Dasar tertinggi) pada subklasifikasi, jenis pekerjaan, dan/atau
(KD) sekurang-kurangnya sebesar...... key activities (major item) yang sesuai dengan
persyaratan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir

SE MENTERI PUPR No. 14/SE/M/2018


SYARAT KUALIFIKASI TEKNIS BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

mempunyai Sisa Kemampuan Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP)


Paket (SKP) (bagi Usaha Kecil)

memiliki kemampuan menyediakan Personil Memiliki paling kurang :


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan a. 1 (satu) Tenaga Tetap Bersertifikat Terampil (SKT)
sebagai berikut: yang sesuai dengan Klasifikasi SBU yang disyaratkan
a. Tenaga Ahli bagi badan usaha [non (Untuk Usaha Kecil)
kecil/menengah]; atau b. 1 (satu) Tenaga tetap Bersertifikat Ahli (SKA) yang
b. Tenaga Teknis bagi badan usaha kecil sesuai dengan Subklasifikasi SBU yang disyaratkan
(Untuk Usaha Menengah dan Besar) (dipilih sesuai
Kualifikasi yang dipersyaratkan)
SE MENTERI PUPR No. 14/SE/M/2018
SYARAT KUALIFIKASI TEKNIS BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

memiliki kemampuan untuk


menyediakan peralatan untuk Bukan persyaratan KUALIFIKASI
melaksanakan pekerjaan konstruksi

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 40


SYARAT KUALIFIKASI KEUANGAN BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PERMEN PUPR 31/2015 PERMEN PUPR 07/2019

Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai


memiliki surat keterangan dukungan keuangan paling kurang sama dengan 10% (sepuluh perseratus)
dari bank pemerintah/ swasta sebesar paling dari HPS, yang disertai dengan laporan keuangan
kurang 10% dari nilai total HPS (untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Usaha
Menengah dan Besar. Khusus untuk Usaha Besar,
laporan keuangan wajib telah diaudit)

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 41


SYARAT KUALIFIKASI KEUANGAN BADAN USAHA
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PERHITUNGAN SISA KEMAMPUAN NYATA (SKN)

Rumusan Kemampuan Nyata (KN) dan Sisa Kemampuan Nyata (SKN) adalah:

KN = fp. MK Keterangan :
= fp. (fl. KB) fp = faktor perputaran modal
fp untuk Usaha Menengah dan Besar = 7
KN = Rp…..
MK = Modal Kerja (hasil perhitungan
dari : fl x KB)
SKN = KN – Σ(nilai kontrak paket pekerjaan yang sedang fl = faktor likuiditas
dikerjakan-progres terbayar) fl untuk Usaha Menengah dan Besar = 0.6
= Rp....... - Rp..........
KB = Kekayaan Bersih / total ekuitas
= Rp........... (SKN ≥ 10% HPS) yang dilihat dari neraca keuangan
tahun terakhir

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 42


EVALUASI TEKNIS PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

UNSUR YANG DIEVALUASI


PERMEN 31/2015 PERMEN 07/2019

Unsur-unsur yang dinilai:


a. Metode Pelaksanaan Pekerjaan;
UNSUR YANG
b. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan DINILAI TETAP;
c. Memiliki kemampuan menyediakan Personil; PERUBAHAN PADA TATACARA
d. Memiliki kemampuan untuk menyediakan
peralatan utama;
EVALUASINYA
e. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama;
f. Menyampaikan isian Identifikasi bahaya.

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 43


EVALUASI TEKNIS PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

METODE PELAKSANAAN

01 HAL YANG DIEVALUASI: 02 REFERENSI POKJA


1. Tahapan/urutan pekerjaan dari awal Metode yang ditawarkan oleh
sampai akhir secara garis besar dan peserta dibandingkan dengan
uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis pekerjaan utama;
metode yang telah ditetapkan
2. Kesesuaian antara metode kerja oleh PPK.
dengan peralatan utama yang
ditawarkan/diperlukan dalam
pelaksanaan Pekerjaan;
3. Kesesuaian antara metode kerja
dengan spesifikasi/volume pekerjaan
yang disyaratkan

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 44


KETENTUAN PERSONIL MANAJERIAL
PEKERJAAN KONSTRUKSI

KEMAMPUAN MENYEDIAKAN PERSONIL

TAHUN JENIS
KOMPETENSI SERTIFIKAT PEMBUKTIAN PENGALAMAN PENGALAMAN

Hanya SKK Personil yang Pengalaman kerja yang


Usaha kecil tidak dihitung adalah
mensyaratkan 1 ditawarkan harus Pengalaman
mensyaratkan SKA pengalaman sesuai
(satu) SKK untuk dibuktikan pada saat dihitung
berdasarkan tahun dengan jenis pekerjaan
Usaha M/B tidak setiap personel Rapat Persiapan yang ditenderkan
yang disyaratkan Penunjukan Penyedia anggaran (bukan berdasarkan jabatan
mensyaratkan SKT
yang ditawarkan)

01 02 03 04 05

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 45


POKOK PERUBAHAN
Terkait Persyaratan Sertifikasi Personel Manajerial

SKA/SKT SKA/SKT
Personel Manajerial Personel Manajerial
Penyedia menunjukkan
Pendaftaran & SKA/SKT Personel Manajerial yang akan
Pemasukan Rapat ditugaskan sesuai usulan dalam
Dokumen Persiapan Dokumen Penawaran.
Penunjukan Pelaksanaan
Pekerjaan

Penetapan & Sertifikasi Tenaga Terampil


Pengumuman
Pemenang Penandatanganan
Kontrak

Evaluasi Penetapan
Pengumuman Dokumen SPPBJ Serah Terima

TENDER KONTRAK
D IR E K TO R A TJ E N D E R A L B IN A K O N STR U K SI 46
EVALUASI TEKNIS PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

KEMAMPUAN MENYEDIAKAN PERALATAN

PERALATAN UTAMA EVALUASI LAINNYA


peralatan utama adalah Evaluasi terhadap peralatan utama yang bersumber Lokasi, Merk, dan
peralatan yang dari: tahun pembuatan
mendukung pekerjaan 1. Sewa, dilakukan terhadap kebenaran surat tidak menjadi
utama (major item) perjanjian sewa; persyaratan
2. Sewa beli, dilakukan terhadap bukti pembayaran
Sewa Beli (contoh invoice uang muka, angsuran);
3. Milik sendiri, dilakukan terhadap bukti
kepemilikan peralatan (contoh STNK, BPKB,
invoice pembelian)

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 47


EVALUASI TEKNIS PENAWARAN
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PEKERJAAN SPESIALIS DAN SUB KONTRAK

01 Paket pekerjaan di
atas 25 M s.d 100 M 02 Paket pekerjaan di atas 100 M

“Ditambahkan
kewajiban
subkon kepada Paket pekerjaan di atas 25 M s.d Paket pekerjaan di atas 100 M, wajib:
spesialis” 100 M mensubkontrakkan a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan utama kepada penyedia
jasa spesialis (apabila telah tersedia penyedia jasa spesialis) dan
sebagian pekerjaan utama
kepada spesialis (apabila telah dalam penawarannya sudah menominasikan penyedia jasa
tersedia penyedia jasa spesialis) spesialis tersebut, dan
b. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
dan pekerjaan yang bukan
utama kepada sub penyedia jasa Usaha Kecil dari lokasi
pekerjaan utama kepada sub
pekerjaan provinsi setempat kecuali tidak tersedia sub
penyedia jasa Usaha Kecil. penyedia jasa provinsi setempat yang dimaksud, dan dalam
penawarannya sudah menominasikan sub penyedia jasa Usaha
Kecil tersebut.
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 48
EVALUASI HARGA K3 DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Biaya penyelenggaraan K3 dan Keselamatan


Konstruksi harus diperhitungkan tersendiri
dalam total biaya penawaran, dengan besaran
biaya sesuai dengan kebutuhan

Perkiraan biaya penyelenggaraan K3 serta Keselamatan


Konstruksi minimal mencakup penyiapan RKK,
sosialisasi dan promosi K3, alat pelindung kerja/diri,
asuransi dan perijinan, personel K3, fasilitas prasarana
kesehatan, rambu-rambu yang diperlukan, konsultasi
dengan ahli keselamatan konstruksi, dan lain-lain terkait
pengendalian risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi.

“Apabila tidak menyampaikan perkiraan biaya


penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja
serta Keselamatan Konstruksi maka dinyatakan
GUGUR”
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 49
RAPAT PERSIAPAN PENUNJUKAN PENYEDIA
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

1 PPK, Pokja Pemilihan, dan Pemenang wajib melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia
dengan ketentuan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah BAHP diterima oleh PPK dari Pokja.

2 Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia, dilaksanakan untuk memastikan pemenang memenuhi


ketentuan:
a. Keberlakuan data isian kualifikasi;
b. Bukti sertifikat kompetensi personel manajerial;
c. Kewajiban melakukan sertifikasi bagi operator, teknisi atau analis yang belum bersertifikasi pada
saat pelaksanaan pekerjaan; dan
d. Pelaksanaan alih pengalaman/ keahlian bidang konstruksi melalui sistem kerja praktik/ magang,
paling sedikit pembahasan terkait jumlah peserta, durasi pelaksanaan dan jenis keahlian.

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 50


PENGATURAN LAINNYA
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

SANGGAH BANDING PENGGUNAAN PRODUK


DALAM NEGERI

• Sanggah Banding merupakan keberatan dari • Peserta berkewajiban menyampaikan


penyanggah kepada KPA yang tidak setuju atas penawaran yang mengutamakan material/
jawaban sanggah. Dalam hal tidak ada KPA, bahan produksi dalam negeri dan tenaga kerja
sanggah banding ditujukan kepada PA. Indonesia untuk Pekerjaan Konstruksi yang
• Jaminan Sanggah Banding sebesar 1% (satu dilaksanakan di Indonesia
persen) dari nilai total HPS, disampaikan • Memperhitungkan preferensi harga atas
bersamaan dengan pengajuan sanggah banding penggunaan produksi dalam negeri

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 51


PENGATURAN LAINNYA
PERUBAHAN PENGATURAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PEMAGANGAN E-REVERSE AUCTION

Dalam hal pelaksanaan paket • Dalam hal terdapat 2 (dua) peserta


pekerjaan konstruksi dengan nilai yang memenuhi persyaratan
kontrak di atas 50 Milyar penyedia jasa administrasi, teknis, dan kualifikasi,
pelaksana konstruksi diwajibkan dapat dilakukan E-Reverse Auction;
memberikan alih pengalaman/keahlian • Pemberlakukan E-Reverse Auction
melalui sistem kerja praktek/magang. ditentukan oleh Pokja Pemilihan
pada Dokumen Tender.

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 52


TERIMA
KASIH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DAN PERUMAHAN RAKYAT
SEGMENTASI (1)
Nilai paket untuk usaha kecil menurut Perpres 16/2018 paling banyak 2,5 M sedangkan Permen PUPR 7/2019 nilai
paket s/d 10 M, apakah tidak bertentangan?

Perpes 16/2018 pasal 65 bukan mengatur segmentasi pemaketan untuk usaha kecil, tetapi mengatur kewajiban untuk
mencadangkan paket-paket barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya sampai dengan nilai Rp.2,5M untuk usaha kecil.
Permen 07/2019 mengatur bahwa segmentasi paket untuk usaha kecil s/d 10M, maka kewajiban mencadangkan paket
s/d 2,5M untuk usaha kecil sesuai aturan dalam Perpes 16/2018 telah terpenuhi.

Apakah nilai di bawah 10 milyar boleh ditawarkan untuk Usaha Menengah?

Lampiran Permen 07/2019 Pekerjaan Konstruksi, IKP:


Tender dengan nilai s/d 10M dapat dikerjakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi Usaha Menengah apabila:
a. Tender gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan kualifikasi Usaha Kecil yang mendaftar;
b. Peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan ditenderkan tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan oleh
penyedia jasa dengan kualifikasi Usaha Kecil; dan/atau
c. tidak ada pelaku usaha dengan kualifikasi Usaha Kecil yang lulus pada saat evaluasi kualifikasi.

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 55


SEGMENTASI (2)
Apakah penyedia dapat mengikuti tender lintas segmen?

Peserta dapat mengikuti tender lintas segmen, tetapi pada saat evaluasi, peserta dengan kualifikasi yang tidak sesuai
dengan persyaratan kualifikasi sesuai segmentasi pemaketan maka akan digugurkan.

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 56


PEKERJAAN KOMPLEKS
Defenisi dan standar pekerjaan dianggap kompleks itu bagaimana?

Pekerjaan kompleks ditinjau dari 4 kriteria, yaitu membutuhkan teknologi tinggi, memiliki resiko tinggi, membutuhkan
peralatan khusus, dan pekerjaan yang sulit terdefinisi secara teknis.

PP 29/2000:
Pekerjaan dengan teknologi tinggi adalah pekerjaan konstruksi yang dalam pelaksanaannya banyak menggunakan
peralatan berat dan tenaga ahli maupun tenaga terampil.

PP 29/2000:
Pekerjaan dengan risiko tinggi adalah pekerjaan konstruksi yang dalam pelaksanaannya dapat membahayakan
keselamatan umum

Permen PU 05/2014
Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100
orang dan/atau nilai kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 57


PERSONEL
Usaha kecil mensyaratkan 1 tenaga terampil, bagaimana jika mensyaratkan tenaga lain?

Dalam tender sesuai Permen 07/2019, terdapat persyaratan terkait tenaga tetap pada kualifikasi dan personel manajerial
pada penawaran. Dalam hal persyaratan personil manajerial, dapat disyaratkan lebih dari 1 (satu) sesuai kebutuhan
persyaratan yang ingin dikompetisikan.

Usaha besar tidak mensyaratkan tenaga teknis dan operator, padahal saat pelaksanaan yang dibutuhkan adalah tenaga
teknis tersebut?

Sesuai permen 07/2019, persyaratan personil yang akan dikompetisikan pada saat tender untuk usaha besar tidak
mensyaratkan tenaga teknis, analis, dan operator. Kebutuhan tenaga kerja konstruksi tersebut dituangkan dalam
spesifikasi teknis yang menjadi bagian dari dokumen pemilihan (tidak dikompetisikan).

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 58


PERSONEL (2)
Saat Proyek Pembangunan sedang berlangsung dan ditemukan ada pekerja konstruksi yg tdk memilki SKA atau SKT.
apakah proyek itu tetap berlangsung atau di hentikan?

Dalam hal ditemukan pekerja konstruksi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi kerja, maka pekerja konstruksi tersebut
harus disertifikasi.

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 59


PERALATAN
Lokasi, merk, tahun pembuatan yang tidak disyaratkan apakah nanti tidak menimbulkan masalah baru bagi PPK?

Lokasi, merk, dan tahun pembuatan hanya merupakan acuan dalam proses klarifikasi dan pembuktian alat, dan hal
tersebut merupakan tanggung jawab badan usaha yang wajib mempersiapkan alat sesuai yang mereka tawarkan.

Evaluasi teknis penawaran metode pelaksanaan, tidak mensyaratkan alat yang digunakan tetapi dalam metode
dijelaskan atau sebaliknya, bagaimana?

Dalam evaluasi terhadap metode pelaksanaan, dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara metode kerja dengan
peralatan utama yang ditawarkan oleh penyedia dalam pelaksanaan pekerjaan;

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 60


PERALATAN
PT.A menyampaikan dalam dokumen penawaran bahwa dump truck milik sendiri, dengan melampirkan bukti stnk dan
bpkb.Permasalahan nya stnk dan bpkb tersebut adalah atas nama orang lain. Apakah bisa digugurkan? Bagaimana
menyikapi ini Pak?

Klarifikasi....sepanjang pokja dapat membuktikan bahwa peralatan tersebut bukan dalam penguasaan peserta maka
gugur. Tetapi apabila peserta, misal mampu menunjukkan perjanjian jual beli peralatan tersebut maka tidak dapat
digugurkan

Penawaran PT. A, pd daftar peralatan (status kepemilikan semuanya Sewa dgn PT. B). penawaran PT. B pd daftar
peralatan (ada milik sendiri, sewa dgn PT. C dan PT. D).PT. A & PT. B menyampaiakn penawaran dlm paket yg sama,
kemudian Direktur Utama PT. A juga terdaftar pd personil manajerial sbg pelaksana lapangan (bukan peg tetap) di PT. B,
bagaimana ini pa. trims
Tidak bisa digugurkan.... dulu pernah kita atur bahwa pemilik alat bila menyewakan alat dan ikut tender pada paket yang
sama.... ada indikasi persekongkolan....Aturan tersebut TIDAK BOLEH karena membatasi kesempatan
berusaha......Sehingga kasus tsb tidak dapat di gugurkan.

Yang tidak boleh adalah ada Direktur A tetapi juga sebagai tenaga tetap B, itu pertentangan kepentingan.

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 61


E-REVERSE AUCTION
E-Reverse auction itu sebenarnya wajib atau bagaimana? Karena, di dokumen dikatakan "dapat dilakukan“

Sesuai permen 07/2019, RA bersifat pilihan (dapat diberlakukan atau tidak diberlakukan). Ketentuan tersebut harus
tertuang dalam Lembar Dokumen Pemilihan.

Karena apa E-Reverse Auction dilakukan? Karena apa tidak perlu dilakukan?

Perlem LKPP no.9/2018 mengatur bahwa RA dapat diberlakukan diantaranya untuk:


a. Pekerjaan yang bersifat rutin, volume besar, risiko rendah;
b. Spesifikasi sederhana.

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 62


PENILAIAN METODOLOGI
Penilaian metodologi dan pemahaman adalah subjektif, saat penilaian pokja (tidak memiliki pengetahuan sipil), Tidak
punya tools, apakah ada guide untuk mengetahui bagaimana penyedia sudah memenuhi (agar tidak terlalu subjektif)?,
pokja memiliki ketakutan saat melakukan penilaian.

Dalam melakukan evaluasi terhadap metode pelaksanaan pekerjaan, Pokja Pemilihan membandingkan antara metode
kerja yang ditawarkan oleh peserta dengan metode kerja yang menjadi bagian persyaratan teknis yang telah ditetapkan
oleh PPK dengan cara menilai kesesuaian metode tersebut. Apabila tidak sesuai, Pokja melakukan evaluasi berdasarkan
kesesuaian metode kerja yang ditawarkan dengan peralatan utama, serta personel berdasarkan keahlian yang dapat
dipertanggungjawabkan

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 63


LAINNYA
Di Pasal 3 Permen PU No. 7 2019 ayat 1 ... disebutkan bahwa Permen PU ini khusus APBN, sementara ayat 4 disebutkan
bahwa ... sebagai acuan bagi pemerintah daerah ..., bagaimana?

Perpres 16, Perka LKPP. Pasal 3 ayat 4 Permen 7/2019 permen ini menjadi acuan bagi pemerintahan daerah untuk
menyusun standar dokumen pengadaan (tidak hanya APBN) sesuai Permen 7/2019

Bagaimana dengan SBD pemilihan penyedia melalui metode pengadaan langsung?

Standar Dokumen Pemilihan (SDP) dengan Metode Pengadaan Langsung tidak diatur dalam Permen 07/2019, saat ini
masih dalam proses penyusunan

Paket kami mensyaratkan SBU BG001. Ada peserta dalam isian SPSE mengisi memiliki SBU SI001, tetapi dalam dokumen
mengupload SI001 dan BG001, apakah bisa diterima Pak?
Data kualifikasi pada form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi SPSE atau pada fasilitas upload data kualifikasi lainnya
merupakan bagian yang saling melengkapi. Dalam hal dijumpai perbedaan mengenai isian data kualifikasi dengan data
yang diunggah (upload), maka data yang dianggap benar adalah data yang terdapat dalam isian kualifikasi form elektronik
SPSE
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 64
02.a JADWAL TAHAPAN TENDER METODE PASCAKUALIFIKASI
TAHAPAN WAKTU
a. Pengumuman Tender Paling kurang 5 (lima) hari kerja

b. Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir Penyampaian Dokumen Penawaran

c. Pemberian Penjelasan Paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengumuman Tender
Disesuaikan dengan kebutuhan dan paling kurang 3 (tiga) hari kerja setelah Berita Acara Hasil
d. Penyampaian Dokumen Penawaran
Pemberian Penjelasan
e. Pembukaan Dokumen Penawaran Setelah masa penyampaian Dokumen Penawaran berakhir
f. Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan
Disesuaikan dengan kebutuhan
Kualifikasi
g. Pembuktian Kualifikasi Kepada Calon
Disesuaikan dengan kebutuhan
Pemenang
h. Penetapan Pemenang dan Pengumuman 1 (satu) hari kerja setelah klarifikasi kualifikasi

Selama 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman Pemenang dan jawaban sanggah paling lambat 3
i. Masa Sanggah
(tiga) hari kerja setelah akhir masa sanggah

j. Masa Sanggah Banding Selama 5 (lima) hari kerja setelah jawaban sanggah dan dan jawaban Sanggah Banding paling
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima klarifikasi Jaminan Sanggah Banding 65
02.a JADWAL TAHAPAN TENDER METODE PRAKUALIFIKASI
TAHAPAN WAKTU
a. Pengumuman Tender Paling kurang 7 (tujuh) hari kerja

b. Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir Penyampaian Dokumen Penawaran

c. Pemberian Penjelasan Paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengumuman Tender

d. Penyampaian Dokumen Kualifikasi Paling cepat 3 (tiga) hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman prakualifikasi

e. Evaluasi Kualifikasi Disesuaikan dengan kebutuhan

f. Pembuktian Kualifikasi Disesuaikan dengan kebutuhan


g. Penetapan dan Pengumuman Hasil
1 (satu) hari kerja setelah pembuktian kualifikasi
Kualifikasi
5 (lima) hari kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi dan jawaban sanggah paling lambat 3
h. Masa Sanggah Kualifikasi
(tiga) hari setelah akhir masa sanggah
1 (satu) hari kerja setelah selesai masa sanggah kualifikasi dalam hal tidak ada sanggah atau 1
i. Undangan Tender
(satu) hari setelah semua sanggah dijawab

j. Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir penyampaian dokumen penawaran

PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 66


02.a JADWAL TAHAPAN TENDER METODE PRAKUALIFIKASI
TAHAPAN WAKTU
k. Pemberian Penjelasan Paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengumuman Tender
l. Penyampaian Dokumen Penawaran Disesuaikan dengan kebutuhan
m. Pembukaan Dokumen Penawaran File I
Setelah masa penyampaian dokumen penawaran berakhir
(Administrasi dan Teknis)
n. Evaluasi Administrasi Disesuaikan dengan kebutuhan

o. Evaluasi Teknis Disesuaikan dengan kebutuhan


p. Pengumuman Peserta Yang Lulus Evaluasi
1 (satu) hari kerja setelah evaluasi penawaran Pokja Pemilihan
Dokumen Penawaran File I
q. Pembukaan Dokumen Penawaran File II
1 (satu) hari kerja setelah pengumuman peserta yang lulus evaluasi administrasi dan teknis
(Harga)
r. Evaluasi Harga Disesuaikan dengan kebutuhan

s. Pengumuman dan Penetapan Pemenang 1 (satu) hari kerja setelah evaluasi

Paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pememang dan jawaban sanggah paling
t. Masa Sanggah
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah masa sanggah berakhir
Paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah jawaban sanggah dan jawaban sanggah banding paling
u. Masa Sanggah Banding
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima klarifikasi Jaminan sanggah banding
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 67
02.b JADWAL TAHAPAN PQ JASA KONSULTANSI
SISTEM KUALITAS DAN BIAYA
TAHAPAN WAKTU

a. Pengumuman prakualifikasi Paling kurang 7 (tujuh) hari kerja

b. Pendaftaran dan pengunduhan


Sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir penyampaian dokumen penawaran
Dokumen Kualifikasi

c. Pemberian penjelasan
Paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengumuman prakualifikasi
(apabila diperlukan)
d. Penyampaian Dokumen
Paling kurang 3 (tiga) hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman prakualifikasi
Kualifikasi

e. Evaluasi Kualifikasi Disesuaikan dengan kebutuhan

f. Pembuktian kualifikasi Disesuaikan dengan kebutuhan

g. Penetapan dan pengumuman hasil


1 (satu) hari setelah pembuktian kualifikasi
kualifikasi serta daftar pendek

5 (lima) hari kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi


h. Masa sanggah kualifikasi
(jawaban sanggah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah akhir masa sanggah)
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 68
02.b JADWAL TAHAPAN SELEKSI JASA KONSULTANSI
SISTEM KUALITAS DAN BIAYA
TAHAPAN WAKTU
1 (satu) hari kerja setelah selesai masa sanggah kualifikasi jika tidak ada sanggah atau 1
a. Undangan Seleksi
(satu) hari setelah semua sanggah dijawab
b. Pendaftaran dan pengunduhan Sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir Penyampaian Dokumen
dokumen Penawaran
c. Pemberian penjelasan Paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal undangan Seleksi
d. penyampaian Dokumen
Disesuaikan dengan kebutuhan
Penawaran
e. Pembukaan Dokumen
Setelah masa penyampaian Dokumen Penawaran berakhir
Penawaran administrasi dan teknis (file I)
f. Evaluasi administrasi Disesuaikan dengan kebutuhan
g. Evaluasi teknis bagi yang lulus evaluasi administrasi Disesuaikan dengan kebutuhan

h. Pengumuman hasil evaluasi administrasi dan teknis 1 (satu) hari kerja setelah evaluasi penawaran
i. Pembukaan Dokumen Penawaran (file II) bagi yang
1 (satu) hari setelah pengumuman hasil evaluasi administrasi dan teknis
lulus evaluasi teknis
j. Evaluasi biaya Disesuaikan dengan kebutuhan
k. Penetapan dan pengumuman pemenang 1 (satu) hari kerja setelah evaluasi
Selama 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman Pemenang dan jawaban sanggah paling
l. Masa Sanggah
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah akhir masa sanggah
PERATURAN MENTERI PUPR No.07 TAHUN 2019 69
m. Negosiasi teknis dan biaya Setelah masa sanggah berakhir

Anda mungkin juga menyukai